Anda di halaman 1dari 16

Rekayasa Ide

“KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN


MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENDIDIKAN
MATEMATIKA REALISTIK DI SMP”

KELOMPOK III
NAMA : DWI EMMYA GRACE (4182111039)
FADWA SYAHIDA (4181111012)
IRMA AMELIA PUTRI (4183111049)
KELAS : DIK A MATEMATIKA 2018
MATA KULIAH : STATISTIKA DASAR
DOSEN PENGAMPU : PROF. DR. MUKHTAR, M.Pd.
MUHAMMAD BADZLAN DARARI, M. Pd

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa karena atas ridho,
hikmah, kemurahan dan berkahnya-lah kami selaku penyusun dan mahasiswa dapat
menyelesaikan tugas Rekayasa Ide mata kuliah Statistika Dasar. Terimakasih juga
kami ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu saya menyelesaikan tugas
ini, terutama kepada Dosen pengampu kami.
Rekayasa ide ini berisi tentang proposal untuk melakukan mi riset, dimana isinya
dikembangkan dari jurnal yang sudah kami review terlebih dahulu.
Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan dan kesalahan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki Rekayasa Ide ini menjadi lebih baik lagi ke
waktu yang akan datang.
Akhir kata kami berharap Mini Riset ini dapat memberikan manfaat kepada
semua pembaca. Terimakasih.

Medan, Mei 2020

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB. I LATAR BELAKANG MASALAH..........................................................3
1.1 Pendahuluan .............................................................................................3
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................3
1.3 Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.4 Manfaat penelitian.....................................................................................4
BAB II KERANGKA TEORITIS .......................................................................5
2.1 Kajian Literatur...........................................................................................5
2.2 Kerangka Konseptual.................................................................................8
2.3 Hipotesis.....................................................................................................9
2.4 Definisi Operasional......................................................................................... 9
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................11
3.1 Subjek dan Objek Penelitian...................................................................11
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian................................................................11
3.3 Instrumen Penelitian................................................................................11
3.4 Analisa Data............................................................................................12
BAB V PENUTUP................................................................................................14
4.1 Kesimpulan..............................................................................................14
4.2 Saran........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15

2
BAB I
LATAR BELAKANG MASALAH
1.1 Pendahuluan
Berdasarkan pengamatan pada jurnal yang meneliti tentang Kemampuan Berpikir
Kreatif Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan
Pendidikan Matematika Realistik Di Smp, peneliti mengetahui bahwa kurikulum
yang digunakan untuk kelas IX sama dengan sekolah pada umunya yaitu KTSP dan
SMP Negeri 1 Banjarmasin adalah sekolah dengan akreditasi A. Namun,
pembelajaran matematikanya masih berpusat pada hasil, soal-soal yang disajikan
terutama mengenai ingatan/hafalan. Siswa tidak dituntut untuk menemukan jawaban
ataupun cara berbeda yang lain dalam menyelesaikan masalah. Jika siswa diberikan
soal terbuka maka siswa cenderung memberi tanggapan bahwa soalnya tidak bisa
dikerjakan atau menyalahkan soal karena soal memiliki lebih dari satu jawaban.
Selain itu, terdapat anggapan bahwa mengajarkan berpikir kreatif menuntut siswa
menyelesaikan masalah yang kompleks. Padahal kenyataannya, soal yang umum atau
mudah (rutin) dapat dimodifikasi menjadi soal terbuka dan memunculkan berpikir
kreatif siswa. Pendekatan PMR merupakan pendekatan pembelajaran yang berpusat
pada siswa. Pembelajaran dalam pendekatan PMR dimulai dari sesuatu yang riil bagi
siswa sehingga siswa dapat terlibat dalam proses pembelajaran secara bermakna.
Peran guru hanya sebagai pembimbing dan fasilitator bagi siswa. Siswa dipandang
sebagai individu yang punya potensi untuk mengembangkan pengetahuannya sendiri
(Wijaya, 2011). Siswa diharapkan aktif mengkonstruksi pengetahuannya, melakukan
pemodelan dalam pemecahan masalah sehingga memungkinkan siswa mengalami
sendiri penemuan konsep. Bahkan di dalam PMR, diharapkan siswa tidak sekedar
aktif sendiri tetapi ada aktivitas bersama diantara mereka. Proses pembelajaran seperti
ini, diharapkan dapat memunculkan kemampuan berpikir siswa, terutama
kemampuan berpikir kreatif siswa.

1.2 Identifikasi Masalah

3
Dari latar belakang yang telah ditulis, kami memberikan identifiksi masalah yang
akan dijadikan bahan penelitian sebagai berikut :
1. Kemampuan siswa berpikir kreatif dalam pembelajaran matematika
menggunakan pendekatan PMR
2. Kemampuan respon siswa dalam pembelajaran matematika menggunakan
pendekatan PMR

1.3 Rumusan Masalah


1. Apakah mahasiswa mampu berpikir kreatif setelah melakukan
pembelajaran matematika menggunkan pendekatan PMR?
2. Bagaimana respon siswa setelah melakukan pembelajaran matematika
menggunakan pendekatan PMR?

1.4 Manfaat Penelitian


1. Dapat melatih mahasiswa untuk melakukan pnelitian dan meningkatkan
kemampuan berpikir kritis mahasiswa.
2. Dapat mengetahui Kemampuan siswa berpikir kreatif dalam pembelajaran
matematika menggunakan pendekatan PMR
3. Dapat mengetahui Kemampuan respon siswa dalam pembelajaran
matematika menggunakan pendekatan PMR

4
BAB II
KERANGKA TEORITIS
2.1 Kajian Literatur
Kemampuan berpikir kreatif sebenarnya mendapatkan perhatian yang cukup
besar dalam bidang pendidikan. Hal ini tercermin pada Peraturan Menteri No.22
tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
menyebutkan bahwa matematika perlu berikan kepada semua siswa mulai dari
sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Peraturan menteri
tersebut merupakan dasar untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP), maka pembelajaran di sekolah perlu mengembangkan pendekatan
pembelajaran yang mendorong kemampuan berpikir kreatif siswa.
Pada jenjang SMP, umumnya fase berpikir anak berada pada fase peralihan
dari operasional kongkrit menuju operasional formal (Sanjaya, 2012). Siswa SMP
telah dapat diajak berpikir secara abstrak misalnya melakukan analisis, inferensi,
menggunakan penalaran, dan lainlain, namun seharusnya berangkat/dimulai dari
situasi nyata terlebih dahulu. Memunculkan kemampuan berpikir melalui
pemanfaatan potensi otak, merupakan peran pendidikan. Pada fase ini, anak didorong
untuk mampu memecahkan masalah secara kritis dan logis serta aktif berkreasi
menemukan gagasan baru melalui proses berpikir kreatif.
Pendekatan pembelajaran yang digunakan dapat menimbulkan respon setuju
atau tidak setuju pada siswa. Respon tersebut terlihat dari sikap siswa selama proses
pembelajaran. Pembelajaran matematika yang hanya terpusat pada guru
menyebabkan siswa hanya duduk di kursi selama pembelajaran. Pembelajaran seperti
ini mengakibatkan siswa menjadi malas dan kurang bergairah saat menerima
pelajaran. Selain itu, dapat dipastikan ada saja siswa yang tidak antusias dalam
pembelajaran dan cenderung tidak memperhatikan. Ini menunjukkan bahwa respon
siswa terhadap pembelajaran matematika belum sepenuhnya setuju.
Pendekatan PMR merupakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
siswa. Pembelajaran dalam pendekatan PMR dimulai dari sesuatu yang riil bagi siswa

5
sehingga siswa dapat terlibat dalam proses pembelajaran secara bermakna. Peran guru
hanya sebagai pembimbing dan fasilitator bagi siswa. Siswa dipandang sebagai
individu yang punya potensi untuk mengembangkan pengetahuannya sendiri (Wijaya,
2011). Siswa diharapkan aktif mengkonstruksi pengetahuannya, melakukan
pemodelan dalam pemecahan masalah sehingga memungkinkan siswa mengalami
sendiri penemuan konsep. Bahkan di dalam PMR, diharapkan siswa tidak sekedar
aktif sendiri tetapi ada aktivitas bersama diantara mereka. Proses pembelajaran seperti
ini, diharapkan dapat memunculkan kemampuan berpikir siswa, terutama
kemampuan berpikir kreatif siswa.
Berpikir merupakan kemampuan mental yang ada di dalam setiap individu.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia (2002) berpikir adalah menggunakan akal budi
untuk mempertimbangkan atau memutuskan sesuatu. Berpikir sebagai suatu
kemampuan mental seseorang dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain
berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif. Dalam membahas berpikir
kreatif tidak akan terlepas dari kreativitas. Filsaime (2008) mengemukakan bahwa
sampai saat ini masih belum ada satu pun teori kreativitas yang betul-betul diterima
oleh semua peneliti. Demikian juga, kreativitas telah didefinisikan dengan berbagai
cara yang berbeda-beda
Selanjutnya, Treffers (1987) mengemukakan lima karakteristik PMR, yaitu:
1. Penggunaan konteks Noor Fajriah, Eef Asiskawati, Kemampuan Berpikir
Kreatif Siswa dalam Pembelajaran Matematika … 160 Konteks atau
permasalahan realistik digunakan sebagai titik awal pembelajaran matematika.
2. Penggunaan model untuk matematisasi progresif Dalam PMR, model
digunakan dalam melakukan matematisasi secara progresif. Penggunaan
model berfungsi sebagai jembatan dari pengetahuan dan matematika tingkat
konkrit menuju pengetahuan matematika tingkat formal.
3. Pemanfaatan hasil konstruksi siswa Siswa memiliki kebebasan untuk
mengembangkan strategi pemecahan masalah sehingga diharapkan akan
diperoleh strategi yang bervariasi. Hasil kerja dan konstruksi siswa
selanjutnya digunakan untuk landasan pengembangan konsep matematika.

6
4. Interaktivitas Proses belajar seseorang bukan hanya suatu proses individu
melainkan juga secara bersamaan merupakan suatu proses sosial. Proses
belajar siswa akan menjadi lebih singkat dan bermakna ketika siswa saling
mengkomunikasikan hasil kerja dan gagasan mereka.
5. Keterkaitan Konsep-konsep matematika tidak diperkenalkan kepada siswa
secara terpisah atau terisolasi satu sama lain. PMR menempatkan keterkaitan
antar konsep matematika sebagai hal yang harus dipertimbangkan dalam
proses pembelajaran.

Respon merupakan suatu tingkah laku atau sikap yang berwujud baik sebelum
pemahaman yang mendetail, penilaian, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak,
serta pemanfaatan pada suatu fenomena tertentu (Arifin 2009). Sehingga, berbicara
mengenai respon tidak terlepas pembahasannya dengan sikap. Jadi, respon siswa
adalah perubahan sikap siswa terhadap objek tertentu. Menurut Sugiyono (2012)
dalam menganalisis respon siswa dapat menggunakan skala Likert, maka variabel
yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut
dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa
pernyataan atau pertanyaan.

2.2 Kerangka Konseptual


Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara
konsep-konsep yang ingin diamati atau di ukur melalui penelitian yang akan
dilakukan (Notoatmodjo, 2002).Data mengenai kemampuan berpikir kreatif siswa
dikumpulkan melalui tes, data tentang respon siswa dikumpulkan melalui angket, dan
data-data lain melalui dokumentasi.
Penilaian soal tes mengacu pada pedoman pemberian skor kemampuan berpikir
kreatif yang diadaptasi dari Bosch (Setiawati, 2014) yakni:

7
Angket respon siswa terdiri atas 10 pernyataan yang menggunakan skala
Likert (Sugiyono, 2012) dengan lima alternatif jawaban yaitu sangat setuju (SS),
setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Penskoran
yang digunakan yaitu 5 jika jawabannya “SS”, 4 jika jawabannya “S”, 3 jika
jawabannya “R”, 2 jika jawabannya “TS”, dan 1 jika jawabannya “STS.

8
2.3 Hipotesis
Hipotesis yang ditemukan pada penelitian tersebut adalah:
1. Pendekatan PMR berpengaruh dalam meningkatkan Kemampuan berpikir
kreatif siswa SMPN 1 Banjarmasin secara keseluruhan dalam pembelajaran
matematika
2. Siswa memberikan respon setuju terhadap pembelajaran matematika
menggunakan pendekatan PMR.

2.4 Defenisi Operasional


Definisi operasional adalah aspek penelitian yang memberikan informasi
kepada kita tentang bagaimana caranya mengukur variabel. Definisi operasional
adalah semacam petunjuk kepada kita tentang bagimana caranya mengukur suatu
variabel. Definisi operasional merupakan informasi ilmiah yang sangat membantu
peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan variabel yang
sama. 
Teknik analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut:
(1) Statistika deskriptif
Data tes kemampuan berpikir kreatif siswa dianalisis dengan menentukan nilai
rata-rata. Selanjutnya nilai rata-rata dikategorikan berdasarkan tabel berikut.

Setelah nilai yang diperoleh dikategorikan berdasarkan Tabel 2, banyaknya


siswa yang mencapai kategori tertentu dapat dinyatakan dalam persen menggunakan
rumus dari Sudijono (2008), sebagai berikut:

9
Keterangan :
P = Angka persentase
F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Number Of Class (jumlah frekuensi/banyaknya individu)

(2) Skala Likert


Angket siswa teridiri dari sepuluh pernyataan. Hasil angket akan dianalisis
dengan menentukan skor total respon siswa tiap pernyataan. Skor total respon
(banyaknya siswa menjawab SS × 5) + (banyaknya siswa menjawab S × 4) +
(banyaknya siswa menjawab R × 3) + (banyaknya siswa menjawab TS × 2) +
(banyaknya siswa menjawab STS × 1).
Kemudian respon siswa dikategorikan berdasarkan rentang skala Likert yang
dibuat dari skor total minimal sampai skor total maksimal atau ideal, sehingga
diperoleh rentang skala Likert sebagai berikut.

10
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian yang diambil sampel nya yaitu siswa kelas IX H SMP
Negeri 1 Banjarmasin tahun pelajaran 2014-2015 yang berjumlah 25 siswa.
Dengan objek penelitian yaitu kemampuan berpikir kreatif dan respon siswa
dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan matematika
realistik.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IX H SMP Negeri 1 Banjarmasin pada


semester ganjil tahun pelajaran 2014-2015 yang dilaksanakan mulai tanggal 2
Desember sampai dengan 23 Desember 2014.

3.3 Instrumen Penelitian

Pengumpulan Data mengenai kemampuan berpikir kreatif siswa dikumpulkan


melalui tes, data tentang respon siswa dikumpulkan melalui angket, dan data-data
lain melalui dokumentasi.
Penilaian soal tes mengacu pada pedoman pemberian skor kemampuan berpikir
kreatif yang diadaptasi dari Bosch (Setiawati, 2014). Peneliti memberikan angket
kepada siswa, dalam angket tersebut siswa diminta memberikan respon terhadap
10 pernyataan dengan 3 aspek yaitu :
1. Kelancaran (fluency): kemampuan siswa menghasilkan banyak
jawaban/gagasan pemecahan masalah secara lancar dan tepat.
2. Keluwesan (flexibility): kemampuan siswa menyajikan sejumlah cara yang
berbeda untuk menyelesaikan masalah.
3. Keaslian (originality): berkaitan dengan kemampuan siswa menghasilkan
cara baru/unik dari pemikiran yang telah ada.

11
Angket respon siswa yang terdiri atas 10 pernyataan yang menggunakan
skala Likert (Sugiyono, 2012) dengan lima alternatif jawaban yaitu sangat
setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju
(STS). Penskoran yang digunakan yaitu 5 jika jawabannya “SS”, 4 jika
jawabannya “S”, 3 jika jawabannya “R”, 2 jika jawabannya “TS”, dan 1 jika
jawabannya “STS”.

3.4 Analisis Data

Analisis data dapat di artikan sebagai proses penyederhanaan data kedalam


bentuk yang lebih mudah untuk di baca dan di persentasikan. Analisis data
sebagai proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola,
kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat di
rumuskan hipotesis kerja seperti di sarankan oleh data.
Teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Statistika deskriptif
Data tes kemampuan berpikir siswa dinalisis dengan
menggunakan nilai rata-rata. Cara peneliti menentukan nilai
rata-rata siswa yaitu dengan membuat nilai dan kategorinya,
setelah ditentukan nilai dengan kategori tersebut maka nilai
siswa dapat dinyatakan dalam persen menggunakan rumus
dari Sudijono (2008), sebagai berikut:
F
P = N x 100 %
2. Skala Likert
Angket siswa teridiri dari sepuluh pernyataan. Hasil angket akan
dianalisis dengan menentukan skor total respon siswa tiap
pernyataan. Skor total respon (banyaknya siswa menjawab SS × 5) +
(banyaknya siswa menjawab S × 4) + (banyaknya siswa menjawab R
× 3) + (banyaknya siswa menjawab TS × 2) + (banyaknya siswa
menjawab STS × 1). Kemudian respon siswa dikategorikan

12
berdasarkan rentang skala Likert yang dibuat dari skor total minimal
sampai skor total maksimal atau ideal.

Berikut dua teknik analisis yang digunakan peneliti dalam penelitian ini guna
menganalisis kemampuan kreatif dan respon siswa SMP Negeri 1 Banjarmasin
dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan Pendekatan Matematika
Realistik .

13
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Proposal penelitian ini adalah proposal yang berisi tentang bagaimana cara
kami mengetahui kemampuan siswa serta respon siswa dalam pembelajaran
matematika dengan menggunakan pendekatan realistic di SMP. Pengumpulan Data
mengenai kemampuan berpikir kreatif siswa dikumpulkan melalui tes, data tentang
respon siswa dikumpulkan melalui angket, dan data-data lain melalui dokumentasi.

4.2 Saran

Saran dari kami ialah agar para pembaca dapat menyampaikan kritik serta
pendapatnya mengenai rekayasa ide kami agar kedepannya rekayasa ide kami bisa
lebih baik lagi.

14
DAFTAR PUSTAKA
Filsaime, D.K. 2008. Menguak Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif. Cetaka
Pertama diterjemahkan oleh Sunarni ME. Buku Berkualitas Prima, Jakarta.
Hadi, S. 2005. Pendidikan Matematika Realistik dan Implementasinya. Tulip,
Banjarmasin.
Mahmudi, A. 2010. Pengaruh Pembelajaran dengan Strategi MHM Berbasis
Masalah terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif, Kemampuan Pemecahan
Masalah, dan Disposisi Matematis, serta Persepsi terhadap Kreativitas.
Disertasi Doktor, Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak dipublikasikan.

15

Anda mungkin juga menyukai