i
LEMBAR PERSETUJUAN
SEMINAR IMPLEMENTASI AKSI PERUBAHAN
“SADIKIN Baper”
Satu Data Teringtrasi Kemiskinan dan Stunting Membawa Perubahan
Menyetujui :
COAHC MENTOR
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Telah diseminarkan
IMPLEMENTASI AKSI PERUBAHAN
AKSI PERUBAHAN
“SADIKIN Baper”
Satu Data Teringtrasi Kemiskinan dan Stunting Membawa Perubahan
Menyetujui :
COAHC PENGUJI
Mengetahui :
KEPALA PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REGIONAL MAKASSAR,
SUGIARTO, SE, M. Si
NIP. 19680406 199503 1 001.
iii
KATA PENGANTAR
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
v
/
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
\DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I DISKRIPSI PROSES KEPEMIMPINAN
1. Membangun integritas dan akuntabilitas kinerja organisasi
Menurut Jacobs (2024), Integritas menekankan konsistensi moral,
keutuhan pribadi, atau kejujuran. Menurut Butler dan Cantrell (1984, di dalam
Hosmer, 1995) mengartikan integritas sebagai reputasi dapat dipercaya dan jujur
dari seseorang untuk menjelaskan istilah “kepercayaan” didalam konteks
organisasi. Yang pasti integritas menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia
yang luhur dan berbudi. Integritas bertalian dengan morl yang bersih, kejujuran
serta ketulusan terhadap sesama dan Tuhan Yang Maha Esa. Prinsip integritas
dan profeionalisme muncul sebagai suatu kebutuhan terhadap tantangan tugas
yang dihadapi aparatur birokrasi, sebab tanpa prinsip tersebut tidaklah mungkin
tercapai tingkat efektifitas dan produktivitas yang tinggi dalam melaksanakan
proses reformasi birokrasi.
Selain nilai integritas, faktor lain yang tidak kalah penting untuk dimiliki
seorang pemimpin birokrasi adalah nilai akuntabilitas. Akuntabilitas merupakan
istilah yang digunakan untuk menggambarkan tingkat pertanggungjawaban
seseorang atau suatu lembaga tertentu yang berkaitan dengan sistem administrasi
yang dimilikinya. Menurut Mardiasmo, pengertian akuntabilitas adalah sebuah
kewajiban melaporkan dan bertanggungjawab atas keberhasilan ataupun
kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai hasil yang telah
ditetapkan sebelumnya, melalui media pertanggungjawaban yang dikerjakan
secara berkala. Akuntabilitas dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu akuntabilitas
horizontal dan akuntabilitas vertikal. Akuntabilitas vertikal merupakan
akuntabilitas berupa pertanggungjawaban yang dlakukan kepada atasan,
sedangkan akuntabilitas horizontal merupakan akuntabilitas berupa
pertanggungjawaban yang dilakukan kepada orang ataupun lembaga yang
setara.
Untuk mewujudkan integritas dan akuntabilitas dalam kinerja organisasi
harus dimulai dari peran kepemimpinan sebagai role mode dan agen perubahan
yang memberikan contoh penerapan nilai-nilai integritas dan akuntabilitas
kepada orang yang dipimpinnya. Membangun sistem, membangun manusia, dan
membangun budaya dalam organisasi tentunya tidak terlepas dari peran
1
pemimpin. Sejarah membuktikan bahwa figur seseorang pemimpin memegang
peran kunci dalam sebuah perubahan. Secara sederhana, praktek implementasi
membangun integritas dan akuntabilitas dalam organisasi, sesungguhnya akan
menjadi akseleratif, jika pemimpin mampu menjalankan peran sebagai teladan
atau figur yang mampu menginspirasi terjadi sebuah perubahan.
Dalam membangun integritas dan akuntabilitas pada lingkup Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Biak Numfor, reformer selaku
pemimpin berupaya menjadi contoh atau teladan yang baik bagi para staf dengan
bekerja sesuai standart yang tinggi dan profesional. Selain dari pada itu, juga
senantiasa memberikan ruang bagi para staf untuk mengemukakan pendapat
dalam menghadapi suatu pekerjaan, mengajak staf meningkatkan etos kerja
dengan cara menyelesaikan semua pekerjaan sebelum tanggal waktu.
Dalam implementasi aksi perubahan “Satu data terintegrasi kemiskinan
dan stunting” melalui sistem informasi SADIKIN Baper (Satu data kemiskinan
dan stunting membawa perubahan), reformer mendapatkan tantangan untuk
terus dapat berkomitmen dan konsisten melaksanakan apa yang sudah
direncanakan ditengah tumpukan pekerjaan yang dihadapi. Selain itu penerapan
sebuah inovasi baru, pasti akan muncul keengganan untuk keluar dari zona
nyaman dari penggunanya, hal ini juga menjadi tantangan bagi reformer untuk
terus konsisten dan berupaya meyakinkan seluruh stakeholder bahwa inovasi
yang akan dilaksanakan memberikan kemanfaatan yang lebih besar ke depannya
dalam pelaksanaan pembangunan daerah yang lebih berkualitas.
2. Pengelolaan Budaya Kerja dan Nilai-nilai Organisasi
Menurut Triguno (2023), budaya kerja merupakan suatu falsafah yang
didasari oleh pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan
dan kekuatan pendorong, membudaya dalam kehidupan suatu kelompok
masyarakat atau organisasi, kemudian tercermin dari sikap menjadi perilaku,
kepercayaan, cita-cita, pendapat dan tindakan yang terwujud sebagai kerja atau
bekerja. Jadi dapat disimpulkan bahwa budaya kerja merupakan suatu konsep
yang didasari oleh kebiasaan atau keseluruhan pola perilaku setiap individu atau
kelompok yang dibudayakan dan dikembangkan dalam suatu organisasi atau
perusahaan untuk mempertahankan efisiensi dalam bekerja.
2
Upaya untuk melakukan perubahan pola pikir dan budaya kerja aparatur
selama ini sudah dilakukan, tetapi upaya ini belum mencapai hasil yang
maksimal. Untuk mempercepat perubahan pola pikir dan budaya kerja aparatur
diperlukan adanya suatu nilai bersama yang diyakini kebenaran dan kebaikannya
sebagai pedoman yang dapat diacu oleh semua ASN sebagai tuntunan
bagaimana seharusnya berfikir, bersikap dan berperilaku. Budaya kerja yang
menjadi pedoman bagi aparatur negara secara nasional sudah ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 39 Tahun 2021 tentang Pedoman Pengembangan Budaya Kerja.
Menciptakan buaya kerja yang baik perlu adanya pembenahan-
pembenahan yang dimulai dari sikap dan tingkah laku pemimpin kemudian
diikuti para bawahan, terbentuknya budaya kerja diawali tingkat kesadaran
pemimpin dimana besarnya hubungan antara pemimpin dengan bawahan
sehingga akan menentukan suatu cara tersendiri apa yang dijalankan dalam
perangkat satuan kerja organisasi.
Dalam lingkup unit kerja reformer pada Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Biak Numfor, pengelolaan budaya kerja ini dikembangkan
dalam proses manajemen yang akan menumbuhkan sikap dengan berorientasi
pada tanggungjawab kelompok, kesediaan partisipasi/koordinasi, kesadaran
kelompok, saling menghargai dan komitmen kerja. Akan tetapi dalam
praktiknya, masih ada hambatan-hambatan dalam pengembangan budaya
organisasi dan budaya kerja karena sikap dan perilaku negatif.
Walaupun demikian dengan komitmen manajemen yang tinggi dan esensi
kepemimpinan yang sadar akan perlunya pengembangan kelompok, maka hal
tersebut bisa diatasi dengan kemampuan menemukan kesesuaian, keselarasan
antara hubungan kebutuhan pribadi anggota organisasi dengan kepentingan
organisasi.
3
3. Membangun Jejaring dan Kolaborasi
Menurut Wayne E. Baker (1994) jejaring kerja adalah proses aktif
membangun dan mengelola hubungan-hubungan yang produktif baik personal
maupun organisasi. Sedangkan Nazir Harjanto (2002) menyatakan jejaring kerja
sebagai wadah baik formal maupun informal yang memfasilitasi pertemuan
kelompok atau komunikasi diantara pihak-pihak yang berkepentingan untuk
menemukan pemecahan masalah dan kebutuhan informasi untuk kepentingan
semua pihak. Jejaring kerja kemitraan atau sering disebut partnership, secara
etimologis berasal dari akar kata partner. Partner dapa diartikan pasangan, jodoh,
sekutu atau kompanyon. Sedangkan partnership diterjemahkan persekutuan atau
perkongsian.
Kolaborasi adalah proses yang mendasar dari bentuk kerjasama yang
melahirkan kepercayaan, integritas dan terobosan melalui pencapaian
konsensus, kepemilikan dan keterpaduan pada semua aspek organisasi
Kolaborasi adalah pendekatan utama yang akan menggantikan pendekatan
hirarki pada prinsip-prinsip pengorganisasian untuk memimpin dan mengelola
lingkungan kerja pada abad 21.
Membangun jejaring kerja dan kolaborasi biasanya digunakan untuk
menjelaskan praktik dua pihak atau lebih untuk mencapai tujuan bersama dan
melibatkan proses kerja masing-masing maupun kerja bersama dalam mencapai
tujuan bersama tersebut. Motivasi utamanya adalah memperoleh hasil-hasil
kolektif yang tidak mungkin dicapai jika masing-masing pihak bekerja sendiri-
sendiri. Selain seperti dalam kerjasama, para pihak berkolaborasi biasanya
dengan harapan mendapatkan hasil-hasil yang inovatif, terobosan, dan/atau
istimewa, serta prestasi kolektif yang memuaskan. Kolaborasi biasanya
dilakukan agar memungkinkan muncul/berkembangknya saling pengertian dan
realisasi visi bersama dalam lingkungan dan sistem yang komplek.
Dalam aksi perubahan ini reformer membangun jejaring kerja dan
kolaborasi bersama stakeholder internal dan eksternal yang dianggap memiliki
peran dan pengaruh serta kepentingan terhadap aksi perubahan. Seluruh jejaring
kerja tersebut bersama-sama membantu dan memfasilitasi pelaksanaan aksi
4
perubahan di lapangan sehingga dapat terwujud target sasaran yang hendak
dicapai untuk tahap jangka pendek.
4. Strategi pengembangan kompetensi
Mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 38 tahun 2017 tentang Standart Kompetensi Jabatan
Aparatur Sipil Negara standar kompetensi ASN pada level manajerial meliputi :
Integritas, kerja sama, komunikasi, orientasi pada hasil, pelayanan publik,
pengembangan diri dan orang lain, mengelola perubahan dan pengambilan
keputusan.
Guna mencapai tujuan dalam aksi perubahan, maka reformer melakukan
strategi pengembangan kompetensi kepemimpinan kinerja dalam hal ini
kompetensi manajerial yang dapat digambarkan sebagai berikut :
Kompetensi manajerial :
Aspek Kompetensi
No Strategi Pengembangan
Manajerial
1. Integritas Komitmen dan konsisten dalam
pelaksanaan aksi perubahan
2. Kerja sama Melibatkan berbagai stakeholder terkait
untuk bersama-sama mewujudkan satu data
kemiskinan dan stunting dalam
perencanaan pembangunan, monitoring dan
evaluasi.
3. Komunikasi Reformer senantiasa melakukan
komunikasi dengan tim efektif maupun
stakeholder lainya baik melalui rapat resmi,
maupun melalui media komunikasi lainnya.
4. Orientasi pada hasil Mengkoordinasikan dan memantau setiap
tahapan atau milestone agar berjalan secara
optimal sesuai dengan perencanaan untuk
pencapaian tujuan aksi perubahan.
5. Pelayanan Publik Mempercepat proses untuk memperoleh
informasi terkait data kemiskinan dan
stunting, untuk selanjutknya dapat
digunkakan oleh stakeholder dalam sasaran
program kegiatan, monitoring dan evaluasi.
6. Pengembangan diri dan Menjadikan sarana belajar pengembangan
orang lain diri reformer dengan memantapkan progres
aksi perubahan dalam pembaharuan, dan
memberi tugas dan wewenang tim kerja
dalam aksi perubahan sehingga juga
menjadi sarana belajar dan pengembangan
5
Aspek Kompetensi
No Strategi Pengembangan
Manajerial
diri bagi tim kerja, dengan demikian
program ini akan menjadi aktualisasi diri
reformer dan juga tim.
7. Mengelola Perubahan Memastikan bahwa aksi perubahan ini
diterima oleh semua stakeholder terkait
dengan melakukan sosialisasi secara
berkala terkait tujuan dari program ini, serta
melakukan monitoring dan evaluasi secara
berkala.
8. Pengambilan Keputusan Dalam pelaksanaan aksi perubahan,
reformer dalam mengambil keputusan
memperhatikan hal-hal yang menjadi
pertimbangan tim serta dengan
mempertimbangkan kondisi-kondisi yang
ada dilapangan sehingga tujuan dapat
tercapai.
Tabel 1 Aspek Kompetensi Manajerial
6
BAB II DISKRIPSI HASIL KEPEMIMPINAN
7
MILESTONE KEGIATAN OUT PUT WAKTU
koordinasi awal Petunjuk.
dengan stakeholder Dukungan Internal.
internal terkait (Surat Dukungan)
pelaksanaan
SADIKIN Baper
3. Melakukan Dukungan 24 Mei 2023
Konsultasi dan Stakholder Eksternal
Koordinasi dengan (Surat Dukungan)
Stakholder
Eksternal terkait
pelaksanaan
SADIKIN Baper
2. Pembentukan 1. Melaksanakan Daftar Identifikasi 25 Mei 2023
Tim Kerja identifikasi sumber Calon Tim Kerja
daya tim kerja.
2. Membentuk tim SK. Tim Kerja. 25 Mei 2023
kerja Dokumentasi
3. Melaksanakan rapat Rencan Tindaklajut 25 Mei 2023
koordinasi tim Tim Kerja.
untuk menyusun
rencana tindak
lanjut.
4. Membuat Uraian Dokumentasi 25 Mei 2023
Tugas Tim Kerja Uraian Tugas dan
dan Jadwal Kerja Jadwal Tim Kerja
Tim
3. Tersedianya 1. Melaksanakan - Memperolah data 26 Mei -10 Juli
Database Koordinasi dan P3KE BNBA dari 2023
BNBA Komunikasi Kemenko PMK
SADIKIN kepada Menko
Baper PMK
2. Melaksanakan - Memperolah data 26 Mei -10 Juli
Koordinasi dan DTKS BNBA dari 2023
Komunikasi Dinas Sosial atau
kepada Kementerian Sosial
Kementerian
Sosial
3. Melaksanakan - Memperoleh data 26 Mei -10 Juli
Koordinasi dan Stunting BNBA 2023
Komunikasi Dinas dari Dinas
Kesehatan Kesehatan
4. Melaksanakan - Memperoleh data 26 Mei -10 Juli
Koordinasi dan Bantuan yang telah 2023
Komunikasi Dinas diberikan oleh
Dinas Sosial, OPD pada tahun
Dinas Kesehatan, sebelum 2022:
8
MILESTONE KEGIATAN OUT PUT WAKTU
Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, Dinas
Dinas Perikanan, Kesehatan, Dinas
Dinas Pertanian Pendidikan, Dinas
dan Tanaman Perikanan, Dinas
Pangan, Dinas Pertanian dan
Tenaga Kerja, Tanaman Pangan,
Dinas Koperasi Dinas Tenaga
dan UMKM, Dinas Kerja, Dinas
Perindustrian dan Koperasi dan
Perdagangan, UMKM, Dinas
Dinas Perindustrian dan
Pemberdayaan Perdagangan,
Masyarakat Dinas
Kampung, Bagian Pemberdayaan
Kesra Sekretarian Masyarakat
Daerah Kabupaten Kampung, Bagian
Biak Numfor, Data Kesra Sekretarian
Kependudukan Daerah Kabupaten
dari Dinas Biak Numfor, Data
Dukcapil, Data Kependudukan dari
Kesejahteraan dari Dinas Dukcapil,
DP3AKB, Data Data Kesejahteraan
Kesejahteraan dari dari DP3AKB,
Badan Pusat Data Kesejahteraan
tatistik dari Badan Pusat
tatistik
5. Melaksanakan - Memperoleh data 26 Mei -10 Juli
Koordinasi dan Penyaluran Bansos 2023
Komunikasi kepada keluarga
Kantor Pos, Bank miskin
Penyalur
4. Tersedianya 1. Membuat Design Tersedianya Design 26 Mei 2023-
Design Utama Aplikasi. Aplikasi 30 Juni 2023
Aplikasi
2. Membuat draft Rancangan menu 26 Mei 2023-
rancangan menu dan sub menu 30 Juni 2023
dan Sub menu
Membuat Sistem Tersedianya Aplikasi 26 Mei 2023-
SADIKIN Baper 30 Juni 2023
3. Melakukan Uji Aplikasi telah diuji 1 Juli 2023
coba rancangan coba dan siap
SADIKIN Baper. digunakan
5. Melakukan 1. Penilaian fungsi Aplikasi dapat 6-10 Juli 2023
Penilaian sistem SADIKIN digunakan
berulang Baper
terkait fungsi
aplikasi
9
MILESTONE KEGIATAN OUT PUT WAKTU
2. Penilaian Aplikasi dapat 6-10 Juli 2023
kesesuaian dioperasionalkan
Perangkat lunak
dan perangkat keras
3. Penilaian menu dan Menu dan sub menu 6-10 Juli 2023
sub menu input, input, edit, Preview
edit, Preview dan dan out put SADIKIN
out put SADIKIN Baper berfungsi
Baper
4. Penilaian fungsi Menu eksport data ke 6-10 Juli 2023
eksport data ke MS- MS-exel, pdf, print
exel, pdf, print berfungsi
5. Penilaian menu Menu lacak lokasi 6-10 Juli 2023
lacak lokasi sesuai sesuai alamat pada
alamat pada MAP MAP berfungsi
6. Terwujudnya 1. Memimpin rapat - Undangan 26 Mei 2023-
petunjuk persiapan - Daftar Hadir 30 Juni 2023
teknis penyusunan draft Notulen
pengoperasia petunjuk teknis
n SADIKIN pengoperasian
Baper SADIKIN Baper
10
MILESTONE KEGIATAN OUT PUT WAKTU
Kemiskinan Kemiskinan dan
dan Stunting Stunting pada
melalui Aplikasi SADIKIN
sistem Baper
SADIKIN
Baper
2. Pelaksanaan 1. Laporan 12 Juli 2023
Launching 2. Daftar Hadir
Implementasi Satu 3. Dokumentasi
Data Terpadu dan
terintegrasi
Kemiskinan dan
Stunting pada
Aplikasi SADIKIN
Baper
3. Penilaian atas 1. Daftar Hadir 13 Juli 2023
penyelenggaraan 2. Laporan
Launching 3. Dokumentasi
Aplikasi SADIKIN
Baper
4. Rencana Tindak 1. Daftar hadir
Lanjut 2. Dokumen rencana
tindak lanjut
Tabel 2 Milestone Jangka Pendek
MILESTONE 1
TERBANGUNNYA KESEPAHAMAN
STAKEHOLDER INTERNAL DAN EKSTERNAL
Uraian Kegiatan
1. Melaksanakan konsultasi dengan mentor terkait kegiatan SADIKIN Baper
Sebagai langkah awal dalam pelaksanaan aksi perubahan ini, maka
pada Tanggal 22 Mei 2023 reformer melakukan konsultasi dan koordinasi
kepada kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Biak
Numfor dalam rangka permintaan dukungan terhadap pelaksanaan Aksi
Perubahan Satu Data Kemiskinan dan Stunting pada Aplikasi SADIKIN Baper
(Satu data kemiskinan dan stunting membawa perubahan). Pada pertemuan
tersebut kepala Bappeda meminta untuk memaparkan tentang rencana aksi
perubahan kepada seluruh pejabat eselon III dan eselon IV serta seluruh staf di
11
lingkungan Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah terkait
rancangan yang akan diimplementasikan.
12
kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) beserta pejabat eselon III dan
pejabat eselon IV di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Biak Numfor
dan kegiatan rapat koordinasi tim Penanggulangan stunting.
13
Gambar 2 Dukungan dari Bupati Biak Numfor dan Stake holder Internal
dan Eksternal
14
MILESTONE 2
TERBENTUKNYA TIM KERJA
Uraian Kegiatan
1. Memimpin rapat pembentukan tim kerja
Pada rapat pembentukan tim kerja yang dilaksanakan pada hari Senin,
tanggal 30 Mei 2023 di ruang rapat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Biak Numfor, reformer telah menentukan (2) Menentukan Susunan
tim kerja (3) Menyusun rencana tindak lanjut (4) Membuat uraian tugas dan
jadwal kerja tim pelaksanaan kegiatan aksi perubahan Satu data kemiskinan
dan stunting melalui sistem informasi SADIKIN Baper (Satu Data Kemiskinan
dan Stunting Membawa Perubahan) yang ditetapkan dengan surat keputusan
Kepala Bappeda Biak Numfor Nomor 822/1171/2023 Tahun 2023 tentang
Pembentukan Tim Kerja Satu Data Kemiskinan dan Stunting Membawa
Perubahan di Kabupaten Biak Numfor.
15
MILESTONE 3
TERSEDIANYA DATABASE BNBA SADIKIN BAPER
Uraian Kegiatan
Melaksanakan koordinasi dan komunikasi kepada Kementerian Koordinator
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Pada tahapan ini dilakukan pada tanggal
14 Maret 2023 melalui komunikasi elektronik by phone dan e-mail guna
memperoleh data-data by name by address keluarga dan individu yang tergolong di
bawah garis kemiskinan. Melalui komunikasi tersebut diperoleh data BNBA desil
1 sampai desil 4.
Data BNBA DTKS SIK-NG diperoleh dari Dinas Sosial Kabupaten Biak
Numfor. Data-data yang diperoleh dari Dinas Sosial belum dapat digunakan karena
belum terpisah menurut anggota keluarga. Sedangkan data Stuntung diperoleh dari
Dinas Kesehatan melalui sistem informasi e-PPGM milik Kementerian Kesehatan.
16
Data-data manual dalam bentuk tabulasi microsoft excel berformat csv
selanjutnya digunakan sebagai master database pada sistem informasi satu data
kemiskinan dan stunting dieksport ke dalam sistem informasi SADIKIN Baper
yang selanjutnya diproses dan diintegrasikan antara ketiga jenis data tersebut.
MILESTONE 4
TERSEDIANYA DESIGN APLIKASI
Uraian Kegiatan
1. Perancangan Desain Menu Utama Aplikasi, (2) draft rancangan menu dan sub
menu (3) Membuat sistem SADIKIN Baper (4) Melakukan Uji coba rancangan
SADIKIN Baper telah dilakukan oleh tim kerja diantaranya Tim internal dan
pejabat eselon III dan IV Badan Perencanaan Pebangunan Daerah Kabupaten
Biak Numfor.
17
1-4 (dibawah garis kemiskinan). Sedangkan jika lebih lanjut di klik pada
tombol detail akan muncul data agregat lebih terperinci menurut berbagai
indikator yang saling berpengaruh terhadap kemiskinan dan stunting.
Secara detail dari data-data kemiskinan BNBA baik yang bersumber dari
DTKS, P3KE dan Stunting dari e-PPGM memerlukan ijin login. Login hanya
diberikan kepada stakeholder yang beririsan lansung dengan program-program
kegiatan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
penanggulangan kemiskinan maupun penanganan stunting. Pada dashboard ini
pengguna dapat melihat seluruh data-data indikator, data-data kondisi keluarga
maupun individu hingga koordinat rumah tempat tinggalnya. Hal ini bertujuan
untuk memudahkan pengguna atau perangkat daerah dalam penentuan sasaran
bantuan, monitoring lapangan serta evaluasi program kegiatannya.
18
Gambar 5 Rancangan Desain Menu SADIKIN Baper Bersama Tim Kerja
MILESTON 5
MELAKUKAN PENILAIAN BERULANG TERKAIT FUNGSI APLIKASI
Uraian Kegiatan
1. Kegiatan pada tahapan ini adalah melakukan penilaian ulang sistem informasi
Satu data kemiskinan dan stunting sekaligus uji coba (2) Penilaian ulang
kesesuaian perangkat lunak dengan perangkat keras (3) Penilaian menu dan sub
menu pada sistem (4) Penilaian menu dan sub menu eksport data (5) penilaian
ketepatan titik koordinat dengan peta satelit. Kegiatan penilaian dilakukan oleh
tim kerja bersama-sama dengan programer dan reformer. Hasil penilaian
kembali ditemui beberapa menu/sub menu yang belum sesuai dan langsung
ditindaklanjuti oleh programer untuk selanjutnya dilakukan perbaikan. Pada
dasarnya aplikasi SADIKIN Baper telah dapat berfungsi sebagai alat pengolah
data yang dapat mempermudah pengguna dalam pencarian data, melakukan
perhitungan-perhitungan serta menapilkan grafis lebih cepat, tepat dan akurat.
Sistem informasi satu data ini berisi lebih dari seratus indikator. Banyaknya
indikator yang temuat tersebut sehingga membangun sistem informasi ini
sangatlah rumit dan membutuhkan waktu yang cukup.
Berikut adalah tampilan out put hasil uji coba yang dilakukan oleh tim kerja
dalam kegiatan pengujian sistem.
19
EVIDENCE 2
OUTPUT AKSI PERUBAHAN
Dashboard Utama
Tampilan data agregat kemiskinan dan stunting menurut tingkat kabupaten,
distrik, kampung/kelurahan memuat 4 indikator
20
Gambar 8 Menu login user
21
Gambar 10 Dashboard utama data P3KE, berisi infografis yang memuat 20
indikator
Indikator yang termuat pada halaman ini diantaranya adalah menurut Status
kemiskinan, kepemilikan rumah, bahan bakar yang digunakan untuk memasak,
kondisi atap rumah, kondisi lantai rumah, kondisi dinding rumah, pendidikan,
pekerjaan, kepadanan dengan dukcapil, tingkat keluarga, tingkat individu, indikator
pencarian jiwa, indikator target P3KE, Monitor Kampung
Tampilan menu pada target P3KE memuat indikator sebagai kebutuhan dasar setiap
keluarga atau individu.
Gambar 11 target P3KE memuat indikator sebagai kebutuhan dasar setiap keluarga
atau individu.
Indikator tersebut diantaranya adalah anak tidak sekolah pada kelompok usia
sekolah, bantuan air minum, pemberdayaan petani dan nelayan, penerangan rumah
atau elektrifikasi, perluasan lapangan pekerjaan, program bantuan sosial, program
stunting, Rumah tidak layak huni dan sanitasi. Dari masing-masing indikator
tersebut dapat menampilkan data-data sub indikator masing-masing secara agregat
menurut wilayah, dan selanjutnya dilengkapi fungsi tombol untuk melihat secara
detil BNBA di tingkat kampung/kelurahan dengan menekan angka jumlah menurut
wilayah yang tertera pada tabel.
22
Gambar 12 Menu Detail keluarga
Tampilan Menu detail keluarga dan memuat 23 indikator dari masing-masing
keluarga termasuk indikator ada tidaknya anak resiko stunting atau anak yang telah
masuk kategori stunting.
23
Pada setiap menu dan sub-sub
menu dilengkapi kolom sortir
untuk menampilkan data
sesuai dengan kebutuhan yang
diharapkan. Selain itu
dilengkapi pula denga fitur
fungsi chart, print dan eksport
exel
24
Koordinat alamat keluarga hasil citra satelit
25
masing-masing indikator berisi rekap-rekap data dan grafis menurut wilayah baik
menurut distrik maupun kampung/kelurahan. Pada sub menu tersebut dilengkapi dengan
fitur print jika user menginginkan untuk cetak laporan dan eksport exel jika user
menginginkan data rekap ke file excel.
Gambar 18 Menu P3KE indikator memuat sub menu indikator desil, DTKS
Gambar 19 Sub Menu P3KE indikator memuat sub menu indikator desil,
DTKS
26
Menu Peta menampilkan level tingkat jumlah keluarga yang berada di garis
kemiskinan menurut wilayah baik tingkat distrik, kampung kelurahan
27
Gambar 23 Tampilan Dashboard menu Stunting
Pada menu data anak stunting menampilkan data BNBA stunting dengan hasil
pengukurannya menurut berbagai indikator. Selain itu dilengkapi pula dengan fitur
pencarian menurut wilayah dan indikator waktu, serta menu tambah yang
memungkinkan user dapat menambahkan data baru jika pada saat pengukuran
bulan berjalan ditemukan anak dengan stunting baru.
28
Gambar 25 Menu import data
29
MILESTONE 6
TERWUJUDNYA PETUNJUK TEKNIS PENGOPERASIAN SADIKIN BAPER
Uraian Kegiatan
1. Memimpin rapat persiapan penyusunan draft petunjuk teknis pengoperasian
SADIKIN Baper (2) Melakukan penyusunan draft petunjuk teknis
pengoperasian SADIKIN Baper. Rapat penyusunan draft juknis dilakukan
pada tanggal 23 Juni 2023 bertempat di ruang rapat Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Biak Numfor. Kegiatan dilanjutkan dengan
penyusunan draft rancangan petunjuk teknis bersama-sama tim kerja.
30
Output dari kegiatan ini adalah draft rancangan juknis yang telah mendapat
masukan atau koreksi dari hasil diskusi.
31
MILESTONE 7
LAUNCHING IMPLEMENTASI SATU DATA TERPADU DAN
TERINTEGRASI KEMISKINAN DAN STUNTING MELALUI SISTEM
SADIKIN Baper
Uraian Kegiatan
32
Data Terintegrasi Kemiskinan dan Stunting dalam rangka penanggulangan
kemiskinan dan penurunan stunting sebagaimana diamanatkan melalui Inpres
Nomor 4 Tahun 2022 tentang Penghapusan Kemiskinan Ekstrim dan amanat
Peraturan presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan penurunan
stunting. Dimana pada peraturan presiden tersebut diamantkan penanganan
stunting yang holistik integratif, dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi dan
sinkronisasi diantara pemangku kepentingan merupakan salah satu bentuk
upaya pemerintah dalam mengurangi angka stunting di Indonesia
33
3. Penyusunan Laporan Hasil Capaian Target Jangka Pendek
Setelah selesai seluruh agenda atau pelaksanaan tahapan milestone, tim
kerja bergegas mengerjakan laporan implementasi Aksi perubahan yang dibuat
secara tertulis dan visual selanjutnya mengikuti ujian seminar akhir pada saat on
kampus.
2. Manfaat Aksi Perubahan
1. Manfaat Bagi Reformer
Membantu reformer dalam meningkatkan kinerja organisasi, khusunya
pelaksanaan tugas perencanaan bidang pembangunan manusia dan
masyarakat.
a) Mewujudkan Penyelenggaraan Sistem Informasi Satu Data Kemiskinan
Terintegrasi dan terpadu.
b) Menjamin ketersedian data dan informasi yang berkualitas,
berkesinambungan dan mudah diakses melalui sistem informasi satu data
kemiskinan dan stunting terintegrasi dan terpadu.
c) Meningkatkan kualitas pembangunan di wilayah Kabupaten Biak
Numfor melalui penguatan sistem informasi informasi satu data
kemiskinan dan stunting terintegrasi dan terpadu.
d) Membantu dalam proses pengambilan keputusan untuk :
- Mensasar secara detail keberadaan keluarga atau individu miskin
dan balita stunting di wilayah Kabupaten Biak Numfor.
- Intervensi cepat dalam penanggulangan masalah kemiskinan
ekstrem dan penurunan stunting.
- Mendukung manajemen penanggulangan kemiskinan dan stunting
di wilayah kabupaten Biak Numfor.
e) Dapat digunakan sebagai bahan analisis masalah kemiskinan dan
stunting.
f) Menghasilkan data/informasi yang akurat dan tepat waktu.
2. Manfaat bagi Kepala daerah, organisasi dan Perangkat daerah lainnya
g) Mewujudkan Penyelenggaraan Sistem Informasi Satu Data Kemiskinan
Terintegrasi dan terpadu.
34
h) Menjamin ketersedian data dan informasi yang berkualitas,
berkesinambungan dan mudah diakses melalui sistem informasi satu data
kemiskinan dan stunting terintegrasi dan terpadu.
i) Meningkatkan kualitas pembangunan di wilayah Kabupaten Biak
Numfor melalui penguatan sistem informasi informasi satu data
kemiskinan dan stunting terintegrasi dan terpadu.
j) Membantu dalam proses pengambilan keputusan untuk :
- Mensasar secara detail keberadaan keluarga atau individu miskin
dan balita stunting di wilayah Kabupaten Biak Numfor.
- Intervensi cepat dalam penanggulangan masalah kemiskinan
ekstrem dan penurunan stunting.
- Mendukung manajemen penanggulangan kemiskinan dan stunting
di wilayah Kabupaten Biak Numfor.
k) Sebagai bahan analisis masalah kemiskinan dan stunting.
