Anda di halaman 1dari 12

REVIEW TESIS KUANTITATIF

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Metodologi Penelitian Pendidikan Matematika

Dosen Pengampu :
Dr. Muniri, M.Pd.

Oleh:

1. Era Riyantika (12851221008)


2. Jihan Zulfia Firda (12851221012)

PROGRAM STUDI
TADRIS MATEMATIKA
PASCASARJANA UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
DESEMBER 2021
PRAKATA

Segala puji syukur bagi Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan taufik-Nya kepada seluruh umat manusia, sehingga kita tetap iman
dan Islam, serta komitmen sebagai insan yang haus akan ilmu pengetahuan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Pemikiran
dan Peradaban Islam yang diampu oleh Dr.Muniri, M.Pd. dan juga merupakan
sebagian dari syarat yang harus dipenuhi oleh penulis guna lulus mata kuliah
Metodologi Penelitian Pendidikan Matematika.

Selesainya penyusunan makalah ini berkat bimbingan dari dosen pengampu,


dan juga berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepatutnya
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

a. Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
mengumpulkan data sebagai bahan penulisan makalah ini.
b. Prof. Dr. H. Akhyak, M.Ag. selaku Direktur Pascasarjana yang selalu
memberikan dorongan semangat dalam mengemban ilmu pengetahuan selama
perkuliahan.
c. Dr. Muniri, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian
Pendidikan Matematiaka yang selalu memberikan dorongan semangat dalam
mengemban ilmu pengetahuan selama perkuliahan.
d. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Pascasarjana UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung yang telah berjasa mengantarkan penulis untuk mengetahui arti
pentingnya ilmu pengetahuan.
e. Kedua orang tua yang tercinta yang telah memberikan bimbingan, dukungan
moral dan spiritual selama studi, serta senantiasa memberikan kasih sayangnya
yang tidak ternilai harganya.
f. Teman-teman angkatan 2021 program studi Tadris Matematika yang selalu ada
memberikan dukungan dan bantuannya, baik suka maupun duka selama ini,
serta memberikan motivasi.

ii
Dengan penuh harapan, semoga jasa kebaikan mereka diterima Allah swt. dan
tercatat sebagai amal shalih. Jazakumullah khoirul jaza’. Akhirnya, makalah ini
penulis suguhkan kepada segenap pembaca dengan harapan adanya saran dan kritik
yang bersifat konstruktif demi pengembangan dan perbaikan, serta pengembangan
lebih sempurna dalam kajian-kajian pendidikan Islam. Semoga karya ini
bermanfaat dan mendapat Ridha Allah SWT. Amin.

Tulungagung, 01 Desember 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

PRAKATA ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iv

PEMBAHASAN

A. Tesis Kuantitatif ................................................................................. 5

1. Identitas Tesis .............................................................................. 5

2. Review Tesis ................................................................................ 5

3. Referensi ...................................................................................... 11

4. Kritik dan saran ............................................................................ 11

PENUTUP ....................................................................................................... 12

iv
PEMBAHASAN

A. Tesis Kuantitatif
1. Identitas Tesis
Penelitian ini berjudul “Perbedaan Jenis Keyakinan Matematis Tehadap
Kemampuan Pemecahan Masalah dan Kemandirian Belajar Ditinjau dari
Pemgetahuan Awal Matematis Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Matematika”. Penelitian ini merupakan tesis yang diajukan sebagai
prasyarat mendapat gelas magister pendidikan matematika dalam Fakultas
Pendidikan Keguruan Universitas Terbuka pada tahun 2020. Adapun
penelitian ini ditulis oleh Robert Harry Soesanto dengan nomor induk
mahasiswa 530016424.
2. Review Tesis
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh beberapa orang nampak bahwa kemampuan pemecahan masalah
matematis mahasiswa tergolong rendah dan masih perlu dikembangkan.
Kemampuan pemecahan masalah perlu ditingkatkan karena menurut
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ortiz, di dalam penelitiannya
menunjukkan bahwa pemecahan masalah menyediakan kerangka kerja
untuk menerapkan berbagai konsep matematis yang dapat memungkinkan
mahasiswa mengembangkan apa yang mereka ketahui, sekaligus memacu
pengalaman belajar matematis. Alasan lain yang membuat kemampuan
pemecahan masalah penting untuk dilatih karena kemampuan tersebut
dibutuhkan oleh individu dalam jangka waktu yang lama. Pada penelitian
ini akan melihat faktor yang menunjang kemampuan pemecahan masalah.
Faktor yang tidak kalah penting dalam menunjang kemampuan
pemecahan masalah adalah keyakinan dari mahasiswa. Keyakinan memiliki
fungsi yang cukup penting terhadap keberhasilan pembelajaran matematika.
Penyataan tesebut didukung oleh Sugiman yang menyatakan bahwa
keyakinan matematis merupakan struktur kognitif yang dimiliki oleh
seseorang sehubung dengan pandangannya terhadap matematika.
Sebagaimana telah dijelaskamn bahwa mahasiswa masih banyak yang

5
6

kesulitan dalam memecahkan permasalahan matematis pada pembelajaran


Kalkulus. Hal tersebut tampak pada keyakinan yang dipegang oleh
mahasiswa. Pada umumnya mahasiswa masih banyak menganut keyakinan
matematis berupa hafalan dan prosedural. Hal tersebut dikarenakan pada
saat belajar matematika di jenjang sekolah, mahasiswa hanya mendapatkan
permasalahan rutin dan bisa diselesaikan dengan menghafal rumus-rumus
yang diberikan. Oleh karena itu, merupakan hal yang menarik untuk
mengkaji mengenai keyakinan mahasiswa dalam kaitannya dengan
kemampuan pemecahan masalah matematis.
Namun, dalam konteks perguruan tinggi, mahasiswa juga tetap harus
menyadari bahwa kemandirian belajar perlu diasah. Ketika berada dalam
kelas perkuliahan, mahasiswa mencari bantuan kepada dosen maupun rekan
sejawat. Tetapi ketika berada di luar kelas perkuliahan, mahasiswa harus
mampu menentukan tujuan yang hendak dicapai dalam proses pembeljaran
dan bertanggung jawab terhadap tujuan yang telah dibuat. Selain itu
mahasiswa juga perlu untuk memiliki inisiatif dalam mengontrol serta
memonitor waktu belajar. Elemen penting yang tidak kalah penting adalah
peserta didik, dalam hal ini mahasiswa. Mahasiswa telah banyak
mendapatkan pengetahuan matematika yang dipandang sebagai
pengetahuan awal matematis. Mahasiswa dengan pengetahuan awal
matematis tinggi akan mempu menghubungkan berbagai pengetahuan baru
melalui pengetahuan lama yang telah dikuasai.
Muncul dugaan peneliti bahwa keyakinan matematis mahasiswa yang
ditinjau dari pengetahuan awal ini akan memberikan perbedaan terhadap
kemampuan pemecahan masalah matematis dan kemandirian belajar
mahasiswa, sehingga peneliti memutuskan untuk mengambil penelitian
mengenau “Perbedaan Jenis Keyakinan Matematis Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah dan Kemandirian Belajar ditinjau dari Pengetahuan
Awal Matematis Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika”.
Dari perspektif teori, peneliti memulai dari teori kemampuan
pemecahan masalah matematis, kemudian dihubungkan dengan
kemandirian belajar, Langkah selanjutnya dihubungkan dengan keyakinan
7

matematis yang di dalamnya meliputi konsistensi logis, Hafalan dan


prosedural, yang kemudian teori-teori kemampuan pemecahan masalah
dikhubungkan dengan pengetahuan awal matematis, peneliti mengatakan
bahwa pengetahuan awal matematis merupakan undur yang penting di
dalam pemecahan masalah, dan materi matematika yaitu kalkulus integral
karena dalam penelitian ini menggunakan mata kuliah kalkulus integral.
Peneliti menganggap bahwa kemampuan pemecahan masalah dapat
dikembangkan melalui pembelajaran kalkulus. Melalui pembelajaran
kalkulus integral dapat memberikan pengembangan terhadap kemampuan
pemecahan masalah matematis mahasiswa, dimana mahasiswa akan dilatih
bagaimana mesalah itu dipahami, hingga dapat diselesaikan dengan mudah
dan pada akhirnya hasil penyelesian tersebut diperikasa kembalu melalui
soal-soal dengan tingkat kompleksitas yang menantang.

Selanjutnya kerangka berpikir berangkat dari 8 rumusan masalah yang


kemudian dihubungkan dengan beberapa teori yang mendukung rumusan
masalah tersebut. Setelah dihubungkan dengan teori-teori, peneliti
mendapat dugaan terhadap hasil dari jawaban 8 rumusan masalah tersebut
antara lain adalah

a) Muncul dugaan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis


mahasiswa yang memiliki keyakinan konnsistensi logis akan lebih
tinggi daripada mahasiswa yang memiliki keyakinan hafalan dan
prosedural,
b) Muncul dugaan bahwa kemandirian belajar mahasiswa yang memiliki
keyakinan konsistensi logis akan lebih tinggi daripada mahasiswa yang
memikili keyakinan hafalan dan prosedural
c) Muncul dugaan bahwa terdapat interaksi antara ketakinan matematis
dan pengetahuan awal matematis mahasiswa terhadap kemampuan
pemevahan masalah matematis
d) Muncul dugaan bahwa terdapat interaksi antara keyakinan matematis
dan pengetahuan awal matematis magasiswa terhadap kemandirian
belajar
8

e) Muncul dugaan bahwa terdapat perbedaan dalam kemampuan


pemecahan masalah matematis mahasiswa dengan pengetahuan awal
matematis tinggi antara mahasiswa yang memiliki keyakinan
konsistensi logis dengan mahasiswa yang memiliki keyakinan hafalan
dan prosedural.
f) Muncul dugaan bahwa terdapat perbedaan dalam kemampuan
pemecahan masalah matematis mahasiswa yang memiliki pengetahuan
awal matematis rendah pada mahasiswa yang memiliki keyakinan
konsistensi logis dan mahasiswa dengan keyakinan hafalan dan
prosedural
g) Muncul dugaan bahwa terdapat perbedaan dalam kemandirian belajar
pada kelompok mahasiswa dengan pengetahuan awal matematis tinggi
antara keyakinan konsistensi logis dengan keyakinan hafalan dan
prosedural
h) Muncul dugaan bahwa terdapat perbedaab dalam kemandirian belajar
pada kelompok mahasiswa dengan pengetahuan awal matematis rendah
antara keyakinan konsistensi logis dengan keyakinan hafalan dan
prosedural

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keyakinan


matematis terhadap kemampuan pemecahan masalah dan kemandirian
belajar mahasiswa program studi pendidikan matematika pada mata kuliah
kalkulus integral ditinjau dari pengetahuan awal matematis mahasiswa.
Adapun keyakinan matematis dibagi menjadi dua kategori yaitu konsistensi
logis serta hafalan dan prosedural. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif ex post facto yang menggunakan metode survey. Penelitian ini
menggunakan rancangan penelitian kausal komperatif. Penelitian dilakukan
kepada mahasiswa program studi pendidikan matematika pada salah satu
universitas swasta di Tangerang dengan populasi berjumlah 171 orang.
Menentukan ukuran sampel dengan menggunakan rumus Slovin. Ukuran
sampel yang digunakan sebanyak 120 orang, sampel tersebut harus tersebar
merata di setiap angkatan, maka dilakukan proporsi untuk memperoleh
sampel tiap Angkatan mahasiswa. Selanjutnya teknik yang digunakan untuk
9

menentukan mahasiswa yang terpilih menjadi sampel dengan Teknik


random sampling.

Variabel bebas pada penelitian ini adalah keyakinan matematis,


variabel moderator adalah pengetahuan awal matematis, dan variabel
terikatnya adalah kemampuan pemecahan masalah dan kemandirian belajar.
Instrumen utama penelitian ini adalah kuisioner skala likert untuk keyakinan
matematis dan kemandirian belajar sedangkan instrumen pendukung adalah
nilai dari tes pemecahan masalah dan tes pengetahuan awal matematis. Uji
statistik yang dilakukan adalah uji Anova dua arah serta uji lanjutan berupa
uji beda rata-rata (uji t). Perangkat yang digunakan untuk analisis secara
statistik adalah SPSS 16.0. Adapun hipotesis penelitian yang dikemukakan
sebanyak delapan, dimana hipotesis pertama hingga keempat melihat
kemampuan pemecahan masalah, sedangkan hipotesis kelima hingga
kedelapan melihat kemandirian belajar.

Pada bagian ini didahului dengan deskripsi objek penelitian dan


karakteristik data penelitian yang menunjukkan bahwa jangkauan variasi
datakelompok keyakinan konsistensi logis lebih besar, artinya data
kelompok lebih beragam, dan memiliki jangkauan yang lebih lebar. Uji
normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogorof-Smirnov dengan
menguji data kemampuan pemecahan masalah matematis dan kemandirian
belajar baik untuk kelompok mahasiswa dengan keyakinan konsistensi logis
maupun keyakinan hafalan dan prosedural. Data tersebut berdistribusi
normal, karena nilai 𝑆𝑖𝑔. > 0,05. Proses selanjutnya yaitu menguji
homogenitas data untuk mengetahui terdapat atau tidaknya perbedaan
varians data. Dari seluruh pengujian data pemecahan masalah matematis
dan kemandirian belajar baik untuk kelompok mahasiswa dengan keyakinan
konsistensi logis maupun keyakinan hafalan dan prosedural menunjukkan
bahwa seluruh data yang berkaitan dengan penelitian bersifat homogen.
Oleh karena pengujian normalitas dan homogenitas terpenuhi, maka untuj
uji hipotesisnya akan dilanjutkan menggunakan uji statistik parametrik
menggunakan uji ANAVA dua arah serta uji lanjut berupa uji-t.
10

Pada uji hipotesis yang pertama menggunakan ANAVA untuk menguji


keyakinan matematis serta interaksi antara keyakinan matematis dan
pengetahuan awal matematis (PAM) terhadap kemampuan pemecahan
masalah dinyatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan. Sehingga
dilanjutkan meggunakan uji-t untuk menjawab hipotesis yang pertama.
Dari hasil Tabel 4.16 menunjukkan bahwa 0,017 < 0,05 maka kemampuan
pemecahan masalah matematis mahasiswa yang memiliki keyakinan
konsistensi logis lebih tinggi daripada mahasiswa yang memiliki keyakinan
hafalan dan prosedural. Hipotesis yang kedua dilihat dari gambar 4.3
bahwa terdapat interaksi antara keyakinan matematis dan pengetahuan awal
matematis tehadap kemampuan pemecahan masalah mahasiswa.

Karena terdapat interaksi, maka dilanjutkan untuk mengetahui


kemampuan pemecahan masalah mahasiswa dengan pengetahuan awal
matematis tinggi serta rendah antara yang memiliki keyakinan konsistensi
logis dengan mahasiswa yang memiliki hafalan prosedural. Pada hipotesis
ketiga menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dari jenis
keyakinan matematis terhadap kemampuan pemecahan masalah pada
kelompok pengetahuan awal matematis tinggi, yaitu nilai 𝑆𝑖𝑔. 0,000 <
0,05. Karena nilai Mean Difference pengetahuan awal matematis tinggi
bernilai positif (15,200), maka memiliki keyakinan konsistensi lebih tinggi
dibandingkan dengan keyakinan hafalan dan prosedural. Pada hipotesis
empat nilai 𝑆𝑖𝑔. 0,000 < 0,05 sehingga ada perbedaan yang signifikan dari
jenis keyakinan matematis terhadap kemampuan pemecahan masalah pada
kelompok pengetahuan awal matematis rendah. Karena nilai Mean
Difference pengetahuan awal matematis rendah bernilai negatif (−6,250),
maka memiliki keyakinan konsistensi yang rendah dibandingkan dengan
keyakinan hafalan dan prosedural.

Pada hipotesis kelima nilai 𝑆𝑖𝑔. 0,032 < 0,05 sehingga terdapat
perbedaan pada kemandirian belajar antara mahasiswa yang memiliki
keyakinan konsistensi logis dengan mahasiswa yang memiliki keyakinan
hafalan dan prosedural. Kemandirian belajar mahasiswa yang memiliki
11

keyakinan konsistensi logis lebih tinggi daripada mahasiswa yang memiliki


keyakinan hafalan dan prosedural. Hipotesis keenam dilihat dari gambar
4.4 yaitu terdapat interaksi antara keyakinan matematis dan pengetahuan
awal matematis terhadap kemandirian belajar mahasiswa. Karena terdapat
interaksi, maka akan dilanjutkan untuk mengetahui hipotesis ketujuh. Hasil
yang ditunjukkan pada tabel 4.21 menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan dari jenis keyakinan matematis terhadap kemandirian belajar
mahasiswa pada kelompok pengetahuan awal matematis tinggi. Hipotesis
terakhir atau hipotesis kedelapan ditunjukkan pada tabel 4.22 yaitu
kemandirian belajar terhadap mahasiswa dengan pengetahuan awal
matematis rendah yang memiliki keyakinan konsistensi logis lebih rendah
daripada mahasiswa yang memiliki keyakinan hafalan dan prosedural.

3. Referensi
Referensi yang digunakan sebanyak 124 yang terdiri dari buku, artikel,
jurnal nasionl maupun insternasional.
4. Kritik dan Saran
Penelitian ini sebenar bisa dikatakan penelitian bagus tetapi alangkah
baiknya pada bagian variabel penelitiannya dikurangi agar peneliti dapat
fokus dengan beberapa variabel saja. Pada bagian bab 2 kerangka berfikir,
peneliti tidak mengaitkan dengan beberapa permasalahan yang diuraikan
dalam latar belakang, tetapi langsung kepada rumusan masalah yang
dihubungkan dengan bebrapa teori-teori sampai memunjulkan beberapa
dugaaan peneliti terkaiat jawaban dari rumusan masalah tersebut.
Seharusnya dalam kerangka berfikir peneliti dapat menggambarkan alur
penelitian dengan dimulai dari beberapa permasalahan yang diuraikan
dalam latar belakang dan agar kebih mudah dipahami oleh pembaca dibuat
suatu bagan tentang kerangka berfikir penelitian thesis ini. Pada bagian hasil
dan pembahasan uji validitas dan reliabilitas tidak di cantumkan. Dan lebih
baik urutan penulisanya dimulai dari validitas, reliabilitas, normalitas,
homogenitas, dan uji hipotesis. Karena penulisannya dimulai dari uji apa
yang dimulai terlebih dahulu. Thesis ini pada bagian bab 4 berisi analisis
data dan juga pembahasan, sehingga haya sampai bab 5 saja.
PENUTUP

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif ex post facto yang


menggunakan survey. Penelitian ini memiliki delapan rumusana masalah yang
dimana telah sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian tersebut, dimana penelitian
ini memiliki kaitannya dalam dunia pendidikan matematika yaitu mengenai usaha
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan kemandirian mahasiswa yang
bukan mengguanak suatu model pembelajaran tetapi yang dilihat dari beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan kemampuan pemecahab masalah
tersebut. Faktor -faktor yang digunakan dalam penelitian ini guna untuk
meningkatakan kemampuan pemecahan masalah dan keamndirian belajar adalah
keyakinan matematis dan juga kemampuan awal matematika. Kedua faktor tesebut
sebenarnya perlu disiapkan dengan matang guna memperoleh hasil kemampuan
pemecahan masalah yang baik. Dalam tesis ini pengumpulan datanya menggunakan
kuisioner dan tes tulis matematika. Analisis data yang digunakan adalah uji
normalitas, uji homogenitas, uji t dan uji anova.
Berdasarkan penelitian ini kita dapat mengambil suatu pelajaran bahwa
kemampuan awal matematika yang didapat sebelum ke jenjang sarjana begitu
penting ditingkatkan agar Ketika naik satu level lagi siswa tidak merasa
kebingungan. Dan juga perlu ditanamakan keyakinan matematis yang baik guna
untuk memperoleh hasil pemecahan masalah yang baik.
Penelitian ini, akan memiliki dampak bagi peneliti-peneliti yang lain dalam
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan kemandirian belajar dengan
menggunakan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya, sehingga akan
menumbuhkan pengetahuan-pengetahuan baru yang akan terus bermanfaat bagi
siswa khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

12

Anda mungkin juga menyukai