Disusun oleh:
Nama : Endah Yuli Astuti, S.Pd.
No. UKG : 202000624109
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah
kepada kita semua sehingga penyusunan dan pelaksanaan Best Practice ini dapat
terselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Best Practice merupakanlaporan
uraian hasil pengalaman nyata seorang guru dalam memecahkan masalah yang dijumpai
sesuai dengan tujuan pembelajaran dan memiliki manfaat baiksecara langsung untuk guru
itu sendiri dan manfaat tidak langsung meliputi peserta didik, masyarakat, rekan sejawat
lain nya. Best practice juga berisi cara pembaharuan atau berinovasi untuk meningkatkan
sebuah pembelajaran di lingkungan sekolah bagi guru itu sendiri.
Penyusunan Best Practice ini dapat terselesaikan tentunya tidak terlepas adanya
bantuan dari berbagai pihak Kepala Sekolah, Waka Bidang Kurikulum, teman sejawat dan
teman mahasiswa Pendidikan profesi guru (PPG) Daljab Kategori 2 tahun 2022. Ucapan
terima kasih atas bimbingan dari dosen pembimbing dan guru pamong yang telah
memberikan motivasi dan arahan selama perkuliahan Profesi Guru Tahun 2022.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Best Practice ini masih terdapat banyak
kekurangan dan kelemahan di dalamnya. Sehingga, saran, dan kritikan dapat menjadikan
penulis untuk lebih baik, demi kesempurnaan penyusunan Best Practice selanjutnya.
Terima kasih.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
BIODATA PENULIS
KATA PENGANTAR ...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................iii
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Faktanya, pelajaran matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang dihindari oleh
kebanyakan peserta didik karena dianggap pelajaran yang sulit. Peserta didik memiliki
motivasi belajar yang rendah terutama pada pelajaran matematika. Terdapat beberapa faktor
yang menyebabkan kurangnya motivasi peserta didik diantaranya yaitu kesadaran dan
kebutuhan akan belajar masih kurang, peserta didik merasa pelajaran matematika itu sulit,
selain itu pembelajaran yang disajikan oleh guru kurang menarik, penggunaan metode
pembelajaran kurang bervariasi dan inovatif, sehingga peserta didik merasa bosan saat
mengikuti pelajaran. Peserta didik belum memiliki cita-cita dan impian yang jelas untuk
jenjang selanjutnya atau kehidupan mendatang. Peserta didik juga beranggapan bahwa belajar
hanya untuk mencari kerja, sehingga menyimpulkan pelajaran matematika tidak banyak
diperlukan dalam dunia kerja.
1
Pada saat belajar, dibutuhkan konsentrasi dan fokus agar dapat menyerap materi dengan
baik. Konsentrasi adalah cara kita mempertahankan pikiran dari hal-hal luar yang mengganggu.
Sedangkan fokus, memusatkan pikiran pada suatu hal yang sedang dihadapi atau hanya
memikirkan hal yang berhubungan dengan masalah yang sedang dihadapi. Pada saat belajar
dibutuhkan fokus dan konsentrasi yang baik agar dapat memahami materi yang disampaikan
oleh guru. Beberapa peserta didik dapat dengan mudah fokus dan berkonsentrasi paa saat
mengikuti pelajaran, namun juga ada sebagian yang kesulitan dalam berkonsentrasi.
Penyebabnya bisa karena faktor internal, peserta didik mengalami gangguan susah untuk
konsentrasi. Sedangkan faktor eksternal, penyebabnya bisa dari teman sekelas yang usil
sehingga memecah konsentrasi, dan asik bermain gawai bahkan disaat pembelajaran
berlangsung.
Pada saat pembelajaran berlangsung dapat diamati perkemangan dan keaktifan peserta
didik. Sebagian peserta didik belum memiliki rasa percaya diri untuk mengungkapkan
pendapatnya atau mempresentasikan hasil pekerjaannya dengan alasan takut salah. Rasa
percaya diri peserta didik dapat terlihat pada proses pembelajaran, dimana peserta didik kurang
berani menyampaikan pendapat. Selain itu peserta didik belum bisa mengeluarkan kemampuan
yang ada pada dirinya sehingga peserta didik mudah pasrah dengan kemampuannya. Apalagi
dengan kemajuan teknologi, peserta didik cenderung mengandalkan jawaban dari internet atau
dari aplikasi belajar. Hal ini menghambat peserta didik dalam memahami materi pembelajaran.
Dari fakta diatas, peserta didik mengalami kesulitan dan kesalahan konsep saat
mempelajari matematika. Harapannya, proses pembelajaran matematika dapat berjalan
menyenangkan dan penuh makna sehingga dapat meningkatkan pemahaman serta mengatasi
kesulitan belajar materi matematika. Dengan demikian, prestasi belajar peserta didik dapat
meningkat.
Berdasarkan fakta dan harapan tersebut, pembelajaran yang disajikan oleh guru masih
monoton yaitu masih menggunakan metode ceramah atau teacher center. Untuk itu perlu
strategi pembelajaran yang dapat memberikan motivasi belajar bagi peserta didik. Desain
pembelajaran yang memungkinkan untuk mengatasi kesulitan dan kesalahan konsep peserta
didik dalam memahahami materi matematika adalah model pembelajaran Problem-based
Learning (PBL). Problem-based Learning merupakan serangkaian pembelajaran yang diawali
dari adanya permasalahan kemudian dipelajari untuk dicarikan solusi terhadap permasalahan
tersebut. Dengan memecahkan masalah maka siswa diajak untuk melatih keterampilan berpikir
kritis. Menurut Darwati dan Purana (2021), Problem-based Learning (PBL) merupakan salah
2
satu model pembelajaran yang menuntut aktivitas mental peserta didik untuk memahami suatu
konsep pembelajaran melalui situasi dan masalah yang disajikan. Melalui PBL peserta didik
dapat mengembangkan kemampuan yang dimiliki. Kemampuan yang dimaksud diantaranya
berpikir kritis, inovatif, dan kreatif. Ketika PBL berlangsung, peserta didik dituntut untuk
mampu menyelesaikan masalah sendiri dan bekerja mandiri, sehingga peserta didik dapat
mengembangkan berpikir kritisnya. Peserta didik dapat dilatih mengembangkan ketrampilan
berpikir tingkat tinggi dan pola berpikir kreatif.
Selain itu dengan LKPD berbasis kontekstual, peserta didik disajikan permasalahan nyata
sehingga peserta didik dapat mengetahui penerapan materi matematika dalam kehidupan
sehari. Pembelajaran dengan LKPD berbasis kontekstual, peserta didik dituntut untuk dapat
menyelesaikan permasalahan yang disajikan bersama dengan kelompok. Hal ini akan terjalin
komunikasi dari peserta didik satu dengan yang lain dalam mengemukakan ide-ide pemecahan
masalah. Sehingga peserta didik aktif berdiskusi dan saling cross check jawaban yang
kemudian akan menambah pemahaman materi dan mengatasi kesulitan belajar. Pembelajaran
seperti ini dapat memberikan pemahaman bermakna bagi peserta didik.
B. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan ini adalah kegiatan pembelajaran dengan model
Problem-Based Learning dengan LKPD berbasis kontekstual dalam Pembelajaran
Perbandingan Trigonometri pada Segitiga Siku-siku kelas X.
C. Manfaat Kegiatan
Dari desain pembelajaran PBL memberikan manfaat bagi guru dan peserta didik.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa peserta didik dapat meningkatkan pemahaman materi
matematika dengan diskusi yang terjalin dalam kelompok. Melalui model pembelajaran PBL,
peserta didik dapat saling bertukar pikiran dan berbagi ide maupun gagasan dalam pemecahan
masalah yang ada di LKPD. Pembelajaran berpusat pada peserta didik sehingga dapat
mendorong kerjasama yang efektif antar individu dalam kelompok. Peserta didik dituntut untuk
aktif dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan rasa
percaya diri yang akan berdampak pada meningkatnya pemahaman materi peserta didik. Selain
itu, dapat memberikan pembelajaran dan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik karena
pembelajaran berorientasi pada kegiatan peserta didik. Proses pembelajaran pun menjadi lebih
terstruktur sesuai dengan sintaks model pembelajaran yang digunakan yaitu model
pembelajaran Problem-based Learning (PBL).
3
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
4
informasi dalam kelompok berkaitan dengan permasalahan yang diangkat sehingga
diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi,
dengan metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik pada lembar
kerja yang disediakan. Guru mengamati jalannya diskusi dan membimbing peserta
didik bila ada hal-hal yang belum dipahami.
Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Peserta didik mengolah informasi yang telah diperoleh berdasarkan hasil diskusi,
peserta didik diminta menuliskan jawaban dari pertanyaan yang muncul pada lembar
LKPD, peserta didik menyiapkan untuk presentasi, dan guru mempersilahkan
kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
Fase 5 Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Kelompok lain memberikan tanggapan dan masukan terhadap presentasi untuk
melengkapi informasi dan memperkuat penanaman konsep, kemudian guru dan
peserta didik melakukan penguatan dan menarik kesimpulan dari materi yang
dipelajari.
Instrumen penilaian yang digunakan dalam praktik baik ini diantaranya (a) lembar
observasi Profil Pelajar Pancasila (P3) umtuk mengamati proses pembelajaran peserta
didik, dan (b) lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis kontekstual, dan (c) lembar
soal post-test untuk mengetahui kemampuan kognitif peserta didik setelah mempelajari
materi tersebut berupa soal esai.
5
BAB III
HASIL KEGIATAN
A. Hasil
Hasil yang dapat diilaporkan dari pembelajaran ini diuraikan sebagai berikut.
1. Proses pembelajaran perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku yang
dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran PBL berlangsung aktif. Peserta
didik menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan
pertanyaan pada guru maupun temannya. Aktifitas pembelajaran yang dirancang
sesuai dengan sintak PBL megharuskan peserta didik aktif selama proses
pembelajaran.
2. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem-based learning dengan
LKPD berbasis kontekstual antara lain membuat peserta didik lebih antusias dan
tidak bosan dalam pembelajaran, peserta didik secara aktif menyelesaikan masalah
yang disajikan dalam LKPD bersama dengan kelompoknya dan antusias pada saat
presentasi hasil diskusi. Hal ini terbukti meningkatnya aktivitas peserta didik saat
diskusi, tidak malu bertanya dan berani mempresentasikan hasil diskusi ke depan
kelas. Hal ini berarti pemahaman peserta didik akan materi yang diberikan
meningkat sehingga memberikan penguatan konsep bagi peserta didik untuk
mengatasi kesulitan belajar. Selain itu proses presentasi hasil diskusi juga dapat
mengurangi miskonsepsi peserta didik mengenai materi karena masalah yang
disajikan dalam LKPD dibahas bersama dan dikonfirmasi oleh guru.
3. Penggunaan sarana dan prasarana yang memadai turut mendorong kelancaran
proses pembelajaran yang guru lakukan. Pembelajaran dari keseluruhan proses
yang telah dilaksanakan dapat mengatasi kesulitan dan kesalahan konsep pada
materi yang dipelajari, meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran,
dan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan bermakna.
7
Bab IV
Simpulan dan Rencana Tindak Lanjut
A. Simpulan
8
DAFTAR PUSTAKA
Darwati, I. M., & Purana, I. M. (2021). Problem Based Learning (PBL): Suatu Model
Pembelajaran Untuk Mengembangkan Cara Berpikir Kritis Peserta Didik. Widya
Accarya, 12(1), 61-69.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Matematika SMA/MA/SMK/MAK Kelas X.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sukino. 2016. Matematika untuk SMA/MA Kelas X Semester 2. Jakarta: Erlangga
Bahan Ajar Trigonometri Kelas X/ Fase E yang disusun oleh Endah Yuli Astuti, S.Pd. dari
SMA Negeri 2 Magelang
Lembar Kerja Pesrta Didik 1 (LKPD 1) yang disusun oleh Endah Yuli Astuti, S.Pd. dari SMA
Negeri 2 Magelang
9
DOKUMENTASI KEGIATAN
10
MODUL AJAR
PERBANDINGAN TRIGONOMETRI PADA SEGITIGA SIKU-SIKU
INFORMASI UMUM
I. IDENTITAS MODUL
Nama Penyusun : Endah Yuli Astuti, S.Pd.
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 2 magelang
Kelas / Fase : X (Sepuluh) / E
Mata Pelajaran : Matematika
Prediksi Alokasi Waktu : 2 JP (45 x 2 menit)/ Pertemuan 1
Tahun Penyusunan : 2022
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi pada unit ini peserta didik diharapkan dapat:
1. Mengidentifikasi perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku dengan benar.
2. Menentukan perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku dengan tepat.
3. Memilih dan menggunakan konsep perbandingan trigonometri untuk menyelesaikan
masalah kontekstual dengan tepat.
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Peserta didik mampu mengidentifikasi hubungan sudut, sisi segitiga siku-siku dan menggunakan
perbandingan trigonometri untuk menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang melibatkan
segitiga siku-siku.
C. PERTANYAAN PEMANTIK
1. Masih ingatkah mengenai penamaan sisi pada segitiga siku-siku?
2. Apa yang dimaksud dengan perbandingan trigonometri?
3. Bagaimana bentuk perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku?
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendahuluan
Alokasi
Uraian Kegiatan
Waktu
Orientasi: 15
1. Doa; absensi; menyampaikan tujuan pembelajaran menit
2. Memotivasi peserta didik untuk tercapainya kompetensi dan karakter yang
sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila; yaitu 1) beriman, bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bernalar kritis, 4)
kreatif, 5) bergotong royong, dan 6) berkebinekaan global, yang merupakan
salah satu kriteria standar kelulusan dalam satuan pendidikan.
Apersepsi:
3. Guru mengajukan beberapa pertanyaan yang mengaitkan materi yang akan
dipelajari dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya
4. Guru mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya
5. Guru mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran
yang akan dilakukan
Motivasi:
6. Guru bersama peserta didik melakukan ice breaking untuk membangun
hubungan antara guru dengan peserta didik.
7. Guru memberikan gambaran tentang materi trigonometri melalui video
youtube tentang sejarah singkat trigonometri:
https://youtu.be/yjpGvJ28tX0
8. Guru menyampaikan capaian pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung
Pemberian Acuan
9. Guru memberitahukan materi yang akan dipelajari pada pertemuan saat itu
10. Guru memberitahukan tujuan pembelajaran pada pertemuan saat itu.
11. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan
12. Guru melaksanakan pretest untuk mengukur kemampuan awal peserta
didik melalui quizizz: http://gg.gg/PRE-TEST-TRIGONOMETRI-1
Kegiatan Inti
Alokasi
Sintaks PBL Uraian Kegiatan
Waktu
Fase 1 Orientasi 1. Peserta didik mengamati penjelasan materi terkait 60
peserta didik pada materi yang akan dibahas yaitu tentang menit
masalah perbandingan trigonometri pada segitiga sik-siku
melalui power point
2. Peserta didik mengamati contoh-contoh
penyelesaian masalah kontekstual yang berkaitan
dengan materi perbandingan trigonometri pada
segitga siku-siku
3. Guru memberikan kesempatan dan mendorong
peserta didik untuk menanyakan materi yang
belum dipahami
4. Peserta didik diberikan kesempatan untuk
menjawab pertanyaan teman yang lainnya untuk
memberikan tanggapan atas pertanyaan yang telah
disampaikan peserta didik sebelumnya.
5. Guru mengajukan pertanyaan terkait dengan
kegunaan trigonometri dalam kehidupan sehari-
hari
Fase 2 6. Guru membagi peserta didik secara heterogen
Mengorganisasikan dalam kelompok dengan anggota masing-masing
peserta didik untuk kelompok beranggotakan 3-4 orang
belajar 7. Guru memberikan LKPD 1 untuk setiap peserta
didik
8. Peserta didik diberikan kesempatan untuk
membaca dan mengamati langkah-langkah yang
terdapat dalam LKPD 1
9. Peserta didik mendiskusikan permasalahan yang
terdapat pada LKPD 1 bersama-sama dalam
kelompoknya
Fase 3 Membimbing 10. Guru memberikan kesempatan kepada peserta
Penyelidikan Peserta didik apabila menemukan permasalahan dalam
Didik kelompok
11. Guru mengamati dan membimbing jalannya diskusi
dalam kelompok
Fase 4 12. Peserta didik menyiapkan hasil diskusi dari
Mengembangkan penyelesaian masalah yang ada dalam LKPD 1
dan menyajikan hasil mengenai perbandingan trigonometri pada segtiga
karya siku-siku untuk di presentasikan.
13. Peserta didik diberikan kesempatan untuk
mempresentasikan hasil diskusi. Perwakilan
beberapa peserta didik mempresentasikan hasil
pekerjaannya di depan kelas.
Fase 5 14. Guru merespon/menanggapi hasil pekerjaan
Menganalisis dan peserta didik.
mengevaluasi proses 15. Peserta didik membuat resume dengan bimbingan
pemecahan masalah. guru tentang point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran perbandingan
trigonometri pada segitga siku-siku yang baru
dilakukan.
Kegiatan Penutup
Alokasi
Uraian Kegiatan
Waktu
1. Guru memberikan soal post test terkait perbandingan trigonometri pada 15
segitiga siku-siku untuk mengukur kemampuan akhir setelah mengikuti menit
kegiatan pembelajaran
2. Guru mengajak peserta didik merefleksikan pembelajaran yang telah
berlangsung melalui mentimeter (https://www.menti.com/alf3pn1s71kf )
3. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya
dan memberikan tugas melalui e-learning (www.elearning.sman2-
magelang.sch.id
4. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa, dan salam penutup.
E. ASESMEN
1. Penilaian Profil Pelajar Pancasila (P3): melalui observasi.
2. Asesmen Diagnostik Kognitif: Pre Test
3. Asesmen Formatif Tertulis:
Lembar Kerja Peserta Didik 1 (LKPD 1)
Post Test
Remidial dan Pengayaan
4. Asesmen Formatif Non Tertulis: Penilaian Keterampilan
G. SUMBER BUKU
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Matematika SMA/MA/SMK/MAK Kelas X.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sukino. 2016. Matematika untuk SMA/MA Kelas X Semester 2. Jakarta: Erlangga
Bahan Ajar Trigonometri Kelas X/ Fase E yang disusun oleh Endah Yuli Astuti dari SMA Negeri 2
Magelang
Lembar Kerja Pesrta Didik 1 (LKPD 1) yang disusun oleh Endah Yuli Astuti dari SMA Negeri 2
Magelang