KELOMPOK 6
DOSEN : Khairani,S.Pd,M.Pd.
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Evaluasi Pendidikan dengan
judul “ Penalaran dan Komunikasi“ ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita tentang pengklasifikasian tujuan pembelajaran. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan dan jauh dari apa yang telah harapkan. Untuk itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga penelitian ini dapat dipahami dan
bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULAN
1.1.Latar Belakang
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Penalaran Matematis
2.2. Komunikasi Matematis
2.3. Indikator Penalaran Dan Komunikasi Kemampuan Matematis
2.4. Membuat Soal Kemampuan Matematis
2.5. Rubrik Penilaian Kemampuan Matematis
BAB II PENUTUP
3.1.Kesimpulan
3.2.Saran
DAFTAR RUJUKAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Belajar pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi terhadap situasi dan lingkungan yang
berada di sekitar individu. Belajar sendiri dilakukan agar terjadi perubahan perilaku sebagai tujuan
dan proses berbuat melalui pengalaman. Perubahan yang dimaksud hendaknya terjadi sebagai akibat
interaksi dengan lingkungannya Dari konsep belajar, mengajar dan pengajaran tercetus suatu konsep
yakni pembelajaran yang merupakan salah satu upaya interaksi antara pendidik dengan peserta didik
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian pembelajaran matematika dapat didefinisikan
sebagai suatu interaksi antara pendidik dan peserta didik yang dilakukan secara sadar dan dilakukan
dengan tujuan peserta didik dapat memahami konteks metamatika yang diajarkan.
Dalam menghadapi era globalisasi yang semakin menantang tentunya dunia pendidikan harus
mempersiapkan lulusan pendidikan yang bermutu dan berdaya saing. Peserta didik dibentuk agar
memiliki kompetensi yang diharapkan sesuai dengan standar nasional pendidikan. Pembelajaran
matematika sendiri mempunyai tujuan agar peserta didik paham terhadap konteks matematika. Tujuan
pembelajaran matematika adalah melatih dan menumbuhkan cara berpikir secara sistematis, logis,
kritis, kreatif dan konsisten serta mengembangkan sikap gigih dan percaya diri dalam menyelesaikan
masalah.
Guru harus mampu menciptakan pembelajaran matematika yang efektif dan efisien serta tidak
memperlakukan matematika sebagai kumpulan konsep dan prosedur yang terisolasi melainkan
sebagai hubungan antar konsep, ide matematika dan aplikasinya. Dalam menyikapi beberapa hal
tersebut, selain diperlukan inovasi dan variasi pembelajaran dari guru juga memerlukan pengetahuan
serta pemahaman mengenai kompetensi yang ditargetkan dalam pembelajaran matematika sehingga
pembelajaran matematika dapat dilakukan secara sistematis dan terarah sesuai tujuan. Hal tersebut
dikarenakan kompetensi dasar matematika yang diklasifikasikan dalam beberapa aspek atau proses
matematik sebagai tujuan dari pembelajaran diketahui oleh guru dan dapat dicapai secara optimal
sehingga peserta didik memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi yang memang seharusnya dimiliki
oleh setiap peserta didik setelah mengikuti pembelajaran matematik.
3. Evaluasi
Dalam bidang pendidikan, evaluasi digunakan untuk mengukur sejauh mana
tercapainya tujuan pembelajaran dilihat dari keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar
yang diberikan guru terhadap siswanya. Evaluasi dalam penalaran matematis adalah
melakukan peninjauan kembali atau mendiskusikan dan menilai suatu ide matematik atau
metode pemecahan masalah. Dengan kata lain, evaluasi adalah mengkritisi sejauh mana
efektifitas strategi pemecahan masalah matematika.
4. Generalisasi
Generalisasi dapat diartikan sebagai kemampuan siswa dalam menarik atau membuat
kesimpulan yang bersifat umum. Generalisasi dapat dilakukan melalui penalaran deduktif,
hasil dari generalisasi misalnya rumus yang diperoleh dari pernyataan khusus menjadi aturan
yang bersifat umum. Dengan kata lain, melalui generalisasi siswa dapat memperluas
pemecahan masalah yang dikaji, sehingga dapat diterapkan secara lebih luas pada
permasalahan yang lebih luas.
5. Koneksi
Koneksi berarti mencari hubungan atau keterkaitan. Misalnya, mencari hubungan
berbagai representasi konsep dan prosedur, memahami hubungan antartopik matematika,
ataupun menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah ada atau yang
dimiliki siswa.
