Anda di halaman 1dari 17

INTRODUCTION TO SEMANTICS

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Semantics and pragmatics

Dosen Pengampu: Trisna Dinillah Harya, M.Pd

Disusun oleh:

1. AHADI DIFA FERDIANSYAH


2. LINDA MELISA
3. YEPPY APRITA SARI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN) METRO


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

PENYUSUN

2
DAFTAR ISI

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semantik adalah cabang lingustik yang bertugas menelaah makna kata, bagaimana mula

bukanya, bagaimana perkembangannya, dan apa sebabnya terjadi perubahan makna dalam

sejarah bahasa (Mulyono dalam Suwandi, 2008:9). Kata semantik disepakati sebagai istilah

untuk bidang ilmu bahasa yang membahas dan mempelajari tentang makna atau arti. Istilah

makna merupakan kata dan istilah yang membingungkan. Sebagai contoh ambillah kalimat

Pencuri masuk rumah semalam. Timbul berbagai pertanyaan, misalnya Siapa nama pencuri itu?

Apakah laki-laki atau perempuan? Apakah pencuri itu menggunakan senjata? Pukul berapa

pencuri itu masuk rumah?. Demikian pula dengan kata: masuk, rumah, semalam. Maksudnya,

apakah yang dimaksud dengan kata: masuk, rumah, semalam? Misalnya, apakah masuk melalui

pintu atau jendela? Rumah siapa yang dimasuki? Seandainya kalimat pencuri masuk rumah

semalam, kita dengar dari teman kita yang sekarang sedang berbincang-bincang dengan kita,

tentu kita dapat menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan makna kata-kata yang digunakan

sehingga kita memahami keseluruhan makna kalimat itu. Sebab itu dikatakan istilah makna

merupakan istilah yang membingungkan.

B.Rumusan Masalah

1.Apa definisi semantics?

2.Bagaimana konsep semantics?

4
3.Apa saja jenis dari semantics?

C.Tujuan

1.Mengetahui definisi semantics

2.Mengetahui konsep semantics

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian semantik

Kata semantik berasal dari bahasa Yunani sema yang artinya tanda atau lambang (sign).

“Semantik” pertama kali digunakan oleh seorang filolog Perancis bernama Michel Breal pada

tahun 1883. Kata semantik kemudian disepakati sebagai istilah yang digunakan untuk bidang

linguistik yang mempelajari tentang tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya.

Oleh karena itu, kata semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti,

yaitu salah satu dari tiga tataran analisis bahasa: fonologi, gramatika, dan semantik (Chaer, 1994:

2). Semantik (dari bahasa Yunani: semantikos, memberikan tanda, penting, dari kata sema,

tanda) adalah cabang linguistik yang mempelajari arti/makna yang terkandung pada suatu

bahasa, kode, atau jenis representasi lain.

Dengan kata lain, semantik adalah pembelajaran tentang makna. Semantik biasanya dikaitkan

dengan dua aspek lain: sintaksis, pembentukan simbol kompleks dari simbol yang lebih

sederhana, serta pragmatik, penggunaan praktis simbol oleh komunitas pada konteks tertentu.

Kata semantik itu sendiri menunjukkan berbagai ide - dari populer yang sangat teknis. Hal ini

sering digunakan dalam bahasa sehari-hari untuk menandakan suatu masalah pemahaman yang

datang ke pemilihan kata atau konotasi. Masalah pemahaman ini telah menjadi subjek dari

banyak pertanyaan formal, selama jangka waktu yang panjang, terutama dalam bidang semantik

formal. Dalam linguistik, itu adalah kajian tentang interpretasi tanda-tanda atau simbol yang

6
digunakan dalam agen atau masyarakat dalam keadaan tertentu dan konteks.[3] Dalam

pandangan ini, suara, ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan proxemics memiliki semantik konten

(bermakna), dan masing-masing terdiri dari beberapa cabang kajian. Dalam bahasa tertulis, hal-

hal seperti struktur ayat dan tanda baca menanggung konten semantik, bentuk lain dari bahasa

menanggung konten semantik lainnya. Sebuah kata, misalnya buku, terdiri atas unsur lambang

bumyi yaitu [b-u-k-u] dan konsep atau citra mental benda-benda (objek) yang dinamakan buku.

Menurut Ogden dan Richards (1923), dalam karya klasik tentang “teori semantik segi tiga” ,

kaitan antara lambang, citra mental atau konsep, dan referen atau objek dapat dijelaskan dengan

gambar dan uraian sebagai berikut. Citra mental/konsep buku Lambang [b-u-k-u] Referen/objek.

Semantik kebahasaan adalah kajian tentang makna yang digunakan untuk memahami ekspresi

manusia melalui bahasa. Bentuk lain dari semantik mencakup semantik bahasa pemrograman,

logika formal, dan semiotika.

Berikut ini terdapat beberapa pengertian semantik menurut para ahli, terdiri atas:

a. Menurut Ferdinand de saussure (1966) Mengemukakan semantik yaitu yang terdiri dari

(1) komponen yang mengartikan, yang berwujud bentuk-bentuk bunyi bahasa dan (2)

komponen yang diartikan atau makna dari komponen yang pertama itu. Kedua komponen

ini adalah merupakan tanda atau lambang, sedangkan yang ditandai atau atau yang

dilambanginya adalah sesuatu yang berbeda diluar bahsa yang lazim disebut referen atau

hal yang ditunjuk.

b. Menurut Tarigan (1985: 2) Mengatakan bahwa semantik dapat dipakai dalam pengertian

luas dan dalam pengertian sempit. Semantik dalam arti sempit dapat diartikan sebagai

telaah hubungan tanda dengan objek-objek yang merupakan wadah penerapan tanda-

tanda tersebut. .

7
c. Menurut Verharr (2001: 384) Dapat dibedakan menjadi dua, yaitu semantik gramatikal

dan semantik leksikal. Istilah semantik ini digunakan para ahli bahasa untuk menyebut

salah satu cabang ilmu bahsa yang bergerak pada tataran makna atau ilmu bahsa yang

mempelajari makna.

d. Menurut Chaer (2009: 6-11) Semantik berdasarkan tataran atau bagian dari bahasa yang

menjadi objek penyelidikan dapat dibedakan menjadi empat, yaitu (1) semantik leksikal

yang merupakan jenis semantik yang objek penelitiannya adalah leksikon dari suatu

bahsa, (2) semantik gramatikal yang merupakan jenis semantik yang objek penelitiannya

adalah makna-makna gramatikal dari tataran morfologi, (3) semantik sintaksikal yang

merupakan jenis semantik yang sasaran penyelidikannya bertumpu pada hal-hal yang

berkaitan dengan sintaksis, (4) semantik maksud yang merupakan jenis semantik yang

berkenaan dengan pemakaian bentuk-bentuk gaya bahsa, seperti metafora, ironi, litotes,

dan sebagainya.

e. Menurut Charles Morrist Mengemukakan bahwa semantik menelaah “hubungan-

hubungan tanda-tanda dengan objek-objek yang merupakan wadah penerapan tanda-

tanda tersebut”.

f. Menurut J.W.M Verhaar; 1981:9 Mengemukakan bahwa semantik (inggris: semantics)

berarti teori makna atau teori arti, yakni cabang sistematik bahasa yang menyelidiki

makna atau arti.

g. Menurut Lehrer; 1974: 1 Semantik adalah studi tentang makna. Bagi Lehrer, semantik

merupakan bidang kajian yang sangat luas, karena turut menyinggung aspek-aspek

8
struktur dan fungsi bahasa sehingga dapat dihubungkan dengan psikologi, filsafat dan

antropologi.

h. Menurut Kambartel (dalam Bauerk, 1979: 195) Semantik mengasumsikan bahwa bahasa

terdiri dari struktur yang menampakan makna apabila dihubungkan dengan objek dalam

pengalaman dunia manusia.

i. Menurut Ensiklopedia britanika (Encyclopedia Britanica, vol.20, 1996: 313) Semantik

adalah studi tentang hubungan antara suatu pembeda linguistik dengan hubungan proses

mental atau simbol dalam aktifitas bicara.

j. Menurut Dr. Mansoer pateda Semantik adalah subdisiplin linguistik yang membicarakan

makna. k. Menurut Abdul Chaer Semantik adalah ilmu tentang makna atau tentang arti.

Yaitu salah satu dari 3 (tiga) tataran analisis bahasa (fonologi, gramatikal dan semantik).

l. Ferdinand de Saussure (1966) Semantik terdiri dari: Komponen yang mengartikan, yang

berwujud bentuk dan bunyi bahasa. Komponen yang diartikan atau makna dari

komponen yang pertama itu.

m. Menurut Drs. Aminuddin, M.Pd

Semantik mengandung pengertian studi tentang makna dengan anggapan bahwa makna

menjadi bagian dari bahasa, maka semantic merupakan bagian dari linguistik.

B. Hakikat makna

9
Menurut teori yang dikembangkan dari pandangan Ferdinand de Saussure, makna adalah

’pengertian’ atau ’konsep’ yang dimiliki atau terdapat pada sebuah tanda-linguistik. Menurut de

Saussure, setiap tanda linguistik terdiri dari dua unsur, yaitu (1) yang diartikan (Perancis:

signifie, Inggris: signified) dan (2) yang mengartikan (Perancis: signifiant, Inggris: signifier).

Yang diartikan (signifie, signified) sebenarnya tidak lain dari pada konsep atau makna dari

sesuatu tanda-bunyi. Sedangkan yang mengartikan (signifiant atau signifier) adalah bunyi-bunyi

yang terbentuk dari fonem-fonem bahasa yang bersangkutan. Dengan kata lain, setiap tanda-

linguistik terdiri dari unsur bunyi dan unsur makna. Kedua unsur ini adalah unsur dalam-bahasa

(intralingual) yang biasanya merujuk atau mengacu kepada sesuatu referen yang merupakan

unsur luar-bahasa (ekstralingual). Dalam bidang semantik istilah yang biasa digunakan untuk

tanda-linguistik itu adalah leksem, yang lazim didefinisikan sebagai kata atau frase yang

merupakan satuan bermakna (Harimurti, 1982:98). Sedangkan istilah kata,yang lazim

didefinisikan sebagai satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri yang dapat terjadi dari morfem

tunggal atau gabungan morfem (Harimurti, 1982:76) adalah istilah dalam bidang gramatika.

Dalam makalah ini kedua istilah itu dianggap memiliki pengertian yang sama. Yang perlu

dipahami adalah tidak semua kata atau leksem itu mempunyai acuan konkret di dunia nyata.

Misalnya leksem seperti agama, cinta, kebudayaan, dan keadilan tidak dapat ditampilkan

referennya secara konkret. Di dalam penggunaannya dalam pertuturan, yang nyata makna kata

atau leksem itu seringkali, dan mungkin juga biasanya, terlepas dari pengertian atau konsep

dasarnya dan juga dari acuannya. Misal kata buaya dalam kalimat (1). (1). Dasar buaya, ibunya

sendiri ditipunya. Oleh karena itu, kita baru dapat menentukan makna sebuah kata apabila kata

itu sudah berada dalam konteks kalimatnya. Makna sebuah kalimat baru dapat ditentukan apabila

kalimat itu berada di dalam konteks wacananya atau konteks situasinya. Contoh, seorang setelah

10
memeriksa buku rapor anaknya dan melihat angka-angka dalam buku rapor itu banyak yang

merah, berkata kepada anaknya dengan nada memuji. (2). ”Rapormu bagus sekali, Nak!” Jelas,

dia tidak bermaksud memuji walaupun nadanya memuji. Dengan kalimat itu dia sebenarnya

bermaksud menegur tau mungkin mengejek anaknya itu.

