Anda di halaman 1dari 4

Model Konseptual Keperawatan Jiwa

Nama Kelompok :

 Sarah Nurul Izzah M (1710711132)

 Febby Fereza (1710711135)

 Anggi Dwi Prasetyo (1710711136)

 Refany Salsabila (1710711146)

Beberapa model konseptual dikembangkan dalam Ilmu Keperawatan Jiwa yang


terkait pandangan mereka tentang penyimpangan perilaku, proses terapeutik, peran pasien
dan ahli terapi.

Adapun model praktek kesehatan mental psikiatrik adalah sebagai berikut :

1. Model Psikoanalisis
Model ini dikembangkan pertama kali oleh Sigmund Freud dan disempurnakan oleh
Erickson, A. Freud, Klien Horney dan Reich Manninger. Menurut model ini
gangguan jiwa terjadi akibat tidak terselesaikannya konflik-konflik pada tahap
perkembangan sebelumnya.
Perkembangan kepribadian terdiri dari beberapa fase. Fase-fase tersebut adalah :
1) Fase oral (0-1 tahun)
Fase pertama yang menunjukkan bahwa bayi mendapat kepuasaan dan
kenikmatan yang bersumber pada mulut. Rasa lapar dan haus mendorongnya
untuk mengenal hubungan sosial. Pada saat haus bila tidak menyusu pada
ibunya, bayi akan memasukkan jari-jari tangannya ke mulut sebagai pengganti
kepuasaan oral.
2) Fase Anal (1-3 tahun)
Pada fase ini anak berfokus pada kepuasaan didaerah anus, terutama pada saat
BAB. Pada fase ini waktu yang tepat untuk melatih kedisiplinan pada anak
terutama tentang toilet training.
3) Fase Phalik (3-5 tahun)
Fase ini anak memperoleh kepuasaan pada daerah kelamin. Anak mulai
mempunyai ketertarikan pada perbedaan alat kelamin laki-laki dan
perempuan.
4) Fase Laten (5-12 tahun)
Fase ini merupakan masa tenang, walaupun sebenarrnya terdapat kecemasan
dan ketakutan yang terjadi pada fase sebelumnya namun perasaan tersebut
ditekan atau disembunyikan.
5) Fase Genitalia (12-18 tahun)
Fase ini ditandai dengan maturnya alat-alat reproduksi dan kepuasaan pada
daerah kelamin. Rasa cintanya pada anggota keluarga dialihkan pada orang
lain yang berlawanan jenis. Pengalaman masa sebelumnya menjadi bekal
untuk memasukin masa dewasa.
Sigmund Freud mengemukakan teori topografi tentang kesadaran yang dibagi
menjadi 3 bagian yaitu:
 Alam tak sadar mengandung berbagai ide atau afek yang ditekan.
Bahan-bahan alam tak sadar biasanya tidak dapat diingat.
 Alam pra sadar belum ada sejak lahir tapi berkembang pada masa
anak-anak. Kegiatan mental alam pra sadar dinamakan proses berpikir.
 Alam sadar sebagai alat pencerahan dapat menjadi sadar tentang
rangsangan yang masuk dari dunia luar.
Dalam struktur psiko atau jiwa, S.Freud membagi menjadi 3 bagian yaitu :

a. Id
Adalah tempat dorongan (instinct) dan berada dibawah
pengawasan proses primer, sehingga Id bekerja sesuai dengan
prinsip kesenangan tanpa mempedulikan kenyataan. Karena itu
sangat tergantung pada ego orang lain didalam lingkungannya.
Ciri Id yaitu :
 Merupakan bagian yang primitif
 Egoisitis, asosial, dan amoral
 Tidak mempunyai konsep etika
 Tidak dapat menunda keinginan
 Tidak belajar dari pengalaman
 Tidak mengenal waktu
b. Ego
Ego artinya aku. Fungsinya memberikan identitas diri pada
individu, tugasnya untuk menghindari ketidaksenangan dan rasa
nyeri dengan melawan atau mengatur pelepasan dorongan naluri
agar sesuai dengan tuntunan dunia luar. Ego harus tahu tentang
tuntutan realitas dan mempengaruhi atau mendorong individu
untuk melakukan sesuatu.
c. Super Ego
Berhubungan dengan moral, peraturan, nilai-nilai dan cita-cita.
Super ego dapat diartikan sebagai kata hati, hati nurani. Apabila
individu mempunyai super ego terlalu kuat maka ia akan selalu
merasa bersalah atau mengalami rasa berdosa.
Proses terapeutik, menggunakan teknik asosiasi bebas dari
analisis mimpi. Hal ini menginterpretasikan perilaku,
menggunakan tranferen untuk memperbaiki pengalaman traumatik
masa lalu dan mengidentifikasi area masalah melalui interpretasi
resisten pasien.
Peran pasien dan terapis, pasien mengungkapkan semua pikiran
dan mimpi serta mempertimbangkan interpretasi terapi. Terapis
menginterpretasi pikiran serta mimpi pasien dalam hal konflik,
transferen dan resisten.

