NOMOR : 012/SK-DIR/RSRS/III/19
TANGGAL : 12 MARET 2019
TENTANG : PANDUAN PENYUSUTAN DAN PEMUSNAHAN BERKAS REKAM MEDIS IN AKTIF
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rekam medis sebagai sumber informasi dan acuan baik mengenai data sosial, data medis,
hingga segala tindakan pengobatan yang diberikan kepada pasien.
rekam medis berisi berkas keadaan pasien maka berkas tersebut harus dikelola dengan
baik agar dapat digunakan sebagai dasar pengobatan bagi pasien. Jadi, pengertian rekam
medis bukan hanya sebuah kegiatan pencatatan, tetapi juga berbagai kegiatan mulai dari
penerimaan pasien hingga pengambilan kembali maupun pemusnahan.
Sebelum melakukan retensi perlu disusun Jadwal Retensi Arsip (JRA). Hal ini
berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pelayanan Medik no.HK.00.06.1.5.01160
tahun 1995.
Sebagai bahan pertimbagan lain dilakukannya retensi di rumah sakit ridhoka salma adalah
1
BAB II
RUANG LINGKUP
A. PENYUSUTAN /RETENSI
Retensi adalah pengurangan jumlah formulir yang terdapat di dalam berkas Rekam Medis
dengan cara memilih nilai guna dari tiap tiap formulir. Pemindahan Dokumen Rekam
Medis aktif ke filing inaktif. Tujuannya adalah mengurangi beban penyimpanan
dokumem Rekam Medis di rak filing aktif dan menyiapkan kegiatan penilaian nilai guna
rekam medis untuk memilah DRM abadi dan yang dimusnahkan.
Kegiatan retensi dilakukan oleh petugas filing secara periodik. Dokumen yang sudah
diretensi harus disimpan di rak filing terpisah. Penyimpanan Dokumen rekam medis
inaktif dikelompokan menurut tanggal terakhir berobat.
Rumah sakit yang telah terakreditasi akan mendapatkan pengakuan dari pemerintah
karena telah memenuhi standar pelayanan dan manajemen yang ditetapkan. Pelaksanaan
retensi rumah sakit disesuaikan dengan standar akreditasi yang terbaru adalah
diselenggarakan oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS).
Adanya kegiatan retensi dokumen rekam medis, akan dapat diketahui Dokumen Rekam
Medis yang masih aktif dan nonaktif berdasarkan kunjungan terakhir dan prosedur tetap
yang berlaku di rumah sakit. Dengan demikian, kerapian penataan Dokumen Rekam
Medis aktif dan nonaktif akan dapat membantu petugas rekam medis, khususnya petugas
filing dalam pengambilan dan pengembalian Dokumen Rekam Medis.
Adanya masalah tentang Dokumen Rekam Medis di RS Ridhoka Salma dibagian filing
yang berhubungan dengan dokumen yang semakin hari bertambah dan tidak
memungkinkan untuk dimasukkan ke dalam rak filing yang nantinya akan mengakibatkan
rak filing penuh. Peneliti menduga kendala petugas filing dan menumpuknya Dokumen
Rekam Medis di rak filing aktif. Hal tersebut, menyebabkan beberapa map Dokumen
Rekam Medis sobek, juga kesulitan dalam pelacakan Dokumen Rekam Medis.
2
B. PEMUSNAHAN
Pemusnahan adalah suatu kegiatan menghancurkan secara fisik dokumen rekam medis
yang sudah berakhir masa fungsi dan tidak memiliki nilai guna, rusak, tidak terbaca dan
tidak dapat dikenali baik isi maupun bentuknya. Penghancuran tersebut harus dilakukan
secara total yaitu dengan cara membakar habis, mencacah atau mendaur ulang sehingga
tidak dapat dikenali baik isi maupun bentuknya.
a. Rekam medis yang sudah memenuhi syarat untuk dimusnahkan dilaporkan kepada
direktur rumah sakit.
b. Direktur rumah sakit membuat surat keputusan tentang pemusnahan rekam medis
dan menunjuk Tim Pemusnah Rekam Medis.
c. Tim Pemusnah rekam medis melaksanakan pemusnahan dan membuat Berita
Acara Pemusnahan yang disahkan Direktur Rumah Sakit.
d. Berita acara dikirim kepada Pemilik Rumah Sakit dengan tembusan Direktur
Jenderal Pelayanan Medik.
C. TUJUAN RETENSI
1. Menjaga kerapihan penyusunan berkas Rekam Medis aktif
2. Memudahkan dalam retrieval berkas Rekam Medis aktif
3. Menjaga informasi medis yang masih aktif ( yang masih mengandung nilai guna )
4. Mengurangi beban kerja petugas dalam penangan berkas aktif & in – aktif
3
BAB III
TATALAKSANA
4
D. PERSIAPAN
1. Buat ketetapa mulai tahun berapa retensi akan dilakukan :
Rawat jalan : 2011 – 5 tahun : tahun 2016
Rawat inap : 2011 – 5 tahun : tahun 2016
2. Di buat tim penilaian ( SK Direktur )
Kasie. Rekam Medis
Perawat Senior
Petugas terkait
Panitia rekam medis
Komite medis
3. Di buat tim pemusnahan ( SK Direktur )
Staf rekam medis senior, staf tata usaha dan bagian terkait
Tata cara/prosedur pemusnahan dokumen rekam medis adalah suatu proses atau aturan
urutan kegiatan berdasarkan metode tertentu yang ditetapkan oleh rumah sakit dalam
melaksanakan pemusnahan dokumen rekam medis yang telah berakhir fungsinya dan
tidak memiliki nilai guna dengan kegiatan yang terdiri dari pembuatan tim pemusnah,
pembuatan daftar pertelaan, cara pemusnahan, pelaporan hasil pemusnahan.
5
Tata cara dalam pemusnahan dokumen rekam medis antara lain:
1. Pembuatan Tim Pemusnah yang terdiri dari komite medis sebagai ketua, kepala rekam
medis sebagai sekretaris, dengan beranggotakan petugas filing dan tenaga lainnya
yang terkait berdasarkan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit.
2. Tim Pemusnah membuat daftar pertelaan dokumen rekam medis in aktif yang akan
dimusnahkan. Daftar pertelaan berisi tentang Nomor rekam medis, tahun terakhir
kunjungan, jangka waktu penyimpanan, diagnosis terakhir.
4. Khusus untuk dokumen rekam medis yang sudah rusak/tidak terbaca dapat langsung
dimusnahkan dengan terelebih dahulu membuat pernyataan diatas kertas bersegel
yang ditandatangani oleh direktur yang isinya menyatakan bahwa dokumen rekam
medis sudah tidak dapat dibaca sama sekali sehingga dapat dimusnahkan
6
BAB IV
DOKUMENTASI
A. LAMPIRAN
1. Daftar Pertelaan /List Dokumen rekam medis yang akan dimusnahkan
Rujukan
B. DASAR HUKUM
1. Pasal 8 ayat 1 :
Rekam medis rawat inap di rumah sakit wajib disimpan sekurang kurangnya untuk
jangka waktu 5 ( lima ) tahun terhitug dari tanggal terakhir pasien yang berobat atau
di pulangkan
2. Pasal 8 ayat 2 :
Setelah batas waktu 5 ( lima ) tahun dilampaui rekam medis dapat dimusnahkan ,
kecuali rigkasan pulang dan persetujuan tindakan medis
3. Pasal 8 ayat 3 :
Ringkasan pulang dan persetujuan tindakan medis ..... harus disimpan untuk jangka
waktu 10 ( sepuluh tahun terhitung dari tanggal dibuatnya ringkasan tersebut)
4. Pasal 9 ayat 1 :
7
Rekam Medis pada sarana pelayanan kesehatan non Rumah Sakit wajib disimpan
sekurang kurangnya untuk jangka waktu 2 ( dua ) tahun terhitung dari tanggal
terakhir pasien berobat
5. Pasal 9 ayat 2 :
Setelah batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) dilampaui, rekam medis
dapat di musnahkan