Anda di halaman 1dari 79

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASARA ASN, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS


MENUJU SMART GOVERNANCE
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II
ANGKATAN XXXIII TAHUN 2022

“OPTIMALISASI PENYIMPANAN OBAT DENGAN PENANDAAN


LOOK A LIKE SOUND A LIKE (LASA), HIGH ALERT , DAN TRAFFIC
LIGHT” DI UPTD PUSKESMAS LAMPEAPI KABUPATEN KONAWE
KEPULAUAN”

Di Susun Oleh :
Nama : ANDHIRA MARS, A.Md. Farm
NDH : 21
NIP : 19991003 202202 2 001
Jabatan : ASISTEN APOTEKER
Instansi : UPTD PUSKESMAS LAMPEAPI

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI


SULAWESI TENGGARA
2022
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Chairil Anwar No.8 A Puwatu Tlp. 3124061 Fax. 3125905

LEMBAR PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI NILAI DASAR ASN, PERAN DAN KEDUDUKAN


PNS MENUJU SMART GOVERNANCE
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN II
TAHUN 2022

“OPTIMALISASI PENYIMPANAN OBAT DENGAN PENANDAAN


LOOK A LIKE SOUND A LIKE (LASA), HIGH ALERT , DAN TRAFFIC
LIGHT” DI UPTD PUSKESMAS LAMPEAPI KABUPATEN KONAWE
KEPULAUAN”
Nama : ANDHIRA MARS, A.Md. Farm
NDH : 21
NIP : 19991003 202202 2 001
Jabatan : ASISTEN APOTEKER
Instansi : UPTD PUSKESMAS LAMPEAPI

Telah disetujui untuk diseminarkan tanggal : ……………………………………...


Di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara

COACH, MENTOR,

(ROSNIAH, SE) (ABWAI SAIR, S.KM)


NIP. 19701010 1991 12 2002 NIP. 19790501200604 1 0115
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Chairil Anwar No.8 A Puwatu Tlp. 3124061 Fax. 3125905
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR ASN, PERAN DAN
KEDUDUKAN PNS MENUJU SMART GOVERNANCE
PELATIIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN II
TAHUN 2022

“OPTIMALISASI PENYIMPANAN OBAT DENGAN PENANDAAN


LOOK A LIKE SOUND A LIKE (LASA), HIGH ALERT , DAN TRAFFIC
LIGHT” DI UPTD PUSKESMAS LAMPEAPI KABUPATEN KONAWE
KEPULAUAN”
Nama : ANDHIRA MARS, A.Md. Farm
NDH : 21
NIP : 19991003 202202 2 001
Jabatan : ASISTEN APOTEKER
Instansi : UPTD PUSKESMAS LAMPEAPI

Telah diperbaiki sesuai sara Penguji, Coach dan Mentor


Pada Seminar Rancangan Aktualisasi yang dilaksanakan pada tanggal………
Dan dinyatakan memenuhi syaat untuk diaktualisasikan pada Pelatihan Dasar CPNS
Golongan II Angkatan II Tahun 2022

PENGUJI, COACH, MENTOR,

(Dr. H.SYAFRUDDIN, SE.,M.TP) (ROSNIAH, SE) (ABWAI SAIR, S.KM)


NIP. 19650415B199008 1 001 NIP. 19701010 1991 12 2002 NIP. 19790501200604 1 0115

Kendari,………………..2022
Mengetahui:
KEPALA BADAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA,

(Dra. Hj. YUNI NURMALAWATI, M.Si)


NIP. 19700626 198909 2 001
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah swt yang telah memberikan RahmatNya
sehingga bisa menyelesaikan Laporan Rancangan Aktualisasi dan Habituasi terhadap Nilai-
nilai dasar ASN dengan judul “Optimalisasi Penyimpanan Obat dengan Penandaan Look
a Like Sound a Like, High Alert, dan Traffic Light Di UPTD Puskesmas Lampeapi
Kabupaten Konawe Kepulauan”. Tujuan dari pembuatan rancangan ini adalah sebagai
bagian dari tugas dalam pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS Pemerintah Kabupaten Konawe
Utara Golongan II Angkatan XXXI Tahun 2022. Aktualisasi dan habituasi secara substansi
dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas Aparatur Sipil Negara dengan sikap perilaku ASN
dan nilai dasar ASN yang terdiri dari: Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif (BerAKHLAK). Penulis menyadari bahwa rancangan
ini dapat terwujud karena bantuan dan dorongan dari banyak pihak. Penulis dengan rendah
hati mengucapkan terimakasih kepada.

Tujuan dari pembuatan rancangan ini adalah sebagai bagian dari tugas dalam
pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS Pemerintah Kabupaten Konawe Utara Golongan II
Angkatan XXXI Tahun 2022. Aktualisasi dan habituasi secara substansi dimaksudkan untuk
meningkatkan kualitas Aparatur Sipil Negara dengan sikap perilaku ASN dan nilai dasar ASN
yang terdiri dari: Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif,
Kolaboratif (BerAKHLAK).

Penulis menyadari bahwa rancangan ini dapat terwujud karena bantuan dan
dorongan dari banyak pihak. Penulis dengan rendah hati mengucapkan terimakasih kepada:

1. Kedua Orang tua saya, Muh. Aliman, SE dan Hadijah. M


2. Ibu Dra. Hj. Yuni Nurmalawati, M.Si selaku BPSDM Provinsi Sulawesi Teanggara
beserta jajarannya selaku penyelenggara Latihan Dasar CPNS.
3. Bapak Dr. H. Syafruddin, SE.,M.TP selaku penguji yang telah banyak memberi
masukan yang sifatnya membangun untuk penulis.
4. Ibu Rosnia, SE selaku Coach yang senantiasa dengan sabar dan teliti dalam proses
pembimbingan penyusunan laporan aktualisasi ini.
5. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan memberikan
pengarahan terkait materi Ber-AKHLAK untuk dapat diinternalisasikan dan
diaktualisasikan di instansi.
6. Seluruh Panitia, dan Binsuh yang telah membantu dan menfasilitasi kegiatan latsar.
7. Keluarga besar peserta Latsar Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara Angkatan
XXXIII, XXXIV, XXXV, XXXVI Tahun 2022.
8. Para sahabat Parampok yang senantiasa memberikan dukungan sejak SMA hingga detik
ini.
9. Teman-teman CPNS 2022 Puskesmas Lampeapi dan seluruh pihak yang telah terlibat
dalam penyusun laporan aktualisasi ini.

Penulis sadar bahwa laporan aktualisasi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karenanya penulis berharap masukan yang membangun dari berbagai pihak sehingga
membuat laporan ini menjadi lebih baik dan dapat menjadi dasar dalam penerapan nilai-
nilai dasar ASN serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang
membutuhkan.

Kendari, 31 Agustus 2022

ANDHIRA MARS, A.Md.Farm


NIP. 19991003 202202 2 001
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................................................
LEMBAR PENGEAHAN...........................................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................
1.2 Tujuan....................................................................................................................
1.3 Manfaat..................................................................................................................
1.4 Ruang Lingkup......................................................................................................
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEPSI NILAI-NILAI DASAR,
KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PROFIL PESERTA.......................................
2.1 Gambaran Umum Organisasi................................................................................
2.1.1 Kedudukan puskesmas..............................................................................
2.1.2 Visi, Misi Organisasi.................................................................................
2.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas.........................................................
2.1.4 Program dan Kegiatan Utama Unit Kerja..................................................
2.1.5 Data-data Sumber Daya yang dimiliki Unit Kerja dan data-data
terkait isu yang diangkat............................................................................
2.2 Profil Peserta.........................................................................................................
2.3 Konsepsi Nilai-Nilai Dasar, Konsep dan Kedudukan ASN.................................
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI...............................................................................
3.1 Identifikasi dan Analisis Isu..................................................................................
3.2 Gagasan Kreatif/ Terpilih dan Kegiatan Sebagai Pemecahan Isu.........................
3.3 Deskripsi/ Penjelasan Kegiatan.............................................................................
3.4 Matrik Rekapitulasi Rancangan Habituasi Core Value ASN (BerAKHLAK).....
3.5 Estimasi Biaya.......................................................................................................
BAB IV PENUTUP...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Menurut undang- undang No.5 Tahun 2014 menjelaskan bahwa Apratur


Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga
negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN
secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan. Oleh karena itu pentingnya agar PNS memiliki profesionalisme dan
nilai- nilai dasar etika profesi dalam upaya mewujudkan tujuan negara sebagaimana
yang tercantum dalam pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 sehingga perlu dibangun Aparatur Sipil Negara yang memiliki integritas,
professional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi
dan nepotisme serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat
serta mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
Untuk menjalankan tugas dan kewajiban sebagai ASN dengan kompeten dan
bertanggung jawab, maka dilakukan kegiatan dalam rangka membentuk PNS yang
berkualitas dengan diberikannya Pendidikan dan Pelatihan Dasar Calon Apratur
Negeri Sipil (CPNS). Seperti yang dijelaskan pada Peraturan Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia No. 1 Tahun 2021 tentang pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS) bahwa Pelatihan Dasar CPNS adalah pendidikan dan pelatihan
dalam Masa Prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun
integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan,
karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang sesuai dengan nilai- nilai dasar profesi PNS.
Nilai-nilai dasar tersebut adalah Berorientasi pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif yang diakronimkan menjadi
BerAkhlak. Dalam penerapan BerAkhlak berpinsip pada agenda tiga atau kedudukan
dan peran PNS dalam NKRI yaitu Manajemen ASN dan Smart ASN.
Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan sumber utama yang menentukan
keberhasilan penyelenggaran pemerintahan dan pembangunan.Di Era
Globalisasi sekarang ini masyarakat semakin kritis terhadap segala aspek, termasuk
terhadap mutu pelayanan ASN, salah satunya dibidang kesehatan. Sejalan dengan
peningkatan pengetahuan dan teknologi, kebutuhan dan tuntutan masyrakat terhadap
mutu pelayanan kesehatan meningkat.
Peran ASN di bidang kesehatan adalah untuk mewujudkan pelayanan
kesehatan yang berkualitas prima dipusat-pusat pelayanan kesehatan yang ada seperti
rumah sakit milik pemerintah dan pusat kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS)
meliputi pelayanan preventif, promortif, kuratif, dan rehabilitatif.
Berdasarlan Peraturan Menteri Kesehatan No.43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif di wilayah kerjanya. Salah satu bentuk pelayanan Kesehatan di Puskesmas
yaitu pelayanan kefarmasian.
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan, yang berperan penting dalam
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas harus mendukung tiga fungsi pokok Puskesmas, yaitu sebagai pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat,
dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi pelayanan kesehatan
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Salah satu hal yang menunjang dalam kegiatan pelayanan kefarmasian
adalah pengelolaan sediaan farmasi. Menurut permenkes No. 74 Tahun 2016
pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan salah satu
kegiatan pelayanan kefarmasian, yang dimulai dari perencanaan, permintaan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan pelaporan
serta pemantauan dan evaluasi yang bertujuan menjamin kelangsungan ketersediaan
dan keterjangkauan sediaan farmasi yang efisien, efektif dan rasional.
Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan
suatu kegiatan pengaturan terhadap Sediaan Farmasi yang diterima agar aman (tidak
hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin,
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Tujuannya adalah agar mutu Sediaan
Farmasi yang tersedia di puskesmas dapat dipertahankan sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan. Penyimpnanan obat adalah factor penting dalam proses pengelolaan
obat karena dapat mempengaruhi kualitas kerja dan mempermudah dalam
pengembilan obat yang lebih efisien, efektif dan rasional.
Salah satu upaya untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam
pengambilan obat adalah dengan memisahkan dan memberikan pelabelan/ penandaan
pada obat LASA, High Alert, dan Traffict Light.
High-alert medication adalah Obat yang harus diwaspadai karena sering
menyebabkan terjadi kesalahan/kesalahan serius (sentinel event) dan Obat yang
berisiko tinggi menyebabkan Reaksi Obat yang Tidak Diinginkan (ROTD). Salah satu
yang termasuk kelompok High Alert adalah obat yang terlihat mirip dan
kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM), atau Look a
Like Sound a Like/LASA).
Obat-obat LASA (Look a Like Sound a Like) atau obat yang memiliki bentuk
dan nama yang hampir sama sehingga dapat memicu terjadinya kesalahan
pengambilan obat. Pemberian label Traffic light dapat membantu petugas menghidari
pengambilan obat secara acak sehingga dapat menghindari medication error. Hal ini
juga terjadi di tempat penulis bertugas sehingga menjadi suatu hal yang penting untuk
diselesaikan.
Kondisi saat ini di UPTD Puskesmas Lampeapi, penyimpanan obat digudang
maupun di apotek belum optimal. Hal ini sering kali memicu terjadinya kesalahan
pengambilan obat sehingga mempengaruhi kualitas pelayanan kefarmasian di
Puskesmas.
Berdasarkan kondisi tersebut, saya berinisiatif untuk mengangkat judul
“Optimalisasi penyimpanan obat dengan penandaan Look a Like Sound a Like
(LASA), High Alert, dan Traffic Light” sehingga dapat meningkatkan mutu
pelayanan kefarmasian di UPTD Puskesmas Lampeapi. Aktualisasi akan dilakukan di
ruang Apotek dan Gudang farmasi UPTD Puskesmas Lampeapi.

1.2 TUJUAN
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari Aktualisasi ini yaitu agar penulis mampu
mengaktualisasikan nilai -nilai dasar BerAkhlak (Berorientasi pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) dan mengetahui
kedudukan dan peram ASN dalam NKRI (managemen ASN, Whole of
Goveerment, pelayanan publik) dalam melaksanakan tugas dan fungsi di unit
kerja.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari aktualisasi ini untuk mengoptimalisasikan
penyimpanan obat dengan penandaan Look a Like Sound a Like (LASA), High
Alert, dan Traffic Light di UPTD Puskesmas Lampeapi.

1.3 MANFAAT
a. Manfaat Bagi Penulis
Dapat meningkatkan kemampuan penulis dalam mengaplikasikan nilai-
nilai dasar BerAkhlak (Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif, Kolaboratif) dalam memberikan pelayanan kefarmasian serta
mengembangkan kemampuan dan pengetahuan penulis dalam pengelolaan
penyimpnan obat kepada pasien di UPTD Puskesmas Lampeapi.
b. Manfaat Bagi Organisasi
Meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan Kesehatan khususnya
pelayanan kefarmasian serta sebagai bahan penunjang akreditasi di UPTD
Puskesmas Lampeapi.
c. Manfaat bagi Stake Holder
Masyarakat dapat menerima pelayanan kefarmasian yang lebih efisien
dan bermutu sehingga meningkatkan kualitas kesehatan Masyarakat dan
membantu meningkatkan penggunaan obat yang rasional.

1.4 RUANG LINGKUP


Ruang lingkup kegiatan akltualisasi ini yaitu mencakup tentang aspek
pengelolaan obat serta pelayanan kefarmasian. Pengelolaan yang dimaksud yaitu
penyimpanan obat berdasarkan abjad, generic dan nongenerik, First in First out, First
Expired First out, berdasarkan bentuk sediaan, stabilitas, serta berdasarkan peraturan
yang berlaku untuk menunjang dan meningkatkan kualitas kerja sekaligus kualitas
mutu pelayanan kefarmasian di wilayah kerja. Agenda ini akan dilaksanakan pada
tanggal 5 september 2022 – 4 oktober 2022 bertempat di UPTD Puskesmas Lampeapi.
BAB II
GAMBARAN UMUM UPTD PUSKESMAS LAMPEAPI,
DAN NILAI-NILAI DASAR, KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PENETAPAN ISU
DAN PROFIL PESERTA

2.1 GAMBARAN UMUM ORGANISASI


2.1.1 Kedudukan Puskesmas

Gambar 1.1 Pusekesmas Lampeapi Kecamatan Wawonii Tengah


Berdasarkan PERMENKES No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat menyatakan bahwa kedudukan Puskesmas yaitu :
a. Sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama dalam sistem kesehatan
nasional, khususnya subsistem upaya kesehatan;
b. Unit Pelaksana Teknis Dinas kesehatan yang bertanggung jawab
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan
Kabupaten/Kota, dan
c. Dalam sistem pemerintah daerah memiliki jalur koordinasi horizontal
dengan pelayanan kesehatan primer lainnya.
Puskesmas Lampeapi terletak di Desa Lampeapi Baru, Kecamatan
Wawonii Tengah, Kabupaten Konawe Kepulauan, Provinsi Sulawesi Tenggara
dengan luas wilayah ± 14,239 Ha.Wilayah kerja Puskesmas Lampeapi terdiri
dari 1(satu) Kelurahan yaitu Kelurahan Lampeapi dan 11 desa. Puskesmas
Lampeapi terletak ± 13 km dari Langara ibu kota Kabupaten Konawe
Kepulauan yaitu Wawonii Barat.
Secara geografis, wilayah kerja Puskesmas Lampeapi berada pada
posisi sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Wawonii Barat
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Wawonii Selatan
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Wawonii Selatan
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Banda
2.1.2 Visi, Misi dan Nilai Organisasi, Tujuan dan Sasaran Unit Kerja
2.1.2.1 Visi Puskesmas Lampeapi
Menjadi Puskesmas dengan Pelayanan Bermutu dan Mandiri
Menuju Wawonii Tengah yang Sehat
2.1.2.2 Misi Puskesmas Lampeapi
1. Memberi pelayanan prima dengan sepenuh hati
2. Meningkatkan kualitas SDM
3. Mengembangkan sarana dan prasarana untuk mendukung kualitas
pelayanan
4. Mendorong peras serta masyarakat dalam berperilaku hidup
bersih dan sehat.
2.1.2.3 Nilai Organisasi
Tata nilai organisasi Puskesmas Lampeapi adalah “SIKAP”.
Santun : Santun dalam bertutur
Integritas : Memiliki kejujuran, ketulusan dan komitmen
dalam pelayanan Kesehatan
Kerjasama : Bekerja sama dalam tim
Akuntabel : Bertanggung jawab terhadap pelayanan
kesehatan di masyarakat
Professional : Terampil dan ahli dalam bidangnya

2.1.2.4 Struktur Organisasi

Gambar 1.2 Struktur Organisasi Puskesmas Lampeapi


2.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas
2.1.3.1 Tugas Pokok
Tugas pokok Puskesmas adalah melaksanakan kebijakan kesehatan
untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam
rangka mendukurng terwujudnya kecamatan sehat.

2.1.3.2 Fungsi
1) Penyelenggaraan UKM Tingkat Pertama di wilayah kerjanya seperti :
1. Melaksanakan perencanaan bedasarkan analisa masalah kesehatan
masyarakat dan analisa kebruhan pelayanan yang diperlukan.
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan.
3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan.
4. Menggerakan masyarakat unntuk mengidentidikasi dan
menyelesaikan masalah kesehtan pada setiap tingkat perkembangan
masyarakat yang beerjasama dengan sektor lain terkait.
5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan
upaya kesehatan berbasis masyarakat.
6. Melaksana peningkatan kompetensi sumber daya manusia puskesmas.
7. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan.
8. Melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap ases, mutu
dan cakupan pelayanan kesehatan.
9. Memberikan rekomendasi terkati masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit
2) Penyelenggaraan UKP Tingkat Pertama di wilayah kerjanya seperti :
1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu.
2. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif.
3. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
4. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan
keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung.
5. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinasi
dan kerjasama inter dan antar profesi.
6. Melaksanakan rekam medis.
7. Melaksanana pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap mutu dan
akses Pelayanan Kesehatan.
8. Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan.
9. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wialayah kerjanya.
10. Melaksanakan penapisan rujuka sesuai dengan indikasi medis dan
Sistem Rujukan.
3) Sebagai wahana pendidikan Tenaga Kesehatan
2.1.4 Program dan Kegiatan Utama Unit Kerja
1. Promosi Kesehatan
2. Kesehatan Lingkungan
3. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
4. Kesehatan keluarga dan reproduksi
5. Perbaikan gizi masyarakat
6. Penyembuhan penyakit dan pelayanan kesehatan
2.1.5 Data-data Sumber Daya yang dimiliki Unit Kerja dan data-data terkait isu yang
diangkat
2.1.5.1 Ketenagaan Puskesmas
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu unsur
terpenting dalam organisasi. Jalan tidaknya suatu organisasi sangat
tergantung dari keberadaan SDM. Jenis dan Jumlah tenaga kesehatan di
UPTD Puskesmas Lampeapi pada tahun 2022 sebanyak 53 orang.Adapun
Jenis dan Jumlah tenaga kesehatan di UPTD Puskesmas Lampeapi pada
tahun 2022 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.1 Data Pegawai Berdasarkan Jumlah dan Kualifikasi Pendidikan


keterangan
Jenjang
No Jenis ketenagaan Kontrak Jumlah
pendidikan PNS
daerah
1. Kedokteran Dokter umum 1 - 1
2. Perawat S1 Keperawatan 1 1
S1 Keperawatan 2 2 4
+ Ners
DIII Keperawatan 7 4 11
DIII Kep Gigi 1 2 3
3. Apoteker S1 Farmasi + - 1 1
Apoteker
4. Asisten Apoteker DIII Farmasi - 2 2
5. Rekam Medis DIII Perekam - 2 2
Medis
6. Bidan DIII Kebidanan 5 10 15
7. Kesehatan S1 Kesehatan 6 - 6
Masyarakat Masyarakat
8. Gizi DIII Gizi - 3 3
9. Analis Kesehatan DIII Analis 1 3 4
10. SMA SMA 5 - 5
Jumlah 58

2.1.5.2 Data Terakait Isu


Penyimpanan obat merupakan salah satu hal yang penting dalam
menjalankan pelayanan kefarmasian. Salah satunya dalam proses
mengadakan perbekalan farmasi serta proses menyiapkan dan
pengemasan. Masalah yang sering terjadi akibat penyimpanan obat yang
tidak optimal yaitu terhambatnya atau tidak efisiennya proses menyiapkan
obat, kesalahan dalam menyiapkan obat, serta kesalahan dalam pemberian
obat yang berdampak sangat berbahaya bagi Kesehatan pasien.
Menurut hasil pengamatan penulis selama kurang lebih 4 bulan
bertugas di UPTD Puskesmas Lampeapi terdapat beberapa data kesalahan
penggunaan obat.

