Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KAJIAN KEBAHASAAN

Hakikat semantik dan jenis-jenis makna dan membiasakan penerapannya

Dosen Pembimbing:Dr.Adrias S.Pd,M.Pd

Disusun oleh:

1.Zahra Adelia Yetri (23354032)

2.Dhea Ananda(23354033)

3.Putri Hidayatun Nisfu Sya’ban(23354018)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa khususnya dan pembaca pada
umumnya, sebagai salah satu sumber informasi dan bahan pembelajaran tentang unit bisnis yang
berada di lingkungan universitas.

Dalam hal ini kami selaku penyusun menyadari masih banyak kesulitan dan kendala dalam membuat
makalah ini, untuk itu kami meminta maaf atas segala keterbatasan kemampuan kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Segala kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan demi
peningkatan kualitas makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………………………………………..

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………………………………...

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………………………………………..

A.Latar Belakang………………………………………………………………………………………………………………………………………..

B.Rumusan Masalah………………………………………………………………………………………………………………………………….

C.Tujuan Penulisan…………………………………………………………………………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………………………………………………………

A.Pengertian Semantik………………………………………………………………………………………………………………………………

B. Unsur – unsur Semantik…………………………………………………………………………………………………………………………

C..Jenis Makna…………………………………………………………………………………………………………………………………………..

BAB II PENUTUP…………………………………………………………………………………………………………………………………………

A.kesimpulan…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

B.Saran………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Bahasa merupakan sistem komunikasi yang amat penting bagi manusia.Bahasa


merupakan alat komunikasi manusia yang tidak terlepas dari arti atau maknapada setiap
perkataan yang diucapkan. Sebagai suatu unsur yang dinamik, bahasasentiasa dianalisis
dan dikaji dengan menggunakan perbagai pendekatan untukmengkajinya. Antara lain
pendekatan yang dapat digunakan untuk mengkaji bahasaialah pendekatan makna.

Kata semantik berasal dari bahasa Yunani sema yang artinya tanda atau
lambang (sign). “Semantik” pertama kali digunakan oleh seorang filolog Perancis
bernama Michel Breal pada tahun 1883. Kata semantik kemudian disepaka
Kata semantik berasal dari bahasa Yunani sema yang artinya tanda atau
lambang (sign). “Semantik” pertama kali digunakan oleh seorang filolog Perancis
bernama Michel Breal pada tahun 1883. Kata semantik kemudian disepaka
Kata semantik berasal dari bahasa Yunani sema yang artinya tanda atau
lambang (sign). “Semantik” pertama kali digunakan oleh seorang filolog Perancis
bernama Michel Breal pada tahun 1883. Kata semantik kemudian disepaka
Semantik merupakan bagian yang tidak terlepas dari struktur bahasa yang memiliki kaitan
langsung dengan makna ujaran dan struktur makna dari suatu pembicaraan. Makna bermaksud
menyampaikan suatu arti dalam pembicaraan tertentu, berdampak pada pemahaman
tanggapan, serta tindakan manusia atau kelompok (Kridalaksana, 1993:199). Setiap ujaran yang
disampaikan baik berupa kata maupun kalimat memiliki makna yang dikaji dalam bidang
semantik.

Kata semantik dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Inggris semantics, dan dari bahasa
Yunani sema (nomina: tanda); atau dari verba samaino (menandai, berarti). Istilah tersebut
digunakan para pakar Bahasa (linguis) untuk menyebut bagian ilmu bahasa (linguistik) yang
mempelajari makna (Djajasudarma, 2012: 1). Semantik berada dalam ketiga tataran bahasa
(fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikon. Morfologi dan sintaksis termasuk dalam gramatika
atau tata bahasa). Urutan pertama ialah bunyi, kedua ialah tata bahasa, dan urutan terakhir ada
pada komponen makna.

B.Rumusan Masalah

1.Apa pengertian dari semantik?


2.Apakah unsur dari sematik?

3.Apa saja jenis makna dalam Bahasa Indonesia?

C.Tujuan

1.Dapat mengetahui pengertian semantik?

2.Dapat mengetahui unsur semantik?

3.Dapat mengetahui jenis makna dalam Bahasa Indonesia?

BAB II

PEMBAHASAN
A.Pengertian Semantik

Kata semantik dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani, yaitu sema kata
benda yang bearti “tanda” atau “lambang”. Kata kerjanya adalah semaino yang bearti “
menandai” atau “melambangkan”. Semantik merupakan bagian dari cabang ilmu bahasa yang
mengkaji tentang makna yang mencakup jenis, pembagian, pembentukan dan perubahan
makna tersebut.

Pembentukan dan perubahan makna tidak terjadi begitu saja, akan tetapi ada banyak
faktor yang memengaruhinya baik pada luar bahasa maupun dalam bahasa. Pateda (2010:2)
mengatakan, “Dalam ilmu semantik dapat diketahui tentang pemahaman makna, wujud makna,
jenis-jenis makna, aspek-aspek makna hal yang berhubungan dengan makna, komponen
makna, perubahan makna, penyebab kata hanya mempunyai satu makna atau lebih, dan cara
memahami makna dalam sebuah kata, semuanya dapat ditelusuri melalui disiplin ilmu yang
disebut semantik”.
Kata semantik itu sendiri menunjukkan berbagai ide - dari populer yang sangat teknis.
Hal ini sering digunakan dalam bahasa sehari-hari untuk menandakan suatu masalah
pemahaman yang datang ke pemilihan kata atau konotasi. Masalah pemahaman ini telah
menjadi subjek dari banyak pertanyaan formal, selama jangka waktu yang panjang, terutama
dalam bidang semantik formal. Dalam linguistik, itu adalah kajian tentang interpretasi tanda-
tanda atau simbol yang digunakan dalam agen atau masyarakat dalam keadaan tertentu dan
kontek.Dalam pandangan ini, suara, ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan proxemics memiliki
semantik konten (bermakna), dan masing-masing terdiri dari beberapa cabang kajian. Dalam
bahasa tertulis, hal-hal seperti struktur ayat dan tanda baca menanggung konten semantik,
bentuk lain dari bahasa menanggung konten semantik lainnya.

Pengertian Semantic menurut para ahli:


1. Charles Morrist
Mengemukakan bahwa semantik menelaah “hubungan-hubungan tanda-tanda dengan
objekobjek yang merupakan wadah penerapan tanda-tanda tersebut”.

2. J.W.M Verhaar; 1981:9


Mengemukakan bahwa semantik (inggris: semantics) berarti teori makna atau teori arti,
yakni cabang sistematik bahasa yang menyelidiki makna atau arti.

3. Lehrer; 1974: 1
Semantik adalah studi tentang makna. Bagi Lehrer, semantik merupakan bidang kajian
yang sangat luas, karena turut menyinggung aspek-aspek struktur dan fungsi bahasa
sehingga dapat dihubungkan dengan psikologi, filsafat dan antropologi.

4. Kambartel (dalam Bauerk, 1979: 195)


Semantik mengasumsikan bahwa bahasa terdiri dari struktur yang menampakan makna
apabila dihubungkan dengan objek dalam pengalaman dunia manusia.

5. KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)


Semantik adalah arti, maksud pembicara dan penulis, atau pengertian yang diberikan pada
suatu bentuk pembahasan.

Dari pemaknaan para ahli tersebut, secara umum, kata semantik itu kemudian
disepakati sebagai istilah yang digunakan untuk bidang linguistik yang mempelajari
hubungan antara tanda-tanda linguistik dan hal-hal yang ditandainya. Dengan kata lain,
dapat dikatakan bahwa semantik adalah bidang studi linguistik yang mempelajari makna
atau arti bahasa. Oleh karena itu, kata semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang
makna atau arti, yaitu salah satu dari tiga tataran analisis bahasa: fonologi, gramatikal, dan
semantik. Secara lebih gamblang, semantik dapat dikatakan sebagai ilmu yang mempelajari
makna.

Bahasa merupakan media komunikasi yang paling efektif yang dipergunakan


oleh manusia untuk berinteraksi dengan individu lainnya. Bahasa yang digunakan
dalam berinteraksi pada keseharian kita sangat bervariasi bentuknya, baik dilihat dari
fungsi maupun bentuknya. Tataran penggunaan bahasa yang dipergunakan ole
Bahasa merupakan media komunikasi yang paling efektif yang dipergunakan
oleh manusia untuk berinteraksi dengan individu lainnya. Bahasa yang digunakan
dalam berinteraksi pada keseharian kita sangat bervariasi bentuknya, baik dilihat dari
fungsi maupun bentuknya. Tataran penggunaan bahasa yang dipergunakan ole

B.Unsur - unsur Semantik


1. Tanda dan Lambang (symbol)
Tanda dan lambang (symbol) merupakan dua unsur yang terdapat dalam bahasa. Tanda dan
lambang (symbol) dikembangkan menjadi sebuah teori yang dinamaka simiotik. Simiotik
mempunyai tiga aspek yang sangat berkaitan erat dengan ilmu bahasa, yaitu; aspek sintaksis,
aspek semantic, dan aspek pragmatic.

2. Makna Leksikal dan Hubungan Referensial


Unsur leksikal adalah unit yang terkecil di dalam sistem makna suatu ilmu bahasa dan
keberadaannya dapat dibedakan dari unit terkecil lainnya. Makna leksikal dapat berupa
categorematical dan syncategorematical, yaitu semua kata dan imlpeksi, kelompok ilimiah
dengan makna struktural yang harus didefinisikan dalam satuan konstruksi. Sedangkan
hubungan referensial adalah hubungan yang terdapat antara sebuah kata dan dunia luar
bahasa yang diacu oleh pembicaraan.

3. Penamaan
Istilah penimproved oleh Kridalaksanan bahwa proses pencarian simbol bahasa yang berfungsi
untuk menggambarkan objek, konsep, proses dan sebagainya. Selain itu, penamaan digunakan
untuk harta yang ada antara lain dengan mengubah kemungkinan makna atau dengan
penciptaan kata atau kelompok kata.

C.Jenis Makna

1.Makna Leksikal
Makna leksikal adalah makna sebenarnya, sesuai dengan hasil observasi indra kita, makna apa
adanya dan makna yang ada dalam kamus. Leksikal adalah bentuk yang diturunkan dari bentuk
nomina leksikon (vokabuler, kosa kata, perbendaharaan kata). Dikatakan makna leksikal adalah
makna yang sesuai dengan referennya, makna yang sesuai dengan hasil observasi alat indra,
atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita. Contohnya, kata ‘kepala’
dalam kalimat ‘Kepalanya hancur kena pecahan granat‘ adalah makna leksikal, tetapi dalam
kalimat ‘Hafizh diangkat menjadi kepala cabang koperasi‘ adalah bukan makna leksikal. Maksud
makna dalam kamus adalah makna dasar atau makna yang konret. Misalnya leksem ‘Kuda’
memiliki makna sejenis binatang.

