Skripsi
diajukan untuk melengkapi
persyaratan mencapai
gelar sarjana
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhn Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat, nikmat serta karunianya kepada penulis karena telah
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Terima kasih saya ucapkan kepada
dosen pembimbing yaitu Ibu Seruni, M.Pd yang telah memberikan tugas ini
Skripsi ini dibuat sebatas dengan kemampuan dan pengetahuan yang penulis
miliki. Penulis sangat mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
berguna untuk menambah pengetahuan kita. Saya selaku penulis sangat menyadari
saya sangat berharap agar bisa mendapatkan kritik dan saran yang membangun
agar nantinya pembuatan penelitian lainnya akan menjadi lebih baik di masa yang
akan datang.
Semoga skripsi ini dapat dengan mudah dipahami oleh para pembaca. Dan penulis
berharap skripsi ini dapat memberikan banyak informasi dan berguna bagi
Penulis
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................4
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................8
C. Fokus Masalah ...........................................................................................8
D. Rumusan Masalah ......................................................................................9
E. Tujuan Penelitian .......................................................................................9
F. Manfaat Penelitian .....................................................................................9
G. Sistematika Penulisan ..............................................................................11
II. LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR ................................ 12
A. Deskripsi Teori Terkait .............................................................................12
A. Hakikat Kecerdasan Logika Matematika ............................................ 12
B. Pembelajaran Materi Himpunan .......................................................... 35
C. Pembelajaran Matematika dalam Bentuk Soal Cerita ......................... 42
B. Penelitian yang relevan .............................................................................44
III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................................... 48
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................48
B. Desain Penelitian ..................................................................................48
C. Subjek Penelitian ..................................................................................49
D. Metode Pengumpulan Data ..................................................................49
E. Teknik Analisis Data ............................................................................50
F. Pemeriksaan Keabsahan Data ..............................................................51
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 55
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
telinga. Dalam segala aspek kehidupan kita tidak pernah terlepas dari
Mata pelajaran matematika ini perlu diberikan kepada semua peserta didik
peserta didik, selain itu kecerdasan merupakan salah satu faktor penting
kecerdasan eksistensial.
kecerdasan yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Hal ini
serta daya ingat atau imajinasi berpikir matematika. Kecerdasan logika ini
dicirikan sebagai kemampuan yang dimiliki otak kiri dan juga amat
didik mudah berpikir logis karena dilatih mental dan belajar alur
dimana dapat dilakukan dengan melalui soal cerita, namun tidak hanya
terkait dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental sosial
pula. Oleh karena itu, peserta didik tersebut mudah mengenal dan
menghafal rumus-rumus selain itu juga mudah untuk diajak berpikir secara
baik oleh peserta didik terutama pada saat diberikan soal dalam bentuk
cerita.
prosedur relevan yang telah dipelajarinya. Soal cerita melatih para peserta
dipelajari. Soal cerita juga berkaitan dengan soal HOTS (Hight Order
pemahaman analisis soal yang tinggi. Untuk sampai pada hasil yang
kemampuan-kemampuan tertentu.
kemampuan apa yang diketahui dari soal, apa yang ditanyakan dalam soal,
matematika terutama pada bentuk soal cerita. Oleh karena itu, peserta didik
menganggap bahwa matematika sulit untuk dipelajari. Tentu saja hal ini
Himpunan”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka
matematika.
C. Fokus Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka fokus masalah
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang mejadi pokok
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik
secara teoritis maupun praktis. Diantaranya sebagai berikut:
a. Manfaat Praktis
Beberapa manfaat penelitian secara teoritis:
1. Bagi peserta didik
a) Untuk mengetahui sejauh mana tingkatan kecerdasan
2. Bagi pendidik
3. Bagi sekolah
pendidikan.
4. Bagi peneliti
b. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengukur sejauh
mana kecerdasan logika matematika pada peserta didik terutama
dalam menyelesaikan soal cerita materi himpunan, sehingga
penelitian ini dapat berguna untuk khalayak umum khususnya
untuk guru matematika yang ada di Indoenesia ini.
G. Sistematika Penulisan
• Bab I : Pendahuluan
data.
berdasarkan IQ saja.
kecerdasan umum yang biasa disebut sebagai faktor (g) dan kecerdasan
spesifik yang biasa disebut sebagai faktor (s). Kecerdasan faktor umum (g)
ini berkaitan dengan kecerdasan umum pada peserta didik yang dibawa
sejak lahir. Artinya, setiap peserta didik sudah memiliki kecerdasan faktor
umum ini, tetapi berbeda antara satu orang dengan yang lainnya. Oleh
karena itu, pada kecerdasan faktor umum ini memiliki 3 konsep kognisi
Semakin besar faktor (g) yang dimiliki oleh peserta didik, semakin kuat
didik sudah memiliki kecerdasan faktor spesifik ini, tetapi terbatas dan
berbeda antara satu orang dengan yang lainnya. Kecerdasan faktor (s) juga
lingkungan serta jumlah muatan (s) pada setiap peserta didik berbeda-
beda. Oleh karena itu, kecerdasan ini dominan di bidang yang dikuasai
sebagai berikut:
(C.P. Chaplin)
Woolfolk)
Wechsler)
Stoddard)
sendiri.
yang dibawa sejak lahir, batas kesanggupan atau kecakapan peserta didik
(2)
dalam memecahkan masalah, Faktor minat dan pembawaan yang khas
usia dini sangat berbeda. Tanda-tanda tersebut bisa dilihat dalam kegiatan
paham atau mencari tahu dengan sendiri melalui buku dan media
lainnya.
sekitar.
mereka tidak akan kesal dan marah. Berikut beberapa tips untuk
nada suara, yakin dengan apa yang akan disampaikan serta jangan
akan memiliki daya ingat yang kuat. Hal ini membuat mereka
b. Pengertian Logika
manusia. Logika sebagai salah satu cabang ilmu filsafat yang dapat
logika tidak dapat dipisahkan dalam proses mencari suatu kebenaran atau
manusia untuk berpikir secara sejajar, teratur, dan tepat. Adapun objek
material yang dipakai ilmu logika adalah berpikirin sesuai nalar, sementara
objek formal dari logika adalah pemikiran yang dipelajari dari aspek
ketepatannya.
yakni:
a) Aristoteles
c) Soekadijo
d) Louis O Kattsoff
asumsi.
Selain mengetahui definisi dari logika, kita juga harus mengetahui macam-
a) Logika Alamiah
tiap peserta didik sudah ada sejak lahir. Logika ini bisa dipelajari
dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah, dan lebih aman.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa logika adalah ilmu pikir atau
ilmu berpikir atau keterampilan berpikir. Sejak kecil peserta didik telah
bisa berpikir menggunakan nalar dan akal. Tanpa disadari, berpikir logis
keputusan yang tepat. Tak bisa dipungkiri, belajar logika perlu usaha yang
cukup extra karena semua ilmu harus menggunakan hukum logika yang
bermanfaat untuk membantu peserta didik berpikir secara tepat dan benar.
ia menjadi dasar yang menentukan pemikiran agar lurus, tepat dan sehat.
Oleh karena itu, fungsi logika itu sendiri adalah untuk menyelidiki,
Ketika kita berbicara tentang logika, tentu saja logika memiliki manfaat
yang akan dirasakan, antara lain melatih berpikir objektif dan cermat,
cara agar peserta didik bisa berpikir dengan logika atau berpikir secara
logis karena memiliki pikiran logis tidak instans, tetapi butuh proses.
kreatif serta mengatur strategi pada saat ingin melakukan suatu hal.
Adapun cara lain yang bisa dicoba pada setiap peserta didik yaitu berusaha
untuk berpikir secara objektif dan memiliki target hidup yang lebih terarah.
Selain itu dengan mempelajari ilmu logika ini sangat mampu dipercayai
karena mempunyai sistem berpikir yang logis atau yang masuk akal serta
lisan untuk menerima pernyataan itu sebagai benar atau untuk bertindak
rasional atau kritis. Fungsi logika sendiri dapat digunakan untuk menjawab
pertanyaan di mana dalam pertanyaan itu terdapat syarat untuk bisa
menjawabnya.
peserta didik itu sendiri. Untuk bisa melatih logika, maka peserta didik
komponen untuk bisa berpikir dengan logika atau berpikir secara logis.
c. Pengertian Matematika
matematika selalu tepat tidak bisa ditawar contohnya, 2+2=4 karena dari
sejak dahulu hingga sekarang hasilnya pun tetap 4 tidak bisa menjadi 5,6,7
dan lain sebagainya maka dari itu matematika disebut sebagai “ilmu pasti”.
biasanya bisa digunakan untuk melakukan proses jual beli jika memiliki
komputer, ekonomi dan bidang ilmu lainnya. Maka dari itu matematika
merupakan ilmu yang harus dipelajari, karena jika tidak bisa
kebenaran yang dipakai adalah metode deduktif, tidak dapat dengan cara
untuk semua keadaan harus dapat dibuktikan dengan cara deduktif. Dalam
matematika suatu generalisasi dari sifat, teori atau dalil itu dapat diterima
matematika:
(2𝑎 + 1) + (2𝑏 + 1) = 2𝑎 + 2𝑏 + 2
= 2(𝑎 + 𝑏 + 1)
terstruktur, logis, dan sistematis mulai dari konsep yang paling sederhana
sampai pada konsep yang paling kompleks. Oleh karena itu untuk
sebuah titik hanya dapat dibuat sebuah garis yang tegak lurus ke
sudut pada sebuah segitiga sama dengan 1800 Jumlah kuadrat sisi
sisi miringnya.
Misal :
yang berupa pola yaitu jumlah a bilangan ganjil yang berurutan sama
persegi panjang dengan balok, antara persegi dengan kubus, antara kerucut
analisis.
matematika. Contoh:
yang lain.
sistematis.
belum dijawab.
✓ Tidak merasa puas jika sesuatu yang dilakukan atau dipelajari tidak
Kinds of Smart tahun 2002, adalah kecerdasan dalam hal angka dan logika. Ciri-
dalam pola sebab-akibat dapat dilihat dari peserta didik yang dapat
hipotesis dapat dilihat dari peserta didik yang mampu menjawab soal
dugaan sementara.
memiliki dasar atas jawaban dari semua soal matematika yang dijawab.
konsep-konsep yang bersifat kuantitas, waktu dan hubungan sebab dan akibat,
informasi visual dalam bentuk grafik (gambar), menyukai operasi yang kompleks
akuntansi, teknologi komputer, hukum, mesin dan ilmu kimia serta menciptakan
model-model baru atau memahami wawasan baru dalam ilmu pengetahuan alam
seseorang untuk berpikir dan menghitung himpunan. Kecerdasan ini dapat diukur
dengan menggunakan tes soal cerita himpunan, memaknai tiap kalimat soal cerita
dan memisahkan dan mengungkapkan apa yang diketahui . Dari penjabaran diatas
e. Ruang Lingkup
hendak dicapai. Aspek atau ruang lingkup materi pada standar kompetensi
trigonometri, peluang dan statistik serta kalkulus. Secara garis besar tidak
SMP, SMA/K pada standar isi terbaru yang tercantum pada Permendikbud
Nomor 7 Tahun 2022. Hanya sedikit penataan ulang materi dan modifikasi
standar isi. Ruang lingkup yang ada pada sekolah menengah pertama
antara lain:
perubahan.
pemusatan.
viii. Peluang dan frekuensi relatif satu kejadian diterapkan pada
himpunan baru saja diciptakan di masa akhir abad ke-19, pada saatnya
terkadang membuat para siswa merasa bosan, jenuh dan tidak ada motivasi
untuk belajar. Inilah yang membuat hasil belajar siswa mengenai materi
adalah penjelasannya:
a) Himpunan Kosong
huruf “S”.
habis dibagi 2.
Untuk memahami keberadaan himpunan kosong ini, harus berhati-
hati dengan angka nol (0). Hal tersebut karena angka nol (0)
b) Himpunan Semesta
C = {warna-warna pelangi}
c) Himpunan Hingga
Contoh:
𝑋 = {4,5,6,7}
𝑌 = {6,7}
Maka 𝑋 ∩ 𝑌 = {6,7}
Contoh:
A = {3, 4}
B = {1,2,3,4,5,6,7}
A ∪ B = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7}
Contoh:
A = {a, b, c, d, e}
B = {a, c, e, g, i}
A-B = {b, d}
4. Komplemen
Contoh:
A = {a, d, f, h}
S = {a, b, c, d, e, f, g, h, i}
Maka AC = {b, c, e, g, i}
A = { x | 4 ≤ x ≤ 8, x ⋲ bilangan asli }.
Pembahasan :
A = { 4, 5, 6, 7, 8}
B = {6, 7, 8, 9, 10}
A ∪ B merupakan himpunan yang anggotanya adalah
A ∪ B = { 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}
10}.
bahasa inggris?
Pembahasan:
Misal
Maka:
7 = 8 orang siswa.
– 7 = 6 orang siswa.
sebagai berikut:
40
Matematika Bahasa Inggris
8 7 6
40 = 8 + 7 + 6 + x
40 = 21 + x
x = 40 – 21
x = 19
yang memuat operasi hitung (+, −,×,÷) , bilangan, dan relasi (>, <, ≤, ≥
, =) . Selain itu soal cerita juga merupakan salah satu permasalahan yang
Dalam soal cerita siswa dituntut untuk dapat memahami maksud dari
Hal ini disebabkan karena siswa kurang memahami inti atau maksud dari
yang terkandung di dalam soal cerita tersebut. Soal cerita pada penelitian
ini adalah soal matematika yang disusun dalam bentuk soal cerita yang
soal.
dilakukan:
SMAN Jenggawah Jember. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan
> ttabel = 1,997 dengan p = 0,000 < 0,05, yang disimpulkan bahwa
SMP pada materi bangun ruang sisi datar konten volume kubus dan
atau formula dengan baik, dan (6) kemampuan daya ingat atau imajinasi
berpikir matematika.
18,75%.
hasil belajar matematika siswa kelas X SMK Islam Hang Tuah Batam
METODOLOGI PENELITIAN
Selatan pada peserta didik kelas VII semester genap tahun pelajaran
2022/2023.
2. Waktu Penelitian
B. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif di mana menggunakan
materi himpunan. Selain itu, penulis bisa mengetahui karakteristik dari data
karena data-data pada penelitian ini berupa bahasa tertulis atau lisan dari orang
dan pelaku yang dapat diamati di lapangan dengan lebih spesifik, transparan
dan mendalam.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan elemen benda, individu maupun organisme
penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah 36 siswa kelas VII di SMPN
218 Pasar Minggu Jakarta Selatan dengan sampel secara purposive sampling.
memiliki kredibilitas tinggi atau sebaliknya. Oleh karena itu, tahap ini tidak
boleh salah dan harus dilakukan dengan cermat sesuai prosedur dan ciri-ciri
sebelumnya). Data dalam penelitian ini diperoleh 36 siswa kelas VII SMPN
218 Pasar Minggu Jakarta Selatan pada tahun ajaran 2022/2023 berupa:
1. Observasi
Selatan.
2. Tes
Yaitu melakukan tes kecerdasan logika matematika kepada peserta
didik SMPN 218 Pasar Minggu Jakarta Selatan melalui bentuk soal
3. Wawancara
yang akan dicapai dalam penggunaannya pada suatu penelitian. Analisis data
merupakan tahapan yang penting dalam penelitian. Teknik analisis data ini
sangat erat kaitannya atau tergantung dengan desain penelitian dan masalah
yang telah ditentukan sebelumnya. Dapat dikatakan bahwa teknik analisis data
1. Pengumpulan Data
Yaitu melakukan pengumpulan data-data atau fakta-fakta yang
2. Reduksi Data
3. Paparan Data
melihat hasil reduksi data dan paparan data sehingga bisa dibuat
antara data yang diperoleh oleh peneliti dengan data yang terjadi
a. Uji Kredibilitas
a) Triangulasi
b) Perpanjangan pengamatan
c) Peningkatan ketekunan
b. Uji Transferabilitas
di mana sampel diambil. Oleh karena itu, dalam melakukan uji ini
peneliti harus menyusun penelitian secara rinci, jelas, sistematis dan
c. Uji Depenbilitas
hasil penelitian.
d. Uji Objektivitas
Efendi, A., Fatimah, C., Parinata, D., & Ulfa, M. (2021). Pemahaman Gen
Faizah, F., Sujadi, I., & Setiawan, R. (2017). Proses Berpikir Siswa Kelas
Indonesia, 2(2).
siswa SMP kelas VIII pada materi bangun ruang sisi datar ditinjau dari
kecerdasan logis matematis. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan
pelajaran 2014/2015.