Aleksander III dari Makedonia (20/21 Juli 356 – nya budaya baru, yaitu perpaduan kebudayaan Yuna-
10/11 Juni 323 SM), lebih dikenal sebagai Aleksan- ni, Mediterrania, Mesir, dan Persia yang disebut dengan
der Agung (bahasa Yunani: Μέγας Ἀλέξανδρος, Peradaban Hellenis atau Hellenisme. Aspek-aspek He-
Mégas Aléxandros) atau Iskandar Agung, adalah raja llenis tetap ada dalam tradisi Kekaisaran Bizantium sam-
Kekaisaran Makedonia (bahasa Yunani: Βασιλεύς Μα- pai pertengahan abad 15. Pengaruh Hellenisme ini bahk-
κεδόνων), sebuah negara di daerah timur laut Yunani. an sampai ke India dan Cina. Khusus di Cina, penga-
Pada usia tiga puluh tahun, dia memimpin sebuah ke- ruh kebudayaan ini dapat ditelusuri di antaranya dengan
kaisaran terbesar pada masa sejarah kuno, membentang artefak yang ditemukan di Tunhuang. Aleksander men-
mulai dari Laut Ionia sampai pegunungan Himalaya. jadi legenda sebagai pahlawan klasik dan diasosiasikan
Dia tidak pernah terkalahkan dalam pertempuran dan dengan karakteristik Akhilles. Aleksander juga muncul
dianggap sebagai komandan perang terhebat sepanjang dalam sejarah dan mitos-mitos di Yunani maupun di lu-
masa.[1] Aleksander lahir di Pella pada 356 SM dan me- ar Yunani. Aleksander menjadi pembanding bagi para
rupakan murid seorang filsuf terkenal, Aristoteles. Pa- jenderal bahkan hingga saat ini,ii[›] dan banyak Akademi
da tahun 336 SM Aleksander menggantikan ayahnya, militer di seluruh dunia yang mangajarkan siasat-siasat
Filipus II dari Makedonia, sebagai pemimpin Makedonia pertempurannya.[1]
setelah ayahnya dibunuh oleh pembunuh gelap. Filipus Aleksander selama ekspansinya juga mendirikan bebera-
sendiri telah menaklukkan sebagian besar negara-kota di pa kota yang semuanya dinamai berdasarkan namanya,
daratan utama Yunani ke dalam hegemoni Makedonia, seperti Aleksandria atau Aleksandropolis. Salah satu da-
melalui militer dan diplomasi. ri kota bernama Aleksandria yang berada di Mesir, kelak
Setelah kematian Filipus, Aleksander mewarisi kerajaan menjadi terkenal karena perpustakaannya yang lengkap
yang kuat dan pasukan yang berpengalaman. Dia berha- dan bertahan hingga seribu tahun lamanya serta berkem-
sil mengukuhkan kekuasaan Makedonia di Yunani, dan bang menjadi pusat pembelajaran terhebat di dunia pada
setelah otoritasnya di Yunani stabil, dia melancarkan ren- masa itu.
cana militer untuk ekspansi yang tak sempat diselesaikan
Walaupun hanya memerintah selama 13 tahun, semasa
oleh ayahnya. Pada tahun 334 SM dia menginvasi daerah kepemimpinannya ia mampu membangun sebuah impe-
kekuasaan Persia di Asia Minor dan memulai serangkaian
rium yang lebih besar dari setiap imperium yang pernah
kampanye militer yang berlangsung selama sepuluh ta- ada sebelumnya. Pada saat ia meninggal, luas wilayah
hun. Aleksander mengalahkan Persia dalam sejumlah
yang diperintah Aleksander berukuran 50 kali lebih be-
pertempuran yang menentukan, yang paling terkenal an- sar daripada yang diwariskan kepadanya serta mencakup
tara lain Pertempuran Issus dan Pertempuran Gaugame- tiga benua (Eropa, Afrika, dan Asia). Gelar yang Agung
la. Aleksander lalu menggulingkan kekuasaan raja Per- atau Agung di belakang namanya diberikan karena kehe-
sia, Darius III, dan menaklukkan keseluruhan Kekasiaran batannya sebagai seorang raja dan pemimpin perang lain
Persia (Kekasiaran Akhemeniyah).i[›] Kekaisaran Make- serta keberhasilannya menaklukkan wilayah yang sangat
donia kini membentang mulai dari Laut Adriatik sampai luas.
Sungai Indus.
Karena berkeinginan mencapai “ujung dunia”, Aleksan-
der pun menginvasi India pada tahun 326 SM, namun ter-
paksa mundur karena pasukannya nyaris memberontak. 1 Kehidupan awal
Aleksander meninggal dunia di Babilonia pada 323 SM,
tanpa sempat melaksakan rencana invasi ke Arabia. Se-
telah kematian Aleksander, meletuslah serangkaian per-
1.1 Kelahiran
ang saudara yang memecah-belah kekaisarannya menjadi
Aleksander dilahirkan pada tanggal 20 (atau 21) Juli 356
empat negara yang dipimpin oleh Diadokhoi, para jen-
deral Aleksander. Meskipun terkenal karena penaklu-SM,[2][3] di Pella, ibu kota Kekaisaran Makedonia di Yu-
nani Kuno. Dia terlahir sebagai putra Filipus II, Raja Ma-
kannya, peninggalan Aleksander yang bertahan paling la-
kedonia. Ibunya adalah istri keempat Filipus, Olympias,
ma bukanlah pemerintahannya, melainkan difusi budaya
yang terjadi berkat penaklukannya. putri Neoptolemos I, raja Epiros.[4][5][6][7] Meskipun Fi-
lipus memiliki tujuh atau delapan istri ketika itu, namun
Berkat penaklukan Aleksander, muncul koloni-koloni Olympias adalah istrinya yang paling utama, barangkali
Yunani di daerah timur yang berujung pada muncul- karena dia yang melahirkan Aleksander.[8]
1
2 1 KEHIDUPAN AWAL
Sebagai anggota Wangsa Argead, Aleksander mengkla- Lysimakhos.[12][13] Aleksander dbesarkan sebagai bang-
im diri sebagai keturunan Herakles melalui Karanos da- sawa muda Makedonia, dia belajar membaca, bermain
ri Makedonia.iv[›] Dari pihak ibunya dan Aiakid, dia lira, bertarung, dan berburu.[14]
mengklaim diri sebagai keturunan Neoptelemos, putra Ketika Aleksander berusia sepuluh tahun, seorang peda-
Akhilles.v[›] Keponakan kedua Aleksander adalah jende- gang kuda dari Thessalia menawarkan seekor kuda pa-
ral Pyrrhos dari Epiros, yang oleh Hannibal dianggap se- da Filipus. Kuda tersebut diberi harga senilai tiga be-
bagai komandan sehebat Aleksander[9] atau kedua terhe- las talen. Kuda itu tidak mau ditunggangi oleh siapa-
bat setelah Aleksander.[10] pun, dan Filipus memerintahkannya untuk dibawa per-
Menurut biografer Yunani kuno, Plutarch, Olympias, pa- gi. Akan tetapi, Aleksander berkata bahwa rasa ta-
da malam pernikahannya dengan Filipus, bermimpi bah- kut kuda itu adalah bayangannya sendiri dan memin-
wa rahimnya disambar petir, yang memicu semburan ta kesempatan untuk memunggangi kuda itu. Aleksan-
api yang menyebar sampai “jauh dan luas” sebelum pa- der berhasil melakukannya.[15] Menurut Plutarch, Fili-
dam. Beberapa waktu sebelum pernikahan, dikatakan pus, yang merasa sangat senang melihat keberanian dan
bahwa Filipus bermimpi melihat dirinya menyegel rahim ambisi Aleksander, langsung mencium putranya itu dan
istrinya dengan menggunakan segel berukir singa.[4] Plu- menyatakan: “Putraku, kau harus menemukan kerajaan
tarch mengajukan sejumlah penafsiran tentang mimpi- yang cukup besar untuk ambisimu. Makedonia terlalu
mimpi itu: bahwa Olympia telah hamil sebelum me- kecil untukmu”. Setelah itu Filipus membelikan kuda
nikah, ditunjukkan dengan penyegelan rahimnya; atau itu untuk Aleksander.[16] Aleksander menamai kuda itu
bahwa ayah Aleksander adalah Zeus. Para sejarawan Bukephalas, bermakna “kepala lembu”. Bukephalas ak-
ada yang berpendapat bahwa Olympias yang ambisius an menjadi teman perjalanan Aleksander dalam penaklu-
membesar-besarkan cerita mengenai silsilah dewa Alek- kannya sampai ke India. Ketika Bukephalas mati (akibat
sander, yang lain berpendapat Olympias memberitahu usia tua, menurut Plutarch, karena sudah berusia tiga pu-
Aleksander.[4] luh tahun), Aleksander menamai sebuah kota sesuai nama
Pada hari kelahiran Aleksander, Filipus sedang bersiap- kudanya (Bukephala).[17][18][19]
siap untuk mengepung kota Potidea di semenanjung Cha-
lcidike. Pada hari yang sama, Filipus mendapat ka- 1.3 Masa remaja dan pendidikan
bar bahwa jenderalnya Parmenion telah mengalahkan pa-
sukan gabungan Illyria dan Paionia, dan bahwa kuda-
kudanya telah memenangkan Olimpiade. Dikatakan pula
bahwa pada hari itu, Kuil Artemis di Ephesos—salah sa-
tu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno-terbakar. Hegesias
dari Magnesia berkata bahwa kuil itu terbakar karena de-
wi Artemis menghadiri kelahiran Aleksander.[2][6][11]
2.2 Perselisihan
A
E
G
E
A
N
Pada tahun 336 SM, Filipus sedang berada di Aigai, na. Dia juga mengampuni semua orang yang terlibat da-
menghadiri pernikahan putrinya, Kleopatra, yang meni- lam pemberontakan. Di Korinthos, terjadi peristiwa ter-
kah dengan saudara Olympia, Aleksander I dari Epiros. kenal, yaitu pertemuannya dengan Diogenes Sang Kynis,
Di sana Filipus dibunuh oleh pemimpin pasukan penga- yang memintanya untuk menyingkir sedikit karena dia
walnya sendiri, Pausanias.vi[›] Ketika Pausanias menco- menghalangi matahari.[62] Di sana juga Aleksander dibe-
ba kabur, dia tersandung tanaman anggur sehingga dapat rikan gelar Hegemon, dan seperti halnya Filipus, Aleksan-
dibunuh oleh para pengejarnya, yang meliputi dua rekan der juga diangkat sebagai komandan dalam perang yang
Aleksander, Perdikkas dan Leonnatos. Aleksander de- akan dilaksanakan melawan Persia. Ketika sedang ber-
ngan demikian diangkat sebagai raja oleh pasukan Make- ada di Korinthos, Aleksander mendengar berita bahwa
donia dan bangsawan Makedonia. Dia berusia dua puluh suku Thrakia memberontak di utara.[59][63]
tahun ketika menjadi raja.[50][51][52]
Peta kekaisaran Aleksander dan jalan-jalan yang dia tempuh. III dalam Pertempuran Issus pada bulan November.[79]
Darius melarikan diri dari pertempuran sehingga pasu-
Pasukan Aleksander menyeberangi Hellespont pada ta- kannya kacau balau. Dia meninggalkan istrinya, dua pu-
hun 334 SM dengan jumlah tentara sekitar 48.100 infan- trinya, ibunya Sisygambis, serta sejumlah besar harta.[80]
tri, 6.100 kavaleri dan armada laut yang terdiri dari 120 Setelah itu dia menawarkan kesepakatan damai kepada
kapal dengan kru kapal sekitar 38.000 orang.[70] Pasuk- Aleksander. Darius menawarkan akan menyerahkan se-
an itu berasal dari Makedonia dan dari berbagai negara- luruh wilayah yang telah ditaklukkan oleh Aleksander
kota Yunani, selain juga tentara bayaran, serta pasukan serta tebusan sebesar 10.000 talen untuk menebus kelu-
dari Thrakia, Paionia, dan Illyria.[72] Setelah mempero- arganya. Aleksander menjawab bahwa karena dia kini
leh kemenangan pertama melawan pasukan Persia dalam adalah raja Asia, maka hanya dia sendirilah yang berhak
Pertempuran Granikos, Aleksander menerima penyerah- mengatur masalah pembagian wilayah.[81]
an kota dan harta benda di Sardis, salah satu ibu kota Aleksander bergerak maju untuk menguasai Suriah, serta
provinsi di Persia. Aleksander lalu bergerak menuju pe- sebagian besar pesisir Levant.[82] Namun setahun kemu-
sisir Ionia.[73] Di Halikarnassos, Aleksander sukses mela- dian, pada 332 SM, dia terpaksa harus menyerang Tyre,
kukan pengepungan pertamanya. Dia berhasil memaksa yang pada akhirnya dia taklukkan melalui pengepungan
musuh-musuhnya, yakni kapten tentara bayaran Memnon yang terkenal.[83][84] Setelah menaklukkan Tyre, Alek-
dari Rhodes dan satrap Persia di Karia, Orontobates, sander, membantai semua penduduk prianya, dan men-
untuk mundur ke laut.[74] Setelah menaklukkan Karia, jual semua wanita dan anak-anak sebagai budak.[85]
Aleksander menugaskan Ada untuk memimpin urusan
pemerintahan di Karia. Ada sendiri mengadopsi Alek-
sander sebagai putranya.[75] 5.3 Mesir
Dari Halikarnassos, Aleksander maju ke pegunungan
Lykia dan dataran Pamphylia. Dia menaklukkan semua
kota pesisir dengan tujuan untuk menyulitkan armada la-
ut Persia. Jika kota-kota di pesisir dikuasai oleh Alek-
sander, maka kapal-kapal laut Persia tak akan bisa ber-
labuh. Mulai dai Pamphylia, di pesisir itu tidak ada lagi
pelabuhan yang penting dan Aleksander pun melanjutk-
an kampanyenya ke daratan dalam. Di Termessos, Alek-
sander mengampuni kota Pisidia.[76] Di kota Gordium,
ibu kota kuno Phrygia, Aleksander menjumpai ikatan
Gordia yang terkenal tak dapat dibuka. Menurut legen-
da, orang yang mampu membukanya akan menjadi “raja
Asia".[77] Aleksander merasa bahwa tidak masalah bagai-
mana ikatan itu dibuka, dan dia pun memotongnya de-
ngan pedangnya.[78] Nama Aleksander Agung dalam Hieroglif (ditulis dari kanan ke
kiri), sekitar 330 SM, Mesir. Museum Louvre.
5.2 Levant dan Suriah Setelah Aleksander menghancurkan Tyre, sebagian besar
kota dalam rute ke Mesir menyerah, kecuali Gaza. Gaza
Setelah menghabskan musim dinginya dengan melakuk- memiliki suatu benteng kuat yang di atas bukit dan sangat
an kampanye di Asia Minor, pasukan Aleksander menye- terlindung.[86] Pada awal Pengepungan Gaza, Aleksander
berangi Gerbang Cilicia pada tahun 333 SM, dan meng- memanfaatkan alat-alat yang sebelumnya dia pakai ketika
alahkan pasukan utama Persia di bawah pimpinan Darius menyerang Tyre. Setelah tiga kali gagal menyerang, ben-
5.5 Persia 7
teng itu pada akhirnya berhasil ditembus, namun Alek- 5.5 Persia
sander harus mendapat luka di bahunya. Seperti halnya
di Tyre, semua penduduk pria dibantai, sedangkan semua Dari Babilonia, Aleksander melaju ke Susa, salah sa-
wanita dan anak-anak dijadikan budak.[87] tu ibu kota Persia, dan merebut harta bendanya yang
legendaris.[96] Aleksander mengirim sebagian besar pa-
Di lain pihak, Yerusalem membuka gerbangnya dan me-
sukannya ke ibu kota seremonial Persia, Persepolis, le-
nyerah pada Aleksander. Menurut Yosephus, Aleksan-
wat Jalan Kerajaan, dan dia sendiri memimpin tentara-
der diperlihatkan buku ramalan Daniel, mungkin bab 8,
tentara pilihannya melalui rute langsung ke kota tersebut.
yang isinya adalah bahwa seorang raja Yunani yang kuat
Aleksander harus menyerang jalan masuk ke Gerbang
akan datang dan menaklukkan Kekaisaran Persia. Sete-
Persia (di Pegunungan Zagros modern) yang telah diblok
lah melihat isi buku tersebut, Aleksander mengampuni
[88][89] oleh pasukan Persia di bawah pimpinan Ariobarzanes
Yerusalem dan terus maju ke Mesir.
dan kemudian menghancuran Persepolis sebelum gar-
Aleksander memasuki Mesir pada tahun 332 SM, di sana nisunnya dapat mengamankan harta benda.[97] Ketika
dia dipandang sebagai seorang pembebas.[90] Dia mem- mamsuki Persepolis Aleksander mengizinkan pasukan-
peroleh gelar “penguasa baru alam semesta” dan putra de- nya untuk menjarah kota dan kemudian menyuruh me-
wa Amun di Orakel Oasis Siwa di gurun Libya.[91] Sejak reka berhenti.[98] Aleksander tinggal di Persepolis sela-
saat itu, Aleksander kadang disebut sebagai putra asli da- ma lima bulan.[99] Dalam masa tinggalnya di ibu kota,
ri Zeus-Ammon, dan mata uang yang kemudian muncul kebakaran terjadi di istana timur Xerxes dan menyebar
menggambarkan dirinya dengan hiasan tanduk kambing ke seluruh kota. Banyak dugaan mengenai apakah keba-
sebagai simbol kedewaannya.[92][93] Dalam masa tinggal- karan itu terjadi karena kecelakaan, atau sebagai tindak-
nya di Mesir, dia mendirikan Aleksandria (Iskandariyah), an pembalasan atas pembakaran Akropolis Athena pada
yang kelak akan menjadi ibu kota Kerajaan Ptolemaik se- masa Perang Yunani-Persia Kedua.[100] Arrianus, dalam
telah kematian Aleksander.[94] salah satu kritiknya mengenai Aleksander, menyatakan,
“Aku juga tidak merasa bahwa Aleksander menunjukk-
an pengertian yang baik dalam tindakan ini atau bahwa
dia dapat menghukum rakyat Persia atas tindakan masa
lalu.”[101]
Berangkat dari Mesir pada tahun 331 SM, Aleksan- 5.7 Asia Tengah
der pergi menuju ke timur ke Mesopotamia (sekarang
Irak utara) dan sekali lagi mengalahkan Darius dalam Aleksander, kini menganggap diri sebagai penerus sah
Pertempuran Gaugamela.[95] Lagi-lagi Darius terpaksa dari Darius, melihat Bessus sebagai pemberontak yang
kabur dan meninggalkan arena pertempuran, Aleksander mengancam takhta Akhemeniyah. Aleksander pun mela-
mengejarnya sampai ke Arbela. Gaugamela akan terbuk- kukan serangan untuk mengalahkannya. Kampanye mi-
ti sebagai pertempuran terakhir dan paling menentukan liter ini, yang pada awalnya direncanakan untuk melaw-
antara Aleksander dan Darius. Aleksander lalu bergerak an Bessus, pada akhirnya menjadi petualangan Aleksan-
menuju Babilonia dan menaklukkan kota tersebut.[96] der di Asia Tengah. Aleksander mendirikan kota-kota
8 5 PENAKLUKAN KEKAISARAN PERSIA
6 Kampanye di India
layah yang sebelumnya tidak dikuasai oleh Puru. Alas- nannya, mereka menaklukkan klan-klan Malli (di Multan
an lainnya kemungkinan lebih bersifat politis, yaitu kare- modern), dan beberapa suku India lainnya.[132]
na untuk mengendalikan daerah yang jauh dari Yunani, Aleksander mengirim sejumlah besar pasukannya ke
Aleksander membutuhkan bantuan dan kerja sama dari Carmania (Iran selatan modern) beserta jenderal-
orang lokal.[126] Aleksander mendirikan dua kota baru di nya Krateros, dan juga mengirim armada laut untuk
kedua sisi sungai Hydaspes, dan salah satunya dia beri na- mengeksplorasi pesisir Teluk Persia di bawah admiral
ma Bukephala sebagai penghormatan kepada kuda yang Nearkhos. Sementara dia sendiri memimpin pasukan-
telah membawanya ke India. Kudanya itu meninggal da- nya untuk mundur ke Persia melalui rute selatan yang le-
lam pertempuran.[127] Kota yang satunya dinamai Nikaia
bih sulit di sepanjang Gurun Gedrosia dan Makran (kini
(Kejayaan) di situs arkeologis Mong.[128][129] bagian dari Iran selatan dan Pakistan selatan).[133] Ale-
kander sampai di Susa pada tahun 324 BC, namun dia
kehilangan banyak prajurit akibat kondisi gurun yang
6.2 Pemberontakan pasukan
keras.[134]
diracun.[140][141] Arrian menemukan banyak sumber yang nuh. Diodoros, Plutarch, Arrian dan Yustinus semua-
meragukan tentang reaksi duka Aleksander atas kematian nya menyebutkan teori bahwa Aleksander diracun. Plu-
itu, meskipun hampir semua pendapat setuju bahwa ke- tarch menganggapnya sebagai pemalsuan,[55] sedangkan
matian Hephaistion cukup menggucang Aleksander. Dia Diodoros dan Arrian berkata bahwa mereka menyebut-
memerintahkan pelaksananaan pemakaman sahabatnya kannya hanya demi kelengkapan.[147][149] Meskipun de-
itu untuk diselenggarakan secara mahal di Babilonia. Se- mikian, catatan-catatan mereka cukup konsisten dalam
lain itu, Aleksander juga memerintahkan dilaksanakan- menduga para tersangka di balik pembunuhan Aleksan-
nya masa berkabung bersama.[140] der, di antaranya adalah Antipatros, yang baru saja di-
berhentikan dari jabatannya sebagai raja muda Make-
Setelah kembali ke Babilonia, Aleksander merencanak-
an serengkaian kampanye militer baru, yang akan dimu- donia, dan tersangka lainnya anehnya adalah Olympias.
Barangkali datang ke Babilonia untuk menanti hukuman
lai dengan invasi ke Jazirah Arab. Namun dia tidak sem-
pat merealisasikan rencana tersebut karena dia meninggal mati,[150] dan telah melihat nasib yang menimpa Parme-
nion dan Philotas,[151] Antipatros pun menyusun rencana
dunia tidak lama setelah kembali ke Babilonia.[142]
supaya Aleksander diracun oleh putranya Iollas, yang me-
rupakan penuang anggur Aleksander.[55][149][151] Bahkan
ada dugaan bahwa Aristoteles terlibat dalam konspira-
8 Kematian si tersebut.[55][149] Sebaliknya, argumen terkuat melaw-
an teori racun adalah fakta bahwa ada dua belas hari an-
tara awal sakitnya dan kematiannya; di dunia kuno, ra-
cun yang bereaksi lama seperti itu kemungkinan tidak
tersedia.[152] Akan tetapi pada tahun 2010, sebuah teori
diajukan yang mengindikasikan bahwa keadaan kemati-
an Aleksander sesuai dengan peracunan oleh air sungai
Styx (Mavroneri) yang mengandung calicheamicin, suatu
bahan berbahaya yang dihasilkan oleh bakteri yang ada
di airnya.[153]
Beberapa penyebab alami (penyakit) telah diajukan seba-
gai penyebab kematian Aleksander; malaria atau demam
tifoid adalah kandidat yang jelas. Sebuah artikel tpa-
da tahun 1998 dalam New England Journal of Medici-
ne menyebutkan kematian Aleksander disebabkan oleh
pelubangan usus dan kelumpuhan menaik,[154] sedangk-
an analisis terkini lainnya mengajukan spondilitis piro-
Sebuah diari astronomi Babilonia (c. 323–322 SM) yang berisi
genis atau meningitis sebagai penyebabnya.[155] Penya-
tentang kematian Aleksander (Museum Britania, London)
kit lainnya dapat juga menjadi penyebabnya, termasuk
pankreatitis akut atau Virus West Nile.[156][157] Teori pe-
Pada tanggal 10 atau 11 Juni 323 SM, Aleksander me- nyebab alami juga cenderung menekankan bahwa kese-
ninggal di istana Nebukadnezar II, di Babilonia pada usia hatan Aleksander mungkin semakin menurun akibat su-
32 tahun.[143] Rincian mengenai kematian tersebut sedi- ka minum-minum dan menderita luka-luka dalam per-
kit berbeda-beda. Catatan Plutarch menceritakan bah- ang (termasuk luka di India yang hampir merenggut nya-
wa sekitar 14 hari sebelum kematiannya, Aleksander wanya). Lebih jauh lagi, duka cita yang dirasakan oleh
menjamu admiralnya, Nearkhos, dan menghabiskan ma- Aleksander setelah kematian Hephaestion mungkin ikut
lam serta hari berikutnya dengan minum-minum bersama memperburuk kesehatannya.[154]
Medios dari Larissa.[144] Aleksander lalu mengalami de-
mam, yang semakin lama semakin parah, sampai-sampai Penyebab lainnya yang diduga mengakibatkan kematian
dia tak dapat lagi berbicara. Para tentara menjadi sa- Aleksander adalah overdosis obat-obatan yang mengan-
ngat cemas ketika Aleksande hanya dapat mengabaikan dung hellebore, sejenis tanaman yang berbahaya jika di-
tangannya pada mereka.[144][145][146] Dua hari kemudian, konsumsi dalam dosis yang banyak.[158][159]
Aleksander meninggal dunia.[144][145] Sementara Diodo-
ros menceritakan bahwa Aleksander menderita rasa sakit
8.1 Pemakaman
setelah meneggak semangkuk besar angur yang tidak di-
campur untuk menghormati Herakles, dan wafat setelahJenazah Aleksander disimpan di sarkofagus emas ber-
mengalami semacam rasa sakit,[147] yang juga disebutk-
bentuk tubuhnya (antropoid) dan diisi dengan madu,
an sebagai alternatif oleh Arrian, namun Plutarch secara
yang kemudian dimasukkan lagi ke dalam peti mati
khusus membantah klaim ini.[144] emas.[160] Berdasarkan Aelianus, seorang peramal berna-
Mengingat aristokrasi Makedonia punya kecenderung- ma Aristandros meramalkan bahwa tanah tempat Alek-
an untuk melakukan pembunuhan,[148] maka muncul du- sander diistirahatkan “akan bahagia dan tak tertaklukk-
gaan bahwa Aleksander meninggal dunia akibat dibu- an selamanya”.[161] Yang lebih mungkin, para penerusnya
12 8 KEMATIAN
9.4 Megalomania
Pada tahun-tahun terakhir hidupnya, dan terutama se-
telah kematian Hephaistion, Aleksander mulai menun-
jukkan gejala-gejala megalomania dan paranoia.[150] Pen-
capaiannya yang luar biasa, ditambah dengan perasaan-
nya yang tak terlukiskan mengenai takdir serta sanjungan
rekan-rekannya, mungkin merupakan penyebabnya.[193]
Khayalannya tentang keagungan dapat dilihat dari wasiat-
wasiat yang dia suruh Krateros untuk dilaksanakan, juga
dapat kita lihat dari hasratnya untuk menaklukkan dunia
yang dikenal.[150]
Aleksander tampaknya percaya bahwa dia adalah dewa
atau setidaknya ingin dirinya didewakan.[150] Olympias
selalu menanamkan dalam dirinya bahwa dia adalah pu-
tra Zeus.[2] Aleksander juga semakin merasa sebagai ke-
turunan dewa berkat pernyataan dari orakel Amun di
Patung kepala Aleksander Agung buatan Lysippos, dari Pella, Siwa.[92] Sejak itu dia memandang dirinya sendiri sebagai
Yunani, abad ke-3 SM. putra Zeus-Ammon.[92] Aleksander mengadopsi bebera-
pa unsur pakaian dan adat Persia di istananya, yang pa-
Sifat Aleksander yang paling jelas adalah sikap pema- ling terkenal adalah adat proskynesis, suatu praktik yang
rah, kasar, dan impulsif,[190][191] yang tak diragukan la- tidak disetujui oleh anak buah Makedonianya, yang tidak
gi ikut berpengaruh terhadap beberapa keputusan dalam mau melakukannya.[111][112] Perilaku tersebut membu-
hidupnya.[183] Plutarch berpendapat bahwa sifat ini yang at Aleksander kehilangan banyak simpati dari para anak
menjadikan Aleksander kecanduan terhadap alkohol.[190] buahnya.[112]
Meskipun Aleksander keras kepala dan tidak menangga-
pi dengan baik perintah ayahnya, namun dia mudah dibu-
juk melalui alasa-alasan yang jelas.[20] Dan memang, di 9.5 Hubungan pribadi
samping memiliki temperamen yang berapi-api, ada juga
sisi tenang dalam diri Aleksander. Dia itu cerdik, logis, Hubungan emosional terbesar Aleksander sepanjang
dan memperhitungkan segala kemungkinan. Dia memi- hidupnya adalah dengan sahabat, jenderal, sekaligus
liki hasrat yang besar terhadap pengetahuan, dia cinta fil- pengawalnya Hephaistion, putra seorang bangsawan
safat, dan dia adalah pembaca yang setia.[25] Sifat-sifat itu Makedonia.[140][183][194] Kematian Hephaistion sangat
tak diragukan berasal dari masa bimbingannya oleh Aris- menghancurkan mental Aleksander, dan membuat Alek-
toteles, yang membuat Aleksander menjadi orang yang sander amat berduka cita.[140][195] Kejadian itu juga
cerdas dan cepat belajar.[20][183] Kisah bahwa dia berha- ikut berpengaruh pada penurunan kesehatan Aleksan-
sil “menyelesaikan” Simpul Emas menunjukkan kepinta- der, dan keadaan mental yang melemah pada bulan-bulan
rannya. Sisi intelejen dan rasional Aleksander dapat kita terakhir dari masa hidupnya.[150][154] Aleksander meni-
lihat dari kemampuan dan keberhasilannya sebagai seo- kah dua kali, pertama dengan Roxane, putri bangsawan
rang jenderal.[191] Dia mampu menahan hasratnya untuk Baktria Oxyartes, karena cinta,[196] dan yang kedua de-
memperoleh kenikmatan tubuh, misalnya hubungan sek- ngan Stateira II, seorang putri Persia dan anak perempuan
sual, namun dia kurang mampu mengendalikan diri ter- Darius III, alasannya lebih bersifat politis.[197] Aleksan-
16 10 PENINGGALAN
10 Peninggalan
10.2 Hellenisasi
Hellenisasi adalah istilah yang dikemukakan oleh seja-
rawan Jerman Johann Gustav Droysen. Istilah ini me-
rujuk pada penyebaran bahasa, budaya, dan penduduk
Yunani ke daerah-daerah yang berhasil ditaklukkan oleh
Aleksander.[208] Para sejarawan sepakat bahwa penye-
baran ini memang terjadi, karena bukti-buktinya da-
pat dilihat di kota-kota besar Hellenisttik, contohnya
Aleksandria (satu dari sekitar dua puluhan kota yang di-
dirikan oleh Aleksander[210] ), Antiokia[211] dan Seleukia
(di selatan Baghdad modern).[212] Namun, mengenai se-
berapa luas dan seberapa dalam penyebaran ini, dan sam-
pai sejauh mana proses itu merupakan kebijakan yang di-
sengaja, masih banyak diperdebatkan. Aleksander sudah
jelas melakukan langkah-langkah yang disengaja untuk
memasukkan unsur-unsur Yunani ke dalam budaya Persa
dan dalam beberapa hal ia berusaha menggabungkan bu-
daya Yunani dan Persia, yang berujung pada cita-citanya
untuk menyatukan penduduk Asia dan Eropa. Akan te-
tapi, para penerusnya terang-terangan menolak kebijak-
an semacam itu setelah kematian Aleksander. Namun
dimikian, Hellenisas tetap saja terjadi di seluruh wila-
yah bekas kekuasaan Aleksander, dan terlebih lagi, dii-
kuti oleh Orientalisasi, proses oleh negara-negara penerus Buddha, dalam gaya Buddha-Yunani, abad ke-1 - 2 M,
Aleksander yang berbeda dan berlawanan dengan Helle- Gandhara (Pakistan modern). Museum nasional Tokyo.
nisasi itu sendiri.[211][213]
an diri mereka sendiri dengan prestasi-prestasi Aleksan- sander sendiri. Sejarawan di istana Aleksander, Kallis-
der. Polybius memulai Sejarahnya dengan mengenangk- thenes, menggambarkan bahwa air laut di Sisilia surut
an rakyat Romawi akan tindakan-tindakan Aleksander. sebagai penghormatan pada Aleksander dengan tata cara
Sesudah itu para pemimpin Romawi melihat Aleksander proskynesis. Menulis tidak lama setelah kematian Alek-
sebagai teladan dan sumber inspirasi bagi mereka. Ju- sander, penulis lainnya, Onesikritos, bahkan sampai me-
lius Caesar dilaporkan berurai air mata di Spanyol keti- nulis bahwa Aleksander membuat janji untuk bertemu
ka melihat patung Aleksander, karena dia merasa bah- dengan Thalestris, ratua suku Amazon dalam mitoloig.
wa pencapaiannya terlalu sedikit jika dibandingkan de- Ketika Onesikritos membacakan cerita itu pada atasan-
ngan Aleksander, yang berhasil menaklukkan Persia pada nya, salah satu jenderal Aleksander dan kelak menjadi ra-
usia yang sama.[220] Pompeius yang Agung menjelajahi ja, Lysimakhos disebutkan menyindirnya dengan meng-
daerah-daerah taklukannya di timur dalam rangka men- atakan, “Aku penasaran saat itu aku ada di mana.”[223]
cari jubah Aleksander yang berumur 260 tahun. Pompe- Dalam abad-abad pertama setelah kematian Aleksander,
ius lalu memakai jubah itu sebagai tanda keagungannya.
kemungkinan di Aleksandria, sejumlah cerita legenda di-
Augustus pernah terlalu semangat menghormati Aleksan- kumpulkan menjadi sebuah naskah yang dikenal sebagai
der sampai-sampai dia mematahkan hidung pada mayat Roman Aleksander, yang di kemudian hari secara keli-
Aleksaner yang telah dimumikan. Augustua melakukan- ru disebutkan bahwa itu ditulis oleh sejarawan Kallisthe-
nya ketika dia sedang menaruh karangan bunga di makam nes dan dengan demikian dikenal juga sebagai Pseudo-
Aleksander di Aleksandria. Keluarga Macriani, keluarga Kallisthenes. Naskah tersebut mengalami banyak sekali
Romawi yang salah satu anggotnya, yaitu Macrinus, per- penambahan dan revisi selama Zaman Kuno dan Abad
nah menjadi kaisar, sering menampilkan gambar Alek- Pertengahan.[224]
sander, baik dalam perhiasan, atau dalam sulaman pada
pakaian yang mereka kenakan.[221] Ada juga naskah Iran atau Persia mengenai Aleksander
Agung dalam "Syahnameh" atau “Epik Para Raja” oleh
Pada musim panas tahun 1995, sebuah patung Aleksan- Ferdowsi. Nskah terebut berjudul Eskandarnameh.[225]
der ditemukan dalam penggalian sebuah rumah Roma- Di situ diceritakan bahwa Aleksander adalah putra Na-
wi di Aleksandria, yang penuh dengan dekorasi dan jalan hid (Lydia) dan dikirim kembali ke Filipus di Makedonia
marmer dan kemungkinan dibangun pada abad pertama karena ibunya memiliki bau mulut. Lalu diceritakan bah-
M serta ditempati sampai abad ke-3.[222] wa nama Eskandar diberikan karena obat yang diberikan
untuk ibunya. Para sejarawan Arab kemudian menyebut
Aleksander dengan nama Al-Iskandar.
15 Catatan kaki
12 Aleksander Agung dan Dzul
Qarnain ^ i: Pada saat kematiannya, Aleksander telah mena-
klukkan seluruh Kekaisaran Persia, memasukkannya
ke dalam wilayah kekuasaan Makedonia; menurut
Lihat pula: Hikayat Iskandar Zulkarnain beberapa sejarawan modern, wilayah tersebut adalah
Aleksander Agung adalah salah satu tokoh yang dianggap sebagian besar dunia yang dikenal oleh orang Yunani
sebagai Dzul Qarnain yang dapat ditemukan pula pada ki- kuno (Ekumene).[228][229] Perkiraan dunia yang dikenal
tab suci Al Qur'an, Surah Al Kahfi 83-101. Dikisahkan oleh Aleksander dapat dilihat dalam peta Hekataios dari
bahwa dialah yang mengurung bangsa Ya’juj dan Ma’juj Miletos, lihat Peta dunia Hekataios.
(Gog dan Magog) - yang menurut hadist shahih, bangsa ^ ii: Hannibal berpendapat bahwa Aleksander adalah
tersebut akan keluar di akhir zaman. Riwayat ini bemula jenderal terhebat;[230] Julius Caesar menangis di depan
20 16 REFERENSI
patung Aleksander, karena di usia yang sama pencapaian [15] Roisman & Worthington 2010, Chapter 9: Dawn L. Gi-
Caesar sangat kecil dibandingkan Aleksander;[220] lley and Ian Worthington, “Alexander the Great, Macedo-
Pompeius menganggap dirinya sebagai 'Aleksander nia and Asia”, hlm. 188.
yang Baru';[231] semasa muda, Napoleon Bonaparte juga [16] Plutarch, Alexander, 6
membandingkan diri dengan Aleksander.[232]
^ iii: Nama Αλέξανδρος berasal dari kata kerja [17] Fox, The Search For Alexander, hlm. 64.
"ἀλέξω" (alexō), “menangkis, mencegah, membela”[233]
[18] Renault, hlm. 39.
dan kata benda "ἀνδρός" (andros), genitif dari "ἀνήρ"
(anēr), “orang-orang”[234] sehingga bermakna “pelindung [19] Durant, hlm. 538.
orang-orang.”[235]
[20] Plutarch, Alexander, 7
^ iv: “Pada awal abad ke-5 SM, keluarga kerajaan
Makedonia, Temenidae, merupakan panitia Olimpiade. [21] Fox, The Search For Alexander, hlm. 65.
Keputusan mereka mutlak. Para rajanya menganggap
diri mereka adalah keturunan Herakles, putra Zeus.”[236] [22] Renault, hlm. 44.
^ v: “Para AIAKID adalah keturunan Aiakos, putra [23] McCarty, hlm. 15.
Zeus dan nimfa Aigina. Putra Aiakos adalah Peleus,
ayah Akhilles. Yang termasuk Aiakid antara lain Pyrrhos [24] Fox, The Search For Alexander, hlm. 65–66.
dan Aleksander.”[237] [25] Plutarch, Alexander, 8
^ vi: Ada banyak kecurigaan bahwa Pausanias sebenar-
nya dibayar untuk membunuh Filipus. Yang dicurigai [26] Renault, hlm. 45–47.
membayar Pausanias antara lain Aleksander, Olympias,
[27] McCarty, Alexander the Great, hlm. 16.
dan bahkan kasiar Darius III. Ketiga orang itu punya
motif untuk membunuh Filipus.[238] [28] Plutarch, Alexander, 9
[1] Yenne, W. Alexander the Great: Lessons from History’s [32] Renault, hlm. 47–49.
Undefeated General. Palmgrave McMillan, 2010. hlm
[33] Renault, hlm. 50–51.
244.
[34] Bose, hlm. 44–45
[2] Plutarch, Alexander, 3
[35] McCarty, hlm. 23
[3] Alekander dilahirkan pada tanggal 6 di bulan
Hekatombaion “The birth of Alexander at Livius.org”. [36] Renault, hlm. 51.
[11] Bose, hlm. 21. [45] Roisman & Worthington 2010, Chapter 9: Sabine Muller,
“Philip II”, hlm. 180.
[12] Renault, hlm. 33–34.
[46] Bose, hlm. 75.
[13] Plutarch, Alexander, 5
[47] Renault, hlm. 56
[14] Roisman & Worthington 2010, Chapter 9: Dawn L. Gi- [48] Renault, hlm. 59.
lley and Ian Worthington, “Alexander the Great, Macedo-
nia and Asia”, hlm. 186. [49] Fox, The Search For Alexander, hlm. 71.
21
[50] McCarty, hlm. 30–31. [83] Arrian, Anabasis Alexandri II, 16–24
[52] Fox, The Search For Alexander, hlm. 72. [85] Sabin et al., hlm. 396.
[53] Roisman & Worthington 2010, Baba 9: Dawn L. Gilley [86] Arrian, Anabasis Alexandri II, 26
and Ian Worthington, “Alexander the Great, Macedonia
[87] Arrian, Anabasis Alexandri II, 26–27
and Asia”, hlm. 190.
[88] Josephus, Jewish Antiquities, XI, 337 [viii, 5]
[54] Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm.
5–6 [89] Insight on the Scriptures, Volume 1, 1988, Watch Tower
Bible and Tract Society of Pennsylvania International Bi-
[55] Plutarch, Alexander, 77
ble Students Association, pg. 70
[56] Renault, hlm. 70–71.
[90] Ring et al. hlm. 49, 320.
[57] Fox, hlm. 72.
[91] Grimal, hlm. 382.
[58] McCarty, hlm. 31. [92] Plutarch, Alexander, 27
[59] Renault, hlm. 72. [93] “Coin: from the Persian Wars to Alexander the Great,
[60] Fox, The Search For Alexander, hlm. 104. 490–336 bc”. Encyclopedia Britannica. Diakses tanggal
2009-11-16.
[61] Bose, hlm. 95.
[94] Arrian, Anabasis Alexandri III, 1
[62] Stoneman, page 21
[95] Arrian, Anabasis Alexandri III 7–15
[63] Bose, hlm. 96.
[96] Arrian, Anabasis Alexandri III, 16
[64] Arrian, Anabasis Alexandri I, 1
[97] Arrian, Anabasis Alexandri III, 18
[65] Arrian, Anabasis Alexandri I, 2 [98] Laura Foreman (2004). Alexander the conqueror: the epic
[66] Arrian, Anabasis Alexandri I, 3–4 story of the warrior king, Volume 2003. Da Capo Press.
p. 152.
[67] Renault, hlm. 73–74.
[99] Morkot 1996, hlm. 121
[68] Arrian, Anabasis Alexandri I, 5–6
[100] Hammond, N. G. L. (1983). Sources for Alexander the
[69] Renault, hlm. 77. Great. Cambridge University Press. pp. 72–73. ISBN
9780521714716.
[70] Roisman & Worthington 2010, Chapter 9: Dawn L. Gi-
lley and Ian Worthington, “Alexander the Great, Macedo- [101] John Maxwell O'Brien (1994). Alexander the Great: the
nia and Asia”, hlm. 192. invisible enemy : a biography. Psychology Press. p. 104.
[71] Roisman & Worthington 2010, Chapter 9: Dawn L. Gi- [102] Arrian, Anabasis Alexandri III, 19–20
lley and Ian Worthington, “Alexander the Great, Macedo-
[103] Arrian, Anabasis Alexandri III, 21
nia and Asia”, hlm. 199.
[104] Arrian, Anabasis Alexandri III, 21, 25
[72] Arrian, Anabasis Alexandri I, 11
[105] Arrian, Anabasis Alexandri III, 22
[73] Arrian, Anabasis Alexandri I, 13–19
[106] Gergel, hlm. 81.
[74] Arrian, Anabasis Alexandri I, 20–23
[107] “The end of Persia”. www.livius.org. Diakses tanggal
[75] Arrian, Anabasis Alexandri I, 23 2009-11-16.
[76] Arrian, Anabasis Alexandri I, 27–28 [108] Arrian, Anabasis Alexandri III, 23–25, 27–30; IV, 1–7
[77] Arrian, Anabasis Alexandri II, 3 [109] Arrian, Anabasis Alexandri III, 30
[78] Greene, hlm. 351 [110] Arrian, Anabasis Alexandri IV, 5–6, 16–17
[79] Arrian, Anabasis Alexandri II, 6–10 [111] Arrian, Anabasis Alexandri VII, 11
[80] Arrian, Anabasis Alexandri II, 11–12 [112] Plutarch, Alexander, 45
[81] Arrian, Anabasis Alexandri I, 3–4 II, 14 [113] Morkot 1996, hlm. 111.
[115] Waldemar Heckel, Lawrence A. Tritle, ed. (2009). [138] Roisman & Worthington 2010, Chapter 9: Dawn L. Gi-
Alexander the Great: A New History. Wiley-Blackwell. lley and Ian Worthington, “Alexander the Great, Macedo-
pp. 47–48. ISBN 9781405130820. nia and Asia”, hlm. 194.
[116] Roisman & Worthington 2010, Chapter 9: Dawn L. Gi- [139] Arrian, Anabasis Alexandri VI, 29
lley and Ian Worthington, “Alexander the Great, Macedo-
nia and Asia”, hlm. 201. [140] Arrian, Anabasis Alexandri VII, 14
[117] Roisman & Worthington 2010, Chapter 9: Dawn L. Gi- [141] Grant Berkley (2006). Moses in the Hieroglyphs. Trafford
lley and Ian Worthington, “Alexander the Great, Macedo- Publishing. p. 101. ISBN 1412056004. Diakses tanggal
nia and Asia”, hlm. 202. 2011-01-13.
[118] Roisman & Worthington 2010, Chapter 9: Dawn L. Gi- [142] Arrian, Anabasis Alexandri VII, 19
lley and Ian Worthington, “Alexander the Great, Macedo-
nia and Asia”, hlm. 203. [143] Depuydt L. “The Time of Death of Alexander the Great:
11 June 323 BC, ca. 4:00–5:00 PM”. Die Welt des Orients
[119] Roisman & Worthington 2010, Chapter 9: Dawn L. Gi- 28: 117–135.
lley and Ian Worthington, “Alexander the Great, Macedo-
nia and Asia”, hlm. 205. [144] Plutarch, Alexander, 75
[120] Roisman & Worthington 2010, Chapter 9: Edward An- [145] Plutarch, Alexander, 76
son, “Why study ancient Macedonia”, hlm. 186.
[146] Arrian, Anabasis Alexandri VII, 26
[121] Tripathi (1999). History of Ancient India. Motilal Banar-
sidass Publ. pp. 118–121. ISBN 9788120800182. [147] Diodorus Siculus Library XVII, 117
[122] Narain, hlm. 155–165 [148] Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm.
1–2.
[123] Curtius dalam McCrindle, hlm 192
[149] Arrian, Anabasis Alexandri VII, 27
[124] J. W. McCrindle; History of Punjab, Vol I, 1997,
hlm.229, Punajbi University, Patiala, (Editors): Fauja [150] Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm.
Singh, L. M. Joshi; Kambojas Through the Ages, 2005, 23–24.
hlm 134, Kirpal Singh.
[151] Diodorus Siculus Library XVII, 118
[125] Tripathi (1999). History of Ancient India. Motilal Banar-
sidass Publ. pp. 124–125. ISBN 9788120800182. [152] Fox, Alexander the Great, hlm.
[126] Tripathi (1999). History of Ancient India. Motilal Banar- [153] “Alexander the Great poisoned by the River Styx.html”.
sidass Publ. pp. 126–127. ISBN 9788120800182. August 4, 2010. Diakses tanggal August 4, 2010.
[127] Gergel, hlm. 120. [154] Oldach DW, Richard RE, Borza EN, Benitez RM (June
1998). “A mysterious death”. N. Engl. J. Med. 338 (24):
[128] The encyclopædia britannica: a dictionary of arts, scien- 1764–1769. doi:10.1056/NEJM199806113382411.
ces, literature and general information, Volume 14 hlm. PMID 9625631.
398. Books.google.ca. Diakses tanggal 2011-01-29.
[155] Ashrafian, H (2004). “The death of Alexander the
[129] Alexander the Great: a reader Author Ian Worthington Great—a spinal twist of fate”. J Hist Neurosci 13
Editor Ian Worthington Edition illustrated, reprint Publi- (2): 138–142. doi:10.1080/0964704049052157. PMID
sher Routledge, 2003ISBN 0-415-29186-0, ISBN 978-0- 15370319.
415-29186-6 Length 332 halaman, hlm. 175
[156] “Alexander the Great and West Nile Virus Encephali-
[130] Plutarch, Alexander, 62 tis”. Centers for Disease Control and Prevention. Diakses
tanggal 20 May 2008.
[131] Tripathi (1999). History of Ancient India. Motilal Banar-
sidass Publ. pp. 129–130. ISBN 9788120800182. [157] Sbarounis CN (2007). “Did Alexander the Great die of
acute pancreatitis?". J Clin Gastroenterol 24 (4): 294–
[132] Tripathi (1999). History of Ancient India. Motilal Banar-
296. doi:10.1097/00004836-199706000-00031. PMID
sidass Publ. pp. 137–138. ISBN 9788120800182.
9252868.
[133] Tripathi (1999). History of Ancient India. Motilal Banar-
[158] Cawthorne (2004), s. 138
sidass Publ. p. 141. ISBN 9788120800182.
[134] Morkot 1996, hlm. 9 [159] “Forensic Psychiatry & Medicine – Dead Men Talking”.
Forensic-psych.com. Diakses tanggal 18 July 2009.
[135] Arrian, Anabasis Alexandri VI, 27
[160] “HEC”. Greece.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal
[136] Arrian, Anabasis Alexandri VII, 4 2004-05-31. Diakses tanggal 18 July 2009.
[137] Worthington, Alexander the Great, hlm. 307–308 [161] Aelian, Varia Historia XII, 64
23
[162] Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm. [191] Arrian, Anabasis Alexandri VII, 29
32.
[192] Arrian, Anabasis Alexandri VII, 28
[163] “HEC”. Greece.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal
2004-08-27. Diakses tanggal 18 July 2009. [193] Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm.
20–21
[164] Studniczka hlm. 226ff.
[194] Diodorus Siculus Library XVII, 114
[165] Beazley and Ashmole, hlm. 59, fig. 134.
[195] Plutarch, Alexander, 72
[166] Bieber M (1965). “The Portraits of Alexander”. Greece
& Rome, Second Series 12.2: 183–188. [196] Plutarch, Alexander, 47
[167] Diodorus Siculus, Library XVIII, 4 [197] Plutarch, Dalam Keberuntungan dan Kebaikan Aleksan-
der, Or2.6
[168] Paul McKechnie (1989). Outsiders in the Greek cities in
the fourth century B.C. Taylor & Francis. p. 54. ISBN [198] “Alexander IV”. livius.org. Diakses tanggal 13 December
0415003407. Diakses tanggal 2010-12-28. 2009.
[169] Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm. [199] Renault, hlm. 100.
24–26. [200] Ogden, hlm. 204.
[170] Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm. [201] Aelian, Varia Historia XII, 7
20.
[202] Sacks et al, hlm. 16.
[171] Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm.
26–29. [203] Worthington, hlm. 159.
[172] Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm. [204] Ogden, Alexander the Great – A new history hlm. 208.
29–45. “three attested pregnancies in eight years produces an at-
tested impregnation rate of one every 2.7 years, which is
[173] Roisman & Worthington 2010, Chapter 9: Dawn L. Gi- actually superior to that of his father’s.
lley and Ian Worthington, “Alexander the Great, Macedo-
nia and Asia”, hlm. 193. [205] Diodorus Siculus, Library XVII, 77
[174] Morkot 1996, hlm. 110. [206] Plutarch, Dalam Keberuntungan dan Kebaikan Aleksan-
der I, 11
[175] Morkot 1996, hlm. 112.
[207] “Source”. Henry-davis.com. Diakses tanggal 22 March
[176] Morkot 1996, hlm. 122. 2009.
[177] ""The Great” by Plutarch”. [208] Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm.
xii–xix.
[178] “ALEXANDER THE GREAT”.
[209] Keay, hlm. 82–85.
[179] “Contrapposto”.
[210] “Alexander the Great: his towns”. livius.org. Diakses
[180] “Contrapposto and the S curve”.
tanggal 13-12-2009.
[181] “Contrapposto - Arcy Art Original Oil Paintings Art Di-
[211] Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm.
ctionary”.
56–59.
[182] “What is contrapposto?".
[212] "Seleucia on the Tigris, Iraq", University of Michigan.
[183] Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm.
[213] Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm.
15–16.
21.
[184] “The death of Alexander”.
[214] Murphy, hlm. 17.
[185] “Portraits of Alexander the Great”.
[215] Gabriel, Richard A. (2002). “The army of Byzantium”.
[186] “Apoxyomenos”. The Great Armies of Antiquity. Greenwood Publishing
Group. p. 277. ISBN 0275978095.
[187] “Lysippos”.
[216] Baynes, Norman G. (2007). “Byzantine art”. Byzantium:
[188] Boswroth hlm.19-20 An Introduction to East Roman Civilization. Baynes Press.
p. 170. ISBN 978-1406756593.
[189] Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm.
4. [217] Keay, hlm. 101–109.
[222] “Salima Ikram. Nile Currents”. Egyptology.com. Diar- • Justin, Epitome of the Philippic History of Pompe-
sipkan dari versi asli tanggal 2008-02-09. Diakses tanggal ius Trogus, translated by Rev. John Selby Watson
22 March 2009. (1853), “Justin: Epitome of the Philippic History
of Pompeius Trogus”. forumromanum.org. Diak-
[223] Plutarch, Alexander, 46 ses tanggal 14 November 2009. (Inggris)
[224] Stoneman, Richard (2008). Alexander the Great: A Life in • Plutarch, Alexander, translated by Bernadotte Per-
Legend. Yale University Press. ISBN 978-0-300-11203-
rin (1919), “Plutarch, Alexander (English).: Ale-
0.
xander (ed. Bernadotte Perrin)". perseus.tufts.edu.
[225] Eskandarnameh. Books.google.co.uk. Diakses tanggal Diakses tanggal 14 November 2009. (Inggris)
2011-01-29.
• Plutarch, Moralia, Fortuna Alexandri (On the Fortu-
[226] Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm. ne or Virtue of Alexander), translated by Bill Tha-
xxii–xxviii. yer, “Plutarch, On the Fortune of Alexander”. pe-
nelope.uchicago.edu. Diakses tanggal 14 November
[227] Fath al-Bari, 6/428-430, cet. Darul Hadits.
2009. (Inggris)
[228] Danforth, pp38, 49, 167
• Fox, Robin Lane (1973). Alexander the Great. • M'Crindle, J.W. (1893). The Invasion of India by
Allen Lane. ISBN 0860077071. Alexander the Great as Described by Arrian, Q Cur-
tius, Diodorus, Plutarch, and Justin. Westminster:
• Fox, Robin Lane (1980). The Search for Alexander. Archibald Constable and Co.
Little Brown & Co. Boston. ISBN 0316291080.
• McCarty, Nick (2004). Alexander the Great. Pe-
• Fuller, J.F.C. (1958). The Generalship of Alexander nguin. ISBN 0670042684.
the Great. London: Eyre and Spottiswoode.
• Morkot, Robert (1996). The Penguin Historical At-
• Gergel, Tania, ed. (2004). The Brief Life and Towe- las of Ancient Greece. Penguin.
ring Exploits of History’s Greatest Conqueror as Told
By His Original Biographers. Penguin Books. ISBN • Murphy, James Jerome; Richard A. Katula, Forbes
0142001406. I. Hill, Donovan J. Ochs (2003). A Synoptic History
of Classical Rhetoric. Lawrence Erlbaum Associa-
• Green, Peter (1992). Alexander of Macedon: 356– tes. p. 17. ISBN 1880393352.
323 B.C. A Historical Biography. University of Ca-
lifornia Press. ISBN 0520071662. • Nandan, Y.; Bhavan, BV (2003). British Death
March Under Asiatic Impulse: Epic of Anglo-Indian
• Green, Peter (2007). Alexander the Great and Tragedy in Afghanistan. Mumbai: Bharatiya Vidya
the Hellenistic Age. Orion Books. ISBN Bhavan. ISBN 8172763018.
9780753824139.
• Narain, AK (1965). Alexander the Great: Greece
• Greene, Robert (2000). The 48 Laws of Power. Pe-
and Rome–12.
nguin Books. p. 351. ISBN 0140280197.
• O'Brien, John Maxwell (1992). Alexander the Gre-
• Grimal, Nicolas (1992). A History of Ancient
at: The Invisible Enemy. London: Routledge.
Egypt (reprint ed.). Blackwell Publishing. ISBN
9780631193960 Check |isbn= value (bantuan). • Ogden, Daniel (2009). “Alexander’s Sex Life”. Di
Alice Heckel, Waldemar Heckel, Lawrence A. Trit-
• Gunther, John (2007). Alexander the Great. Ster-
le. Alexander the Great: A New History. Wiley-
ling. ISBN 1402745192.
Blackwell. ISBN 1405130822.
• Hammond, N.G.L. (1994). Alexander the Great:
• Pratt, James Bissett (1996). The Pilgrimage of Bu-
King, Commander, and Statesman (3 ed.). London:
ddhism and a Buddhist Pilgrimage. Laurier Books.
Bristol Classical Press.
ISBN 8120611969.
• Hammond, N.G.L. (1997). The Genius of Alexan-
• Pomeroy, S.; Burstein, S.; Dolan, W.; Roberts, J.
der the Great. Chapel Hill: University of North Ca-
(1998). Ancient Greece: A Political, Social, and
rolina Press.
Cultural History. Oxford University Press. ISBN
• Hammond, N.G.L. (1989). The Macedonian State: 0195097424.
Origins, Institutions, and History. Oxford University
Press. ISBN 0198148836. • Renault, Mary (2001). The Nature of Alexander the
Great. Penguin. ISBN 014139076X.
• Holland, T. (2003). Rubicon: Triumph and Tra-
gedy in the Roman Republic. Abacus. ISBN • Ring, Trudy; Salkin, Robert M.; Berney, K. A. et al.,
9780349115634. ed. (1994). International dictionary of historic pla-
ces. Chicago ; Fitzroy Dearborn, 1994–1996. ISBN
• Holt, Frank Lee (2003). Alexander the Great and 9781884964036 Check |isbn= value (bantuan).
the mystery of the elephant medallions. University
of California Press. ISBN 0520238818. • Roisman, Joseph, ed. (1995). Alexander the Great
Ancient and Modern Perspectives. Problems in Eu-
• Keay, John (2001). India: A History. Grove Press. ropean Civilization. Lexington, MA.: D.C. Heath.
ISBN 0802137970.
• Roisman, Joseph; Worthington, Ian (2010). A Com-
• Goldsworthy, A. (2003). The Fall of Carthage. Cas- panion to Ancient Macedonia. John Wiley and Sons.
sel. ISBN 0304366420. ISBN 1405179368.
• Luniya, Bhanwarlal Nathuram (1978). Life and • Sabin, P; van Wees, H; Whitby, M (2007). The
Culture in Ancient India: From the Earliest Times Cambridge History of Greek and Roman Warfare:
to 1000 A.D. Lakshmi Narain Agarwal. LCCN Greece, the Hellenistic World and the Rise of Rome.
78907043. Cambridge University Press. ISBN 0521782732.
26 18 PRANALA LUAR
18 Pranala luar
• (Inggris) Daftar referensi sumber pertama mengenai
Alexander di livius.org
19.2 Images
• Berkas:Alex_from_pella.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/7/71/Alex_from_pella.jpg Lisensi: Penggunaan wajar
Kontributor: en Pembuat asli: ?
• Berkas:Alexander1256.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/ef/Alexander1256.jpg Lisensi: Public domain
Kontributor: Karya sendiri Pembuat asli: Tkbwikmed
• Berkas:AlexanderAndLion.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/7/79/AlexanderAndLion.jpg Lisen-
si: Public domain Kontributor: Karya sendiri Pembuat asli: Tak diketahui<a href='https://www.wikidata.org/wiki/Q4233718'
title='wikidata:Q4233718'><img alt='wikidata:Q4233718' src='https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/ff/
Wikidata-logo.svg/20px-Wikidata-logo.svg.png' width='20' height='11' srcset='https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/
thumb/f/ff/Wikidata-logo.svg/30px-Wikidata-logo.svg.png 1.5x, https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/ff/
Wikidata-logo.svg/40px-Wikidata-logo.svg.png 2x' data-file-width='1050' data-file-height='590' /></a>
• Berkas:AlexanderCoin.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/10/AlexanderCoin.jpg Lisensi: CC-BY-SA-
3.0 Kontributor: self-made, photographed at the British Museum Pembuat asli: PHGCOM
• Berkas:AlexanderConquestsInIndia.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/4/44/
AlexanderConquestsInIndia.jpg Lisensi: Public domain Kontributor: ? Pembuat asli: ?
• Berkas:Alexander_Aramaic_coin.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/29/Alexander_Aramaic_coin.jpg
Lisensi: Public domain Kontributor: ? Pembuat asli: ?
• Berkas:Alexander_Sarcophagus.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/3/35/Alexander_Sarcophagus.jpg Li-
sensi: CC BY-SA 2.5 Kontributor: No machine-readable source provided. Own work assumed (based on copyright claims). Pembuat asli:
No machine-readable author provided. Patrickneil assumed (based on copyright claims).
• Berkas:Alexander_and_Aristotle.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/3/3b/Alexander_and_Aristotle.jpg
Lisensi: Public domain Kontributor: Derivative websource: http://www.mlahanas.de/Greeks/Alexander.htm Pembuat asli: Charles La-
plante
• Berkas:Alexander_victory_coin_Babylon_silver_c_322_BCE.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/d2/
Alexander_victory_coin_Babylon_silver_c_322_BCE.jpg Lisensi: Public domain Kontributor: Own work by uploader, photographed at
the British Museum Pembuat asli: PHGCOM
• Berkas:AlexandreLouvre.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/b0/AlexandreLouvre.jpg Lisensi: Public
domain Kontributor: No machine-readable source provided. Own work assumed (based on copyright claims). Pembuat asli: No machine-
readable author provided. World Imaging assumed (based on copyright claims).
• Berkas:Babylonian_astronomical_diary_recording_the_death_of_Alexander_the_Great_(British_Museum).jpg Sumber:
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/9/9f/Babylonian_astronomical_diary_recording_the_death_of_Alexander_the_
Great_%28British_Museum%29.jpg Lisensi: Public domain Kontributor: en:wiki Pembuat asli: Shaunnol
• Berkas:Battle_granicus.gif Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/0/0d/Battle_granicus.png Lisensi: CC-BY-SA-
3.0 Kontributor: The Department of History, United States Military Academy [1] Pembuat asli: Frank Martini. Cartographer, Department
of History, United States Military Academy
• Berkas:Battle_issus_decisive.gif Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/c/c4/Battle_issus_decisive.png Lisensi:
Public domain Kontributor: The Department of History, United States Military Academy [1] Pembuat asli: Frank Martini. Cartographer,
Department of History, United States Military Academy
• Berkas:Battle_of_Gaugamela,_331_BC_-_Opening_movements.gif Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/
2c/Battle_of_Gaugamela%2C_331_BC_-_Opening_movements.png Lisensi: Public domain Kontributor: ? Pembuat asli: ?
• Berkas:Commons-logo.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/4/4a/Commons-logo.svg Lisensi: Public domain
Kontributor: This version created by Pumbaa, using a proper partial circle and SVG geometry features. (Former versions used to be slightly
warped.) Pembuat asli: SVG version was created by User:Grunt and cleaned up by 3247, based on the earlier PNG version, created by
Reidab.
• Berkas:Crystal_Clear_app_xmag.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/ec/Crystal_Clear_app_xmag.svg
Lisensi: LGPL Kontributor:
• Crystal_Clear_app_xmag.png Pembuat asli: Crystal_Clear_app_xmag.png: Everaldo Coelho and YellowIcon
• Berkas:Demetrius_I_of_Bactria.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/a/a9/Demetrius_I_of_Bactria.jpg Li-
sensi: Public domain Kontributor: ? Pembuat asli: ?
28 19 TEXT AND IMAGE SOURCES, CONTRIBUTORS, AND LICENSES