2. Makna Gramatikal

Makna gramatikal adalah makna yang terjadi setelah proses gramatikal (afikasi, reduplikasi,
kompositumisasi). Perbedaan dari makna leksikal dan gramatikal adalah Makna leksikal adalah
makna dasar/makna dari kata per kata, sedangkan makna gramatikal adalah makna baru yang
muncul ketika kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat. Makna gramatikal acapkali juga
dapat diketahui tanpa mengenal makna leksikal unsur-unsurnya. Misalnya klausa malalat dilili-
lili lolo-lolo ini, yang tidak kita ketahui makna leksikal unsur-unsurnya, apa itu malalat, apa itu
malalat, apa itu dilili-lili, dan apa pula lolo-lolo itu.Akan tetapi kita tahu bahwa konstruksi klausa
itu memberi makna gramatikal: malalat mengandung makna ‘tujuan, pasien’ dilili-lili
mengandung makna ‘pasif’, dan lolo-lolo mengandung makna ‘pelaku perbuatan’. Contoh: Kata
iwak (ikan) dalam Bahasa Jawa makna leksikalnya adalah kewan kang duwe tulang mburi sing
uripe nang banyu, getihe adem, umume ambegkan karo insang lan biasae awake ana sisike
(binatang bertulang belakang yang hidup di dalam air, berdarah dingin, umumnya bernafas
dengan insang dan biasanya tubuhnya bersisik). Makna ini tampak jelas dalam kalimat nelayan
jala iwak ing segara (nelayan menjala ikan di laut), ibu goreng iwak (ibu menggoreng ikan).

3. Makna Kontekstual

Makna kontekstual adalah makna sebuah laksem atau kata yang berada didalam suatu konteks.
Misalnya, makna konteks kata kepala pada kalimat-kalimat berikut :

a. Rambut di kepala nenek belum ada yang putih.

b. Sebagai kepala sekolah dia harus menegur murid itu.

c. Nomor teleponnya ada pada kepala surat itu.

4. Makna Referensial

Makna referensial adalah sebuah kata yang memiliki referensnya/acuannya, sehingga sebuah
kata dapat disebut bermakna referensial kalau ada referensinya atau acuannya. Kata-kata
seperti kuda, merah, dan gambar adalah termasuk kata-kata yang bermakna referensial karena
ada acuannya dalam dunia nyata.

5. Makna Non-referensial

Makna non-referensial adalah kata yang tidak mempunyai acuan dalam dunia nyata. Contohnya
kata dan, atau, dan karena. Kata-kata tersebut tidak mempunyai acuan dalam dunia nyata.

6. Makna Denotatif

Makna denotatif adalah makna asli, makna asal, atau makna sebenarnya yang dimiliki oleh
sebuah kata. Umpamanya, kata ‘Kurus‘ (bermakna denotatif yang mana artinya keadaan tubuh
seseorang yang lebih kecil dari ukuran yang normal).Kata ‘Bunga‘( bermakna denotatitif yaitu
bunga yang seperti kita lihat di taman).

7. Makna Konotatif

Makna konotatif adalah makna yang lain yang ditambahkan pada makna denotatif tadi yang
berhubungan dengan nilai rasa dari seseorang atau kelompok orang yang menggunakan kata
tersebut. Umpamanya kata ‘Kurus‘ pada contoh di atas berkonotasi netral, tetapi kata
‘Ramping‘, yaitu sebenarnya bersinonim dengan kata kurus itu memiliki konotasi positif yaitu
nilai yang mengenakkan ; orang akan senang kalau dikatakan ramping. Sebaliknya, kata
‘Kerempeng‘, yang sebenarnya juga bersinonim dengan kata kurus dan ramping, mempunyai
konotasi negatif, nilai rasa yang tidak enak, orang akan tidak enak kalau dikatakan tubuhnya
kerempeng.

8. Makna Konseptual

Makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks atau
asosiasi apa pun. Kata ‘Kuda’ memiliki makna konseptual ‘sejenis binatang berkaki empat yang
biasa dikendarai’, dan kata ‘rumah’ memiliki makna konseptual ‘bangunan tempat tinggal
manusia’.

9. Makna Asosiatif

Makna asosiasi adalah makna kata yang berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan
sesuatu yang berada di luar bahasa. Misalnya, kata ‘melati berasosiasi dengan ‘sesuatu yang
suci atau kesucian’, kata merah berasosiasi berani, kata buaya berasosiasi dengan jahat atau
kejahatan. Makna asosiasi ini sebenarnya sama dengan lambang atau perlambangan yang
digunakan oleh suatu masyarakat pengguna bahasa untuk menyatakan konsep lain, yang
mempunyai kemiripan dengan sifat keadaan, atau ciri yang ada konsep asal tersebut.Contoh:
Merpati dan Abang (Merah). Merpati berasosiasi dengan sesuatu yang melambangkan
ketulusan. Merah berasosiasi dengan sesuatu yang berani atau tidak takut.

10. Makna Kata

Makna kata adalah makna yang bersifatumum, kasar dan tidak jelas. Kata ‘tangan’ dan ‘lengan’
sebagai kata, maknanya lazim dianggap sama, seperti contoh berikut:

a. Tangannya luka kena pecahan kaca.

b. Lengannya luka kena pecahan kaca.

Jadi, kata tangan dan kata lengan pada kedua kalimat di atas adalah bersinonim atau bermakna
sama.

11. Makna Istilah

Makna istilah adalah makna yang pasti, jelas, tidak meragukan, meskipun tanpa konteks kalimat
dan perlu diingat bahwa makna istilah hanya dipakai pada bidang keilmuan/kegiatan tertentu
saja. Umpamanya, kata ‘tangan’ dan ‘lengan’ yang menjadi contoh di atas. Kedua kata itu dalam
bidang kedokteran mempunyai makna yang berbeda. ‘tangan’ bermakna ‘bagian dari
pergelangan sampai ke jari tangan’. Sedangkan kata ‘lengan’ adalah ‘bagian dari pergelangan
tangan sampai ke pangkal bahu’. Jadi kata ‘tangan’ dan ‘lengan’ sebagai istilah dalam ilmu
kedokteran tidak bersinonim, karena maknanya berbeda.

12. Makna Idiom

Makna idiom adalah makna yang tidak dapat diramalkan dari makna unsur-unsurnya, baik
secara leksikal maupun gramatikal. Contoh, secara gramatikal bentuk ‘menjual rumah’
bermakna ‘yang menjual menerima uang dan yang membeli menerima rumahnya’, tetapi
dalam bahasa Indonesia bentuk ‘menjual gigi’ tidak memiliki makna seperti itu, melainkan
bermakna ‘tertawa keras-keras’. Jadi makna tersebutlah yang disebut makna idiomatik.

13. Makna Peribahasa

Peribahasa memiliki makna yang masih dapat ditelusuri atau dilacak dari makna unsur-
unsurnya. Adanya asosiasi antara makna asli dengan maknanya sebagai peribahasa.
Umpamanya, peribahasa ‘Seperti anjing dan kucing yang bermakna ihwal dua orang yang tidak
pernah akur. Makna ini memiliki asosiasi bahwa binatang yang namanya anjing dan kucing jika
bersuara memang selalu berkelahi, tidak pernah damai.
BAB PENUTUP
A.Kesimpulan

Bahasa merupakan alat komunikasi manusia yang tidak terlepas dari arti atau makna pada
setiap perkataan yang diucapkan. Semantik merupakan salah satu cabang ilmu yang dipelajari
dalam studi linguistik. Dalam semantik kita mengenal yang disebut klasifikasi makna, relasi
makna, erubahan makna, analisis makna, dan makna pemakaian bahasa. Semantik adalah
subdisiplin linguistik yang membicarakan makna yaitu makna kata dan makna kalimat.

C. SARAN

Sebagaimana kita ketahui bahwa ilmu tentang semantik sangatlah kita perlukan dalam
kehidupan sehari- hari. Maka dari itu saya sarankan kepada para pembaca semua agar terus
mempelajari semantik. Karena semantik mempunyai banyak manfaat, khususnya dalam
kegiatan pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA
https://www.languafie.com/hakikat-semantik/, https://id.scribd.com/doc/95726839/Hakikat-
Makna-Semantik, https://serupa.id/semantik-pengertian-jenis-manfaat-analisis-makna-dsb/,
https://www.kabarbuana.com/iptek/9067724999/hakikat-semantik-pengertian-jenis-dan-
manfaat-semantik, http://merrytrifena.blogspot.com/2015/05/jenis-jenis-makna-dalam-
semantik.html

Anda mungkin juga menyukai