3. Implementasi Pengembangan Kompetensi Dalam Aksi Perubahan
Bentuk implementasi pengembangan kompetensi dalam aksi perubahan ini
dapat diuraikan sebagai berikut :
a) Dalam tahapan pembentukan tim kerja reformer menerapkan sekaligus
meningkatkan kompetensi dalam melakukan kerja sama, dimana reformer
berpartisipasi sebagai anggota tim yang baik dalam kelompok kerja dengan
mendengarkan dan menghargai masukan dari orang lain serta membangun
sinergi dan memfasilitasi setiap kepentingan yang berbeda dari setiap
anggota tim kerja. Pada tahap ini reformer juga mengharapkan peran aktif
dari seluruh stakeholder baik internal maupun eksternal dalam pengambilan
keputusan pada beberapa tahapan pelaksanaan aksi perubahan begitu juga
di saat menghadapi kendala dalam pelaksanaan.
b) Pada tahapan ini, selain kompetensi, kerja sama juga mengembangkan
kompetensi komunikasi, dimana reformer mampu menjelaskan dengan baik
pandangan dan gagasannya terkait aksi perubahan yang dilakukan.
Reformer juga aktif melakukan komunikasi baik secara formal maupun
informal untuk memastikan target aksi perubahan ini dapat tercapai. Dalam
tahapan ini juga berharap kompetensi komunikasi tim kerja dapat
35
berkembang, agar mereka lebih mampu dalam melakukan komunikasi
dalam hal memberikan masukan pada setiap kegiatan.
c) Kompetensi integritas, reformer dan stakeholder berkembang pada tahapan
aksi perubahan ini, dimana tim kerja mampu bertindak sesuai norma, etika
dan nilai organisasi, mampu menuntun rekan kerja untuk bertindak sesuai
norma dan etika organisasi dan mematuhi serta melaksanakan setiap
tahapan pelaksanaan kegiatan aksi perubahan yang telah ditetapkan atau
direncanakan.
d) Reformer dan tim kerja mampu meningkatkan kompetensinya dalam
menjaga komitmen untuk tetap berorientasi pada hasil. Setiap kegiatan yang
dilaksanakan harus sesuai dengan tujuan atau target yang telah ditetapkan
sebelumnya. Reformer juga bertanggungjawab untuk memenuhi standar
kerja yang ada serta meningkatkan mutu pencapaian kerja organisasi.
e) Pada akhirnya kompetensi pengembangan diri dan orang lain serta
mengelola perubahan telah mampu diterapkan dan ditingkatkan disaat
implementasi aksi perubahan. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan
reformer dan tim kerja dalam mensupervisi dan memanfaatkan kekuatan tim
serta memperbaiki standar kinerja lingkup unit kerja. Reformer juga
mengembangkan kemampuan diri dalam memberikn umpan balik dan
membimbing serta membantu meningkatkan kemampuan bawahan dengan
memberikan contoh dan penjelasan cara melaksanakan suatu pekerjaan.
36
BAB III KEBERLANJUTAN AKSI PERUBAHAN
Sebuah inovasi dinilai bagus jika memberikan kemanfaatan bagi khalayak luas
dan berkelanjutan. Artinya bahwa, inovasi tidak berhenti di tataran pembuatan
Sistem informasi saja, namun lebih jauh sampai dengan proses pemanfaatan
dan evaluasi berkala agar inovasi yang dilaksanakan mampu mengikiuti
perkembangan zaman. Adapun keberlanjutan aksi perubahan yang
dilaksanakan reformer dapat dilihat pada tahapan jangka menengah dan jangka
panjang.
37
pensasaran program kegiatan data-data tersebut selanjutnya bermanfaat
menjadi alat monitoring dan evaluasi program kegiatan.
38
MILESTONE KEGIATAN OUT PUT WAKTU
1. Penyediaan 1. OPD teknis Data sasaran valid Juli-Desember
data melakukan 2023
kemiskinan validasi ulang
dan stunting database keluarga
melalui Satu miskin
Data Terpadu 2. OPD teknis Sasaran Juli-Desember
dan melakukan program/kegiatan 2023
terintegrasi pensasaran kemiskinan
menggunakan bersumber dari data
SADIKIN Baper terpadu
3. OPD teknis Intervensi OPD Juli-Desember
melakukan teknisk kepada 2023
penginputan atas keluarga miskin
intervensi pada masuk dalam
keluarga miskin database
dan stunting
menggunakan
SADIKIN Baper
4. Memperoleh data Data yang tepat, Juli-Desember
siap pakai yang akurat dan terukur 2023
telah terpadu dan
terintegrasi
2. Tersedianya 1. Permintaan Daftar nama user Juli-Desember
Tenaga IT nama-nama user OPD 2023
yang terampil OPD
2. Penyusunan Draft Surat Juli-Desember
rancangan Surat Keputusan user OPD 2023
Keputusan user
OPD
3. FGD penyusunan Daftar hadir Juli-Desember
SK user OPD Notulensi 2023
Rancangan akhir
Surat Keputusan
user OPD
4. Pengajuan SK Surat keputusan Juli-Desember
user OPD operator SADIKIN 2023
Baper
5. Melatih user 26 Orang user telah Juli-Desember
pengelola OPD dilatih untuk 2023
mengoperasikan
Aplikasi.
3. Tersedianya 1. Pemanfaatan Sarana prasarana Juli-Desember
sarana sarana prasarana komunikasi internal 2023
prasarana komunikasi yang ada
komunikasi internal yang ada
39
MILESTONE KEGIATAN OUT PUT WAKTU
internal
2. Rencana Daftar inventarisasi Juli-Desember
peningkatan sarana kebutuhan sarana 2023
prasarana prasarana
komunikasi
internal
3. Peningkatan sarana sarana prasarana Juli-Desember
prasarana komunikasi internal 2023
komunikasi
internal
Tabel 3 Milestone Jangka Menengah
40
Sesuai dengan tugas dan fungsi Badan Perencanaan Pembangunan
daerah, pengembangan sistem informasi ini selain dapat menampilkan data
sasaran maka harapan reformer dalam penambahan fitur sistem informasi
ini adalah dapat difungsikan sebagai alat untuk menganalisis pencapaian
program-program dan kegiatan yang bertujuan dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Sehingga pencapaian out put, out come serta
impact dari program kegiatan yang telah dilakukan oleh pemerintah pusat,
pemerintah daerah serta melalui program-program kegiatan yang bersifat
CSR dari NGO dapat diukur dari Sistem informasi ini.
Berkaitan dengan transformasi digital, hal ini sudah barang tentu akan
mempermudah dalam melakukan perhitungan-perhitungan statistik dengan
berbagai rumus-rumus yang sangat rumit, sehingga mempercepat proses
pekerjaan. Melalui tranformasi digital yang diterapkan pada sistem
pemerintahan akan diperoleh hasil pekerjaan yang cepat, tepat, akurat
sehingga tercipta efisiensi waktu, tenaga dan biaya dalam suatu pekerjaan.
Adapun milestone jangka panjang dari aksi perubahan ini diuraikan
dalam kegiatan sebagai berikut :
MILESTONE KEGIATAN OUTPUT WAKTU
1. Terwujudnya 1. Penerapan Tersedianya data Juli 2023- Juni
Manajemen pelaksanaan sistem kemiskinan dan 2024
Data satu data stunting secara
kesmiskinan dan kesmiskinan dan cepat, tepat, akurat
Stunting di Stunting di Daerah dan terukur
Daerah dengan melalui Aplikasi
Satu Data SADIKIN Baper
Terpadu dan 2. Menyediakan data tersedianya data Juli-Desember
terintegrasi pemetaan pemetaan 2023
kemiskinan dan kemiskinan dan
stunting berdasarkan stunting berdasarkan
wilayah distrik dan wilayah distrik dan
kampung/kelurahan kampung/kelurahan
3. Menyediakan data Tersedianya data Juli-Desember
kemiskinan dan kemiskinan dan 2023
stunting dengan stunting dengan
berbagai intervensi berbagai intervensi
pemerintah yang pemerintah yang
dibutuhkan dibutuhkan
4. Menyediakan Tersedianya laporan Juli-Desember
41
MILESTONE KEGIATAN OUTPUT WAKTU
laporan intervensi intervensi yang telah 2023
yang telah dilakukan dilakukan
pemerintah pemerintah
5. Mewujudkan tersedianya Juli-Desember
penanggulangan penanggulangan 2023
kemiskinan dan kemiskinan dan
stunting tepat stunting tepat
sasaran sasaran
6. Mewujudkan Terwujudnya sistem Juli-Desember
pengembangan manajemen data 2023
sistem manajemen kemiskinan dan
data kemiskinan dan stunting menjadi
stunting lebih baik
2. Peningkatan 1. Meningkatkan User mahir Juli-Desember
Kompetensi kemampuan user mengoperasikan 2023
SDM pengolah dalam sistem
Data pengoperasian
sistem
2. Meningkatkan SDM khususnya Juli-Desember
kemampuan SDM eselon 4 dan 3 2023
dalam analisa data mampu menganalisa
data dengan cepat
3. Meningkatkan SDM khususnya Juli-Desember
kemampuan SDM eselon 2 dan 3 2023
interpretasi data mampu
menginterpretasikan
hasil analisa data
3. Percepatan 1. Penentuan sasaran Data Sasaran tepat
perolehan data penerima bantuan
secara akurat sosial
2. Penentuan jenis dan Data volume
volume kebutuhan berdasarkan
dasar yang akan kebutuhan dasar
digunakan untuk
intervensi pada
tahun anggaran
tertentu.
3. Penentuan jumlah Data jumlah
anggaran yang anggaran yang
digunakan untuk dibutuhkan dan atau
intervensi yang telah
dikucurkan
4. Pembentukan 1. Memimpin rapat - Undangan Juli-Desember
satu data persiapan - Daftar Hadir 2023
penyusunan draft Notulen
42
MILESTONE KEGIATAN OUTPUT WAKTU
kemiskinan dan Peraturan Bupati
stunting secara tentang Satu Data
lengkap dengan Kemiskinan dan
sumber data Stunting Membawa
yang jelas Perubahan
43
BAB IV KETERKAITAN DENGAN MATA PELATIHAN PILIHAN
44
2. Membangun Tim Efektif
Membangun tim efektif merupakan sebuah proses, dan tentu ini adalah
suatu tantangan. Tim yang efektif tidak terbangun secara tiba-tiba, namun
melalui suatu tahapan. Setiap tahapan ini memiliki arti yang penting bagi tim.
Dalam perjalanannya, proses membangun tim ini dapat terjadi dalam waktu
yang singkat, namun dapat juga terjadi dalam waktu yang lama. Proses ini
tergantung pada situasi dan kondisi yang mempengaruhi pembentukan tim
tersebut. Setiap tahapan tentu memiliki ciri dan karakteristik sendiri dan ini
menuntut penanganan yang tentu berbeda.
Untuk membangun tim kerja efektif dalam satu unit kerja, pemimpin
harus jeli memotret kompetensi anggota tim; agar anggota mana yang tepat
menjadi pemimpin tim, pemikir, pembentuk tim, motivator, pengevaluasi,
penyelidik sumberdaya, pekerja dalam tim, dan penyelaras akhir kegiatan.
Peran pimpinan dalam proses pembentukan tim efektif sangat erat kaitannya
dengan peran pemimpin dalam pembentukan dan pembinaan tim-tim kerja,
pengelolaan tata kepegawaian yang berguna untuk pencapaian tujuan
organisasi, pembukaan, pembinaan dan pengendalian hubungan eksternal dan
internal organisasi serta perwakilan bagi organisasinya.
Penerapan pemanfaatan mata pelatihan pilihan membangun tim efektif
dalam mendukung pelaksanaan aksi perubahan reformer telah dilakukan dalam
hal mengidentifikasi dan pemetaan stakeholder, baik internal maupun
eksternal. Selain dari pada itu, penetapan peran stakeholder dalam mendukung
pelaksanaan aksi perubahan telah dilakukan.
45
Menurut Jhon Kotter (2006), manajemen perubahan adalah suatu
pendekatan untuk mengubah individu, tim, dan organisasi kepada kondisi masa
depan yang diinginkan. Pendapat lainnya disampaikan Keren Coffman dan
Katie Lutes (2007): manajemen perubahan adalah sebuah pendekatan
terstruktur untuk membantu organisasi dan orang-orang untuk transisi secara
perlahan tapi pasti dari keadaan sekarang menuju keadaan yang diinginkan.
Para ahli lainnya juga berpendapat relatif sama, bahwa manajemen perubahan
adalah tentang cara mengelola masa transisi dari kondisi yang tidak diinginkan
ke kondisi yang diinginkan melalui nilai, sistem, kepemimpinan, individu, tim
dan organisasi untuk masa depan yang lebih baik dan sesuai dengan tujuan.
Dari berbagai definisi dan pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan
bahwa manajemen perubahan adalah suatu proses sistematis untuk melakukan
suatu yang berbeda dan menuju arah yang lebih baik, baik bagi perorangan
(individu, pegawai) maupun organisasi. Disebut proses sistematis, karena
proses tersebut dilakukan dengan tahapan perubahan yang terencana, jelas,
terukur dan terbuka melalui komunikasi, integrasi, dan kolaborasi yang
menyatukan semua keunggulan organisasi secara profesional.
Dengan demikian, manajemen perubahan dimaksudkan untuk
melakukan perubahan yang disengaja dan terencana dengan baik, dan
dilaksanakan, dikendalikan dan dievaluasi dengan baik, sesuai fungsi-fungsi
manajemen. Idealnya, perubahan tersebut adalah perubahan yang inovatif,
yaitu perubahan yang mengandung suatu yang baru setidak-tidaknya bagi
organisasi atau unit organisasi tersebut, yang diimplementasikan dan memberi
manfaat bagi peningkatan kinerja organisasi dan individunya.
Jika dikaitkan dengan aksi perubahan, materi-materi pada manajemen
perubahan sektor publik ini menjadi yang dapat dijadikan dasar dalam
menentukan ketepatan rencana aksi perubahan mulai dari menentukan ide
gagasan perubahan/inovasi, menentukan tahapan perubahan serta
mendayagunakan sumberdaya organisasi dalam rangka mencapai tujuan
perubahan.
46
BAB V DISEMINASI DAN PUBLIKASI AKSI PERUBAHAN
47
mentor serta dukungan dari seluruh stakeholder eksternal untuk membantu
pelaksanaan aksi perubahan ini.
48
BAB VI PELAKSANAAN PENGEMBANGAN POTENSI DIRI
A. Integritas
1. Menggerakkan dan memotivasi seluruh tim yang terlibat khususnya staf
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah untuk mendukung pelaksanaan
sistem satu data kemiskinan dan stunting melalui Sistem informasi SADIKIN
Baper dalam rangka Penanggulangan kemiskinan dan penurunan stunting di
Kabupaten Biak Numfor.
2. Menyusun buku panduan pengoperasian sistem informasi sebagai instrumen
dalam pelaksanaan pencarian data yang selanjutnya digunakan dalam
penentuan sasaran.
3. Mendorong inovasi dan digitalisasi dalam pelaksanaan tugas fungsi Bappeda
sebagai role model dan agen of change dalam mengkoordinasikan
pelaksanaan perencanaan, pengendalian, monitoring dan evaluasi
pembangunan daerah melalui implementasi satu data kemiskinan dan
stunting pada sistem informasi SADIKIN Baper
B. Kerja Sama
1. Meningkatkan sinergitas dan kolaborasi stakeholder baik internal maupun
eksternal melalui pembentukan tim kerja dan pelaksanaan koordinasi
dengan pimpinan yakni bupati dan wakil bupati, sekretaris daerah dan
pimpinan perangkat daerah terkait.
2. Melibatkan tenaga IT dalam tim kerja untuk menyiapkan sistem informasi
SADIKIN Baper hingga pengembangan sistem informasi dan stakeholder
eksternal untuk mendapatkan dukungan data.
C. Komunikasi
1. Memanfaatkan berbagai kegiatan yang melibatkan Bappeda untuk
menyampaikan informasi terkait maksud dan tujuan serta mekanisme
SADIKIN Baper sebagai bentuk sosialisasi.
2. Penggunaan media sosial dan berita online sebagai salah satu strategi
marketing dalam menyebarluaskan informasi terkait kegiatan SADIKIN
Baper.
49
3. Melakukan komunikasi dengan berbagai stakeholder untuk mendapatkan
dukungan terhadap pelaksanaan aksi perubahan.
50
BAB VII PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelaksanaan aksi perubahan Satu data terintergrasi Kemiskinan dan Stunting
membawa perubahan melalui sistem informasi SADIKIN Baper telah sesuai dengan
milestone yang telah disusun oleh reformer. Implementasi aksi perubahan ini
memberikan pembelajaran tentang pentingnya keterlibatan dan dukungan dari para
stakeholder kunci dan organisasi perangkat daerah lintas sektor dalam proses
koordinasi, sinkronisasi dan harmonisasi guna menghasilkan output/keluarag
pelaksanaan kegiatan yang diharapkan. Reformer berharap rencana jangka
menengah dan panjang dapat terlaksana sebagai keberlanjutan dari tahap jangka
pendek sehingga dapat menjadi pilot project di Kabupaten Biak Numfor dalam
rangka penanggulangan kemiskinan dan penurunan stunting.
B. Rekomendasi
1. Penerapan SADIKIN Baper dalam pensasaran perencanaan pembangunan,
monitoring dan evaluasi program penanggulangan kemiskinan dan
penurunan stunting diperlukan komitmen seluruh kepala perangkat daerah.
2. Pelaksanaan tahapan pensasaran melalui sistem informasi SADIKIN Baper
dari hulu hilir yang terintegrasi dapat menjadi instrumen dalam
meningkatkan kinerja akuntabilitas pemerintah daerah.
3. Pengembangan SADIKIN Baper perlu dilakukan untuk menambah fitur-
fitur agar lebih lengkap dan lebih memudahkan dalam pengambilan
kebijakan pembangunan daerah.
4. Pengembangan sistem informasi SADIKIN Baper berbasi android yang
didukung ketersediaan server dan perangkat lainnya guna memudahkan
dalam pemberian informasi dan data laporan pelaksanaan program kegiatan
penanggulangan kemiskinan dan stunting yang praktis, efektif dan aktual.
51
LAMPIRAN – LAMPIRAN
52
Lampiran 2 SK Tim Kerja SADIKIN Baper
53
Lampiran 3 Rapat Persiapan Pembuatan Aplikasi SADIKIN Baper
54
Lampiran 4. Rapat Koordinasi Forum Diskusi SADIKIN Baper
55
“SADIKIN Baper” Satu Data TeringtrasiKemiskinandan Stunting Membawa Perubahan
56
Lampiran 5 Rapat Koordinas Evaluasi Sistem Informasi SADIKIN Baper
57
“SADIKIN Baper” Satu Data TeringtrasiKemiskinandan Stunting Membawa Perubahan
58
Lampiran 6 Undangan Launching SADIKIN Baper
59
“SADIKIN Baper” Satu Data TeringtrasiKemiskinandan Stunting Membawa Perubahan
60
Lampiran 7 Dukungan dari Bupati, Wakil Bupati, Sekretaris Daerah , Stake
Holder Internal dan Eksternal.
61
“SADIKIN Baper” Satu Data TeringtrasiKemiskinandan Stunting Membawa Perubahan
62
“SADIKIN Baper” Satu Data TeringtrasiKemiskinandan Stunting Membawa Perubahan
63
“SADIKIN Baper” Satu Data TeringtrasiKemiskinandan Stunting Membawa Perubahan
64
“SADIKIN Baper” Satu Data TeringtrasiKemiskinandan Stunting Membawa Perubahan
65
“SADIKIN Baper” Satu Data TeringtrasiKemiskinandan Stunting Membawa Perubahan
66
Lampiran 8 Draft Peraturan Bupati Tentang SADIKIN Baper
67
“SADIKIN Baper” Satu Data TeringtrasiKemiskinandan Stunting Membawa Perubahan
68
“SADIKIN Baper” Satu Data TeringtrasiKemiskinandan Stunting Membawa Perubahan
69