Anda di halaman 1dari 13

IRNAWATI DEWI

TINGKAT IIA
NO.URUT 15
ASUHAN KEPERAWATAN
Chikungunya Pada Sistem Muskoloskeletal

Pengkajian :
 Identitas pasien
 Meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, tanggal
masuk RS, tanggal pengkajian, no.RM, diagnosa medis, identitas
penanggung jawab.
 Riwayat Sekarang :
 Keluhan saat ini, Biasanya demam tinggi timbul mendadak disertai
menggigil dan muka kemerahan, panas tinggi selama 2-4 hari
kemudian kembali normal, Nyeri persendian, Nyeri otot, Bercak
kemerahan ( ruam), Sakit kepala, Kejang dan penurunan kesadaran.
dan pembesaran kelenjar getah bening.
 Pemeriksaan Fisik :
 inpeksi/lihat adakah kemerahan dan bentuk luka dikulit, sesak dan
palpasi adakah pembengkakan, demam,
Diagnosa keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan


dengan proses penyakitnya .
2. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi
chikungunya.
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
nyeri sendi.
4. Ansietas berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang penyakit.
1. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan proses penyakitnya .
Tujuan : rasa nyeri hilang/berkurang
Kriteria Hasil :
- Penderita secara verbal mengatakan nyeri berkurang/hilang .
- Penderita dapat melakukan metode atau tindakan untuk mengatasi atau
mengurangi rasa nyeri
-Pergerakan penderita bertambah luas

Intervensi Rasional
-Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, -Untuk mengetahui seberapa berat nyeri
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri yang dialami pasien.
-identifikasi skala nyeri
-identifikasi respons nyeri non verbal -Tindakan ini memungkinkan klien
untuk mendapatkan rasa control
-berikan teknik non farmakologis untuk terhadap nyeri
mengurangi rasa nyeri -Rangsangan yang berlebihan dari
-control lingkungan yang memperberat lingkungan akan memperberat rasa
rasa nyeri nyeri.

fasilitasi istirahat dan tidur -dapat membantu meningkatkan


tidur/istirahat
Intervensi Rasional

-jelaskan penyebab, periode, dan - Pemahaman pasien tentang


pemicu nyeri penyebab nyeri yang terjadi akan
mengurangi ketegangan pasien dan
-jelaskan strategi meredakan nyeri memudahkan pasien untuk diajak
bekerjasama dalam melakukan tinda
-anjurkan memonitor nyeri secara kan.
mandiri
-Teknik distraksi dan relaksasi dapat
-kolaborasi pemberian analgetik, jika mengurangi rasa nyeri yang dirasakan
perlu pasien.
-mengetahui perkembangan nyeri
-Obat–obat analgesik dapat
membantu mengurangi nyeri pasien..
2.Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi chikungunya.
Tujuan : diharapkan suhu tubuh px normal
Kriteria hasil :
-Menunjukkan penurunan suhu tubuh
-Akral pasien tidak teraba hangat/ panas
-Pasien tampak tidak lemas

Intervensi Rasional

-identifikasi penyebab hipertermia -Mengetahui keadaan umum dari


pasien
-monitor suhu tubuh
-Mengetahui peningkatan suhu tubuh,
-monitor kadar elektrolit memudahkan
-Mendeteksi dini kekurangan cairan
-monitor haluaran urine serta mengetahui keseimbangan cairan
dan elektrolit dalam tubuh
-monitor komplikasi akibat -Membantu untuk memperkirakan
hipertermia -kebutuhan penggunaan cairan
- Mengetahui suhu tubuh
Intervensi Rasional

-sediakan lingkungan yang dingin -Membuat suasana nyaman

-basahi dan kipasi permukaan tubuh -mempercepat dalam


penurunan produksi panas
-berikan cairan oral
-Mencegah terjadinya dehidrasi
-anjurkan tirah baring
-meminimalisir produksi panas yang
-kolaborasi pemberian cairan dan diproduksi oleh tubuh
elektrolit intravena, jika perlu
-Membantu dalam penurunan panas
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri sendi.
Tujuan : Pasien dapat mencapai tingkat kemampuan aktivitas yang optimal.
Kriteria Hasil :
- Pergerakan px bertambah luas
-Pasien dapat melaksanakan aktivitas sesuai dengan kemampuan (duduk, berdiri,
berjalan).
- Rasa nyeri berkurang.
-Pasien dapat memenuhi kebutuhan sendiri secara bertahap sesuai dengan
kemampuan

Intervensi Rasional

-Identifikasi adanya nyeri atau keluhan -Untuk mengetahui seberapa berat


fisik lainnya. nyeri yang dialami pasien

-Identifikasi toleransi fisik melakukan -Respon fisik terhadap gerakan


pergerakan

-Monitor kondisi umum sebelum -Untuk mengetahui derajat kekuatan


melakukan mobilisasi otot-otot
Intervensi Rasional

-Fasilitas aktivitas mobilisasi dengan -Membantu pasien berjalan dan


alat bantu bergerak

-Libatkan keluarga untuk membantu -Agar kebutuhan pasien dapat


pasien dalam meningkatkan terbantu
pergerakan

-Anjurkan melakukan mobilisasi dini


-Anjurkan mobilisasi sederhana yang -Untuk melatih otot – otot sehingga
harus dilakukan . berfungsi dengan baik
4. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit.
Tujuan : rasa cemas berkurang/hilang.
Kriteria Hasil :
- Pasien dapat mengidentifikasikan sebab kecemasan.
- Emosi stabil, pasien tenang.
-Istirahat cukup.

Intervensi Rasional
-Identifikasi saat tingkat berubah -Untuk menentukan tingkat
kecemasan yang dialami pasien
-Monitor tanda-tanda ansietas sehingga perawat bisa memberikan
intervensi yang cepat dan tepat.
-Ciptakan suasana terapeutik
-Agar terbina rasa saling percaya antar
-Pahami situasi yang membuat ansietas perawat-pasien sehingga pasien
kooperatif dalam tindakan
-Dengarkan dengan penuh perhatian keperawatan.
-Mengetahui sejauh mana kecemasan
-Gunakan pendekatan yang tenang dan yang dialami pasien
menyakinkan -Dapat meringankan beban pikiran
pasien
-Menunjukkan kepada klien bahwa
diadapat
Tahap implementasi
Tahap Implementasi adalah fase ketika perawat
melakukan proses asuhan keperawatan yang
sesuai dengan tujuan yang spesifik.
Tahap Evaluasi
Evaluasi adalah fase akhir proses keperawatan. Evaluasi dapat
dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP.
S : Respon subjektif klien terhadap tindakan keperawatan
yang telah dilaksanakan
O : Respon Objektif klien terhadap tindakan keperawatan yang
telah dilaksanakan
A : analisa ulang atas data subjektif dan objektif untuk
menyimpulkan apakah masalah masih tetap atau muncul
masalah baru atau ada data yang kontradiksi dengan
masalah yang ada.
P : Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa
respon klien
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai