INFORMASI
KESEHATAN &
REKAM MEDIS
Ida Sugiarti
ida.sugiarti@dosen.poltekkestasikmala
ya.ac.id
Rahasia Pasien = Rahasia
Medis/Kedokteran
Pasien yang datang ke tempat pelayanan kesehatan, menyampaikan informasi keluhan
kesehatannya kepada dokter atau tenaga kesehatan lainnya, dari informasi inilah yang kemudian
menjadi data untuk membantu menegakkan diagnosa, selain dari pemeriksaan fisik dan prosedur
diagnostik lainnya untuk menegakan diagnose masalah kesehatan pasien tersebut. Informasi
inilah yang menjadi rahasia medis yang sewajarnya adalah merupakan milik pasien.
Informasi medis bersifat rahasia, maka dalam pelepasan informasi kepada pihak lain (secondary
release) sarana kesehatan bertanggung jawab untuk melindungi informasi kesehatan yang
terdapat di dalam Rekam Medis terhadap kemungkinan hilang, rusak, pemalsuan dan akses yang
tidak sah.
Rekam Medis hanya dapat dikeluarkan berdasarkan otoritas Rumah Sakit yang berwenang, dan
kerahasiaan isinya dikeluarkan berdasarkan izin dari pasien yang bersangkutan, sehingga
Kerahasian dokumen rekam medis membawa implikasi pada pelepasan rahasia dan pengamanan
informasinya. Oleh karena sifat kerahasiaannya, maka dibutuhkan upaya untuk mempertahankan
keutuhan dokumen rekam medis dari kerusakan fisik atau pengamanan dari pencegahan tersebarkannya
informasi ke pihak lain yang tidak diperbolehkan oleh pasien sendiri sebagai pemilik rahasianya. Pasien
memiliki otonomi terhadap dokumen rekam medisnya sendiri. Patient Autonomy thus, means that each
Pelepasan informasi ini menjadi sensitif karena menyangkut rahasia pasien. Apalagi menyangkut masalah
etika untuk kasus-kasus tertentu seperti pelepasan informasi penyakit genetic, atau menyangkut obat-
obatan, narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (NAPZA), penyakit menular atau informasi tentang adopsi.
Pemberian informasi tidak hanya dengan mematuhi hukum yang berlaku tetapi juga adalah wilayah etika
yang harus diperhatikan.
Ethics can look easy on paper, but the working world offers some complex situations.
Dokter/dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu bertanggung jawab atas catatan dan/atau dokumen yang dibuat pada
Kewajiban menjaga rahasia juga terdapat dalam Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 48 Ayat (1) ;
◦“Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib menyimpan rahasia kedokteran.
Demikian juga profesi perekam medis dan informasi kesehatan, salah satu kewajiban umumnya dalam
kode etik profesi rekam medis dan informasi kesehatan (RMIK) disebutkan ;
Pasal 5 ;
“Setiap pelaksanaan rekam medis dan informasi kesehatan selalu menjunjung tinggi doktrin kerahasiaan
dan hak/kerahasiaan perorangan pasien dalam memberikan informasi yang terkait dengan identitas
individu atau sosial.”
◦
Kewajiban menyimpan rahasia berlaku bagi tenaga kesehatan lainnya dan juga berlaku bagi mahasiswa
Pelepasan informasi dokumen rekam medis dan informasi kesehatan merupakan rahasia medis (medical
secrecy), yang dilindungi peraturan perundang-undangan. Kepemilikan informasi kesehatan dalam bentuk
fisik berupa dokumen rekam medis dipegang oleh sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis
adalah milik pasien yang dilindungi oleh peraturan perundang-undangan. Pasien memiliki otoritas untuk
Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai hak, salahsatunya adalah hak
Isi rekam medis tersebut dalam bentuk ringkasan rekam medis yang dapat diberikan, dicatat, atau di
copy oleh pasien atau orang yang diberi kuasa atau atas persetujuan tertulis pasien atau keluarga pasien
Rekam medis merupakan bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit,
pengobatan pasien selama dirawat di sarana pelayanan kesehatan sehingga bisa digunakan
untuk kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit/sarana pelayanan kesehatan lainnya dan
bagi tenaga kesehatan. Oleh karena itu pelepasan informasi dokumen rekam medis dan
Sedikitnya Ada 3 macam pelepasan informasi medis kepada pihak ketiga yaitu;
◦Prosedur Pelepasan Informasi Kepada Pihak Ketiga Non Pengadilan
◦Prosedur Pelepasan Informasi Kepada Pihak Ketiga Dalam Lingkup Pengadilan
◦Prosedur Pelepasan Informasi Kepada Pihak Pendidikan Atau Penelitian
Prosedur Pelepasan Informasi Kepada Pihak
Ketiga Non Pengadilan
Prosedur pelepasan informasi kepada pihak ketiga non pengadilan terdiri dari pelepasan
informasi guna klaim asuransi dan permintaanresume medis.
Prosedur Pelepasan Informasi;
◦Pemohon membuat surat ijin secara tertulis atau surat hak kuasa (tidak dengan
lisan atau kuitansi pembayaran) yang ditandatangani oleh pasien yang
bersangkutan, jika bukan pasien tersebut yang mengambil (famili atau orang
lain). Bila pasien tidak dapat atau belum membuat surat ijin secara tertulis,
maka pihak Rumah Sakit akan menyediakan surat ijin tersebut yang diganti
dengan surat permohonan.
◦ Melampirkan persyaratannya, seperti Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga, Surat Rujukan,
Fotokopi kartu peserta asuransi, dll.
