Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PESERTA DIDIK PADA MATERI BANGUN RUANG DI TINJAU

DARI PERBEDAAN GENDER DI SEKOLAH DASAR SWASTA

JAKARTA ISLAMIC SCHOOL

PROPOSAL

CYNDI ALFIANI

NIM :2009097026

PENDIDIKAN MATEMATIKA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR HAMKA

2022
LEMBAR PERSETUJUAN

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamiin

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah senantiasa melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulisan tesis ini dapat segera diselesaikan

yang berjudul “Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Peserta

Didik pada Materi Bangun Ruang di Tinjau dari Perbedaan Gender. Tesis ini

ditulis sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Sekolah Pascasarjana

Pendidikan Matematika di Universitas Muhammadiah Prof. Dr. Hamka

(UHAMKA) Jakarta.

Peneliti menyadari bahwa tesis ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan

bantuan dari berbagai pihak. Peneliti berterima kasih kepada semua pihak yang

telah memberikan kontribusi dalam penyelesaian tesis ini dan secara khusus pada

kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ade Hikmat, M.Pd, selaku Direktur Universitas

Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA.

2. Bapak Dr Sigid Edy Purwanto, M.Pd, selaku ketua Program Studi Pendidikan

Matematika Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof. Dr.

HAMKA.

3. Bapak Dr. Joko Soebagyo, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I dalam

penyusunan tesis.

iii
4. Bapak Dr. Khoerul Umam, MPd, selaku Dosen Pembimbing II dalam

penyusunan tesis.

5. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Matematika Sekolah Pascasarjana

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu dan kesabaran menghadapi

penulis khususnya selama perkuliahan.

6. Seluruh teman-teman seperjuangan Pendidikan Matematika Pascasarjana

UHAMKA angkatan 2020 semester genap.

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penyusunan tesis ini.

Semoga segala bantuan yang diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan

penyusunan tesis ini dicatat oleh Allah SWT sebagai amal ibadah. Aamiin.

Peneliti menyadari tesis ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik

dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan akan peneliti terima

dengan senang hati. Semoga tesis ini dapat menjadi alat yang besar dalam

upaya kita meningkatkan kualitas pendidikan.

Jakarta, 13 Januari 2023

Peneliti

Cyndi Alfiani

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................1
B. Masalah Penelitian.................................................................................................4
1. Fokus Penelitian.................................................................................................4
2. Rumusan Masalah..............................................................................................4
C. Kegunaan Hasil Penelitian......................................................................................5
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS.................................................................................6
A. Kajian Teori............................................................................................................6
1. Kemampuan Pemahaman Konsep......................................................................6
2. Gender...............................................................................................................8
B. Penelitian yang Relevan.........................................................................................9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................................................................10
A. Tujuan Penelitian:................................................................................................10
B. Tempat dan Waktu Penelitian..............................................................................10
C. Metode Penelitian................................................................................................10
1. Pendekatan Penelitian......................................................................................10
2. Subjek Penelitian..............................................................................................11
3. Tahapan Penelitian...........................................................................................11
D. Teknik dan Instrumen Penelitian..........................................................................12
E. Teknik Analisis Data..............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan mata pelajaran yang wajib ada untuk dipelajari

pada jenjang tingkat dasar sampai jenjang tingkat tinggi. Matematika juga

memiliki peran penting pada setiap pelajaran lainnya dan juga hampir

disemua aspek kehidupan manusia. Misalnya dalam bidang teknologi,

informasi dan komunikasi, serta dalam agenda keseharian yang dapat

dijadikan model matematika. Sesuatu yang membuat matematika menjadi

salah satu pelajaran yang cukup penting bila dipelajari adalah seseorang harus

membiasakan diri berpikir secara sains dan kritis, dengan menggunakan

logika, serta dapat meningkatkan atau mengembangkan sebuah ide (Rihi &

Saija, 2021). Sehingga seseorang dapat memahami konsep matematika

dengan mudah dimengerti agar bisa dipelajari. Tetapi, peserta didik masih

banyak yang menganggap bahwa pelajaran matematika adalah salah satu

pelajaran yang membosankan, sulit di pahami dan menakutkan.

