TENTANG
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
PENGERTIAN
1. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain
yang telah diberikan kepada pasien, sejak pasien masuk sampai keluar
hidup atau mati.
2. Catatan adalah tulisan yang dibuat oleh dokter/dokter gigi/tenaga
kesehatan lain tentang segala tindakan yang dilakukan kepada pasien
dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan.
3. Dokumen adalah semua catatan dokter, dokter gigi dan atau tenaga
kesehatan tertentu. Laporan hasil pemeriksaan penunjang catatan
opbservasi dan pengobatan harian dan semua rekaman, baik berupa foto
rediologi, gambar pencitraan (imaging), dan rekaman elektro diagnostik
yang terjaga keamanan dan kerahasiaannya.
4. Bidang Rekam medis merupakan Bidang di RSUD Kota Baubau yang
melakukan pengelolaan rekam medis, pelayanan pendaftaran pasien rawat
jalan dan rawat inap.
5. Persetujuan tindakan kedokteran (informed consent) adalah persetujuan
yang diberikan oleh pasien yang diberikan oleh pasien atau keluarga
terdekat setelah mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai
kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan kepada pasien.
6. Persetujuan Umum pelayanan Kesehatan (general consent) adalah
persetujuan yang diberikan oleh pasien dan atau keluarga terdekat setelah
mendapat penjelasan secara lengkap mengenai pelayanan kesehatan yang
akan dilakukan terhadap pasien terkait dengn proses pemeriksaan,
perawatan dan pengobatan.
7. Kartu Indeks Utama pasien (KIUP) adalah kartu katalog yang berisi nama
semua pasien yang pernah berobat di rumah sakit.
8. Pasien lama adalah pasien yang sudah pernah berobat di RSUD Kota
Baubau dan sudah memiliki nomor rekam medis.
9. Sistem penomoran adalah cara pemberian nomor untuk setiap pasien di
RSUD Kota Baubau.
10. Assembling merupakan penyusunan lembar-lembar rekam medis sesuai
dengan ketentuan yang berlaku pada semua berkas rekam medis yang
diterima di Instalasi Rekarn Medis.
11. Analisis kelengkapan berkas rekam medis (analising) adalah suatu
kegiatan untuk menganalisis dan menilai kelengkapan pengisian berkas
rekam medis.
12. Coding (pengkodean) adalah pemberian penetapan kode dengan
menggunakan hurufatau angka atau kombinasi hurufdalam angka yang
mewakili komponen data.
13. Indexing adalah membuat tabutasi sesuai dengan kode yang sudah dibuat
ke dalam indeks-indeks (dapat menggunakan kartu indeks atau
komputerisasi).
14. Filing (penyimpanan) adalah suatu kegiatan yang dilakukan petugas untuk
memasukkan/menyimpan kembali berkas rekam medis pasien rawat jalan
atau rawat inap.
15. Terminal Digit Filing System merupakan salah satu sistem penyimpanan
rekam medis dengan menggunakan angka akhir. Dua digit angka akhir
dalam nomor rekam medis digunakan sebagai digit utama dalam
penyimpanannya. Selanjutnya diikuti oleh dua digit tengah dan dua digit
awal.
16. Rekam medis aktif adalah rekam medis pasien yang masih aktif berkunjung
sebagai pasien di RSUD Kota Baubau.
17. Rekam Medis inaktif adalah rekam medis pasien yang selama lima tahun
terhitung dan kunjungan terakhir pasien yang bersangkutan tidak pernah
berkunjung (sebagai pasien) di RSUD Kota Baubau atau lima tahun dari
tanggal pasien tersebut meninggal di RSUD Kota Baubau.
18. Penyusutan rekam medis adalah suatu kegiatan pengurangan arsip dari
rak penyimpanan dengan cara memindahkan arsip rekam medis in aktifdari
rak aktif ke rak in aktifdengan cara memilah pada rak penyimpanan sesuai
dengan tahun kunjungan.
19. Pemusnahan rekam medis adalah suatu proses kegiatan penghancuran
secara fisik arsip rekam medis yang telah berakhir fungsi dan nilai
gunanya.
20. Keamanan adalah perlindungan fisik clan elektronik untuk informasi
berbasis komputer secara utuh sehingga menjamin ketersediaan dan
kerahasiaan. Termasuk didalamnya adalah sumber-sumber yang
digunakan untuk memasukkan, menyimpan, mengolah, menyampaikan,
alat-alat untuk mengatur akses dan melindungi informasi dan
pengungkapan yang tidak disengaja maupun disengaja.
