Kota ini menjadi kota pusat pendidikan dunia pada masa itu. Alexander berusaha memadukan
unsur-unsur budaya Timur dengan budaya Yunani dan Romawi yang menjadi inspirasi nantinya
untuk kebudayaan Barat. Kota ini dibagun atas kemauan Alexander the Great dengan bantuan
Denokrates yang mampu mengubah Alexandria dari perkampungan nelayan sebagai kota yang
terkenal sebagai kota jawa dalam sejarah peradaban manusia. Selama hampir 1000 tahun
Alexandria menjadi ibukota Mesir hingga pada tahun 21 H (621 M), ibukota Mesir dipindahkan
dari Alexandria ke Kairo.
Dahulunya kota ini dilengkapi dengan sebuah perpustakaan. Ptolemi I membangun Mouseion dan
tempat tempat belajar serta perpustakaan karena kecintaanya pada ilmu pengetahuan.
Perpustakaan tersebut di idi dengan buku buku berbahasa Yunani dan juga kita kitab dari India
serta beberapa peninggalan Mesir Kuno.
Namun peradaban klasik tersebut harus hanccur karena beberapa serangan dari luar datang. Yang
pertama adalah karena serbuan Julius Caesar dalam perang menguasai Alexandria tahun 48 SM.
Seneca, seorang ahli filsafat Romawi memperkirakan ada 40.000 koleksi buku yang terbakar.
Kehancuran kedua adalah oleh serbuan Kaisar Marcus Aurelius di abad ketiga Masehi sewaktu
memadamkan pemberontakan oleh Ratu Zenobia dari Palmyra. Kemudian peristiwa yang paling
parah adalah perintah pembakaran semua bangunan(termasuk perpustakaan) oleh Patriakh
Theophilus dari Alexandria.
Dari peristiwa peristiwa tersebut maka telah banyak hilang beberapa karya besar dan bukti
sejarah. Namun di saat sekarang ini masih bisa beberapa bukti bangunan sisa sejarah tersebut
disaksikan dalm bentuk reruntuhan.
Ini Adalah Blog yang(semoga) bermanfaat.. !!
Senin, 19 November 2012
Seperti tadi yang telah dikatakan di sub-sub bab sebelumnya bahwa perdagangan juga
membantu mobilitas keluar masuknya buku (dalam lembar papyrus) untuk terjadi saling
tukar-menukar hasil pemikiran. Dan disitu dapat terlihat bahwa Alexsandria merupakan kota
yang memang memiliki multifungsi dalam berbagai segi peradaban manusia.
Dalam keterkaitannya dengan kekuasaan Romawi adalah merupakan salah satu rute
perdagangan yang dilewati berbagai pedagangjuga termasuk pedagang dari Bizantium. Rute
Niaga Bizantium adalah menghubungkan tiga benua dengan jaringan jalan kafilah, sungai,
laut serta jalan lapis ala Roma. Kekaisaran hanya menguasai sebagaian rute ini, namun para
pedagang mengimpor barang produksi dari negeri jauh, misalnya dari Eslandia, Ethiopia,
Rusia Utara, Sri Lanka dan Cina. Bahkan pada masa damai pun barang berpindah tangan
sepanjang jalan. Rempah-rempah dari Indonesia, misalnya, memerlukan perahu layar Persia,
dan Abisinia untuk mengangkutnya ke samudera Hindia, saudagar Bizantium ke laut Merah
menuju Jotabe serta Suez, kafilah ke Alexandria dan kapal untuk meyebrangi Laut
Tengah. [20]
[1] Lionel Casson. Abad Besar Manusia: Mesir Kuno (Tira Pustaka, 1965) hlm.11
[2] Ibid. hlm.12
[3] Dalam sumber lain disebut Fenensia.
[4] Daldjoeni. Geografi Kesejarahan (Alumni, 1982) hlm 52
[5] Op.cit
[6] Dalam sumber lain disamakan dengan Persia.
[7] Op.cit
[8] Bowra. Abad Besar Manusia: Yunani Klasik (Tira Pustaka, 1965) hlm.152-153
[9] Ibid. hlm 160
[10] Lionel Casson. Abad Besar Manusia: Mesir Kuno (Tira Pustaka, 1965) hlm.161
[11] Ibid. hlm.164
[12] Daldjoeni. Geografi Kesejarahan (Alumni, 1982) hlm 54
[13] Ibid. hlm.87-91
[14] Ibid. hlm. 161
[15] Gambar diambil dari Microsoft Encarta 2005
[16] Di posting dalam www.mayalestarigf.com pada tanggal 25 November 2010 pukul 19.55
[17] Philip Sherrad. Abad Besar Manusia: Bizantium. (Tira Pustaka, 1965) hlm. 11-16
[18] Lionel Casson. Abad Besar Manusia: Mesir Kuno (Tira Pustaka, 1965) hlm.161-162
[19] Gambar diposting dari Microsoft Encarta 2005.
[20] Ibid. hlm.32
[21] Basil Davidson. Abad Besar Manusia: Kerajaan-kerajaan Afrika. (Tira Pustaka, 1965) hlm. 90-91
[22] Lionel Casson. Abad Besar Manusia: Mesir Kuno (Tira Pustaka, 1965) hlm.164
[23] Diposting melalui e-mail agusmustofa63@yahoo.com merupakan seorang Ekspedisi Nil pada bulan
Ramadhan yang lalu.
Diposting oleh Nanik Prasasti di 04.11
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
1 komentar:
1.
saran saja, bahwa ada tulisan-tulisan yang salah ketik dan apakah
keistimewaan dari sekolah alexandria hanya perpustakaannya saja tidak ada
yang lain?
Balas
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)
Halaman
Beranda
Cari Blog Ini
Telusuri
Mengenai Saya
Nanik Prasasti
Blogger ini sebenarnya sudah pernah saya penuhi dengan curhatan perasaanku pada
lelakiku, tapi.. karena saya rasa blog ini bisa dialihfungsikan menjadi blog yang
lebih bermanfaat, yang diisi tugas-tugas kuliah saya selama 4 tahun lebih di kampus
saya. Selain berisi tugas-tugas, pegetahuan unik tentang psikologi juga kayaknya
asikkk.. kalau nanti saya punya produk yang perlu diperjualbelikan atau
dipromosikan, boleh juga blog ini menjadi medianya, apapun aja, yang penting
bermanfaat dan bermakna, sudah itu saja.. kita lihat aja deh, blog ini bakal diisi
sesuatu yang seperti apa :)
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
► 2013 (6)
▼ 2012 (8)
o ▼ November (1)
“Alexandria: Kota Kuno Bukti Perkembangan Ilmu Pen...
o ► Oktober (7)
Pengikut Translate
Esperanto
Diberdayakan oleh
Terjemahan
Say "Hello" :)
Euclid of Alexandria
BAB I
PENDAHULUAN
Matematika Yunani merujuk pada matematika yang ditulis di antara tahun 600 SM sampai 300
SM. Matematikawan Yunani tinggal di kota-kota yang tersebar di sekitaran Laut Tengah bagian
Timur, mulai dari Italia hingga ke Afrika Utara, namun dibersatukan oleh budaya dan bahasa
Yunani. Matematika Yunani pada periode setelah Iskandar Agung kadang-kadang disebut
matematika helenistik. Kata "matematika" sendiri diturunkan dari kata Yunani
kuno μάθημα (mathema), yang artinya "pelajaran tentang instruksi". Matematika Yunani lebih
berbobot daripada matematika yang dikembangkan oleh kebudayaan-kebudayaan pendahulunya.
Semua naskah matematika pra-Yunani yang masih terpelihara menunjukkan penggunaan
penalaran induktif, yakni pengamatan yang berulang-ulang yang digunakan untuk mendirikan
aturan praktis. Sebaliknya, matematikawan Yunani menggunakan penalaran deduktif. Bangsa
Yunani menggunakan logika untuk menurunkan simpulan dari definisi dan aksioma, dan
menggunakan untuk. Dalam perkembangannya matematika Yunani melahirkan banyak sekali
matematikawan yang sangat berjasa dalam dunia matematika hingga saat ini. Salah satunya
adalah Euclid, ahli ilmu ukur Yunani yang besar. kedudukannya dalam sejarah terutama terletak
pada textbooknya yang hebat mengenai ilmu ukur yang bernama The Elements. Arti penting
buku The Elements tidaklah terletak pada pernyataan rumus-rumus pribadi yang dilontarkannya.
Sumbangan Euclid terletak pada cara pengaturan dari bahan-bahan dan permasalahan serta
formulasinya secara menyeluruh dalam perencanaan penyusunan buku. Untuk mengetahui secara
terperinci tentang matematikawan Euclid, akan dijelaskan dan dipaparkan dalam uraian makalah
ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
C. Tujuan
BAB II
A. Biografi Euclid
Euclide adalah nama dari Arabisasi dari kata Εὐκλείδης Yunani, yang berarti "kemuliaan
baik." Euclide adalah tokoh ilmu ukur dari Yunani. Dia juga penyusun buku pelajaran yang terbesar
sepanjang abad. Euclide dikenal juga sebagai Euclid atau Euclid of Alexandria. Euclid ini adalah
salah satu murid dari akademi Plato di Athena. Selain kemasyhurannya, hampir tidak ada
keterangan terperinci mengenai kehidupan Euclid yang bisa diketahui. Dia pernah aktif sebagai
guru di Iskandaria, Mesir, pada sekitar 300 SM, tetapi kapan dia lahir dan meinggal benar-benar
tidak jelas. Bahkan, sulit diketahui di benua dan di kota mana dia dilahirkan. Yang jelas ia hidup
pada zaman Ptolemaeus l (305-285 SM.), raja Mesir bekas jenderal kesayangan Alexander Agung.
Ptolemaeus l membuat kota Alexandria jadi ibu kota. Jadi pusat perdagangan dan pusat ilmu
pengetahuan. Ptolemaeus l juga membuat perpustakaan yang terbesar di dunia pada zaman itu.
Perpustakaan itu menyimpan 700.000 gulung naskah kuno. Euclide adalah orang pertama di dunia
yang mendirikan sekolah matematika di Alexandria. Menurut Proclus pada suatu hari
Ptolemaeus l ingin sekali belajar geometri dari Euclide. Ia mengundang Euclide ke istananya dan
mulai mendengarkan pelajaran geometri dari Euclide. Tapi kemudian Ptolemaeus merasa bahwa
geometri terlalu sulit dan terlalu lama untuk dimengerti. Maka ia minta agar pelajaran dipercepat.
Euclide menjawab, “Bagi raja pun tak ada jalan pintas ke geometri!”. Mekipun demikian, di bidang
geometri Euclid memberikan warisan penting bagi dunia. Maka tak mengherankan jika Euclid
disebut “ bapak” geometri. Namun dalam tulisan-tulisan orang-orang Arab bahwa Euclid bin
Naqrat bin Znarjos, lahir di Btabrh, kebangsaan Yunani. Begitu hebatnya Euclid menyusun
bukunya sehingga dari bentuknya saja sudah mampu menyisihkan semua buku teks yang pernah
dibuat orang sebelumnya. Buku ini aslinya ditulis dalam bahasa Yunani, kemudian diterjemahkan
ke dalam berbagai bahasa. Terbitan pertama muncul pada 1482, sekitar 30 tahun sebelum
penemuan mesin cetak oleh Johann Gutenberg. Sejak penemuan mesin cetak, buku itu diterbitkan
dalam ribuan edisi dengan beragam corak.
Buku The Elements jauh lebih berpengaruh ketimbang semua risalah Aristoteles tentang logika.
Buku ini adalah contoh komplit perihal struktur dedukatif dan buah pikir yang menakjubkan dari
semua hasil kreasi otak manusia.
Pada umumnya orang-orang Eropa tidak beranggapan bahwa geometri ala Euclid hanyalah sebuah
sistem abstrak. Mereka justru sangat yakin bahwa gagasan Euclid benar-benar merupakan
kenyataan yang sesungguhnya. Pengaruh Euclid terhadap Isaac Newtown juga sangat kentara. The
Principia karya Newton mirip dengan The Elements. Selain itu, berbagai ilmuwan juga mencoba
menyamakan diri dengan Euclid. Caranya dengan memperlihatkan bagaimana semua kesimpulan
mereka secara logis berasal dari asumsi asli. Itulah yang antara lain dilakukan oleh ahli-ahli
matematika seperti Bertrand Russel, Alfred North Whitehead, dan filosof Spinoza. Kini para ahli
matematika telah mamaklumi bahwa geometri Euclid bukan satu-satunya sistem geometri yang
menjadi pegangan pokok. Mereka maklum bahwa selama 150 tahun terakhir banyak orang yang
merumuskan geometri bukan ala Euclid.
Euclid banyak menulis buku sebagai hasil karyanya. Salah satu karya Euclid yang terkenal adalah
bukunya yang berjudul "Stoicheia" atau The Element (unsur) tentang geometri (ilmu
ukur) yang jadi buku pelajaran yang di pakai di sekolah menengah di seluruh dunia selama 20 abad
lebih. Buku itu terdiri dari 13 jilid, sebagai berikut:
1. Buku I
Isinya mulai dari aksioma, defenisi dan dalil-dail geometri. Terdapat 48 dalil geometri dalam buku
ini. 26 dalil pertama berisi tentang segitiga, antara lain tentang dalil dua segitiga yang kongruen.
Dalil 27-32 mengenai kesejajaran dan jumlah sudut segiitga adalah . Dalil 33-48 mengenai jajaran
genjang, segitiga siku-siku, dan bujursangkar dan luasnya. Dalil 47 adalah mengenai teorema
phitagoras dan dalil 48 mengenai kebalikan torema itu.
2. Buku II
3. Buku III
Dalam buku ini terdapat dalil-dalil mengenai lingkaran, tali busur, garis singgung dan pengukur
sudut.
4. Buku IV
Di dalam buku ini dibahas mengenai lukisan geometri menggunakan alat Euclide. Dengan alat
Euclide melukis segitiga, segilima, segiempat, segi enam, dan segi limabelas beraturan dengan
membagi-bagi busur lingkaran, melukis segi (n) beraturan. Sehingga sampai abad delapan belas
dianggap bahwa semua segi banyak dapat dilukis dengan alat Euclide. tetapi pada tahun 1796,
Carl Frederich Gauss membuktikan suatu segi banyak beraturan yang banyak sisinya bilangan
prima dapat dilukis bila bilangan prima itu
5. Buku V
Buku ini berisi landasan tentang perbandingan teori Eudoxian mengenai perbandingan diperjalas
sehingga kehebohan penemuan bilangan irrasional oleh sekolah Pythagoras dapat dipecahkan.
Perbandingan dua besaran A dan B yang sejenis (sama-sama ruas garis, luas dan sebagainya) sama
dengan perbandingan dari besar C dan D yang sejenis. Jika terdapat bilangan positif m dan n yang
bulat sehingga untuk m A n B sesuai dengan mC n D atau A:B = C:D = m:n. teori Eudox ini
kemudian dikembangkan oleh Dedekind dan Weierstass.
6. Buku VI
Buku ini berisi tentang bentuk kesamaan yang disajikan dengan sempurna dan homogen.
Penggunaan fakta/keterangan penting seperti pada persamaan kuadrat yang diaplikasikan untuk
menghitung luas. Dan metode ini digunakan untuk menentukan luas dari jajaran genjang sehingga
diketahui bahwa sudut yang salilng berhadapan memiliki besar yang sama. Serta dibahas juga
mengenai teori-teori tentang proporsi-proporsi dalam geometri.
7. Buku VII - IX
Buku ini membahas tentang teori bilangan yang berisi tentang landasan fakta sederhana dari teori
bilangan phytagoras yang sekarang disebut Algoritma Euclid. Yang dapat diketahui dengan
pembagian silang untuk menentukan FPB ( faktor persekutuan terbesar) dan KPK (kelipatan
persekutuan terkecil). Dalam hal ini juga ditambahkan bukti mengenai keunikan faktorisasi prima
menjadi faktor prima, perhitungan pangkat dan akar, penjumlahan deret geometri terhingga dan
bukti teori eksistensi pada bilangan prima yang tak terhingga. Selanjutnya telah dijelaskan pada
teorema phytagoras mengenai bilangan ganjil dan bilangan genap. Dalam buku ke IX ditemukan
dalil mengenai pembentukan bilangan genap sempurna, seperti 6 = 1+2+3 = jumlah faktor-
faktornya. Jika Sn = 2n-1 adalah bilangan prima maka 2n-1.Sn adalah bilangan sempurna.
8. Buku X
Buku ini berdasarkan pada studi sebelumnya pada Theaetetus, studi nya dimulai dengan
penelitian yang lama, Sulit sekali untuk dapat melihat secara keseluruhan karena bentuk yang
tidak praktis dan tujuan akhir yang berupa jenis bilangan irrasional.
9. Buku XI
Buku ini berisi tentang beberapa data yang melibatkan prinsip dualitas yang mengacu pada garis
lurus dan bidang. Selanjutnya teorema yang paling penting pada trigonometri dan yang terakhir
teorema permukaan yang sejajar
10. Buku XII
11. Buku XIII
Buku ini berdasarkan studi dari Eudoxus yang mengupas fakta mengenai penyelesaian bentuk-
bentuk umum pada bangun ruang.
Apa yang penting tentang Euclid 's Elemen adalah paradigma yang ditetapkannya untuk cara
bahwa matematika harus dipelajari dan dicatat. Dia mulai dengan beberapa definisi dari
terminologi dan ide untuk geometri, dan kemudian ia mencatat lima postulat penting (atau
aksioma) dari geometri. Sebuah versi dari postulat ini adalah sebagai berikut:
b. P2 Untuk setiap segmen ada titik E unik (pada baris yang ditentukan oleh A dan B)
sehingga E adalah antara A dan B dan segmen AE dengan segmen EB adalah kongruen
c. P3 Untuk setiap titik C dan masing-masing titik A berbeda dari C, terdapat lingkaran dengan pusat
C dan CA radius.
Ini adalah empat standar aksioma yang memberikan konsepsi kita tentang Euclidean geometri.
Aksioma kelima, topik studi intensif selama dua ribu tahun, adalah paralel yang disebut postulat
(dalam formulasi Playfair 's):
e. P5 Untuk setiap l line dan setiap titik P yang tidak terletak pada l ada m garis melalui P yang unik
sehingga m sejajar dengan l.
Semua postulat membawa apa yang disebut dengan pembuktian diri (self-evidence). Postulat
kelima dibuktikan oleh Euclid tanpa memberikan cara pembuktian. Upaya pertama untuk
membuktikan postulat kesejajaran ini dilakukan oleh Girolamo Saccheri, pendeta Jesuit
berkebangsaan Italia, yang mendukung Euclid dengan menerbitkan buku berjudul Euclides ab
omni naevo vindicatus (“Euclid bebas dari semua kesalahan”) pada tahun 1733. Buku tersebut
tidak dapat menuntaskan kesalahan Euclid. Matematikawan terkemuka Jerman, Gauss, pertama
kali menemukan kesalahan postulat kelima tapi malu untuk mempublikasikannya sehingga
kehormatan diberikan kepada dua matematikawan lain yang mengungkapkannya dengan cara
penemuan Gauss. Janos Bolyai dari Hongaria dan Nicolai Lobachevsky secara terpisah mampu
membuktikan cacat postulat kelima Euclid dengan cara berbeda pula.
Penemuan kesalahan ini membuat berkembangnya geometri model baru. Dirintis oleh
Beltrami dari Italia, disusul Cayley dari Inggris, Poincare dari Perancis dan Felix Klein dari Jerman.
Terakhir, dirombak, diubah dan dilakukan penyesesuai kecil terhadap postulat-postulat Euclid
oleh [Bernhard] Riemann dari Jerman sehingga muncul bentuk-bentuk baru: hiperbola, parabola,
ellips yang merupakan jawaban bahwa alam semesta bukanlah pengikut aliran Euclid. Setelah
banyak ditemukan cacat pada doktrin Euclid, banyak pengikutnya mulai “menyerang” Euclid
dengan menyebut dia terlalu arogan dan memaksakan suatu pembuktian yang dibuatnya selalu
benar, misalnya: salah satu sisi segitiga tidak akan lebih panjang daripada jumlah kedua sisi
lainnya. Matematikawan modern mengkritik Euclid dari sudut pandang lain, yaitu: Euclid tidak
cermat dalam melakukan pembuktian. Terdapat beberapa kesalahan dan ide-ide yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan. Yang paling mencolok adalah postulat kelima yang juga lazim disebut
dengan postulat kesejajaran.
Setelah 700 tahun, Theon dari Alexandria membuat perbaikan dari karya Euclide itu. Karya
Theon inilah yang diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Pada tahun 1220, sarjana inggris yaitu
Adelard membuat terjemahan dalam bahasa latin dari terjemahan bahasa arab buku itu. Cetakan
pertama dari buku Elemen Euclide itu dalam bahasa latin dibuat di Venesia pada tahun 1482 oleh
Campanus. Terjemahan pertama dari bahasa Yunani ke dalam bahasa latin dibuat oleh
Commadino pada tahun 1572. Terjemahan lengkap ke dalam bahasa Inggris dilakukan oleh
Bringsley pada tahun 1570.
a. The Data, berhubungan dengan sifat dan implikasi dalam masalah geometris; dan terkait dengan
jilid ke-4 buku The Elements
b. On Divisions of Figures, menyangkut pembagian bidang geometris menjadi dua atau lebih bagian
yang sama atau dengan rasio tertentu.
c. Catoptrics, menyangkut teori matematika cermin, yaitu bentuk gambar pada cermin cekung.
Karya – karya lain yang dipercaya merupakan karya dari Euclid tetapi telah hilang adalah sebagai
berikut :
1. Conics adalah sebuah karya tentang kerucut yang kemudian diperluas oleh Apollonius dari Perga.
Kemungkinan bahwa empat buku pertama karya Apollonius berasal dari Euclid.
3. Pseudaria, atau Kitab Fallacies, adalah teks dasar tentang kesalahan dalam penalaran.
Kita tahu dari laporan orang lain, misalnya laporan Proclus, ahli filsafat Yunani, yang menulis
tentang Euclide kira-kira 700 tahun sesudah Euclide meninggal.
Anak SD sekarang sudah terbiasa dengan bilangan prima. Dari angka 2 sampai dengan 50
terdapat 15 bilangan prima (2, 3, 5, 7, 11, 13, `7, `9, 23, 29, 31, 37, 41, 43, 47) ; dari 50 sampai
dengan 100 hanya 10 bilangan prima. Euclid membuat pernyataan: jika bilangan prima terbesar
adalah n, maka pasti ada bilangan > n, di mana dapat dicari dengan menggunakan 1 x 2 x 3 dan
seterusnya sampai n, kemudian ditambah 1 untuk mendapatkan hasilnya. Simbol matematika
untuk mengekspresikan adalah n! + 1 (n faktorial ditambah 1).
Tidak banyak orang yang beruntung memperoleh kemasyhuran yang abadi seperti Euclid, ahli ilmu
ukur Yunani yang besar. Meskipun semasa hidupnya tokoh-tokoh seperti Napoleon, Martin
Luther, Alexander yang Agung, jauh lebih terkenal ketimbang Euclid tetapi dalam jangka panjang
ketenarannya mungkin mengungguli semua mereka yang disebut itu. Format yang dibuat Euclid
membantu terjadi standarisasi matematika Yunani. Subyek-subyek yang dibahas oleh Euclid
mencakup bentuk-bentuk, theorema Pythagoras, persamaan dalam aljabar, lingkaran, tangen,
geometri ruang, teori proporsi, bilangan prima, bilangan sempurna, integer positif, bilangan
irrasional, gambar tri-matra (tiga dimensi). Euclid meninggalkan warisan yang berguna bagi
pengembangan matematika. Kompilasi hasil-hasil karya matematikawan sebelumnya lewat
buku Elements, menunjukkan “benang merah” bahwa pengembangan matematika tidak lepas dari
peran pemikir Yunani. Kritik terhadap Euclid justru memicu munculnya non-Euclidian yang
melengkapi bahasan Euclid. Bentuk parabola, hiperbola dan elips mulai mendapatkan perhatian
dari para matematikawan. Arti penting buku The Elements tidaklah terletak pada pernyataan
rumus-rumus pribadi yang dilontarkannya. Hampir semua teori yang terdapat dalam buku itu
sudah pernah ditulis orang sebelumnya, dan juga sudah dapat dibuktikan kebenarannya.
Sumbangan Euclid terletak pada cara pengaturan dari bahan-bahan dan permasalahan serta
formulasinya secara menyeluruh dalam perencanaan penyusunan buku. Di sini tersangkut, yang
paling utama, pemilihan dalil-dalil serta perhitungan-perhitungannya, misalnya tentang
kemungkinan menarik garis lurus diantara dua titik. Sesudah itu dengan cermat dan hati-hati dia
mengatur dalil sehingga mudah difahami oleh orang-orang sesudahnya. Bilamana perlu, dia
menyediakan petunjuk cara pemecahan hal-hal yang belum terpecahkan dan mengembangkan
percobaan-percobaan terhadap permasalahan yang terlewatkan. Perlu dicatat bahwa buku The
Elements selain terutama merupakan pengembangan dari bidang geometri yang ketat, juga di
samping itu mengandung bagian-bagian soal aljabar yang luas berikut teori penjumlahan.
Adalah adil jika kita mengatakan bahwa buku Euclid merupakan faktor penting bagi pertumbuhan
ilmu pengetahuan modern. Ilmu pengetahuan bukanlah sekedar kumpulan dari pengamatan-
pengamatan yang cermat dan bukan pula sekedar generalisasi yang tajam serta bijak. Hasil besar
yang direnggut ilmu pengetahuan modern berasal dari kombinasi antara kerja penyelidikan
empiris dan percobaan-percobaan di satu pihak, dengan analisa hati-hati dan kesimpulan yang
punya dasar kuat di lain pihak.
Kita masih bertanya-tanya apa sebab ilmu pengetahuan muncul di Eropa dan bukan di Cina, tetapi
rasanya aman jika kita menganggap bahwa hal itu bukanlah semata-mata lantaran soal kebetulan.
Memanglah, peranan yang digerakkan oleh orang-orang brilian seperti Newton, Galileo dan
Copernicus mempunyai makna yang teramat penting. Tetapi, tentu ada sebab-musababnya
mengapa orang-orang ini muncul di Eropa. Mungkin sekali faktor historis yang paling menonjol
apa sebab mempengaruhi Eropa dalam segi ilmu pengetahuan adalah rasionalisme Yunani,
bersamaan dengan pengetahuan matematika yang diwariskan oleh Yunani kepada Eropa. Patut
kiranya dicatat bahwa Cina --meskipun berabad-abad lamanya teknologinya jauh lebih maju
ketimbang Eropa-- tak pernah memiliki struktur matematika teoritis seperti halnya yang dipunyai
Eropa. Tak ada seorang matematikus Cina pun yang punya hubungan dengan Euclid. Orang-orang
Cina menguasai pengetahuan yang bagus tentang ilmu geometri praktis, tetapi pengetahuan
geometri mereka tak pernah dirumuskan dalam suatu skema yang mengandung kesimpulan.
Bagi orang-orang Eropa, anggapan bahwa ada beberapa dasar prinsip-prinsip fisika yang dari
padanya semuanya berasal, tampaknya hal yang wajar karena mereka punya contoh Euclid yang
berada di belakang mereka. Pada umumnya orang Eropa tidak beranggapan geometrinya Euclid
hanyalah sebuah sistem abstrak, melainkan mereka yakin benar bahwa gagasan Euclid --dan
dengan sendirinya teorinya-- memang benar-benar merupakan kenyataan yang sesungguhnya.
Pengaruh Euclid terhadap Sir Isaac Newton sangat kentara sekali, sejak Newton menulis buku
kesohornya The Principia dalam bentuk kegeometrian, mirip dengan The Elements. Berbagai
ilmuwan mencoba menyamakan diri dengan Euclid dengan jalan memperlihatkan bagaimana
semua kesimpulan mereka secara logis berasal mula dari asumsi asli. Tak kecuali apa yang
diperbuat oleh ahli matematika seperti Russel, Whitehead dan filosof Spinoza. Sebenarnya, sejak
teori relativitas Einstein diterima orang, para ilmuwan menyadari bahwa geometri Euclid tidaklah
selamanya benar dalam penerapan masalah cakrawala yang sesungguhnya. Pada kedekatan
sekitar "Lubang hitam" dan bintang neutron --misalnya-- dimana gaya berat berada dalam derajat
tinggi, geometri Euclid tidak memberi gambaran yang teliti tentang dunia, ataupun tidak
menunjukkan penjabaran yang tepat mengenai ruang angkasa secara keseluruhan. Tetapi, contoh-
contoh ini langka, karena dalam banyak hal pekerjaan Euclid menyediakan kemungkinan perkiraan
yang mendekati kenyataan. Kemajuan ilmu pengetahuan manusia belakangan ini tidak
mengurangi baik hasil upaya intelektual Euclid maupun dari arti penting kedudukannya dalam
sejarah.
BAB III
SIMPULAN
1. Euclid adalah tokoh ilmu ukur dari Yunani. Dia juga merupakan guru di Iskandaria, Mesir, pada
sekitar 300 SM. Seorang matematikawan yang sangat berpengaruh bagi perkembangan
matematika dan pemikiran matematikawan lainnya seperti Isaac Newtown.
Karya – karya lain yang dipercaya merupakan karya dari Euclid tetapi telah hilang adalah sebagai
berikut : Conics ,Porisms membahas mengenai kerucut, Pseudaria, atau Kitab Fallacies, adalah
teks dasar tentang kesalahan dalam penalaran
3. Adapun kontribusi atau sumbangsih Euclid terhadap matematika diantaranya terletak pada cara
pengaturan dari bahan-bahan dan permasalahan serta formulasinya secara menyeluruh dalam
perencanaan penyusunan buku yang mencakup bentuk-bentuk, theorema Pythagoras, persamaan
dalam aljabar, lingkaran, tangen, geometri ruang, teori proporsi, bilangan prima, bilangan
sempurna, bilangan bulat positif, bilangan irrasional, gambar tri-matra (tiga dimensi), petunjuk
pemecahan masalah, pemilihan dalil-dalil serta perhitungan-perhitungannya,
DAFTAR PUSTAKA
http://www-groups.dcs.st-and.ac.uk
http://www-history.mcs.st-andrews.ac.uk/history/Mathematicians/Euclid.html
http://jwilson.coe.uga.edu/emt725/Heron/HeronProofGeom.html.
http://id.hicow.com/articles/Euclid
http://id.wikipedia.org/wiki/Matematika_murni
http://personal.fmipa.itb.ac.id/novriana/files/2010/09/5-Ruang-Hasil-Kali-Dalam-v2011.pdf
http://p4mristkippgrisda.wordpress.com/2011/03/03/the-ancient-greeks-part-2/
http://www.apprendre-math.info/indonesien/historyDetail.htm?id=Euclid
http://www.mate-mati-kaku.com
http://www.math.bme.hu/mathhist/BigPictures/EuclidTheorem.gif.
Diposting oleh Unknown di 16.43
Arsip Blog
▼ 2013 (30)
o ▼ Mei (30)
Cara Mengajar Matematika, Bagaimana?
CALCULUS FOR MY LIFE
Selayang perkembangan angka nol
Matematika adalah pilihanku
CARA MUDAH BELAJAR MENCINTAI MATEMATIKA
Magical 10001
Media pembelajaran Matematika
MATEMATIKA EROPA
“Menguak” 1/0
DARI BENCI JADI CINTA MATEMATIKA
SIFAT KONTIGENSI
DUMMETT DAN FULL BLOODED CONVENTIONALISM
KEMAMPUAN PERMAINAN BAHASA YANG TIDAK DAPAT DITIN...
“KONSEPSI PERMAINAN BAHASA”
KALKULUS SAMPAI KONSEP PERMAINAN BAHASA
FILOSOFI MATEMATIKA DI ANTARA DUA GOLONGAN
THE CAMBRIDGE COMPANION TO WITTGENSTEIN
A philosophy of mathematics
Perkembangan Matematika dan Sains Periode Helenism...
Sekilas Tentang Plato
Sekilas Tentang Neo Pythagorean dan Neo Platonist
Permulaan Ide Matematika pada Masa Yunani Kuno
Set (Mathematic)
PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE KE-2
Sejarah Angka Nol
Euclid of Alexandria
About The Irrational
Hipotesis
Macam-Macam Korelasi
Prinsip Induksi matematis
Mengenai Saya
Unknown