2. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat.
Tujuan : Pemenuhan nutrisi klien dapat teratasi dan BB klien dapat dipertahankan.
KH : Nafsu makan klien membaik.
: BB klien menunjukkan peningkatan.
Intervensi
1. Anjurkan istirahat sebelum makan.
2. Dorong tirah baring dan pembatasan aktivitas selama fase akut.
3. Anjurkan makan sedikit demi sedikit tapi sering.
4. Hindari makanan yang menimbulkan gas.
5. Beri makanan selagi hangat.
6. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet.
Rasionalisasi
1. Menenangkan peristaltik dan meningkatkan energi untuk makan.
2. Menurunkan kebutuhan metabolik untuk mencegah penurunan kalori dan simpanan energi.
3. Menghindari terjadinya mual karena pengisian lanbung secara tiba-tiba.
4. Dapat mempengaruhi nafsu makan atau pencernaan dan membatasi masukan nutrisi.
5. Dapat membangkitkan nafsu makan.
6. Diet yang sesuai dapat mempercepat penyembuhan
4. Ganguan pola istirahat dan tidur berhubungan dengan sakit kepala dan pusing.
Tujuan : Kebutuhan istirahat dan tidur klien tidak terganggu.
KH : Klien dapat istirahat dan tidur secara normal atau biasa.
Klien merasa lebih sehat.
Klien tidak kelihatan lesu.
Intervensi
1. Kaji pola istirahat dan tidur klien.
2. Ciptakan lingkungan tenang.
Rasionalisasi
1. Memberi informasi untuk intervensi berikutnya.
2. Mempercepat klien untuk tidur.
5. Ansietas tahap sedang berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
Tujuan : Ansietas klien dapat teratasi.
KH : Kepercayaan diri klien meningkat.
Intervensi
1. Observasi respon fisiologis, mis : takipnoe, palpitasi, pusing.
2. Catat petunjuk perilaku, mis : gelisah, midah tersinggung.
3. Dorong pernyataan takut dan ansietas, berikan respon umpan balik.
4. Berikan lingkungan yang tenang untuk beristirahat.
5. Berikan tekhnik relaksasi, mis: latihan nafas dalamdan bimbingan imaginasi.
Rasionalisasi
1. Dapat menjadi indikasi derajat ansietas yang dialami pasien.
2. Indikator derajat ansietas.
3. Membuat hubungan therafiutik, membantu pasien untuk menerima perasaan dan menurunkan
ansietas yang tidak perlu tentang ketidak tahuan.
4. Memindahkan pasien dari stresor luar dan meningkatkan relaksasi, juga dapat meningkatkan
ketrampilan koping.
5. Cara relaksasi dapat membantu menurunkan takut dan ansietas.
Perencanaan
DIAGNOSA
No. INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan
1. Selidiki keluhan nyeri,
1. Untuk mengetahui letak
dengan iritasi mukosa perhatikan lokasi, nyeri dan memudahkan
lambung sekunder itensitas nyeri, dan skala intervensi yang akan
karena stress psikologi nyeri dilakukan
2. Anjurkan pasien untuk
2. Intervensi dini pada
Tujuan: melaporkan nyeri segera kontrol nyeri
Setelah dilakukan saat mulai memudahkan
tindakan keperawatan pemulihan otot dengan
selama 2 x 24 jam nyeri menurunkan tegangan
dapat berkurang, pasien
3. Pantau tanda-tanda vital otot
dapat tenang dan 3. Respon autonomik
keadaan umum cukup meliputi, perubahan
baik 4. Jelaskan sebab dan pada TD, nadi, RR, yang
akibat nyeri pada klien berhubungan dengan
Kriteria Hasil: serta keluarganya penghilangan nyeri
1. Klien mengungkapakan 4. Dengan sebab dan
nyeri yang dirasakan akibat nyeri diharapkan
berkurang atau hilang 5. Anjurkan istirahat klien berpartisipasi
2. Klien tidak menyeringai selama fase akut dalam perawatan untuk
kesakitan 6. Anjurkan teknik mengurangi nyeri
3. TTV dalam batasan distruksi dan relaksasi 5. Mengurangi nyeri yang
normal diperberat oleh gerakan
4. Intensitas nyeri 6. Menurunkan tegangan
berkurang (skala nyeri
7. Berikan situasi otot, meningkatkan
berkurang 1-10) lingkungan yang relaksasi, dan
5. Menunjukkan rileks, kondusi meningkatkan rasa
istirahat tidur, kontrol dan kemampuan
peningkatan aktivitas koping
dengan cepat 8. Kolaborasi dengan tim
7. Memberikan dukungan
medis dalam pemberian (fisik, emosional,
tindakan meningkatkan rasa
kontrol, dan
kemampuan koping)
8. Menghilangkan atau
mengurangi keluhan
nyeri klien
2. Nutrisi kurang dari
1. Anjurkan pasien untuk
1. Menjaga nutrisi pasien
kebutuhan tubuh makan dengan porsi tetap stabil dan
berhubungan dengan yang sedikit tapi sering mencegah rasa mual
kurangnya intake
2. Berikan makanan yang muntah
makanan lunak 2. Untuk mempermudah
pasien menelan
Tujuan: 3. Lakukan oral hygiene 3. Kebersihan mulut dapat
Setelah dilakukan merangsang nafsu
tindakan keperawatan makan pasien
selama 3x24 jam
4. Timbang BB dengan
kebutuhan nutrisi pasien teratur 4. Mengetahui
terpenuhi perkembangan status
5. Observasi tekstur, nutrisi pasien
Kriteria hasil: turgor kulit pasien 5. Mengetahui status
1. Keadaan umum cukup6. Observasi intake dan nutrisi pasien
2. Turgor kulit baik output nutrisi 6. Mengetahui
3. BB meningkat keseimbangan nutrisi
4. Kesulitan menelan pasien
berkurang
3. Kekurangan volume
1. Penuhi kebutuhan
1. Intake cairan yang
cairan kurang dari individual. Anjurkan adekuat akan
kebutuhan tubuh klien untuk mengurangi resiko
berhubungan dengan minum (dewasa : 40-60 dehidrasi pasien.
intake yang tidak cc/kg/jam).
adekuat dan output cair 2. Mengganti kehilangan
cairan dan memperbaiki
yang berlebih (mual dan
2. Berikan cairan keseimbangan cairan
muntah) tambahan IV sesuai dalam fase segera.
indikasi.
Tujuan:
Setelah dilakukan 3. Menunjukkan status
tindakan keperawatan dehidrasi atau
selama 1x24 jam intake
3. Awasi tanda-tanda vital, kemungkinan
cairan adekuat. evaluasi turgor kulit, kebutuhan untuk
pengisian kapiler dan peningkatan
Kriteria Hasil: membran mukosa. penggantian cairan.
1. Mukosa bibir lembab
2. Turgor kulit baik 4. Kolaborasi pemberian
4. Cimetidine dan
3. Pengisian kapiler baik cimetidine dan ranitidine berfungsi
4. Input dan output ranitidine untuk menghambat
seimbang sekresi asam lambung
4. Resiko tinggi infeksi
1. Monitor tanda dan
1. Mengetahui adanya
berhubungan dengan gejala infeksi sistemik infeksi pada pasien
imunitas menurun dan dan lokal 2. Pasien tidak semakin
proses penyakit 2. Monitor terhadap stres dengan
2. Menunjukan imunisasi
7. Dorong pasien untuk
kemampuan untuk istirahat 8. Keluarga mengetahui
infeksi
8. Informasikan kepada
9. Menjaga dan mencegah
3. Menunjukan perilaku
keluarga kapan jadwal dari bakteri dan
hidup sehat
imunisasi (DPT, Polio, mikroorganisme yang
4. Personal hygiene pasien Campak, Rubella) dapat memperburuk
terpenuhi baik sacara
9. Jelaskan keuntungan penyakit
mandiri maupun dibantu 10. Mengurangi inflamasi
imunisasi
keluarga.
5. Kurang pengetahuan
1. Beri pendidikan
1. Memberikan
berhubungan dengan kesehatan (penyuluhan) pengetahuan dasar
kurangnya informasi. tentang penyakit dimana klien dapat
membuat pilihan
Tujuan: 2. Beri kesempatan klien informasi tentang
Setelah dilakukan atau keluarga untuk kontrol masalah
tindakan keperawatan bertanya kesehatan.
pasien mendapatkan
informasi yang tepat
3. Beritahu tentang
2. Pengkajian / evaluasi
dan efektif. pentingnya obat-obatan secara periodik
untuk kesembuhan meningkatkan
Kriteria hasil: klien. pengenalan /
1. Klien dapat
4. Evaluasi tingkat pencegahan dini
menyebutkan pengetahuan klien terhadap komplikasi
pengertian seperti ulkus peptik dan
2. Penyebab pendarahan pada
3. Tanda dan gejala lambung.
4. Perawatan dan
pengobatan.
6. Hipertermi 1. Observasi tanda tanda
1. Mengetahui tanda-tanda
berhubungan dengan vital vital pasien
proses infeksi pada
2. 2.
Berikan minuman per Menurunkan suhu
mukosa lambung oral tubuh pasien
3. Mengetahui adanya
3. Kompres dengan air
dehidrasi pada pasien
Tujuan: hangat
Setelah dilakukan
4. Kolaborasi pemberian
tindakan keperawatan, Antipiretik
pasien tidak mengalami
5. Monitor masukan dan
peningkatan suhu tubuh keluaran cairan dalam
24 jam
Kriteria hasil:
Tindakan untuk
mengurangi
peningkatan suhu tubuh.
5. Respirasi normal
6. Cairan seimbang
(intake dan out put)
dalam 24 jam