Anda di halaman 1dari 28

Aleksander Agung

Aleksander III dari Makedonia (20/21 Juli 356 – nya budaya baru, yaitu perpaduan kebudayaan Yuna-
10/11 Juni 323 SM), lebih dikenal sebagai Aleksan- ni, Mediterrania, Mesir, dan Persia yang disebut dengan
der Agung (bahasa Yunani: Μέγας Ἀλέξανδρος, Peradaban Hellenis atau Hellenisme. Aspek-aspek He-
Mégas Aléxandros) atau Iskandar Agung, adalah raja llenis tetap ada dalam tradisi Kekaisaran Bizantium sam-
Kekaisaran Makedonia (bahasa Yunani: Βασιλεύς Μα- pai pertengahan abad 15. Pengaruh Hellenisme ini bahk-
κεδόνων), sebuah negara di daerah timur laut Yunani. an sampai ke India dan Cina. Khusus di Cina, penga-
Pada usia tiga puluh tahun, dia memimpin sebuah ke- ruh kebudayaan ini dapat ditelusuri di antaranya dengan
kaisaran terbesar pada masa sejarah kuno, membentang artefak yang ditemukan di Tunhuang. Aleksander men-
mulai dari Laut Ionia sampai pegunungan Himalaya. jadi legenda sebagai pahlawan klasik dan diasosiasikan
Dia tidak pernah terkalahkan dalam pertempuran dan dengan karakteristik Akhilles. Aleksander juga muncul
dianggap sebagai komandan perang terhebat sepanjang dalam sejarah dan mitos-mitos di Yunani maupun di lu-
masa.[1] Aleksander lahir di Pella pada 356 SM dan me- ar Yunani. Aleksander menjadi pembanding bagi para
rupakan murid seorang filsuf terkenal, Aristoteles. Pa- jenderal bahkan hingga saat ini,ii[›] dan banyak Akademi
da tahun 336 SM Aleksander menggantikan ayahnya, militer di seluruh dunia yang mangajarkan siasat-siasat
Filipus II dari Makedonia, sebagai pemimpin Makedonia pertempurannya.[1]
setelah ayahnya dibunuh oleh pembunuh gelap. Filipus Aleksander selama ekspansinya juga mendirikan bebera-
sendiri telah menaklukkan sebagian besar negara-kota di pa kota yang semuanya dinamai berdasarkan namanya,
daratan utama Yunani ke dalam hegemoni Makedonia, seperti Aleksandria atau Aleksandropolis. Salah satu da-
melalui militer dan diplomasi. ri kota bernama Aleksandria yang berada di Mesir, kelak
Setelah kematian Filipus, Aleksander mewarisi kerajaan menjadi terkenal karena perpustakaannya yang lengkap
yang kuat dan pasukan yang berpengalaman. Dia berha- dan bertahan hingga seribu tahun lamanya serta berkem-
sil mengukuhkan kekuasaan Makedonia di Yunani, dan bang menjadi pusat pembelajaran terhebat di dunia pada
setelah otoritasnya di Yunani stabil, dia melancarkan ren- masa itu.
cana militer untuk ekspansi yang tak sempat diselesaikan
Walaupun hanya memerintah selama 13 tahun, semasa
oleh ayahnya. Pada tahun 334 SM dia menginvasi daerah kepemimpinannya ia mampu membangun sebuah impe-
kekuasaan Persia di Asia Minor dan memulai serangkaian
rium yang lebih besar dari setiap imperium yang pernah
kampanye militer yang berlangsung selama sepuluh ta- ada sebelumnya. Pada saat ia meninggal, luas wilayah
hun. Aleksander mengalahkan Persia dalam sejumlah
yang diperintah Aleksander berukuran 50 kali lebih be-
pertempuran yang menentukan, yang paling terkenal an- sar daripada yang diwariskan kepadanya serta mencakup
tara lain Pertempuran Issus dan Pertempuran Gaugame- tiga benua (Eropa, Afrika, dan Asia). Gelar yang Agung
la. Aleksander lalu menggulingkan kekuasaan raja Per- atau Agung di belakang namanya diberikan karena kehe-
sia, Darius III, dan menaklukkan keseluruhan Kekasiaran batannya sebagai seorang raja dan pemimpin perang lain
Persia (Kekasiaran Akhemeniyah).i[›] Kekaisaran Make- serta keberhasilannya menaklukkan wilayah yang sangat
donia kini membentang mulai dari Laut Adriatik sampai luas.
Sungai Indus.
Karena berkeinginan mencapai “ujung dunia”, Aleksan-
der pun menginvasi India pada tahun 326 SM, namun ter-
paksa mundur karena pasukannya nyaris memberontak. 1 Kehidupan awal
Aleksander meninggal dunia di Babilonia pada 323 SM,
tanpa sempat melaksakan rencana invasi ke Arabia. Se-
telah kematian Aleksander, meletuslah serangkaian per-
1.1 Kelahiran
ang saudara yang memecah-belah kekaisarannya menjadi
Aleksander dilahirkan pada tanggal 20 (atau 21) Juli 356
empat negara yang dipimpin oleh Diadokhoi, para jen-
deral Aleksander. Meskipun terkenal karena penaklu-SM,[2][3] di Pella, ibu kota Kekaisaran Makedonia di Yu-
nani Kuno. Dia terlahir sebagai putra Filipus II, Raja Ma-
kannya, peninggalan Aleksander yang bertahan paling la-
kedonia. Ibunya adalah istri keempat Filipus, Olympias,
ma bukanlah pemerintahannya, melainkan difusi budaya
yang terjadi berkat penaklukannya. putri Neoptolemos I, raja Epiros.[4][5][6][7] Meskipun Fi-
lipus memiliki tujuh atau delapan istri ketika itu, namun
Berkat penaklukan Aleksander, muncul koloni-koloni Olympias adalah istrinya yang paling utama, barangkali
Yunani di daerah timur yang berujung pada muncul- karena dia yang melahirkan Aleksander.[8]

1
2 1 KEHIDUPAN AWAL

Sebagai anggota Wangsa Argead, Aleksander mengkla- Lysimakhos.[12][13] Aleksander dbesarkan sebagai bang-
im diri sebagai keturunan Herakles melalui Karanos da- sawa muda Makedonia, dia belajar membaca, bermain
ri Makedonia.iv[›] Dari pihak ibunya dan Aiakid, dia lira, bertarung, dan berburu.[14]
mengklaim diri sebagai keturunan Neoptelemos, putra Ketika Aleksander berusia sepuluh tahun, seorang peda-
Akhilles.v[›] Keponakan kedua Aleksander adalah jende- gang kuda dari Thessalia menawarkan seekor kuda pa-
ral Pyrrhos dari Epiros, yang oleh Hannibal dianggap se- da Filipus. Kuda tersebut diberi harga senilai tiga be-
bagai komandan sehebat Aleksander[9] atau kedua terhe- las talen. Kuda itu tidak mau ditunggangi oleh siapa-
bat setelah Aleksander.[10] pun, dan Filipus memerintahkannya untuk dibawa per-
Menurut biografer Yunani kuno, Plutarch, Olympias, pa- gi. Akan tetapi, Aleksander berkata bahwa rasa ta-
da malam pernikahannya dengan Filipus, bermimpi bah- kut kuda itu adalah bayangannya sendiri dan memin-
wa rahimnya disambar petir, yang memicu semburan ta kesempatan untuk memunggangi kuda itu. Aleksan-
api yang menyebar sampai “jauh dan luas” sebelum pa- der berhasil melakukannya.[15] Menurut Plutarch, Fili-
dam. Beberapa waktu sebelum pernikahan, dikatakan pus, yang merasa sangat senang melihat keberanian dan
bahwa Filipus bermimpi melihat dirinya menyegel rahim ambisi Aleksander, langsung mencium putranya itu dan
istrinya dengan menggunakan segel berukir singa.[4] Plu- menyatakan: “Putraku, kau harus menemukan kerajaan
tarch mengajukan sejumlah penafsiran tentang mimpi- yang cukup besar untuk ambisimu. Makedonia terlalu
mimpi itu: bahwa Olympia telah hamil sebelum me- kecil untukmu”. Setelah itu Filipus membelikan kuda
nikah, ditunjukkan dengan penyegelan rahimnya; atau itu untuk Aleksander.[16] Aleksander menamai kuda itu
bahwa ayah Aleksander adalah Zeus. Para sejarawan Bukephalas, bermakna “kepala lembu”. Bukephalas ak-
ada yang berpendapat bahwa Olympias yang ambisius an menjadi teman perjalanan Aleksander dalam penaklu-
membesar-besarkan cerita mengenai silsilah dewa Alek- kannya sampai ke India. Ketika Bukephalas mati (akibat
sander, yang lain berpendapat Olympias memberitahu usia tua, menurut Plutarch, karena sudah berusia tiga pu-
Aleksander.[4] luh tahun), Aleksander menamai sebuah kota sesuai nama
Pada hari kelahiran Aleksander, Filipus sedang bersiap- kudanya (Bukephala).[17][18][19]
siap untuk mengepung kota Potidea di semenanjung Cha-
lcidike. Pada hari yang sama, Filipus mendapat ka- 1.3 Masa remaja dan pendidikan
bar bahwa jenderalnya Parmenion telah mengalahkan pa-
sukan gabungan Illyria dan Paionia, dan bahwa kuda-
kudanya telah memenangkan Olimpiade. Dikatakan pula
bahwa pada hari itu, Kuil Artemis di Ephesos—salah sa-
tu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno-terbakar. Hegesias
dari Magnesia berkata bahwa kuil itu terbakar karena de-
wi Artemis menghadiri kelahiran Aleksander.[2][6][11]

Aristoteles sedang mengajari Aleksander.

Ketika Aleksander menginjak usia tiga belas tahun, dia


membutuhkan pendidikan yang lebih tinggi, maka dia
Aleksander bertarung melawan Singa Asia, mosaik dari abad pun mencari tutor. Beberapa calon tutornya antara la-
ke-3 SM, Museum Pella. in Isokrates dan Speusippos, penerus Plato di Akademi
Plato. Pada akhirnya, Filipus menawarkan pekerjaan itu
pada Aristoteles, yang menerimanya. Filipus memberik-
1.2 Masa anak-anak an Kuil Para Nimfa di Mieza sebagai ruang belajar mere-
ka. Sebagai imbalan atas pengajarannya, Filipus bersedia
Pada usia-usia awal, Aleksander diasuh oleh susternya, untuk membangun kembali kampung halaman Aristote-
Lanike, saudari Kleitos si Hitam, calon sahabat dan jen- les di Stageira, yang pernah dihancurkan olehnya. Fili-
deral Aleksander pada masa depan. Pada masa anak- pus merepopulasi kota itu dengan cara membeli dan me-
anak, Aleksander belajar pada Leonidas yang disiplin, merdekakan para bekas warga yang sempat menjadi bu-
seorang kerabat ibunya. Aleksander juga berguru pada dak, atau dengan mengampuni para warga yang berada di
2.1 Awal karier dan bangkitnya Makedonia 3

pengasingan.[20][21][22][23] ngan orang-orang Yunani, dan mendirikan kota yang dia


[28][29][30][31]
Mieza menjadi sekolah asrama bagi Aleksander dan namai Alexandropolis.
anak-anak bangsawan Makedonia lainnya, misalnya, Setelah Filipus kembali dari Byzantion, dia memberi
Ptolemaios, Hephaistion, dan Kassandros. Banyak murid Aleksander sejumlah kecil pasukan dan mengutusnya un-
di sana yang belajar bersama Aleksander kelak menjadi tuk mnghentikan suatu pemberontakan di Thrakia selat-
sahabat dan jenderalnya, atau yang lebih sering disebut an. Dalam kampanye lainnya melawa kota Perinthos di
sebagai 'Rekan'. Di Mieza, Aristoteles mengajari Alek- Yunani, Aleksander disebutkan menyelamatkan nyawa
sander dan kawan-kawannya pengobatan, moral, filsafat, ayahnya. Sementara itu, kota Amphissa mulai mengolah
agama, logika, dan seni. Berkat ajaran Aristoteles, Alek- tanah yang dikeramatkan untuk Apollo di dekat Delphi,
sander menjadi berminat pada karya-karya Homeros, ter- suatu pelanggaran yang memberi kesempatan bagi Fili-
utama Iliad. Aristoteles memberi satu salinan Iliad pa- pus untuk ikut campur lebih jauh dalam urusan Yuna-
da Aleksander, yang selalu dibawanya dalam kampanye ni. Masih berada di Thrakia, Filipus menyuruh Alek-
militernya.[24][25][26][27] sander untuk mulai menghimpun pasukan untuk kam-
panye di Yunani. Sadar dengan adanya kemungkinan
negara-negara Yunani lainnya untuk ikut campur, Alek-
sander memperlihatkan seolah-olah dia hendak menye-
2 Ahli waris Filipus rang Illyria. Dalam kekisruhan ini, Illyria mengambil ke-
sempatan untuk menginvasi Makedonia, namun Aleksan-
2.1 Awal karier dan bangkitnya Makedo- der berhasil menghalau para penyerang itu.[32]
nia Pasukan Filipus bergabung dengan Aleksander pada ta-
hun 338 SM, dan mereka bergerak ke selatan menuju
Thermopylai, yang mereka lakukan setelah menghada-
pi perlawanan yang keras kepala dari orang-orang The-
bes yang menghuninya. Mereka pergi untuk mendudu-
ki kota Elateia, berjarak beberapa hari dari kota Athe-
na dan Thebes. Sementara itu, rakyat Athena, dipim-
pin oleh Demosthenes, memilih untuk bersekutu dengan
Thebes dalam perang melawan Makedonia. Baik Athe-
na dan Filipus kemudian mengirim utusan untuk mem-
peroleh keberpihakan Thebes, dan yang berhasil mela-
kukannya adalah Athena.[33][34][35] Filipus bergerak me-
nuju Amphissa (secara teoretis beraksi atas permintaan
Liga Amphikyton), menangkap tentara bayaran yang di-
kirim ke sana oleh Demosthenes, dan menerima penye-
rahan kota itu. Lalu Filipus kembali ke Elateia dan meng-
irim penawaran perdamaian untuk yang terakhir kalinya
pada Athena dan Thebes, yang berujung pada penolakan
kedua kota itu.[36][37][38]
Ketika Filipus sedang bergerak ke selatan, dia dihalangi
di dekat Khaironeia, Boiotia oleh pasukan Athena dan
Thebes. Dalam pertempuran tersebut, Filipus memim-
pin sayap kanan, dan Aleksander memimpin sayap kiri
dengan ditemani oleh para jenderal Filipus yang terper-
caya. Berdasarkan sumber-sumber kuno, dua pihak itu
bertempur dengan sengit cukup lama. Filipus lalu me-
merintahkan pasukan di sayap kanan untuk mundur dan
memancing hoplite-hoplite Athena supaya mengikutinya
Patung kepala Filipus II dari Makedonia, ayah Aleksander. dan meninggalkan barisan mereka. Di sayap kiri, Alek-
sander adalah orang pertama yang berhasil menerobos
Ketika Aleksander menginjak usia enam belas tahun, ma- barisan Thebes, diikuti oleh para jenderal Filipus. Se-
sa belajarnya pada Aristoteles selesai. Filipus, sang ra- telah memperoleh terobosan, Filipus memerintahkan pa-
ja, berangkat untuk berperang melawan Byzantion, dan sukannya untuk menekan ke depan dan mengepung mu-
Aleksander ditugaskan untuk mengurus kerajaan.[15] Se- suh. Dengan mundurnya pasukan Athena, pasukan The-
lama Filipus pergi, suku Maedi Thrakia memberontak bes pun mesti bertempur sendiri; dikeliling oleh musuh,
menentang kekuasaan Makedonia. Aleksander merespon pasukan Thebes pun dikalahkan.[39]
dengan cepat, dia meredam pemberontakan suku Maedi, Setelah menang di Khaironeia, Filipus dan Aleksander
mengusir mereka dari wilayah mereka, mengisinya de-
4 3 RAJA MAKEDONIA

akan menghasilkan ahli waris yang sah untuk takhta


Makedonia.[43]