6. Sintesis
Sintesis merupakan kegiatan siswa dalam mengkombinasikan prosedur-prosedur
matematika sehingga diperoleh hasil yang diinginkan. Dengan kata lain, siswa mampu
mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang dimilikinya,
sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh (umum).
7. Pemecahan Masalah Tidak Rutin
Dalam mengembangkan kemampuan tingkat tinggi siswa, guru haruslah memberikan
masalah-masalah matematika yang sifatnya tidak rutin. Artinya, cara atau metode
penyelesaiannya belum diketahui oleh siswa. “Atau dengan kata lain, pemecahan masalah
tidak rutin adalah menerapkan suatu prosedur matematis dalam konteks yang baru dihadapi”.
Dengan demikian, pemecahan masalah tidak rutin adalah proses menemukan cara atau metode
penyelesaian masalah matematika melalui kegiatan mengamati, memahami, menganalisis,
menduga, dan meninjau kembali.
8. Jastifikasi atau Pembuktian
Dalam penalaran matematis, pembuktian suatu pernyataan dilakukan dengan
berpedoman pada sifat-sifat matematika yang telah ada sebelumnya. Dengan demikian,
kebenaran yang diperoleh bersifat deduktif.
9. Komunikasi Matematis
Penyajian ide matematika tidak hanya secara tertulis, tetapi juga secara lisan. Penulisan
tugas matematika tersebut dikerjakan tidak hanya dalam bentuk deskripsi, tetapi juga dalam
bentuk diagram dan tabel. Kegiatan dalam komunikasi matematis ini misalnya menyatakan
suatu situasi, gambar, diagram, atau benda nyata ke dalam bahasa, simbol, atau kalimat
matematika.
1. Mengajukan dugaan.
Berkaitan dengan komunikasi matematik atau komunikasi dalam matematika ini, Rahman
(2008:684) menyatakan kemampuan yang tergolong pada komunikasi matematika di antaranya adalah
:
1. Menyatakan suatu situasi, gambar, diagram, atau benda nyata ke dalam bahasa, symbol,
idea, atau model matematik,
2. Menjelaskan idea, situasi, dan relasi matematika secara lisan atau tulisan.
3. Mendengarkan, berdiskusi dan menulis tentang matematika.
4. Membaca dengan pemahaman suatu representasi matematika tertulis
5. Membuat konjetur, menyusun argument, merumuskan definisi, dan generalisasi,
6. Mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraph matematika dalam bahasa sendiri.
Menurut Utari Sumarmo yang dikutip oleh Gusni Satriawati (2003: 110), kemampuan
komunikasi matematika merupakan kemampuan yang dapat menyertakan dan memuat berbagai
kesempatan untuk berkomunikasi dalam bentuk:
1. Merefleksikan benda-benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide matematika.
2. Membuat model situasi atau persoalan menggunakan metode lisan, tertulis, konkrit, dan
grafik.
3. Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika.
4. Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika.
5. Membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematika tertulis.
6. Membuat konjektur, menyusun argumen, merurnuskan definisi, dan generalisasi.
7. Menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari.
Berdasarkan indikator di atas maka penelitian ini menggunakan Indikator kemampuan
komunikasi matematika yang akan diamati antara lain :
1. Menggunakan kemampuan memberi gagasan (diketahui dan ditanyakan) suatu ide
matematika.
2. Menjelaskan ide dan relasi matematika dengan gambar.
3. Menggunakan notasi dan struktur matematik untuk menyajikan ide menggambarkan
hubungan pembuatan model.
4. Menyatakan gambar ke dalam model matematika.
5. Mengapresiasi nilai-nilai dari suatu notasi matematis termasuk aturan-aturannya dalam
mengembangkan ide matematika
Berikut ini akan disajikan indikator-indikator komunikasi untuk jenjang-jenjang pendidikan:
1. Indikator komunikasi untuk siswa setingkat Sekolah Dasar adalah:
a. Menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide matematika
b. Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika secara lisan atau tulisan, dengan benda
nyata, gambar, grafik, dan aljabar
c. Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa simbol matematika
d. Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika.
2. Indikator komunikasi matematika untuk siswa setingkat SMP adalah:
a. Membuat model dari suatu situasi melalui lisan, tulisan, benda-benda konkrit, gambar,
grafik, dan metode-metode aljabar
b. Menyusun refleksi dan membuat klarifikasi tentang ide-ide matematika
c. Mengembangkan pemahaman dasar matematika, termasuk aturan-aturan definisi
matematika
d. Menggunakan kemampuan membaca, menyimak, dan mengamati untuk menginterpretasi
dan mengevaluasi suatu ide matematika
e. Mengapresiasi nilai-nilai dari suatu notasi matematis termasuk aturan-aturannya dlam
mengembangkan ide matematika.
3. Indikator komunikasi matematika untuk siswa setingkat SMA adalah:
a. menyusun refleksi dan membuat klarifikasi tentang ide-ide matematika
b. menyusun formulasi dan definisi-definisi matematika dan membuat generalisasi dari
temuan-temuan yang ada melalui investigasi
c. mengepresikan ide-ide matematika secara lisan dan tulisan
d. membaca dengan pemahaman suatu presentasi tertulis
e. menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari.
Rubrik adalah pedoman penskoran. Rubrik analitik adalah pedoman untuk menilai
berdasarkan beberapa kriteria yang ditentukan. Dengan menggunakan rubrik ini dapat dianalisa
kelemahan dan kelebihan seorang siswa terletak pada kriteria yang mana.
Rubrik holistik adalah pedoman untuk menilai berdasarkan kesan keseluruhan atau kombinasi
semua kriteria. Untuk rubrik seperti ini, salah satu contoh penyebutan yang digunakan adalah tingkat
1 (tidak memuaskan), tingkat 2 (cukup memuaskan dengan banyak kekurangan), tingkat 3
(memuaskan dengan sedikit kekurangan) dan tingkat 4 (superior) atau tingkat 0, tingkat 1, tingkat 2,
dan tingkat 3 (masing-masing dengan sebutan yang sama).
Berikut ini adalah contoh rubrik holistik skala 4 secara umum :
Skala
No Kriteria/Sub Kriteria
1 2 3 4
Kejelasan presentasi:
1
a. Sistematika dan organisasi
b. Bahasa yang digunakan
c. Suara
Pengetahuan:
a. Penguasaan materi presentasi
2 b. Memberi contoh-contoh yang relevan
c. Dapat menjawab pertanyaan yang
berhubungan dengan materi presentasi
Penampilan:
a. Presentasi menarik,
3 b. Menggunakan alat-alat bantu dan media yang
sesuai
c. Kerapian, kesopanan dan rasa percaya diri
A. Rubrik Penskoran Pada Komunikasi Matematika
Pemberian Skor Komunikasi Matematika
Diadaptasi dari Cai, Lane, dan Jakabcsin (1996b) dan Ansari (2004)
Skor Kriteria
4 Jawaban lengkap dan jelas sesuai dengan petunjuk soal
disertai argumen yang benar berdasarkan prinsip dan konsep
matematika
Jawaban hampir lengkap, sebagian petunjuk soal diikuti dan
disertai argumen yang benar
3 Jawaban hampir lengkap sebagian petunjuk soal diikuti tetapi
argumen kurang tepat
Jawaban kurang lengkap dan argumen kurang tepat
2 Tidak ada jawaban atau salah menginterpretasikan soal
1
0
0 Penjelasan tidak efektif, dapat membuat gambar secara baik, tetapi tidak
merepresentasikan situasi soal. Kata-kata tidak merefleksikan soal.
1 Hanya sedikit dari penjelasan dan gambar yang benar. Gambar tidak
sesuai dengan situasi soal, atau gambar tidak jelas dan sulit untuk
diinterpretasikan. Penjelasan alurnya tidak jelas.
2 Penjelasan secara matematis masuk akal dan benar, meskipun tidak
tersusun secara logis atau terdapat sedikit kesalahan bahasa. Dapat
membuat gambar yang hampir sesuai dan lengkap.
3 Penjelasan secara matematik masuk akal dan jelas serta tersusun secara
logis. Dapat membuat gambar secara lengkap dan benar
Skor maksimal = 3
SKOR INDIKATOR
4 Jawaban sempurna, respon (penyelesaian) diberikan secara lengkap dan benar
3 Jawaban benar, tapi respon (penyelesaian) diberikan memiliki satu kesalahan yang
signifikan
3.2.Saran
Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan karena kesempurnaan hanyalah milik
Allah SWT. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan senantiasa penulis terima
dalam upaya evaluasi diri.
DAFTAR RUJUKAN