Anda di halaman 1dari 21

BEST PRACTICE

UPAYA MENGATASI MISKONSEPSI DENGAN MODEL


PEMBELAJARAN PROBLEM-BASED LEARNING DALAM
MATERI PERBANDINGAN TRIGONOMETRI PADA SEGITIGA
SIKU-SIKU

Laporan Best Practice


PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) DALAM JABATAN KATEGORI II
TAHUN 2022

Disusun oleh:
Nama : Endah Yuli Astuti, S.Pd.
No. UKG : 202000624109

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 2 MAGELANG
TAHUN 2022
IDENTITAS DIRI

1. Nama : Endah Yuli Astuti, S.Pd.


2. No. UKG : 202000624109
3. Tempat, Taggal Lahir : Magelang, 28 Juli 1992
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Pendidikan : S1 Pendidikan Matematika
7. Jabatan : Guru
8. Alamat Rumah : Dusun Windusari Kidul RT 04 RW 02, Windusari, Kab. Magelang
9. Alamat Sekolah : Jl. Jend. Urip Sumoharjo, Wates, Kecamatan Magelang Utara

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah
kepada kita semua sehingga penyusunan dan pelaksanaan Best Practice ini dapat
terselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Best Practice merupakanlaporan
uraian hasil pengalaman nyata seorang guru dalam memecahkan masalah yang dijumpai
sesuai dengan tujuan pembelajaran dan memiliki manfaat baiksecara langsung untuk guru
itu sendiri dan manfaat tidak langsung meliputi peserta didik, masyarakat, rekan sejawat
lain nya. Best practice juga berisi cara pembaharuan atau berinovasi untuk meningkatkan
sebuah pembelajaran di lingkungan sekolah bagi guru itu sendiri.
Penyusunan Best Practice ini dapat terselesaikan tentunya tidak terlepas adanya
bantuan dari berbagai pihak Kepala Sekolah, Waka Bidang Kurikulum, teman sejawat dan
teman mahasiswa Pendidikan profesi guru (PPG) Daljab Kategori 2 tahun 2022. Ucapan
terima kasih atas bimbingan dari dosen pembimbing dan guru pamong yang telah
memberikan motivasi dan arahan selama perkuliahan Profesi Guru Tahun 2022.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Best Practice ini masih terdapat banyak
kekurangan dan kelemahan di dalamnya. Sehingga, saran, dan kritikan dapat menjadikan
penulis untuk lebih baik, demi kesempurnaan penyusunan Best Practice selanjutnya.
Terima kasih.

Penulis

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
BIODATA PENULIS
KATA PENGANTAR ...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................iii

BAB I.PENDAHULUAN ..........................................................................................1


A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................1
B. Jenis Kegiatan ......................................................................................................2
C. Manfaat Kegiatan .................................................................................................2

BAB II.PELAKSANAN KEGIATAN ......................................................................3


A. Tujuan dan Sasaran ..............................................................................................3
B. Bahan/Materi Kegiatan ........................................................................................3
C. Metode/Cara Melaksanakan Kegiatan .................................................................3
D. Alat/Instrumen .....................................................................................................4
E. Waktu dan Tenpat Kegiatan ................................................................................4

BAB III.HASIL KEGIATAN ....................................................................................5


A. Hasil ......................................................................................................................5
B. Masalah Yang Dihadapi. .......................................................................................6
C. Cara Mengatasi Masalah. ......................................................................................6

BAB IV.SIMPULAN DAN TINDAK LANJUT ......................................................7


A. Simpulan ..............................................................................................................7
B. Tindak Lanjut .......................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................8


LAMPIRAN

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Foto- foto kegiatan ...........................................................................9


Lampiran 2 : Modul Ajar.......................................................................................13
Lampiran 3 : Bahan Ajar .......................................................................................26
Lampiran 4 : LKPD ...............................................................................................28
Lampiran 5 : Kisi-kisi soal pilihan ganda dan uraian. ...........................................31
Lampiran 6 : Soal, kunci, dan pedoman penskoran. .............................................32
Lampiran 7 : Lembar observasi proses pembelajaran ...........................................34

