Tn. M datang ke poliklinik penyakit dalam RS dengan keluhan demam sudah 2 minggu.
Kakinya bengkak sebesar kaki gajah. Dia mengeluh nyeri skala 3 di area lipatan paha, genital
sampai ujung kaki. Dia merasa rendah diri karena perubahan fisiknya. Dia juga merasa sulit
untuk beraktifitas fisik. Kulit kakinya mulai ada yang rusak. Klien mengatakan sulit utk
beribadah karena sakitnya. TTV, T= 390C, TD=120/80, RR= 18x/mnt, N= 84x/mnt. Buat 3
diagnosa keperawatan lengkap sampai intervensi dengan mengacu pada NIC NOC!
ASUHAN KEPERAWATAN FILARIASIS
A. Pengkajian
1. Aktifitas/istirahat
Gejala : mudah lelah, intoleransi aktivitas, perubahan pola tidur.
Tanda : kelemahan otot, menurunnya massa otot, respon fisiologi aktivitas (perubahan
TD, frekuensi jantung).
2. Sirkulasi
Tanda : perubahan TD, menurunnya volume nadi perifer, perpanjangan pengisian
kapiler.
3. Integritas dan Ego
Gejala : Stress berhubungan dengan perubahan fisik, mengkuatirkan penampilan, putus
asa, dan sebagainya.
Tanda : Mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri, marah.
4. Integumen
Tanda : Kering, gatal, lesi, bernanah, bengkak, turgor jelek.
5. Makanan / Cairan
Gejala : Anoreksia, permeabilitas cairan.
Tanda : Turgor kulit buruk, edema.
6. Hygiene
Gejala : Tidak dapat menyelesaikan AKS
Tanda : Penampilan tidak rapi, kurang perawatan diri.
7. Neurosensoris
Gejala : Pusing, perubahan status mental, kerusakan status indera peraba, kelemahan
otot.
Tanda : Ansietas, refleks tidak normal
8. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Nyeri umum / local, rasa terbakar, sakit kepala.
Tanda : Bengkak, penurunan rentang gerak.
9. Keamanan
Gejala : Riwayat jatuh, panas dan perih, luka, penyakit defisiensi imun, demam
berulang, berkeringat malam.
Tanda : Perubahan integritas kulit, pelebaran kelenjar limfe.
10. Seksualitas
Gejala : Menurunnya libido
Tanda : Pembengkakan daerah skrotalis
11. Interaksi Sosial
Gejala : Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, isolasi, kesepian.
Tanda : Perubahan interaksi, harga diri rendah, menarik diri.
Pemeriksaan diagnostik
Menggunakan sediaan darah malam, diagnosis praktis juga dapat menggunakan
ELISA dan rapid test dengan teknik imunokromatografik assay. Jika pasien sudah
terdeteksi kuat telah mengalami filariasis limfatik, penggunaan USG Doppler diperlukan
untuk mendeteksi pengerakan cacing dewasa di tali sperma pria atau kelenjer mammae
wanita.
Analisa Data
No. Data Masalah
DS :
- Klien mengatakan telah demam selama 2 - Hipertermia berhubungan dengan peradangan
minggu pada kelenjar getah bening
- Klien mengeluh nyeri skala 3 di area
- Nyeri berhubungan dengan pembengkakan
lipatan paha, genital sampai ujung kaki
- Klien merasa rendah diri karena kelenjar limfe
perubahan fisiknya - Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
- Klien merasa sulit untuk beraktifitas fisik
tahap perkembangan penyakit, perubahan pada
- Klien mengatakan sulit utk beribadah
karena sakitnya struktur dan fungsi tubuh
DO :
- Kaki klien nampak bengkak sebesar kaki
gajah
- Kulit kaki klien nampak mulai ada yang
rusak
- TTV :
Suhu= 390C
TD=120/80 mmHg
RR= 18x/mnt
N= 84x/mnt
B. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermia berhubungan dengan peradangan pada kelenjar getah bening
2. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan kelenjar limfe
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan tahap perkembangan penyakit, perubahan
pada struktur dan fungsi tubuh
C. Intervensi Keperawatan
1. Hipertermia berhubungan dengan peradangan pada kelenjar getah bening
Kriteria Hasil: Suhu tubuh pasien dalam batas normal.
No. Intervensi Rasional
1) Berikan kompres pada daerah lipatan
Mempengaruhi pusat pengaturan suhu di
paha dan aksila
hipotalamus, mengurangi panas tubuh yang
mengakibatkan darah vasokonstriksi sehingga
pengeluaran panas secara konduksi
Demam
Menembus dinding pembuluh
limfe
Hipertermi Nyeri
Resiko ketidakberdayaan
Kasus Malaria Tropika!
Tn B hari ini berkunjung ke RS, dia mengatakan kepada perawat sejak 2 minggu yang lalu
badannya panas, menggigil, pusing, mual, nafsu makan menurun, lemah, BB turun hingga
20%, klien tampak pucat, mukosa bibir kering, nyeri hati skala 4, kadang disertai diare,
c) Pemeriksaan fungsi hati SGOT/SGPT, Urobilin dan Bilirubin (jika terdapat tanda
komplikasi hepar)
A. Pengkajian
1. Aktivitas/istirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum
Tanda : takikardi, kelemahan otot dan penurunan kekuatan
2. Sirkulasi
Tanda : tekanan darah normal atau sedikit menurun. Denyut perifer kuat dan cepat
(fase demam), kulit hangat, diuresis (diaphoresis) karena vasodilatasi. Pucat dan
lembab (vasokontriksi), hipovolemia, penurunan aliran darah.
3. Eliminasi
Gejala : diare atau konstipasi ; keluaran urin
Tanda : distensi abdomen
4. Makanan dan Cairan
Gejala : anoreksia mual dan muntah
Tanda : penurunan berat badan, penurunan lemak subkutan dan penurunan massa
otot. Penurunan keluaran urin, konsentrasi urin
5. Neuro Sensori
Gejala : sakit kepala, pusing dan pingsan
Tanda : gelisah, ketakutan, kacau mental, disorientas deliriu atau koma
6. Pernapasan
Gejala : napas pendek pada istirahat dan aktivitas
Tanda : tackipnea dengan penurunan kedalaman pernapasan
7. Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : masalah kesehatan kronis, misalnya hati, ginjal, keracunan alkohol, riwayat
splenektomi, baru saja menjalani operasi/prosedur invasif, luka traumatik
Analisa Data
No. Data Masalah
DS : - Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
- Klien mengatakan sejak 2 minggu yang lalu kebutuhan tubuh berhubungan dengan
badannya panas, menggigil, pusing, mual, asupan makanan yang tidak adekuat,
nafsu makan menurun, lemah, BB turun anoreksia, mual/muntah.
hingga 20%, kadang diare, dan muntah 4x - Hipertermia berhubungan dengan
sehari. peningkatan metabolisme, dehidrasi, efek
DO : langsung sirkulasi kuman pada
- Klien tampak pucat, mukosa bibir kering hipotalamus.
- Nyeri hati skala 4 - Resiko tinggi terhadap inveksi
- TTV : berhubungan dengan penurunan sistem
Suhu = 380C kekebalan tubuh; prosedur tindakan
TD= 90/60 mmHg invasif.
N= 104x/mnt
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan
makanan yang tidak adekuat, anoreksia, mual/muntah
2. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme, dehidrasi, efek langsung
sirkulasi kuman pada hipotalamus
3. Resiko tinggi terhadap inveksi berhubungan dengan penurunan sistem kekebalan
tubuh; prosedur tindakan invasif
C. Intervensi Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh asupan makanan yang tidak
adekuat; anoreksia; mual/muntah
No. Intervensi Rasional
1 Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang Mengawasi masukan kalori atau kualitas
disukai. Observasi dan catat masukan makanan kekurangan konsumsi makanan
klien.
2 Berikan makanan sedikit dan makanan tambahan Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian
kecil yang tepat makanan terlalu cepat setelah periode
anoreksia
3 Pertahankan jadwal penimbangan berat badan Mengawasi penurunan berat badan atau
secara teratur efektifitas nitervensi nutrisi
4 Diskusikan yang disukai klien dan masukan Dapat meningkatkan masukan,
dalam diet murni meningkatkan rasa berpartisipasi
5 Observasi dan catat kejadian mual/muntah, dan Gejala GI dapat menunjukkanefek anemia
gejala lain yang berhubungan (hipoksia) pada organ
6 Kolaborasi untuk melakukan rujukan ke ahli gizi Perlu bantuan dalam perencanaan diat yang
memenuhi kebutuhan nutrisi
3. Resiko tinggi terhadap inveksi berhubungan dengan penurunan sistem kekebalan tubuh;
prosedur tindakan invasif
No. Intervensi Rasional
1 Pantau terhadap kecenderungan peningkatan Demam disebabkan oleh efek endoktoksin
suhu tubuh pada hipotalamus dan hipertermia adalah
tanda-tanda penting yang merefleksikan
perkembangan status syok/penurunan
perfusi jaringan
2 Amati adanya menggigil dan diaforosis Menggigil sering kali mendahului
memuncaknya suhu pada infeksi umum
3 Memantau tanda-tanda penyimpangan Dapat menunjukkan ketidaktepatan terapi
kondisi/kegagalan untuk memperbaiki selama antibiotik atau pertumbuhan dari organisme
masa terapi
4 Berikan obat anti infeksi sesuai petunjuk Dapat membasmi/memberikan imunitas
sementara untuk infeksi umum
5 Dapatkan spisemen darah Identifikasi terhadap penyebab jenis infeksi
malaria
D. Patofisiologi
Anemia!
A. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko penurunan perfusi jaringan jantung
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan atau dispnue akibat turunnya curah
jantung
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
B. Etiologi
Penyebab kegagalan jantung yaitu :
1. Disritmia, seperti: Bradikardi, takikardi, dan kontraksi premature yang sering dapat
menurunkan curah jantung.
2. Malfungsi katup, dapat menimbulkan kegagalan pompa baik oleh kelebihan beban
tekanan (obstruksi pada pengaliran keluar dari pompa ruang , seperti stenosis katup
aortik atau stenosis pulmonal), atau dengan kelebihan beban volume yang menunjukan
peningkatan volume darah ke ventrikel kiri.
3. Abnormalitas otot jantung, menyebabkan kegagalan ventrikel meliputi infark miokard,
aneurisme ventrikel, fibrosis miokard luas (biasanya dari aterosklerosis koroner jantung
atau hipertensi lama), fibrosis endokardium, penyakit miokard primer (kardiomiopati),
atau hipertrofi l uas karena hipertensi pulmonal, stenosis aorta, atau hipertensi
sistemik.
4. Ruptur miokard, terjadi sebagai awitan dramatik dan sering membahayakan kegagalan
pompa dan dihubungkan dengan mortalitas tinggi. Ini biasa terjadi selama 8 hari
pertama setelah infa rk.
Sedangkan menurut Brunner dan Suddarth (2002) penyebab gagal jantung
kongestif, yaitu: kelainan otot jantung, aterosklerosis koroner, hipertensi sistemik atau
pulmonal (peningkatan afterload) , peradangan dan penyakit miokardium degeneratif,
penyakit jantung lain, faktor sistemik.
C. Gejala
Berdasarkan rentang waktu berkembangnya gejala, gagal jantung terbagi menjadi
dua, yaitu kronis dan akut. Pada gagal jantung kronis, gejala berkembang secara bertahap
dan lama. Sedangkan pada gagal jantung akut, gejala berkembang secara cepat. Seseorang
yang terserang gagal jantung akut harus mendapatkan perawatan di rumah sakit. Gejala
utama gagal jantung adalah:
Sesak napas.
Tubuh terasa lelah.
Pembengkakan pergelangan kaki.
D. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko penurunan perfusi jaringan jantung
Kriteria Hasil :
Tekana sistole dan diastole dalam rentang yang diharapkan
CVP dalam batas normal
Nadi perifer kuat dan simetris
Tidak ada udem perifer dan asites
Denyut jantung, AGD, ejeksi frasksi dalam batas normal
Bunyi jantung abnormal tidak ada
Nyeri dada tidak ada
Kelelahan yang ekstrim tidak ada
No. Intervensi Rasional
1 Awasi tanda vital kaji pengisian kapiler, warna kulit Memberikan informasi tentang
/ membran mukosa, dasar kuku. derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan
membantu menentukan kebutuhan
intervensi
2 Tinggikan kepala tempat tidur sesuai intervensi Meningkatkan ekspansi paru dan
memaksimalkan oksigenasi untuk
kebutuhan seluler.