Tabel 2.2 Data Kesalahan Pemberian Obat pada bulan April


Kesalahan Pemberian Jumah Obat Yang Di Obat Yang Harus
No.
Obat Pasien Berikan diberikan
1. Kesalahan Pemberian
1 Glimepiride 3 mg Glimepiride 1 mg
obat Glimepirid
2. Kesalahan Pemberian Natrium Natrium
1
Natrium Diklofenak Diklofenak 25 mg Diklofenak 50 mg
3. Kesalahan Pemberian Natrium Natrium
2
Natrium Diklofenak Diklofenak 50 mg Diklofenak 25 mg
Tabel 2.3 Tabel Kesalahan Pemberian Obat pada bulan Mei
Kesalahan Pemberian Jumah Obat Yang Di Obat Yang Harus
No.
Obat Pasien Berikan diberikan
1. Kesalahan Pemberian
3 Amlodipin 10 mg Amlodipin 5 mg
Amlodipin
2. Kesalahan Pemberian
1 Captopril 25 mg Captopril 12,5 mg
Captopril

Tabel 2.4 Tabel Kesalahan Pemberian Obat pada bulan Juni


Kesalahan Pemberian Jumah Obat Yang Di Obat Yang Harus
No.
Obat Pasien Berikan diberikan
1. Kesalahan Pemberian
2 Amlodipin 5 mg Amlodipin 10 mg
Amlodipin
2. Kesalahan Pemberian Allopurinol
1 Allopurinol 100 mg
Allopurinol 300 mg

Tabel 2.4 Tabel Kesalahan Pemberian Obat pada bulan Juli


Kesalahan Pemberian Jumah Obat Yang Di Obat Yang Harus
No.
Obat Pasien Berikan diberikan
1. Kesalahan Pemberian
1 Glimepiride 1 mg Glimepirid 3 mg
Glimepiride
2. Kesalahan Pemberian Amlodipin
3 Amlodipin 5
Amlodipin 10 mg
2.2 PROFIL PESERTA
2.2.1. Profil
Nama : ANDHIRA MARS, A.Md.Farm
NIP : 19991003 202202 2 001
Pendidikan : DIII Farmasi
Jabatan : Pelaksana/Terampil - Asisten Apoteker
Unit Kerja : UPTD Puskesmas Lampeapi
2.2.2. Tugas dan Fungsi Jabatan
Berdasarkan Permenpan RB No. 8 Tahun 2008 Jabatan Fungsional
Asisten Apoteker dan Angka Kredit menjelaskan bahwa Asisten Apoteker
mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan pekerjaan kefarmasian yang
meliputi penyiapan rencana kerja kefarmasian,penyiapan pengelolaan
perbekalan farmasi, dan penyiapan pelayanan farmasi klinik dengan uraian
tugas sebagai berikut :
1. Mengumpulkan bahan-bahan atau data-data dari berbagai sumber/acuan
dalam rangka Penyiapan Rencana Kegiatan Kefarmasian
2. Mengumpulkan data-data dalam rangka perencanaan Perbekalan Farmasi
3. Menimbang dan atau mengukur bahan baku dalam rangka produksi
sediaan Non Steril
4. Menyiapkan ruangan, peralatan dan bahan-bahan untuk kegiatan produksi
dalam rangka produksi sediaan farmasi steril
5. Mengemas alat-alat dalam rangka sterilisasi sentral
6. Menerima dan memeriksa perbekalan farmasi dalam rangka penerimaan
perbekalan farmasi
7. Menyimpan perbekalan farmasi dalam rangka penyimpanan perbekalan
farmasi
8. Menerima dan menyeleksi persyaratan administrasi resep serta
menghitung harga obatnya dalam rangka Dispensing resep individual
2.2.3. Pengalaman Kerja
a. 2020-2021 : Bekerja sebagai Asisten Apoteker di Apotek
Raissa Farma Kota Kendari
b. 2022-Sekarang : Bekerja sebagai ASN di Puskesmas
Lampeapi Kabupaten Konawe Kepulauan

2.3 Konsepsi Nilai-Nilai Dasar, Konsep dan Kedudukan ASN


2.3.1 Konsep BerAkhlak
Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri PANRB Nomor 20 Tahun
2021 tanggal 26 Agustus 2021 tentang Implementasi Core Values dan
Employer Branding Aparatur Sipil Negara, disebutkan bahwa dalam rangka
penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi pengelolaan
ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class Government),
Pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai Dasar) ASN
BerAKHLAK dan Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa)
Pada tanggal 27 Juli 2021, Presiden Joko Widodo meluncurkan Core
Values dan Employer Branding ASN tersebut, yang bertepatan dengan Hari
Jadi Kementerian PANRB ke-62. Core Values ASN yang diluncurkan yaitu
ASN BerAKHLAK yang merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Core Value
tersebut seharusnya dapat dipahami dan dimaknai sepenuhnya oleh
seluruh ASN serta dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan tugas dan
kehidupan sehari-hari.
a) Berorientasi Pelayanan
Definisi dari pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam
UU Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik.
Adapun penyelenggara pelayanan publik menurut UU Pelayanan
Publik adalah setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga
independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan
pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk
kegiatan pelayanan publik. Dalam batasan pengertian tersebut, jelas bahwa
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah salah satu dari penyelenggara
pelayanan. Untuk mewujudkan tujuan nasional sebagaimana tercantum
dalam Pembukaan UUD 1945, pegawai ASN diserahi tugas untuk
melaksanakan tugas pelayanan publik, tugas pemerintahan, dan tugas
pembangunan tertentu. Tugas pelayanan publik dilakukan dengan
memberikan pelayanan atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif.
Asas penyelenggaraan pelayanan publik seperti yang tercantum
dalam pasal 3 UU Pelayanan Publik, yaitu :
a. Kepentingan umum;
b. Kepastian hukum;
c. Kesamaan hak;
d. Keseimbangan hak dan kewajiban;
e. Keprofesional;
f. Partisipatif;
g. Persamaan perlakuan /tidak disktiminatif;
h. Keterbukaan;
i. Akuntabilitas;
j. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;
k. Ketepatan waktu; dan
l. Kecepatan, kemudahan, dan keterangkauan.
Pelayanan publik yang baik juga didasarkan pada prinsip-prinsip yang
digunakan untuk merespon berbagai kebutuhan dalam penyelnggaraan
pelayanan public di lingkungan birokrasi. Berbagai literatur administrasi
public menyebut bahwa prinsip pelayanan publik yang baik adalah :

1) Partisipatif
Pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.
2) Transparan
Pemerintah harus menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui
segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang diselenggarakan,
seperti persyaratan, prosedur biaya dan sejenisnya
3) Responsif
Pemerintah harus menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui
segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang diselenggarakan,
seperti persyaratan, prosedur biaya dan sejenisnya
4) Tidak diskriminatif
Pemerintah tidak boleh membedakan antara satu wargaa dengan warga
negarayang lain atas dasar perbedaan identitas warga negara, seperti status
social, pandangan politik, agama, profesi, enis kelamin atau orientasi seksual,
difabel dan sejenisnya.
5) Mudah dan Murah
Mudah dalam arti berbagai persyaratan yang dibutuhkan tersebut masuk akal
dan mudah untuk dipenuhi. Murah dalam arti biaya yang dibutuhkan oleh
masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut terjangkau oleh seluruh
warga negara.
6) Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayanan public harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan
yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan
dengan prosedur sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah.
7) Aksesibel
Harus dapat dijangkau oleh warga Negara yang membutuhkan dalam arti
fisik (dekat, terjangkau dengan kendaraan public, mudah dilihat,
gampang ditemukan, dan lain-lain) dan dapat dijangkau dalam arti non fisik
yang terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh
masyarakat untuk mendpaatkan layanan tersebut.
8) Akuntabel
Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan dengan menggunakan fasilitas
dan sumber daya manusia yang dibiayai oleh warga Negara melalui pajak
yang mereka mbayar. Oleh karena itu, semua bentuk
penyelenggaraanpelayanan publik harus dapat dipertanggungjawabkan secara
terbuka kepada masyarakat
9) Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan olehpemerintah memiliki
berbagai tujuan. Salah satu tujuan yang penting adalah melindungi warga
Negara dari praktik buruk yang dilakukan oleh warga Negara yang lain.
Amanah seorang ASN menurut SE Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah
menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN
BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:

1) Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;


2) Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan;
3) Melakukan perbaikan tiada henti.

b) Akuntabel
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab dari amanah yang dipercayakan
kepadanya. Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan
responsibilitas atau tanggung jawab. Responsibilitas adalah kewajibab untuk
bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu, sedangkan
akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada
seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks ASN
akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak
dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina,
dan lebih luasnya kepada public (Matsiliza dan zonke, 2017).
Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
b. Kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok dan pribadi;
c. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis;
d. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik;
e. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan.

Aspek - Aspek Akuntabilitas terdiri atas :


a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship)
Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua pihak antara
individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat. Pemberi
kewenangan bertanggung jawab memberikan arahan yang memadai,
bimbingan, dan mengalokasikan sumber daya sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results oriented)
Dalam konteks ini, setiap individu/kelompok/ institusi dituntut
untuk bertanggung jawab dalam menjalankan tugas dan kewajibannya,
serta selalu bertindak dan berupaya untuk memberikan kontribusi untuk
mencapai hasil yang maksimal.
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requires
reporting)
Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas.
Dengan memberikan laporan kinerja berarti mampu menjelaskan terhadap
tindakan dan hasil yang telah dicapai oleh
individu/kelompok/institusi, serta mampu memberikan bukti nyata dari
hasil dan proses yang telah dilakukan.
d. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless
without consequences)
Akuntabilitas adalah kewajiban. Kewajiban menunjukkan
tanggung jawab, dan tanggung jawab menghasilkan konsekuensi.
Konsekuensi tersebut dapat berupa penghargaan atau sanksi.
e. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance)
Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja
PNS dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dalam pendekatan
akuntabilitas yang bersifat proaktif (proactive accountability), akuntabilitas
dimaknai sebagai sebuah hubungan dan proses yang direncanakan
untu mencapai tujuan yang telah ditetapkan sejak awal, penempatan
sumber daya yang tepat, dan evaluasi kinerja.
Amanah seorang ASN menurut SE Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah
menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN
BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
1) Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat,
disiplin dan berintegritas tinggi.
2) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien.
3) Menggunakan kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi.
c) Kompeten
Kompetensi adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan dan perilaku
yang diperlukan dalam melaksanakan tugas jabatan (Pasal 1 Permenpan RB
Nomor 38 Tahun 2017), dan kompetensi menjadi faktor penting untuk
mewujudkan pegawai profesional dan kompetitif. Dalam hal ini ASN sebagai
profesi memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan kompetensi
dirinya, termasuk mewujudkannya dalam kinerja.
Adapun prinsip pengembangan kompetensi ASN, yaitu:
a. Upaya peningkatan kompetensi yang dilakukan organisasi maupun
individu melalui proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sesuai
dengan kebutuhan organisasi dan pegawai.
b. Setiap ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan
kompetensi.
c. Diarahkan pada pengembangan kompetensi sesuai kebutuhan jabatan.
d. Pengembangan kompetensi sebagai salah satu dasar dalam pengangkatan
jabatan dan pengembangan karir.

Menurut PP No 11 tahun 2017 pengembangan kompetensi dapat


dilakukan melalui pemberian tugas belajar yang bertujuan memenuhi standar
kompetensi jabatan dan dua cara, yaitu pendidikan dan pelatihan. Pada proses
pendidikan dapat dilakukan dengan pengembangan karir. Sedangkan pelatihan
dilakukan dengan dua metode, yaitu klasikal berupa pembelajaran tatap muka di
dalam kelas seperti pelatihan, seminar, kursus dan penataran. Metode kedua
yaitu dengan non klasikal melalui e-learning bimbingan di tempat kerja,
pelatihan jarak jauh, magang, dan pertukaran antara PNS sengan pegawai
swasta paling lama 1 tahun dengan koordinasi LAN dan BKN.

Kompeten memiliki tiga aspek penting, yaitu:

1) Meningkatkan kompetensi diri: Merubah mindset, menembangkan mandiri


secara heutagogik atau "net-centric", memanfaatkan sumber keahlian
pakar/konsultan, dan melakukan jejaring formal/informal.
2) Membantu orang lain belajar: Aktif dalam pasar pengetahuan,
memanfaatkan dokumen kerja, aktif mengakses dan mentransfer
pengetahuan, dan sosialisasi informal.
3) Melaksanakan tugas terbaik: pengetahuan menjadi karya, makna hidup
dan bekerja baik, serta tipikal individu semangat berkarya.
d) Harmonis
Dalam menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat ASN
dituntut dapat mengatasi permasalahan keberagaman, bahkan menjadi unsur
perekat bangsa dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Itulah sebabnya mengapa peran dan upaya selalu mewujudkan situasi dan
kondisi yang harmonis dalam lingkungan bekerja ASN dan kehidupan
bermasyarakat sangat diperlukan.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku
dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada
hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Penegakkan etika
ASN terjabarkan dalam undang-undang No 5 tahun 2014. Upaya mewujudkan
keharmonisan dapat dilakukan dengan memahami tugas seorang ASN, yatu
melaksanakan kebijakan public, memeberikan pelayanan publik yang
berkualitas dan professional, dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara
kesatuan Republik Indonesia.
Dalam konteks Harmonis, perilaku tersebut adalah:
1) Menghargai setiap orang apapupun latar belakangnya;
2) Suka mendorong orang lain;
3) Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
e) Loyal
Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang ASN ideal adalah sifat
loyal atau setia kepada bangsa dan negara. Sifat dan sikap loyal terhadap
bangsa dan negara dapat diwujudkan dengan sifat dan sikap loyal ASN
kepada pemerintahan yang sah sejauh pemerintahan tersebut bekerja sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, karena ASN merupakan
bagian atau komponen dari pemerintahan itu sendiri.
Amanah seorang ASN menurut SE Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin
terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN Ber-AKHLAK.
Dalam konteks Loyal, perilaku tersebut adalah:
1) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia serta pemerintahan yang sah;
2) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi, dan negara;
3) Menjaga rahasia jabatan dan negara.
f) Adaptif
Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang dibutuhkan oleh
individu maupun organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Terdapat alasan mengapa nilai-nilai adaptif perlu diaktualisasikan dalam
pelaksanaan tugas-tugas jabatan di sektor publik, seperti di antaranya
perubahan lingkungan strategis, kompetisi yang terjadi antar instansi
pemerintahan, perubahan iklim, perkembangan teknologi dan lain sebagainya.
Adaptif sebagai nilai ASN dan budaya ASN, terdiri atas:
a. Pegawainya harus terus mengasah pengetahuannya hingga ke tingkat
mahir (personal mastery);
b. Pegawainya harus terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi yang sama
atau gelombang yang sama terhadap suatu visi atau cita-cita yang akan
dicapai bersama (shared vision);
c. Pegawainya memiliki mental model yang mencerminkan realitas yang
organisasi ingin wujudkan (mental model);
d. Pegawainya perlu selalu sinergis dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan
untuk mewujudkan visinya (team learning);
e. Pegawainya harus selalu berpikir sistemik, tidak kacamata kuda, atau
bermental silo (systems thinking.

Penerapan budaya adaptif harus meampu mengantisipasi dan beradaptasi


dengan perubahan lingkungan, mendorong jiwa kewirausahaan, memanfaatkan
peluang- peluang yang berubah-ubah, terkait dengan kinerja instansi, serta
memperlihatkan kepentingan-kepentingan yang diperlukan antara instansi
mitra, masyarakat, dan sebagainya. Adapun ciri-ciri individu adaptif,
diantaranya: eksperimen orang yang beradaptasi, melihat peluang di mana
orang lain melihat kegagalan, memiliki sumberdaya, selau berpikir ke depan,
tidak mudah mengeluh, tidak menyalahkan, tidak mencari popularitas, memiliki
rasa ingin tahu, memperhatikan sistem, membuka pikiran,dan memahami apa
yang sedang diperjuangkan.

Terdapat 3 komponen dalam pengembangan kapasitas pemerintah adaptif,


yaitu pengembangan SDM adaptif, penguatan organisasi adaptif, dan
pembaharuan institusional adaptif. Adapun pedoman prilaku, yaitu:

1) Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;


2) Terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas;
3) Bertindak proaktif.
g) Kolaboratif
Secara umum kolaborasi adalah hubungan antar organisasi yang saling
berpartisipasi dan saling menyetujui untuk bersama mencapai tujuan, berbagi
informasi, berbagi sumberdaya, berbagi manfaat, dan bertanggungjawab dalam
pengambilan keputusan bersama untuk menyelesaikan berbagai masalah.
Kolaborasi menjadi hal sangat penting di tengah tantang global yang
dihadapi saat ini. Kolaboratif merupakan nilai dasar yang harus dimiliki
oleh ASN. Sekat-sekat birokrasi yang mengkungkung birokrasi pemerintah
saat ini dapat dihilangkan. ASN muda diharapkan nantinya menjadi agen
perubahan yang dapat mewujudkan harapan tersebut. Pendekatan WoG yang
telah berhasil diterapkan di beberapa negara lainnya diharapkan dapat juga
terwujud di Indonesia.
Semua ASN Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah kemudian
akan bekerja dengan satu tujuan yaitu kemajuan bangsa dan negara
Indonesia.
Menurut Ansel dan Gash (2007:544), terdapat 6 kriteria penting untuk
kolaborasi, yaitu, forum yang diprakarsai oleh lembaga publik atau lembaga,
peserta dalam forum termasuk aktor nonstate, peserta terlibat langsung dalam
pengambilan keputusan dan bukan hanya '„dikonsultasikan‟ oleh agensi public,
forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif, forum ini bertujuan
untuk membuat keputusan dengan konsensus (bahkan jika konsensus tidak
tercapai dalam praktik), dan fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau
manajemen. Ada 3 tahapan dalam melakukan assessment terhadap tata kelola
kolaborasi, yaitu :
1) Mengidentifikasi permasalahan dan peluang;
2) Merencanakan aksi kolaborasi; dan
3) Mendiskusikan strategi untuk mempengaruhi.
Model Collaborative Governance Ansan dan Gash (2012), Menurutnya
starting condition mempengaruhi proses kolaborasi yang terjadi, dimana
proses tersebut terdiri dari membangun kepercayaan, face to face dialogue,
commitment to process, pemahaman bersama, serta pengambangan outcome
antara. Desain kelembagaan yang salah satunya proses transparansi serta
faktor kepemimpinan juga mempengaruhi proses kolaborasi yang diharapkan
menghasilkan outcome yang diharapkan. Panduan perilaku kolaboratif
organisasi yang memiliki collaborative culture indikatornya sebagai berikut:

1) Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan perlu


terjadi;
2) Organisasi menganggap individu (staf) sebagai aset berharga dan
membutuhkan upaya yang diperlukan untuk terus menghormati pekerjaan
mereka;
3) Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau mencoba
dan mengambil risiko yang wajar dalam menyelesaikan tugas mereka
(bahkan ketika terjadi kesalahan);
4) Pendapat yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi
(universitas) Setiap kontribusi dan pendapat sangat dihargai;
5) Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari konflik;
6) Kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong;
7) Secara keseluruhan, setiap divisi memiliki kesadaran terhadap kualitas
layanan yang diberikan.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar lembaga
pemerintah, yaitu kepercayaan, pembagian kekuasaan, gaya kepemimpinan,
strategi manajemen dan formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang efisien
efektif antara entitas public.Sedangkan faktor yang mempengaruhi keberhasilan
dalam kolaborasi antar lembaga pemerintah menurut Custumato (2021), yaitu
ketidakjelasan batasan masalah karena perbedaan pemahaman dalam
kesepakatan kolaborasi, dasar hukum kolaborasi juga tidak jelas. Adapun
panduan perilakunya, yaitu:
1) Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi;
2) Terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah;
3) Menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.
2.3.2 Konsepsi Kedudukan dan Peran ASN Dalam NKRI
a) Manajemen ASN
Pengelolaan atau manajemen ASN adalah kebijakan dan praktek dalam
mengelola aspek manusia atau SDM dalam organisasi, baik untuk PNS
maupun PPK. Manajemen ASN akan membuat seorang ASN mengerti apa
saja kedudukan, peran, hak, kewajiban dan kode etik ASN (Lembaga
Administrasi Negara, 2017)

1) Kedudukan ASN
Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Berdasarkan jenisnya, pegawai
ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja (P3K). Pegawai ASN berkedudukan sebagai
aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan
instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik.
2) Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai ASN
berfungsi dan bertugas sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Kebijakan Publik
Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan
masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, serta harus
mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
2. Pelayan Publik
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,
jasa dan/atau pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh
penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.
3. Perekat dan Pemersatu Bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan
dan kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat sepenuhnya
kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah.ASN senantiasa
menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa mengutamakan
kepentingan negara daripada kepentingan diri sendiri, seseorang dan
golongan.
3) Hak dan kewajiban ASN
Hak adalah salah satu kewenangan atau kekuasaan yang
diberikan oleh hukum, baik pribadi maupun umum. Dapat diartikan
bahwa hak adalah sesuatu yang patut atau layak diterima. Agar
melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik, dan dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel,
maka setiap ASN diberikan hak. Hak ASN dan PPPK yang diatur di
Undang-undang No 5 tahun 2014 tentang ASN sebagai berikut:
1. Gaji, tunjangan dan fasilitas ;
2. Cuti ;
3. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua ;
4. Perlindungan ;
5. Pengembangan kompetensi
Selain hak sebagaimana disebutkan di atas, berdasarkan pasal 70 UU
No. 5 tahun 2014 tentang ASN disebutkan bahwa setiap pegawai ASN
memiliki hak serta kesempatan untuk mengembangkan kompetensinya.
Berdasarkan pasal 92 pemerintah juga wajib memberikan perlindungan
berupa:

1. Jaminan kesehatan ;
2. Jaminan kecelakaan kerja ;
3. Jaminan kematian ;
4. Bantuan hukum.
Kewajiban ASN adalah suatu beban atau tanggunan yang bersifat
kontraktual. Dengan kata lain kewajiban adalah suatu yang sepatutnya
diberikan. Pegawai ASN berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN
wajib:

a. Setia dan taat kepada pancasila, dan UUD 1945, Negara


KesatuanRepublik Indonesia, dan pemerintah yang sah ;
b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa ;
c. Melaksanakan kebijakan yang dirumusan pejabat pemerintah yang
berwewenang ;
d. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan ;
e. Melaksanakan tugas dengan penuh pengabdian, kejujuran,kesadaran
dan penuh tanggung jawab ;
f. Menunjukan Integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,ucapan
dan tindakan kepada setiap orang, baik diluar maupun didalam
kedinasan ;
g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan perundang- undang dan Bersedia
ditempatkan diseluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4) Kode etik dan kode perilaku ASN
Dalam UU No.5 tahun 2014 tentang ASN disebutan bahwa
ASN sebagai profesi berdasarkan pada kode etik dan kode perilaku. Kode
etik dan kode perilaku bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan
perilaku agar pegawai ASN:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan;
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat
yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundangundangan dan etika pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
g. Menggunakan kekayaan dan BMN secara bertanggung jawab, efektif,
dan efisien;
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
20 tugasnya;
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau orang lain;
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
dan integritas ASN;
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai.
5) Pelayan Publik
Pelayanan publik adalah pemberian layanan atau melayani keperluan
orang atau masyarakat dan/atau organisasi lain yang mempunyai
kepentingan pada organisasi itu, sesuai dengan aturan pokok dan tata cara
yang ditentukan dan ditujukan untuk memberikan kepuasan
kepada penerima pelayanan (Lembaga Administrasi Negara, 2017).
Terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu:
a. Organisasi penyelenggara pelayanan publik;
b. Penerima layanan (pelanggan), yaitu orang, masyarakat atau
organisasi yang berkepentingan;
c. Kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan
(Pelanggan).
Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah:

1. Partisipatif
Pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya;
2. Transparan
Pemerintah harus menyediakan akses bagi warga
negara untuk mengetahui segala hal terkait pelayanan publik yang
diselenggarakan. Masyarakat juga harus diberin akses untuk
mempertanyakan dan menyampaikan pengaduan apabila merasa tidak
puas terhadap pelayanan publik pemerintah;
3. Responsif
Pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan
kebutuhan warganegara. Birokrasi wajib mendengarkan aspirasi
dan keinginan masyarakat yang menduduki posisi sebagai agen
Pelayanan Publik;
4. Tidak diskriminatif
Tidak ada perbedaan pemberian layanan kepada masyarakat
atas dasar perbedaan identitas warga Negara;
5. Mudah dan Murah
Mudah artinya berbagai persyaratan yang dibutuhkan tersebut
masuk akal dan mudah untuk dipenuhi. Murah artinya biaya yang
diperlukan dapat di jangkau oleh seluruh warga Negara;
6. Efektif dan Efisien
Efektif adalah mampu mewujudkan tujuan yang hendak
dicapai (untuk melaksanakan mandat konstitusi dan mencapai
tujuan strategis Negara dalam jangkapanjang). Efisien adalah cara
mewujudkan tujuan dilakukan dengan prosedur sederhana, tenaga
kerja yang sedikit, dan biaya yang murah;
7. Aksesibel
Pelayanan publik yang harus dapat dijangkau oleh warga
negara yang membutuhkan dalam arti fisik (dekat, terjangkau dengan
kendaraan publik, mudah ditemukan, dan lain- lain) dan dapat
dijangkau dalam arti non- fisik yang terkait dengan biaya dan
persyaratan yang harus dipenuhi;
8. Akuntabel
Pelayanan publik yang harus dapat dijangkau oleh warga
negara yang membutuhkan dalam arti fisik (dekat, terjangkau dengan
kendaraan publik, mudah ditemukan, dan lain- lain) dan dapat
dijangkau dalam arti non- fisik yang terkait dengan biaya dan
persyaratan yang harus dipenuhi;
9. Dapat dipertanggung jawabkan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dipertanggung
jawabkan secara terbuka kepada masyarakat melalui media publik
baik secara cetak maupun elektronik.
10.Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan
sebagai alat pelindung kelompok rentan dan mampu menghadirkan
rasa keadilan bagi kelompok lemah ketika berhadapan dengan
kelompok kuat
b) Smart ASN

Membekali peserta dengan kemampuan kecakapan digital dasar pada


perspekti fliterasi digital smart ASN. Literasi digital adalah lingkungan
yang kaya akan informasi. Transformasi digital disektor pendidikan
Indonesia muncul berbagai perbincangan, regulasi pendukung dan upaya
konkret menerapkan transormasi digital dilingkungan perguruan tinggi dan
semua tingkat sekolah di Indonesia. Terjadinya pandemi COVID-19 justru
memberikan dampak yang sangat luar biasa dalam aspek ini.

Masyarakat yang modern saat ini hidupnya sangat dipengaruhi oleh


internet. Perubahan media komunikasi yang digunakan dalam masyarakat
Indonesia tidak terlepas dengan perubahan tekhnologi komunikasi. ASN
dituntut tidak Gaptek (GagapTeknologi) dan informasi yakni dapat
mengoperasikan dan memanfaatkan aplikasi-aplikasi produk IT termasuk
dapat dengan bijak memanfaatkan internet yang digunakan dalam
meningkatkan efektifitas dan efisiensi untuk meningkatlkan kinerja dalam
rangka meningkatkan kualitas tugas dan fungsinya dalam pelayanan dan
pengabdian kepada masyarakat.

Adapun nilai-nilai dasar dalam smart ASN, yaitu:

1) Integritas
Integritas Pegawai ASN yang dimaksud adalah “konsistensi Pegawai
ASN dalam berperilaku yang selaras dengan nilai, norma dan/atau etika
organisasi, dan jujur dalam hubungan dengan atasan, rekan kerja, bawahan
langsung, dan pemangku kepentingan, serta mampu mendorong terciptanya
budaya etika tinggi dan bertanggung jawab
2) Nasionalisme
Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai kebangsaan.
Nasionalisme memiliki pokok kekuatan dalam menilai kecintaan individu
terhadap bangsanya. Salah satu cara untuk menumbuhkan semangat
nasionalisme adalah dengan menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai
Pancasila. Pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya oleh
setiap penyelenggara negara, baik di pusat maupun di daerah. Seorang PNS
dituntut untuk memiliki perilaku mencintai tanah air Indonesia
(nasionalisme) dan mengedepankan kepentinga nnasional. Nasionalisme
merupakan salah satu perwujudan dari fungsi PNS sebagai perekat dan
pemersatu bangsa. Dalam menjalankan tugas, seorang ASN senantiasa harus
mengutamakan dan mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Kepentingan kelompok, individu, golongan harus disingkirkan demi
kepentingan yang lebih besar,yaitu kepentingan bangsa dan Negara di atas
segalanya.
3) Profesionalisme
Pegawai Negeri Sipil adalah terpenuhinya kecocokan antara
kemampuan aparatur dengan kebutuhan tugas merupakan syarat
terbentuknya aparatur yang profesional. Artinya, keahlian dan kemampuan
aparat merefleksikan arah dan tujuan yang dicapai oleh sebuah organisasi.

4) Berwawasan global
Merupakan suatu proses pendidikan yang dirancang untuk
mempersiapkan anak didik dengan kemampuan dasar intelektual dan
tanggung jawab guna memasuki kehidupan yang bersifat kompetitif dan
dengan derajat saling menggantungkan antar bangsa yang sangat tinggi.
5) Menguasai IT dan bahasa asing
ASN dituntut tidak Gaptek (Gagap Tekhnologi) dan informasi yakni
dapat mengoprasikan dan memanfaatkan aplikasi – aplikasi produk IT
(informasi Tekhnology) termasuk dapat dengan bijak memanfaatkan internet
yang digunakan dalam meningkatkan kualitas tugas dan fungsinya dalam
pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat. Seorang ASN selain
menguasai Bahasa Indonesia dengan baik dan benar juga memiliki
kemampuan menguasai bahasa Asing seperti bahasa Inggris, Mandarin dan
lain sebagainya.
6) Berjiwa hospitality ( Keramahan )
Hospitality/keramahan adalah memiliki sifat baik hati dan menarik
budi bahasanya ,manis tutur kata dan sikapnya dalam setiap menjalankan
aktivitas pelaksanaan tugas dan pekerjaan khususnya dalam menampilkan
pelayanan prima kepada masyarakat
7) ASN memiliki kemampuan Networking
Networking adalah membangun menjalin hubungan dengan orang lain
atau organisasi yang berpengaruh positif pada kesuksesan professional
maupun personal.
8) ASN memiliki jiwa Enterpeneurship
ASN dituntut memiliki kemampuan Enterpeneurship, yakni berjiwa
kewirausahaan yang ditandai dengan dimilikinya keberanian, inovatif,
pantang menyerah, dan cerdas dalam menangkap dan menciptakan
peluang serta bertanggung jawab. Enterpeneurship juga dapat diartikan
berpikir tentang masa depan orang banyak. Kehidupan orang banyak
,kesejahteraan masyarakat dan bagaimana cara membantu mereka yang
membutuhkan. Dan dengan dimilikinya kemampuan Enterpeneurship ini
maka seorang ASN akan mampu meningkatkan kinerja dalam setiap
waktunya
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 IDENTIFIKASI DAN ANALISIS ISU


3.1.1 Identifikasi Isu
Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan di UPTD Puskesmas Lampeapi
Kabupaten Konawe Kepulauan yang sesuai dengan nilai-nilai dasar Apratur Sipil
Negara (ASN), yaitu BerAkhlak (Berorientasi pelayanan, Akuntable, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif, Dan Kolaboratif) sesuai dengan peran dan kedudukan
ASN dalam NKRI. Rancangan kegiatan aktualisasi dan habituasi dibuat berdasarkan
hasil bimbingan dengan coach dan disetujui oleh mentor.
Sebelum penetapan judul rancangan aktualisasi terlebih dahulu dilakukan
identifikasi isu berdasarkan observasi penulis selama bertugas di UPTD Puskesmas
Moramo Kab. Konawe selatan. Setelah menemukan isu-isu, tahap selanjutnya adalah
mengidentifikasi isu tersebut terkait kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan 19
penulis. Dari hasili dentifikasi isu tersebut akan menghasilkan isu yang layak dan
dijadikan rancangan aktualisasi.
Identifikasi isu berdasarkan tugas dan fungsi yang bermasalah dapat dilihat
pada table.
Tabel 3.1 Identifikasi dan Penetapan Isu
Keterkaitan dengan
Tugas dan Kondisi Saat Kondisi Saat Isu
Mata Pelatihan Agenda
No. Fungsi Ini Ini Teridentifikasi
III
1. Mengumpulkan Kartu stok obat Kartu stok diisi Belum Manajemen ASN :
bahan-bahan di gudang secara berkala optimalnya Sebagai seorang Tenaga
atau data-data penyimpanan pencatatan obat Teknis Kefarmasian
dari berbagai obat belum dan BMHP dituntut untuk
sumber/acuan terisi secara pada Kartu stok bertanggung jawab dalam
dalam rangka mempersiapkan rencana
Penyiapan rutin di puskesmas kegiatan kefarmasian
Rencana berdasarkan data sebagai
Kegiatan penunjang dalam
Kefarmasian pengelolaan perbekalan
farmasi.
Smart ASN :
Melakukan pekerjaan
kefarmasian dengan
kompeten dan professional
agar dapat meningkatkan
kulitas dalam pengelolaan
perbekalan farmasi serta
meningkatkan mutu
pelayanan kefarmasian
bagi Masyarakat.
2. Penyimpanan Masih terjadi Tidak terjadi Tidak Managemen ASN :
obat di gudang kesalahan dalam kesalahan optimalnya Tenaga Teknis
farmasi pengambilan dalam penyimpanan Kefarmasian dituntut untuk
obat di Apotek pengambilan obat di Apotek terus melakukan perbaikan
dan Gudang obat dan Gudang dalam pengelolaan
Farmasi Farmasi perbekalan farmasi untuk
Puskesmas Puskesmas. meningkatkan efektifitas
dalam pelayanan
Smart ASN :
Melakukan pekerjaan
secara professional agar
dapat meningkatkan mutu
pelayanan bagi
Masyarakat.
3. Perencanaan Sering terjadi Tersedianya Kurangnya Managemen ASN :
obat untuk kekosongan obat di apotek penyediaan Mampu bertanggung
instalasi farmasi obat di apotek obat dari jawab dalam perbekalan
sehingga Instalasi farmasi di Puskesmas
mempengaruhi Farmasi Dinkes untuk memenuhi
pelayanan kebutuhan Kesehatan
Masyarakat
Smart ASN :
Networking : Melakukan
koordinasi dengan pihak
Instalasi Farmasi dan
Pimpinan untuk
menentukan alternatif
untuk pengadaan
kebutuhan penggunaan
obat.

3.1.2 Analisis Isu


Teknik analisis sebagai standar yang digunakan untuk memperioritaskan isu
yang akan ditindaklanjuti yaitu menggunakan metode Analisa APKL dengan cara
menentukan nilai dengan skala 1-5. Isu yang memiliki total skor tertinggi setelah
peringkingan merupakan isu prioritas. Teknik analisis APKL adalah sebuah metode
yanh fungsinya untuk menentukan isu prioritas dari sejumlah isu yang penting.
Adapun maksud dari APKL adalah
1. Aktual artinya benar-benar terjadi sedang hangat dibicarakan di masyarakat
2. Problematic artinya isu memiliki permasalahan yang kompleks sehingga perlu
dicarikan solusi sesegera mungkin.
3. Kekhayalakan artinya isu menyangkut hajat hidup orang banyak
4. Layak artinya masuk akal, realistis, relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan
masalah.
Tabel. 3.2 Matriks identifikasi isu berdasarkan kriteria APKL
Total
NO Isu A P K L Rangking
Skor

Belum Optimalnya pencatatan


1. 2 3 3 4 15 II
obat dan BMHP pada Kartu
Stok
Belum optimalnya
2. 4 5 5 4 18 I
penyimpanan obat di Apotek
dan Gudang Farmasi

Kurangnya penyediaan obat dari


3. 3 4 4 3 14 III
Instalasi Farmasi Dinkes

Isu yang
Belum optimalnya penyimpanan obat di Apotek dan Gudang Farmasi
diangkat
Gagasan Melakukaan penataan dan pelabelan obat LASA, obat High Alert dan
Kreatif Traffic Light di Apotek dan Gudang Farmasi
Keterangan :
Adapun kriteria penetapan indicator APKL, yaitu :
Aktual :
Angka 1 : Pernah benar- benar terjadi
Angka 2 : Benar-benar sering terjadi
Angka 3 : Benar-benar terjadi dan bukan menjadi perbincangan
Angka 4 : Benar-benar terjadi terkadang menjadi bahan perbincangan.
Angka 5 : Benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan.
Problematik :
Angka 1 : Masalah sederhana
Angka 2 : Masalah kurang kompleks
Angka 3 : Masalah cukup kompleks namun tidak perlu segera dicarikan solusi
Angka 4 : Masalah Kompleks
Angka 5 : Masalah sangat Kompleks sehingga perlu dicarikan segera solusinya
Kekhalayakan :
Angka 1 : Tidak menyangkut hajat hidup orang banyak
Angka 2 : Sedikit menyangkut hajat hidup orang banyak
Angka 3 : Cukup menyangkut hajat hidup orang banyak
Angka 4 : Menyangkut hajat hidup orang banyak
Angka 5 : Sangat menyangkut hajat hidup orang banyak
Kelayakan :
Angka 1 : Masuk Akal
Angka 2 : Realistis
Angka 3 : Cukup masuk akal dan realistis
Angka 4 : Masuk akal dan realistis
Angka 5 : Masuk akal dan realistis relevan untuk dimuncullkan inisiatif pemecahan
masalahnya

Setelah sebuah isu ditetapkan sebagai isu terpilih dalam rancangan


aktualisasi, maka perlu diketahui faktor-faktor penyebab terjadinya isu. Seperti
yang tersaji dalam Gambar

Belum Optimalnya Penyimpanan


Obat Di Apotek dan Gudang farmasi

Kesalahan dalam pengambilan Kesalahan dalam pemberian


obat di gudang obat

Belum Optimalnya Penyimpanan


Obat Di Apotek dan Gudang farmasi

Belum adanya Pelebelan LASA, Kurangnya kreatifitas


Kurangnya SDM petugas
High Alert, dan Traffic Light

Gambar 3.1 Akar permasalahan dan Isu terpilih

3.1.3 Analisis Dampak Isu


Dampak yang dapat terjadi apabila isu “Tidak Optimalnya Penyimpanan
obat di Apotek dan Gudang” tidak diselesaikan segera yaitu dapat memperngaruhi
mutu pelayanan kefarmasian di UPTD Puskesmas Lampeapi seperti tidak adanya
pencegahan terjadinya kesalahan dalam pengambilan obat di apotek dan digudang
farmasi, terjadinya penumpukan obat Expayer Date di Gudang farmasi, tidak
dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat dalam hal ini
obat-obatan yang tidak terjaga kualitasnya, menurunnya kepercayaan masyarakat
terhadap pelayanan di UPTD Puskesmas Lampeapi.

3.2 GAGASAN KREATIF/TERPILIH DAN KEGIATAN SEBAGAI PEMECAHAN


ISU
Dari hasil pengamatan penulis selama bertugas di Puskesmas Lampeapi
Kecamatan Wawonii Tengan Kabupaten Konawe Kepulauan, gagasan kreatif yang
penulis temukan sebagai pemecahan isu yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi
penulisan sebagai Pelaksana/Terampil Asisten Apoteker. Kegiatan tersebut antara lain :
1. Melakukan konsultasi dan meminta persetujuan pimpinan mengen

3.3 DESKRIPSI/ PENJELASAN KEGIATAN


A. Nama : Andhira Mars, A.Md. Farm
B. Jabatan : Pelaksana/ Terampil – Asisten Apoteker
C. Unit Kerja : UPTD Puskesmas Lampeapi
D. Identifikasi Isu : 1. Belum optimalnya pencatatan obat dan
BMHP pada Kartu stok.
2. Tidak Optimalnya penyimpanan obat di
Apotwk dan Gudang Farmasi.
3. Kurangnya pernyediaan obat dari Instalasi
Farmasi Dinkes
E. Isu yang diangkat : Tidak Optimalnya penyimpanan obat di Apotwk
dan Gudang Farmasi
F. Gagasan penyebab : Melakukaan penataan ulang dan Pelabelan
obat LASA, obat High Alert dan
Isu
Traffic Light di Apotek dan Gudang Farmasi
Tabel 3.3 Deskripsi/Penjelasan Kegiatan 1

Penguatan
No Kegiatan Tahapan Output/ Kriteria Substansi Mata Kontribusi terhadap visi-
Nilai
kegiatan Hasil Pelatihan Agenda II misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Berkonsultasi kepada a. Menyiapkan  Tersedianya 1. Berorientasi pelayanan : Dengan Pelaksanaan
Pimpinan terkait bahan bahan Penulis akan menyiapkan dilaksanakannya kegiatan ini
rancangan aktualisasi konsultasi konsultasi bahan konsultasi dengan koordinasi dan menguatkan nilai
yang akan profesional. persetujuan dari organisasi yaitu
dilaksanakan. 2. Akuntabilitas: pimpianan atau mentor Integritas,
Saya akan membuat bahan dapat mewujudkan visi Akuntabel, dan
konsultasi dengan Cermat “Menjadi Puskesmas Professional.
dan penuh tanggung jawab. dengan Pelayanan
3. Kompeten : Bermutu dan Mandiri
Saya akan menyiapkan bahan Menuju Wawonii
konsultasi dengan kualitas Tengah yang Sehat” dan
terbaik berkaitan dengan misi
ke 2 yaitu
“meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia”
b. Mengatur  Tersedianya 1. Berorientasi Pelayanan: Dengan dilaksanakannya Pelaksanaan
jadwal jadwal Dalam meminta jadwal koordinasi dan persetujuan kegiatan ini
konsultasi konsultasi pertemuan pimpinan/ dari pimpianan atau mentor menguatkan nilai
dengan ke mentor. mentor penulis akan dapat mewujudkan visi organisasi yaitu
pimpinan/  Dokumentasi : mengedepankan “Menjadi Puskesmas Santun,
mentor foto, Gambar responsivitas serta dengan Pelayanan Bermutu Integritas,
chat ke 2.Akuntabilitas: Penulis dan Mandiri Menuju Kerjasama,
mentor akan disiplin tepat waktu Wawonii Tengah yang Akuntabel,
dalam perjanjian Sehat” dan berkaitan dengan Profesional.
pertemuan dengan misi ke 2 yaitu
pimpinan/mentor. “Meningkatkan kualitas
3.Kompeten : Penulis akan Sumber Daya Manusia”
meminta jadwal konsultasi
kepada pimpinan/mentor
untuk menunjang
keberhasilan proses
konsultasi
4.Harmonis : Dalam
meminta jadwal
pertemuan dengan
pimpinan/mentor penulis
akan menyelaraskan
waktu saya dengan waktu
pimpinan.
5.Loyal : Penulis akan
memegang komitmen
untuk mengikuti jadwal
yang telah di setujui
pimpinan.
6.Kolaboratif : penulis
akan membangun kerja
sama yang sinergi dengan
pimpinan/ mentor terkait
penentuan jadwal
konsultasi.
c. Melakukan  Tersampaikan 1. Adaptif : Penulis bersikap Dengan dilaksanakannya Pelaksanaan
Konsultasi informasi proaktif mengatur jadwal koordinasi dan persetujuan kegiatan ini
dengan kepada pertemuan agar kegiatan dari pimpianan atau mentor menguatkan nilai
pimpinan/ pimpinan konsultasi tidak dapat mewujudkan visi organisasi yaitu
mentor terkait rencana mengganggu jadwal “Menjadi Puskesmas Santun
Aktualisasi kegiatan pimpinan/mentor. dengan Pelayanan Bermutu Integritas
 Dokumentasi : 2. Loyal : Pada saat dan Mandiri Menuju Kerjasama dan
foto Dokumen pembuatan surat Wawonii Tengah yang Profesional
: Lembar persetujuan, Penulis akan Sehat” dan berkaitan dengan
konsul menggunakan bahasa misi ke 2 yaitu
Indonesia yang baik dan “Meningkatkan kualitas
benar Sumber Daya Manusia”
3. Kolaboratif : Penulis
akan mengupayakan
selama proses konsultasi
penulis dan pimpinan akan
bisa selalu bersinergis
d. Meminta  Adanya 1. Berorientasi Pelayanan : Dengan dilaksanakannya Pelaksanaan
persetujuan surat Penulis akan memberi koordinasi dan persetujuan kegiatan ini
pelaksanaan persetujuan salam kepada pemimpin dari pimpianan atau mentor menguatkan nilai
aktualisasi dari kepala dengan ramah. dapat mewujudkan visi organisasi yaitu
puskesmas 2. Akuntabel : Penulis “Menjadi Puskesmas Santun,
dan menyampaikan rincian dengan Pelayanan Bermutu Integritas,
mentor. kegiatan secara terbuka, dan Mandiri Menuju Kerjasama,
terperinci, dan transparan Wawonii Tengah yang Akuntabel,
3. Harmonis : Penulis akan Sehat” dan berkaitan dengan Profesional.
konsultasi dengan misi ke 2 yaitu
Pimpinan menunggu “Meningkatkan kualitas
kondisi pelayanan Sumber Daya Manusia”
kondusif
4. Adaptif : Ide atau gagasan
yang penulis sampaikan
merupakan inovasi yang
sesuai dengan kondisi
lingkungan kerja.
: Melakukan konsultasi dengan mengutamakan etika profesi seperti jujur,
bertanggung jawab dan berintegritas tinggi serta menunjukkann
Managemen ASN
sikap
keterbukaan sesuai dengan arahan pimpinan.
Keterkaitan substansi : Dalam meminta dukungan dan persetujuan pimpinan/mentor
mata pelatihan Agenda diperlukan
III kemampuan berkomunikasi yang baik, dapat juga dengan
Smart ASN memanfaatkan
teknologi sehingga berjalan efektif dan efisien untuk pencapaian
hasil yang
maksimal sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan.
Perkiraan Hambatan : Kurangnya waktu pimpinan untuk melakukan konsultasi

Dampak bila kegiatan


: Tertundanya kegiatan konsultasi dengan pimpinan.
Analisis Dampak tidak terlaksana
: Menghubungi pimpinan via telepon atau whatsapp untuk dilakukan
Alternatif solusi
penjadwalan ulang.

Tabel 3.3 Deskripsi/Penjelasan Kegiatan 2

Kriteria Substansi Penguatan


No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/Hasil Kontribusi terhadap visi-
Mata Pelatihan Nilai
misi Organisasi
Agenda II Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Membuat a. Melakukan  Tersampaikannya 1. Berorientasi a.
daftar obat koordinasi maksud dan tujuan Pelayanan : dalam
Yang dengan kegiatan melakukan
Mendekati apoteker terkait koordinasi saya
Tanggal dengan akan bersikap
Kadaluwarsa, kegiatan responsif
Obat LASA, 2. Akuntabilitas :
dan Obat High Saya akan
Alert yang ada melakukan diskusi
di Apotek dan desian label dengan
Gudang Kejelasan,
kejujuran, dan
tanggung jawab.
3. Kompeten : dalam
melakukan
koordinasi saya akan
menyampaikan
maksud dan tujuan
yang akan dilakukan
secara konsisten dan
dapat di
pertanggung
jawabkan
4. Harmonis : Dalam
melakukan
koordinasi saya
akan menggunakan
Bahasa Indonesia
serta bersikap
sopan sebagai
bentuk saling
menghargai antar
rekan kerja.
5. Adaptif : saya akan
bersikap proaktif
dalam
menyampaikan
maksud dan tujuan
kegiatan.
6. Kolaboratif : saya
akan membangun
Kerjasama sebagai
hasil dari diskusi
b. Menyusun  Tersusunnya 7. Akuntabilitas : saya b. Dengan Pelaksanaan
daftar obat daftar obat di akan menyusun dilaksanakannya kegiatan ini
yang tersedia Puskesmas daftar obat dengan koordinasi dan menguatkan
di Puskesmas teliti, jelas penuh persetujuan dari nilai organisasi
dan tanggung pimpianan atau mentor yaitu
jawab. dapat mewujudkan visi Integritas,
8. Kompeten : saya “Menjadi Puskesmas Kerjasama
akan menyusun dengan Pelayanan Akuntabel, dan
daftar obat dengan Bermutu dan Mandiri Professional.
kinerja terbaik Menuju Wawonii
saya. Tengah yang Sehat”
9. Loyal : Dalam dan berkaitan dengan
melakukan misi ke 2 yaitu
penyusunan daftar “meningkatkan kualitas
obat saya akan Sumber Daya
mendedikasikan Manusia” dan
waktu serta pikiran “Memberi pelayanan
agar tercapainya data prima dengan sepenuh
yang sesuai. hati”.

c. Menentukan  Telah 1. Akuntabilitas : saya Dengan dilaksanakannya Pelaksanaan


jenis obat ditentukan akan menentukan koordinasi dan persetujuan kegiatan ini
termasuk dalam daftar obat daftar jenis obat dari pimpianan atau mentor menguatkan
High Alert dan yang termasuk dengan cermat, jelas dapat mewujudkan visi nilai organisasi
LASA serta High Allert dan dan penuh tanggung “Menjadi Puskesmas yaitu
obat yang LASA serta jawab. dengan Pelayanan Bermutu Santun,
mendekati obat yang 2. Kompeten : dan Mandiri Menuju Integritas,
kadaluwarsa mendekati Penulis menyusun Wawonii Tengah yang Akuntabel,
yang ada di kadaluwarsa di daftar jenis obat Sehat” dan berkaitan Profesional.
Puskesmas Puskesmas dengan kinerja dengan misi ke 2 yaitu
terbaik saya. “Meningkatkan kualitas
3. Loyal : Sumber Daya Manusia”
Dalam melakukan
menentukan jenis obat
penulis
mendedikasikan
waktu serta pikiran
agar tercapainya data
yang sesuai.
d. Menyusun  Tersusu daftar 1. Berorientasi Dengan dilaksanakannya Pelaksanaan
daftar obat High obat yang pelayanan : penulis koordinasi dan persetujuan kegiatan ini
Alert, LASA, termasuk High menyusun daftar jenis dari pimpianan atau mentor menguatkan
Traffic Light Allert dan obat sebagai dapat mewujudkan visi nilai organisasi
dan obat yang LASA serta obat penunjang kegiatan “Menjadi Puskesmas yaitu
mendekati yang mendekati dalam meningkatkan dengan Pelayanan Bermutu Santun,
kadaluwarsa. kadaluwarsa kualitas pengelolaan dan Mandiri Menuju Integritas,
nnya penyimpanan obat. Wawonii Tengah yang Akuntabel,
2. Akuntabilitas : Sehat” dan berkaitan Profesional.
Dalam melakukan dengan misi ke 2 yaitu
penyesunan jenis obat “meningkatkan kualitas
dilakukan dengan Sumber Daya Manusia” dan
teliti dan penuh rasa “Memberi pelayanan prima
tanggung jawab. dengan sepenuh hati”.

3. Kompeten :
Menyusun daftar jenis
obat berdasarkan ilmu
dan berbagai referensi
data untuk hasil yang
terbaik.
4. Loyal : Dalam
melakukan
penyusunan daftar
jenis obat penulis
mendedikasikan
waktu serta pikiran
agar tercapainya data
yang sesuai.
: Melakukan penyusunan daftar jenis obat dengan mengutamakan etika
Managemen ASN
profesi, disiplin, jujur, serta professional.
: Melakukan penyusunan daftar jenis obat dengan cermat, teliti
Keterkaitan substansi mata dan
pelatihan Agenda III berintegritas serta memanfaatkan teknologi yang ada untuk
Smart ASN
menunjang proses kegiatan agar menggunakan waktu yang
lebih
efisien.
: Terjadi kekeliruan dalam pembuatan daftar obat dan
penyusunan
Perkiraan Hambatan obat serta sulitnya melakukan pendataan dengan kondisi
Gudang
yang sempit.
Analisis Dampak Dampak bila kegiatan tidak : Terhambatnya kegiatan pelabelan obat High Alert, LASA, dan
terlaksana Traffic Light
: Melakukan pengecekan ulang pada daftar obat dan
penyimpanan
Alternatif solusi
obat.
Tabel 3.3 Deskripsi/Penjelasan Kegiatan 3
Penguat
an
No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/Hasil
Kriteria Substansi Mata Kontribusi terhadap visi-misi Nilai
Pelatihan Agenda II Organisasi Organis
asi
1 2 3 4 5 6 7
Membuat label a. Melakukan  Telah 1. Berorientasi Pelayanan : Dengan dilaksanakannya Pelaksanaan
3.
LASA , High diskusi dengan ditentukan Penulis melakukan diskusi koordinasi dan persetujuan kegiatan ini
Alert, dan Traffic Apoteker desain label secara responsif. dari pimpianan atau mentor menguatkan
light untuk yang akan 2. Akuntabilitas : Penulis dapat mewujudkan visi nilai
menetukan digunakan melakukan diskusi desian “Menjadi Puskesmas organisasi
design label. label dengan Kejelasan, dengan Pelayanan Bermutu yaitu
kejujuran, dan dan Mandiri Menuju Sikap
tanggung jawab. Wawonii Tengah yang Integritas,
3. Kompeten : Dalam Sehat” dan berkaitan dengan Kerjasama
berdiskusi penulis misi ke 2 yaitu Akuntabel,
menyampaikan ide “meningkatkan kualitas dan
terbaik untuk Sumber Daya Manusia” dan Professional
pembuatan desain label. “Memberi pelayanan prima .
4. Loyal : Dalam berdiskusi dengan sepenuh hati”.
penulis menggunakan
Bahasa Indonesia yang
baik.
5. Adaptif : Dalam
melakuakn diskusi
penulis proaktif
menyampaikan inovasi
dalam pembuatan desain
label.
6. Harmonis : dalam
melakukan diskusi
penulis menghargai
perbedaan pendapat
yang disampaikan rekan
kerja.
7. Kolabotaratif : penulis
melakukan diskusi untuk
menciptakan Kerjasama
yang baik antar rekan
kerja
b. Membuat  Tersedianya 1. Akuntabilitas : penulis Dengan dilaksanakannya Pelaksanaan
desain label desain label membuat desain label koordinasi dan persetujuan dari kegiatan ini
obat. LASA, High obat dengan pimpianan atau mentor dapat menguatkan
Alert, dan proffesional. mewujudkan visi “Menjadi nilai
Traffic Light 2. Kompeten : Membuat Puskesmas dengan Pelayanan organisasi
desain label dengan Bermutu dan Mandiri Menuju yaitu
kualitas terbaik. Wawonii Tengah yang Sehat” Santun,
3. Loyal : Dalam dan berkaitan dengan misi ke 2 Integritas,
membuatan desain label yaitu “meningkatkan kualitas Kerjasama,
obat penulis Sumber Daya Manusia” dan Akuntabel,
berkontribusi langsung “Memberi pelayanan prima Profesional.
serta mendedikasikan dengan sepenuh hati”.
waktu, tenaga, dan
pikiran.
4. Adaptif : Melakukan
inovasi pembuatan label
agar tercapai tujuan
aktualisasi.
c. Mencetak label  Tercetaknya 1. Akuntabilitas : Penulis Dengan dilaksanakannya Pelaksanaan
label obat melakukan pencetakan koordinasi dan persetujuan dari kegiatan ini
label dengan jujur dan pimpianan atau mentor dapat menguatkan
penuh rasa tanggung mewujudkan visi “Menjadi nilai
jawab. Puskesmas dengan Pelayanan organisasi
2. Loyal : Dalam Bermutu dan Mandiri Menuju yaitu
melakukan kegiatan Wawonii Tengah yang Sehat” Integritas,
pencetakan penulis dan berkaitan dengan misi ke 2 Akuntabel,
mendedikasikan waktu yaitu “meningkatkan kualitas Profesional.
serta tenaga. Sumber Daya Manusia” dan
3. Adaptif : Bertindak “Memberi pelayanan prima
proaktif mencari jasa dengan sepenuh hati”.
percetakan yang berada
jauh dari lingkungan
puskesmas.

Keterkaitan substansi Managemen ASN : Membuat label dengan jujur, penuh dengan rasa bertanggung jawab dan
proffesional.
mata pelatihan Agenda : Membuat label dengan teliti serta memanfaatkan teknologi yang
III Smart ASN ada
sebagai sarana penunjang agar lebih efektof dan efisien.
: Tidak adanya percetakan di Kabupaten Konawe Kepulauan untuk
Perkiraan Hambatan pebuatan
Analisis Dampak label obat.
Dampak bila kegiatan tidak
: Terhambatnya kegiatan pelabelan obat.
terlaksana
: Melakukan pencetakan label obat di ibukota provinsi yakni kota
Alternatif solusi Kendari.

