Anda di halaman 1dari 9

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Identitas

Nama, umur (sekitar 50 tahunan), alamat, agama, jenis kelamin (biasanya 95% penderita gout adalah
pria), dll

b. Keluhan Utama

Pada umumnya klien merasakan nyeri yang luar biasa pada sendi ibu jari kaki (sendi lain)

c. Riwayat Penyakit Sekarang

P (Provokatif) : Kaji penyebab nyeri

Q (Quality / qualitas) : Kaji seberapa sering nyeri yang dirasakan klien

R (Region) : Kaji bagian persendian yang terasa nyeri (biasanya pada pangkal ibu jari)

S (Saverity) :` Apakah mengganggu aktivitas motorik ?

T (Time) : Kaji kapan keluhan nyeri dirasakan ? (Biasanya terjadi pada malam hari)

d. Riwayat Penyakit Dahulu

Tanyakan pada klien apakah menderita penyakit ginjal ?

e. Riwayat Penyakit Keluarga

Tanyakan apakah pernah ada anggota keluarga klien yang menderita penyakit yang sama seperti
yang diderita klien sekarang ini.

f. Pengkajian Psikososial dan Spiritual

Psikososial : Biasanya klien mengalami peningkatan stress

Sosial : Cenderung menarik diri dari lingkungan

Spiritual : Kaji apa agama pasien, bagaimana pasien menjalankan ibadah menurut agamanya

g. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari

1) Kebutuhan nutrisi

a) Makan : Kaji frekuensi, jenis, komposisi (pantangan makanan kaya protein)

b) Minum : Kaji frekuensi, jenis (pantangan alkohol)


2) Kebutuhan eliminasi

a) BAK : kaji frekuensi, jumlah, warna, bau

b) BAB : kaji frekuensi, jumlah, warna, bau

3) Kebutuhan aktivitas

Biasanya klien kurang / tidak dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari secara mandiri akibat
nyeri dan pembengkakan

2. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum :

1) Tingkat kesadaran

2) GCS

3) TTV

b. Peningkatan penginderaan

1) Sistem integument

Kulit tampak merah atau keunguan, kencang, licin, serta teraba hangat

2) Sistem penginderaan

Mata : Kaji penglihatan, bentuk, visus, warna sklera, gerakan bola mata

Hidung : Kaji bentuk hidung, terdapat gangguan penciuman atau tidak

Telinga : Kaji pendengaran, terdapat gangguan pendengaran atau tidak, biasanya terdapat tofi
pada telinga

3) Sistem kardiovaskuler

Inspeksi : Apakah ada pembesaran vena jugularis

Palpasi : Kaji frekuensi nadi (takhikardi)

Auskultasi : Apakah suara jantung normal S1 + S2tunggal / ada suara tambahan

4) Sistem penceranaan

Inspeksi : Kaji bentuk abdomen, ada tidaknya pembesaran pada abdomen


Palpasi : Apakah ada nyeri tekan pada abdomen

Perkusi : Apakah kembung / tidak

Auskultasi : Apakah ada peningkatan bising usus

5) Sistem muskuluskeletal

Biasanya terjadi pembengkakan yang mendadak (pada ibu jari) dan nyeri yang luar biasa serta
juga dapat terbentuk kristal di sendi-sendi perifer, deformitas (pembesaran sendi)

6) Sistem perkemihan

Hampir 20% penderita gout memiliki batu ginjal

c. Pemeriksaan diasnostik.

Gambaran radiologis pada stadium dini terlihat perubahan yang berarti dan mungkin terlihat
osteoporosis yang ringan. Pada kasus lebih lanju, terlhat erosi tulang seperti lubang-lubang kecil (punch
out).

3. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri sendi b. d peradangan sendi, penimbunan kristal pada membrane sinovia, tulang rawan
artikular, erosi tulang rawan, prolifera sinovia dan pembentukan panus.

b. Hambatan mobilisasi fisik b. d penurunaan rentang gerak, kelemahan otot, pada gerakan, dan
kekakuan pada sendi kaki sekunder akibat erosi tulang rawan, proloferasi sinovia, dan pembentukan
panus.

c. Gangguan citra diri b. d perubahan bentuk kaki dan terbenuknya tofus.

d. Perubahan pola tidur b.d nyeri

4. Intervensi Keperawatan

a. Dk. I : Nyeri sendi b. d peradangan sendi, penimbunan Kristal pada membrane sinovia, tulang
rawan arikular, erosi tulang rawan, prolifera sinovia dan pembentukan panus.

Tujuan keperawatan : Nyeri berkurang, hilang, teratasi.

Kriteria hasil :

o Klien melaporkan penelusuran nyeri.


o menunjukan perilaku yang lebiih rileks.

o memperagakan keterampilan reduksi nyeri.

o Skala nyeri 0 – 1 atau teratasi.

INTERVENSI RASIONAL

MANDIRI

· Kaji lokasi, intensitas,an tipe nyeri. · Nyeri merupakan respon subjektif


Observasi kemajuan nyeri ke daerah yang yangbdapat dikaji dengan menggunakan
baru. Kaji nyeri dengan skala0 – 4. skala nyeri. Klien melaporkan nyeri
biasanya di atas tingkat cedera.

· Nyeri dipengaruhi oleh kecemasan


· Bantu klien dalam mengidentifikasi dan peradangan pada sendi.
factor pencetus.
· Pendekatan dengan menggunakan
relaksasi dan farmakologilain
· Jelaskan dan bantu klien terkait menunjukan keefektifan dalam
dengan tindakan pereda nyeri mengurangi nyeri.
nonfamakologi dan non – invasif. · Akan melancarkan peredaran
darah sehingga kebutuhan oksigen pada
jaringan terpenuhi dan mengurangi
nyeri.

· Ajarkan relaksasi: teknik terkait · Mengalikan perhatian klien


ketegangan otot rangka yang dapat terhadap nyeri ke hal yang
mengurangi intensitas nyeri. menyenangkan.

· pegetahuan tersebut membatu


mengurangi nyeri dan dapat
· Ajarkan metode distraksi selama
menbatumeningkatkan kepatuhan klien
nyeri akut.
terhadap rencana terapeutik

· pemakaian alkohol, kafein, dan


· Tingkatkan pengetahuaan tentang obat-obatan diuretik akan menambah
penyebab nyeri dan hubungan dengan peningkatan kadar asam urat dalam
berapa lama nyeri akan berlangsung. serum.

· Hindarkan klien meminum alcohol,


kafein, dan obat diuretik.
· Alopurinol menghambat
biosentesis asam urat sehingga
menurunkan kadar asam urat serum.
KOLABORASI

 Kolaborasi dengan tim medis untuk


pemberian alopurinol

b. Dk. II : Hambatan mobilisasi fisik b. d penurunaan rentang gerak, kelemahan otot, pada gerakan,
dan kekakuan pada sendi kaki sekunder akibat erosi tulang rawan, proloferasi sinovia, dan pembentukan
panus.

Tujuan keperawatan : klien mampu melaksanakan aktifitas fisik sesuai dengan kemampuannya.

Kreteria hasil :

o Klien ikut dalam program latihan

o Tidak mengalami kontraktur sendi

o Kekuatan otot bertambah

o Klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas dan mempertahankan koordinasi optimal.

INTERVENSI RASIONAL

MANDIRI

· Kaji mobilitas yang ada dan · Mengetahui tingkat kemampuan


observasi adanya peningkatan kerusakan. klien dalam melakukan aktifitas.

· Ajarkan klien melakukan latihan


gerak aktif pada ekstermitas yang tidak
sakit. · Gerakan aktif memberi masa tonus,
dan kekuatan otot, serta memperbaiki
· Bantu klien melakukan latihan ROM fungsi jantung dan pernafasan.
dan perawatan diri sesuai toleransi.
· Untuk mempertahankan fleksibilitas
· Pantau kemajuan dan sendi sesuai kemampauan.
perkembangan kemamapuan klien dalam
melakukan aktifitas · Untuk mendeteksi perkembangan
klien.
KOLABORASI

· Kolaborasi dengan ahli fisioterapi · Kemampuan mobilisasi ekstermitas


untuk latihan fisik klien. dapat ditingkatkan dengan latihan fisik
dari tim fisioterapi.

c. Dk. III : Gangguan citra diri b. d perubahan bentuk kaki dan terbenuknya tofus.

Tujuan perawatan : Citra diri klien meningkat

Kriteria hasil :

o Klien mampu mengatakan atau mengkomunikasikan dengan orang terdekat tentang situasi dan
perubahan yang terjadi

o Mampu menyatakan penerimaan diri terhadap situasi

o Mengakui dan menggabungkan perubhan dalam konsep diri dengan cara yang akurat tanpa
merasakan harga dirinya negatif.

INTERVENSI RASIONAL

MANDIRI

§ Kaji perubhan perspsi dan § Menetukan bantuan


hubungannya dengan derajat individual dalm menyusun
kletidak mampuan. rencana perawatan atau
pemilihan intervensi

§ Membantu klien melihat


§ Ingantkan kembali realitas bahwa peraat menerima
bahwa masih dapat menggunakan kedua bagian dari seluruh
sisi yang sakit dan belajar tubuh dan mulai menerima
mengontrol sisi yang sehat. situasi baru.
§ Bantu dan ajurkan perawatan § Membantu meningkatkan
yang baik dan memperbaiki perasaan harga diri dan
kebiasaan. mengontrol lebih dari satu
area kehidupan.

§ Menghidupkan kembali
perasaan mandiri dn membatu
§ Anjurkan orang terdekat untuk perkemabangan harga diri
mengizinkan klien melakukan serta memengaruhi proses
sebanyak mungkin hal untuk rehabilitasi.
dirinya.
§ Dukungan perawat kepada
klien dapat meningkat kan rasa
percaya diri klien.
§ Bersama klien mencari alternatif
koping yang positif. § Klien dapat beradaptasi
terhadap perubahan dan
memahami peran individu
§ Dukung prilaku atau usaha dimasa mendatang.
peningkata minat atau partisipasi
dalam aktifitas rehabilitasi.
§ Dapat memfasilitasi
KOLABORASI perubahan peran yang penting
 Kolaborasi denagn ahli untuk perkembangan
neuropsikologi dan perasaan.
konseling bila da indikasi .

d. DK IV : Perubahan Pola Tidur b/d Nyeri.

Kriteria Hasil : Klien dapat memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur.

INTERVENSI RASIONAL

· Tentukan kebiasaan tidurnya dan · Mengkaji pola tidurnya dan


perubahan saat tidur. mengidentifikasi intervensi yang tepat.

· Bila rutinitas baru mengandung aspek


sebanyak kebiasaan lama, stress dan
· Buat rutinitas tidur baru yang ansietas yang berhubungan dapat
dimasukkan dalam pola lama dan berkurang
lingkungan baru.
Membantu menginduksi tidur

· Dapat merasakan takut jatuh karena


perubahan ukuran dan tinggi tempat tidur,
memberikan kenyamanan pagar
tempat untuk membantu mengubah posisi.
· Tingkatkan regimen kenyamanan
waktu tidur, misalnya mandi hangat dan · Tidur tanpa gangguan lebih menim-
massage. bulkan rasa segar, dan pasien mungkin
tidak mampu untuk kembali ke tempat
tidur bila terbangun.
· Gunakan pagar tempat tidur sesuai · Di berikan untuk membantu pasien
indikasi ; rendahkan tempat tidur jika tidur atau istirahat.
memungkinkan.

· Kolaborasi dalam pemberian obat


sedative, hipnotik sesuai dengan indikasi.

DAFTAR PUSTAKA

Lukman, Ningsih, Nurna. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Jilid 1. Jakarta : Salemba Medika.
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Aajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Muskuloskeletal. Cet.1. Jakarta :
EGC.

Anda mungkin juga menyukai