Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN

GLOMERULENEFRITIS AKUT

Dosen Pembimbing :
Ns. Fiki Wijayanti, S. Kep, M. Kep.
Anggota Kelompok 8 :
1. Annisa Salsabila Ayuningtia
Migunani
2. Aditya Rafli Pratama
3. Evita Meriana
4. Dwi Fitrianingsih
Konsep penyakit
Penyakit sistemik yang bisa menyebabkan
ANATOMI FISIOLOGI glomeruefritis antara lain lupus
eritematosus sistemik, diabetes mellitus,
dan keganasan. selain itu, beberapa
etiologi infeksi seperti bakteri
streptococcus pneumonia, juga telah
dihubungkan dengan terjadinya
glomerulonefritis.

Glomerunefritis memiliki beragam


presentasi klinis seperti hematuria,
oliguria, nyeri punggung. dan edema.
Definisi Glomerunefritis
Glomerunefritis merupakan penyakit ginjal non-infeksius yang kerap terjadi pada
anak-anak. Glomerunefritis akut dapat mempengaruhi glomelurus dan laju filtrasi
serta lesi glomelurus ginjal dapat bersifat asimtomatis atau bermanifestasi klinis
sebagai sindrom nefritik akut atau adanya gagal ginjal yang cepat dan progresif.

Menurut Brunner & Suddarth, GNA merupakan istilah luas yang digunakan dan
mengacu pada sekelompok penyakit ginjal dan dimana terjadi inflamasi di
glomelurus.
Etiologi Glomerunefritis
Akut
1. Timbulnya GNA 2. Meningkatnya titer
setelah infeksi anti-streptolisin
skarlatina pada serum
penderita

3. Proses autoimun kuman 4. Terbentuknya kompleks


streptococcus yang antigen-antibodi yang melekat
nifritogen dalam tubuh pada membran basalis
menimbulkan badan glomelurus dan kemudian
autoimun yang merusak merusaknya
glomelurus.
Patofisiologi
Infeksi pada organ ginjal dapat memicu resiko cedera baik melalui perantara sistem imun
maupun non-imun. Sampai saat ini, mekanisme yang dapat diketahui adalah pembentukan
kompleks imun yang terdeposisi di glomelurus, pembentukan kompleks imun langsung di
glomelurus, aktivitas komplemen akibat deposisi antigen streptococcus di glomelurus, serta respon
autoimun terhadap komponen ginjal yang berupa streptococcus. Terjadinya deposisi kompleks imun
disertai dengan aktivitas komplemen akan menarik sel-sel inflamasi, sehingga memicu terjadinya
glomerunefritis.
Disisi lain, terdapat pula beberapa faktor yang menjadi penyebab glomelurus menjadi tempat
terdeposisinya kompleks imun, hubungan antigen-antibodi, dan efisiensi bersihan sistem
retikuloendotiel.
Manifestasi Klinis
Glomerulonefritis akut pasca streptococcus merupakan salah satu contoh
penyakit sindrom nefritik akut pada anak dengan manifestasi klinis yang khas.
Manifestasi klinis yang dapat dimunculkan ini seperti hematuria, edema, dan
hipertensi. Hematuria dan edema adalah manifestasi klinis yang paling sering
ditemukan pada penyakit ini. Hematuria yang terjadi bervariasi ini dapat bersifat
mikroskopis dan makrospis. Glomeunefritis akut yang menyerang anak-anak
umumnya disebabkan oleh infeksi streptococcus, gejala yang didahului adanya
faringitis atau pioderma karena riwayat infeksi stretococcus. Riwayat infeksi
sebelum sebelum glomerulonefritis tidak bisa didapatkan karena infeksi yang terjadi
bersifat ringan.
Komplikasi penyakit GNA
1. Oliguria hingga anuria yang berlangsung dalam kurun waktu 2-3 hari dan hal ini dapat terjadi
dikarenakan berkurangnya flitrasi glomelurus.

2. Ensefalopati hipertensi ~> gejala serebrum karena hipertensi terdapat gejala berupa
gangguan penglihatan, pusing, muntah, dan kejang kejang.

3. Gangguan sirkulasi berupa dispnea, ortopnea, adanya ronki basah, pembesaran jantung dan
meningginya tekanan darah yang bukan disebabkan oleh spasem pembuluh darah, serta
gagal jantung akibat hipertensi yang menetap dan kelainan miokardium.

4. munculnya anemia yang disebabkan oleh hipovolemia disamping sintesis eritropoetik yang
menurun.

5. kelainan sistem imun ~> contohnya seperti penyakit lupus yang menyebabkan peradangan
diberbagai organ tubuh, termasuk ginjal.

6. Vaskulitis ~> penyakit yang menyerang pembuluh darah ginjal dan mengakibatkan
glomerulonefritis adalah poliarteritis dan granulomatosis Wegener.
Pemeriksaan penunjang
GNA
Pemeriksaan Laboratorium
 Hb menurun
 Ureum dan serum kreatin meningkat
 Elektrolit serum (natrium meningkat)
 Hasil rontgen didapatkan IVP abnormalitas pada sistem penampungan
(Ductus koligentes)
 Pemeriksaan darah lengkap
 Pemeriksaan aktivitas komplemen C3
Penatalaksanaan GNA
Penatalaksanaan umum
1. Istirahat mutlak selama 3-4 minggu ~> istirahat untuk memberi kesempatan pada
ginjal untuk penyembuhan
2. Pemberian diit makanan rendah protein (1 g/kgbb/ hari) dan rendah garam (1 g/
hari).
3. Ketika pasien anuria yang berlangsung lama (5-7 hari), ureum perlu dikeluarkan
dari dalam darah dengan beberapa cara, seperti dialisis peritonium,
hemodialisis, bilasan lambung dan usus (namun tindakan ini kurang efektif,
transfusi tukar).
4. Klien yang menderita hipertensi maka pemberian cairan dikurangi.

Penatalaksanaan Khusus
5. pemberian penisilin jenis fase akut ~> pemberian antibiotik pada klien tidak
mempengaruhi beratnya glomurulonefritis, namun dapat mengurangi resiko
penyebaran infeksi streptococcus yang memungkinkan msh ada.
6. Jika timbul gagal jantung, maka diberikan digitais, sedative dan oksigen.
7. Pemberian furosemid (lasix) secara intravena (1 mg/kgBB/kali) dalam 5-10 menit
tidak berakibat buruk.
Pathway GNA
ASUHAN
KEPERAWATAN
GLOMERULONEFRI
TIS
Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (I.08238)
pencedera fisiologis asuhan Observasi
(inflamasi) yang ditandai keperawatan ,diharapkan tingkat •Identifikasi lokasi,
dengan mengeluh nyeri, nyeri menurun dengan kriteria karakteristik, durasi, frekuensi,
frekuensi nadi meningkat, hasil: kualitas, intensitas nyeri.
gelisah, sulit tidur, tekanan •Keluhan nyeri menurun •Identifikasi skala nyeri
darah meningkat dan pola •Gelisah menurun •Identifikasi respon nyeri non
nafas berubah (D. 0077) •Kesulitan tidur menurun verbal
•Muntah menurun Terapeutik
•Mual menurun •Berikan teknik
•Frekuensi nadi membaik nonfarmakologis untuk
•Pola napas membaik mengurangi rasa nyeri
•Fungsi berkemih membaik •Kontrol lingkungan yang
•Pola tidur membaik memperberat rasa nyeri
(L.08066) •Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
•Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
•Jelaskan strategi meredakan
nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi

Risiko gangguan integritas Setelah dilakukan tindakan Perawatan Integritas Kulit


kulit/jaringan dibuktikan asuhan keperawatan, (I.11353)
dengan perubahan sirkulasi, diharapkan integritas kulit dan Observasi
perubahan status nutrisi, jaringan meningkat dengan •Identifikasi penyebab
kekurangan/kelebihan kriteria hasil: gangguan integritas kulit
volume cairan, dan •Elastisitas meningkat Terapeutik
penurunan mobilitas •Perfusi jaringan meningkat •Ubah posisi tiap 2 jam jika
(D.0139) •Nyeri menurun tirah baring
•Kemerahan menurun Edukasi
•Suhu kulit membaik •Anjurkan menggunakan
•Tekstur membaik pelembab
(L.14125) •Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
Anjurkan meningkatkan
asupan buah dan sayur
Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
Hipervolemia berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen hipervolemia
dengan gangguan asuhan keperawatan (I.03114)
mekanisme regulasi yang diharapkan keseimbangan Observasi
ditandai dengan edema cairan pasien meningkat dengan •Periksa tanda dan gejala
anasarka dan/atau edema kriteria hasil: hipervolemia
perifer, kadar Hb/Ht turun, •Edema menurun •Identifikasi penyebab
dan oliguria (D.0022) •Asupan makanan meningkat hipervolemia
•Turgor kulit membaik •Monitor status hemodinamik
•Berat badan membaik •Monitor intake dan output
•Dehidrasi menurun cairan
(L.03020) Terapeutik
•Timbang berat badan setiap
hari pada waktu yang sama
•Batasi asupan cairan dan
garam
Edukasi
•Ajarkan cara mengukur dan
mencatat asupan dan
haluaran cairan
•Ajarkan cara membatasi
cairan
Kolaborasi
•Kolaborasi penggantian
kehilangan kalium akibat
Thanks!
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by Flaticon,
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai