Anda di halaman 1dari 12

Semantik Kajian semantik membahas mengenai makna bahasa.

Analisis makna dalam hal ini mulai dari suku kata sampai kalimat. Analisis semantik mampu menunjukkan bahwa dalam bahasa Inggris, setiap kata yang memiliki suku kata pl memiliki arti sesuatu yang datar sehingga tidak cocok untuk nama produk/benda yang cekung. Ahli semantik juga dapat membuktikan suku kata apa yang cenderung memiliki makna yang negatif, sehingga suku kata tersebut seharusnya tidak digunakan sebagai nama produk asuransi. Sama halnya dengan seorang dokter yang mengetahui antibiotik apa saja yang sesuai untuk seorang pasien dan mana yang tidak sesuai.

PENGERTIAN SEMANTIK MENURUT BEBERAPA AHLI


BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Semantik merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu kebahasaan. Bahasa indonesia sebagai Semantik merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji makna. Dari segi sejarah ilmu semantik (barat), semantik merupakan satu cabang kajian falsafah yang kemudiannya diangkat oleh disiplin linguistik sebagai salah satu daripada komponen bahasa yang utama selain sintaksis, morfologi dan fonologi. Ada yang merasakan bahawa kajian semantik seharusnya menjadi fokus utama dalam linguistik kerana peranan utama bahasa adalah untuk mengungkapkan sesuatu yang bermakna. Dalam ilmu linguistik, terdapat beberapa pendekatan dalam kajian semantik seperti semantik struktural, semantik berasaskan kebenaran, semantik formal dan juga semantik kognitif. Setiap pendekatan mempunyai beberapa teori. Secara umumnya, semantik struktural mengkaji makna sebagai satu sistem dalaman bahasa. Semantik bersyaratkan kebenaran (truth-conditional semantics) mengaitkan makna dengan satu kebenaran sesuatu proposisi Semantik berasaskan kebenaran sering dikaitkan dengan semantik formal yang mengambil pendekatan menghuraikan makna secara formal dan logikal dengan menggunakan perlambangan operasi matematikal. Semantik kognitif menghuraikan makna dengan berpandukan kepada sistem kognitif dan menyamakan makna dengan konsep.
B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana perbedaan pendapat para ahli tentang pengertian semantik? 2. Penjabaran perbedaan pendapat para ahli tentang pengertian semantik.

C. TUJUAN PENULISAN 1. Memenuhi tugas mata kuliah semantik. 2. Menjabarkan pengertian semantik menurut pandangan para ahli yang berbeda-beda. 3. Mengetahui, mempelajari dan memahami pengertian semantik dari pandangan para ahli.

D. SISTEMATIKA PENULISAN HALAMAN JUDUL BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. RUMUSAN MASALAH C. SISTEMATIKA PEBULISAN BAB II PEMBAHASAN A. SEMANTIK MENURUT BAHASA B. SEMANTIK MENURUT ISTILAH BAB III PENUTUP A. SIMPULAN B. SARAN DAFTAR PUSTAKA

BAB II PEMBAHASAN Pandangan yang bermacam-macam dari para ahli mejadikan para ahli memiliki perbedaan dalam mengartikan semantik. Pengertian semantik yang berbeda-beda tersebut justru diharapkan dapat mngembangkan disiplin ilmu linguistik yang amat luas cakupannya. 1. Charles Morrist Mengemukakan bahwa semantik menelaah hubungan-hubungan tanda-tanda dengan objek-objek yang merupakan wadah penerapan tanda-tanda tersebut. 2. J.W.M Verhaar; 1981:9 Mengemukakan bahwa semantik (inggris: semantics) berarti teori makna atau teori arti, yakni cabang sistematik bahasa yang menyelidiki makna atau arti. 3. Lehrer; 1974: 1 Semantik adalah studi tentang makna. Bagi Lehrer, semantik merupakan bidang kajian yang sangat luas, karena turut menyinggung aspek-aspek struktur dan fungsi bahasa sehingga dapat dihubungkan dengan psikologi, filsafat dan antropologi. 4. Kambartel (dalam Bauerk, 1979: 195) Semantik mengasumsikan bahwa bahasa terdiri dari struktur yang menampakan makna apabila dihubungkan dengan objek dalam pengalaman dunia manusia. 5. Ensiklopedia britanika (Encyclopedia Britanica, vol.20, 1996: 313) Semantik adalah studi tentang hubungan antara suatu pembeda linguistik dengan hubungan proses mental atau simbol dalam aktifitas bicara. 6. Dr. Mansoer pateda Semantik adalah subdisiplin linguistik yang membicarakan makna.\ 7. Abdul Chaer Semantik adalah ilmu tentang makna atau tentang arti. Yaitu salah satu dari 3 (tiga) tataran analisis bahasa (fonologi, gramatikal dan semantik). 8. Ferdinand de Saussure (1966) Semantik terdiri dari: 1. Komponen yang mengartikan, yang berwujud bentuk dan bunyi bahasa. 2. Komponen yang diartikan atau makna dari komponen yang pertama itu. 9. Drs. Aminuddin, M.Pd Semantik mengandung pengertian studi tentang makna dengan anggapan bahwa makna menjadi bagian dari bahasa, maka semantic merupakan bagian dari linguistik.

BAB III PENUTUP

A. SIMPULAN Pengertian semantik yang berbeda-beda tersebut justru diharapkan dapat mngembangkan disiplin ilmu linguistik yang amat luas cakupannya. Semantik merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu kebahasaan. Bahasa indonesia sebagai Semantik merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji makna. Falsafah yang memungkinkan terungkapnya suatau makna dalam suatu uajran yang dikenakan melalui bahasa sehari-hari yang bernada dan memiliki keindahan tersirat. Melalui falsafahlah kemudian kajian tentang makna menjadi sangat penting. B. SARAN Perbedaan pandangan mengenai pengertian semantik semestinya menjadi motifasi bagi para penuntut ilmu untuk lebih mengembangkan ilmu pengetahuan yang lebih sempurna dan tararah. Didaalam mempelajri semantik pun hendaknya dimengerti dan dipahami secara seksama. Sehingga pembelajar akan mengetahui semantik secara menyeluruh yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. *****

DAFTAR PUSTAKA Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal Edisi II. Jakarta: Rineka Cipta. Tarigan, Henry Guntur. 1986. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa. Aminuddin. 1985. Semantik Pengantar Studi tentang Makna. Bandung: Algasindo.

MODUL 4: SEMANTIK Kegiatan Belajar 1: Pengertian dan Manfaat Semantik Rangkuman Semantik, baru banyak dibicarakan orang ketika Chomsky sebagai tokoh linguistik transformasi mengungkapkan pentingnya makna dalam linguistik, dan menyatakan bahwa semantik adalah bagian dari tatabahasa. Komunikasi berbahasa hanya dapat berjalan dengan baik jika para pelaku komunikasi memahami makna yang disampaikan. Untuk itu, studi tentang makna (semantik) sudah selayaknya diperhatikan. Kata semantik berasal dari bahasa Yunani sema (katabenda) yang berarti tanda atau lambang. Kata kerjanya adalah semaino yang berarti menandai atau melambangkan. Yang dimaksud dengan tanda atau lambang di sini adalah tanda linguistik (signe) seperti yang dikemukakan oleh Ferdinand de Saussure, yaitu yang terdiri dari (1) komponen yang mengartikan, yang berwujud bentuk-bentuk bunyi bahasa dan (2) komponen yang diartikan atau makna dari komponen yang pertama itu. Jadi, setiap tanda linguistik terdiri dari unsur bunyi dan makna. Keduanya merupakan unsur dalam bahasa (intralingual) yang merujuk pada hal-hal di luar bahasa (ekstralingual). Pada perkembangannya kemudian, kata semantik ini disepakati sebagai istilah yang digunakan dalam bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya. Atau dengan kata lain bidang studi dalam linguistik yang mempelajari makna atau arti dalam bahasa. (Chaer, 1995). Sebagai studi linguistik, semantik tidak mempelajari makna-makna yang berhubungan dengan tanda-tanda nonlinguistik seperti bahasa bunga, bahasa warna, morse, dan bahasa perangko. Hal-hal itu menjadi persoalan semiotika yaitu bidang studi yang mempelajari arti dari suatu tanda atau lambang pada umumnya. Sedangkan semantik hanyalah mempelajari makna bahasa sebagai alat komunikasi verbal. Mengkaji makna bahasa (sebagai alat komunikasi verbal) tentu tidak dapat terlepas dari para penggunanya. Pengguna bahasa adalah masyarakat. Oleh karena itu studi semantik sangat erat kaitannya dengan ilmu sosial lain, seperti sosiologi, psikologi, antropologi, dan filsafat. Kegiatan Belajar 2: Jenis-jenis Makna Rangkuman Pembicaraan tentang jenis makna dapat menggunakan berbagai kriteria atau sudut pandang. Berdasarkan jenis semantiknya, makna dapat diklasifikasikan atas makna leksikal dan gramatikal, berdasarkan ada tidaknya referen pada sebuah kata/leksem dapat dibedakan adanya makna referensial dan nonreferensial, berdasarkan ada tidaknya nilai rasa pada sebuah kata dapat dibedakan adanya makna konotatif dan denotatif, berdasarkan ketepatan maknanya dikenal adanya makna kata dan istilah atau makna khusus dan umum. Agar lebih jelas Anda dapat memperhatikan tabel berikut ini. SUDUT PANDANG 1. jenis semantik 2. referen 3. nilai rasa JENIS MAKNA makna leksikal dan gramatikal makna referensial dan nonreferensial makna konotatif dan denotatif

4. ketepatan makna

makna kata dan istilah makna khusus dan umum

Makna leksikal dapat diartikan sebagai makna yang bersifat leksikon, bersifat leksem atau bersifat kata. Karena itu dapat pula dikatakan makna leksikal adalah makna yang sesuai referennya, makna sesuai dengan hasil observasi alat indera, atau makna yang sungguhsungguh nyata dalam hidup kita. Makna gramatikal adalah makna yang hadir sebagai akibat adanya proses gramatika seperti afiksasi, reduplikasi, dan komposisi. Referen, adalah sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh suatu kata. Bila suatu kata mempunyai referen, maka kata tersebut dikatakan bermakna referensial. Sebaliknya, jika suatu kata tidak mempunyai referen maka kata tersebut bermakna nonreferensial. Sebuah kata disebut bermakna konotatif apabila kata itu mempunyai nilai rasa positif maupun negatif. Jika tidak memiliki nilai rasa maka dikatakan tidak memiliki konotasi atau disebut netral. Makna denotatif sebenarnya sama dengan makna referensial. Makna ini biasanya diberi penjelasan sebagai makna yang sesuai dengan hasil observasi (penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan) atau pengalaman lainnya. Pada dua kata yang bermakna denotasi sama dapat melekat nilai rasa yang berbeda sehingga memunculkan makna konotasi. Jika suatu kata digunakan secara umum maka yang muncul adalah makna kata yang bersifat umum, sedangkan jika kata-kata tersebut digunakan sebagai istilah dalam suatu bidang maka akan muncul makna istilah yang bersifat khusus. Istilah memiliki makna tetap dan pasti karena istilah hanya digunakan dalam bidang ilmu tertentu. Kegiatan Belajar 3: Relasi Makna dan Perubahan Makna Rangkuman Relasi makna atau hubungan makna adalah hubungan kemaknaan antara sebuah kata atau satuan bahasa (frase, klausa, kalimat) dengan kata atau satuan bahasa lainnya. Hubungan ini dapat berupa kesamaan makna (sinonimi), kebalikan makna (antonimi), kegandaan makna (polisemi), kelainan makna (homonimi), ketercakupan makna (hiponimi), dan ambiguitas. Secara harafiah, kata sinonimi berarti nama lain untuk benda atau hal yang sama. Sedangkan Verharr secara semantik mendefinisikan sinonimi sebagai ungkapan (dapat berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain (Verhaar, 1981). Sinonimi dapat dibedakan atas beberapa jenis, tergantung dari sudut pandang yang digunakan. Yang harus diingat dalam sinonim adalah dua buah satuan bahasa (kata, frase atau kalimat) sebenarnya tidak memiliki makna yang persis sama. Menurut Verhaar yang sama adalah informasinya. Hal ini sesuai dengan prinsip semantik yang mengatakan bahwa apabila bentuk berbeda maka makna pun akan berbeda, walaupun perbedaannya hanya sedikit. Selain itu, dalam bahasa Indonesia, kata-kata yang bersinonim belum tentu dapat dipertukarkan begitu saja

Antonimi berasal dari bahasa Yunani Kuno yang terdiri dari kata onoma yang berarti nama, dan anti yang berarti melawan. Arti harfiahnya adalah nama lain untuk benda lain pula. Menurut Verhaar antonim ialah ungkapan (biasanya kata, frase atau kalimat) yang dianggap bermakna kebalikan dari ungkapan lain. Polisemi adalah satuan bahasa yang memiliki makna lebih dari satu. Namun sebenarnya makna tersebut masih berhubungan. Polisemi kadangkala disamakan saja dengan homonimi, padahal keduanya berbeda. Homonimi berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu onoma yang berarti nama dan homos yang berarti sama. Jadi, secara harafiah homonimi dapat diartikan sebagai nama sama untuk benda lain. Secara semantis, Verhaar mendefinisikan homonimi sebagai ungkapan (kata, frase, atau kalimat) yang bentuknya sama dengan ungkapan lain tetapi berbeda makna. Kata-kata yang berhomonim dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu: Homonim yang: (a) homograf, (b) homofon, dan (c) homograf dan homofon. Kata hiponimi berasal dari Yunani Kuno yang terdiri dari kata onoma nama dan hypodi bawah. Secara harfiah hiponimi berarti nama yang termasuk di bawah nama lain (Verhaar, 1993). Secara semantis, hiponimi dapat didefinisikan sebagai ungkapan (kata, frase, ata kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna ungkapan lain. Istilah ambiguitas berasal dari bahasa Inggris (ambiguity) yang menurut Kridalaksana berarti suatu konstruksi yang dapat ditafsirkan lebih dari satu arti (Kridalaksana, 1982).Ambiguitas dapat terjadi pada komunikasi lisan maupun tulisan. Namun, biasanya terjadi pada komunikasi tulisan. Dalam komunikasi lisan, ambiguitas dapat dihindari dengan penggunaan intonasi yang tepat. Ambiguitas pada komunikasi tulisan dapat dihindari dengan penggunaan tanda baca yang tepat. Makna-makna dalam bahasa Indonesia dapat mengalami perubahan makna, seperti perluasan makna, penyempitan makna, penghalusan makna, dan pengasaran makna. Daftar Pustaka

Chaer, Abdul. (1990). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. ______. (1994). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Djajasudarma, T. fatimah. (1993). Semantik I Pengantar ke Arah Ilmu Makna. Bandung: Eresco Kridalaksana, Harimurti. (1988). Kamus Sinonim Bahasa Indonesia. Jakarta: Nusa Indah. Pateda, Mansur. (1986). Semantik Leksikal. Ende Flores: Nusa Indah. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1994). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Slametmulyana. (1964). Semantik. Jakarta: Jambatan. Soedjito. (1988). Kosakata Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. Verharr, J.W.M. (1993). Pengantar Linguistik I. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Kata semantic dalam bahasa Indonesia (Inggris : semantics) berasal dari bahasa Yunani sema (kata benda yang berarti tanda atau lambang. Kata kerjanya adalah semaino yang berarti menandai atau melambangkan. Yang dimaksud dengan tanda atau lambang disini sebagai padanan kata sema itu adalah tanda linguistic (Perancis : signe linguistique seperti dikemukakan oleh Ferdinand Saussure (1996) yaitu terdiri dari : 1. Komponen yang mengartikan, yang berwujud bentuk-bentuk bunyi bahasa 2. Komponen yang diartikan atau makna dari komponen yang pertama itu. Kedua komponen itu adalah merupakan tanda atau lambing, sedangkan yang ditandai atau dilambanginya adalah sesuatu yang berada di luar bahasa yang lazim disebut referen atau hal yang ditunjuk. Semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti, yaitu salah satu dari tiga tataran analisis bahasa ; fonologi, gramatika dan semantic. Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/linguistics/2094851-pengertiansemantik/#ixzz1os2DTFn4

Ringkasan Materi Linguistik Umum Semester Satu


Kata linguistik berasal dari bahasa latin lingua yang berarti bahasa. Dalam bahasa Inggris linguistics sedangkan dalam bahasa jerman lingustique. Jadi linguistik adalah ilmu tentang bahasa. Perbedaan linguistik umum dengan spesipik yaitu: a. linguistik Mikro yaitu sifat telaahnya sempit/internal, karena khusus mengkaji bahasa tersebut tanpa mengkaitkannya dengan bahasa lain/hanya mengkaji bahasa itu sendiri b. linguistik Makro yaitu sifat telaahnya luas/eksternal, karena mengkaji bahasa dibubuhkannya dengan disiplin ilmu yang lain. Ciri-ciri keilmuan linguistik terdiri dari: 1. Eksplisit yaitu jelas,tidak bermakna ganda, serta menyeluruh/ajeg dan yang pasti konsisten atau tetap. Contoh: me + siram = menyiram 2. Sistematik yaitu memiliki aturan atau pola. 3. Objektif yaitu apa adanya, sesuai dengan kenyataan. Objek linguistik yaitu: 1. Lisan (objek primer) yang artinya ujaran, ucapan, karena bahasa lisan objektif /apa adanya. 2. Tulisan (objek sekunder) karena bersifat subjektif, maksudnya yang terlihat dan terbaca contoh buku. Hakikat bahasa yaitu: a. bahasa berwujud deretan bunyi yang bersistem b. bahasa sebagai alat (instrumentalis), atau mengganti c. bahasa bersipat individual d. bahasa bersipat kooperatif. Ahli linguistik Perancis Ferdinand de sawssure dalam Bukunya Cours de linguistique general mengungkapkan 3 istilah linguistic yang terkenal yaitu: 1. Langage yang artinya bahasa pada umumnya (abstrak, bahasa milik manusia). 2. Langue yamg artinya bahasa tertentu yaitu bahasa nasional /sistem tersendiri. 3. Parole yang artinya ujaran, ucapan, yaitu konkret (menurut logatnya, (individu) ). -Tautan paradigmatik artinya hubungan yang terdapat didalam bahasa namun tidak tampak dalam satuan kalimat. -Tautan sintagmatik artinya hubungan yang terdapat antara satuan bahasa didalam kalimat yang konkret tertentu. Tahap-tahap proses berkomunikasi yaitu secara: 1. Verbal yaitu komunikasi yang menjadikan bahasa sebagai sarananya. 2. Non verbal yaitu komunikasi yang menggunakan non bahasa. Sebagai contoh; lonceng, bedug, warna, bendera. Jenis-jenis linguistik yaitu: a. Jenis linguistik berdasarkan pembidangnya yaitu: 1. Jenis linguistik umum (general linguitics) artinya ilmu yang mempelajari bahasa secara keseluruhan. Maksudnya adalah suatu jenis linguistik yang mengkaji cirri-ciri bahasa secara umum. Contoh; morfologi, fonologi, semantic, sintaksis. 2. Linguistik terapan (Applaid linguistics) yaitu satu jenis linguistic yang berusaha menerapkan hasil penelitian dalam bidang linguistic untuk keperluan praktis, yang dimaksudkan untuk kepentingan proses bahasa sehari-hari. (untuk memecahkan persoalan berbahasa). 3. Linguistik Teoretis yang artinya sebuah jenis linguistic yang meneliti/mengkaji bahasa itu sendiri saja 4. Sejarah linguistik yang artinya uraian kronologis tentang perkembangan bahasa dari masa

ke masa. b. Linguistik berdasarkan sifat telaahnya yaitu: 1. Linguistik mikro artinya linguistik yang sifat telaahnya sempit/internal. 2. Linguistik makro artinya linguistik yang sifat telaahnya uas/eksternal.(mengkaji bahasa dibubuhkannya dengan disiplin ilmu yang lain. c. Linguistik berdasarkan pendekatan objek yaitu: 1. Linguistik Deskriptif artinya linguistik yang menggambarkan bahasa apa adanya pada saat penelitian dilangsungkan. Dan mempunyai cirri khusus ; menggambarkan apa adanya , menjelaskan apa adanya. 2. Linguistik Historis Komparatif artinya jenis linguistik yang membandingkan dua bahasa/lebih pada waktu yang berbeda. 3. Linguistik Kontranstif artinya jenis linguistik yang membatasi diri pada perbandingan dua bahasa/lebih tapi pada waktu tertentu/satu zaman/satu periode. 4. Linguistik Sinkronis artinya Jenis linguistik yang mempelajari satu bahasa pada satu waktu/satu periode. 5. Linguistik Diakronis artinya jenis linguistik yang mempelajari satu bahasa dari/pada masa ke masa. Tataran Linguistik terdiri dari 4 tahapan yaitu: 1. Fonologi adalah ilmu yang menyelidiki cirri-ciri bunyi bahasa, cara terjadinya, dan fungsinya dalam sistem kebahasaan secara keseluruhan. Contoh; -fonem (satuan terkecil dari bunyi bahasa) ; /L/,/r/,/b/,/t/ 2. Morfologi adalah ilmu yang mempelajari /menyelidiki bentuk-bentuk kata, perubahan kata, pembentukan kata dan perubahan makna kata akibat terjadinya proses perubahan bentuk kata. Objek kajian dari morfologi adalah; morfem, stem, kata. Contoh morfem; baca (di + baca = dibaca) Kuda (ber + kuda = berkuda) 3. Sintaksis adalah ilmu yang mempelajari tata kalimat (ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase. -frase ialah dua buah kata /satuan gramatik yang terdiri atas dua buah kata atau lebih yang tidak melampui satu batas unsur fungsional klausa/kalimat. Contoh; buku itu dibaca, frasenya adalah buku itu. (S) (P) -klausa ialah satuan gramatik yang terdiri atas subjek, predikat,dan boleh disertai dengan objek pelengkap dan keterangan. Contoh; Saya membaca buku diperpustakaan (S) (P) (O) (K) -kalimat ialah satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai naik turunnya nada akhir. Contoh; Sekarang kita harus melompat Melompat? -wacana ialah satuan gramatik yang bergantung pada cirri konteks atau situasinya. Contoh; 1. Matahari Jakarta serasa di ubun-ubun 2. Ratusan pemuda bergoyang dalam irama jazz Artinya; membangun koherensi dengan syarat pembaca harus membayangkan mengenai maksud dari kalimat tersebut (ada konser musik jazz saat cuaca panas dan para penontonnya bergoyang.) 3. Semantik ialah cabang sistematik bahasa yang mempelajari makna atau arti. Contoh; 1. Saya membeli jagung (arti jagung disini yaitu makanan) Umurnya hanya seumur jagung (artinya umurnya pendek). Unsur-unsur bahasa terdiri dari:

1. bentuk (form) 2. makna (meaning) maksunya: lambang ____ makna ____ acuan form ____ meaning ___ referent Kuda, sebagaimana kita ketahui bahwa Kuda dapat kita maknai sebagai: -sejenis binatang -berkaki empat -berkuku ganjil -menyusui -pemakan rumput, dsb. Sifat-sifat bahasa terdiri dari: a. bahasa merupakan seperangkat bunyi , bunyi itu bersistem dan dikeluarkan oleh alat bicara manusia. b. bahasa itu arbiter artinya; hubungan antara bunyi dan wujudnya yang berwujud benda, atau konsep bersifat manasuka. c. bahasa adalah seperangkat alat lambang, karena bunyi yang dihasilkan oleh alat bicara manusia itu berwujud lambang. d. bahasa bersifat sempurna maksudnya; bahwa bahasa membawakan amanahnya sebagai wahana komunikasi. e. bahasa itu produktif artinya; meskipun unsur bahasa itu terbatas tetapi dengan unsur yang jumlahnya terbatas itu terdapat satuan-satuan bahasa yang jumlahnya tidakm terbatas meski secara relative sesuai dengan sistem yang berlaku dalam bahasa itu. f. bahasa itu unik artinya; mempunyai ciri khas yang spesifik yang tidak dimiliki oleh orang lain. g. bahasa itu universal artinya; bersifat menyeluruh, yakni setiap bahasa yang dimiliki di dunia ini mempunyai sifat/ciri dari masing-masing. h. bahasa itu manusia artinya; dapat dipakai untuk menyatakan sesuatu yang baru berbeda dengan alat komunikasi binatang.

Teori dan aliran-aliran dalam linguistik a. Teori Tradisional; yang mendasarkan pada analisis makna. Yaitu: 1. Aliran Struktural (aliran taksonomi) ; aliran ini melihat bahasa dari segi strukturnya. 2. Aliran Skopenhagen; aliran ini memperkenalkan istilah glissematics dalam linguistik. 3. Aliran Praha; aliran ini membahas mengenai hubungan antara fonem dan cirri-ciri pembeda (distinctive features). b. Teori Tagmemik; ada dua hal diantaranya: 1. perbedaan antara epic dan emic 2. hirearki tagmemik c. Teori Stratifikasi; teori ini menganggap bahwa bahasa merupakan sistem yang berhubungan d. Teori Konteks; inti dari teori konteks yaitu: - makna tidak terdapat pada unsur-unsur lepas yang berwujud kata, tetapi terpadu pada ujaran secara keseluruhan. - makna tidak boleh ditafsirkan secara dualis(kata dan acuan)/secara trialis(kata,acuan,tafsiran), tetapi makna merupakan satu fungsi /tugas yang terpadu dalam tutur yang dipengaruhi oleh situasi.; yaitu: Aliran Transformasi (The mit school); menurut teori ini setiap manusia menggunakan bahasa yang tercermin dalam kalimat-kalimat.

f. Teori Semantik Generatif (Abstract Syntax); yakni berpendapat bahwa struktur semantik dan struktur sintaksis bersifat homogen.untuk menggabungkannya cukup digambarkan oleh satu jenis kaidah, yakni transformasi. g. Teori Kasus; ialah hubungan antara verba dan nomina dalam struktur semantik, yakni verba identik dengan predikat, dan nomina identik dengan argument dalam semantik generatif, hanya argument diberi label kasus.

Anda mungkin juga menyukai