Anda di halaman 1dari 23

Asuhan Keperawatan

DIABETES TIPE 1
Kelompok XXII
Ardilla Nurmadina (R011191132)
Destasya Mallua (R011191134)
Apa itu Diabetes?

Kata Diabetes berasal dari bahasa Yunani, yakni diabainein yang


berarti “tembus” atau “pancuran air”. sedangkan kata mellitus
berasal dari bahasa Latin, mellitus yang artinya “rasa manis”.
Kemudian, diabetes mellitus secara umum dikenal dengan
penyakit “kencing manis” yang ditandai dengan hiperglisemia
(peningkatan kadar gula darah) yang terus menerus dan
bervariasi, terutama setelah makan. Sumber lain menyebutkan
bahwa yang dimaksud diabetes mellitus adalah keadaan
hiperglikemik kronik yang disertai dengan berbagai kelainan
metabolik akibat gangguan hormonal.
D
iabetes tipe 1 atau diabetes ketergantungan
insulin adalah suatu penyakit jangka panjang
yang terjadi ketika pankreas tidak dapat
memproduksi cukup insulin bagi tubuh.
Insulin sangat dibutuhkan tubuh untuk
mengontrol glukosa (gula) dalam sel yang
didapat dari darah. Pada pengidap diabetes,
glukosa yang terdapat dalam darah tidak dapat
diserap oleh sel-sel tubuh, sehingga
menyebabkan berbagai gejala dan komplikasi.
Etiologi
 Faktor Genetik

 Faktor imunologi

 Faktor lingkungan
Patofisiologi
Penyebab diabetes tipe 1 adalah ketidakmampuan pankreas untuk
memproduksi cukup insulin, sehingga glukosa di dalam darah tidak
dapat masuk ke dalam sel. Gangguan pada pankreas ini diduga karena
proses autoimun, yaitu ketika sistem kekebalan tubuh seseorang
menyerang sel-sel tubuh yang sehat. Pada diabetes tipe 1, sistem
kekebalan tubuh tersebut menyerang dan merusak sel beta pada
pankreas, sehingga tidak dapat memproduksi cukup insulin.
Kerusakan Sel Pulau Langerhans Pankreas akibat Mekanisme
Autoimun
Kerusakan sel pulau Langerhans pankreas pada diabetes mellitus tipe 1
terjadi akibat terbentuknya autoantibodi. Mekanisme autoimun ini
masih tidak diketahui penyebabnya, tetapi diduga berhubungan dengan
faktor genetik dan paparan faktor lingkungan. Autoantibodi yang
terbentuk akan merusak sel-sel β pankreas di dalam pulau-
pulau Langerhans pankreas disertai terjadinya infiltrasi limfosit.
Pathway
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
Defisit volume kebutuhan tubuh
cairan

Perfusi jaringan
perifer tidak efektif
Nyeri
Manifestasi klinik

1) Poliuria (peningkatan volume urine)


2) Polidipsia (peningkatan rasa haus)
3) Polifagia (peningkatan rasa lapar)
4) Rasa lelah dan kelemahan otot
Penatalaksanaan
1. Pemberian Insulin
2. Pengaturan makan
3. Olahraga
4. Edukasi
5. Home monitoring (pemantauan mandiri)
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Gula Tes Toleransi Glukosa Hemoglobin A1c


Darah Oral (TTGO) (HbA1c)
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Menurut (Santosa, Budi. 2008)
1.) Identitas klien, meliputi : Nama pasien, tanggal lahir,umur, agama, jenis
kelamin, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, No rekam medis.
2.) Keluhan utama
a. Kondisi hiperglikemi: Penglihatan kabur, lemas, rasa haus dan banyak
kencing, dehidrasi, suhu tubuh meningkat, sakit kepala.
b. Kondisi hipoglikemi Tremor, perspirasi, takikardi, palpitasi, gelisah, rasa lapar,
sakit kepala, susah konsentrasi, vertigo, konfusi, penurunan daya ingat,
mati rasa di daerah bibir, pelo, perubahan emosional, penurunan kesadaran.
3.) Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien masuk ke RS dengan keluhan utama gatal-gatal pada kulit yang
disertai bisul/lalu tidak sembuh-sembuh, kesemutan/rasa berat, mata kabur,
kelemahan
tubuh. Disamping itu klien juga mengeluh poliurea, polidipsi, anorexia, mual dan
muntah, BB menurun, diare kadang-kadang disertai nyeri perut, kram otot, gangguan
tidur/istirahat, haus, pusing/sakit kepala, kesulitan orgasme pada wanita dan masalah
4.) Riwayat kesehatan dahulu
DM dapat terjadi saat kehamilan, penyakit pankreas, gangguan penerimaan insulin,
gangguan hormonal, konsumsi obat-obatan seperti glukokortikoid, furosemid, thiazid,
beta bloker, kontrasepsi yang mengandung estrogen.

5.) Riwayat kesehatan keluarga


Adanya riwayat anggota keluarga yang menderita DM

6.) Pemeriksaan Fisik


a. Aktivitas dan Istirahat
Gejala: lemah, letih, sulit bergerak atau berjalan, kram otot, tonus otot menurun,
gangguan istirahat dan tidur.
Tanda: takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau dengan aktivitas, letargi,
disorientasi, koma
b. Sirkulasi
Gejala : adanya riwayat penyakit hipertensi, infark miokard akut, klaudikasi, kebas,
kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama.
Tanda : takikardia, perubahan TD postural, nadi menurun, disritmia, krekels, kulit panas,
kering dan kemerahan, bola mata cekung.
c. Integritas ego
Gejala : stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan dengan
kondisi.
Tanda : ansietas, peka rangsang.
d. Eliminasi
Gejala : perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia, rasa nyeri terbakar, kesulitan
berkemih, ISK, nyeri tekan abdomen, diare.
Tanda : urine encer, pucat, kuning, poliuri, bising usus lemah, hiperaktif pada diare.
e. Makanan dan cairan
Gejala: hilang nafsu makan, mual muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan masukan
glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan, haus, penggunaan diuretik.
Tanda: kulit kering bersisik, turgor jelek, kekakuan, distensi abdomen, muntah,
pembesaran tiroid, napas bau aseton
f. Neurosensori
Gejala: pusing, kesemutan, kebas, kelemahan pada otot, parastesia, gangguan penglihatan.
Tanda: disorientasi, mengantuk, letargi, stupor/koma, gangguan memori, refleks tendon
menurun, kejang.
g.Kardiovaskuler
Takikardia / nadi menurun atau tidak ada, perubahan TD postural, hipertensi
dysritmia, krekel, DVJ (GJK)
h. Pernapasan
Gejala: merasa kekurangan oksigen, batuk dengan atau tanpa sputum.
Tanda: pernapsan cepat dan dalam, frekuensi meningkat.
i. Seksualitas
Gejala: rabas vagina, impoten pada pria, kesulitan orgasme pada wanita
j. Gastro intestinal
Muntah, penurunan BB, kekakuan/distensi abdomen, anseitas, wajah meringis pada
palpitasi, bising usus lemah/menurun.
k. Muskulo skeletal
Tonus otot menurun, penurunan kekuatan otot, ulkus pada kaki, reflek tendon
menurun kesemuatan/rasa berat pada tungkai
l. Integumen
Kulit panas, kering dan kemerahan, bola mata cekung, turgor jelek, pembesaran
tiroid, demam, diaforesis (keringat banyak), kulit rusak, lesi/ulserasi/ulku
Diagnosa Keperawatan

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan


Nyeri akut berhubungan tubuh b.d. ketidakmampuan menggunakan glukosa
dengan agen injuri biologis (tipe 1)

Defisit Volume Cairan berhubungan dengan Kehilangan Perfusi jaringan tidak efektif
volume cairan secara aktif, Kegagalan mekanisme b.d hipoksemia jaringan.
pengaturan
Diagnosa keperawatan NOC NIC

Nyeri akut Pain Level Pain Management


berhubungan • Mampu mengontrol nyeri • Lakukan pengkajian nyeri secara
dengan agen injuri (tahu penyebab nyeri, komprehensif termasuk lokasi,
biologis mampu menggunakan tehnik karakteristik, durasi, frekuensi,
nonfarmakologi untuk kualitas dan faktor presipitasi
mengurangi nyeri, mencari • Observasi reaksi nonverbal dari
bantuan) ketidaknyamanan Kaji kultur
• Melaporkan bahwa nyeri yang mempengaruhi respon
berkurang dengan nyeri Kontrol lingkungan yang
menggunakan manajemen dapat mempengaruhi nyeri
nyeri seperti suhu ruangan,
• Mampu mengenali nyeri pencahayaan dan kebisingan
(skala, intensitas, frekuensi Ajarkan tentang teknik non
dan tanda nyeri) farmakologi
• Menyatakan rasa nyaman • Berikan analgetik untuk
setelah nyeri berkurang mengurangi nyeri
Tanda vital dalam rentang • Kolaborasikan dengan dokter
normal jika ada keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil
Diagnosa keperawatan NOC NIC

Ketidakseimbangan Nutritional Status : food and Nutrition Monitoring


nutrisi kurang dari Fluid Intake  
kebutuuhan tubuh   • Monitor adanya penurunan berat
• Adanya peningkatan berat badan
badan sesuai dengan usia • Monitor lingkungan selama
• Berat badan ideal sesuai makan
dengan tinggi badan • Monitor mual dan muntah
• Mampu mengidentifikasi • Monitor makanan kesukaan
kebutuhan nutrisi • Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
• Monitor kalori dan intake nuntrisi
• Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papila lidah dan
cavitas oral.
• Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet
Diagnosa keperawatan NOC NIC

Defisit Volume Cairan Setelah dilakukan tindakan Fluid management


berhubungan dengan keperawatan selama 3x24jam • Pertahankan catatan intake dan
Kehilangan volume diharapkan klien dengan output yang akurat Pasang urin
cairan secara aktif, diagnosa kelebihan volume kateter jika diperlukan
Kegagalan mekanisme cairan dapat teratasi dengan • Monitor hasil lab yang sesuai
pengaturan kriteria hasil : dengan retensi cairan (BUN,
Fluid balance Hmt, osmolalitas urin )
• Terbebas dari edema, efusi, • Monitor indikasi retensi /
anaskara kelebihan cairan (cracles, CVP ,
• Memelihara tekanan vena edema, distensi vena leher,
sentral, tekanan kapiler paru, asites)
output jantung dan vital sign • Kaji lokasi dan luas edema
dalam batas normal Monitor status nutrisi
• Terbebas dari kelelahan, • Berikan diuretik sesuai interuksi
kecemasan atau • Batasi masukan cairan pada
kebingungan keadaan hiponatrermi dilusi
• Menjelaskan indikator dengan serum Na < 130 mEq/l
kelebihan cairan • Kolaborasi dokter jika tanda
cairan berlebih muncul
memburuk
Diagnosa keperawatan NOC NIC

Ketidakefektifan Circulation status Peripheral Sensation Management


perfusi jaringan perifer • TD normal (120/80 mmHg) • Monitor adanya daerah tertentu
• Tingkat kesadaran membaik yang hanya peka terhadap
• Tidak ada gerakan involunter rangsangan panas atau dingin
• Fungsi sensorik dan motorik • Periksa penyebab perubahan
tidak ada gangguan sensasi
• Ajarkan klien untuk
mengobservasi kulit pada
daerah perifer
• Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat Analgetik
3. Implementasi
 
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan klien secara optimal. Pada tahap ini perawat
menerapkan pengetahuan intelektual, kemampuan hubungan antar
manusia (komunikasi) dan kemampuan teknis keperawatan, penemuan
perubahan pada pertahanan daya tahan tubuh, pencegahan komplikasi,
penemuan perubahan sistem tubuh, pemantapan hubungan klien dengan
lingkungan, implementasi pesan tim medis serta mengupayakan rasa
aman, nyaman dan keselamatan klien.
3. Evaluasi

 Evaluasi merupakan perbandingan yang sistemik dan terencana mengenai

kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dan dilakukan secara

berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.

Penilaian dalam keperawatan bertujuan untuk mengatasi pemenuhan

kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.
Daftar Pustaka
(JAKARTA, 2012) JAKARTA, F. K. D. K. U. M. (2012). Makalah Bahasa Indonesia Diabetes Tipe 1.
Brunner & Suddarth. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC.
Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2017). Diagnosis dan Tata
Laksana Diabetes Melitus Tipe-1 pada Anak dan Remaja. Jakarta, 1–15.
141_Diabetes Miletus Tipe 1.pdf. (n.d.).
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai