Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA Tn. S DENGAN DIAGNOSA MEDIS CA BULI

DI RUANG BOUGENVILE RSUD BANYUMAS

Disusun guna memenuhi Tugas Praktek Klinik Keperawatan Medikal Bedah

Dosen Pembimbing : Handoyo, MN

Disusun Oleh :

Nimas Azizah Zulfani

P1337420219024

2A

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO
TAHUN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN CA BULI

I. KONSEP DASAR

A. DEFINISI
Tumor buli adalah tumor yang berbentuk papiler, noduler
(infiltratif), atau campuran infiltratif dengan papiler yang ditemukan pada
vesika urinaria atau buli- buli (Yuda, 2010).
Tumor buli-buli atau tumor vesika urinaria merupakan 2% dari
seluruh keganasan, dan merupakan kedua terbanyak pada sistem urogenital
setelah karsinoma prostat. Tumor buli berkembang dari sel epitel
transisional dari saluran kemih (Brunner & Suddarth, 2002).
Karsinoma buli (vesica urinaria) adalah tumor ganas buli/kandung
kemih yang berkembang dari epitel yang atipik atau displasia yang berupa
lesi yang mengalami proliferasi. Perbedaan antara yang jinak dan ganas
terletak pada perubahan sel dan inti, dimana pada kelainan jinak, epitel
atipis mengalami hiperplasia tanpa perubahan sel dan inti, sedangkan pada
keganasan didapat pertumbuhan displasia disertai perubahan sel dan inti.

B. PATOFISIOLOGI 
Kanker kandung kemih disebabkan oleh beberapa faktor, antara
lain faktor pekerjaan, kebiasaan merokok, infeksi saluran kemih, pola
hidup tidak sehat, dan riwayat penyakit keluarga. Tanda dan gejala yang
sering terjadi, yaitu kencing bercampur darah (hematuri), merasa panas
waktu kencing, sering kencing terutama di malam hari, nyeri pinggang
karena tekanan saraf, dan nyeri pada satu sisi akibat hydronephrosis.
Kanker pada saluran urotelium juga ditandai dengan
kecenderungan untuk mengalami kekambuhan, baik di tempat yang sama
ataupun di tempat yang jauh dari saluran urotelial. Hal ini mendukung
hipotesis yang menyatakan bahwa adanya defek pada urotelium dapat
berkembang dan memiliki kecenderungan untuk membentuk suatu tumor
yang baru. Meskipun pendapat bahwa tumor yang tumbuh pada tempat
yang berbeda pada saluran urotelial berasal dari klon yang sama masih
kontroversial, namun beberapa penelitian mendukung hal ini.
Karsinoma buli-buli yang masih dini merupakan tumor superfisial.
Tumor ini lama kelamaan dapat mengadakan infiltrasi ke lamina propria,
otot, dan lemak perivesika yang kemudian menyebar langsung ke jaringan
sekitarnya. Di samping itu tumor dapat menyebar secara limfogen maupun
hematogen. Penyebaran limfogen menuju kelenjar limfe, perivesika,
obturator, iliaka eksterna, dan iliaka komunis. Penyebaran hematogen
paling sering ke hepar, paru-paru dan tulang.
Serangkaian peristiwa genetik cenderung mengarahkan ke
perkembangan (peristiwa primer) dan progresi (peristiwa sekunder) dari
karsinoma buli-buli. Hal ini diyakini mengakibatkan aktivasi
protoonkogen dan/atau inaktiasi gen supresor tumor.
Penderita kanker kandung kemih dapat mengalami komplikasi,
yaitu hematuria yang terus menerus akan menyebabkan terjadinya anemia
pada pasien, apabila terjadi penyumbatan atau obstruksi, maka akan
menyebabkan terjadinya refluks vesiko-ureter, hidronefrosis, dan jika
terjadi infeksi, akan menyebabkan terjadinya kerusakan pada ginjal, yang
lama kelamaan mengakibatkan gagal ginjal.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan oleh penderita
kanker kandung kemih antara lain pemeriksaan radiologi, cystocopy dan
biopsy, cystologi, dan Magnetic Resonance Imaging (MRI).
Beberapa pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengobati
kanker kandung kemih, yaitu dengan jalan operasi atau biasa disebut
Transurethral resection of Bladder Tumor (TURBT), sistektomi, dan
rekonstruksi kandung kemih (neobladder reconstruction). Selain itu,
pengobatan yang dapat dilakukan yaitu kemoterapi dan imunoterapi
intravesika.

II. KONSEP KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis
kelamin, kebangsaan/suku, berat badan tinggi badan, pendidikan,
pekerjaan, status perkawinan, anggota keluarga, agama, kondisi medis,
masalah emosional, di rawat di RS sebelumnya, pengobatan
sebelumnya, alergi, dan review sistem tubuh.

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku, hubungan dengan
klien, pendidikan terakhir, pekerjaan, alamat.
c. Keluhan Utama
Diawali pasien mengeluhkan nyeri perut bagian bawah,
terlihat pucat dan tidak nafsu makan.
d. Riwayat Penyakit Sekarang
Diawali pasien batuk berdahak, sehingga nafsu makan
menurun, kebutuhan gizi tidak terpenuhi, dan BAK bercampur
darah.
e. Riwayat Penyakit Dahulu
Pengkajian yang mendukung adalah dengan mengkaji
apakah pasien memiliki riwayat penyakit yang lainnya atau
apakah pasien pernah mengalami diare sebelumnya.
f. Riwayat Penyakit Keluarga
Data ini untuk menunjukan apakah dalam keluarga pasien
ada yang mengalami hal serupa atau tidak.

1. Pola Fungsional Kesehatan


a) Pola Aktivitas/istirahat
Akan terganggu karena pasien mengeluh nyeri perut dibagian
bawah.

b) Pola Eliminasi
Frekuensi BAB normal tetapi BAK tidak normal

c) Pola Nutrisi
Pasien memiliki nafsu makan yang menurun, namun pasien
tetap minum susu untuk mengganti asupan makanan.
2. Pemeriksaan Fisik
a) Gambaran Umum
Perlu menyebutkan :

 Kesadaran pasien selama dirawat : apatis, sopor, koma,


gelisah, komposmentis bergantung pada kondisi pasien.
 Tanda-tanda vital pada pasien seperti tekanan darah, nadi,
suhu, dan respirasi.
b) Pemeriksaan Head to Toe
 Kepala
Pada kepala tidak ada gangguan yaitu normo cephalic,
simetris, tidak ada benjolan.

 Leher
Pada leher tidak ada gangguan yaitu tidak ada benjolan.

 Wajah
Wajah pucat, terlihat seperti menahan sakit. Tetapi, tidak
ada perubahan fungsi maupun bentuk. Tidak ada lesi,
simetris, tidak ada edema.

 Mata
Salah satu mata pasien telah diangkat.

 Telinga
Tidak ada kelainan, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri
tekan.

 Hidung
Tidak ada kelainan, tidak ada benjolan, tidak ada
kemerahan, tidak ada lesi.

 Mulut
Pada pasien Ca Buli mulut tidak ada kelainan.

 Dada
Tidak ada kelainan, simetris
 Paru-paru
Pasien dengan Ca Buli memiliki pola pernapasan normal.

 Jantung
Tidak ada kelainan.

 Perut
Ada nyeri pada bagian perut bawah.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (00132)


2. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan ketidakmampuan makan (00002)
C. INTERVENSI / PERENCANAAN
Diagnosa NOC NIC Rasional

Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri 1. Melakukan kajian kompeherensif
berhubungan keperawatan selama 3x24 jam nyeri
(1400)
dengan agen diharapkan nyeri dapat teratasi 2. Mengajarkan teknik non farmakologi
cedera biologis dengan kriteria hasil : 1. Lakukan pengkajian secara untuk mengurangi nyeri (nafas dalam)
(00132) kompeherensif 3. Mendukung pasien untuk istirahat dan
Tingkat Nyeri (2102)
2. Ajarkan penggunaan teknik tidur untuk menghilangkan nyeri
Kriteria Awal Akhir non farmakologi untuk 4. Memonitor tanda-tanda vital
mengurangi nyeri
Nyeri 2 5
3. Dukung istirahat tidur yang
yang
adekuat untuk penurunan nyeri
dilapork
4. Monitor TTV dan status
an
pernafasan dengan tepat
Tidak 2 5
bisa
istirahat

Ekspres 2 5
i nyeri
wajah

Keterangan :

1 : Sangat berat

2 : Berat

3 : Cukup

4 : Ringan

5 : Tidak ada
Ketidakseimbang Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi (1100) 1. Menentukan status gizi pasien dan
an nutrisi : kurang keperawatan selama 3x24 jam kemampuan pasien untuk memenuhi
1. Tentukan status gizi pasien
dari kebutuhan diharapkan ketidakseimbangan kebutuhan nutrisi
dan kemampuan pasien untuk
berhubungan nutrisi dapat teratasi dengan 2. Menginstruksikan pasien mengenai
memenuhi kebutuhan nutrisi
dengan kriteria hasil : kebutuhan nutrisi
2. Instruksikan pasien mengenai
ketidakmampuan 3. Mengatur diet yang diperlukan
Status Nutrisi : Asupan kebutuhan nutrisi
makan (00002) 4. Menganjurkan pasien untuk duduk
Makanan dan Cairan (1008) 3. Atur diet yang diperlukan
pada posisi tegak dikursi
4. Anjurkan pasien untuk duduk
Kriteria Awal Akhir
pada posisi tegak dikursi
Asupan 3 5
makanan
secara
oral

Asupan 3 5
cairan
secara
oral

3 5

Keterangan :

1. Sangat terganggu

2. Banyak terganggu

3. Cukup terganggu

4. Sedikit terganggu

5. Tidak terganggu
D. IMPLEMENTASI
Implementasi/pelaksanaan pada klien dengan CA Buli
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan perawatan yang
meliputi tindakan-tindakan yang telah direncanakan oleh
perawat maupun hasil kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya
serta memperhatikan kondisi dan keadaan pasien.

E. EVALUASI
Evaluasi dilakukan setelah diberikan tindakan perawatan
dengan melihat respon pasien, mengacu pada kriteria evaluasi,
tahap ini merupakan proses yang menetukan sejauh mana
tujuan telah tercapai.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2012. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Tumor Vesika Urianaria.


Diakses Pada 14 Februari 2013. www.ilmubedah.com.

Brunner & Suddarth.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8


Volume 2. Jakarta : EGC

Bulechet, Gloria et. Al. 2004. Nursing Interventions Clasification (NIC) Fouth
Edition. Mosby, Inc

Johnseon, Marion et al. 2000. Nursing Outcome Classification (NOC) second


edition. Mosby, Inc

Yuda. 2010. Penyakit Tumor Kandung Kemih . Diakses Pada 14 Februari 2013.
http://dokterdabedah.com.

Gale, Danielle & Charette, Jane. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi.


EGC. Jakarta

Long, Barbara C. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Alih Bahasa: Yayasan Ikatan


Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung, Edisi 1, Yayasan IAPK
Pajajaran, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai