Anda di halaman 1dari 23

Sirosis Hepatis

Kelompok 2

Ayu Ludhfa
Agggi wulandari
Rahmatunnisak
Muhammad Irza
Munira Fajra
Rozalina
Kasus

Seorang klien berusia 51 tahun dirawat


diruang penyakit dalam dengan keluhan
nyeri, mual, perut terasa kembung dengan
terpasang NGT. Pasien memiliki riwayat
penyakit kuning 6 bulan yang lalu (SH).
Penjelasan

• Nyeri: sensasi tidak menyenangkan yang dapat membatasi


kapabilitas dan kemampuan seseorang untuk menjalankan
rutinitas sehari-hari.
• Mual: rasa ingin muntah dan tidak nyaman di perut.
• Perut terasa kembung: kondisi yang terjadi ketika sistem
pencernaan tidak mampu memecah komponen makanan
tertentu.
• Terpasang NGT: selang khusus yang dimasukkan melalui hidung
melewati tenggorokan lalu kerongkongan dan menuju ke dalam
perut (lambung).
• Penyakit kuning: Kulit kuning disebabkan oleh penumpukan
bilirubin dalam darah.
Tanda dan Gejala
Nafsu makan menurun.
01
Telapak tangan memerah.
02 Mudah merasa lelah.
03 Mual.
Mengalami penurunan
04 berat badan secara
signifikan.
05 Lemas dan lesu.
Manifestasi Klinis

Gejala-gejala awal sirosis meliputi


perasaan mudah lelah dan lemas, selera
makan berkurang, perasaan perut
kembung, mual, berat badan menurun,
pada laki-laki dapat timbul impotensi, testis
mengecil dan dada membesar, serta
hilangnya dorongan seksualitas.
DIAGNOSTIK
Diagnosis sirosis hati dilakukan melalui
pemeriksaan USG, CT scan, MRI, MRE, dan
cek lab darah. Pemeriksaan penunjang dapat
dilakukan untuk mengukur tingkat keparahan
penyakit, sekaligus menentukan ada atau
tidaknya komplikasi, meliputi: Endoskopi
untuk melihat pembuluh darah yang melebar
pada kerongkongan dan lambung.
Pengobatan untuk meredakan gejala dapat
dilakukan dengan:

• Mengonsumsi makanan rendah garam dan


tablet spironolactone, untuk mengurangi
kelebihan cairan di dalam tubuh
• Mengonsumsi propranolol, untuk mengurangi
tekanan yang tinggi di dalam hati
• Mengonsumsi suplemen untuk mengatasi
kekurangan nutrisi dan mencegah
pengeroposan tulang
• Menggunakan krim untuk mengatasi rasa
gatal.
Pencegahan Sirosis hati

1. Menghentikan kebiasaan merokok.


2. Berhenti minum alkohol.
3. Rutin olahraga.
4. Menjaga pola makan yang sehat.
5. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara
rutin.
6. Mendapatkan vaksin.
7. Membatasi penggunaan obat pereda nyeri yang
dapat memengaruhi fungsi hati.
Asuhan Keperawatan

pengkajian

a. Identitas klien dan keluarga (penanggung jawab)


b. Keluhan Utama: Pada awal sirosis hepatis biasaya orang dengan
sirosis sering terungkap kondisinya secara tidak sengaja ketika
mencari pelayanan kesehatan untuk masalah lain. Beberapa kondisi
menjadi alasan masuk pasien yaitu dengan keluhan Nyeri abdomen
bagian atas sebelah kanan, mual, muntah, dan demam. Sedangkan
pada tahap lanjut dengan keluhan adanya ikterus, melena, muntah
berdarah.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
Biasanya adanya riwayat Hepatitis,
pascaintoksikasi dengan kimia industri, sirosis bilier
dan yang paling sering ditemukan dengan riwayat
mengonsumsi alkohol.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Sirosis Hepatis merupakan penyakit yang menular,
jadi jika ada keluarga yang menderita hepatitis
maka akan menjadi faktor resiko.
f. Pola aktivitas sehari-hari
1) Nutrisi
Biasanya nafsu makan pasien akan
berkurang, karena adanya mual, muntah.
2) Eliminasi
BAB : biasanya berwarna hitam (melena)
BAK : biasanya urine berwarna gelap.
3) Personal Hygiene
Biasanya pasien mengalami defisit
perawatan diri karena kelelahan.
g. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum dan Tanda-tanda vital
Biasanya pada diperiksa tingkat kesadaran, bila pada ensefalopati
hepatikum akan terjadi penururnan kesadaran, Tanda- tanda vital juga
diperiksa untuk mengetahui keadaan umum pasien
2) Kepala
Biasanya akan tampak kotor karena pase mengalami defisit
perawatan diri
3) Wajah
Wajah biasanya tampak pucat
4) Mata
Biasanya sklera ampak ikterik dan konjungtiva tampak anemis
5) Hidung
Biasanya tampak kotor
6) Mulut
Adanya bau karateristik pernapasan yaitu fetor hepaticus.
h. Pemeriksaan Diagnostik
1) Hemoglobin biasanya rendah
2) Leukosit biasnya meningkat
3) Trombosit biasanya meningkat
4) Kolesterol biasanya rendah
5) SGOT dan SGPT biasanya meningkat
6) Albumin biasanya rendah
7) Pemerikaan CHE (koloneterase): penting dalam menilai
sel hati. Bila terjadi kerusakan sel hati, kadar CHE akan
turun, pada perbaikan terjadi kenaikan CHE menuju nilai
normal.
Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
3. Resiko kerusakan integritas kulit
4. Hambatan mobilitas fisik.
Intervensi
Diagnosa Tujuan NOC NIC

Nyeri Nyeri berkurang Kontrol nyeri Manajemen nyeri


atau hilang. Kriteria hasil: Aktivanalgesik.s :
1. Mengetahui 1. Lakukan
pengkajian nyeri
faktor penyebab secara keseluruhan
nyeri 2. Observasi
2. Mengetahui ketidaknyamanan
permulaan non verbal
terjadinya nyeri 3. Ajarkan untuk
3. Menggunakan teknik relaksasi
tindakan dan terapi lain
pencegahan 4. Kendalikan faktor
lingkungan yang
ngetahui dapat
4. Melaporkan mempengaruhi
gejala respon pasien
5. Melaporkan terhadap
kontrol nyeri. ketidaknyamanan
5. Kolaborasi
pemberian
analgesik
Implementasi
Tahap implementasi asuhan keperawatan adalah kegiatan implementasi
dari perencanaan intervensi untuk memenuhi kebutuhan fisik dan
emosional. Jenis-jenis tindakan pada tahap implementasi adalah:

a. Secara mandiri (independent) adalah suatu kegiatan yang


dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan instruksi dari dokter atau
profesi kesehatan lainnya.
b. Saling ketergantungan (interdependent) Adalah kegiatan yang
memerlukan kerja sama dengan profesi kesehatan lainnya seperti tenaga
sosial, ahli gizi, fisioterapi, dan dokter.
Rujukan ketergantungan (dependent) Adalah kegiatan yang berhubungan
dengan pelaksanaan rencana tindakan medis. Tindakan tersebut
menandakan suatu cara dimana tindakan medis dilaksanakan.
Evaluasi

Evaluasi: aktivitas yang direncanakan, berkelanjutan dan


terarah ketika pasien dan petugas kesehatan
menentukan kemajuan pasien menuju pencapaian
tujuan/hasil, dan keefektifan rencana asuhan
keperawatan. Evaluasi adalah aspek penting proses
keperawatan karena kesimpulan yang ditarik dari
evaluasi menentukan apakah intervensi keperawatan
harus diakhiri, dilanjutkan, atau diubah.
Kesimpulan

Sirosis hati adalah kondisi di mana


organ hati dipenuhi dengan jaringan
parut sehingga tidak dapat berfungsi
dengan normal. Jaringan ini terbentuk
akibat penyakit liver berkepanjangan
karena infeksi virus hepatitis B atau C
atau kebiasaan mengonsumsi minuman
beralkohol secara berlebihan.
Daftar Pustaka

• Nurdjanah S. 2009. Sirosis Hati. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,


• Simadibrata KM, Setiati S. 2007. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ke
6. Jakarta.
• Lindseth GN. 2006. Gangguan hati, kandung empedu, dan pankreas.
Dalam: Price
• SA, Wilson LM. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit volume
1. Edisi ke 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2013.
• WHO (2010). The global burden of disease 2010.
• Tsochatzis EA, Bosch J, Burroughs AK. Liver cirrhosis. Lancet. 2014.
THANKS

Anda mungkin juga menyukai