Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN

VERTIGO
Disusun Oleh
Kelompok 12 :
1. Dedi Saputra
2. Dina Firnanda
3. Malinda Fadlilah
VERTIGO
1. Defenisi

Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita


bergerak atau berputar, atau seolah-olah benda di
sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya
disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan.
Vertigo bisa berlangsung hanya beberapa saat atau bisa
berlanjut sampai beberapa jam bahkan hari. Penderita
kadang merasa lebih baik jika berbaring diam, tetapi
vertigo bisa terus berlanjut meskipun penderita tidak
bergerak sama sekali (Israr, 2012).
2. Etiologi
Menurut Sudart dan Burnner(2009), Penyebab
umum dari vertigo adalah sebagai berikut.
1. Keadaan lingkungan
2. Kelainan sirkulasi
3. Kelainan telinga
4. Kelainan neurologis
3. Tanda dan gejala
Selain pusing dan berputar gejala penyakit vertigo lainnya adalah:
a) Mual dan muntah
b) Pergerakan bola mata yang tidak normal (nistagmus)
c) Berkeringat hingga pingsan
d) Tinnitus (telinga berdenging) dan hilangnya pendengaran
e) Sensasi merasa akan jatuh
f) Anggota tubuh merasa lemah
g) Kesulitan berbahaya apabila sudah parah
h) Respon melambat
i) Kesulitan berjalan
4. Klasifikasi
Berdasarkan gejala klinisnya, vertigo dapat
dibagi atas :
1. Vertigo Paroksismal
2. Vertigo Kronis
3. Vertigo yang serangannya mendadak atau
akut, kemudian berangsur-angsur mengurang.
5. Patofisiologi
Dalam kondisi fisiologi/ normal, informasi yang tiba dipusat integrasi
alat keseimbangan tubuh yang berasal dari resptor vestibular, visual dan
propioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya sinkron
dan wajar akan diproses lebih lanjut secara wajar untuk direspon. Respon
yang muncul beberapa penyesuaian dari otot-otot mata dan penggerak
tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi
kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitarnya. Tidak ada tanda
dan gejala kegawatan (alarm reaction) dalam bentuk vertigo dan gejala
dari jaringan otonomik.
Namun jika kondisi tidak normal/ tidak fisiologis dari fungsi alat
keseimbangan tubuh dibagian tepi atau sentral maupun rangsangan
gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi
yang wajar tidak berlangsung dan muncul tanda-tanda kegawatan dalam
bentuk vertigo dan gejala dari jaringan otonomik. Di samping itu respon
penyesuaian otot-otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan
abnormal dari mata disebut nistagnus
6. Terapi Diet
a) Selai kacang olahan mengandung vitamin B6
b) Ikan air tawar.
c) Bayam , ayam.
d) Pisang.
e) Alpokat.
f) Membatasi asupan garam diet tinggi garam.
g) Mengkudu.
h) Jahe , air rebusan jahe yang ditambahsedikit gula.
Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul

1. Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan stress dan ketegangan,


iritasi/ tekanan syaraf, vasospressor, peningkatan
intrakranial.Ditandai dengan menyatakan nyeri yang dipengaruhi
oleh faktor misal, perubahan posisi, perubahan pola tidur,
gelisah.
2. Koping individual tak efektif berhubungan dengan ketidak-
adekuatan relaksasi, metode koping tidak adekuat, kelebihan
beban kerja.
3. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, tidak
mengenal informasi dan kurang mengingat.Ditandai oleh
memintanya informasi, ketidak-adekuatannya mengikuti instruksi.
Intervensi Keperawatan
1. Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan stress dan ketegangan, iritasi/ tekanan
syaraf, vasospasme, peningkatan intrakranial ditandai dengan menyatakan nyeri
yang dipengaruhi oleh faktor misal, perubahan posisi, perubahan pola tidur,
gelisah.
Tujuan: Nyeri hilang atau berkurang
Kriteria Hasil:
a. Klien mengungkapkan rasa nyeri berkurang
b. Tanda-tanda vital normal
c. Pasien tampak tenang dan rileks.
Intervensi:
a). Pantau tanda-tanda vital, intensitas/skala nyeri.
Rasional: Mengenal dan memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan.
b). Anjurkan klien istirahat ditempat tidur.
Rasional: istirahat untuk mengurangi intesitas nyeri.
c). Atur posisi pasien senyaman mungkin
Rasional: posisi yang tepat mengurangi penekanan dan mencegah ketegangan
otot serta mengurangi nyeri.
d). Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalam
Rasional: relaksasi mengurangi ketegangan dan membuat perasaan lebih nyaman.
e).Kolaborasi untuk pemberian analgetik.
Rasional: analgetik berguna untuk mengurangi nyeri sehingga pasien menjadi
lebih nyaman.
2. Koping individual tak efektif berhubungan dengan ketidak-adekuatan relaksasi,
metode koping tidak adekuat, kelebihan beban kerja.
Tujuan: koping individu menjadi lebih adekuat
Kriteria Hasil:
a. Mengidentifikasi prilaku yang tidak efektif
b. Mengungkapkan kesadaran tentang kemampuan koping yang di miliki.
c. Mengkaji situasi saat ini yang akurat
d. Menunjukkan perubahan gaya hidup yang diperlukan atau situasi yang tepat.
Intervensi:
a). Kaji kapasitas fisiologis yang bersifat umum.
Rasional: Mengenal sejauh dan mengidentifikasi penyimpangan fungsi fisiologis
tubuh dan memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan.
b). Sarankan klien untuk mengekspresikan perasaannya.
Rasional: klien akan merasakan kelegaan setelah mengungkapkan segala
perasaannya dan menjadi lebih tenang.
c). Berikan informasi mengenai penyebab sakit kepala, penenangan dan hasil yang
diharapkan.
Rasional: agar klien mengetahui kondisi dan pengobatan yang diterimanya, dan
memberikan klien harapan dan semangat untuk pulih.
d). Dekati pasien dengan ramah dan penuh perhatian, ambil keuntungan dari
kegiatan yang dapat diajarkan.
Rasional: membuat klien merasa lebih berarti dan dihargai.
3. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan keterbatasan kognitif, tidak mengenal informasi dan kurang mengingat
ditandai oleh memintanya informasi, ketidak-adekuatannya mengikuti instruksi.
Tujuan: pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur dan proses
pengobatan.
Kriteria Hasil:
a. Melakukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan dari suatu tindakan.
b. Memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta dalam regimen perawatan.
Intervensi:
a). Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya.
Rasional: megetahui seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan klien dan keluarga tentang
penyakitnya.
b). Berikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya dan kondisinya sekarang.
Rasional : mengetahui penyakit dan kondisinya sekarang.
c).Diskusikan penyebab individual dari sakit kepala bila diketahui.
Rasional: untuk mengurangi kecemasan klien serta menambah pengetahuan klien tetang
penyakitnya.
d). Minta klien dan keluarga mengulangi kembali tentang materi yang telah diberikan.
Rasional: mengetahui seberapa jauh pemahaman klien dan keluarga serta menilai keberhasilan
dari tindakan yang dilakukan.
e). Diskusikan mengenai pentingnya posisi atau letak tubuh yang normal
Rasional: agar klien mampu melakukan dan merubah posisi atau letak tubuh yang kurang baik.
f). Anjurkan pasien untuk selalu memperhatikan sakit kepala yang dialaminya dan faktor-faktor
yang berhubungan.
Rasional: memperhatikan faktor yang berhubungan klien dapat mengurangi sakit kepala sendiri
dengan tindakan sederhana, seperti berbaring, beristirahat pada saat serangan.
PERAN DAN FUNGSI PERAWAT TERKAIT KASUS
VERTIGO
1. Advokat
2. Sebagai Pendidik
3. Sebagai Pembaharu
Aspek legal etik keperawatan
Terdapat beberapa prinsip etik dalam pelayanan
kesehatan dan keperawatan yaitu :
1. Autonomy (penentu pilihan)
2. Non Maleficence
3. Beneficence
4. Informed Consent Informed Consent atau
Persetujuan Tindakan Medis (PTM)
5. Justice (perlakuan adil)
6. Kejujuran, Kerahasiaan, dan Kesetiaan.
TERIMAKSIH
WASSAAMUALAIKUM WR.WB

Anda mungkin juga menyukai