Indonesia adalah bangsa yang berkesenian, khususnya seni tari. Mulai dari Aceh sampai
ke Papua, memiliki tradisi seni tari. salah satunya adalah tari lengger lanang yang
berasal dari daerah Banyumas. Kesenian Lengger Lanang merupakan salah satu bentuk
kesenian yang dilaksanakan berkaitan dengan upacara syukuran keberhasilan pasca
panen di daerah Karesidenan Banyumas khususnya di kabupaten Purbalingga.
Tarian khas Banyumas ini dimainkan oleh laki-laki yang mengubah dirinya
menjadi perempuan secara utuh dalam keseharian. Sebagian dari penari, tetap menjadi
laki laki dan hidup sebagai laki laki, Namun sebagiannya memang transgender.
Lengger Lanang bukan sebuah tarian biasa. Tarian ini lahir dari tradisi pemujaan
terhadap Dewi Kesuburan dan sudah terus dipraktekkan sejak dulu. Tidak hanya
Lengger Lanang, tari Ronggeng juga berasal dari tradisi yang sama. Namun, yang
membedakannya adalah tari Ronggeng hanya dilakukan oleh penari perempuan.
Sedangkan,tarian Lengger Lanang hanya dilakukan oleh laki-laki namun mereka
berpakaian dan berdandan sebagai perempuan
Untuk menjadi penari lengger yang sebenarnya harus mengikuti ritual khusus.
Orang yang ingin melakukan tarian ini tiap malam Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon
harus tidur di depan pintu, Selain itu, ia harus melakukan puasa mutih alias tidak makan
apa pun kecuali nasi putih sekepal dalam sehari. Calon penari harus melakukan tirakat
agar menjiwai dan bisa diterima khalayak. Di dunia lengger ada kepercayaan kuat
tentang kehadiran indang atau roh lengger yang merasuk dalam tubuh penari. Seseorang
yang mendapat ‘indang’ bisa melakukan tarian lengger dan menembang tanpa belajar.
Jika ‘indang’ lengger memasuki raga seseorang, baik laki-laki maupun perempuan,
maka tidak ada yang bisa menolaknya.