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kurikulum yang saat ini diterapkan di Indonesia adalah Kurikulum Merdeka. Untuk
memulihkan pendidikan di Indonesia, Kurikulum Merdeka dikembangkan sebagai kerangka
kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan
karakter dan kompetensi peserta didik. Kurikulum Merdeka memungkinkan peserta didik
untuk mengeksplor kegiatan pembelajaran di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
Sejalan dengan kemajuan teknologi di era global, perlu adanya perubahan pendidikan di tingkat
paling dasar yakni dari proses pembelajaran yang ada di kelas. Sebagai guru harus dapat
menyesuaikan tuntutan perkembangan zaman dalam memberikan pelayanan pendidikan
kepada peserta didik agar dapat menciptakan pembelajaran sesuai Abad 21. Hal ini
memungkinkan peserta didik untuk dapat menjawab tantangan perkembangan zaman Abad 21.

Pendidikan di Indonesia sedang berkembang menyesuaikan dengan perkembangan


zaman Abad 21 dengan Kurikulum Merdeka. Untuk itu sebagai guru dituntut untuk dapat
memberikan pembelajaran yang mampu memberikan pemahaman bermakna dan keterampilan
terutama soft skill untuk menghadapi Abad 21. Namun, tantangan mengenai kesulitan dan
kesalahan konsep peserta didik dalam memahami materi matematika menjadi penghambat
dalam kegiatan pembelajaran. Perlu adanya perencanaan pembelajaran yang mampu
meningkatkan aktivitas belajar peserta didik.

Faktanya, pelajaran matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang dihindari oleh
kebanyakan peserta didik karena dianggap pelajaran yang sulit. Peserta didik memiliki
motivasi belajar yang rendah terutama pada pelajaran matematika. Terdapat beberapa faktor
yang menyebabkan kurangnya motivasi peserta didik diantaranya yaitu kesadaran dan
kebutuhan akan belajar masih kurang, peserta didik merasa pelajaran matematika itu sulit,
selain itu pembelajaran yang disajikan oleh guru kurang menarik, penggunaan metode
pembelajaran kurang bervariasi dan inovatif, sehingga peserta didik merasa bosan saat
mengikuti pelajaran. Peserta didik belum memiliki cita-cita dan impian yang jelas untuk
jenjang selanjutnya atau kehidupan mendatang. Peserta didik juga beranggapan bahwa belajar
hanya untuk mencari kerja, sehingga menyimpulkan pelajaran matematika tidak banyak
diperlukan dalam dunia kerja.

1
Pada saat belajar, dibutuhkan konsentrasi dan fokus agar dapat menyerap materi dengan
baik. Konsentrasi adalah cara kita mempertahankan pikiran dari hal-hal luar yang mengganggu.
Sedangkan fokus, memusatkan pikiran pada suatu hal yang sedang dihadapi atau hanya
memikirkan hal yang berhubungan dengan masalah yang sedang dihadapi. Pada saat belajar
dibutuhkan fokus dan konsentrasi yang baik agar dapat memahami materi yang disampaikan
oleh guru. Beberapa peserta didik dapat dengan mudah fokus dan berkonsentrasi paa saat
mengikuti pelajaran, namun juga ada sebagian yang kesulitan dalam berkonsentrasi.
Penyebabnya bisa karena faktor internal, peserta didik mengalami gangguan susah untuk
konsentrasi. Sedangkan faktor eksternal, penyebabnya bisa dari teman sekelas yang usil
sehingga memecah konsentrasi, dan asik bermain gawai bahkan disaat pembelajaran
berlangsung.

Pada saat pembelajaran berlangsung dapat diamati perkemangan dan keaktifan peserta
didik. Sebagian peserta didik belum memiliki rasa percaya diri untuk mengungkapkan
pendapatnya atau mempresentasikan hasil pekerjaannya dengan alasan takut salah. Rasa
percaya diri peserta didik dapat terlihat pada proses pembelajaran, dimana peserta didik kurang
berani menyampaikan pendapat. Selain itu peserta didik belum bisa mengeluarkan kemampuan
yang ada pada dirinya sehingga peserta didik mudah pasrah dengan kemampuannya. Apalagi
dengan kemajuan teknologi, peserta didik cenderung mengandalkan jawaban dari internet atau
dari aplikasi belajar. Hal ini menghambat peserta didik dalam memahami materi pembelajaran.

Dari fakta diatas, peserta didik mengalami kesulitan dan kesalahan konsep saat
mempelajari matematika. Harapannya, proses pembelajaran matematika dapat berjalan
menyenangkan dan penuh makna sehingga dapat meningkatkan pemahaman serta mengatasi
kesulitan belajar materi matematika. Dengan demikian, prestasi belajar peserta didik dapat
meningkat.

Berdasarkan fakta dan harapan tersebut, pembelajaran yang disajikan oleh guru masih
monoton yaitu masih menggunakan metode ceramah atau teacher center. Untuk itu perlu
strategi pembelajaran yang dapat memberikan motivasi belajar bagi peserta didik. Desain
pembelajaran yang memungkinkan untuk mengatasi kesulitan dan kesalahan konsep peserta
didik dalam memahahami materi matematika adalah model pembelajaran Problem-based
Learning (PBL). Problem-based Learning merupakan serangkaian pembelajaran yang diawali
dari adanya permasalahan kemudian dipelajari untuk dicarikan solusi terhadap permasalahan
tersebut. Dengan memecahkan masalah maka siswa diajak untuk melatih keterampilan berpikir
kritis. Menurut Darwati dan Purana (2021), Problem-based Learning (PBL) merupakan salah

2
satu model pembelajaran yang menuntut aktivitas mental peserta didik untuk memahami suatu
konsep pembelajaran melalui situasi dan masalah yang disajikan. Melalui PBL peserta didik
dapat mengembangkan kemampuan yang dimiliki. Kemampuan yang dimaksud diantaranya
berpikir kritis, inovatif, dan kreatif. Ketika PBL berlangsung, peserta didik dituntut untuk
mampu menyelesaikan masalah sendiri dan bekerja mandiri, sehingga peserta didik dapat
mengembangkan berpikir kritisnya. Peserta didik dapat dilatih mengembangkan ketrampilan
berpikir tingkat tinggi dan pola berpikir kreatif.

Selain itu dengan LKPD berbasis kontekstual, peserta didik disajikan permasalahan nyata
sehingga peserta didik dapat mengetahui penerapan materi matematika dalam kehidupan
sehari. Pembelajaran dengan LKPD berbasis kontekstual, peserta didik dituntut untuk dapat
menyelesaikan permasalahan yang disajikan bersama dengan kelompok. Hal ini akan terjalin
komunikasi dari peserta didik satu dengan yang lain dalam mengemukakan ide-ide pemecahan
masalah. Sehingga peserta didik aktif berdiskusi dan saling cross check jawaban yang
kemudian akan menambah pemahaman materi dan mengatasi kesulitan belajar. Pembelajaran
seperti ini dapat memberikan pemahaman bermakna bagi peserta didik.

B. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan ini adalah kegiatan pembelajaran dengan model
Problem-Based Learning dengan LKPD berbasis kontekstual dalam Pembelajaran
Perbandingan Trigonometri pada Segitiga Siku-siku kelas X.

C. Manfaat Kegiatan
Dari desain pembelajaran PBL memberikan manfaat bagi guru dan peserta didik.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa peserta didik dapat meningkatkan pemahaman materi
matematika dengan diskusi yang terjalin dalam kelompok. Melalui model pembelajaran PBL,
peserta didik dapat saling bertukar pikiran dan berbagi ide maupun gagasan dalam pemecahan
masalah yang ada di LKPD. Pembelajaran berpusat pada peserta didik sehingga dapat
mendorong kerjasama yang efektif antar individu dalam kelompok. Peserta didik dituntut untuk
aktif dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan rasa
percaya diri yang akan berdampak pada meningkatnya pemahaman materi peserta didik. Selain
itu, dapat memberikan pembelajaran dan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik karena
pembelajaran berorientasi pada kegiatan peserta didik. Proses pembelajaran pun menjadi lebih
terstruktur sesuai dengan sintaks model pembelajaran yang digunakan yaitu model
pembelajaran Problem-based Learning (PBL).
3
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Tujuan dan Sasaran