C. Jenis jenis Semantik

Teori yang mendasari dan dalam lingkungan mana semantik dibahas membawa kita

kepengenalan tentang jenis-jenis semantik. Jenis-jenis semantik itu dapat dideskripsikan berikut:

1. Semantik Behavioris

Para penganut aliran behavioris memiliki sikap umum: Penganut pandangan behavioris tidak

terlalu yakin dengan istilah-istilah yang bersifat mentalistik berupa mind, concept, dan idea:

Tidak ada perbedaan esensial antara tingkah laku manusia dan hewan: Mementingkan factor

belajar dan kurang yakin terhadap faktor-faktor bawaan: dan Mekanismenya atau

determinasinya. Berdasarkan sketsa itu makna berada dalam rentangan antara stimulus dan

respon, antara rangsangan dan jawaban. Makna ditentukan oleh situasi yang berarti ditentukan

oleh lingkungan. Karena itu, makna hanya dapat dipahami jika ada data yang dapat diamati yang

berada dalam lingkungan pengalaman manusia. Contoh: seorang ibu yang menyuapkan makanan

pada sibayi.

2. Semantik Deskriptif

Semantik deskriptif yaitu kajian semantik yang khusus memperlihatkan makna yang sekarang

berlaku. Makna kata ketika kata itu untuk pertama kali muncul. Tidak diperhatikan. Misalnya

dalam bahasa Indonesia ada kata juara yaitu orang yang mendapat peringkat teratas dalam

11
pertandingan tanpa memperhatikan makna sebelumnya yaitu pengatur atau pelerai dalam

persabungan ayam. Jadi, Semantik deskriptif hanya memperhatikan makna sekarang.

3. Semantik Generatif

Konsep-konsep yang terkenal dalam aliran ini adalah: Kompetensi (competence), yaitu

kemampuan atau pengetahuan bahasa yang dipahami itu dalam komunikasi: Struktur luar, yaitu

unsur bahasa berupa kata atau kalimat yang seperti terdengar: dan Struktur dalam, yaitu makna

yang berada dalam struktur luar. Aliran ini menjadi terkenal dengan munculnya buku Chomsky

tahun 1957 yang kemudian diperbarui. Teori semantic generatif muncul tahun 1968 karena

ketidak puasan linguis terhadap pendapat Chomsky. Menurut pendapat mereka struktur semantik

dan struktur sintaksis bersifat homogen. Struktur dalam tidak sama dengan struktur semantik.

Untuk menghubungkannya digambarkan dengan satu kaidah, yaitu transformasi. Teori ini tiba

pada kesimpulan bahwa tata bahasa terdiri dari struktur dalam yang berisi tidak lain dari struktur

semantik dan struktur luar yang merupakan perwujudan ujaran kedua struktur ini dihubungkan

dengan suatu proses yang disebut transformasi.

4. Semantik Gramatikal

Semantik gramatikal adalah studi simentik yang khususnya mengkaji makna yang terdapat

dalam satuan kalimat. Verhaar mengatakan Semantik gramatikal jauh lebih sulit dianalisis.

Untuk menganalisis kalimat masih duduk, kakak sudah tidur tidak hanya ditafsirkan dari kata-

kata yang menyusunnya. Orang harus menafsirkan keseluruhan isi kalimat itu serta sesuatu yang

ada dibalik kalimat itu. Sebuah kata akan bergesr maknanya apabila diletakkan atau digabungkan

dengan kata lain.

5. Semantik Leksikal

12
Semantik leksikal adalah kajian simentik yang lebih memuaskan pada pembahasan sistem

makna ayang terdapat dalam kata. Semantik leksikal tidak terlalu sulit. Sebuah kamus

merupakan contoh yang tepat untuk Semantik leksikal: makna setiap kata diuraikan disitu. Jadi,

Semantik leksikal memperhatikan makna yang terdapat didalam kalimat kata sebagai satuan

mandiri.

6. Semantik Historis

Semantik historis adalah studi semantik yang mengkaji sistem makna dalam rangkaian waktu.

Studi semantik historis ini menekankan studi makna dalam rentangan waktu, bukan perubahan

bentuk kata. Perubahan bentuk kata lebih banyak dikaji dalam linguistic hoistoris. Asal-usul kata

menjadi bagian studi etimilogi. Semantik ini membandingkan kata-kata berdasarkan periode atau

antara kata pada masa tertentu dengan kata pada bahasa yang lain. Misalnya dalam BI terdapat

kata padi dan dalam bahasa jawa terdapat kata pari. Fonem/ d/ dan/ r/ berkorespondensi.

7. Semantik Logika

Sematik logika adalah cabang logika modern yang berkaitan dengan konsep-konsep dan notasi

simbolik dalam analisis bahasa semantik logika mengkaji sistem makna yang dilihat dari logika

seperti yang berlaku dalam matematika yang mangacu kepada kata pengkajian makna atau

penafsiran ajaran, terutama yang dibentuk dalam sistem logika yang oleh Carnap disebut

semantik. Dalam semantik logika dibahas makna proprsi yang dibedakan dengan kalimat, sebab

kalimat yang berbeda dalam bahasa yang sama dapat aja diujarkan dalam proporsi yang sama.

Sebaliknya, sebuah kalimat dapat diujarkan dalam dua atau lebih proporsi. Proporsi boleh benar

boleh salah, dan lambang disebut sebagai variabel proporsional dalam semantik logika.

8. Semantik Struktural

13
Semantik struktural bermula dari pandangan linguis struktural yang dipelopori oleh Saussure.

Penganut strukturalisme berpendapat bahwa setiap bahasa adalah sebuah sistem, sebuah

hubungan struktur yang unik yang terdiri dari satuan-satuan yang disebut struktur. Struktur itu

terjelma dalam unsure berupa fonem, morfem, kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana yang

membaginya menjadi kajian fonologi, morfologi, sintaksis, dan wacana.

 Bagi seorang wartawan, seorang reporter atau orang-orang yang berkecimpung dalam

dunia persuratkabaran dan pemberitaan, mereka barang kali akan memperoleh manfaat

praktis dari mengenai semantik. Pengetahuan semantik akan memudahkannya dalam

memilih dan menggunakan kata dengan makna yang tepat dalam menyampaikan

informasi kepada masyarakat umum. Tanpa pengetahuan akan konsep-konsep polisemi,

homonimi, denotasi, konotasi dan nuansa-nuansa makna tertentu akan sulit bagi mereka

untuk dapat menyampaikan informasi secara tepat dan benar.

 Bagi mereka yang berkecimpung dalam penelitian bahasa, seperti mereka yang belajar di

Fakultas Sastra, pengetahuan semantik akan banyak memberi bekal teoretis kepadanya

untuk dapat menganalisis bahasa atau bahasa-bahasa yang sedang dipelajarinya.

 Bagi seorang guru atau calon guru pengetahuan semantik mengenai semantik akan

memberi manfaat teoretis dan juga manfaat praktis. Manfaat teoretis karena dia sebagai

guru bahasa harus pula mempelajari dengan sungguh-sungguh akan bahasa yang

diajarkannya. Teori-teori semantik ini akan menolong memahami dengan baik “rimba

belantara rahasia” bahasa yang akan diajarkannya itu. Sedangkan manfaat praktis akan

diperolehnya berupa kemudahan bagi dirinya dalam mengajarkan bahasa itu kepada

murid-muridnya. Sorang guru bahasa, selain harus memiliki pengetahuan dan

14
keterampilan yang luas mengenai segala aspek bahasa, juga harus memiliki pengetahuan

teori semantik secara memadai.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

16
DAFTAR PUSTAKA

17

Anda mungkin juga menyukai