2. Model Perilaku
Dikemukakan oleh Wolpe, Skinner, Bandura dan Pavlov, model ini merupakan teori
belajar tentang perilaku. Penyimpangan perilaku terjadi karena individu membentuk
kebiasaan yang tidak menyenangkan yang dilakukan sebagai usaha untuk
menurunkan kecemasan.
Proses terapeutik, terapis merupakan proses pendidikan. Pendekatan model ini
dengan terapi relaksasi dan latihan asertif.
Peran klien dan terapis, pasien melakukan teknik perilaku seperti melakukan
pekerjaan rumah. Terapis mengajarkan tentang pendekatan perilaku, mengembangkan
tingkat perilaku dan menguatkan perilaku positif.

3. Model Eksistensial
Dikembangkan oleh Peris, Glasser, Ellis, Rogers, dan Frank. Model ini dikemukakan
bahwa kehidupan akan penuh arti apabila manusia dapat menerima dirinya
sepenuhnya. Penyimpangan perilaku terjadi jika individu tidak dapat menemukan dan
menerima diri.
Proses terapeutik, klien dibantu untuk mengadakan hubungan dengan orang lain dan
menerima dirinya dan mengendalikan perilakunya. Terapi yang sering digunakan
adalah terapi keompok.
Peran klien dan terapis, klien bertanggung jawab terhadap perilakunya dan berperan
serta dalam suatu pengalaman untuk mempelajari tentang diri yang sebenarnya.
Terapis membantu klien menerima diri, mengklarifikasi situasi nyata dan kesadaran
diri.

4. Model Interpersonal
Dikembangkan oleh Harry Stack Sullivan dan Peplau. Menurut model ini gangguan
jiwa ditimbulkan akibat kecemasan yang dialami dalam hubungan interpersonal.
Dalam melakukan hubungan interpersonal individu dipengaruhi oleh orangtua dalam
mendidik anak. Anak tidak dapat mebentuk kepribadian yang baik maupun buruk
disebut dengan sistem self not atau not me.
Proses terapeutik, hubungan antara klien dan terapis membangun perasaan aman.
Terapis membantu klien untuk memperoleh pengalaman hubungan saling percaya dan
meningkatkan kepuasaan interpersonal kemudian klien dibantu mengembangkan
hubungan yang erat diluar situasi terapis.
Peran klien dan terapis, klien membagi perasaannya kepada terapis. Terapis
menggunakan empati untuk menerima perasaan klien dan menggunakan hubungan
sebagai pengalam interpersonal.

5. Model Medical
Dikemukakan oleh Meyer, Kraeplin, Spitzer dan Frances. Menurut model ini
gangguan perilaku diakibatkan oleh proses penyakit biologis.
Proses terapeutik, berfokus pada penanganan diagnosis yang meliputi terapis
isomatik, farmakologis dan teknik interpersonal.
Peran klien dan terapis, mengikuti program terapi yang dianjurkan dan melaporkan
efek terapi terhadap terapis. Terapis menegakkan diagnosis penyakit dan menentukan
pendekatan terapeutik.

6. Model Komunikasi
Dikemukakan oleh Erick Berne dan Watzlawick. Menurut model ini gangguan
perilaku terjadi akibat pesan tidak disampaikan dengan jelas atau yang diterima tidak
sesuai persepsi.
Proses terapeutik, pola komunikasi dianalisis dan umpan balik diberikan untuk
mengklarifikasi masalah dengan cara berkomunikasi tanpa sandiwara.
Peran klien dan terapis, klien belajar pola komunikasi. Terapis menginterpretasi
pola komunikasi kepada klien dan mengajarkan prinsip komunikasi yang biak.
7. Model Keperawatan
Dikemukakan oleh Dorothen Orem, Jhon Rischl, Roy dan Martha Roger. Asuhan
keperawatn berfokus pada respon individu terhadap masalah kesehatan.
Penyimpangan perilaku, dalam model ini manusia dipandang sebagai makhluk
biopsikososial kultural yang utuh merespon terhadap stress dengan cara-caranya.
Proses terapeutik, proses keperawatan meliputi pengumpulan data, merumuskan
diagnosis keperawatan, merencakan, tindakn dan evaluasi. Intervensi keperawatan
menggunakan terapi lingkungan, terapi individu dan kelompok.
Peran klien dan terapis, klien bekerjasama dengan terapis dalam mengindentifikasi
masalah, menyusun rencana, melakukan tindakan, evaluasi dan memodifikasi
tindakan. Peran terapis bekerjasama dengan kline dan anggota tim kesehatan lain.

8. Model Sosial
Dikemukakan oleh Caplan dan Szasz. Model ini mengemukakan pandangan sosial
terhadap perilaku karena faktor sosial dan lingkungan menciptakan stress yang
menyebabkan kecemasan dan menimbulkan gejala perilaku menyimpang.
Proses terapeutik, klien dibantu untuk menghadapi sistem sosialnya dengan
menggunakan pendekatan primer, krisis intervensi, manipulasi lingkungan dan sistem
pendukung sosial, keluarga dan masyarakat.
Peran klien dan terapis, klien menyampaikan masalahnya dan bekerjasama untuk
memperoleh resolusi. Terapis menggali dan mengeskplorasi sistem sosial klien dan
membantu pasien menggali sistem yang sesuai dan menciptakan sumber baru.

DAFTAR PUSTAKA
O’brien, Patricia G. Winifred Z. Kennedy. Karen A. Ballard. 2012. Keperawatan
Kesehatan Jiwa Psikiatrik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai