DI SUSUN OLEH:
KARTIKA
NIM: 02.11.223
LAPORAN PENDAHULUAN
1. PENGERTIAN
– Kecemasan merupakan suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak dapat
dibenarkan yang sering disertai dengan gejala fisiologis, yang biasanya dirasakan oleh
pasien preoperatif. (David, 2003 : 96)
2. ETIOLOGI
Sebab – sebab terjadinya rasa cemas:
a) Perasaan takut
b) Rasa trauma, seperti perpisahan dan kehilangan
c) Penolakan terhadap eksistensi diri
d) Pengalaman pertama, seperti kehamilan pertama dan akan melakukan proses
persalinan pertama kali.
3. PATOFISIOLOGI
( Asmadi , 2009)
4. MANISFESTASI KLINIK
(Hawari , 2004)
A. Pengkajian
– Identitas Pasien
– Keluhan Utama
– Riwayat Kesehatan Sekarang
– Riwayat Kesehatan Dahulu
– Riwayat Penyakit Keluarga
– Pola Kebiasaan
1. Pola Nutrisi
2. Pola Eliminasi
3. Pola Personal Hygiene
4. Pola Istirahat
5. Pola Aktivitas
– Data Obyektif
– Pemeriksaan Fisik Head Totoe
a. Kepala
Inspeksi: Simetris, tidak terdapat ketombe, penyebaran rambut merata,
Palpasi: tidak terdapat benjolan dan bekas luka.
b. Mata
Inspeksi: Simetris,konjungtiva berwarna merah muda, sklera berwarna putih.
c. Hidung
Inspeksi: simetris, tidak terdapat labio palatoskisis, tidak terdapat tanda infeksi,
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan.
d. Telinga
Inspeksi: Daun telinga simetris, tidak terdapat serumen (bersih), tidak terdapat
pembesaran kelenjar mastoid.
e. Mulut
Inspeksi: Tidak sariawan, tidak terdapat labioskisis, warna bibir merah muda.
f. Leher
Inspeksi: Tidak ada benjolan.
Palpasi: Kelenjar tyroid: tidak ada nyeri tekan dan pembesaran.
Vena jugularis : tidak ada pembendungan.
g. Pemeriksaan Dada
Inspeksi : Bentuk dada simetris, irama pernapasan teratur.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan,getaran suara antara kiri dan kanan sama.
Auskultasi : tidak ada suara tambahan ronchi / wheezing.
h. Abdomen
Inspeksi : bentuk abdomen simetris,tidak ada lika bekas operasi.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada semua abdomen.
Perkusi : tympani
Auskultasi : –
i. Ektrimitas atas
Inspeksi : simetris, tidak terdapat odem, jeri- jari lengkap dapat di gerkkan.
Palpasi ; tidak terdapat nyeri tekan dan tidak terdapat krepitasi.
j. Ekstrimitas bawah
Inspeksi : simetris,tidak ada odem, kedua kaki dapat di gerakkan, jari – jari lengkap.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
– Data Penunjang
a. Data Laboratorium
b. Terapi Medis
B. Diagnosa Keperawatan
C. Analisa Data
– Data
– Masalah
– Antisipasi Maslah Potensial
– Identifikasi Kebutuhan Segera
D. Intervensi
1. Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam diharapkan rasa cemas pasien
dapat berkurang.
2. Kriteria Hasil
INTERVENSI RASIONAL
1.) Lakukan pendekatan dengan pasien dan keluarga pasien .
5.) Memberikan tehnik relaksasi dan distraksi – Menciptakan hubungan saling percaya
antara pasien dan perawat.
– Dengan memberikan lingkungngan yang tenang dan nyaman membuat pasien bisa
beristirahat dengan tenang.
– Memberi terapi secara tepat, yang dihrapkan dapat mempercepat proses penyembuhan
pasien.
– Tehnik relaksasi untuk mengurangi ketegangan otot dan pengalihan perhatian sehingga
dapat mengurangi rasa cemas
8. IMPLEMENTASI
9. EVALUASI
Menilai tercapai atau tidaknya tujuan, dilihat dari perilaku pasien dan keluarga serta
keadaan fisik, sebagai berikut :
ASUHAN KEPERAWATAN
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA PADA Nn.” E”
DENGAN GANGGUAN RASA CEMAS DI RUANG ARGOPURO (BEDAH)
RSUD. R.A. BASOENI – MOJOKERTO
DI SUSUN OLEH:
KARTIKA
NIM: 02.11.223
1. PENGKAJIAN
Identitas
a. Biodata
Nama : Nn. “E”
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 19 tahun
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Pekerjaan : –
Alamat : Kemlagi – Gedeg – Mojokerto
Keluhan Utama
Pasien mengatakan , ” saya susah tidur dan merasa cemas dengan penyakit yang saya
derita saat ini.”
Pasien mengatakan, ” saya mersa cemas karena setelah kecelakaan pada tanggal 01 – 02 –
2012 , jam 07.30 WIB, rasa sakit di lutut saya tidak kunjung sembuh dan semakin tersa
sakit.
Pada waktu sebelum masuk rumah sakit saya hanya mengantisipasinya dengan obat
penghilang rasa nyeri saja.
Akan tetapi rasa sakit masih tetap ada,oleh karena itu akhirnya saya bawa ke RS. R.A.
Basoeni. Dan oleh pihak rumah sakit dianjurkan untuk rawat inap untuk pemeriksaan
lebih lanjut dan perawatan yang intensif.
Akhirnya saya memutuskan untuk rawat inap tanggal 27 – 02 – 2012 dan saya di rawat di
ruang argopuro (bedah).”
Pasien mengatakan, ” saya tidak pernah merasa secemas ini sebelumnya, karena pada
waktu sebelum kecelakaan saya tidak pernah menderita penyakit seperti sekarang ini”
Pola Kebiasaan
2. Minum
– 3X sehari, porsi sedangdengan lauk sayur
– 7 – 8 gelas /hari ± 1500 – 2000 cc
– Eliminasi
1. BAB
2. BAK
– 2X / hari
– Konsistensi lunak
– 5 – 6 X / hari
– Warna kuning, bau khas.
– 2X sehari,dibantu keluarga.
– Konsistensi lunak
– 3 – 4 X / hari, dibantu keluarga.
– Warna kuning,bau khas.
-Personal Hygiene
1. Mandi
2.Gosok gigi
3. Keramas
4. Ganti pakaian
– Di kamar mandi
– 2X / hari
– Pakai air dingin
– Mandi sendiri
– Memakai sabun
– Dikamar mandi
– 2X / hari
– Pakai air dingin
– Dikamar mandi
– 2X / hari
– Dikamar
– 2X / hari
– Di tempat tidur
– Di seka 2X / hari
– Pakai air dingin
– Tidak memakai sabun
– Di tempa tidur
– 2X / hari
– Pakai air dingin
– Tidak keramas
Tidur
– Siang 2 – 3 jam
– Malam 8 – 9 jam
– nyenyak
– Siang 1 – 2 jam
– Malam 7 – 8 jam
– Tidur kurang nyenyak karena memikirkan penyakitnya
– Pola Aktivitas
– Segala kebutuhan dan kegiatan sehari – hari bisa dilakukan sendiri.
– Hanya bisa berbaring di tempat tidur.
– Segala kebuthan di bantu oleh keluarga.
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
K / U : Cukup
Kesadaran : Composmentis
GCS : 4 – 5 – 6
Tekanan Darah (TD) : 110/ 70 mmHg
Nadi : 120 X / menit
Respirasi Rate (RR) : 24X / menit
Suhu : 37,5˚ C
b. Pemeriksaan Fisik
Kepala
Inspeksi : Simetris, tidak terdapat bekas luka, penyebaran rambut rata.
Palpasi : Tidak terdapat benjolan dan bekas luka.
Mata
Inspeksi : Simetris, raflek pupil normal, bersih, tidak anemis, sklera tidak ikterik
Hidung
Inspeksi: simetris, tidak terdapat labio palatoskisis, tidak terdapat tanda infeksi.
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
Telinga
Inspeksi: Daun telinga simetris, tidak terdapat serumen (bersih), tidak terdapat
pembesaran kelenjar mastoid.
Mulut
Inspeksi : Tidak sariawan, warna bibir merah muda, tidak terdapat labioskisis, lidah
berwarna merah muda, gigi tidak berlubang, jumlah gigi lengkap.
Leher
Inspeksi: Tidak ada benjolan.
Palpasi: Kelenjar tyroid: tidak ada nyeri tekan dan pembesaran.
Vena jugularis : tidak ada pembendungan.
Pemeriksaan Dada
Inspeksi : Bentuk dada simetris, irama pernapasan teratur.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan,getaran suara antara kiri dan kanan sama.
Auskultasi : tidak ada suara tambahan ronchi / wheezing.
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : bentuk abdomen simetris,tidak ada lika bekas operasi.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada semua abdomen.
Perkusi : tympani
Auskultasi : –
Ektrimitas Atas
Inspeksi : Simetris, tidak ada odem, terpasang infus RL pada tangan kiri, jari – jari tangan
lengkap.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan dan krepitasi
.
Ekstrimitas Bawah
Inspeksi : Tidak simetris,terdapat odem, kemerahan, jari – jari lengkap.
Palpasi : Terdapat nyeri tekan dn teraba panas
3. Data Penunjang
Diagnosa Medis : Osteosarcoma (kanker tulang).
Tanggal : 28 – 02 – 2012
– Cek : 1. Cruris : Close fraktur cruris sinistra.
2. Foto Torax : – Paru – paru normal
– Tidak dapat penyempitan jantung
– Data Laboratorium
3. Tes Diabetes
o Gula darah Puasa ……….. mg/dl 80 – 110 mg/dl
o Gula Darah 2 jam pp …… mg/dl 110 – 140
o Gula Darah ACOCC …… mg/dl 140
o HB AC ………… mg/dl 4 – 6
4. Tes Lemak
o Total Kolesterol ………… mg/dl 150 – 250
o HDL ………… mg/dl 45 – 65
o LDL ………… mg/dl < 150
o Tigliserida ………… mg/dl 6 : tidak cemas
– Pasien sudah nampak tidak tegang
– Pasien sudah tidak lagi menanyakan tentang penyakitnya
– Pasien sudah bisa tidur dengan teratur.
• A : Masalah tertasi.
• P : Intervensi di hentikan
– Pasien sudah tidak merasa cemas dan sudah bisa merasa tenang.
Healty Care
1. Pengertian
Ansietas adalah perasaan yang tidak jelas tentang keprihatinan dan khawatir karena
ancaman pada sistem nilai atau pola keamanan seseorang (May, 1987).
Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas menyebar dialam dan terkait dengan
perasaan ketidakpastian dan ketidakberdayaan perasaan isolasi, keterasingan dan
ketidakamanan juga hadir (Stuart dan Laraia, 2005).
2. Etiologi
f. Keluhan-keluhan somatik
3. Tingkatan ansietas
a. Ansietas ringan
b. Ansietas sedang
Memusatkan pada hal yang penting dan mengesapingkan yang lain, sehinggga
seseorang mengalami perhatian yang selektif.
c. Ansietas berat
Cenderung memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat
berpikir tentang hal lain.
d. Tingkat panik
4. Pengukuran kecemasan
Mengetahui derajat kecemasan ringan, sedang, berat dan panik dikenal dengan
Hamilton Rating Scale For Anxiety (HRSA). Terdiri dari 10 kelompok gejala yang
masing-masing kelompok gejala diberi penilaian angka, yaitu:
a. Perasaan cemas
b. Ketegangan
c. Ketakutan
d. Gangguan tidur
e. Gangguan kecerdasan
f. Perasaan depresi
g. Gejala somatik
h. Gejala sensorik
i. Gejala kardiovaskuler
j. Gejala pernafasan
5. Faktor predisposisi
Menurut Stuart dan Laraia (1998:177-181) terdapat beberapa teori yang dapat
menjelaskan ansietas, diantaranya:
a. Faktor biologis
b. Faktor psikologis
Pandangan psikoanalitik
Konflik emosional antara 2 elemen yaitu: id (dorongan insting atau impuls primitif)
dan superego (hati nurani). Ego berfungsi menengahi tuntutan dari 2 elemen yang
bertentangan dan fungsi ansietas mengingatkan ego bahwa ada bahaya.
Pandangan interpersonal.
Pandangan prilaku.
c. Sosial budaya
Merupakan hal yang biasa ditemui dalam keluarga. Faktor ekonomi, latar belakang
pendidikan berpengaruh terhadap terjadinya ansietas.
6. Faktor presipitasi
7. Mekanisme koping
Mekanisme koping adalah distorsi kognitif yang digunakan oleh seseorang untuk
mempertahankan rasa kendali terhadap situasi, mengurangi rasa tidak nyaman dan
menghadapi situasi yang menimbulkan stres (Videbeck, 2008).
Ada 2 sistem koping yang digunakan pada seseorang yang mengalami kecemasan,
(Stuart, 2006), yaitu:
Digunakan untuk merubah cara melakukan, merubah tujuan atau memuaskan aspek
kebutuhan pribadi seseorang.
Reaksi ini berguna untuk melindungi diri yang merupakan garis pertahanan jiwa
pertama.
Batasan karakteristik
a. Fisiologis
b. Emosional
c. Kognitif
1. Pengkajian
a. Data subyektif
1). Fisiologis
Individu mengatakan:
a). Gelisah
b). Berdebar-debar
d). Diare
i). Anoreksia
2. Emosional
a). Ketakutan
b). Ketidakberdayaan
c). Gugup
e). Ketegangan
3. Kognitif
Individu mengatakan:
a). Tidak dapat konsentrasi
a). Berhubungan dengan ancaman aktual atau yang dirasakan terhadap konsep diri
sekunder akibat:
(2). Kegagalan
b). Berhubungan dengan ancaman integritas biologis aktual atau yang dirasakan
sekunder akibat:
(1). Sekarat
(2). Serangan
(4). Penyakit
c). Berhubungan dengan perubahan dalam lingkungan aktual atau yang dirasakan
akibat:
(1). Hospitalisasi
b. Data obyektif
1). Fisiologis
h). Gelisah
2). Emosional
Individu memperlihatkan
3). Kognitif
c). Konfusi
2. Diagnosa keperawatan
3. Perencanaan
a. Rencana tindakan
b. Rencana tujuan
1). Tingkat ansietas yang dialami teridentifikasi ringan, sedang, berat, panik
5). Memenuhi kebutuhan dasar manusia, penurunan rasa terisolasi dan mengurangi
perasaan khawatir
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi
j. Ansietas berkurang
Daftar Pustaka:
Jurnal,pdf.info/pdf/ansietas.html
WOC
FAKTOR-FAKTOR ETIOLOGI
SUMBER KOPING