Anda di halaman 1dari 8

RESUME TEORI ASKEP NYERI PADA LANSIA

Dosen Pengampu : Ns. Sri Wahyuni A., S.Kep., M. Kep., Sp.Kom

Disusun Oleh:

Irfa Hidayanti 1711011087

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2020
A. PENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan adalah suatu bagian dari komponen proses
keperawatan sebagai suatu usaha perawat dalam menggali permasalahan yang ada di
pasien meliputi pengumpulan data tentang status kesehatan pasien yang yang
dilakukan secara sistematis, menyeluruh atau komprehensif, akurat, singkat dan
berlangsung secara berkesinambungan (Muttaqin, 2010). Pada pasien dengan nyeri
akut dalam kategori fisiologis dengan subkategori nyeri dan kenyamanan, perawat
harus mengkaji data mayor dan minor yang tercantum dalam buku Standar Diagnosa
Keperawatan Indonesia (2017). Tanda dan gejala mayor diantaranya yaitu subyektif
(mengeluh nyeri), objektif (tampak meringis, bersikap protektif (mis. waspada, posisi
menghindari nyeri)), gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur. Tanda dan gejala
minor diantaranya yaitu objektif (tekanan darah meningkat, pola nafas berubah, nafsu
makan berubah, proses berpikir terganggu, menarik diri, berfokus pada diri sendiri,
diaforesis.
1. Identitas
Identitas pada pengkajian lansia meliputi nama, jenis kelamin, umur . Umur
yang dikaji pada pengkajian lansia ini adalah sekitar 55 tahun keatas dan lebih
tepatnya lansia yang berusia 60 tahun karena pada usia ini lansia lebih rentan
mengalami nyeri terutama nyeri akut.
2. Keluhan utama
Keluhan utama yang biasa di rasakan oleh lansia nyeri pada sendi yaitu nyeri
pada jari-jari tangan, nyeri pada lutut dan nyeri pada pinggang. Nyeri ini dirasakan
jika melakukan aktivitas .
3. Riwayat penyakit sekarang
Pada riwayat penyakit sekarang, lansia akan diberi beberapa pertanyaan
seperti hal apa yang dapat meneyebabkan timbulnya nyeri, apa saja yang dapat
mengurangi dan yang memperberat rasa nyerinya, bagaimana gejala nyeri yang
dirasakan apakah nyerinya seperti ditusuk-tusuk atau seperti disayat. Dimana lokasi
nyeri yang dirasakan apakah nyeri menyebar atau hanya didaerah tertentu saja,
seberapa keparahan nyeri yang dirasakan jika dihitung dalam skala nyeri 1-10, dan
kaapan mulai timbul? Seberapa sering gejala terasa? Apakah tiba-tiba atau bertahap?
4. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi nyeri
Upaya apa yang klien lakukan untuk mengurangi nyerinya contoh jika klien
sudah merasakan nyeri maka klien mengkonsumsi jamu herbal dan membeli obat-
obatan di took terdekat untuk mengurangi rasa nyerinya.
5. Pola nutrisi dan metabolisme
Didalam pola nutrisi ini terdiri dari pola makan klien, nafsu makan klien, porsi
makan klien, diit, gangguan saat makan.
6. Pola istirahat tidur
Pola istirahat tidur terdiri dari kualitas tidur dan istirahat klien, jumlah tidur
klien pada siang hari dan malam hari. Contoh jumlah tidur klien berkurang dari
biasanya. Klien sering terbangun saat mersakan nyeri ketika bangun tidur klien
tampak masih lemas dan menguap.
7. Pola konsep diri
Menggabrakan perasaan yang berhubungan denagn kondisi sakit yang
dirasakan, konsep diri ini juga menggambarkan bagaimana harga diri klien, peran
klien sebagai lansia, dan kemampuan diri klien dalam menerima sakit yang
dirasakannya.
8. Tanda-tanda vital
Pada kondisi lansia yang merasakan nyeri biasanya akan terjadi perubahan
kodisi fisik klien contoh : suhu tubuh meningkat, nadi meningkat, tekanan darah
diatas normal, pernafasan normal tetapi ada juga yang lambat.
9. Pemeriksaan fisik
Klien yang mengalami nyeri akut biasanya terlihat tampak lemas dan
kesadaran tetap composmentis.
10. Ektremitas
Lutut klien terasa nyeri dan agak susah ketika digerakkan dan apa bila duduk
klien meminta bantu keluarga untuk beranjak dari tempat duduknya.
ANALISA DATA

Tgl/jam Pengelompokan Data Masalah Kemungkinan Penyebab

Ds : klien mengatakan nyeri di lutut Nyeri akut Agen injuri biologis


kanan sejak 1 minggu yang lalu
nyeri hilang timbul.

DO : klien tampak meringis , klien


tampak memegang lutu kanannya.

Ds : klien mengatakan nyeri pada Nyeri kronis Kondisi muskuluskeletal


lutut kanannya seperti ditususk- kronik
tusuk, nyeri hilang timbul sejak
beberapa bulan yang lalu dan ketika
klien beranjak dari tempat duduk
klien mengatakan nyerinya semakin
sakit skala nyeri 5.

Do :

 Wajah klien tampak meringis


dan gelisah
 Wajah klien tampak pucat
 Skala nyeri 5

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen injuri biologis d.d klien tampak meringis dan memegang lutut.

2. Nyeri kronis b.d Kondisi muskuluskeletal kronik d.d klien tampak gelisah dan
pucat skala nyeri 5.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

Tgl/jam Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Rencana tindakan Rasional Paraf

Nyeri akut b.d agen injuri Setelah dilakukan tindakan  Tentukan akibat dari  Nyeri adalah suatu
biologis d.d klien tampak keperawatan dalam waktu pengalaman nyeri terhadap sensori subyektif
meringis , klien tampak 2x24 jam nyeri akut pasien kualitas hidup klien dan pengalaman
memegang lutu kanannya. teratasi. (misalnya, tidur, nafsu yang tidak
makan) menyenangkan
kriteria hasil:
 Ajarkan teknik relaksasi berkaitan dengan
 Nyeri akut berkurang nafas dalam pada klien kerusakan jaringan
 Klien tidak merigis lagi  Dukung istirahat tidur yang actual.
 klien tidak memegang adekuat untuk penurunan  Mengurangi
perutnya lagi. nyeri tingkat stress
 Monitoring skala nyeri klien sehingga
 Ajarkan metode menunrunkan
farmakologi penurunan ansietas nyeri
nyeri  Keadaan rileks
tanpa adanya
emosional
 Untuk mengetahui
tingkat nyeri yang
dialami klien
 Gali bersama klien
faktor-faktor yang
dapat menurunkan
nyeri dan ajarkan
metode
famakologi dan
non farmokologi.
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tgl Diagnosis/Masalah Kolaboratif Tindakan Paraf


/jam

Nyeri akut b.d agen injuri  Kaji nyeri klien secara


biologis d.d klien tampak komperhensif meliputi:
meringis , klien tampak karakteristik nyeri, lokasi
memegang lutu kanannya. nyeri, durasi nyeri,
frekuensi, faktor pretisipasi.
 Jelaskan kepada klien atau
keluarga klien tentang
penyebab nyeri klien.
 Gunakan komunikasi
terapeutik atau bahasa yang
mudah di mengerti klien /
lansia.
 Memberikan arahan kepada
klien dan keluarga agar
memposisikan klien pada
posisi yang nyaman
Pengurangan nyeri pada
lansia dengan meberikan
tempat yang nyaman dan
posisi yang nyaman
 Kolaborasi penggunaan
farmakologi atau
nonfarmakologi
Pengurangan nyeri dengan
menggunakan obat-obatan
atau jamu herbal
E. EVALUASI

Tgl/jam Masalah Catatan perkembangan Paraf


keperawatan/kolaboratif

Nyeri akut b.d agen injuri S : Klien mengatakan nyeri hilang


biologis d.d klien tampak timbul pada lutut sebelah kakanan,
meringis , klien tampak nyeri timbul kembali saat klien
memegang lutu kanannya. melakukan aktivitas terlalu lama skala
nyeri 3.

O:

 Wajah klien tampak meringis


 Klien tampak memegang
lututnya

A : Nyeri akut teratasi sebagian

P : Intervensi tetap dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai