Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH BAHASA INDONESIA

KOSAKATA DAN DIKSI

KELOMPOK 3

1. ARTIKA MUTIARA SAIMA (17029016)

2. INDAH KOMALA SARI (17029027)

3. RIKA RAMADAI (17029019)

4. YUSTICHA OKTAVIA MURNI (17029127)

DOSEN : Dr. Afnita, M.Pd.

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2020
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
Bahasa Indonesia dengan judul “ Kosakata dan Diksi “ ini sebatas pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki.

 Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita tentang asesmen pembelajaran. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan dan jauh dari apa yang telah harapkan. Untuk
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga
penelitian ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Padang, 7 Januari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULAN
1.1.Latar Belakang
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
A. Batasan dan Penguasaan Kosakata
1. Pengertian Kosakata
2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Penguasaan Kosakata
3. Pemilihan Kosakata dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
B. Pilihan Kata (Diksi)
1. Pengertian Pilihan Kata
2. Kata-kata Denotatif dan Konotatif
3. Kata-kata Bersinonim
4. Kata-kata Berhomonim, Berhomofon, dan Berhomograf
5. Kata Baku dan Non Baku
6. Kata Umum Dan Kata Khusus
7. Kata Konkret dan Kata Abstrak
8. Idiomatik dan Polisemi
9. Penggunaan Kata Secara Tepat
10. Penggunaan Kata Secara Benar
11. Bahasa Asing
12. Kata Baru

BAB II PENUTUP
3.1.Kesimpulan
3.2.Saran

DAFTAR RUJUKAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Memang harus diakui, kecenderungan orang semakin mengesampingkan pentingnya
penggunaan bahasa, terutama dalam tata cara pemilihan kata atau diksi. Terkadang kita
pun tidak mengetahui pentingnya penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan yang benar,
sehingga ketika kita berbahasa, baik lisan maupun tulisan, sering mengalami kesalahan
dalam penggunaan kata, frasa, paragraf, dan wacana.
Agar tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien, pemahaman yang baik ihwal
penggunaan diksi atau pemilihan kata dirasakan sangat penting, bahkan mungkin vital,
terutama untuk menghindari kesalapahaman dalam berkomunikasi.
Diksi atau pilihan kata dalam praktik berbahasa sesungguhnya mempersoalkan
kesanggupan sebuah kata dapat juga frasa atau kelompok kata untuk menimbulkan
gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengarnya.
Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu keberhasilan
dalam berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal pilih-memilih kata,
melainkan lebih mencakup bagaimana efek kata tersebut terhadap makna dan informasi
yang ingin disampaikan. Pemilihan kata tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi
namun juga digunakan dalam bahasa tulis (jurnalistik). Dalam bahasa tulis pilihan kata
(diksi) mempengaruhi pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih.
Dalam makalah ini, penulis berusaha menjelaskan mengenai diksi yang digunakan
dalam kehidupan sehari-hari baik dalam segi makna dan relasi, gaya bahasa, ungkapan,
kata kajian, kata popular, kata sapaan dan kata serapan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Kosakata?
2. Apa faktor-faktor yang Menpengaruhi penguasaan Kosakata?
3. Bagaiman Pemilihan Kosakata dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
4. Apa Pengertian Pilihan Kata (Diksi)?
5. Apa itu kata konotatif dan denotatif?
6. Apa itu kata-kata bersinoim?
7. Apa itu kata berhomonim, berhomofon, dan berhomograf?
8. Apa itu kata baku dan non baku?
9. Apa itu kata umum dan kata khusus?
10. Apa itu kata konkret dan kata abstrak?
11. Apa itu idiomatik dan polisemi?
12. Bagaimana penggunaan kata secara tepat?
13. Bagaimana penggunaan kata secara benar?
14. Apa itu kata baru?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Mengetahui apa pengertian Kosakata?
2. Mengetahui apa faktor-faktor yang Menpengaruhi penguasaan Kosakata?
3. Mengetahui bagaiman Pemilihan Kosakata dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
4. Mengetahui apa Pengertian Pilihan Kata (Diksi)?
5. Mengetahui apa itu kata konotatif dan denotatif?
6. Mengetahui apa itu kata-kata bersinoim?
7. Mengetahui apa itu kata berhomonim, berhomofon, dan berhomograf?
8. Mengetahui apa itu kata baku dan non baku?
9. Mengetahui apa itu kata umum dan kata khusus?
10. Mengetahui apa itu kata konkret dan kata abstrak?
11. Mengetahui apa itu idiomatik dan polisemi?
12. Mengetahui bagaimana penggunaan kata secara tepat?
13. Mengetahui bagaimana penggunaan kata secara benar?
14. Mengetahui apa itu kata baru?
BAB II

PEMBAHASAN

A. BATASAN DAN PENGUASAAN KOSAKATA


1. Pengertian Kosakata

Kosakata merupakan salah satu aspek bahasa yang sangat penting


keberadaannya dalam komunikasi. Kosakata diperlukan oleh setiap pemakai bahasa
untuk menyalurkan gagasan atau ide tau pendapat, baik saat berkomunikasi secara
lisan maupun secara tulisan. Semakin banyak kosakata yang dimiliki, maka semakin
besar pula kemampuannya dalam menggunakan bahasa. Dengan begitu,
kemampuan berbahasa seseorang dapat dilihat dari kemampuannya dalam
menguasai kosakata.

Kosakata dikenal juga dengan istilah Inggrisnya vocabulary merupakan


himpunan kata-kata yang dikuasai oleh seseorang dalam keperluannya untuk
menyusun kalimat-kalimat saat berkomunikasi.

Dapat disimpulkan bahwa kosakata merupakan komponen bahasa yang


memuat daftar kata-kata atau perbendaharaan kata beserta batasannya yang
penggunaannya sesuai dengan makna dan fungsinya. Perbendaharaan kata atau
kosakata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa.

Berbicara mengenai kosakata, tidak terlepas dari penguasaan seseorang


terhadap kosakata. Penguasaan kosakata merupakan kemampuan seseorang dalam
menggunakan kata-kata. Kemampuan untuk memahami itu diwujudkan dalam
kegiatan membaca dan menyimak, sedangkan kemampuan menggunakan
diwujudkan dalam kegiatan menulis dan berbicara. Pemilihan dan penggunaan
bentuk kata secara cermat dan tepat dapat mewakili pikiran dan perasaan penulis
dan pembicara sehingga menggugah pemikiran pembaca dan pendengar secara
tepat. Dengan memilih dan menggunakan kata secara tepat yang sesuai dengan
makna yang dikandungnya, berarti penulis telah memberikan informasi yang tepat
kepada pembaca dan pendengar.

Setiap kata memiliki makna dan nilai rasa yang berbeda. Walaupun
ada istilah “sinonim” (persamaan kata), tetapi tetap saja ada perbedaan dalam
penggunaan dan maknanya dalam suatu kalimat. Bagi mereka yang luas
penguasaaan kosakatanya akan memiliki kemampuan yang tinggi dalam
melihat perbedaan pada penggunaan setiap sinonim kata tersebut.

2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Penguasaan Kosakata

Menurut Yudiono (1984:47) ada beberapa faktor dominan yang


mempengaruhi tingkat penguasaaan kosakata seseorang yaitu : latar belakang
pengetahuan atau disiplin ilmu tertentu, usia, tingkat pendidikan, dan referensi.

Tingkat Pendidikan, sewajarnya mempengaruhi penguasaan kosakata


seseorang. Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin luas pula cakupan
penguasaan kosakatanya. Hal ini dapat diterima karena mata pelajaran yang
diajarkan di setiap jenjang pendidikan berbeda, banyak istilah baru yang
diperkenalkan pada jenjang yang lebih tinggi.

Dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penguasaan


kosakata seseorang antara lain :

1. Latar belakang pengetahuan


2. Usia
3. Tingkat pendidikan
4. dan referensi.
3. Pemilihan Kosakata dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
a. Makna Kata
Makna kata dalam banyak bahasa memiliki karakterisitik yang sama, yaitu :
 Sebagian besar kata memiliki lebih dari satu makna
 Sangat berkait erat dengan konteks tempat dimana kata itu muncul
 Makna beberapa kata hanya bisa dipahami dengan pemahaman akan kata lain.
b. Penggunaan Kata
Suatu kata bisa bermakna luas bila kata itu hadir bersama metafora dan
idiom. Kata tertentu juga hanya bersanding dengan kata tertentu lainnya, yang
biasanya disebut dengan kolokasi.
c. Pembentukan Kata
Bagaimana kata itu dibentuk tidak saja memungkinkan siswa bisa
memperluas kosakata yang ia kuasai melalui penambahan-penambahan sufiks,
prefiks dan infiks, tetapi juga bisa menerka makna kata yang belum diketahui
sebelumnya.
d. Gramatika Kata
Gramatika kata atau hubungan gramatis antara suku kata dan kata lain,
tidak saja perlu diketahui tetapi juga penting. Sebagai ilustrasi, siswa penting untuk
mengetahui bahwa sebagian besar kata kerja berawalan ‘me’ atau ‘ber’
(memandang, berdiskusi), bahwa kata benda dapat dibentuk dari kata sifat atau
kata kerja dengan menambahkan afiks seperti ‘ke-an’, (kedamaian, kedatangan),
kata kerja tertentu diikuti oleh obyek (Dani melemparkan tali kea rah korban
banjir) yang lain tidak bisa (mereka menangis, sedangkan Nina tertawa).

B. PILIHAN KATA (DIKSI)

1. Pengertian Pilihan Kata(diksi)

Beberapa definisi pilihan kata :

 Dalam KBBI (2002: 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yang tepat dan
selaras dalam penggunaanya untuk menggungkapkan gagasan sehingga diperoleh
efek tertentu seperti yang diharapkan.
 Harimurti (1984) dalam kamus linguistic, menyatakan bahwa diksi adalah pilhan
kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara di dalam
karang mengarang.

Jadi dapat disimpulkan bahwa, diksi ialah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih
kata yang tepat dan selaras untuk menyatakan atau mengungkapkan gagasan
sehingga memperoleh efek tertentu. Pilihan kata merupakan satu unsur
sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia
tutur setiap hari.

Dalam keraf(2000:24) dijelaskan bahwa ada tiga hal utama mengenai


diksi,yaitu :

a. Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk
menyampaikan suatu gagasan ,bagaimana membentuk pengelompokkan kata-kata
yang tepat atau menggunakan ungkapan yang tepat dan gaya mana yang paling baik
digunakan dalam situasi .
b. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa
makna dari gagasan yang ingin disampaikan,dan kemampuan untuk menentukan
bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat
pendengar,
c. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan
sejumlahbesar kosakata atau perbendaharaan kata bahasa itu.

Jadi dapat disimpulkan berdasarkan 3 hal diatas bahwasannya, pilihan kata


tidak hanya mempersoalkan ketepatan pemilihan kata ,tetapi juga
memperhatikan apakah kata yang dipilih dan digunakan terebut berterima oleh
pendengar atau pembaca dala situasi tertentu atau malah sebaliknya.

Alasan untuk memilih kata secara cermat dan tepat ,yaitu untuk :

1. Kata-kata Denotatif dan Konotatif


1) Denotatif adalah kata-kata yang memiliki makna konseptual ,referensial(sesuai
acuan), dan bermakna kognitif.
 Menurut Chaer (1995)
Kata-kata denotative merupakan kata-kata yang mempunyai makna
sesuai dengan hasil pengamatan pancainder.artinya,kata –kata yang
maknanya menyangkut informasi-informasi factual objektif.
 Menurut Keraf(2000)
Makna denotative disebut juga dengan makna denotasional,makna
kognitif,,makna ideasional,makna referensial atau makna proposisional.
 Menurut Kridalaksana (1982)
Makna denotative bersifat objektif didasarkan atas penunjukkan yang
lugas pada suatu diluar bahasa atau yang didasarkan atas konvensi
tertentu.

Jadi dapat disimpulkan bahwa denotasi mengacu pada makna


konseptual atau makna dasar atau hubungan kata dengan barang ,
konsep, dan sesuatu yang berada di luar bahasa.

contohnya :

Kata makan misalanya, bermakna memasukkan sesuatu ke dalam mulut,


dikunyah, dan ditelan. Makna makan seperti itu adalah makna denotatif.
2) Makna konotatif adalah tautan pikiran yang menimbulkan nilai
rasa,pikiran dan perasaan yang dijemput atau dijangkau kata itu ketika
didengar atau dibaca.
 Menurut atmazaki(2007)

Makna konotasi dapat bersifat kolektif (milik bersama) dan


dapat bersifat pribadi ,brgantung pada pengalaman seseorang
dengan gagasan yang diacu kata itu.

contoh :

Konotasi dalam konsep ,ketika seseorang mersa ketakutan ketika


mendengar kata meja hijau karena mempunyai pengalaman buruk
dengan pengadilan .akan tetapi bagi orang yang tidak memiliki
pengalaman buruk tentang hal tersebut , maka reaksinya akan biasa-
biasa saja.

 Menurut Arifin(2004)

Kata bermakna konotasi adalah kata yang memiliki makna asosiatif


dan timbul sebagai akibat dari sikap social,sikap pribadi ,dan criteria
tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual atau
denotasi.

 Menurut Chaer (1995)

Makna konotasi terdapat pada kata yang bermakna denotasi


artinya,pada umumnya semua kata mempunyai makna denotasi
tetapi tidak setiap kata itu mempunyai makna konotasi.

Makna konotasi terbagi menjadi 2,yaitu :

a. Konotasi positif
Konotasi positif yaitu makna tambahan dari kata yang
sebenarnya yang bernilai rasa tinggi,baik,sopan
,santun,sacral,dan sebagainnya.
b. Konotasi negtif
Konotasi negate yaitu makna tambahan dari makna kata sebenarnya yang
bernilai rasa rendah ,jelek,kotor dan sebaginya.

contoh :

Kata denotasi Kata konotasi


Mati Meninggal,/wafat
Rumah Gedung,wisma
Dibuat Dirakit

Makna konotatif dan denotatif berhubungan erat dengan kebutuhan


pemakai bahasa. Makna denotatif ialah arti harfiah suatu kata tanpa
ada satu makna yang menyertainya, sedangkan makna konotatif adalah
makna kata yang mempunyai tautan pikiran, perasaan, dan lain-lain
yang menimbulkan nilai rasa tertentu. Dengan kata lain, makna
denotatif adalah makna yang bersifat umum, sedangkan makna
konotatif lebih bersifat pribadi dan khusus.

contoh lainnya :

Dia adalah wanita cantik (denotatif)


Dia adalah wanita manis (konotatif)
Kata cantik lebih umum dari pada kata manis. Kata cantik akan
memberikan gambaran umum tentang seorang wanita. Akan tetapi,
dalam kata manis terkandung suatu maksud yang lebih bersifat
memukau perasaan kita.

2. Kata-kata yang Bersinonim


Menurut keraf(2000), sinonim adalah suatu istilah yang dapat
dibatasi sebagai :
1) Telaah mengenai bermacam-macam kata yang memiliki makna yang
sama
2) Keadaan dimana sua kata atau lebih memiliki makna yang sama

Menurut Putrayasa(2007), menyatakan bahwa sinonimi adalah dua


buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih sama.

Secara harfiah, sinonim adalah nama lain untuk benda yang sama.
Dari beberapa pendapat ahli diaats, dapat disimpulkan bahwa,sinonim
adalah kata – kata yang memiliki bentuk yang berbeda, seperti tulisan
maupun pelafalan, tetapi kata – kata tersebut memiliki makna yang mirip
atau sama.

contoh :

 Mati bersinonim dengan kata meninggal,wafat,gugur


 Cerdas bersinonim dengan kata pintar,pandai,hebat
 Besar bersinonim dengan agung,raya,maha
 Ilmu bersinonim dengan pengetahuan
 Penelitian bersinonim dengan penyelidikan

catatan : Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau


kemiripan serta maknanya tidak persis sama dan berbeda konteks
penggunaannya hal itu terbukti dari tidak dapatnya kata-kata yang
bersinonim itu dipertukarkan secara bebas.

misalnya :

kata meninggal dan mati menunjukkan kesamaan makna,tetapi


pemakaiannya berbeda .kata meninggal hanya digunakan untuk
manusia sedangkan kata mati digunakan tidak untuk manusia.

3. Kata-kata Ber-homonim,Ber-homograf,dan Ber-homofon


1) Kata ber-homonim
Dalam (Pateda,1986) homonim berasal dari bahasa yunani
,taitub”onoma” yang berarti nama dan ,”homos”yang berarti
sama .
Secara harfiah,homonym bermakna nama sama untuk benda lain
dapat disimpulkan bahwa , homonim adalah kata yang memiliki
bentuk atau ejaan sama,bunyi atau pelafalan yang sama dan makna
berbeda.
contoh :
 kata buku memiliki arti
buku = kitab
buku = ruas
 kata bisa memiliki artu
bisa-racun
bisa= dapat,sanggup
2) Kata ber-homofon
Homofon berasal dari kata :homo:yang berarti sama,dan :foni:
yang berarti bunyi atau suara.
Jadi, homofon adalah kata yang meiliki bunyi atau pelafalan yang
sama dan bentuk serta ejaan dan makna yang berbeda.
contoh :
 kata bank memiliki arti
bank = tempat penyimpanan uang
bang = panggilan untuk kakak laki-laki
 kata tank memiliki arti:
tank = mobil yang dilapisi baja
tang = alat untuk menjepit atau mencabut paku
3) Kata ber-homograf
Homograf berasal dari kata “homo” yang berarti sam,dan kata
“graf” yang berarti tulisan.
Jadi, homograf adalah kata yang memiliki bentuk atau ejaan
yang sama tetapi berbeda bunyi atau pelafalan dan
maknanya.
contoh ;
 Apel ( Buah ) – Apel ( Kumpul )
Apel pagi ini dihebohkan oleh kelakuan seorang tentara yang
sambil makan buah apel.
Kata “apel” yang pertama meupakan acara kumpul dilapagan pada pagi
hari sedangkan kata “apel” yang kedua merupakan salah satu jenis
buah
 Tahu ( Mengerti ) – Tahu ( Makanan )
Saya tahu kalo sumber protein nabati bisa didapat dari tahu dan
tempe.
Kata “tahu” yang pertama berari mengetahui atau mengerti, sedangkan
“tahu” yang kedua adalah makanan
 Mental ( Psikologis, Pikiran ) – Mental ( Terpelanting )
Karena kalah mental terlebih dahulu, petinju meksiko itu
langsung mental keluar ring setelah terkena satu pukulan dari
Crish John
Kata “mental” yang pertama itu berarti psikologis atau pikiran,
sedangkan “mental” yang kedua berarti jatuh keluar ring.

perbedaan :

Aspek Homonym Homograf Homofon

Tulisan Sama Sama beda


Bunyi Sama Beda Sama
Makna Beda Beda Beda

4. Kata Baku dan Non Baku

Kosakata Baku dan Tidak Baku Dalam KBBI Edisi Keempat disebutkan
pengertian baku adalah pokok, utama; tolok ukur yang berlaku untuk
kuantitas dan kualitas yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan; standar.

Sementara menurut Kosasih dan Hermawan (2012:83) kata baku adalah


kata yang cara pengucapan ataupun penulisannya sesuai dengan kaidah-
kaidah yang dibakukan. Kaidah standar yang dimaksud dapat berupa
pedoman ejaan (EYD), tata bahasa baku, dan kamus.Kata baku digunakan
dalam konteks ragam baku, baik lisan maupun tulisan. Sementara kata tidak
baku digunakan dalam ragam tidak baku.Ragam bahasa baku dapat dibatasi
dengan beberapa sudut pandang, diantaranya:

(1) sudut pandang kebakuan bahasa yang digunakan,

(2) sudut pandang informasi, dan

(3) sudut pandang pengguna bahasa.


Berdasarkan sudut pandang kebakuan bahasa, bahasa baku adalah
bahasa yang baik tata tulis, kosakata, maupun tata bahasanya sesuai dengan
hasil pembakuan bahasa. Dari sudut pandang informasi, bahasa baku adalah
ragam bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi tentang ilmu
pengetahuan. Lalu berdasarkan sudut pandang pengguna bahasa, ragam
bahasa baku dapat dibatasi dengan ragam bahasa yang lazim digunakan oleh
penutur yang paling berpengaruh, seperti ilmuan, pemerintah, tokoh
masyarakat, dan kaum jurnalis atau wartawan. Bahasa merekalah yang
dianggap ragam bahasa baku (Mulyono dalam Chaer,2011:5).

Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kata baku


adalah kata-kata yang lazim digunakan dalam situasi formal atau resmi yang
penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah yang dibakukan. Baku tidaknya
sebuah kata dapat dilihat dari segi lafal, ejaan, gramatika, dan kenasionalan-
nya (Chaer,2011:131).

Beberapa Contoh bahasa baku dan tidak baku

Baku Tidak baku


Ahli Akhli
Apotek Apotik
Aktif Aktip
Akhir Ahir
Akhlak Ahlak
Asas Azaz
Coklat Cokelat
Teori Tiori
Sukses Sakses
Tarif Tarip
Saraf Syaraf
Terap Trap
Survai Survey
Wujud Ujud
Zaman Jaman
Telepon Tilpon

5. Kata Umum dan Khusus

 Pengertian kata umum


Kata umum adalah sebuah kata yang mempunyai ruang lingkup yang
luas (makna kata umum sifatnya luas) yang mana, kata-kata tersebut
masih dapat diperincikan atau dijabarkan menjadi lebih khusus (lebih
lanjut) dan menjadi lebih sederhana. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa definisi kata umum adalah kata kata yang didalamnya
mengandung makna yang masih bisa untuk dijabarkan.

 Pengertian kata khusus


Kata khusus adalah sebuah kata yang mempunyai ruang lingkup
yang terbatas (makna kata khusus sifatnya sempit) yang mana, kata-kata
tersebut sudah tidak dapat diperincikan atau dijabarkan lagi. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa definisi kata khusus adalah kata kata yang
didalamnya mengandung makna yang tidak bisa untuk dijabarkan lagi.

 Contoh kata umum dan kata khusus


Perhatikan dan amati contoh kata umum dan kata khusus pada
kalimat berikut ini :

1. Aisyah membawa barang-barang kesayangannya saat camping. (mengandung kata


umum)

2. Dona menjinjing pakaian yang telah ia beli dari mall. (mengandung kata


khusus)

Berdasarkan dua contoh kalimat seperti yang tertera diatas,


maka diketahui bahwa pada kata membawa mengandung kata umum, dan
kemudian pada kata menjinjing mengandung kata khusus. Kedua kata
tersebut yakni membawa dan menjinjing mempunyai arti dan kegiatan
yang sama, perbedaannya hanya terletak pada sifat dari kedua kata
tersebut.

Jika diperincikan dan dijabarkan secara lebih mendalam, kata


membawa belum bisa memberikan dan menjelaskan gambaran yang jelas
dan tepat. Kata membawa dapat diartikan menjadi banyak makna seperti
membawa menggunakan mobil, menggunakan motor, menggunakan
sepeda dan lain sebagainya

Akan tetapi pada kata menjinjing sudah dapat memberikan dan


menjelaskan gambaran yang jelas dan tepat mengenai apa yang
dilakukan. Kata menjinjing diartikan menjadi membawa sesuatu yang ada
didalam sebuah tempat dengan menggunakan satu tangan serta letaknya
disamping sebelah kiri atau sebelah kanan. Perhatikan tabel contoh kata
umum dan kata khusus sebagai berikut :

Tabel contoh perbedaan kata umum dan kata khusus


Contoh kata umum Contoh kata khusus
Buah-buahan Mangga
Apel
Jeruk
Dan lain sebagainya.
Hewan ternak Ayam
Sapi
Kambing
Itik
Dan lain sebagainya.
Binatang Monyet
Kelinci
Gajah
Harimau
Dan lain sebagainya.
Melihat Menatap
Menyaksikan
Menonton
Mengintip
Dan lain sebagainya.
Membaw Memikul
a Menenteng
Menjinjing
Dan lain sebagainya.

Berdasarkan contoh perbedaan kata umum dan kata khusus pada


tabel diatas, maka nampak jelas bahwa pada kata khusus lebih dapat
menjelaskan kata yang lebih rinci dan kata khusus juga berasal dari
penjabaran dari kata umum.

Dengan demikian kata umum dan kata khusus memiliki makna


yang sama akan tetapi sifat keduanya yang bebeda, dimana kata umum
sifatnya luas sedangkan kata khusus sifatnya lebih rinci. 

6. Kata Konkret dan Abstrak

Kata konkret adalah kata yang acuannya nyata atau dapat dicerap oleh
pancaindera, misalnya buku, rumah, dan dingin. Kata-kata tersebut dapat
dirasakan keberadaannya melalui indera kita. Sebaliknya, kata abstrak
adalah kata yang acuannya tidak dapat dicerap oleh pancaindera, misalnya
demokrasi, reformasi, dan karunia.

Kata abstrak digunakan untuk mengungkapkan gagasan yang rumit.


Di samping itu, kata abstrak dapat membedakan gagasan yang bersifat teknis
dan khusus. Akan tetapi, dalam karangan ilmiah senantiasa digunakan kata
konkret untuk menghindari acuan yang samar dan tidak cermat.

Contoh Kata Abstrak dan Konkret

1. Contoh kata-kata abstrak dalam kalimat dan maknanya:

 Pak Andre termasuk orang kaya di daerahnya (Kaya mempunyai makna orang yang
mempunyai harta berlebih).
 Berderma kepada orang miskin merupakan perbuatan yang terpuji. (Miskin
mempunyai makna orang yang tidak mempunyai harta sama sekali).
 Pameran kerajinan tangan sangat digemari masyarakat Indonesia. (Kerajinan
mempunyai makna sesuatu yang diciptakan berdasarkan kreativitas seseorang).
 Dia mempunyai bakat musik yang sudah terpendam sejak kecil. (Bakat mempunyai
makna suatu kemampuan khusus dalam diri seseorang).
 Kejahatan ini sudah tidak bisa dimaafkan lagi. (Kejahatan mempunyai makna suatu
tindakan yang tidak menyenangkan, bahkan mencelakai orang lain).

2. Contoh kata-kata konkret dalam kalimat dan maknanya:


 Rumahnya terendam banjir selama dua hari. (Rumah adalah tempat tinggal
seseorang).
 Mobil keluaran terbaru itu ternyata sangat diminati masyarakat. (Mobil adalah salah
satu transportasi roda empat).
 Ia mempunyai berhekta-hektar sawah. (Sawah adalah area tanah yang biasa
digunakan untuk menanam padi).
 Akhirnya kesepakatan tercapai setelah dilakukan perundingan dalam waktu lama.
(Perundingan merupakan kata konkret yang berarti kegiatan negosiasi yang dilakukan
beberapa orang).

7. Kata Idomatik dan Polisemi


a. Idiomatik
Adalah penggunaan dua kata yang berpasangan Atmazaki(2007:57)
menyatakan idiomatic adalah dua kata atau lebih yang digunakan
sekaligus untuk mengungkapkan sesuatu
i. Sesuai dengan
ii. Bergantung pada
iii. Berhubungan dengan
iv. Terdiri atas
v. Disebabkan oleh
vi. Beharap akan
b. Polisemi
Adalah kata kata yang memiliki arti atau makna lebih dari satu
.Putrayasa(2007:119) mengatakan bahwa polisemi adalah kata
kata yang maknanya lebih dari satu. Misalnya kata kepala yang
mengandung makna :
i. Anggota tubuh manusia atau hewan
ii. Pemimpin atau ketua
iii. Orang atau jiwa
iv. Bagian yang sangat penting
v. Bagian yang berbeda di sebelah atas
vi. Sesuatu yang bentuknya bulat atau menyerupai kepala.

8. Penggunaan Kata Secara Tepat


Kekeliruan penulisan kata sering ditemukan pada kata depan di yang
seharusnya pada dan ke yang seharusnya kepada. Berikut contoh penulisan kata
depan (preposisi) yang benar dan yang salah.

Penulisan yang benar Penulisan yang salah


Pada siang hari Di siang hari
Pada kakak Di kakak
Pada saat itu Di saat itu
Pada bulan lalu Di bulan lalu
Pada saya Di saya
Kepada Ayah Ke ayah
Kepada rector Ke rector
Kepada guru Ke guru
Kepada mereka Ke mereka

9. Penggunaan Kata Secara Benar

Sejak bergantinya ejaan Van Opuijsen dan Soewandi menjadi Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan , aturan penulisan untuk kata depan, seperti di, ke,
dan dari di tulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

1. Penulisan kata depan yang benar

Kata depan di Kata depan ke Kata depan dari


di atas ke atas dari atas
di kampus ke kampus dari kampus
di dalam ke dalam dari dalam
di Jakarta ke Jakarta dari Jakarta
di rumah ke rumah dari rumah

2. Penulisan partiken non yang benar dan salah

Penulisan yang benar Penulisan yang salah


Non-ASEAN Non ASEAN
Non-Indonesia Non Indonesia
Non-Minangkabau Non Minangkabau
Nonformal Non formal, non-formal
Nonkependidikan Non kependidikan, non-
kependidikan

3. Penulisan partikel sub yang benar dan salah


Penulisan yang benar Penulisan yang salah

Subfokus Sub fokus, sub-fokus

Subbagian Sub bagian, sub-bagian

Subbab Sub bab, sub-bab

4. Penulisan partikel per


a. Kesalahan penulisan partikel per yang memiliki arti “mulai”,”demi” dan
“tiap”. Penulisan partikel per ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.

Penulisan yang benar Penulisan yang salah


Per meter Permeter
Per orang Perorang
Per malam Permalam
Per semester Persemester
Per satu Januari Persatu Januari
Per bulan Perbulan

b. Kesalahan penulisan partikel per yang memiliki arti “menjadikan”,


“menjadikan lebih”, dan “memperlakukannya sebagai”.

Penulisan yang benar Penulisan yang salah


Persatu Per satu
Perlebar Per lebar
Peranak Per anak
Persingkat Per singkat
Pertinggi Per tinggi

5. Penulisan kata pun


a. Kesalahan penulisan kata pun sering dijumpai pada katapun yang
memiliki arti “juga”.

Penulisan yang benar Penulisan yang salah


Apa pun apapun
Satu kali pun Satu kalipun
Mereka pun Merekapun
Bintang pun Bintangpun
Saya pun Sayapun
b. Untuk kata yang sudah padu, penulisan kata pun digabung dengan kata
yang diikutinya.
Penulisan yang benar Penulisan yang salah
Adapun Ada pun
Kendatipun Kendati pun
Walaupun Walau pun
Sekalipun Sekali pun
Ataupun Atau pun

6. Penulisan kata pasca ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya

Penulisan yang benar Penulisan yang salah


Pascasarjana Pasca sarjana
Pascaoperasi Pasc operasi
Pascapanen Pasca panen

10. Bahasa Asing

Perubahan makna kata karena faktor bahasa asing, misalnya kata tempat
orang terhormat diganti denganVIP. Kata symposium yang tadinya
bermakna orang yang minum-minum di restoran, maknanya diganti menjadi
acara diskusi yang membahas berbagai maslah. Kata busway untuk jalur
khusus bus, kata monorail untuk kereta api satu rel, dan kata colourful untuk
penuh warna.

11. Kata Baru

Jumlah kata dalam bahasa Indonesia terus bertambah sesuai dengan


perkembanga zaman dan kebutuhan pemakai bahasa itu senditri. Kebutuhan
itu mendorong pemakai bahasa untuk menciptakan dan mencari istilah atau
pendanaan kata sesuai dengan yang mereka butuhkan atau bidang ilmu
tertentu(bidang kedokteran, bidang militer, bidang teknologi, dan lain-lain).
misalnya, chip, microfilm, server, download, cd, dvd, chatting, website,
megafixel,hacker, cracker, fitur, password, dan lain-lain.

Disamping itu, ada kata-kata asing yang di-Indonesiakan dan keasingannya


itu dipertahankan karena keinternasionalannya, dan ada kata asing yang
hanya ejaannya disesuaikan. Seperti kata jaringan kerja untuk menggantikan
network, kata justifikasi untuk menggantikan pembenaran, kata kinerja
untuk menggantikan performance, kata klarifikasi untuk menggantikan
clarification, dan kata verifikasi untuk pemeriksaan kebenaran laporan.
BAB III

PENUTUP
Daftar Pustaka

Afnita, dan Iskandar, Zelvi.2019.Bahasa Indonesia Untuk Perguruan


Tinggi.Jakarta:Prenadamedia Group

Ermanto, dan Emidar.2018.Bahasa Indonesia Pengembangan Kepribadian di Perguruan


Tinggi.Depok:Rajawali Perss

Anda mungkin juga menyukai