Tujuan penulisan Best Practice ini adalah untuk mendeskripsikan Best Practice
penulis dalam menerapkan pembelajaran Problem-Based learning (PBL). Sasaran
pelaksanaan best practice ini adalah pesrrta didik kelas X semester 1 di S MA Ne geri
2 M agel an g seb an ya k 36 oran g.
.
B. Bahan/Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah materi Perbandingan
Trigonometri pada Segitiga Siku-siku.

C. Cara Melaksanakan Kegiatan


Sebagai guru, saya tertantang untuk menerapkan model pembelajaran Problem-based
Learning (PBL) dengan LKPD berbasis kontekstual ini untuk dapat mengatasi masalah
kesulitan dan pemahaman konsep peserta didik. Langkah yang dilakukan untuk
mewujudkan hal tersebut antara lain: mengidentifikasi permasalahan yang ada dalam
kegiatan pembelajaran, memilih satu permasalahan dan menemukan solusinya, merancang
aksi, melaksanakan aksi, dan melakukan refleksi dan tindak lanjut.

Praktik baik ini menerapkan model pembelajaran Problem-Based learning (PBL)


yang meliputi fase-fase sebagai berikut:
Fase 1 Orientasi peserta didik pada masalah
Peserta didik mengamati penjelasan materi terkait materi yang akan dibahas,
mengamati contoh-contoh penyelesaian masalah kontekstual yang berkaitan dengan
materi, dan peserta didik mengajukan hal-hal yang belum dipahami terkait masalah
yang disajikan.
Fase 2 Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
Guru membagi peserta didik secara heterogen, kemudian peserta didik
mendiskusikan permasalahan yang terdapat pada LKPD dengan kelompoknya.
Fase 3 Data collection (pengumpulan data)
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk memecahkan
permasalahan yang ada di LKPD. Peserta didik memanfaatkan media yang ada
seperti: buku, bahan ajar, atau internet sebagai bahan referensi, peserta didik bertukar

4
informasi dalam kelompok berkaitan dengan permasalahan yang diangkat sehingga
diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi,
dengan metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik pada lembar
kerja yang disediakan. Guru mengamati jalannya diskusi dan membimbing peserta
didik bila ada hal-hal yang belum dipahami.
Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Peserta didik mengolah informasi yang telah diperoleh berdasarkan hasil diskusi,
peserta didik diminta menuliskan jawaban dari pertanyaan yang muncul pada lembar
LKPD, peserta didik menyiapkan untuk presentasi, dan guru mempersilahkan
kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
Fase 5 Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Kelompok lain memberikan tanggapan dan masukan terhadap presentasi untuk
melengkapi informasi dan memperkuat penanaman konsep, kemudian guru dan
peserta didik melakukan penguatan dan menarik kesimpulan dari materi yang
dipelajari.

D. Media dan Instrumen


Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran ini menggunakan
Power Point materi Perbandingan Trigonometri pada Segitiga Siku-siku, aplikasi
quizziz untuk pre-test (tes diagnostik kognitif), dan mentimeter untuk kegiatan refleksi
pembelajaran.

Instrumen penilaian yang digunakan dalam praktik baik ini diantaranya (a) lembar
observasi Profil Pelajar Pancasila (P3) umtuk mengamati proses pembelajaran peserta
didik, dan (b) lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis kontekstual, dan (c) lembar
soal post-test untuk mengetahui kemampuan kognitif peserta didik setelah mempelajari
materi tersebut berupa soal esai.

E. Waktu dan Tempat Kegiatan


Praktikum dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober tahun 2022 bertempat di SMA
Negeri 2 Magelang.

5
BAB III
HASIL KEGIATAN

A. Hasil
Hasil yang dapat diilaporkan dari pembelajaran ini diuraikan sebagai berikut.
1. Proses pembelajaran perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku yang
dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran PBL berlangsung aktif. Peserta
didik menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan
pertanyaan pada guru maupun temannya. Aktifitas pembelajaran yang dirancang
sesuai dengan sintak PBL megharuskan peserta didik aktif selama proses
pembelajaran.
2. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem-based learning dengan
LKPD berbasis kontekstual antara lain membuat peserta didik lebih antusias dan
tidak bosan dalam pembelajaran, peserta didik secara aktif menyelesaikan masalah
yang disajikan dalam LKPD bersama dengan kelompoknya dan antusias pada saat
presentasi hasil diskusi. Hal ini terbukti meningkatnya aktivitas peserta didik saat
diskusi, tidak malu bertanya dan berani mempresentasikan hasil diskusi ke depan
kelas. Hal ini berarti pemahaman peserta didik akan materi yang diberikan
meningkat sehingga memberikan penguatan konsep bagi peserta didik untuk
mengatasi kesulitan belajar. Selain itu proses presentasi hasil diskusi juga dapat
mengurangi miskonsepsi peserta didik mengenai materi karena masalah yang
disajikan dalam LKPD dibahas bersama dan dikonfirmasi oleh guru.
3. Penggunaan sarana dan prasarana yang memadai turut mendorong kelancaran
proses pembelajaran yang guru lakukan. Pembelajaran dari keseluruhan proses
yang telah dilaksanakan dapat mengatasi kesulitan dan kesalahan konsep pada
materi yang dipelajari, meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran,
dan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan bermakna.

B. Masalah yang Dihadapi


Penerapan model pembelajaran Problem-based Learning (PBL) dengan LKPD
berbasis kontekstual memiliki tantangan yang tidak hanya dihadapi oleh guru tetapi juga
dihadapi oleh peserta didik. Peserta didik belum terbiasa mendiskusikan permasalahan
secara mandiri dengan kelompok karena terbiasa dengan pembelajaran konvensional
yaitu ceramah dari guru. Beberapa peserta didik masih belum berkonsentrasi dengan
6
penuh terhadap materi pelajaran. Sehingga guru kesulitan memotivasi peserta didik
secara menyeluruh saat pembelajaran berlangsung. Perlu persiapan lebih saat merancang
dan menggunakan model pembelajaran yang baru agar sesuai dengan alokasi waktu.
Selain itu, guru masih kesulitan mengaitkan materi dengan permasalahan kontekstual
dunia nyata.
C. Cara Mengatasi Masalah
Upaya aksi untuk menghadapi tantangan dalam penerapan desain pembelajaran
tersebut terdiri atas 3 (tiga) tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Dari
ketiga tahapan ini diharapkan mampu menjadikan pembelajaran Problem-based
Learning (PBL) dengan LKPD berbasis kontekstual lebih berkualitas. Sehingga ketiga
tahapan ini tidak boleh ada yang terlewatkan.
Tahap perencanaan dilakukan untuk menyusun gambaran dari proses
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Perencanaan ini meliputi, menganalisis kebutuhan
dan karakter perserta didik, membuat modul ajar, membuat LKPD berbasis kontekstual,
bahan ajar berbasis PBL, media pembelajaran seperti powerpoint materi, membuat
instrumen dan rubrik penilaian. Pada tahap perencanaan, guru menggunakan beberapa
aplikasi yang disesuaikan dengan pembelajaran abad 21 yang berbasis TPACK
diantaranya quizziz untuk tes diagnostik kognitif peserta didik dan aplikasi mentimeter
untuk repleksi pembelajaran.
Tahap pelaksanaan, dilakukan setelah rencana aksi selesai dibuat. Tahap
pelaksanaan dijelaskan sebagai berikut: (a) orientasi peserta didik pada masalah, (b)
mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, (c) membimbing penyelidikan individu
dan kelompok, (d) mengembangkan dan menyajikan hasil karya dan (e) menganalisa dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Tahap evaluasi, dilakukan di akhir pelaksanaan pembelajaran. Evaluasi
diberikan pada peserta didik untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik
akan materi yang telah dipelajari. Evaluasi bisa dilakukan menggunakan tes untuk
mengukur dimensi pengetahuan serta lembar penilaian observasi diri dan antar teman
untuk mengetahui pelaksanaan problem-based learning. Evaluasi juga dilakukan oleh
guru sendiri untuk menilai apakah pembelajaran sudah sesuai rencana yang dilakukan.
Evaluasi jalannya pelaksanaan pembelajaran juga bisa dilakukan oleh observer teman
sejawat.

7
Bab IV
Simpulan dan Rencana Tindak Lanjut

A. Simpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.


1. Pembelajaran Problem-based Learning (PBL) dengan LKPD berbasis kontekstual
berjalan dengan lancar.
2. Pembelajaran dengan model Problem-based Learning (PBL) dengan LKPD berbasis
kontekstual efektif untuk mengatasi kesulitan dan kesalahan konsep peserta didik dalam
memahami materi diabndingkan degan metode konvensional atau teacher center.
3. Dengan penyusunan modul ajar secara sistematis dan cermat, pembelajaran dengan
model pembelajaran PBL yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi mengatasi
miskonsepsi peserta didik terhadap materi, tetapi juga mengintegrasikan Profil Pelajar
Pancasila, literasi, dan kecakapan abad 21.

B. Rencana Tindak Lanjut


Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran dengan model pembelajaran
Problem-Based Learning (PBL), berikut rencana tindak lanjut.
1. Memperbaiki rencana pembelajaran dari mulai modul ajar, pelaksanaan pembelajaran
hingga instrumen penilaian yang sesuai dengan materi dan karakteristik peserta didik.
2. Meningkatkan ketrampilan serta mencari inovasi-inovasi baru dengan mengikuti
berbagai kegiatan pengembangan diri dan menambah kajian literatur yang disesuaikan
dengan perkembangan pendidikan.
3. Mulai menggunakan model pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik materi
dan peserta didik.

8
DAFTAR PUSTAKA

Darwati, I. M., & Purana, I. M. (2021). Problem Based Learning (PBL): Suatu Model
Pembelajaran Untuk Mengembangkan Cara Berpikir Kritis Peserta Didik. Widya
Accarya, 12(1), 61-69.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Matematika SMA/MA/SMK/MAK Kelas X.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sukino. 2016. Matematika untuk SMA/MA Kelas X Semester 2. Jakarta: Erlangga
Bahan Ajar Trigonometri Kelas X/ Fase E yang disusun oleh Endah Yuli Astuti, S.Pd. dari
SMA Negeri 2 Magelang
Lembar Kerja Pesrta Didik 1 (LKPD 1) yang disusun oleh Endah Yuli Astuti, S.Pd. dari SMA
Negeri 2 Magelang

9
DOKUMENTASI KEGIATAN

10
MODUL AJAR
PERBANDINGAN TRIGONOMETRI PADA SEGITIGA SIKU-SIKU

INFORMASI UMUM

I. IDENTITAS MODUL
Nama Penyusun : Endah Yuli Astuti, S.Pd.
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 2 magelang
Kelas / Fase : X (Sepuluh) / E
Mata Pelajaran : Matematika
Prediksi Alokasi Waktu : 2 JP (45 x 2 menit)/ Pertemuan 1
Tahun Penyusunan : 2022

II. KOMPETENSI AWAL


Peserta didik memahami materi teorema pythagoras dan kesebangunan segitiga.

III. PROFIL PELAJAR PANCASILA


 Bergotong Royong artinya peserta didik mampu berkolaborasi, peduli, dan berbagi dalam
diskusi kelompok mengenai materi Perbandingan Trigonometri pada segitiga siku-siku.
 Berpikir Kritis dalam mengaplikasikan Perbandingan Trigonometri pada segitiga siku-siku
dalam menyelesaikan permasalahan kontekstual dunia nyata.
 Mandiri yaitu bertanggung jawab saat proses belajar diskusi dan mengemukakan ide pada
materi Perbandingan Trigonometri pada segitiga siku-siku.

IV. ALAT DAN MEDIA PEMBELAJARAN


Laptop, Android, LCD, Jaringan internet, Spidol, powerpoint, Quizizz untuk Pre Test
(http://gg.gg/PRE-TEST-TRIGONOMETRI-1 ), Google Form untuk Refleksi Peserta Didik
(https://forms.gle/Pqy6kvzusuveaPq78), LMS Moodle untuk Bahan Ajar (elearning.sman2-
magelang.sch.id).

V. TARGET PESERTA DIDIK


 Peserta didik reguler, tidak ada kesulitan dalam menerima dan memahami materi ajar.
 Peserta didik memiliki kemampuan tinggi
 Jumlah 36 peserta didik.

VI. METODE, MODEL, DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN


Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok
Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
Pendekatan : Student Center
KOMPETENSI INTI

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi pada unit ini peserta didik diharapkan dapat:
1. Mengidentifikasi perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku dengan benar.
2. Menentukan perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku dengan tepat.
3. Memilih dan menggunakan konsep perbandingan trigonometri untuk menyelesaikan
masalah kontekstual dengan tepat.

B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Peserta didik mampu mengidentifikasi hubungan sudut, sisi segitiga siku-siku dan menggunakan
perbandingan trigonometri untuk menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang melibatkan
segitiga siku-siku.

C. PERTANYAAN PEMANTIK
1. Masih ingatkah mengenai penamaan sisi pada segitiga siku-siku?
2. Apa yang dimaksud dengan perbandingan trigonometri?
3. Bagaimana bentuk perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku?

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendahuluan
Alokasi
Uraian Kegiatan
Waktu
Orientasi: 15
1. Doa; absensi; menyampaikan tujuan pembelajaran menit
2. Memotivasi peserta didik untuk tercapainya kompetensi dan karakter yang
sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila; yaitu 1) beriman, bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bernalar kritis, 4)
kreatif, 5) bergotong royong, dan 6) berkebinekaan global, yang merupakan
salah satu kriteria standar kelulusan dalam satuan pendidikan.
Apersepsi:
3. Guru mengajukan beberapa pertanyaan yang mengaitkan materi yang akan
dipelajari dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya
4. Guru mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya
5. Guru mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran
yang akan dilakukan
Motivasi:
6. Guru bersama peserta didik melakukan ice breaking untuk membangun
hubungan antara guru dengan peserta didik.
7. Guru memberikan gambaran tentang materi trigonometri melalui video
youtube tentang sejarah singkat trigonometri:
https://youtu.be/yjpGvJ28tX0
8. Guru menyampaikan capaian pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung
Pemberian Acuan
9. Guru memberitahukan materi yang akan dipelajari pada pertemuan saat itu
10. Guru memberitahukan tujuan pembelajaran pada pertemuan saat itu.
11. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan
12. Guru melaksanakan pretest untuk mengukur kemampuan awal peserta
didik melalui quizizz: http://gg.gg/PRE-TEST-TRIGONOMETRI-1
Kegiatan Inti
Alokasi
Sintaks PBL Uraian Kegiatan
Waktu
Fase 1 Orientasi 1. Peserta didik mengamati penjelasan materi terkait 60
peserta didik pada materi yang akan dibahas yaitu tentang menit
masalah perbandingan trigonometri pada segitiga sik-siku
melalui power point
2. Peserta didik mengamati contoh-contoh
penyelesaian masalah kontekstual yang berkaitan
dengan materi perbandingan trigonometri pada
segitga siku-siku
3. Guru memberikan kesempatan dan mendorong
peserta didik untuk menanyakan materi yang
belum dipahami
4. Peserta didik diberikan kesempatan untuk
menjawab pertanyaan teman yang lainnya untuk
memberikan tanggapan atas pertanyaan yang telah
disampaikan peserta didik sebelumnya.
5. Guru mengajukan pertanyaan terkait dengan
kegunaan trigonometri dalam kehidupan sehari-
hari
Fase 2 6. Guru membagi peserta didik secara heterogen
Mengorganisasikan dalam kelompok dengan anggota masing-masing
peserta didik untuk kelompok beranggotakan 3-4 orang
belajar 7. Guru memberikan LKPD 1 untuk setiap peserta
didik
8. Peserta didik diberikan kesempatan untuk
membaca dan mengamati langkah-langkah yang
terdapat dalam LKPD 1
9. Peserta didik mendiskusikan permasalahan yang
terdapat pada LKPD 1 bersama-sama dalam
kelompoknya
Fase 3 Membimbing 10. Guru memberikan kesempatan kepada peserta
Penyelidikan Peserta didik apabila menemukan permasalahan dalam
Didik kelompok
11. Guru mengamati dan membimbing jalannya diskusi
dalam kelompok
Fase 4 12. Peserta didik menyiapkan hasil diskusi dari
Mengembangkan penyelesaian masalah yang ada dalam LKPD 1
dan menyajikan hasil mengenai perbandingan trigonometri pada segtiga
karya siku-siku untuk di presentasikan.
13. Peserta didik diberikan kesempatan untuk
mempresentasikan hasil diskusi. Perwakilan
beberapa peserta didik mempresentasikan hasil
pekerjaannya di depan kelas.
Fase 5 14. Guru merespon/menanggapi hasil pekerjaan
Menganalisis dan peserta didik.
mengevaluasi proses 15. Peserta didik membuat resume dengan bimbingan
pemecahan masalah. guru tentang point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran perbandingan
trigonometri pada segitga siku-siku yang baru
dilakukan.
Kegiatan Penutup
Alokasi
Uraian Kegiatan
Waktu
1. Guru memberikan soal post test terkait perbandingan trigonometri pada 15
segitiga siku-siku untuk mengukur kemampuan akhir setelah mengikuti menit
kegiatan pembelajaran
2. Guru mengajak peserta didik merefleksikan pembelajaran yang telah
berlangsung melalui mentimeter (https://www.menti.com/alf3pn1s71kf )
3. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya
dan memberikan tugas melalui e-learning (www.elearning.sman2-
magelang.sch.id
4. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa, dan salam penutup.

E. ASESMEN
1. Penilaian Profil Pelajar Pancasila (P3): melalui observasi.
2. Asesmen Diagnostik Kognitif: Pre Test
3. Asesmen Formatif Tertulis:
 Lembar Kerja Peserta Didik 1 (LKPD 1)
 Post Test
 Remidial dan Pengayaan
4. Asesmen Formatif Non Tertulis: Penilaian Keterampilan

F. REFLEKSI GURU DAN PESERTA DIDIK


Refleksi Guru Refleksi Peserta Didik
 Apakah tujuan pembelajaran tercapai?  Materi apa yang kamu pelajari pada
 Apakah nampak Murid belajar secara aktif? pembelajaran yang telah dilakukan?
 Apakah seluruh Murid mengikuti pelajaran  Apakah materi yang disampaikan,
dengan baik? didiskusikan, dan dipresentasikan dalam
 Apakah pembelajaran yang saya lakukan pembelajaran dapat kamu pahami?
sudah sesuai dengan apa yang saya  Manfaat apa yang kamu peroleh dari
rencanakan? materi pembelajaran?
 Hal-hal apa yang berjalan dengan baik?  Kesulitan apa yang kamu alami dalam
 Apa yang perlu diperbaiki untuk pembelajaran?
pembelajaran selanjutnya yang lebih baik?  Apa saja yang akan kamu lakukan agar
belajar yang lebih giat?

G. SUMBER BUKU
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Matematika SMA/MA/SMK/MAK Kelas X.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sukino. 2016. Matematika untuk SMA/MA Kelas X Semester 2. Jakarta: Erlangga
Bahan Ajar Trigonometri Kelas X/ Fase E yang disusun oleh Endah Yuli Astuti dari SMA Negeri 2
Magelang
Lembar Kerja Pesrta Didik 1 (LKPD 1) yang disusun oleh Endah Yuli Astuti dari SMA Negeri 2
Magelang

Magelang, 20 Agustus 2022


Mengetahui
Kepala SMA Negeri 2 Magelang Guru Mata Pelajaran

Joko Tri Haryanto, S.Pd., M.Pd. Endah Yuli Astuti, S.Pd.


NIP.19641020 198803 1 009 NIP.-

Anda mungkin juga menyukai