21. Kerahasiaan adalah pernbatasan pengungkapan infonmasi pribadi tertentu.
Dalam hal ini mencakup tanggung jawab untuk menggunakan,
mengungkapkan atau mengeluarkan informasi hanya dengan
sepengetahuan dan izin pasien.
22. Pelaporan adalah kegiatan mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan
data dan informasi
23. Pelepasan informasi medis adalah memberikan keterangan tentang riwayat
sakit. diagnosis, dan terapi seorang pasien kepada pemohon yaitu
pasien/keluarganya atau pihakketiga untuk keperluan tertentu seperti
pengobatan lanjutan, klaim asuransi, penggantian biaya pelayanan
kesehatan.
24. Akses data pasien adalah melihat, membaca, mengetahui tentang data
kesehatan pasien yang terdokumentasi dalam rekam medis.
Pasal 2
TUJUAN PENYELENGGARAAN
REKAM MEDIS
1. Tujuan Umum:
Mengetahui pelaksanaan pemusnahan berkas rekam medis in aktif di
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Baubau.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui persiapan sumber daya manusia dalam pelaksanaan
pemusnahan;
b. Mengetahui fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan
pemusnahan;
c. Mengetahui pelaksanaan penilaian berkas rekam medis inaktif yang
akan dimusnahkan.
Pasal 3
RUANG LINGKUP
Pasal 4
KEBIJAKAN UMUM REKAM MEDIS
Pasal 5
SUMBER DAYA MANUSIA DI BIDANGI REKAM MEDIS
Pasal 6
ISI REKAM MEDIS RAWAT INAP
Pasal 7
JADWAL RETENSI
Menurut Barthos (2007), jadwal retensi arsip adalah suatu daftar yang
memuat kebijaksanaan seberapa jauh sekelompok arsip dapat disimpan
atau dimusnahkan. Dengan demikian, jadwal retensi merupakan suatu daftar
yang menunjukkan:
a. Lamanya masing-masing arsip disimpan pada file aktif (satuan kerja),
sebelum dipindahkan ke pusat penyimpanan arsip (file inaktif).
b. Jangka waktu lamanya penyimpanan masing-masing sekelompok arsip
sebelum dimusnahkan ataupun dipindahkan ke Arsip Nasional RI.
Tabel 1.
Jadwal Retensi Arsip
No Keluhan Penyakit Aktif Inaktif
Rawat Jalan Rawat Inap Rawat Jalan Rawat Inap
1 Umum 5 th 5th 2 th 2 th
2 mata 5 th 10 th 2 th 2 th
3 jiwa 10 th 5 th 5 th 2 th
4 orthopedy 10 th 10 th 2 th 5 th
5 kusta 15 th 15 th 2 th 2 th
6 Ketergantungan 15 th 15 t 2 th 2 th
obat
7 jantung 10 th 10 th 2 th 2 th
8 paru 5 th 10 th 2 th 2 th
9 anak Menurut Kebutuhan 2 th 2 th
Sumber: Dirjen Pelayanan Medik
Selain itu, menurut Sudra (2008), dalam pelaksanaan retensi yang perlu
dipertimbangkan adalah:
a. Ketersedian ruang penyimpanan (filing) biasanya selama masih mencukupi
maka pihak rumah sakit masih ”belum minat” untuk melakukan penyusutan
berkas rekam medis.
b. Tingkat penggunaan rekam medis, misalnya kalau di rumah sakit tersebut
sering dilakukan penelitian atau sebagaimana sarana pendidikan maka
umumnya rumah sakit akan menyimpannya lebih lama.
c. Kasus-kasus yang tekait masalah hukum (medico-legal) biasanya juga
disimpan lebih lama sampai 20 tahun misalnya kasus pembunuhan,
penganiayaan, pemerkosaan, pengguguran, dan sebagainya.
Pasal 8
PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS IN AKTIF
a. Sentralisasi
Sentralisasi ini diartikan menyimpan rekam medis seorang pasien dalam
satu kesatuan baik catatan-catatan kunjungan poliklinik maupun catatan-
catatan selama seorang pasien dirawat. Sistem ini disamping banyak
kebaikannya juga ada kekurangannya. Kebaikan dari sistem ini adalah dapat
mengurangi terjadinya duplikasi dalam pemeliharaan dan penyimpanan
rekam medis, dapat mengurangi jumlah biaya yang dipergunakan untuk
peralatan dan ruangan, tata kerja dan peraturan mengenai kegiatan
pencatatan medis mudah distandarisasikan, memungkinkan peningkatan
efisiensi kerja petugas penyimpanan, mudah menerapkan sistem unit record.
