Anda di halaman 1dari 19

Endang Setia Asih 1710711121

Nabilah Tiani R 1710711123


Jyhan Aprilia A 1710711124
D E F I N I S I

• Yaitu, suatu penyakit autoimun yang


menyebabkan inflamasi kronis,
Penyakit ini terjadi dalam tubuh akibat
sistem kekebalan tubuh salah
menyerang jaringan sehat

• Penyakit ini juga merupakan penyakit


multi-sistem dimana banyak
manifestasi klinis yang didapat
penderita, sehingga setiap penderita
akan mengalami gejala yang berbeda
dengan penderita lainnya tergantung
dari organ apa yang diserang oleh
antibody tubuhnya sendiri
Pengobatan termasuk penatalaksanaan
penyakit akut dan kronis

 Gunakan obat-obat antinflamasi


nonsteroid (NSAID) dengan
kortikosteroid untuk meminimalkan
kebutuhan kortikosteroid

 Gunakan kortikosteroid topical


untuk manifestasi kutan akut

 Gunakan pemberian bolus IV


sebagai alternative untuk
penggunaan dosis oral tinggi
tradisional
• Preparat imunosupresif
(percobaan) diberikan untuk
bentuk SLE yang serius.
Imunosupresan (Azethiprine 2-
3 mg/kg per oral)

• Siklofospamid, diberikan pada


kasus yang mengancam jiwa
700-1000 mg/m luas
permukaan tubuh, bersama
dengan steroid selama 3 bulan
setiap 3 minggu
P E M E R I K S A A N PENUNJANG

Penghitungan sel darah lengkap

Analisis urine

Serologi ANA, anti-dsDNA, komplemen (C3,C4)

Ekokardiogram

Foto thorax
Pemeriksaan Laboratorium
Tes
Antinuclear ANA adalah sekelompok antibodi protein yang
bereaksi menyerang inti dari suatu sel. ANA cukup
antibodies sensitif untuk mendeteksi adanya SLE, hasil yang
(ANA) positif terjadi pada 95% penderita SLE

Jumlah yang tinggi merupakan spesifik untuk


Tes Anti SLE sedangkan kadar rendah sampai sedang
ds-DNA dapat ditemukan pada penderita dengan penyakit
reumatik yang lain, hepatitis kronik
ASUHAN
KEPERAWATAN
KASUS
Seorang perempuan bernama Ny. Y usia 35 tahun datang ke
UGD dengan keluhan merasa tidak nyaman dengan kulit memerah
pada daerah pipi dan leher, awalnya kecil namun setelah satu
minggu ukuran tersebut bertambah lebar, demam, nyeri, dan terasa
kaku seluruh persendian terutama pagi hari dan kurang nafsu
makan. Pada pemeriksaan fisik diperoleh ruam pada pipi dengan
batas tegas, peradangan pada siku, lesi pada daerah leher, malaise.
Klien mengatakan terdapat bberapa sariawan pada mukosa mulut.
Klien ketika bertemu dengan orang lain selalu menunduk dan
menutupi wajahnya dengan masker. Tekanan darah 110/80 mmHg,
RR 20x/menit, nadi 90x/menit, suhu 38,5, Hb 11gr/dl, WBC
15.000/mm3.
ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI PROBLEM
Ds: ketidakmampuan fisik- Nyeri kronis
•Klien mengatakan nyeri psikososial kronis
pada sendi dan bagian
yang mengalami
kemerahan

Do:
•Klien terlihat menahan
nyeri
•TTV :
TD 110/80 mmHg
RR 20x/menit
S 38,5
N 90x/menit
ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI PROBLEM
Ds: ketidakmampuan untuk ketidakseimbangan nutrisi
•Klien mengatakan tidak memasukkan nutrisi kurang dari kebutuhan
nafsu makan karena gangguan pada tubuh
•nyeri abdomen mukosa mulut
•muntah
•kejang perut
•rasa penuh tiba-tiba
setelah makan

Do:
•kurang nafsu makan
•bising usus berlebih
•pucat
•Adanya stomatitis di
mukosa mulut
ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI PROBLEM
Ds: nyeri kronis pada sendi Gangguan mobilitas fisik
•Klien mengatakan nyeri
ketika berjalan

Do:
•penurunan waktu reaksi
•kesulitan merubah posisi
•perubahan gerakan
(penurunan untuk
berjalan, kecepatan,
kesulitan memulai
langkah pendek)
•keterbatasan ROM
•gerakan sangat lambat
dan tidak terkoordinasi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
» Nyeri kronis berhubungan dengan ketidakmampuan fisik-
psikososial kronis (metastase kanker, injuri neurologis, arthritis)
» ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidakmampuan untuk memasukkan
nutrisi karena gangguan pada mukosa mulut
» Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri kronis pada
sendi
» kelelahan berhubungan dengan kondisi fisik yang buruk karena
suatu penyakit
» kerusakan integritas kulit berhubungan dengan deficit imunologi
» gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri pada sendi
» gangguan body image berhubungan dengan penyakit kronis
INTERVENSI
No. DX Tujuan & KH Intervensi
1 Setelah dilakukan tindakan Pain management
keperawatan selama 24jam
nyeri kronis pasien berkurang •Monitor kapuasan pasien terhadap
dengan kriteria hasil: manajemen nyeri
•Tingkatkan istirahat dan tisur yang
•Tidak ada gangguan tidur adekuat
•Tidak ada gangguan •Kelola antianalgesik
konsetrasi •Jelaskan pada klien penyebab nyeri
•Tidak ada gangguan •Lakukan tehnik nonfarmakologis
hubungan interpersonal (relaksasi, masase punggung)
•Tidak ada ekspresi menahan
nyeri dan ungkapan secara
verbal
•Tidak ada tegangan otot
INTERVENSI
No. DX Tujuan & KH Intervensi
2 setelah dilakukan tindakan •kaji adanya alergi makanan
keperawatan selama 2x24 jam •kolaborasi dengan ahli gizi untuk
nutrisi kurang teratasi dengan menentuka jumlah kalori dan nutrisi
indicator: yang dibutuhkan klien
•albumin serum •yakinkah dietyang dimakan
•prealbumin serum megandung tinggi serat untuk
•Hematokrit mencegah konstipasi
•Hemoglobin •ajarkan klien bagaimana membuat
•total iron binding capacity catatatan makanan harian
•jumlah limfosit •monitor adanya penurunan BB dan
gula darah
•monitor lingkungan selama makan
•jadwalkan pengobatan dan tindakan
tidak selama jam makan
•monitor turgor kulit
INTERVENSI
No. DX Tujuan & KH Intervensi
3 setelah dilakukan tindakan •monitor vital sign sebelum/sesudah
keperawatan selama 2x24 jam latian dan lihat respon pasien saat
gangguan mobilitas fisik latihan
teratasi dengan kriteria hasil: •konsultasikan dengan terapi fisik
tentang rencana ambulasi sesuai
•klien meningkat dalam dengan kebutuhan
aktivitas fisik •bantu klien untuk menggunakan
•mengerti tujuan dari tongkat saat berjalan dan cegah
peningkatan mobilitas terhadap cedera
•memverbalisasikan perasaan •kaji kemampuan klien dalam mobilisasi
dalam meningkatkan kekuatan latih klien dalam pemenuhan
dan kemampuan berpindah kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai
•memperagakan penggunaan kemampuan
alat bantu mobilisasi •ajarkan klien bagaimana merubah
posisi dan berikan bantuan jika
diperlukan

Anda mungkin juga menyukai