Pembelajaran secara monoton masih dilakukan dan dipraktekan oleh

guru di SDS Jakarta Islamic School berdasarkan studi pendahuluan peneliti.

Dimana proses pembelajaran dikelas tersebut masih berpusat pada guru,

sehingga peserta didik merasa bosan. Metode ceramah pun sering terjadi pada

proses pembelajaran dan peserta didik hanya mendengarkan dan menuliskan

topik yang guru sampaikan. Peserta didik juga jarang bertanya atau

memberikan pendapat ketika pembelajaran sedang berlangsung. Diskusi antar

1
2

kelompok selama pembelajaran dikelas pun jarang dilakukan sehingga

interaksi antar peserta didik maupun peserta didik dengan pendidik sangatlah

kurang. Ditambah dengan permasalahan pembelajaran online selama kurang

lebih dua tahun. Memaksa peserta didik memahami materi matematika tanpa

bimbingan tatap muka dengan guru, sedangkan kebanyakan orang tua sulit

untuk membantu mengajarkan anaknya. Sehingga mempersulit peserta didik

dalam memahami materi dirumah tanpa bimbingan guru seperti disekolah.

Demikian itulah salah satu sebab akibatnya peserta didik kurang aktif.

Pada dasarnya, kemampuan memahami konsep merupakan pondasi

dalam mendalami matematika agar peserta didik tidak hanya mengetahui

topik tetapi membuat penataran menjadi bermakna (Yulianty, 2019). Untuk

mencapai tujuan pembelajaran pada matematika, peserta didik harus

menguasai keahlian, seperti mempunyai keahlian yang cukup baik mengenai

pemahaman konsep matematika. Demi mendalami konsep pada matematika,

peserta didik bisa membedakan pengetahuan nyata dan langkah-langkah.

Pemahaman konsep matematika juga harus dikuasai atau dipahami

sebelumnya agar peserta didik mengerti terhadap konsep selanjutnya dan

pandai dalam mengaplikasikan di lingkungan sehari-sehari. Bila suatu konsep

tidak dipahami, maka peserta didik akan kesulitan dalam memunculkan

kreativitas untuk menuntaskan sebuah masalah karena pengetahuan yang

dipunyai sangat terbatas.

Peserta didik membutuhkan salah satu aspek dalam pembelajaran

matematika yaitu pemahaman konsep (Oktoviani et al., 2019). Dengan


3

kemampuan tersebut dapat membuat peserta didik lebih mudah dalam

memahami dan menuntaskan permasalahan karena peserta didik akan mampu

mengaitkannya dengan permasalahan kehidupan sehari-hari. Pemahaman

konsep yang tidak mendalam akan mengakibatkan peserta didik sulit untuk

dapat menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Peserta didik diprediksi masih

kesulitan ketika menggunakan rumus apa yang akan digunakan ketika

mengerjakan soal jika hanya mengandalkan hafalan rumus saja tanpa

memahami konsep (Pauweni et al., 2019). Hal tersebut terjadi di hampir

sebagian pembahasan matematika, salah satunya adalah pada materi bangun

ruang.

Salah satu materi yang diberikat pada tingkat SD adalah Bangun Ruang.

Dimana dalam topik tersebut akan membahas tentang volume dan luas

permukaan. Jenis bangun ruang yang akan dibahas adalah tentang kubus dan

balok. Dimana kedua bangun ruang tersebut sering kali tertukar dalam

penggunaan rumus karena bentuknya yang serupa. Sehingga perlu ditekankan

kembali pemahaman konsep matematisnya. Topik ini termasuk topik yang

banyak memunculkan kesulitan bagi peserta didik disetiap jenjang

pendidikan, terutama di SDS Jakarta Islamic School yang baru mengenal

materi tersebut.

Beberapa penyebab yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran

matematika, seperti keinginan, tingkat kecerdasan dan penguasaan, kesigapan

guru, kesigapan peserta didik, metode penyajian dan kurikulum (Khasanah et

al., 2020). Faktor penting lainnya adalah faktor jenis kelamin. Sampai saat ini
4

perbedaan jenis kelamin disebut-sebut sebagai faktor pembeda dalam

perkembangan manusia, termasuk perkembangan kognitifnya (Khasanah et

al., 2020). Perbedaan ini jelas terlihat pada laki-laki dan perempuan yang

difaktorkan dengan adanya perbedaan hormon kemudian berkembang

menjadi perbedaan penguasaan antara laki-laki dan perempuan. Selain faktor

biologis, psikologis menjadi faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar

peserta didik (Shakespeare & Anonymous, 2017)

Berdasarkan permasalahan dan fakta-fakta yang telah di deskripsikan

diatas, bisa disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis

merupakan suatu kemampuan yang harus dipunyai peserta didik dalam

memahami konsep pada materi sesuai indikator yang telah diputuskan.

Kemampuan pemahaman konsep pada setiap karakter pasti berbed dan

memiliki banyak faktor. Salah satunya faktor yang mempengaruhinya adalah

gender. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan penelitian dengan judul

“Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Peserta Didik Pada

Materi Bangun Ruang Di Tinjau Dari Perbedaan Gender di SDS Jakarta

Islamic School”.

B. Masalah Penelitian

1. Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada analisis kemampuan pemahaman

konsep matematis peserta didik pada materi bangun ruang di tinjau

dari perbedaan gender di SDS Jakarta Islamic School.


5

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimana kemampuan pemahaman konsep

matematis peserta didik pada materi bangun ruang di tinjau dari

perbedaan gender di SDS Jakarta Islamic School.

1. Menganalisis kemampuan pemahaman konsep matematis peserta

didik berjenis kelamin laki-laki di SDS Jakarta Islamic School.

2. Menganalisis kemampuan pemahaman konsep matematis peserta

didik berjenis kelamin perempuan di SDS Jakarta Islamic School.

3. Perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematis antara

peserta didik berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.

C. Kegunaan Hasil Penelitian

Mengacu pada perumusan masalah di atas, hasil penelitian ini diharapkan

dapat memberikan hal baru bagi dunia pendidikan. Khususnya untuk

pendidikan matematika yang berkaitan tentang kemampuan pemahaman

konsep matematis peserta didik di tinjau dari gender. Hasil penelitian yang

penulis harapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan ide berupa

konsep bagi pengembangan peneliti lain yang berkaitan dengan

pemahaman konsep matematis peserta didik berdasarkan gender.

2. Sebagai pengalaman peneliti untuk mengimplementasikan di kemudian

hari ke dalam pembelajaran jika mengalami situasi yang sulit diterapkan


6

untuk kehidupan sehari-hari terhadap kemampuan pemahaman konsep

matematis peserta didik berdasarkan gender.


BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Kemampuan Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep adalah salah satu aspek yang harus dimiliki

oleh peserta didik agar mampu mengikuti pembelajaran matematika.

Matematika adalah suatu sarana menemukan jawaban terhadap

masalah yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi,

menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling

penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri untuk

melihat dan menggunakan hubungan-hubungan (Aledya, 2019).

Kemampuan awal yang harus dimiliki peserta didik sebelum

mempelajari pengetahuan baru pada proses pembelajaran. Kemampuan

awal memberikan petunjuk pada peserta didik dalam mengingat untuk

memperbaiki pengetahuan serta menyelaraskan pengetahuan yang baru

dipelajari dengan pengetahuan sebelumnya (Van Blankenstein et al.,

2013). Hal ini menunjukan betapa pentingnya peserta didik memiliki

kemampuan awal dalam pembelajaran matematika.

Kemampuan seseorang agar bisa memahami suatu topik pada

pembelajaran matematika dapat dikatakan sebagai pemahaman konsep

matematis (Maisari et al., 2013). Pemahaman konsep merupakan poin

penting dalam kecakapan matematika yang akan menjadi tujuan dalam

7
8

pembelajaran matematika. Sehingga peserta didik bisa mencapai

kemampuan sesuai dengan permasalahan yang diberikan pada

pembelajaran. Sehingga agar dapat memahami suatu konsep matematis

diharuskan mengetahui suatu objek yang mendalam dan seseorang

harus mengetahui pemahaman yang berlaku secara umum (Suparyanto

dan Rosad (2015, 2020).

Pemahaman konsep menurut Polya (Sumarmo, 2014) yaitu

menjabarkan tentang kemampuan pemahaman pada empat tingkat,

yaitu a) Pemahaman induktif, menerapkan rumus atau konsep dalam

kasus sederhana atau dalam kasus serupa. Kemampuan ini tergolong

kemampuan pemahaman tingkat rendah; b) Pemahaman mekanikal

yang dicirikan oleh kegiatan mengingat dan menerapkan rumus secara

sering dan menghitung dengan sederhana. Kemampuan ini merupakan

kemampuan tingkat rendah; c) Pemahaman rasional, membuktikan

kebenaran suatu rumus dan teorema. Kemampuan ini termasuk

kemampuan tingkat tinggi; d) Pemahaman intuitif, memperkirakan

kebenaran dengan pasti (tanpa ragu-ragu) sebelum menganalisis lebih

lanjut. Kemampuan ini tergolong pada kemampuan tingkat tinggi.

Pengertian tentang pemahaman konsep menjelaskan bahwa

pemahaman seseorang dapat diukur jika dapat menjelaskan suatu

situasi dengan kata-kata yang berbeda dan dapat menarik kesimpulan

dari apa yang telah dipelajari (Eliza & Susilawati, 2019).


9

2. Gender

Gender merupakan salah satu identitas yang membedakan

manusia (Khasanah et al., 2020). Gender dibedakan menjadi 2, yaitu

feminim dan maskulin. Feminim yang lebih teliti dalam menyelesaikan

masalah dibandingkan dengan maskulin yang cenderung kurang teliti

(Rihi & Saija, 2021). Hal tersebut dimaksudkan bahwa aspek gender

berkaitan dengan proses pemahaman konsep terhadap peserta didik

dan berpengaruh terhadap hasil penyelesaian. Lebih lanjutnya, Gender

adalah perilaku atau karakteristik seseorang secara feminin, maskulin,

atau androgini yang terbentuk melalui interaksi sosial (Quintasari et

al., 2021).

Gender dikategorikan sebagai salah satu pembeda untuk

perkembangan kognitif manusia. Perbedaan gender dapat

menyebabkan banyak perbedaan dalam mempelajari matematika juga

untuk melihat dan mengukur bagaimana kemampuan pemahaman

seseorang. (Khasanah et al., 2020). Perbedaan gender tentu akan

menyebabkan perbedaan fisiologi dan mempengaruhi perbedaan

psikologis dalam belajar (Rahmi Yuberta et al., 2020). Sehingga

peserta didik laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam

mempelajari matematika.
10

B. Penelitian yang Relevan

Adapun beberapa penelitian relevan yang merupakan gambaran dn masih

berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Berikut beberapa penelitian

yang relevan dengan penelitian ini :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Hasna Salsabilla (Mayasari & Habeahan,

2021) yang berjudul “Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa

Ditinjau Dari Gender dalam Menyelesaikan Soal Matematika”. Penelitian

tersebut menggunakan kualitatif deskriptif dalam pengumpilan datanya

dilakukan dengan beberapa cara yaitu observasi, pemberian tas uraian,

dan wawancara. Hasil dari penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan kemampuan pemahaman konsep antara peserta didik laki-laki

dan perempuan. Yaitu kemampuan peserta didik perempuan lebih tinggi

daripada peserta didik laki-laki. Hal ini dapat dilihat dari skor pemahaman

konsep peserta didik perempuan lebih tinggi dari pada laki-laki.

2. Penelitian yang dilakukan oleh (Rahmi Yuberta et al., 2020) dengan judul

“Pengaruh Math Anxiety Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematis Siswa Berdasarkan Gender”. Tujuan dari penelitian ini untuk

mengetahui apakah ada perbedaan kemampuan pemahaman konsep

matematis peserta didik laki-laki dengan peserta didik perempuan, dengan

nilai P—Value nya 0,528.


11
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3. Tujuan Penelitian:

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep matematis peserta

didik berjenis kelamin laki-laki di SDS Jakarta Islamic School.

2. Untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep matematis peserta

didik berjenis kelamin perempuan di SDS Jakarta Islamic School.

3. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematis

antara peserta didik berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.

4. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan SDS Jakarta Islamic School (JISc) yang

beralamatkan di Jln. Manunggal I nomor 17, Komplek Kodam,  RT 011/006,

Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Kota Jakarta Timur, Kode Pos

13620. Peneliti akan melakukan penelitian dengan menganalisis kemampuan

pemahaman konsep matematis peserta didik pada materi bangun ruang

ditinjau berdasarkan gender. Penelitian ini digolongkan sebagai penelitian

deskriptif kualitatif. Waktu penelitian akan direncanakan pada bulan Februari

tahun 2023.

5. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

12
13

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis

penelitian studi kasus. Menurut Lexy J. Moleong (2007: 6), metode

penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya

perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dan

dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai

metode alamiah

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas 5 SD yang berjumlah

30 orang dengan laki-laki 15 orang dan perempuan 15 orang.

3. Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Pedoman Tes

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

tes berupa soal uraian yang disusun berdasarkan indikator

pemahaman konsep matematis peserta didik dan materi ajar yang

sedang dipelajari peserta didik, yaitu penjumlahan. Bentuk

instrumen tes berupa butir soal materi penjumlahan yang sesuai

dengan indikator pemahaman konsep matematis peserta didik.

b. Pedoman Wawancara
14

Menurut Moleong (2014) wawancara adalah percakapan dengan

maksud tertentu. Pedoman wawancara digunakan agar wawancara

yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Metode

wawancara dilakukan untuk memperoleh data tentang pemahaman

konsep matematis peserta didik. Dalam penelitian ini jenis

wawancara yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur.

Dalam pelaksanaanya, peneliti mengarahkan narasumber apabila

keluar dari topik pembicaraan terkait pemahaman konsep matematis

peserta didik. Wawancara dilakukan oleh peserta, dan guru.

Wawancara dilakukan kepada guru untuk mendapatkan informasi

tambahan terkait objek yang peneliti teliti.

c. Alat Perekam atau Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2018) dokumentasi dapat berbentuk tulisan,

gambar, atau karya monumental dari seseorang. Dokumentasi

digunakan sebagai alat bukti dalam penelitian ini. Dokumentasi

yang diperlukan dalam penelitian ini adalah jawaban peserta didik

tentang soal pemahaman konsep, beberapa foto, dan rekaman

percakapan peserta didik.

4. Teknik dan Instrumen Penelitian

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif

dengan jenis studi kasus. Selama berada dilapangan, dengan mengikuti

konsep yang diberikan Miles, Huberman adn Sparadley. Menurut Miles &

Huberman (Sugiyono, 2018) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis


15

data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus

menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas dan datanya

sampai jenuh.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik purposive sampling. Teknik Menurut Sugiyono (2018)

mengatakan bahwa purposive sampling adalah teknik untuk menentukan

sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan

agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih tepat. Peneliti memilih sampel

berdasarkan; (a) 2 peserta didik laki-laki; (b) 2 peserta didik perempuan; (c)

memiliki kemampuan pemahaman konsep matematika yang setara.

5. Teknik Analisis Data

Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan

conclution drawing or verification.

1. Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dilakukan dengan tes kemampuan

pemahaman konsep matematis peserta didik berdasarkan Gender.

2. Reduksi Data

Menurut Sugiyono (2015) mereduksi data berarti merangkum,

memilih hal- hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,

mencari tema, dan polanya. Mereduksi data sangat penting untuk

melakukan seleksi data atau memilih data mana yang relevan yang akan

digunakan dalam penelitian. Setelah melakukan wawancara, peneliti

mereduksi data yang digunakan.


16

3. Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dilakukan daam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowcard, dan sejenisnya

(Sugiyono, 2018). Penyajian data ini dilakukan dengan sistematis,

dimana data yang sudah terkumpul akan ditulis apa adanya untuk di

analisis. Selama menganalisis data, strategi atau cara peserta didik dalam

menyelesaikan tes pemahaman konsep akan ditampilkan dan dilihat

konsistensinya denga menggunakan indikator pemahamna konsep.

4. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan merupakan hasil dari jawaban peserta didik yang

kemudian dideskripsikan sesuai data yang sudah ada.


DAFTAR PUSTAKA

Aledya, V. (2019). Pada Siswa. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika

Pada Siswa, 2(May), 0–7.

Eliza, R., & Susilawati, F. (2019). Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

Dan Kemandirian Belajar Peserta Didik Dengan Model Pembelajaran

Inquiri. Math Educa Journal, 3(2), 144–155.

https://doi.org/10.15548/mej.v3i2.671

Fadhila, N., & Sei, P. (2018). Analisis kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa smp it nurul fadhila percut sei tuan. May.

Khasanah, M., Utami, R. E., & Rasiman, R. (2020). Analisis Kemampuan

Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMA Berdasarkan Gender. Imajiner:

Jurnal Matematika Dan Pendidikan Matematika, 2(5), 347–354.

https://doi.org/10.26877/imajiner.v2i5.6517

Lexy J. Moleong (penulis). (2018). Metodologi penelitian kualitatif / penulis,

Prof. DR. Lexy J. Moleong, M.A.. Bandung :: PT Remaja Rosdakarya,.

Maisari, D., Suyadi, G., & Asnawati, R. (2013). Pengaruh model pembelajaran

koperatif tipe make a match terhadap pemahaman konsep matematis (studi

pada siswa kelas VIII semester ganjil SMPN 5 Bandar Lampung tahun

pelajaran 2012/2013). Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Lampung,

2(1), 1–6.

17
18

Mawaddah, S., & Maryanti, R. (2016). Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematis Siswa SMP dalam Pembelajaran Menggunakan Model Penemuan

Terbimbing (Discovery Learning). EDU-MAT: Jurnal Pendidikan

Matematika, 4(1), 76–85. https://doi.org/10.20527/edumat.v4i1.2292

Mayasari, D., & Habeahan, N. L. S. (2021). Analisis Kemampuan Pemahaman

Konsep Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika. AKSIOMA:

Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, 10(1), 252.

https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i1.3265

Oktoviani, V., Widoyani, W. L., & Ferdianto, F. (2019). Analisis kemampuan

pemahaman matematis siswa SMP pada materi sistem persamaan linear dua

variabel. Edumatica : Jurnal Pendidikan Matematika, 9(1), 39–46.

https://doi.org/10.22437/edumatica.v9i1.6346

Pauweni, K. A. Y., Usman, K., Abdullah, A. W., & Rusydiy, R. (2019). Deskripsi

Pemahaman Konsep Matematika Pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung.

Euler : Jurnal Ilmiah Matematika, Sains Dan Teknologi, 7(2), 37–44.

https://doi.org/10.34312/euler.v7i2.10336

Quintasari, D., Budayasa, I. K., & Sulaiman, R. (2021). Profil Penalaran Siswa

Dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau Dari Gender.

MATHEdunesa, 10(3), 490–496.

https://doi.org/10.26740/mathedunesa.v10n3.p490-496

Rahmi Yuberta, K., Setiawati, W., & Kurnia, L. (2020). Pengaruh Math Anxiety

Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Berdasarkan


19

Gender. AGENDA: Jurnal Analisis Gender Dan Agama, 2(1), 81.

https://doi.org/10.31958/agenda.v2i1.1995

Rihi, F., & Saija, L. M. (2021). Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis

Peserta didik SMP pada Materi Persamaan Garis Lurus Ditinjau berdasarkan

Gender. Jurnal Pendidikan Matematika Dan Sains, 9(2), 69–76.

Shakespeare, W., & Anonymous, _. (2017). 2 (1.2). The New Oxford

Shakespeare: Critical Reference Edition, Vol. 1, 5(April 2018), 294–310.

https://doi.org/10.1093/oseo/instance.00168151

Suparyanto dan Rosad (2015. (2020). 済 無 No Title No Title No Title.

Suparyanto Dan Rosad (2015, 5(3), 248–253.

Van Blankenstein, F. M., Dolmans, D. H. J. M., van der Vleuten, C. P. M., &

Schmidt, H. G. (2013). Relevant prior knowledge moderates the effect of

elaboration during small group discussion on academic achievement.

Instructional Science, 41(4), 729–744. https://doi.org/10.1007/s11251-012-

9252-3

Yulianty, N. (2019). Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Dengan

Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik. Jurnal Pendidikan

Matematika Raflesia, 4(1), 60–65. https://doi.org/10.33449/jpmr.v4i1.7530

Anda mungkin juga menyukai