◦ Petugas mengambil berkas Rekam Medis pasien pada ruang penyimpanan berkas pasien
kemudian memeriksa berkas Rekam Medis pasien tersebut
◦ Apabila data sosial dan data medis pasien yang bersangkutan sudah lengkap, maka petugas
Rekam Medis membuat dan mengisi draft permohonan pelepasan informasi Rekam Medis
tersebut. Akan tetapi, apabila data sosial pasien dalam berkas Rekam Medis belum lengkap,
maka petugas Rekam Medis melengkapi data sosial terlebih dahulu. Sedangkan apabila data
medis pasien yang belum lengkap, maka petugas Rekam Medis mencari dokter yang merawat
untuk melengkapi data medis pasien tersebut.
◦ Petugas membuat dan mengisi draft permohonan pelepasan untuk dibuatkan surat pengantar
pengajuan klaim kepada PT.Asuransi dimana pasien menjadi anggota dari asuransi tersebut.
◦ isi dari Rekam Medis yang boleh diberikan adalah resume medis dan hasil pemeriksaan
◦ prosedur pelepasan informasi hampir sama dengan proses pelepasan informasi guna klaim
Asuransi dan permintaan resume medis, hanya saja untuk permintaan Visum Et Repertum,
diharuskan ada surat resmi dari pihak pemohon yaitu penyidik atau polisi yang diberi
tanggungjawab langsung dari pihak pemohon (Satlantas / Reskrim).
memahami tata cara pelepasan informasi dokumen rekam medis dan informasi kesehatan yang seharusnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Tanggung jawab professional MIK antara lain adalah memastikan bahwa privasi dan kerahasiaan informasi pasien
terlindungi serta melakukan pengamanan data yang digunakan untuk mencegah terjadinya akses yang tidak sah terhadap
informasi tersebut. Karena memang belum ada peraturan yang menjelaskan lebih rinci bagaimana atau tata cara penyerahan
isi rekam medis tersebut kepada pasien. Pasien pemilik isi rekam medis/informasi kesehatan, memiliki hak untuk
mengakses informasi kesehatannya dan menentukan boleh atau tidaknya ada pihak lain yang bisa mengakses informasi
tersebut dengan persetujuan tertulis dari pasien tersebut, kecuali apabila peraturan perundang-undangan mengaturnya.
Tugas PMIK dalam pelepasan Informasi ;
a. Mengetahui alur dan prosedur pelepasan informasi dokumen rekam medis dan informasi kesehatan milik
pasien. Alur dan prosedur ini harus disusun dan ditetapkan oleh pihak Rumah Sakit.
b. Mengetahui formulir pelepasan dokumen rekam medis dan informasi kesehatan dan memberikan contoh surat
c. Mengetahui peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang pelepasan informasi dokumen rekam medis
d. Berhati-hati dan meneliti setiap permintaan yang masuk dengan mengecek identitas pemohon dan legalitas
pemohon.
e. Bila oleh pihak lain selain pasien harus disertai surat kuasa dan diberi tanggal serta ditandatangani oleh pasien
yang bersangkutan atau oleh walinya bila pasien secara mental tidak kompeten.
Alur pemberian informasi rekam medis kepada pihak ketiga (asuransi, pengadilan, dan lain-lain)
b. Pemegang kuasa harus menunjukan identitas diri (sebagai karyawan asuransi atau petugas
pengadilan)
c. Memperoleh izin dari pimpinan sarana pelayanan kesehatan yang disetujui oleh Komite
b. Bila harus aslinya, harus ada permintaan secara tertulis dan harus ada tanda terima dari
pengadilan
c. Bila ada keraguan tentang isi rekam medis, maka pihak pengadilan dapat memerintahkan
saksi ahli untuk menanyakan arti dan maksud yang terkandung di dalamnya.
Catatan tambahan :
1. Menerima permintaan pelepasan informasi secara tertulis dari pasien dan atau atas perintah
pengadilan.
2. Jika pasien masih usia anak (ada dalam SOP rumah sakit) atau di bawah pengampuan,
permintaan pelepasan informasi tertulis dari orang tua atau wali.
3. Memastikan bahwa peminta informasi adalah benar pasien sendiri dengan melakukan cek
kartu identitas pasien.
4. Apabila permintaan dikuasakan orang lain harus disertai surat kuasa bermaterai dari pasien
dan foto copy identitas pasien.
5. Apabila permintaan pelepasan informasi berasal dari pihak lain/ pihak ketiga (misal;
perusahaan, asuransi, dll) harus disertai Surat Kuasa bematerai cukup dari pasien.
6. Apabila permintaan informasi untuk kepentingan penelitian maka maka informasi tanpa
disertai identitas pemilik data.
7. Menyampaikan informasi untuk kepentingan asuransi kesehatan, pemberi kerja dan lain-lain
dengan memegang prinsip need know yaitu minimal tapi mencukupi, relevan dan akurat
8. Melepas informasi untuk intern dan ekstern dengan berpegang pada SOP peminjaman berkas
rekam medis.
9. Melepas informasi untuk kepentingan pasien dengan berpegang pada SOP permintaan
resume medis
Referensi
◦ Puteri Nemie Jahn Kassim, Medical Negligence, Law In Malaysia, International Law Book Service, Kuala Lumpur, 2003
◦ Sumpah Hippocrates, Deklarasi Genewa dan Sumpah Dokter Indonesia. Lihat Munir Fuady, Sumpah
Hippocrates (Aspek Hukum Malpraktek Dokter), PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2005, Hlm 30
◦ Tay Swee Kian. Catherine, Medical Negligence, Get The Law On Your Side, Times Book International,
Singapore, 2001
◦ Kohn LT, Corrigan JM and Donalson MS, To Err Is Human, Building a Safer Health System, National Acdemy
Press, Washington DC, 2000
◦ dll