2.3 Pergi dan kembali


Aleksander kabur dari Makedonia bersama ibunya,[45]
yang dia titipkan di saudara ibunya di Dodona, ibu ko-
ta Epiros. Aleksander sendiri terus pergi ke Illyria,[45] di
sana ia meminta suaka pada raja Illyria dan diperlakuk-
an sebagai tamu oleh rakyat Illyria meskipun Aleksander
pernah mengalahkan Illyria dalam pertempuran beberapa
tahun sebelumnya. Namun, Filipus masih ingin menga-
kui Aleksander sebagai putranya,[45] sehingga Aleksan-
der kembali ke Makedonia setelah enam bulan kabur.
Dia kembali berkat sahabat keluarganya, Demaratos dari
Korinthos, yang melakukan mediasi antara kedua belah
pihak.[28][46][47]
Setahun kemudian, satrap (gubernur) Persia di Karia,
Pixodaros, menawarkan putri sulungnya pada saudara ti-
ri Aleksander, Filipus Arrhidaios.[45] Olympias dan be-
berapa sahabat Aleksander menduga bahwa tindakan
itu menunjukkan Filipus berniat mengangkat Arrhidai-
os sebagai ahli warisnya.[45] Aleksander bereaksi dengan
mengirim seorang aktor, Thessalos dari Korinthos, untuk
memberitahu Pixodaros bahwa dia seharusnya tidak me-
nawarkan putrinya pada putra raja yang tidak sah, mela-
inkan pada Aleksander. Ketika Filipus mengetahui ini,
dia menghentikan negosiasi dan memarahi Aleksander
yang ingin menikahi putri orang Karia. Filipus menje-
laskan bahwa dia ingin perempuan yang lebih baik untuk
Aleksander.[45] Filipus lalu mengasingkan empat kawan
Aleksander, yaitu Harpalos, Neiarkhos, Ptolemaios dan
Patung Aleksander di Museum Arkeologi Istanbul.
Erigyios. Sedangan Thessalos dibawa ke hadapan Fili-
pus dalam keadaan dirantai.[44][48][49]
bergerak tak terhalangi menuju Peloponnesos dan diteri-
ma oleh semua kota; namun ketika mereka tiba di Sparta,
mereka ditolak dan mereka pun pergi.[40] Di Korinthos, 3 Raja Makedonia
Filipus mendirikan “Aliansi Hellen” (didasarkan pada
aliansi anti-Persia dalam Perang Yunani-Persia), dan Fi-
lipus diangkat sebagai Hegemon ('Pemimpin Tertinggi')
3.1 Naik takhta
dalam perkumpulan ini, yang oleh para sejarawan mo-
dern disebut sebagai Liga Korinthos. Filipus lalu meng-
umumkan rencananya untuk memimpin perang pemba- PR
OP
ON
T IS

lasan melawan Kekaisaran Akhemeniyah.[41][42]

2.2 Perselisihan
A
E
G
E
A
N

Setelah kembali ke Pella, Filipus jatuh cinta pada


S
E
A

Kleopatra Euridike, keponakan salah satu jenderalnya, D


O
D

Attalos.[43] Pernikahan ini membuat posisi Aleksander


EC
AN
ES
DE S E
CYCLA

terhadap takhta menjadi rawan, karena jika Kleopatra


Euridike melahirkan seorang putra, maka putra terse-
but akan menjadi ahli waris yang sepenuhnya keturunan
Makedonia, sedangkan Aleksander hanya separuh berda-
rah Makedonia.[44] Pada pesta pernikahan, Attalos yang
mabuk berdoa pada para dewa semoga pernikahan itu Kekaisaran Makedonia pada tahun 336 SM.
5

Pada tahun 336 SM, Filipus sedang berada di Aigai, na. Dia juga mengampuni semua orang yang terlibat da-
menghadiri pernikahan putrinya, Kleopatra, yang meni- lam pemberontakan. Di Korinthos, terjadi peristiwa ter-
kah dengan saudara Olympia, Aleksander I dari Epiros. kenal, yaitu pertemuannya dengan Diogenes Sang Kynis,
Di sana Filipus dibunuh oleh pemimpin pasukan penga- yang memintanya untuk menyingkir sedikit karena dia
walnya sendiri, Pausanias.vi[›] Ketika Pausanias menco- menghalangi matahari.[62] Di sana juga Aleksander dibe-
ba kabur, dia tersandung tanaman anggur sehingga dapat rikan gelar Hegemon, dan seperti halnya Filipus, Aleksan-
dibunuh oleh para pengejarnya, yang meliputi dua rekan der juga diangkat sebagai komandan dalam perang yang
Aleksander, Perdikkas dan Leonnatos. Aleksander de- akan dilaksanakan melawan Persia. Ketika sedang ber-
ngan demikian diangkat sebagai raja oleh pasukan Make- ada di Korinthos, Aleksander mendengar berita bahwa
donia dan bangsawan Makedonia. Dia berusia dua puluh suku Thrakia memberontak di utara.[59][63]
tahun ketika menjadi raja.[50][51][52]

3.2 Konsolidasi kekuasaan


Aleksander memulai masa pemerintahannya dengan me- 4 Kampanye Balkan
nyingkirkan orang-orang yang menurutnya berpotensi
mengancam takhtanya. Dia menghukum mati sepupu- Sebelum menyerang ke Asia, Aleksander ingin menga-
nya, Amyntas IV,[53] dan juga membunuh dua pangeran mankan perbatasan utaranya; dan, pada musim semi ta-
Makedonia dari daerah Lynkestis, sedangkan pangeran hun 335 SM, dia berhasil menghentikan beberapa pem-
ketiga, yaitu Aleksander Lynkestes, diampuni. Sementa- berontakan. Mulai dari Amphipolis, dia pertama-tama
ra itu Olympias, ibu Aleksander, memerintahkan bahwa bergerak ke timur ke negara-negara “Suku-suku Thra-
Kleopatra Euridike dan putrinya, Europa, dikubur hidup- kia Merdeka"; dan di Gunung Haimos, pasukan Make-
hidup. Ketika Aleksander tahu tentang hal itu, dia marah donia menyerang dan mengalahkan pasukan Thrakia.[64]
pada ibunya. Aleksander juga memerintahkan bahwa At- Pasukan Makedonia berarak menuju negara Triballi, dan
talos harus dibunuh.[53] Attalos sendiri saat itu menjabat berhasil mengalahkan pasukan Triballi di dekat sungai
sebagai komandan pasukan di Asia Minor. Attalos sem- Lyginos[65] (anak sungai Danube). Aleksander kemu-
pat berkorespondensi dengan Demosthenes, mengenai dian melaju selama tiga hari ke Danube, menghadapi
kemungkinannya untuk kabur ke Athena. Terlepas dari suku Getai di seberang sungai. Dia mengejutkan pa-
apakah Attalos benar-benar berniat ke Athena atau tidak, sukan Getai dengan menyeberangi sungai pada malam
dia sudah membuat Aleksander marah. Selain itu, setelah hari. Dia berhasil memaksa pasukan Getai menyerah
mengetahui bahwa putri dan cucu Attalos mati, Aleksan- setelah meletusnya pertempuran kecil. Pasukan Getai
der merasa bahwa Attalos terlalu berbahaya untuk dibi- mundur dan meninggalkan kota-kota mereka pada pa-
arkan hidup.[54] Aleksander membiarkan Arrhidaios hi- sukan Makedonia.[66][67] Kemudian terdengar berita bah-
dup. Arrhidaios disebutkan menderita cacat mental, ke- wa Kleitos, Raja Illyria, dan Raja Glaukias dari Taulanti
mungkinan akibat diracun oleh Olympias.[50][55][56][57] secara terbuka memberontak melawan otoritas Makedo-
Kabar kematian Filipus memicu banyak kota memberon- nia. Bergerak ke barat menuju Illyria, Aleksander meng-
tak, termasuk Thebes, Athena, Thessalia, dan suku-suku alahkan semua pemberontak itu dan memaksan Kleitos
Thrakia di utara Makedonia. Ketika kabar pemberontak- dan Glaukias untuk melarikan diri bersama pasukan me-
an di Yunani diketahui oleh Aleksander, dia merespon reka. Dengan demikian, perbatasan utara Aleksander
dengan cepat. Meskipun para penasihatnya menyaran- pun aman.[68][69]
kannya untuk mempergunakan diplomasi, namun Alek- Ketika sedang sukses dalam kampanyenya di utara, ter-
sander memutuskan untuk mengumpulkan 3.000 tenta- nyata Thebes dan Athena sekali lagi memberontak. Alek-
ra kavaleri dan bergerak menuju Thessalia, daerah te- sander dengan segera menyelesaikan kampanye di utara
tangga Makedonia di sebelah selatan. Di sana dia meng- dan bergegas ke selatan bersama pasukannya.[70] Kota-
etahui bahwa pasukan Thessalia telah menempati jalan kota lainnya ragu-ragu, namun Thebes memutuskan un-
di antara Gunung Olimpus dan Gunung Ossa. Alek- tuk memberontak dengan mengerahkan seluruh kekua-
sander lalu menyuruh pasukannya menaiki Gunung Os- tannya. Akan tetapi perlawanan itu terbukti tidak efek-
sa. Ketika pasukan Thessalia terbangun, mereka meli- tif. Aleksander sangat marah pada Thebes. Dia mem-
hat bahwa pasukan Aleksander telah berada di sisi be- bunuhi banyak tentara Thebes, meluluhlantakkan kota
lakang mereka. Pasukan Thessalia pun menyerah dan itu sampai hancur, menjual penduduknya sebagai budak,
pasukan kavaleri Aleksander bertambah dengan masuk- dan membagi-bagi wilayah Thebes ke kota-kota Boiotia
nya pasukan Thessalia. Aleksander lalu bergerak menuju di sekitarnya. Setelah mendengar berita tentang musnah-
Peloponnesos.[58][59][60][61] nya kota Thebes, Athena pun menyerah pada Aleksander.
Aleksander berhenti sejenak di Thermopylae, di sana dia Dengan demikian, seluruh Yunani sudah berada di bawah
diakui sebagai pemimpin Liga Amphiktyon. Kemudian kekuasaan Aleksander.[70] Setelah Yunani aman, Alek-
dia bergerak ke selatan ke Korinthos. Kota Athena me- sander pun melaksanakan kampanyenya di Asia. Dia me-
mohon perdamaian dan Aleksander mengampuni Athe- nugaskan Antipatros untuk mengurus Makedonia.[71]
6 5 PENAKLUKAN KEKAISARAN PERSIA

5 Penaklukan Kekaisaran Persia

5.1 Asia Minor

Pertempuran Issus, Mosaik Aleksander di Pompeii.

Peta kekaisaran Aleksander dan jalan-jalan yang dia tempuh. III dalam Pertempuran Issus pada bulan November.[79]
Darius melarikan diri dari pertempuran sehingga pasu-
Pasukan Aleksander menyeberangi Hellespont pada ta- kannya kacau balau. Dia meninggalkan istrinya, dua pu-
hun 334 SM dengan jumlah tentara sekitar 48.100 infan- trinya, ibunya Sisygambis, serta sejumlah besar harta.[80]
tri, 6.100 kavaleri dan armada laut yang terdiri dari 120 Setelah itu dia menawarkan kesepakatan damai kepada
kapal dengan kru kapal sekitar 38.000 orang.[70] Pasuk- Aleksander. Darius menawarkan akan menyerahkan se-
an itu berasal dari Makedonia dan dari berbagai negara- luruh wilayah yang telah ditaklukkan oleh Aleksander
kota Yunani, selain juga tentara bayaran, serta pasukan serta tebusan sebesar 10.000 talen untuk menebus kelu-
dari Thrakia, Paionia, dan Illyria.[72] Setelah mempero- arganya. Aleksander menjawab bahwa karena dia kini
leh kemenangan pertama melawan pasukan Persia dalam adalah raja Asia, maka hanya dia sendirilah yang berhak
Pertempuran Granikos, Aleksander menerima penyerah- mengatur masalah pembagian wilayah.[81]
an kota dan harta benda di Sardis, salah satu ibu kota Aleksander bergerak maju untuk menguasai Suriah, serta
provinsi di Persia. Aleksander lalu bergerak menuju pe- sebagian besar pesisir Levant.[82] Namun setahun kemu-
sisir Ionia.[73] Di Halikarnassos, Aleksander sukses mela- dian, pada 332 SM, dia terpaksa harus menyerang Tyre,
kukan pengepungan pertamanya. Dia berhasil memaksa yang pada akhirnya dia taklukkan melalui pengepungan
musuh-musuhnya, yakni kapten tentara bayaran Memnon yang terkenal.[83][84] Setelah menaklukkan Tyre, Alek-
dari Rhodes dan satrap Persia di Karia, Orontobates, sander, membantai semua penduduk prianya, dan men-
untuk mundur ke laut.[74] Setelah menaklukkan Karia, jual semua wanita dan anak-anak sebagai budak.[85]
Aleksander menugaskan Ada untuk memimpin urusan
pemerintahan di Karia. Ada sendiri mengadopsi Alek-
sander sebagai putranya.[75] 5.3 Mesir
Dari Halikarnassos, Aleksander maju ke pegunungan
Lykia dan dataran Pamphylia. Dia menaklukkan semua
kota pesisir dengan tujuan untuk menyulitkan armada la-
ut Persia. Jika kota-kota di pesisir dikuasai oleh Alek-
sander, maka kapal-kapal laut Persia tak akan bisa ber-
labuh. Mulai dai Pamphylia, di pesisir itu tidak ada lagi
pelabuhan yang penting dan Aleksander pun melanjutk-
an kampanyenya ke daratan dalam. Di Termessos, Alek-
sander mengampuni kota Pisidia.[76] Di kota Gordium,
ibu kota kuno Phrygia, Aleksander menjumpai ikatan
Gordia yang terkenal tak dapat dibuka. Menurut legen-
da, orang yang mampu membukanya akan menjadi “raja
Asia".[77] Aleksander merasa bahwa tidak masalah bagai-
mana ikatan itu dibuka, dan dia pun memotongnya de-
ngan pedangnya.[78] Nama Aleksander Agung dalam Hieroglif (ditulis dari kanan ke
kiri), sekitar 330 SM, Mesir. Museum Louvre.

5.2 Levant dan Suriah Setelah Aleksander menghancurkan Tyre, sebagian besar
kota dalam rute ke Mesir menyerah, kecuali Gaza. Gaza
Setelah menghabskan musim dinginya dengan melakuk- memiliki suatu benteng kuat yang di atas bukit dan sangat
an kampanye di Asia Minor, pasukan Aleksander menye- terlindung.[86] Pada awal Pengepungan Gaza, Aleksander
berangi Gerbang Cilicia pada tahun 333 SM, dan meng- memanfaatkan alat-alat yang sebelumnya dia pakai ketika
alahkan pasukan utama Persia di bawah pimpinan Darius menyerang Tyre. Setelah tiga kali gagal menyerang, ben-
5.5 Persia 7

teng itu pada akhirnya berhasil ditembus, namun Alek- 5.5 Persia
sander harus mendapat luka di bahunya. Seperti halnya
di Tyre, semua penduduk pria dibantai, sedangkan semua Dari Babilonia, Aleksander melaju ke Susa, salah sa-
wanita dan anak-anak dijadikan budak.[87] tu ibu kota Persia, dan merebut harta bendanya yang
legendaris.[96] Aleksander mengirim sebagian besar pa-
Di lain pihak, Yerusalem membuka gerbangnya dan me-
sukannya ke ibu kota seremonial Persia, Persepolis, le-
nyerah pada Aleksander. Menurut Yosephus, Aleksan-
wat Jalan Kerajaan, dan dia sendiri memimpin tentara-
der diperlihatkan buku ramalan Daniel, mungkin bab 8,
tentara pilihannya melalui rute langsung ke kota tersebut.
yang isinya adalah bahwa seorang raja Yunani yang kuat
Aleksander harus menyerang jalan masuk ke Gerbang
akan datang dan menaklukkan Kekaisaran Persia. Sete-
Persia (di Pegunungan Zagros modern) yang telah diblok
lah melihat isi buku tersebut, Aleksander mengampuni
[88][89] oleh pasukan Persia di bawah pimpinan Ariobarzanes
Yerusalem dan terus maju ke Mesir.
dan kemudian menghancuran Persepolis sebelum gar-
Aleksander memasuki Mesir pada tahun 332 SM, di sana nisunnya dapat mengamankan harta benda.[97] Ketika
dia dipandang sebagai seorang pembebas.[90] Dia mem- mamsuki Persepolis Aleksander mengizinkan pasukan-
peroleh gelar “penguasa baru alam semesta” dan putra de- nya untuk menjarah kota dan kemudian menyuruh me-
wa Amun di Orakel Oasis Siwa di gurun Libya.[91] Sejak reka berhenti.[98] Aleksander tinggal di Persepolis sela-
saat itu, Aleksander kadang disebut sebagai putra asli da- ma lima bulan.[99] Dalam masa tinggalnya di ibu kota,
ri Zeus-Ammon, dan mata uang yang kemudian muncul kebakaran terjadi di istana timur Xerxes dan menyebar
menggambarkan dirinya dengan hiasan tanduk kambing ke seluruh kota. Banyak dugaan mengenai apakah keba-
sebagai simbol kedewaannya.[92][93] Dalam masa tinggal- karan itu terjadi karena kecelakaan, atau sebagai tindak-
nya di Mesir, dia mendirikan Aleksandria (Iskandariyah), an pembalasan atas pembakaran Akropolis Athena pada
yang kelak akan menjadi ibu kota Kerajaan Ptolemaik se- masa Perang Yunani-Persia Kedua.[100] Arrianus, dalam
telah kematian Aleksander.[94] salah satu kritiknya mengenai Aleksander, menyatakan,
“Aku juga tidak merasa bahwa Aleksander menunjukk-
an pengertian yang baik dalam tindakan ini atau bahwa
dia dapat menghukum rakyat Persia atas tindakan masa
lalu.”[101]

5.6 Kejatuhan Persia


Aleksander lalu pergi mengejar Darius lagi, pertama-
tama ke Media, dan kemudian ke Parthia.[102] Raja
Persia itu tak lagi dapat mengendalikan nasibnya, dan
dia ditawan oleh Bessus, satrapnya di Baktria dan ju-
ga kerabatnya.[103] Ketika Aleksander datang, Bessus
dan anak buahnya telah menusuk Darius sampai mati.
Bessus lalu menyatakan dirinya sebagai penerus Dari-
us dengan nama Artaxerxes V, sebelum kemudian mun-
Penempatan dan pergerakan awal dalam Pertempuran Gauga- dur ke Asia Tengah untuk melancarkan serangan geri-
mela, 331 SM. lya terhadap Aleksander.[104] Mayat Darius dimakamk-
an oleh Aleksander di dekat makam para pemimpin
Akhemeniyah lainnya dengan upacara pemakaman yang
suci.[105] Aleksander mengklam bahwa sebelum wafat,
Darius telah mengangkat Aleksander sebagai penerus ta-
khta Akhemeniyah.[106] Kekaisaran Akhemeniyah atau
Kekaisaran Persia pada umumnya dianggap telah runtuh
5.4 Assyria dan Babilonia dengan meninggalnya Darius.[107]

Berangkat dari Mesir pada tahun 331 SM, Aleksan- 5.7 Asia Tengah
der pergi menuju ke timur ke Mesopotamia (sekarang
Irak utara) dan sekali lagi mengalahkan Darius dalam Aleksander, kini menganggap diri sebagai penerus sah
Pertempuran Gaugamela.[95] Lagi-lagi Darius terpaksa dari Darius, melihat Bessus sebagai pemberontak yang
kabur dan meninggalkan arena pertempuran, Aleksander mengancam takhta Akhemeniyah. Aleksander pun mela-
mengejarnya sampai ke Arbela. Gaugamela akan terbuk- kukan serangan untuk mengalahkannya. Kampanye mi-
ti sebagai pertempuran terakhir dan paling menentukan liter ini, yang pada awalnya direncanakan untuk melaw-
antara Aleksander dan Darius. Aleksander lalu bergerak an Bessus, pada akhirnya menjadi petualangan Aleksan-
menuju Babilonia dan menaklukkan kota tersebut.[96] der di Asia Tengah. Aleksander mendirikan kota-kota
8 5 PENAKLUKAN KEKAISARAN PERSIA

Koin perak Aleksander, Museum Britania

baru, dan semuanya diberi nama Aleksandria, termasuk


Kandahar modern di Afghanistan, dan Aleksandria Es-
khate (“Yang Terjauh”) Tajikistan modern. Kampanye
ini membawa Aleksander melewati Media, Parthia, Aria
(Afghanistan barat), Drangiana, Arachosia (Afghanistan
Tengah dan Selatan), Baktria (Afghanistan Tengah dan
Utara), dan Scythia.[108]
Bessus dikhianati pada tahun 329 SM oleh Spitamenes,
yang memegang posisi tak jelas dalam kesatrapan Sogdi-
ana. Spitamenes menyerahkan Bessus pada Ptolemaios,
salah satu rekan terpercaya Aleksander, dan Bessus pun
dihukum mati.[109] Akan tetapi, ketika, di suatu waktu,
Aleksander sedang sibuk di Jaxartes dalam rangka meng-
hadapi serbuan pasukan nomad berkuda, Spitamenes ma-
lah memimpin pemberontakan di Sogdiana. Aleksan- Pernikahan Aleksander dan Roxane, oleh Andre Castaigne.
der mengalahkan pasukan Scythia dalam Pertempuran
Jaxartes dan dengan segera melancarkan kampanye mili-
ter melawan Spitamenes. Aleksander berhasil mengalah- sander, supaya dia tidak dapat membalaskan kemati-
kannya dalam Pertempuran Gabai. Setelah kalah, Spita- an putranya. Aleksander juga pernah secara langsung
menes dibunuh oleh anak buahnya sendiri, yang kemudi- membunuh pria yang pernah menyelamatkan nyawanya
an memohon perdamaian pada Aleksander.[110] di Granikos, yaitu Kleitos si Hitam, ketika mereka se-
dang mabuk dan berdebat di Maracanda.[114] Di kemudi-
an hari, dalam kampanye di Asia Tengah, rencana pem-
5.8 Permasalahan bunuhan kedua terungkap, kali ini diprakarsai oleh pe-
layan prianya sendiri. sejarawan resminya, Kallisthenes
Setelah menguasai Persia, Aleksander mengambil gelar dari Olynthos (yang tak lagi disukai oleh Aleksander ka-
Persia “Raja dari Segala Raja” (Shahanshah) dan meng- rena memimpin oposisi terhadap usahanya untuk mem-
adopsi beberapa ciri khas Persia dalam hal pakaian dan perkenalkan proskynesis), dituduh terlibat dalam rencana
kebiasaan di istananya. Yang paling terkenal adalah adat pembunuhan tersebut; Namun, tidak pernah ada kesepa-
proskynesis, kemungkinan adat mencium tangan secara katan di antara para sejarawan mengenai keterlibatannya
simbolis, atau sujud di tanah, yang biasa orang Persia dalam persekongkolan.[115]
lakukan di depan atasan mereka.[111][112] Orang Yunani
menganggap bahwa gerakan tersebut hanya boleh dila-
kukan kepada dewa dan mereka percaya bahwa Aleksan- 5.9 Makedonia
der berniat mendewakan dirinya dengan cara menyuruh
orang-orang melakukan itu padanya. Akibatnya dia ke- Ketika Aleksander pergi ke Asia, dia menugaskan jende-
hilangan banyak simpati dari para anak buahnya,[112] dan ralnya Antipatros, seorang pemimpin dengan pengalam-
pada akhirnya dia meninggalkan kebiasaan tersebut.[113] an politik dan militer dan bagian dari “Garda Lama” yang
Suatu hari rencana pembunuhan terhadap dirinya terung- telah melayani Filipus, untuk mengurus Makedonia.[71]
kap. dan salah satu perwiranya, yaitu Philotas, dihu- Penghancuran Aleksander terhadap kota Thebes telah
kum mati karena tidak dapat menangai rencana pembu- membuat kota-kota lainnya diam sehingga Yunani ter-
nuhan itu dengan cepat. Kematian seorang putra meng- jamin tetap aman selama Aleksander absen.[71] Masalah
haruskan ayahnya juga untuk ikut mati, dan demikia- yang muncul adalah ancaman dari raja Sparta, Agis III,
nlah Parmenion, yang bertugas menjaga harta benda di pada tahun 331 SM, yang untungnya dapat diselesaikan
Ecbatana, dibunuh secara diam-diam atas perintah Alek- oleh Antipatros. Agis dikalahkan dan dibunuh oleh Anti-
6.1 Invasi ke anak benua India 9

patros dalam suatu pertempuran di Megalopolis setahun


kemudian.[71] Antipatros lalu meminta Aleksander untuk
menghukum Sparta, namun Aleksander lebih memilih
untuk mengampuni mereka.[116] Masalah lainnya adalah
perselisihan antara Antipatros dan ibu Aleksander Olym-
pias. Masing-masing dari mereka sama-sama menge-
luh kepada Aleksander mengenai yang lainnya.[117] Se-
cara umum, Yunani mengalami periode perdamaian dan
kemakmuran selama kampanye militer Aleksander di
Asia.[118] Aleksander juga mengirim balik sejumlah be-
sar harta hasil dari penaklukannya, yang berhasil mening-
katkan perekonomian dan mengembangkan perdagangan
antar daerah di kekaisarannya.[119] Namun dalam proses-
nya, Aleksander terus-menerus meminta tambahan pa-
sukan serta penduduk dari Yunani untuk mengisi berba-
gai daerah di kekaisarannya. Tindakan ini sangat mele-
mahkan Makedonia bertahun-tahun setelah kematiannya,
dan akan berujung pada kekalahan dan pendudukan Ma-
kedonia oleh Romawi.[120]

6 Kampanye di India

6.1 Invasi ke anak benua India

Aleksander menikah dengan Roxane (Roshanak dalam


bahasa Baktria) untuk memperkuat hubungannya de-
ngan kesatrapan di Asia Tengah. Setelah itu Aleksan-
der mengalihkan perhatiannya ke anak benua India. Dia
mengundang semua kepala suku dari bekas kesatrapan
Gandhara, di daerah utara Pakistan modern, untuk da-
tang dan tunduk di bawah kekuasaannya. Omphis, pe-
nguasa Taxila, yang kerajaannya membentang dari Indus
sampai Hydaspes, bersedia tunduk, namun para kepala
suku dari beberapa klan perbukitan, termasuk bagian-
bagian Aspasioi dan Assakenoi dari suku Kambojas (di- “Koin kejayaan” perak Aleksander Agung, dicetak di Babilonia
kenal juga dalam naskah-naskah India sebagai Ashvaya- c.322 SM, menyusul kampanyenya di India.
nas Dan Ashvakayanas), menolak untuk menyerah.[121] Bagian depan: Aleksander dimahkotai oleh dewi Nike.
Bagian belakang: Aleksander menyerang raja Puru yang se-
Pada musim dingin tahun 327/326 SM, Aleksander seca- dang mengendarai gajahnya. Museum Britania.
ra langsung memimpin pasukan untuk menghadapi klan-
klan yang tidak mau tunduk kepadanya, antara lain su-
ku Aspasioi dari lembah Kunar, suku Guraeus dari lem-
bah Guraeus, dan suku Assakenoi dari lembah Swat nyak orang Assakenoi yang menyelamatkan diri ke ben-
dan Buner.[122] Pertempuran yang sengit terjadi mela- teng Aornos. Aleksander mengikuti mereka dan berhasil
wan pasukan Aspasioi ketika Aleksander sendiri terlu- menaklukkan benteng di atas bukit tersebut setelah mela-
ka bahunya oleh panah. Namun pasukan Aspasioi pa- kukan pertempuran yang sangat berdarah selama empat
da akhirnya berhasil dikalahkan. Aleksander kemudian hari.[121]
menghadapi pasukan Assakenoi, yang memberikan per- Setelah menaklukkan Aornos, Aleksander menyeberangi
lawanan yang luar biasa dari benteng Massaga, Ora dan sungai Indus dan bertempur melawan penguasa Punjabi
Aornos.[121] Benteng Massaga berhasil ditaklukkan se- lokal yang bernama Raja Puru, yang menguasai daerah
telah melalui pertumpahan darah selama beberapa ha- di Punjab. Aleksander mengalahkan Puru melalui per-
ri dan Aleksander lagi-lagi terluka di bagian pergelang- tempuran yang sengit, yaitu Pertempuran Hydaspes pada
an kakinya. Menurut Curtius, “Aleksander tidak ha- tahun 326 SM.[125] Aleksander sangat terkesan dengan
nya membantai seluruh penduduk Massaga, tetapi juga keberanian Puru dalam pertempuran tersebut dan karena
menghancurkan bangunan-bangunannya”.[123][124] Pem- itu seusai pertempuran Aleksander menjalin kerja sama
bantaian serupa terjadi di Ora, benteng lainnya milik su- dengannya serta mengangkatnya sebagai salah satu satrap
ku Assakenoi. Setelah peristiwa Massaga dan Ora, ba- di kerajaannya. Aleksander bahkan menambahkan wi-
10 7 TAHUN-TAHUN TERAKHIR DI PERSIA

layah yang sebelumnya tidak dikuasai oleh Puru. Alas- nannya, mereka menaklukkan klan-klan Malli (di Multan
an lainnya kemungkinan lebih bersifat politis, yaitu kare- modern), dan beberapa suku India lainnya.[132]
na untuk mengendalikan daerah yang jauh dari Yunani, Aleksander mengirim sejumlah besar pasukannya ke
Aleksander membutuhkan bantuan dan kerja sama dari Carmania (Iran selatan modern) beserta jenderal-
orang lokal.[126] Aleksander mendirikan dua kota baru di nya Krateros, dan juga mengirim armada laut untuk
kedua sisi sungai Hydaspes, dan salah satunya dia beri na- mengeksplorasi pesisir Teluk Persia di bawah admiral
ma Bukephala sebagai penghormatan kepada kuda yang Nearkhos. Sementara dia sendiri memimpin pasukan-
telah membawanya ke India. Kudanya itu meninggal da- nya untuk mundur ke Persia melalui rute selatan yang le-
lam pertempuran.[127] Kota yang satunya dinamai Nikaia
bih sulit di sepanjang Gurun Gedrosia dan Makran (kini
(Kejayaan) di situs arkeologis Mong.[128][129] bagian dari Iran selatan dan Pakistan selatan).[133] Ale-
kander sampai di Susa pada tahun 324 BC, namun dia
kehilangan banyak prajurit akibat kondisi gurun yang
6.2 Pemberontakan pasukan
keras.[134]

7 Tahun-tahun terakhir di Persia


Mengetahui bahwa banyak satrap dan gubernur militer-
nya yang bertindak melenceng selama dia absen, Alek-
sander pun menghukum mati beberapa dari mereka da-
lam perjalanannya ke Susa sebagai contoh bagi yang
lainnya.[135][136] Sebagai ungkapan terima kasih kepada
pasukannya, Aleksander membayar lunas gaji para tenta-
ranya, dan mengumumkan bahwa dia akan mengirim pra-
jurit yang sudah tua dan cacat kembali ke Makedonia de-
ngan dimpimpin oleh Krateros. Namun, pasukannya sa-
lah paham atas niat Aleksander. Mereka pun memberon-
tak di kota Opis, menolak untuk dikirim balik dan secara
keras mengkritik usahanya untuk menagdopsi adat dan
pakaian Persia, dan upaya masuknya para perwira dan
tentara Persia ke dalam unit-unit militer Makedonia.[137]
Aleksander mengeksekusi para pemimpin pemberontak-
an tersebut, namun mengampuni para prajuritnya. Sete-
lah tiga hari, Aleksander sadar dia tidak dapat membu-
juk pasukannya. Aleksander pun tak lagi memasukkan
komando Persia ke dalam pasukan Makedonia, sebalik-
Invasi Aleksander di anak benua India. nya gelar-gelar militer Makedonia kini dapat diberikan
untuk unit-unit perang Persia. Maka pasukan Makedo-
Di sebelah timur kerajaan Puru, di dekat Sungai Gangga, nia langsung meminta maaf, dan Aleksander memaafk-
berdiri Kekaisaran Nanda di Magadha dan Kekaisaran an mereka. Pada malam harinya, Aleksander mengge-
Ganggaridai di Bengali. Dua kekaisaran itu sangatlah ku- lar acara makan-makan yang dihadiri oleh beberapa ribu
at. Pasukan Aleksander kemudian memberontak karena prajuritnya, dan mereka makan bersama.[138] Dalam upa-
tidak mau lagi menghadapi pasukan India yang kuat. Se- ya menciptakan perdamaian yang bertahan antara orang-
lain itu mereka juga sudah lelah setelah berperang selama orang Makedonia dan rakyat Persia, Aleksander meng-
bertahun-tahun. Mereka memberontak di Sungai Hypha- adakan pernikahan massal di Susa antara para perwira-
sis, menolak untuk maju lebih jauh ke timur. Demikia- nya dengan wanita bangsawan Persia. Akan tetapi, hanya
nlah, sungai ini menjadi batas paling timur penaklukan sedikit dari pernikahan tersebut yang bertahan lebih da-
Aleksander.[130][131] ri setahun.[136] Sementara itu, setelah tiba di istananya,
Aleksander berbicara kepada pasukannya dan berusaha Aleksander mengetahui bahwa beberapa orang telah me-
untuk membujuk mereka supaya mau berjalan lebih jauh nodai makam Koresh yang Agung. Aleksander dengan
ke India namun Koinos, salah satu jenderalnya, memohon cepat menghukum mati mereka, karena mereka sebenar-
pada Aleksander untuk berubah pikiran dan pulang. Ko- nya ditugaskan untuk menjaga makam Koresh tersebut,
inos berkata, “Para tentara sudah rindu untuk berjumpa yang sangat dihormati oleh Aleksander.[139]
kembali dengan orang tua, istri dan anak-anak mereka. Setelah Aleksander pergi ke Ekbatana untuk mengam-
Aleksander menyadari keadaan pasukannya dan dia pun bil bagian terbesar dari harta kekayaan Persia, saha-
akhirnya setuju. Dia dan pasukannya kemudian berbelok bat terdekat dan mungkin kekasihnya, Hephaistion, me-
ke selatan dan menyusuri Sungai Indus. Dalam perjala- ninggal karena suatu penyakit, atau barangkali akibat
8.1 Pemakaman 11

diracun.[140][141] Arrian menemukan banyak sumber yang nuh. Diodoros, Plutarch, Arrian dan Yustinus semua-
meragukan tentang reaksi duka Aleksander atas kematian nya menyebutkan teori bahwa Aleksander diracun. Plu-
itu, meskipun hampir semua pendapat setuju bahwa ke- tarch menganggapnya sebagai pemalsuan,[55] sedangkan
matian Hephaistion cukup menggucang Aleksander. Dia Diodoros dan Arrian berkata bahwa mereka menyebut-
memerintahkan pelaksananaan pemakaman sahabatnya kannya hanya demi kelengkapan.[147][149] Meskipun de-
itu untuk diselenggarakan secara mahal di Babilonia. Se- mikian, catatan-catatan mereka cukup konsisten dalam
lain itu, Aleksander juga memerintahkan dilaksanakan- menduga para tersangka di balik pembunuhan Aleksan-
nya masa berkabung bersama.[140] der, di antaranya adalah Antipatros, yang baru saja di-
berhentikan dari jabatannya sebagai raja muda Make-
Setelah kembali ke Babilonia, Aleksander merencanak-
an serengkaian kampanye militer baru, yang akan dimu- donia, dan tersangka lainnya anehnya adalah Olympias.
Barangkali datang ke Babilonia untuk menanti hukuman
lai dengan invasi ke Jazirah Arab. Namun dia tidak sem-
pat merealisasikan rencana tersebut karena dia meninggal mati,[150] dan telah melihat nasib yang menimpa Parme-
nion dan Philotas,[151] Antipatros pun menyusun rencana
dunia tidak lama setelah kembali ke Babilonia.[142]
supaya Aleksander diracun oleh putranya Iollas, yang me-
rupakan penuang anggur Aleksander.[55][149][151] Bahkan
ada dugaan bahwa Aristoteles terlibat dalam konspira-
8 Kematian si tersebut.[55][149] Sebaliknya, argumen terkuat melaw-
an teori racun adalah fakta bahwa ada dua belas hari an-
tara awal sakitnya dan kematiannya; di dunia kuno, ra-
cun yang bereaksi lama seperti itu kemungkinan tidak
tersedia.[152] Akan tetapi pada tahun 2010, sebuah teori
diajukan yang mengindikasikan bahwa keadaan kemati-
an Aleksander sesuai dengan peracunan oleh air sungai
Styx (Mavroneri) yang mengandung calicheamicin, suatu
bahan berbahaya yang dihasilkan oleh bakteri yang ada
di airnya.[153]
Beberapa penyebab alami (penyakit) telah diajukan seba-
gai penyebab kematian Aleksander; malaria atau demam
tifoid adalah kandidat yang jelas. Sebuah artikel tpa-
da tahun 1998 dalam New England Journal of Medici-
ne menyebutkan kematian Aleksander disebabkan oleh
pelubangan usus dan kelumpuhan menaik,[154] sedangk-
an analisis terkini lainnya mengajukan spondilitis piro-
Sebuah diari astronomi Babilonia (c. 323–322 SM) yang berisi
genis atau meningitis sebagai penyebabnya.[155] Penya-
tentang kematian Aleksander (Museum Britania, London)
kit lainnya dapat juga menjadi penyebabnya, termasuk
pankreatitis akut atau Virus West Nile.[156][157] Teori pe-
Pada tanggal 10 atau 11 Juni 323 SM, Aleksander me- nyebab alami juga cenderung menekankan bahwa kese-
ninggal di istana Nebukadnezar II, di Babilonia pada usia hatan Aleksander mungkin semakin menurun akibat su-
32 tahun.[143] Rincian mengenai kematian tersebut sedi- ka minum-minum dan menderita luka-luka dalam per-
kit berbeda-beda. Catatan Plutarch menceritakan bah- ang (termasuk luka di India yang hampir merenggut nya-
wa sekitar 14 hari sebelum kematiannya, Aleksander wanya). Lebih jauh lagi, duka cita yang dirasakan oleh
menjamu admiralnya, Nearkhos, dan menghabiskan ma- Aleksander setelah kematian Hephaestion mungkin ikut
lam serta hari berikutnya dengan minum-minum bersama memperburuk kesehatannya.[154]
Medios dari Larissa.[144] Aleksander lalu mengalami de-
mam, yang semakin lama semakin parah, sampai-sampai Penyebab lainnya yang diduga mengakibatkan kematian
dia tak dapat lagi berbicara. Para tentara menjadi sa- Aleksander adalah overdosis obat-obatan yang mengan-
ngat cemas ketika Aleksande hanya dapat mengabaikan dung hellebore, sejenis tanaman yang berbahaya jika di-
tangannya pada mereka.[144][145][146] Dua hari kemudian, konsumsi dalam dosis yang banyak.[158][159]
Aleksander meninggal dunia.[144][145] Sementara Diodo-
ros menceritakan bahwa Aleksander menderita rasa sakit
8.1 Pemakaman
setelah meneggak semangkuk besar angur yang tidak di-
campur untuk menghormati Herakles, dan wafat setelahJenazah Aleksander disimpan di sarkofagus emas ber-
mengalami semacam rasa sakit,[147] yang juga disebutk-
bentuk tubuhnya (antropoid) dan diisi dengan madu,
an sebagai alternatif oleh Arrian, namun Plutarch secara
yang kemudian dimasukkan lagi ke dalam peti mati
khusus membantah klaim ini.[144] emas.[160] Berdasarkan Aelianus, seorang peramal berna-
Mengingat aristokrasi Makedonia punya kecenderung- ma Aristandros meramalkan bahwa tanah tempat Alek-
an untuk melakukan pembunuhan,[148] maka muncul du- sander diistirahatkan “akan bahagia dan tak tertaklukk-
gaan bahwa Aleksander meninggal dunia akibat dibu- an selamanya”.[161] Yang lebih mungkin, para penerusnya
12 8 KEMATIAN

kannya lebih lanjut, dengan alasan tidak praktis dan


boros..[167] Meskipun demikian, kehendak Aleksander
dibacakan kepada pasukannya oleh Perdikkas setelah ke-
matian Aleksander.[71] Wasiat itu menyuruh untuk mela-
kukan ekspansi imiliter ke Mediterania barat dan selatan,
membangun monumen, dan pencampuran penduduk Ti-
mur dan Barat. Isinya adalah:

• Membangun makam monumental untuk ayahnya


Filipus, “untuk menyamai piramida terbesar di
Mesir”[71]
Relief pada Sarkofagus Aleksander. • Mendirikan kuil di Delos, Delphi, Dodona, Dium,
Amphipolis, Kirnos, dan sebuah kuil monumental
untuk dewi Athena di Troya[71]
barangkali menganggap kepemilikan atas jenazah Alek-
sander sebagai suatu lambang legitimasi (adalah hak khu- • Menaklukkan Jazirah Arab dan seluruh
sus kerajaan untuk memakamkan raja sebelumnya).[162] Mediterania[71]
Bagaimanapun, Ptolemaios mencuri iring-iringan pema-
kaman, dan membawanya ke Memphis.[160][161] Peng- • Berlayar mengelilingi Afrika[71]
gantinya, Ptolemaios II Philadelphos, memindahkan sar- • Mendirikan kota-kota dan “mengirim penduduk da-
kofagus ke Aleksandria. Sarkofagus itu berada di sana ri Asia ke Eropa dan sebaliknya dari Eropa ke Asia,
hingga setidaknya Zaman Kuno Akhir. Ptolemaios IX dengan tujuan menyatukan dua benua itu dan persa-
Lathyros, salah satu penerus Ptolemaios I, mengganti sar- habatan dengan cara pernikahan antar bangsa dan
kofagus emas Aleksander dengan sarkofagus dari kaca. ikatan keluarga.” [168]
Sarkofagus emasnya dia lelehkan untuk kemudian dibu-
at menjadi uang koin.[163] Pompeius, Julius Caesar dan
Augustus semuanya pernah mengunjungi makam Alek- 8.3 Pembagian kekaisaran
sander di Aleksandria. Augustus diduga mengganggu hi-
dung jenazah Aleksander. Caligula dikatakan mengam-
bil pelindung dada Aleksander dari makam untuk kepen-
tingannya sendiri. Pada tahun 200 M, Kaisar Septimius
Severus menutup makam Aleksander untuk umum. Pu-
tra dan penggantinya, Caracalla, adalah pengagum berat
Aleksander. Dia pernah mengunjungi makam Aleksan-
der pada masa pemerintahannya. Setelah itu, nasib ma-
kam tersebut menjadi tidak banyak diketahui.[163]
Sarkofagus yang disebut "Sarkofagus Aleksander" dite-
mukan di dekat Sidon dan kini berada di Museum Ar-
keologi Istanbul. Sarkofagus itu dinamai begitu bukan Setelah Aleksander wafat, kekaisarannya terpecah menjadi em-
pat kerajaan; Kerajaan Ptolemaik (biru tua) , Kekaisaran Sele-
karena di dalamnya ada jenazah Aleksander, tetapi kare-
ukia (kuning), Kerajaan Pergamon (jingga), dan Kerajaan Ma-
na di bagian luarnya terdapat relief yang menggambarkan kedonia (hijau).
Aleksander dan rekan-rekannya yang sedang berburu dan
bertempur melawan pasukan Persia. Awalnya itu dikira Kematian Aleksander begitu tiba-tiba sehingga ketika
sebagai sarkofagus Abdalonymos (meninggal 311 SM), beritanya mencapai Yunani, orang-orang tidak langsung
raja Sidon yang diangkat oleh Aleksander segera setelah percaya.[71] Aleksander tidak memiliki ahli waris yang
pertempuran Issus pada tahun 331.[164][165][166] Namun, sah dan jelas, putranya Aleksander IV dari hubungan-
baru-baru ini diduga bahwa sarkofagus itu berasal dari nya dengan Roxane lahir setelah Aleksander mening-
masa yang lebih awal daripada kematian Abdolymos. gal. Akibatnya muncul pertanyaaan besar mengenai si-
apa yang akan memimpin kekaisaran yang baru dita-
klukkan dan belum tenang ini.[169] Berdasarkan Dio-
8.2 Wasiat doros, rekan-rekan Aleksander sempat bertanya kepa-
da Aleksander, yang saat itu sedang sekarat, menge-
Diodoros Sikolos menulis bahwa Aleksander telah mem- nai kepada siapa Aleksander mewarskan kerajaannya.
beri instruksi tertulis yang rinci kepada Krateros se- Aleksander menjawab singkat, “tôi kratistôi” (“kepada
belum meninggal dunia.[167] Meskipun Krateros sudah yang terkuat”).[147] Mengingat bahwa Arrianus dan Plu-
mulai melaksanakan beberapa perintah Aleksander, na- tarch menyatakan bahwa ketika itu Aleksander sudah
mun para penerusnya memilih untuk tidak melaksana- tidak dapat berbicara, cerita tersebut agak diragukan
9.1 Keahlian militer 13

kebenarannya.[170] Diodoros, Curtius dan Yustinus juga


punya cerita yang lebih masuk akal bahwa Aleksander
meberikan segelnya kepada Perdikkas, salah satu penga-
walnya dan pemimpin pasukan kavaleri rekan. Aleksan-
der melakukannya di depan sejumlah saksi, dan dengan
demikian mungkin Aleksander mencalonkan Perdikkas
sebagai penerusnya.[147][169]
Dalam hal apapun, Perdikkas awalnya secara eksplisit
menolak mengklaim kekuasaan. Dia malah mengingink-
an putra Roxane untuk menjadi raja, jika Roxane me-
lahirkan bayi laki-laki. Sementara dia, Krateros, Le-
onnatos, dan Antipatros akan menjadi penjaga sang ra-
ja. Akan tetapi, pasukan infantri, di bawah komando
Meleagros, menolak hal ini dengan alasan mereka tidak
diikutsertakan dalam diskusinya. Sebaliknya, mereka Pertempuran Issus, 333 SM.
mendukung saudara tiri Aleksander, Filipus Arrhidaios.
Pada akhirnya, kedua belas pihak berdamai, dan setelah
Aleksander IV lahir, dia dan Filipus III diangkat sebagai Aleksander memperoleh gelar “yang Agung” karena
raja bersama, meskipun itu hanyalah gelar saja.[171] kesuksesannya yang tak tertandingi sebagai komandan
[70]
Tidak lama setelah itu, perselisihan dan persaingan mu- militer. Dia tidak pernah kalah dalam pertempuran,
lai menimpa orang-orang Makedonia. Kesatarapan- meskipun sering kalah jumlah dalam banyak pertempur-
[70]
kesatrapan yang diserahkan oleh Perdikkas melalui Pem- an yang dia lakukan. Kesuksesan ini karena keberha-
bagian Babilonia menjadi basis kekuatan bagi masing- silannya memanfaatkan keadaan medan perang, pengu-
masing jenderal untuk melancarkan tawarannya untuk asaan siasat phalanx dan kavaleri, strategi yang berani,
kekausaan. Setelah Perdikkasn dibunuh oleh pembunuh dan terutama kemampuannya untuk membangkitkan ke-
[173][174]
gelap pada tahun 321 SM, persatuan Makedonia run- setiaan yang luar biasa di antara para prajuritnya.
tuh dan terjadilah perang selama empat puluh tahun an- Phalanx Makedonia, yang bersenjatakan sarissa, yai-
tara “Para Penerus” (Diadokhoi). Setelah itu kekaisar- tu tombak sepanjang enam meter, telah dikembangk-
an Aleksander terpecah menjadi empat wilayah kekuas- an dan disempurnakan oleh Filipus II melalui latihan
[174]
saan terpisah yang stabil, yaitu Kerajaan Ptolemaik di yang keras, dan Aleksander mempergunakan kece-
Mesir, Kekaisaran Seleukia di Persia, Kerajaan Perga- patan dan kemampuan manuvernya untuk efek yang be-
mon di Asia Minor, dan Kerajaan Makedonia di Yuna- sar melawan pasukan Persia yang lebih banyak namun
[174]
ni. Dalam prosesnya, baik Aleksander IV dan Filipus III lebih terpisah. Aleksander juga mampu memaha-
terbunuh. [172] mi potensi perpecahan di antara pasukannya, yang me-
miliki bahasa dan senjata yang berebda-beda, dan dia
mengatasi hal itu dengan cara terlibat secara langsung
dalam pertempuran,[175] dengan tata cara sebagai raja
9 Karakter Makedonia.[173][174]
Dalam pertempuran pertamanya di Asia, yakni di Gra-
9.1 Keahlian militer nikos, Aleksander hanya mengerahkan sedikit pasukan-
nya, kemungkinan 13.000 infantri dengan 5.000 kavale-
ri. Sementara pasukan Persia yang dihadapinya berjum-
lah 40.000 prajurit. Aleksander menempatkan pasukan
phalanx di bagian tengah dan kavaleri serta pemanah di
bagian sayap, dengan demikian barisannya menjadi sama
panjang dengan barisan kavaleri Persia yang dia hadapi,
yaitu sekitar 3 km (1.86 mi). Pasukan infantri Persia sen-
diri diposisikan di belakang kavaleri. Dengan siasat ter-
sebut, Aleksander memastikan bahwa pasukannya tidak
akan dijepit, sedangkan pasukan phalaxnya, yang bersen-
jatakan tombak panjang, memiliki keuntungan yang be-
sar terhadap skimitar dan lembing pasukan Persia. Pada
akhirnya, kerugian yang dialami pasukan Persia jauh le-
bih besar daripada kerugian pasukan Makedonia.[176]
Di Issus pada tahun 333 SM, Aleksander pertama kali
Pertempuran Granikos, 334 SM. berhadapan dengan Darius. Ketika itu dia menggunak-
an metode pemosisian yang sama, dan lagi-lagi phalanx
14 9 KARAKTER

di bagian tengah berhasil mendorong maju karena me-


miliki keuntungan berupa senjata tombak mereka yang
panjang.[176] Ini memungkinkan Aleksander secara lang-
sung memimpin serangan di bagian tengah barisan me-
lawan Darius. Pada akhirnya Darius melarikan diri dan
pasukan Persia mundur secara kacau.[173] Dalam pertem-
puran yang menentukan di Gaugamela, Darius telah me-
lengkapi kereta perang-kereta perangnya dengan sabit pa-
da bagian rodanya untuk memecah barisan phalanx dan
kavaleri Aleksander. Menghadapi ini, Aleksander me-
nyusun formasi phalanx ganda, dengan bagian tengah-
nya membentuk sudut. Ketika kereta perang Persia me-
nyerang, barisan phalanx ini akan memisahkan diri dan
kemudian mengelompok kembali. Rencana Aleksander
berhasil dan bagian tengah barisan Persia berhasil ditem-
bus. Darius kalah dan dia melarikan diri lagi.[176]
Ketika berhadapan dengan musuh yang bertempur de-
ngan teknik yang tidak dia kenal, seperti misalnya di Asia
Tengah dan India, Aleksander dengan cepat mampu me-
nyesuaikan gaya tempur pasukannya. Jadi, di Baktria dan
Sogdiana, Aleksander sukses mengerahkan para pelem-
par lembing dan pemanahnya untuk mencegah kepungan
musuh, dan pada saat yang sama dia menumpuk kavaleri
di bagian tengah barisan.[173] Di India, ketika berperang
melawan korps gajah Raja Puru, pasukan Makedonia bi- Patung tiruan Romawi dari patung asli buatan Lysippos,
sa menang dengan cara membuka barisan dan mengu- Museum Louvre. Plutarch merasa bahwa patung ini adalah
rung gajah-gajah musuh. Kemudian dengan mengarahk- penggambaran Aleksander yang paling jujur.
an tombak sarissa mereka ke arah dan menjatuhkan para
penunggang gajahnya.[138]
bahwa skoliosis yang dialami Aleksander ikut berperan
dalam kematian Aleksander,[155] namun sejarawan Yu-
nani kuno Arrianus dari Nikomedia menyatakan bahwa
9.2 Penampilan fisik Aleksander meninggal dunia akibat demam.[184]
Para penulis kuno mencatat bahwa Aleksander Agung sa-
Biografer Yunani Plutarch (ca. 45–120 M) menggam-
ngat sennag dengan penggambaran dirinya oleh Lysippos
barkan penampilan Aleksander sebagai berikut:
sehingga di membuat keputusan bahwa para pematung
Sejarawan Yunani lainnya Arrianus (Lucius Flavius Arri- tidak boleh lagi membuat patung dirinya.[185] Lysippos
anus 'Xenophon' ca. 86 - 160 M) mendeskripsikan Alek- sudah sering menggunakan skema patung Contrapposto
sander sebagai: untuk menggambarkan Aleksander dan tokoh-tokoh
Banyak penggambaran dan patung yang menggambark- lainnya seperti misalnya Apoxyomenos, Hermes dan
[181][186][187]
an Aleksander dalam postur tubuh berbentuk S, dengan Eros. Patung Lysippos yang terkenal karena
padangan ke arah atas. Beberapa sejarawan beranggap- naturalismenya yang seperti hidup, yang berkebalikan de-
an bahwa ini menunjukkan Aleksander memiliki cacat ngan pose statis yang kaku, dipercaya sebagai penggam-
fisik. Namun ini juga merupakan konsep seni tradisional baran rupa Aleksander yang paling akurat.[188]
Contrapposto yang sering digunakan oleh para pematung
kuno dan modern untuk menunjukkan keindahan, keang-
gunan, dan dominasi sosial.[179][180][181][182] Para sejara- 9.3 Kepribadian
wan itu berpendapat bahwa ayah Aleksander, Filipus II,
dan saudaranya Filipus Arrhidaios mungkin juga men- Beberapa sifat Aleksander terbentuk sebagai respon ter-
derita cacat fisik, yang memunculkan kesimpulan bahwa hadap orang tuanya.[183] Ibunya memiliki ambisi yang
Aleksander menderita gangguan skoliosis bawaan (leher besar untuk Aleksander, dan mendorongnya untuk per-
familial dan cacat tulang belakang). caya bahwa adalah takdinya untuk menaklukkan Kekai-
saran Persia.[183] Dan memang, Olyympias mungkin te-
Sebagai contoh, sejarawan Britania modern Peter Green lah bertindak sampai sejauh meracuni Filipus Arrhida-
(lahir tahun 1924) mengajukan pendapat mengenai pe- ios dengan tujuan membuatnya cacat, dan mencegah-
nampilan fisik Aleksander, berdasarkan tinjauannya ter- nya menjadi saingan Aleksander.[55] Pengaruh Olympias
hadap patung-patung dan beberapa dokumen kuno: menanamkan ambisi yang besar dan perasaan akan ta-
Bahkan ada pendapat dari ahli bedah Hutan Ashrafian kdir dalam diri Aleksander,[189] dan Plutarch menceri-
9.4 Megalomania 15

takan bahwa ambisi Aleksander “menjaga semangatnya hadap alkohol.[190][192]


tetap serius dan tinggi seiring usianya bertambah”.[190] Aleksander tidak diragukan lagi merupakan orang yang
Hubungan Aleksander dengan ayahnya menghasilkan si- terpelajar, dan sangat menyukai seni maupun ilmu
si kompetitif dalam kepribadiannya; dia mesti melampa- pengetahuan.[25][190] Akan tetapi dia kurang tertarik pa-
ui ayahnya, karena itu kadang-kadang dia bersikap nekat da olahraga, atau Olimpiade, tak seperti ayahnya. Alek-
dalam pertempuran.[183] Sementara Aleksander merasa sander hanya mencari kejayaan dan ketenaran berda-
cemas bahwa ayahnya tidak akan mewariskan padanya sarkan gagasan-gagasan Homeros.[189][190] Dia memili-
“pencapaian hebat dan brilian untuk diperlihatkan pada ki kharisma yang besar dan kepribadian yang kuat, se-
dunia”,[13] ia masih berusaha untuk mengecilkan prestasi
mua karakteristik itu menjadikannya sebagai pemimpin
ayahnya di depan rekan-rekannya.[183] yang hebat.[169][191] Ini semakin diperkuat dengan keti-
dakmampuan para jenderalnya untuk menyatukan Ma-
kedonia dan mempertahankan kekaisaran setelah kema-
tiannya. Hanya Aleksander yang memiliki kepribadian
dan kemampuan untuk melakukan hal tersebut.[169]

9.4 Megalomania
Pada tahun-tahun terakhir hidupnya, dan terutama se-
telah kematian Hephaistion, Aleksander mulai menun-
jukkan gejala-gejala megalomania dan paranoia.[150] Pen-
capaiannya yang luar biasa, ditambah dengan perasaan-
nya yang tak terlukiskan mengenai takdir serta sanjungan
rekan-rekannya, mungkin merupakan penyebabnya.[193]
Khayalannya tentang keagungan dapat dilihat dari wasiat-
wasiat yang dia suruh Krateros untuk dilaksanakan, juga
dapat kita lihat dari hasratnya untuk menaklukkan dunia
yang dikenal.[150]
Aleksander tampaknya percaya bahwa dia adalah dewa
atau setidaknya ingin dirinya didewakan.[150] Olympias
selalu menanamkan dalam dirinya bahwa dia adalah pu-
tra Zeus.[2] Aleksander juga semakin merasa sebagai ke-
turunan dewa berkat pernyataan dari orakel Amun di
Patung kepala Aleksander Agung buatan Lysippos, dari Pella, Siwa.[92] Sejak itu dia memandang dirinya sendiri sebagai
Yunani, abad ke-3 SM. putra Zeus-Ammon.[92] Aleksander mengadopsi bebera-
pa unsur pakaian dan adat Persia di istananya, yang pa-
Sifat Aleksander yang paling jelas adalah sikap pema- ling terkenal adalah adat proskynesis, suatu praktik yang
rah, kasar, dan impulsif,[190][191] yang tak diragukan la- tidak disetujui oleh anak buah Makedonianya, yang tidak
gi ikut berpengaruh terhadap beberapa keputusan dalam mau melakukannya.[111][112] Perilaku tersebut membu-
hidupnya.[183] Plutarch berpendapat bahwa sifat ini yang at Aleksander kehilangan banyak simpati dari para anak
menjadikan Aleksander kecanduan terhadap alkohol.[190] buahnya.[112]
Meskipun Aleksander keras kepala dan tidak menangga-
pi dengan baik perintah ayahnya, namun dia mudah dibu-
juk melalui alasa-alasan yang jelas.[20] Dan memang, di 9.5 Hubungan pribadi
samping memiliki temperamen yang berapi-api, ada juga
sisi tenang dalam diri Aleksander. Dia itu cerdik, logis, Hubungan emosional terbesar Aleksander sepanjang
dan memperhitungkan segala kemungkinan. Dia memi- hidupnya adalah dengan sahabat, jenderal, sekaligus
liki hasrat yang besar terhadap pengetahuan, dia cinta fil- pengawalnya Hephaistion, putra seorang bangsawan
safat, dan dia adalah pembaca yang setia.[25] Sifat-sifat itu Makedonia.[140][183][194] Kematian Hephaistion sangat
tak diragukan berasal dari masa bimbingannya oleh Aris- menghancurkan mental Aleksander, dan membuat Alek-
toteles, yang membuat Aleksander menjadi orang yang sander amat berduka cita.[140][195] Kejadian itu juga
cerdas dan cepat belajar.[20][183] Kisah bahwa dia berha- ikut berpengaruh pada penurunan kesehatan Aleksan-
sil “menyelesaikan” Simpul Emas menunjukkan kepinta- der, dan keadaan mental yang melemah pada bulan-bulan
rannya. Sisi intelejen dan rasional Aleksander dapat kita terakhir dari masa hidupnya.[150][154] Aleksander meni-
lihat dari kemampuan dan keberhasilannya sebagai seo- kah dua kali, pertama dengan Roxane, putri bangsawan
rang jenderal.[191] Dia mampu menahan hasratnya untuk Baktria Oxyartes, karena cinta,[196] dan yang kedua de-
memperoleh kenikmatan tubuh, misalnya hubungan sek- ngan Stateira II, seorang putri Persia dan anak perempuan
sual, namun dia kurang mampu mengendalikan diri ter- Darius III, alasannya lebih bersifat politis.[197] Aleksan-
16 10 PENINGGALAN

kian menunjukkan bahwa Aleksander mampu mengen-


dalikan hasrat seksualnya.[192] Ada kemungkinan bahwa
Aleksander adalah orang yang tidak terlalu menyukai hu-
bungan seks. Namun, Plutarch menggambarkan bahwa
Aleksander tergila-gila pada Roxane sambil memuju di-
rinya sendiri karena berhasil membatasi nafsunya pada
Roxane.[206] Green mengajukan pendapat bahwa, dalam
dalam konteks pada masa itu, Aleksander banyak ber-
hubungan dekat dengan sejumlah perempuan, termasuk
Ada dari Karia, yang mengadopsi Aleksander, dan bahk-
an ibu Darius, Sisygambis, yang diduga meninggal akibat
berduka cita setelah Aleksander wafat.[183]

10 Peninggalan

10.1 Kerajaan-kerajaan Hellenistik

Lukisan dinding di Pompeii, menggambarkan pernikahan Alek-


sander dengan Barsine (Stateira) pada tahun 324 SM. Pasangan
ini berpakaian sebagai Ares dan Afrodit.

der memiliki dua orang putra, Aleksander IV dari Ma-


kedonia, dari Roxane, dan kemungkinan Herakles da-
ri Makedonia dari Stateira. Aleksander kehilangan sa-
tu orang anak ketika Roxane mengalami keguguran di Dunia Hellenistik setelah masa Aleksander: peta dunia kuno
oleh Eratosthenes (276–194 SM), menggabungkan informasi da-
Babilonia.[198][199] [207]
ri kampanye-kampanye Aleksander dan para penerusnya.
Seksualitas Aleksander telah menjadi subjek spekulasi
dan kontroversi.[200] Tidak disebutkan dalam naskah ku- Peninggalan Aleksander yang paling jelas adalah diper-
no manapun bahwa Aleksander punya hubungan homo- kenalkannya kekuaaan Makedonia di Asia. Banyak dari
seksual, atau bahwa hubungan Aleksander dengan He- daerah ini yang tetap berada dalam kekluasaan Makedo-
phaistion merupakan hubungan seksual. Akan tetapi, nia atau di bawah pengaruh Yunani untuk 200-300 ta-
Aelianus, menulis bahwa Aleksander pernah mengunju- hun berikutnya. Negara-negara penerus Aleksander yang
ngi Troya. Di sana Aleksander menaruh karangan bu- muncul, setidaknya pada awalnya, merupakan kekuatan
nga di makam Akhilles sedangkan Hephaistion menaruh dominan pada epos ini, dan 300 tahun dalam masa terse-
karangan bunga di makam Patroklos. Ini memunculkan but seringkali disebut sebagai periode Hellenistik.[208]
dugaan bahwa mereka adalah sepasang kekasih, seper- Batas timur kekasisaran Aleksander sudah mulai runtuh
ti halnya Akhilles dan Patroklos.[201] Perlu diingat bah- bahkan ketika dia masih hidup.[169] Akan tetapi, keko-
wa kata eromenos (yang tercinta) tidak selalu memiliki songan kekuasaan yang dia tinggalkan di barat laut anak
makna seksual, Aleksander bisa jadi merupakan seorang benua India secara langsung memberi kesempatan pa-
biseksual, yang pada masanya tidaklah aneh.[202][203] da munculnya salah satu dinasti India paling kuat sepan-
Green berpendapat bahwa hanya ada sedikit bukti da- jang sejarah. Para penerus Aleksander tidak terlalu me-
lam naskah kuno yang menceritakan bahwa Aleksander medulikan daerah ini dan cenderung mengabaikannya,
memiliki ketertarikan pada perempuan, selain itu Alek- sehingga Chandragupta Maurya (dalam sumber-sumber
sander baru memiliki anak pada akhir msa hidupnya.[183] Eropa disebut Sandrokotto) berhasil mengambil kenda-
Namun, Aleksander masih relatif muda ketika mening- li atas Punjabi dan menjadikannya sebagai basis kekua-
gal dunia, dan Ogden berpendapat bahwa catatan perni- tannya. Dari sana dia mampu menaklukkan Kekaisaran
kahan Aleksander lebih mengesankan daripada ayahnya Nanda di India utara.[209] Pada tahu 305 SM, Seleukos,
pada usia yang sama.[204] Selain istri, Aleksander juga salah satu penerus Aleksander, memimpin pasukan ke
memiliki banyak selir. Aleksander mengumpulkan ha- India untuk merebut wilayah itu. Pada akhirnya Seleu-
rem dengan gaya raja-raja Persia namun dia tidak terla- kos malah melakukan pertukaran dengan Chandragup-
lu sering menikmati haremnya;[205] yang dengan demi- ta. Seleukos menyerahkan wilayah tersebut dan Chan-
10.3 Pengaruh pada Romawi 17

dragupta memberinya 500 ekor gajah perang. Peristiwa


ini pada gilirannya ikut memainkan peranan penting da-
lam Pertempuran Ipsus, yang juga berpengaruh banyak
pada pembagian kekaisaran.[209]

10.2 Hellenisasi
Hellenisasi adalah istilah yang dikemukakan oleh seja-
rawan Jerman Johann Gustav Droysen. Istilah ini me-
rujuk pada penyebaran bahasa, budaya, dan penduduk
Yunani ke daerah-daerah yang berhasil ditaklukkan oleh
Aleksander.[208] Para sejarawan sepakat bahwa penye-
baran ini memang terjadi, karena bukti-buktinya da-
pat dilihat di kota-kota besar Hellenisttik, contohnya
Aleksandria (satu dari sekitar dua puluhan kota yang di-
dirikan oleh Aleksander[210] ), Antiokia[211] dan Seleukia
(di selatan Baghdad modern).[212] Namun, mengenai se-
berapa luas dan seberapa dalam penyebaran ini, dan sam-
pai sejauh mana proses itu merupakan kebijakan yang di-
sengaja, masih banyak diperdebatkan. Aleksander sudah
jelas melakukan langkah-langkah yang disengaja untuk
memasukkan unsur-unsur Yunani ke dalam budaya Persa
dan dalam beberapa hal ia berusaha menggabungkan bu-
daya Yunani dan Persia, yang berujung pada cita-citanya
untuk menyatukan penduduk Asia dan Eropa. Akan te-
tapi, para penerusnya terang-terangan menolak kebijak-
an semacam itu setelah kematian Aleksander. Namun
dimikian, Hellenisas tetap saja terjadi di seluruh wila-
yah bekas kekuasaan Aleksander, dan terlebih lagi, dii-
kuti oleh Orientalisasi, proses oleh negara-negara penerus Buddha, dalam gaya Buddha-Yunani, abad ke-1 - 2 M,
Aleksander yang berbeda dan berlawanan dengan Helle- Gandhara (Pakistan modern). Museum nasional Tokyo.
nisasi itu sendiri.[211][213]

Beberapa pengaruh yang tak biasa dari Hellenisasi dapat


dilihat dari India, di daerah tempat berdirinya Kerajaan
Yunani-India, yang munculnya relatif terlambat.[217] Di
sana, di tempat yang jauh dari Eropa, budaya Yuna-
ni tampak bercampur dengan budaya India, dan khu-
susnya dengan agama Buddha. Penggambaran pertama
Buddha yang realistis muncul pada masa ini. Buddha
digambarkan berdasarkan patung-patung dewa Apollo
dari Yunani.[217] Beberapa tradisi Buuddha kemungkin-
an telah terpengaruh oleh agama Yunani kuno, contoh-
Koin Aleksander dengan tulisan bahasa Aram. nya konsep Bodhisattva merupakan pengenangan terha-
dap pahlawan-pahlawan dewata Yunani,[218] dan bebera-
Berdsarkan asal-usulnya, inti dari budaya Hellenistik pa-pa praktik ritual Mahayana (membakar dupa, membe-
da dasarnya adalah Athena.[211][214] Dialek Koine Athe- ri bunga, dan menaruh makanan di altar) mirip dengan
na telah diadopsi untuk kePerluan resmi lama sebelum yang dilakukan oleh orang Yunani kuno. Buddhisme Zen
masa Filipus II, dan dengan deimikian telah tersebar ke mengambil beberapa gagasan dari orang-orang stoik Yu-
seluruh penjuru dunia Hellenistik, serta menjadi lingua nani, misalnya Zeno.[219] Seorang raja Yunani, Menander
franca melalui penaklukan Aleksander. Lebih jauh lagi, I, kemungkinan menjadi penganut Buddha, dan diaba-
Perencanaan kota, pendidikan, pemerintahan lokal, dan dikan dalam literatur Buddha sebaga 'Milinda'.[217]
seni pada periode Hellenistik semuanya diddasarkan pa-
da gagasan-gagasan Yunani Klasik, dan berevolusi men-
jadi bentuk yang baru dan berbeda, yang secara umum di- 10.3 Pengaruh pada Romawi
kelompokkan sebagai Hellenistik.[211] Aspek-aspek bu-
daya Hellenistik tetap ada dalam tradisi Kekaisaran Bi- Aleksander dan semua yang telah dia lakukan dikagu-
zantium sampai pertengahan abad ke-15.[215][216] mi oleh banyak orang Romawi. Mereka mengasosiasik-
18 10 PENINGGALAN

an diri mereka sendiri dengan prestasi-prestasi Aleksan- sander sendiri. Sejarawan di istana Aleksander, Kallis-
der. Polybius memulai Sejarahnya dengan mengenangk- thenes, menggambarkan bahwa air laut di Sisilia surut
an rakyat Romawi akan tindakan-tindakan Aleksander. sebagai penghormatan pada Aleksander dengan tata cara
Sesudah itu para pemimpin Romawi melihat Aleksander proskynesis. Menulis tidak lama setelah kematian Alek-
sebagai teladan dan sumber inspirasi bagi mereka. Ju- sander, penulis lainnya, Onesikritos, bahkan sampai me-
lius Caesar dilaporkan berurai air mata di Spanyol keti- nulis bahwa Aleksander membuat janji untuk bertemu
ka melihat patung Aleksander, karena dia merasa bah- dengan Thalestris, ratua suku Amazon dalam mitoloig.
wa pencapaiannya terlalu sedikit jika dibandingkan de- Ketika Onesikritos membacakan cerita itu pada atasan-
ngan Aleksander, yang berhasil menaklukkan Persia pada nya, salah satu jenderal Aleksander dan kelak menjadi ra-
usia yang sama.[220] Pompeius yang Agung menjelajahi ja, Lysimakhos disebutkan menyindirnya dengan meng-
daerah-daerah taklukannya di timur dalam rangka men- atakan, “Aku penasaran saat itu aku ada di mana.”[223]
cari jubah Aleksander yang berumur 260 tahun. Pompe- Dalam abad-abad pertama setelah kematian Aleksander,
ius lalu memakai jubah itu sebagai tanda keagungannya.
kemungkinan di Aleksandria, sejumlah cerita legenda di-
Augustus pernah terlalu semangat menghormati Aleksan- kumpulkan menjadi sebuah naskah yang dikenal sebagai
der sampai-sampai dia mematahkan hidung pada mayat Roman Aleksander, yang di kemudian hari secara keli-
Aleksaner yang telah dimumikan. Augustua melakukan- ru disebutkan bahwa itu ditulis oleh sejarawan Kallisthe-
nya ketika dia sedang menaruh karangan bunga di makam nes dan dengan demikian dikenal juga sebagai Pseudo-
Aleksander di Aleksandria. Keluarga Macriani, keluarga Kallisthenes. Naskah tersebut mengalami banyak sekali
Romawi yang salah satu anggotnya, yaitu Macrinus, per- penambahan dan revisi selama Zaman Kuno dan Abad
nah menjadi kaisar, sering menampilkan gambar Alek- Pertengahan.[224]
sander, baik dalam perhiasan, atau dalam sulaman pada
pakaian yang mereka kenakan.[221] Ada juga naskah Iran atau Persia mengenai Aleksander
Agung dalam "Syahnameh" atau “Epik Para Raja” oleh
Pada musim panas tahun 1995, sebuah patung Aleksan- Ferdowsi. Nskah terebut berjudul Eskandarnameh.[225]
der ditemukan dalam penggalian sebuah rumah Roma- Di situ diceritakan bahwa Aleksander adalah putra Na-
wi di Aleksandria, yang penuh dengan dekorasi dan jalan hid (Lydia) dan dikirim kembali ke Filipus di Makedonia
marmer dan kemungkinan dibangun pada abad pertama karena ibunya memiliki bau mulut. Lalu diceritakan bah-
M serta ditempati sampai abad ke-3.[222] wa nama Eskandar diberikan karena obat yang diberikan
untuk ibunya. Para sejarawan Arab kemudian menyebut
Aleksander dengan nama Al-Iskandar.

10.5 Dalam budaya kuno dan modern

Prestasi dan peninggalan Aleksander Agung telah diles-


tarikan dan digambarkan dalam banyak cara. Aleksan-
der muncul dalam banyak karya budaya baik pada ma-
sa kuno maupun masa modern. Pada Abad Pertengahan,
Aleksander dimasukkan sebagai anggota Sembilan Kesa-
tria, yaitu sekelompok pahlawan yang dianggap memenu-
hi kualitas nilai-nilai kekesatriaan.
Di Punjabi, tanah terakhir yang ditaklukkan oleh Alek-
Raja Yunani-Baktria Demetrios (berkuasa c. 200–180 SM), sander, banyak anak yang diberi nama “Sekunder” bahk-
mengenakan hiasan kepala berbentuk kepala gajah. Dia me- an hingga saat ini. Ini disebabkan adanya rasa hormat
neruskan pemerintahan Aleksander di timur dengan meninvasi dan kekaguman pada Aleksander, juga sebagai pengi-
India pada tahun 180 SM, dan mendirikan Kerajaan Yunani- ngat bahwa pasukan Punjabi kuno bisa membuat pasukan
India (180 SM–10 M). Aleksander kelelahan sampai akhirnya memberontak pa-
da Aleksander.
Ada sebuah pepatah dalam bahasa Punjabi yaitu jit jit key
10.4 Legenda jung, secunder jay haar, yang artinya adalah “Aleksan-
der memenangkan begitu banyak petempuran sampai-
Ada banyak cerita legendaris mengenai kehidupan Alek- sampai dia kalah dalam perang”. Pepatah ini merujuk
sander Agung. Banyak dari cerita tersebut muncul pada pada orang yang sering menang namun tidak pernah me-
masa hidupnya, kemungkinan dimunculkan oleh Alek- manfaatkan kemenangannya.
19

Dunia pada saat kematian Aleksander, menunjukkan kemaha-


rajaannya dalam konteks geopolitik yang lebih besar

dari saat ia akan menaklukkan suatu daerah, penduduk


daerah tersebut tanpa disangka bersedia mengikutinya.
Asalkan bangsa Yajuj dan Majuj dikurung. Maka Dzul
Qarnain mengurung kedua bangsa tersebut. Maka para
penduduk pun bersedia ditaklukkan dengan suka cita.
Anggapan tersebut datang dari kisah Roman Aleksan-
der yang sudah ada sebelum Islam. Beberapa alla-
mah Muslim menolak anggapan Aleksander Agung ada-
lah Dzul Qarnain, sebab Aleksander Agung bukanlah
monoteis, sedangkan Dzul-Qarnain adalah penyembah
Allah dan hanya seorang penguasa, yang hidup pada ma-
Patung kepala Seleukos I Nikator, yang meneruskan penaklukan sa Nabi Ibrahim. Pendapat ini diriwayatkan oleh Al-
timur Aleksander. Fakihi dari ‘Ubaid bin ‘Umair, ‘Atha` dari Ibnu ‘Abbas,
‘Utsman bin Saj, Ibnu Hisyam dan Ibnu Abi Hatim ju-
11 Historiografi ga meriwayatkan dari jalan Ali bin Ahmad. Kemudian
Al-Fakhrurrazi dalam tafsirnya menyatakan bahwa Dzul
Qarnain adalah seorang nabi, sedangkan Aleksander me-
Naskah-naskah kuno yang ditulis oleh orang-orang yang
miliki guru yang bernama Aristoteles dan memerintah
mengenal langsung Aleksander atau yang mengumpulk-
negerinya atas perintah Aristoteles.[227]
an informasi dari orang-orang yang bertugas pada Alek-
sander banyak yang hilang kecuali sedikit inskripsi serta
fragmen yang bertahan.[14] Orang-orang sezaman Alek-
sander yang menulis tentangnya di antaranya adalah se- 13 Silsilah
jarawan pribadinya Kallisthenes; jenderal Aleksander
Ptolemaios dan Nearkhos; Aristobulos, seorang perwi-
ra muda yang ikut dalam kampaye militer Aleksander;
14 Lihat pula
dan Onesikritos, ketua juru mudi Aleksander. Karya-
karya yang ditulis oleh mereka telah hilang, namun karya- • Kronologi penjelajahan Eropa di Asia
karya yang didasarkan para karya-karya asli itu ada yang • Kolossos di Rodos
bertahan. Lima naskah utama yang masih ada antara la-
in naskah yang ditulis oleh Arrianus, Curtius, Plutarch, • Bukephalos - kuda Aleksander
Diodoros, dan Yustinus.[226]

15 Catatan kaki
12 Aleksander Agung dan Dzul
Qarnain ^ i: Pada saat kematiannya, Aleksander telah mena-
klukkan seluruh Kekaisaran Persia, memasukkannya
ke dalam wilayah kekuasaan Makedonia; menurut
Lihat pula: Hikayat Iskandar Zulkarnain beberapa sejarawan modern, wilayah tersebut adalah
Aleksander Agung adalah salah satu tokoh yang dianggap sebagian besar dunia yang dikenal oleh orang Yunani
sebagai Dzul Qarnain yang dapat ditemukan pula pada ki- kuno (Ekumene).[228][229] Perkiraan dunia yang dikenal
tab suci Al Qur'an, Surah Al Kahfi 83-101. Dikisahkan oleh Aleksander dapat dilihat dalam peta Hekataios dari
bahwa dialah yang mengurung bangsa Ya’juj dan Ma’juj Miletos, lihat Peta dunia Hekataios.
(Gog dan Magog) - yang menurut hadist shahih, bangsa ^ ii: Hannibal berpendapat bahwa Aleksander adalah
tersebut akan keluar di akhir zaman. Riwayat ini bemula jenderal terhebat;[230] Julius Caesar menangis di depan
20 16 REFERENSI

patung Aleksander, karena di usia yang sama pencapaian [15] Roisman & Worthington 2010, Chapter 9: Dawn L. Gi-
Caesar sangat kecil dibandingkan Aleksander;[220] lley and Ian Worthington, “Alexander the Great, Macedo-
Pompeius menganggap dirinya sebagai 'Aleksander nia and Asia”, hlm. 188.
yang Baru';[231] semasa muda, Napoleon Bonaparte juga [16] Plutarch, Alexander, 6
membandingkan diri dengan Aleksander.[232]
^ iii: Nama Αλέξανδρος berasal dari kata kerja [17] Fox, The Search For Alexander, hlm. 64.
"ἀλέξω" (alexō), “menangkis, mencegah, membela”[233]
[18] Renault, hlm. 39.
dan kata benda "ἀνδρός" (andros), genitif dari "ἀνήρ"
(anēr), “orang-orang”[234] sehingga bermakna “pelindung [19] Durant, hlm. 538.
orang-orang.”[235]
[20] Plutarch, Alexander, 7
^ iv: “Pada awal abad ke-5 SM, keluarga kerajaan
Makedonia, Temenidae, merupakan panitia Olimpiade. [21] Fox, The Search For Alexander, hlm. 65.
Keputusan mereka mutlak. Para rajanya menganggap
diri mereka adalah keturunan Herakles, putra Zeus.”[236] [22] Renault, hlm. 44.
^ v: “Para AIAKID adalah keturunan Aiakos, putra [23] McCarty, hlm. 15.
Zeus dan nimfa Aigina. Putra Aiakos adalah Peleus,
ayah Akhilles. Yang termasuk Aiakid antara lain Pyrrhos [24] Fox, The Search For Alexander, hlm. 65–66.
dan Aleksander.”[237] [25] Plutarch, Alexander, 8
^ vi: Ada banyak kecurigaan bahwa Pausanias sebenar-
nya dibayar untuk membunuh Filipus. Yang dicurigai [26] Renault, hlm. 45–47.
membayar Pausanias antara lain Aleksander, Olympias,
[27] McCarty, Alexander the Great, hlm. 16.
dan bahkan kasiar Darius III. Ketiga orang itu punya
motif untuk membunuh Filipus.[238] [28] Plutarch, Alexander, 9

[29] Fox, The Search For Alexander, hlm. 68.

[30] Renault, hlm. 47.


16 Referensi [31] Bose, hlm. 43.

[1] Yenne, W. Alexander the Great: Lessons from History’s [32] Renault, hlm. 47–49.
Undefeated General. Palmgrave McMillan, 2010. hlm
[33] Renault, hlm. 50–51.
244.
[34] Bose, hlm. 44–45
[2] Plutarch, Alexander, 3
[35] McCarty, hlm. 23
[3] Alekander dilahirkan pada tanggal 6 di bulan
Hekatombaion “The birth of Alexander at Livius.org”. [36] Renault, hlm. 51.

[4] Plutarch, Alexander, 2 [37] Bose, hlm. 47.

[5] McCarty, hlm. 10. [38] McCarty, hlm. 24.

[39] Diodorus Siculus, Library XVI, 86


[6] Renault, hlm. 28.
[40] “History of Ancient Sparta”. Sikyon.com. Diakses tang-
[7] Durant, Life of Greece, hlm. 538.
gal 14 November 2009.
[8] Roisman & Worthington 2010, Chapter 9: Sabine Muller, [41] Renault, hlm. 54.
“Philip II”, hlm. 171.
[42] McCarty, hlm. 26.
[9] Plutarch. “Life of Pyrrhus”. Penelope.uchicago.edu. Di-
akses tanggal 14 November 2009. [43] Roisman & Worthington 2010, Chapter 9: Sabine Muller,
“Philip II”, hlm. 179.
[10] Appian, History of the Syrian Wars, §10 and §11 at
Livius.org [44] McCarty, hlm. 27.

[11] Bose, hlm. 21. [45] Roisman & Worthington 2010, Chapter 9: Sabine Muller,
“Philip II”, hlm. 180.
[12] Renault, hlm. 33–34.
[46] Bose, hlm. 75.
[13] Plutarch, Alexander, 5
[47] Renault, hlm. 56
[14] Roisman & Worthington 2010, Chapter 9: Dawn L. Gi- [48] Renault, hlm. 59.
lley and Ian Worthington, “Alexander the Great, Macedo-
nia and Asia”, hlm. 186. [49] Fox, The Search For Alexander, hlm. 71.
21

[50] McCarty, hlm. 30–31. [83] Arrian, Anabasis Alexandri II, 16–24

[51] Renault, hlm. 61–62. [84] Gunther, hlm. 84.

[52] Fox, The Search For Alexander, hlm. 72. [85] Sabin et al., hlm. 396.

[53] Roisman & Worthington 2010, Baba 9: Dawn L. Gilley [86] Arrian, Anabasis Alexandri II, 26
and Ian Worthington, “Alexander the Great, Macedonia
[87] Arrian, Anabasis Alexandri II, 26–27
and Asia”, hlm. 190.
[88] Josephus, Jewish Antiquities, XI, 337 [viii, 5]
[54] Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm.
5–6 [89] Insight on the Scriptures, Volume 1, 1988, Watch Tower
Bible and Tract Society of Pennsylvania International Bi-
[55] Plutarch, Alexander, 77
ble Students Association, pg. 70
[56] Renault, hlm. 70–71.
[90] Ring et al. hlm. 49, 320.
[57] Fox, hlm. 72.
[91] Grimal, hlm. 382.
[58] McCarty, hlm. 31. [92] Plutarch, Alexander, 27
[59] Renault, hlm. 72. [93] “Coin: from the Persian Wars to Alexander the Great,
[60] Fox, The Search For Alexander, hlm. 104. 490–336 bc”. Encyclopedia Britannica. Diakses tanggal
2009-11-16.
[61] Bose, hlm. 95.
[94] Arrian, Anabasis Alexandri III, 1
[62] Stoneman, page 21
[95] Arrian, Anabasis Alexandri III 7–15
[63] Bose, hlm. 96.
[96] Arrian, Anabasis Alexandri III, 16
[64] Arrian, Anabasis Alexandri I, 1
[97] Arrian, Anabasis Alexandri III, 18
[65] Arrian, Anabasis Alexandri I, 2 [98] Laura Foreman (2004). Alexander the conqueror: the epic
[66] Arrian, Anabasis Alexandri I, 3–4 story of the warrior king, Volume 2003. Da Capo Press.
p. 152.
[67] Renault, hlm. 73–74.
[99] Morkot 1996, hlm. 121
[68] Arrian, Anabasis Alexandri I, 5–6
[100] Hammond, N. G. L. (1983). Sources for Alexander the
[69] Renault, hlm. 77. Great. Cambridge University Press. pp. 72–73. ISBN
9780521714716.
[70] Roisman & Worthington 2010, Chapter 9: Dawn L. Gi-
lley and Ian Worthington, “Alexander the Great, Macedo- [101] John Maxwell O'Brien (1994). Alexander the Great: the
nia and Asia”, hlm. 192. invisible enemy : a biography. Psychology Press. p. 104.

[71] Roisman & Worthington 2010, Chapter 9: Dawn L. Gi- [102] Arrian, Anabasis Alexandri III, 19–20
lley and Ian Worthington, “Alexander the Great, Macedo-
[103] Arrian, Anabasis Alexandri III, 21
nia and Asia”, hlm. 199.
[104] Arrian, Anabasis Alexandri III, 21, 25
[72] Arrian, Anabasis Alexandri I, 11
[105] Arrian, Anabasis Alexandri III, 22
[73] Arrian, Anabasis Alexandri I, 13–19
[106] Gergel, hlm. 81.
[74] Arrian, Anabasis Alexandri I, 20–23
[107] “The end of Persia”. www.livius.org. Diakses tanggal
[75] Arrian, Anabasis Alexandri I, 23 2009-11-16.
[76] Arrian, Anabasis Alexandri I, 27–28 [108] Arrian, Anabasis Alexandri III, 23–25, 27–30; IV, 1–7
[77] Arrian, Anabasis Alexandri II, 3 [109] Arrian, Anabasis Alexandri III, 30
[78] Greene, hlm. 351 [110] Arrian, Anabasis Alexandri IV, 5–6, 16–17
[79] Arrian, Anabasis Alexandri II, 6–10 [111] Arrian, Anabasis Alexandri VII, 11
[80] Arrian, Anabasis Alexandri II, 11–12 [112] Plutarch, Alexander, 45

[81] Arrian, Anabasis Alexandri I, 3–4 II, 14 [113] Morkot 1996, hlm. 111.

[82] Arrian Anabasis Alexandri II, 23 [114] Gergel, hlm. 99.


22 16 REFERENSI

[115] Waldemar Heckel, Lawrence A. Tritle, ed. (2009). [138] Roisman & Worthington 2010, Chapter 9: Dawn L. Gi-
Alexander the Great: A New History. Wiley-Blackwell. lley and Ian Worthington, “Alexander the Great, Macedo-
pp. 47–48. ISBN 9781405130820. nia and Asia”, hlm. 194.

[116] Roisman & Worthington 2010, Chapter 9: Dawn L. Gi- [139] Arrian, Anabasis Alexandri VI, 29
lley and Ian Worthington, “Alexander the Great, Macedo-
nia and Asia”, hlm. 201. [140] Arrian, Anabasis Alexandri VII, 14

[117] Roisman & Worthington 2010, Chapter 9: Dawn L. Gi- [141] Grant Berkley (2006). Moses in the Hieroglyphs. Trafford
lley and Ian Worthington, “Alexander the Great, Macedo- Publishing. p. 101. ISBN 1412056004. Diakses tanggal
nia and Asia”, hlm. 202. 2011-01-13.

[118] Roisman & Worthington 2010, Chapter 9: Dawn L. Gi- [142] Arrian, Anabasis Alexandri VII, 19
lley and Ian Worthington, “Alexander the Great, Macedo-
nia and Asia”, hlm. 203. [143] Depuydt L. “The Time of Death of Alexander the Great:
11 June 323 BC, ca. 4:00–5:00 PM”. Die Welt des Orients
[119] Roisman & Worthington 2010, Chapter 9: Dawn L. Gi- 28: 117–135.
lley and Ian Worthington, “Alexander the Great, Macedo-
nia and Asia”, hlm. 205. [144] Plutarch, Alexander, 75

[120] Roisman & Worthington 2010, Chapter 9: Edward An- [145] Plutarch, Alexander, 76
son, “Why study ancient Macedonia”, hlm. 186.
[146] Arrian, Anabasis Alexandri VII, 26
[121] Tripathi (1999). History of Ancient India. Motilal Banar-
sidass Publ. pp. 118–121. ISBN 9788120800182. [147] Diodorus Siculus Library XVII, 117

[122] Narain, hlm. 155–165 [148] Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm.
1–2.
[123] Curtius dalam McCrindle, hlm 192
[149] Arrian, Anabasis Alexandri VII, 27
[124] J. W. McCrindle; History of Punjab, Vol I, 1997,
hlm.229, Punajbi University, Patiala, (Editors): Fauja [150] Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm.
Singh, L. M. Joshi; Kambojas Through the Ages, 2005, 23–24.
hlm 134, Kirpal Singh.
[151] Diodorus Siculus Library XVII, 118
[125] Tripathi (1999). History of Ancient India. Motilal Banar-
sidass Publ. pp. 124–125. ISBN 9788120800182. [152] Fox, Alexander the Great, hlm.

[126] Tripathi (1999). History of Ancient India. Motilal Banar- [153] “Alexander the Great poisoned by the River Styx.html”.
sidass Publ. pp. 126–127. ISBN 9788120800182. August 4, 2010. Diakses tanggal August 4, 2010.

[127] Gergel, hlm. 120. [154] Oldach DW, Richard RE, Borza EN, Benitez RM (June
1998). “A mysterious death”. N. Engl. J. Med. 338 (24):
[128] The encyclopædia britannica: a dictionary of arts, scien- 1764–1769. doi:10.1056/NEJM199806113382411.
ces, literature and general information, Volume 14 hlm. PMID 9625631.
398. Books.google.ca. Diakses tanggal 2011-01-29.
[155] Ashrafian, H (2004). “The death of Alexander the
[129] Alexander the Great: a reader Author Ian Worthington Great—a spinal twist of fate”. J Hist Neurosci 13
Editor Ian Worthington Edition illustrated, reprint Publi- (2): 138–142. doi:10.1080/0964704049052157. PMID
sher Routledge, 2003ISBN 0-415-29186-0, ISBN 978-0- 15370319.
415-29186-6 Length 332 halaman, hlm. 175
[156] “Alexander the Great and West Nile Virus Encephali-
[130] Plutarch, Alexander, 62 tis”. Centers for Disease Control and Prevention. Diakses
tanggal 20 May 2008.
[131] Tripathi (1999). History of Ancient India. Motilal Banar-
sidass Publ. pp. 129–130. ISBN 9788120800182. [157] Sbarounis CN (2007). “Did Alexander the Great die of
acute pancreatitis?". J Clin Gastroenterol 24 (4): 294–
[132] Tripathi (1999). History of Ancient India. Motilal Banar-
296. doi:10.1097/00004836-199706000-00031. PMID
sidass Publ. pp. 137–138. ISBN 9788120800182.
9252868.
[133] Tripathi (1999). History of Ancient India. Motilal Banar-
[158] Cawthorne (2004), s. 138
sidass Publ. p. 141. ISBN 9788120800182.

[134] Morkot 1996, hlm. 9 [159] “Forensic Psychiatry & Medicine – Dead Men Talking”.
Forensic-psych.com. Diakses tanggal 18 July 2009.
[135] Arrian, Anabasis Alexandri VI, 27
[160] “HEC”. Greece.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal
[136] Arrian, Anabasis Alexandri VII, 4 2004-05-31. Diakses tanggal 18 July 2009.

[137] Worthington, Alexander the Great, hlm. 307–308 [161] Aelian, Varia Historia XII, 64
23

[162] Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm. [191] Arrian, Anabasis Alexandri VII, 29
32.
[192] Arrian, Anabasis Alexandri VII, 28
[163] “HEC”. Greece.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal
2004-08-27. Diakses tanggal 18 July 2009. [193] Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm.
20–21
[164] Studniczka hlm. 226ff.
[194] Diodorus Siculus Library XVII, 114
[165] Beazley and Ashmole, hlm. 59, fig. 134.
[195] Plutarch, Alexander, 72
[166] Bieber M (1965). “The Portraits of Alexander”. Greece
& Rome, Second Series 12.2: 183–188. [196] Plutarch, Alexander, 47

[167] Diodorus Siculus, Library XVIII, 4 [197] Plutarch, Dalam Keberuntungan dan Kebaikan Aleksan-
der, Or2.6
[168] Paul McKechnie (1989). Outsiders in the Greek cities in
the fourth century B.C. Taylor & Francis. p. 54. ISBN [198] “Alexander IV”. livius.org. Diakses tanggal 13 December
0415003407. Diakses tanggal 2010-12-28. 2009.

[169] Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm. [199] Renault, hlm. 100.
24–26. [200] Ogden, hlm. 204.
[170] Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm. [201] Aelian, Varia Historia XII, 7
20.
[202] Sacks et al, hlm. 16.
[171] Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm.
26–29. [203] Worthington, hlm. 159.
[172] Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm. [204] Ogden, Alexander the Great – A new history hlm. 208.
29–45. “three attested pregnancies in eight years produces an at-
tested impregnation rate of one every 2.7 years, which is
[173] Roisman & Worthington 2010, Chapter 9: Dawn L. Gi- actually superior to that of his father’s.
lley and Ian Worthington, “Alexander the Great, Macedo-
nia and Asia”, hlm. 193. [205] Diodorus Siculus, Library XVII, 77

[174] Morkot 1996, hlm. 110. [206] Plutarch, Dalam Keberuntungan dan Kebaikan Aleksan-
der I, 11
[175] Morkot 1996, hlm. 112.
[207] “Source”. Henry-davis.com. Diakses tanggal 22 March
[176] Morkot 1996, hlm. 122. 2009.
[177] ""The Great” by Plutarch”. [208] Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm.
xii–xix.
[178] “ALEXANDER THE GREAT”.
[209] Keay, hlm. 82–85.
[179] “Contrapposto”.
[210] “Alexander the Great: his towns”. livius.org. Diakses
[180] “Contrapposto and the S curve”.
tanggal 13-12-2009.
[181] “Contrapposto - Arcy Art Original Oil Paintings Art Di-
[211] Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm.
ctionary”.
56–59.
[182] “What is contrapposto?".
[212] "Seleucia on the Tigris, Iraq", University of Michigan.
[183] Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm.
[213] Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm.
15–16.
21.
[184] “The death of Alexander”.
[214] Murphy, hlm. 17.
[185] “Portraits of Alexander the Great”.
[215] Gabriel, Richard A. (2002). “The army of Byzantium”.
[186] “Apoxyomenos”. The Great Armies of Antiquity. Greenwood Publishing
Group. p. 277. ISBN 0275978095.
[187] “Lysippos”.
[216] Baynes, Norman G. (2007). “Byzantine art”. Byzantium:
[188] Boswroth hlm.19-20 An Introduction to East Roman Civilization. Baynes Press.
p. 170. ISBN 978-1406756593.
[189] Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm.
4. [217] Keay, hlm. 101–109.

[190] Plutarch, Alexander, 4 [218] Luniya, hlm. 312.


24 17 SUMBER

[219] Pratt, hlm. 237. • Diodorus Siculus, Bibliotheca historica, (Library


of History), translated by C.H. Oldfather (1989),
[220] Plutarch, Caesar, 11 “Diodorus Siculus, Library”. perseus.tufts.edu. Di-
[221] Holt, hlm. 3. akses tanggal 14 November 2009. (Inggris)

[222] “Salima Ikram. Nile Currents”. Egyptology.com. Diar- • Justin, Epitome of the Philippic History of Pompe-
sipkan dari versi asli tanggal 2008-02-09. Diakses tanggal ius Trogus, translated by Rev. John Selby Watson
22 March 2009. (1853), “Justin: Epitome of the Philippic History
of Pompeius Trogus”. forumromanum.org. Diak-
[223] Plutarch, Alexander, 46 ses tanggal 14 November 2009. (Inggris)
[224] Stoneman, Richard (2008). Alexander the Great: A Life in • Plutarch, Alexander, translated by Bernadotte Per-
Legend. Yale University Press. ISBN 978-0-300-11203-
rin (1919), “Plutarch, Alexander (English).: Ale-
0.
xander (ed. Bernadotte Perrin)". perseus.tufts.edu.
[225] Eskandarnameh. Books.google.co.uk. Diakses tanggal Diakses tanggal 14 November 2009. (Inggris)
2011-01-29.
• Plutarch, Moralia, Fortuna Alexandri (On the Fortu-
[226] Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm. ne or Virtue of Alexander), translated by Bill Tha-
xxii–xxviii. yer, “Plutarch, On the Fortune of Alexander”. pe-
nelope.uchicago.edu. Diakses tanggal 14 November
[227] Fath al-Bari, 6/428-430, cet. Darul Hadits.
2009. (Inggris)
[228] Danforth, pp38, 49, 167

[229] Stoneman, p2 17.2 Sumber Sekunder


[230] Goldsworthy, hlm. 327–328. • Badian, Ernst (1958). “Alexander the Great and the
[231] Holland, hlm. 176–183.
Unity of Mankind”. Historia 7: 425–444.

[232] Barnett, hlm. 45. • Barnett, C. (1997). Bonaparte. Wordsworth Edi-


tions. ISBN 1853266787.
[233] ἀλέξω, Henry George Liddell, Robert Scott, A Greek-
English Lexicon, di Perseus Digital Library • Beazley, JD; Ashmole, B. (1932). Greek Sculpture
and Painting. Cambridge University Press.
[234] ἀνήρ, Henry George Liddell, Robert Scott, A Greek-
English Lexicon, di Perseus Digital Library • Bose, Partha (2003). Alexander the Great’s Art of
Strategy. Allen & Unwin. ISBN 1741141133.
[235] “Alexander”. Online Etymology Dictionary. Diakses
tanggal 2009-12-11. • Bosworth, A.B. (1988). Conquest and Empire: The
Reign of Alexander the Great. New York: Cambri-
[236] Hammond, N.G.L. A History of Greece to 323 BC. Cam- dge University Press.
bridge University, 1986, hlm. 516.
• Bowra, Maurice (1994). The Greek Experience.
[237] Chamoux, François and Roussel, Michel. Hellenistic Ci-
Phoenix Books. ISBN 1857991222.
vilization. Blackwell Publishing, 2003, hlm. 396, ISBN
0-631-22242-1. • Burn, A.R. (1951). Alexander the Great and the He-
[238] Fox, The Search For Alexander, hlm. 72–73. llenistic Empire (2 ed.). London: English Universi-
ties Press.

• Danforth, Loring M. (1997). The Macedonian Con-


17 Sumber flict: Ethnic Nationalism in a Transnational World.
Princeton University Press. ISBN 0691043566.
17.1 Sumber Primer • Durant, Will (1966). The Story of Civilization:
The Life of Greece. Simon & Schuster. ISBN
• Arrian, Anabasis Alexandri (The Campaigns of Ale- 0671418009.
xander), translated by Aubrey de Sélincourt: Arrian
; translated (1976). The campaigns of Alexander. • Engels, Donald W. (1978). Alexander the Great and
Penguin. ISBN 0140442537. the Logistics of the Macedonian Army. Berkeley:
University of California Press.
• Curtius Rufus, Historiae Alexandri Magni (History
of Alexander the Great), “Curtius Rufus, History of • Fawcett, Bill, ed. (2006). How To Lose A Battle:
Alexander the Great”. penelope.uchicago.edu. Di- Foolish Plans and Great Military Blunders. Harper.
akses tanggal 16 November 2009. (Inggris) ISBN 0060760249.
17.2 Sumber Sekunder 25

• Fox, Robin Lane (1973). Alexander the Great. • M'Crindle, J.W. (1893). The Invasion of India by
Allen Lane. ISBN 0860077071. Alexander the Great as Described by Arrian, Q Cur-
tius, Diodorus, Plutarch, and Justin. Westminster:
• Fox, Robin Lane (1980). The Search for Alexander. Archibald Constable and Co.
Little Brown & Co. Boston. ISBN 0316291080.
• McCarty, Nick (2004). Alexander the Great. Pe-
• Fuller, J.F.C. (1958). The Generalship of Alexander nguin. ISBN 0670042684.
the Great. London: Eyre and Spottiswoode.
• Morkot, Robert (1996). The Penguin Historical At-
• Gergel, Tania, ed. (2004). The Brief Life and Towe- las of Ancient Greece. Penguin.
ring Exploits of History’s Greatest Conqueror as Told
By His Original Biographers. Penguin Books. ISBN • Murphy, James Jerome; Richard A. Katula, Forbes
0142001406. I. Hill, Donovan J. Ochs (2003). A Synoptic History
of Classical Rhetoric. Lawrence Erlbaum Associa-
• Green, Peter (1992). Alexander of Macedon: 356– tes. p. 17. ISBN 1880393352.
323 B.C. A Historical Biography. University of Ca-
lifornia Press. ISBN 0520071662. • Nandan, Y.; Bhavan, BV (2003). British Death
March Under Asiatic Impulse: Epic of Anglo-Indian
• Green, Peter (2007). Alexander the Great and Tragedy in Afghanistan. Mumbai: Bharatiya Vidya
the Hellenistic Age. Orion Books. ISBN Bhavan. ISBN 8172763018.
9780753824139.
• Narain, AK (1965). Alexander the Great: Greece
• Greene, Robert (2000). The 48 Laws of Power. Pe-
and Rome–12.
nguin Books. p. 351. ISBN 0140280197.
• O'Brien, John Maxwell (1992). Alexander the Gre-
• Grimal, Nicolas (1992). A History of Ancient
at: The Invisible Enemy. London: Routledge.
Egypt (reprint ed.). Blackwell Publishing. ISBN
9780631193960 Check |isbn= value (bantuan). • Ogden, Daniel (2009). “Alexander’s Sex Life”. Di
Alice Heckel, Waldemar Heckel, Lawrence A. Trit-
• Gunther, John (2007). Alexander the Great. Ster-
le. Alexander the Great: A New History. Wiley-
ling. ISBN 1402745192.
Blackwell. ISBN 1405130822.
• Hammond, N.G.L. (1994). Alexander the Great:
• Pratt, James Bissett (1996). The Pilgrimage of Bu-
King, Commander, and Statesman (3 ed.). London:
ddhism and a Buddhist Pilgrimage. Laurier Books.
Bristol Classical Press.
ISBN 8120611969.
• Hammond, N.G.L. (1997). The Genius of Alexan-
• Pomeroy, S.; Burstein, S.; Dolan, W.; Roberts, J.
der the Great. Chapel Hill: University of North Ca-
(1998). Ancient Greece: A Political, Social, and
rolina Press.
Cultural History. Oxford University Press. ISBN
• Hammond, N.G.L. (1989). The Macedonian State: 0195097424.
Origins, Institutions, and History. Oxford University
Press. ISBN 0198148836. • Renault, Mary (2001). The Nature of Alexander the
Great. Penguin. ISBN 014139076X.
• Holland, T. (2003). Rubicon: Triumph and Tra-
gedy in the Roman Republic. Abacus. ISBN • Ring, Trudy; Salkin, Robert M.; Berney, K. A. et al.,
9780349115634. ed. (1994). International dictionary of historic pla-
ces. Chicago ; Fitzroy Dearborn, 1994–1996. ISBN
• Holt, Frank Lee (2003). Alexander the Great and 9781884964036 Check |isbn= value (bantuan).
the mystery of the elephant medallions. University
of California Press. ISBN 0520238818. • Roisman, Joseph, ed. (1995). Alexander the Great
Ancient and Modern Perspectives. Problems in Eu-
• Keay, John (2001). India: A History. Grove Press. ropean Civilization. Lexington, MA.: D.C. Heath.
ISBN 0802137970.
• Roisman, Joseph; Worthington, Ian (2010). A Com-
• Goldsworthy, A. (2003). The Fall of Carthage. Cas- panion to Ancient Macedonia. John Wiley and Sons.
sel. ISBN 0304366420. ISBN 1405179368.

• Luniya, Bhanwarlal Nathuram (1978). Life and • Sabin, P; van Wees, H; Whitby, M (2007). The
Culture in Ancient India: From the Earliest Times Cambridge History of Greek and Roman Warfare:
to 1000 A.D. Lakshmi Narain Agarwal. LCCN Greece, the Hellenistic World and the Rise of Rome.
78907043. Cambridge University Press. ISBN 0521782732.
26 18 PRANALA LUAR

• Sacks, David (1995). Encyclopedia of the An-


cient Greek World. Constable and Co. ISBN
0094752702.

• Savill, Agnes (1959). Alexander the Great and His


Time (3 ed.). London: Barrie and Rockliff.

• Stewart, Andrew (1993). Faces of Power: Alexan-


der’s Image and Hellenistic Politics. Hellenistic Cul-
ture and Society 11. Berkeley: University of Cali-
fomia Press.

• Stoneman, Richard (2004). Alexander the Great.


Routledge. ISBN 0415319323.

• Studniczka, Franz (1894). Achäologische Jahrbook


9.
• Tarn, W.W. (1948). Alexander the Great. Cambri-
dge: Cambridge University Press.
• Tripathi, Rama Shankar (1999). History of Ancient
India. ISBN 9788120800182.
• Wilcken, Ulrich (1997) [1932]. Alexander the Gre-
at. New York: W. W. Norton & Company. ISBN
0393003817.

• Worthington, Ian (2003). Alexander the Great. Ro-


utledge. ISBN 0415291879.

• Worthington, Ian (2004). Alexander the Great: Man


And God. Pearson. ISBN 9781405801621.

18 Pranala luar
• (Inggris) Daftar referensi sumber pertama mengenai
Alexander di livius.org

• (Inggris) Artikel, forum diskusi, dan informasi refe-


rensi mengenai Alexander

• (Inggris) Lysimachos.com - Artikel mengenai Ale-


xander
• (Indonesia) Iskandar Zulkarnaen, Sang Raja Muslim
Yang Saleh Dan Perkasa
• (Indonesia) Iskandar Zulkarnaen, Peleburan Keraja-
an Timur Dan Barat
27

19 Text and image sources, contributors, and licenses


19.1 Text
• Aleksander Agung Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Aleksander_Agung?oldid=11716014 Kontributor: Robbot, Meursault2004,
*drew, Bennylin, Zaini Suherly, Hashar, Borgx, Jazle, Kembangraps, RobotQuistnix, Chobot, Zwobot, YurikBot, Alamnirvana, Stephen-
suleeman, RobotJcb, Borgxbot, Maxalmena, IvanLanin, Mssetiadi, Andri.h, Escarbot, Ricky Setiawan, Aday, Gombang, Thijs!bot, 16
desember 6 januari, JAnDbot, TottyBot, CommonsDelinker, Mimihitam, Albertus Aditya, VolkovBot, M. Adiputra, TXiKiBoT, Ar-
chelaos~idwiki, Loveless, BotMultichill, Evremonde, SieBot, AlleborgoBot, Aldo samulo, Marfiadi, DragonBot, F1fans, Wirjadisastra,
Mikhailov Kusserow, Alexbot, Athrion, BOTarate, SkullSplitter, BodhisattvaBot, robot, SilvonenBot, MelancholieBot, CarsracBot,
Salbazier, MystBot, Luckas-bot, Berthold Werner, Celeste, Malna, Ptbotgourou, Relly Komaruzaman, ArthurBot, Xqbot, Ennio morri-
cone, BenzolBot, Gunkarta, ButkoBot, TobeBot, FoxBot, Dinamik-bot, Alagos, TjBot, Kenrick95Bot, EmausBot, ZéroBot, JackieBot,
Adesio2010, WikitanvirBot, Mjbmrbot, Lukas Tobing, Wagino Bot, CocuBot, MerlIwBot, Anashir, Imanuel NS Uen, JohnThorne, HiW-
Bot, Ssulakbar, Botrie, Adi.akbartauhidin, Hendcertel, Ayu Dini Putri, Hudha.nurhani, Addbot, Dimth, Ign christian, Japra Jayapati,
JThorneBOT dan Pengguna anonim: 27

19.2 Images
• Berkas:Alex_from_pella.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/7/71/Alex_from_pella.jpg Lisensi: Penggunaan wajar
Kontributor: en Pembuat asli: ?
• Berkas:Alexander1256.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/ef/Alexander1256.jpg Lisensi: Public domain
Kontributor: Karya sendiri Pembuat asli: Tkbwikmed
• Berkas:AlexanderAndLion.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/7/79/AlexanderAndLion.jpg Lisen-
si: Public domain Kontributor: Karya sendiri Pembuat asli: Tak diketahui<a href='https://www.wikidata.org/wiki/Q4233718'
title='wikidata:Q4233718'><img alt='wikidata:Q4233718' src='https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/ff/
Wikidata-logo.svg/20px-Wikidata-logo.svg.png' width='20' height='11' srcset='https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/
thumb/f/ff/Wikidata-logo.svg/30px-Wikidata-logo.svg.png 1.5x, https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/ff/
Wikidata-logo.svg/40px-Wikidata-logo.svg.png 2x' data-file-width='1050' data-file-height='590' /></a>
• Berkas:AlexanderCoin.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/10/AlexanderCoin.jpg Lisensi: CC-BY-SA-
3.0 Kontributor: self-made, photographed at the British Museum Pembuat asli: PHGCOM
• Berkas:AlexanderConquestsInIndia.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/4/44/
AlexanderConquestsInIndia.jpg Lisensi: Public domain Kontributor: ? Pembuat asli: ?
• Berkas:Alexander_Aramaic_coin.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/29/Alexander_Aramaic_coin.jpg
Lisensi: Public domain Kontributor: ? Pembuat asli: ?
• Berkas:Alexander_Sarcophagus.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/3/35/Alexander_Sarcophagus.jpg Li-
sensi: CC BY-SA 2.5 Kontributor: No machine-readable source provided. Own work assumed (based on copyright claims). Pembuat asli:
No machine-readable author provided. Patrickneil assumed (based on copyright claims).
• Berkas:Alexander_and_Aristotle.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/3/3b/Alexander_and_Aristotle.jpg
Lisensi: Public domain Kontributor: Derivative websource: http://www.mlahanas.de/Greeks/Alexander.htm Pembuat asli: Charles La-
plante
• Berkas:Alexander_victory_coin_Babylon_silver_c_322_BCE.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/d2/
Alexander_victory_coin_Babylon_silver_c_322_BCE.jpg Lisensi: Public domain Kontributor: Own work by uploader, photographed at
the British Museum Pembuat asli: PHGCOM
• Berkas:AlexandreLouvre.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/b0/AlexandreLouvre.jpg Lisensi: Public
domain Kontributor: No machine-readable source provided. Own work assumed (based on copyright claims). Pembuat asli: No machine-
readable author provided. World Imaging assumed (based on copyright claims).
• Berkas:Babylonian_astronomical_diary_recording_the_death_of_Alexander_the_Great_(British_Museum).jpg Sumber:
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/9/9f/Babylonian_astronomical_diary_recording_the_death_of_Alexander_the_
Great_%28British_Museum%29.jpg Lisensi: Public domain Kontributor: en:wiki Pembuat asli: Shaunnol
• Berkas:Battle_granicus.gif Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/0/0d/Battle_granicus.png Lisensi: CC-BY-SA-
3.0 Kontributor: The Department of History, United States Military Academy [1] Pembuat asli: Frank Martini. Cartographer, Department
of History, United States Military Academy
• Berkas:Battle_issus_decisive.gif Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/c/c4/Battle_issus_decisive.png Lisensi:
Public domain Kontributor: The Department of History, United States Military Academy [1] Pembuat asli: Frank Martini. Cartographer,
Department of History, United States Military Academy
• Berkas:Battle_of_Gaugamela,_331_BC_-_Opening_movements.gif Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/
2c/Battle_of_Gaugamela%2C_331_BC_-_Opening_movements.png Lisensi: Public domain Kontributor: ? Pembuat asli: ?
• Berkas:Commons-logo.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/4/4a/Commons-logo.svg Lisensi: Public domain
Kontributor: This version created by Pumbaa, using a proper partial circle and SVG geometry features. (Former versions used to be slightly
warped.) Pembuat asli: SVG version was created by User:Grunt and cleaned up by 3247, based on the earlier PNG version, created by
Reidab.
• Berkas:Crystal_Clear_app_xmag.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/ec/Crystal_Clear_app_xmag.svg
Lisensi: LGPL Kontributor:
• Crystal_Clear_app_xmag.png Pembuat asli: Crystal_Clear_app_xmag.png: Everaldo Coelho and YellowIcon
• Berkas:Demetrius_I_of_Bactria.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/a/a9/Demetrius_I_of_Bactria.jpg Li-
sensi: Public domain Kontributor: ? Pembuat asli: ?
28 19 TEXT AND IMAGE SOURCES, CONTRIBUTORS, AND LICENSES

• Berkas:Diadochen1.png Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/b0/Diadochen1.png Lisensi: CC-BY-SA-3.0


Kontributor: Karya sendiri; The Macedonian Empire, 336-323 B.C. AND Kingdoms of the Diadochi in 301 BC and 200 BC. Histori-
cal Atlas by William R. Shepherd, 1911. Courtesy of the University of Texas Libraries, The University of Texas at Austin. Pembuat asli:
Captain_Blood
• Berkas:Filip_II_Macedonia.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/e5/Filip_II_Macedonia.jpg Lisensi: Pu-
blic domain Kontributor: Karya sendiri (Own photo) Pembuat asli: Gunnar Bach Pedersen
• Berkas:Gandhara_Buddha_(tnm).jpeg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/b8/Gandhara_Buddha_
%28tnm%29.jpeg Lisensi: Public domain Kontributor: ? Pembuat asli: ?
• Berkas:MacedonEmpire.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/4/40/MacedonEmpire.jpg Lisensi: CC-BY-
SA-3.0 Kontributor: created by user Pembuat asli: Generic Mapping Tools
• Berkas:Map_Macedonia_336_BC-en.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/3/33/Map_Macedonia_336_
BC-en.svg Lisensi: CC-BY-SA-3.0 Kontributor: Translation of Map_Macedonia_336_BC-es.svg (data from R. Ginouvès and al., La Ma-
cédoine, Paris, 1992) Pembuat asli: Map_Macedonia_336_BC-es.svg: Marsyas (French original); Kordas (Spanish translation)
• Berkas:Mappa_di_Eratostene.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/e8/Mappa_di_Eratostene.jpg Lisensi:
Public domain Kontributor: Bunbury, E.H. (1811-1895), A History of Ancient Geography among the Greeks and Romans from the Earliest
Ages till the Fall of the Roman Empire. London: John Murray, 1883. Digital original: http://www.henry-davis.com/MAPS/Ancient%
20Web%20Pages/112.html Pembuat asli: Bunbury, E.H. (1811-1895) / Eratosthenes?
• Berkas:Mosaica.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/7/75/Mosaica.jpg Lisensi: Public domain Kontributor: ?
Pembuat asli: ?
• Berkas:Name_of_Alexander_the_Great_in_Hieroglyphs_circa_330_BCE.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/
commons/4/41/Name_of_Alexander_the_Great_in_Hieroglyphs_circa_330_BCE.jpg Lisensi: CC BY-SA 3.0 Kontributor: Karya sendiri,
photographed at Louvre Museum, own letters added Pembuat asli: PHGCOM
• Berkas:Napoli_BW_2013-05-16_16-25-06_1_DxO.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/c/c3/Battle_of_
Issus_mosaic_-_Museo_Archeologico_Nazionale_-_Naples_BW.jpg Lisensi: CC BY-SA 3.0 Kontributor: Karya sendiri Pembuat asli:
Berthold Werner
• Berkas:Seleuco_I_Nicatore.JPG Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/11/Seleuco_I_Nicatore.JPG Lisensi: CC
BY-SA 2.0 it Kontributor: ? Pembuat asli: ?
• Berkas:The_wedding_of_Alexander_and_Roxane_by_Andre_Castaigne_(1898-1899).jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/
wikipedia/commons/1/1e/The_wedding_of_Alexander_and_Roxane_by_Andre_Castaigne_%281898-1899%29.jpg Lisensi: Public do-
main Kontributor: Public Domain Pembuat asli: ?
• Berkas:Vergina_sun.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/8/8a/Vergina_sun.svg Lisensi: Public domain Kon-
tributor: Karya sendiri Pembuat asli: original version by QWerk, new version by Fut.Perf.
• Berkas:Wikibooks-logo-en-noslogan.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/df/
Wikibooks-logo-en-noslogan.svg Lisensi: CC BY-SA 3.0 Kontributor: Karya sendiri Pembuat asli: User:Bastique, User:Ramac et
al.
• Berkas:World_323_BCE.png Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/0/06/World_323_BCE.png Lisensi: CC BY
2.5 Kontributor: ? Pembuat asli: ?

19.3 Content license


• Creative Commons Attribution-Share Alike 3.0

Anda mungkin juga menyukai