Adapun kekurangannya adalah petugas menjadi lebih sibuk karena harus
menangani unit rawat jalan dan unit rawat inap, serta tempat penerimaan
pasien harus bertugas selama 24 jam.
b. Desentralisasi
Dengan cara desentralisasi terjadi pemisahan antara rekam medis
poliklinik dengan rekam medis penderita dirawat. Rekam medis disimpan di
satu tempat penyimpanan sedangkan rekam medis penderita dirawat
disimpan di bagian pencatatan medis. Kebaikan dari sistem ini adalah
efisiensi waktu sehingga pasien mendapatkan pelayanan lebih cepat dan
beban kerja yang dilaksanakan petugas lebih ringan. Sedangkan
kekurangannya adalah terjadi duplikasi dalam pembuatan rekam medis,
biaya yang diperlukan untuk peralatan dan ruangan lebih banyak.
Pasal 9
FASILITAS RUANG PENYIMPANAN
Pasal 10
PENYUSUTAN REKAM MEDIS
.Pasal 11
PEMUSNAHAN REKAM MEDIS IN AKTIF
Tabel 2.
Daftar pertelaan Rekam Medis inaktif yang akan dimusnahkan
No Nomor RM Tahun Jangka Waktu Diagnosa Akhir
Penyimpanan
1 2 3 4 5
ttd………………………..
Mengetahui/menyetujui ttd…………………………
………………………………………
Sumber: Sulistyo-Basuki (2003)
Gambar 1.
Contoh berita acara pemusnahan
Berita acara pemusnahan rekam medis yang asli disimpan di rumah
sakit. Lembar kedua dikirim kepada pemilik rumah sakit (rumah sakit
vertikal kepada Dirjen Pelayanan Medik). Khusus untuk rekam medis yang
sudah rusak/tidak terbaca dapat langsung dimusnahkan dengan terlebih
dahulu membuat pernyataan di atas kertas segel oleh direktur rumah sakit.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 tahun
1999 tentang Tata Cara Penyerahan Dan Pemusnahan Dokumen
Perusahaan, dalam melakukan pemusanahan wajib membuat berita acara
pemusnahan. Tata Cara Dokumen Pemusnahan Dokumen Perusahaan
sebagai berikut:
a). Setiap pemusnahan dokumen perusahaan wajib dibuatkan berita acara
pemusnahan dokumen perusahaan;
b). Berita acara pemusnahan dokumen sekurang-kurangnya dibuat rangkap
tiga dengan ketentuan lembar pertama untuk pimpinan perusahaan,
lembar kedua untuk unit pengolahan dan lembar ketiga untuk unit
kearsipan;
c). Pada setiap lembar berita acara dokumen perusahaan dilampirkan daftar
pertelaan dari dokumen perusahaan yang dimaksud;
d). Berita acara pemusnahan dokumen perusahaan sekurang-kurangnya
memuat keterangan tempat, hari, tanggal, bulan, dan tahun dilakukan
pemusnahan. Keterangan tentang pelaksanaan pemusnahan, tanda
tangan dan nama jelas pejabat yang melaksanakan pemusnahan, serta
tanda tangan dan nama jelas saksi-saksi
a. Berkas rekam medis yang dinilai adalah berkas rekam medis yang telah 2
tahun inaktif.
b. Indikator yang digunakan untuk menilai berkas rekam medis inaktif:
1) Seringnya rekam medis digunakan untuk pendidikan dan penelitian;
2) Nilai guna primer, mencakup: administrasi, hukum, keuangan, dan
iptek;
3) Nilai guna sekunder, mencakup: pembuktian dan sejarah.
c. Lembar rekam medis yang dipilah:
1) Ringkasan masuk dan keluar
2) Resume
3) Lembar operasi
4) Lembar identifikasi bayi lahir hidup
5) Lembar persetujuan
6) Lembar kematian
d. Berkas rekam medis tertentu disimpan di ruang berkas rekam medis
inaktif;
e. Lembar rekam medis sisa dan berkas rekam medis rusak atau tidak
terbaca disiapkan untuk dimusnahkan;
f. Tim penilai dibentuk dengan SK direktur beranggotakan komite rekam
medis/komite medis, petugas rekam medis senior, perawat senior dan
petugas lain yang terkait.
BAB IV
PENUTUP
Ditetapkan di Baubau
Pada tanggal
Direktur
RSUD KOTA BAUBAU,
dr. H. Hasmudin,Sp. B
NIP. 19650510 199703 1 008