Tabel 3.3 Deskripsi/Penjelasan Kegiatan 4

Penguatan
No Kegiatan Tahapan Output/Hasil Kriteria Substansi Mata Kontribusi terhadap visi-
Nilai
kegiatan Pelatihan Agenda II misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Penataan ulang a. Melakukan  Terjadinya 1. Berorientasi Dengan dilaksanakannya Pelaksanaan
4.
penyimpanan obat diskusi Kerjasama Pelayanan : Penulis koordinasi dan persetujuan kegiatan ini
di Apotek dan dengan antara rekan melakukan diskusi dari pimpianan atau mentor menguatkan
Gudang farmasi Apoteker kerja secara responsif. dapat mewujudkan visi nilai organisasi
untuk 2. Akuntabilitas : “Menjadi Puskesmas yaitu
menetukan Penulis melakukan dengan Pelayanan Bermutu Sikap
design label. diskusi desian label dan Mandiri Menuju Integritas,
dengan Kejelasan, Wawonii Tengah yang Kerjasama
kejujuran, dan Sehat” dan berkaitan Akuntabel, dan
tanggung jawab. dengan misi ke 2 yaitu Professional.
3. Kompeten : penulis “meningkatkan kualitas
melakukan diskusi Sumber Daya Manusia”
dengan cermat untuk dan “Memberi pelayanan
mencapai prima dengan sepenuh
keberhasilan hati”.
kegiatan.
4. Loyal : Dalam
melakukan diskusi
penulis
mendedikasikan
waktu dan pikiran
untuk mencapai
maksud dan tujuan.
5. Harmonis : Penulis
berdiskusi dengan
sikap sopan sebagai
bentuk saling
menghargai antar
rekan kerja.
6. Adaptif : Penulis
berinovasi untuk
meningkatkan kulitas
penyimpanan obat.
7. Kolabotaratif :
penulis melakukan
diskusi untuk
menciptakan
Kerjasama yang bai
kantar rekan kerja.
b. Menyusun  Terlaksananya 1. Berorientasi Dengan dilaksanakannya Pelaksanaan
obat sesuai penyususnan pelayanan : Melakukan koordinasi dan persetujuan kegiatan ini
dengan daftar obat sesuai penyusunan berdasarkan dari pimpianan atau mentor menguatkan
jenis obat. dengan daftar jenis obat dengan tujuan dapat mewujudkan visi nilai organisasi
jenis obat. meningkatkan kualitas “Menjadi Puskesmas dengan yaitu
mutu pelayanan Pelayanan Bermutu dan Santun,
2. Akuntabilitas : Dalam Mandiri Menuju Wawonii Integritas,
melakukan penyusunan Tengah yang Sehat” dan Kerjasama,
penulis melaksanakan berkaitan dengan misi ke 2 Akuntabel,
dengan sikap disiplin yaitu “meningkatkan kualitas Profesional.
dan penuh tanggung Sumber Daya Manusia” dan
jawab. “Memberi pelayanan prima
3. Kompeten : Melakukan dengan sepenuh hati”.
penyusunan jenis obat
dengan cermat dan tepat
sesuai dengan ilmu dan
prinsip keahlian.
4. Loyal : Penulis
berkontribusi langsung
serta mendedikasikan
waktu, tenanga dan
pikiran
5. Kolaboratif : penulis
melakukan Kerjasama
dengan rekan dalam
proses penataan obat.
6. Memasang  Terpasangnya 1.Berorientasi Dengan dilaksanakannya Pelaksanaan
label LASA, Label pelayanan : Melakukan koordinasi dan persetujuan kegiatan ini
High Alert, pelabelan obat sebagai dari pimpianan atau mentor menguatkan
dan Traffic solusi untuk dapat mewujudkan visi nilai organisasi
Light untuk meningkatkan kualitas “Menjadi Puskesmas dengan yaitu
obat mutu pelayanan. Pelayanan Bermutu dan Santun,
mendekati 2.Akuntabilitas : Dalam Mandiri Menuju Wawonii Integritas,
kadaluarsa 1 melakukan pemasangan Tengah yang Sehat” dan Kerjasama,
tahun kebawa label penulis melakakun berkaitan dengan misi ke 2 Akuntabel,
dengan cermat dan yaitu “meningkatkan kualitas Profesional.
penuh rasa tanggung Sumber Daya Manusia” dan
jawab. “Memberi pelayanan prima
3.Kompeten : Penulis dengan sepenuh hati”.
melakukan pelabelan
berdasarkan data, serta
sesuai dengan SOP
yang berlaku sebagai
referensi untuk
melaksanakan tugas
dengan kualitas kinerja
terbaik.
4.Loyal : Dalam
melakukan pelabelan
obat penulis
mendedikasikan
waktu, tenanga dan
pikiran
5.Kolaboratif : penulis
melakukan kerja sama
dengan rekan kerja
dalam proses
pemasangan label
: Melakukan penataan obat dengan jujur dan bertanggung jawab. serta
Managemen ASN
Keterkaitan substansi professional
mata pelatihan Agenda Melakukan koordinasi kegiatan dengan rekan kerja menggunakan
III Smart ASN media
Telepon.

Analisis Dampak Perkiraan Hambatan Kegiatan penyusunan obat tidak dapat dilakukan dijam kerja
karena
banyaknya pasien.
 Tidak adanya pencegahan terjadinya kesalahan dalam pengambilan
Dampak bila kegiatan tidak obat di apotek dan digudang farmasi
terlaksana  Terjadinya penumpukan obat Expayer Date di Gudang farmasi
 Tidak dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat

Alternatif solusi Melakukan penataan ulang setelah jam kerja.

Tabel 3.3 Deskripsi/Penjelasan Kegiatan 5

Kriteria Substansi Penguatan


No Kegiatan Tahapan Output/Hasil Kontribusi terhadap visi-
kegiatan Mata Pelatihan Nilai
misi Organisasi
Agenda II Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Evaluasi hasil a. Mengolah  Tersedianya 1.Berorientasi Dengan Pelaksanaan
5.
kegiataan dan data dan data yang telah pelayanan : penulis dilaksanakannya kegiatan ini
pelaporan menganalisis dianalisis. akan mengolah dan koordinasi dan menguatkan nilai
menganalisis data persetujuan dari organisasi yaitu
dengan cekatan dan pimpianan atau mentor Santun,
dapat di andalkan. dapat mewujudkan visi Integritas,
2.Akuntabilitas : dalam “Menjadi Puskesmas Kerjasama,
proses pengolahan data dengan Pelayanan Akuntabel,
penulis dengan sikap Bermutu dan Mandiri Profesional.
transparan dan penuh Menuju Wawonii
tanggung jawab. Tengah yang Sehat” dan
3.Kompeten : penulis berkaitan dengan misi
melakukan kegiatan ke 2 yaitu
pengolahan data “meningkatkan kualitas
dengan cermat dan Sumber Daya Manusia”
kinerja terbaik. dan “Memberi
4.Loyal : Dalam pelayanan prima dengan
melakukan pembuatan sepenuh hati”.
form penulis
mendedikasikan
waktu dan pikiran
untuk mencapai
peningkatan organisasi
yang diinginkan.
5.Adaptif : penulis akan
mengolah dan
mengananlisis data
dengan terus
berinovasi serta
memanfaatkan
teknologi.
b. Melakukan  Dokumen 1.Berorientasi Dengan dilaksanakannya Pelaksanaan
konsultasi berupa lembar pelayanan : penulis koordinasi dan persetujuan kegiatan ini
hasil kegiatan konsultasi bersikap ramah dan dari pimpianan atau mentor menguatkan nilai
pada  Dokumentasi : responsif dalam dapat mewujudkan visi organisasi yaitu
pimpinan/ foto melakukan konsultasi “Menjadi Puskesmas Santun,
mentor 2.Akuntabilitas : dengan Pelayanan Bermutu Integritas,
penulis akan dan Mandiri Menuju Kerjasama,
melakukan konsultasi Wawonii Tengah yang Akuntabel,
dengan jujur dan Sehat” dan berkaitan Profesional.
bertanggung jawab dengan misi ke 2 yaitu
atas hasil laporan “meningkatkan kualitas
yang penulis kerjakan. Sumber Daya Manusia” dan
3.Kompeten : Penulis “Memberi pelayanan prima
melakukan pelabelan dengan sepenuh hati”.
berdasarkan data,
referensi, serta sesuai
dengan SOP yang
berlaku.
4.Harmonis : Penulis
melakukan kosultasi
menggunakan
Bahasa Indonesia
yang baik dan
bersikap sopan.
5.Loyal : penulis
berkonsultasi
menggunakan
Bahasa Indonesia
yang baik.
c. Membuat  Adanya laporan 1.Akuntabilitas : Dengan dilaksanakannya Pelaksanaan
laporan hasil hasil kegiatan penulis membuat koordinasi dan persetujuan kegiatan ini
kegiatan laporan dengan dari pimpianan atau mentor menguatkan nilai
bersikap transparan dapat mewujudkan visi organisasi yaitu
serta menggunakan “Menjadi Puskesmas Santun,
data yang dapat dengan Pelayanan Bermutu Integritas,
dipertanggung dan Mandiri Menuju Kerjasama,
jawabkn. Wawonii Tengah yang Akuntabel,
2.Kompeten : Penulis Sehat” dan berkaitan Profesional.
akan membuat dengan misi ke 2 yaitu
laporan dengan “meningkatkan kualitas
kualitas terbaik agar Sumber Daya Manusia” dan
mudah dipahami. “Memberi pelayanan prima
3.Loyal : penulis dengan sepenuh hati”.
mendedikasikan
tenaga, waktu dan
pikiran dalam
pembuatan laporan
kegiatan.
6.Kolaboratif : Penulis
akan membuat hasil
laporan dengan
memberikan
kesempatan
berbagai pihak
untuk berkontribusi
dalam penyusunan
laporan.
Melakukan evaluasi dan pelaporan dengan professional, memiliki nilai
Keterkaitan substansi Managemen ASN dasar, etika profesi, bebas intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,
mata pelatihan Agenda kolusi, nepotisme.
III Melakukan evaluasi dengan memanfaatkan teknologi yang ada
Smart ASN
untuk sebagai penunjang agar lebuih efektif dan efisien.

Perkiraan Hambatan Tidak tersampaikannya hasil evaluasi.

 Tidak adanya pencegahan terjadinya kesalahan dalam pengambilan


obat di apotek dan digudang farmasi
Dampak bila kegiatan tidak
 Terjadinya penumpukan obat Expayer Date di Gudang farmasi
terlaksana
Analisis Dampak  Tidak dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada
masyarakat
Menyampaikan hasil evaluasi kepada pimpinan/mentor melalui
Alternatif solusi whatsapp
3.4 MATRIK REKAPITULASI RANCANGAN HABITUASI CORE
VALUE ASN (BerAKHLAK)
Kegiatan Jumlah
No. Mata Pelatihan Ke- Ke- Ke- Ke- Ke- Aktualisasi
1 2 3 4 5 Per MP
Berorientasi
1. 3 2 1 3 2 11
Pelayanan
2. Akuntabel 2 4 3 3 3 15
3. Kompeten 2 4 2 3 3 14
4. Harmonis 2 1 1 1 1 6
5. Loyal 1 3 3 3 3 13
6. Adaptif 1 1 3 1 1 7
7. Kolaboratif 2 1 3 1 1 8
Jumlah Aktualisasi
13 16 16 15 14 74
per Kegiatan

3.5 ESTIMASI BIAYA


Estinasi Biaya Yang
No. Kegiatan Keterangan
Tersedia
Konsultasi kepada
1 - -
pimpinan
Kertas dan
2 Membuat daftar obat Rp 100.000 keperluan ATK
lainnya
Membuat label
3 LASA , High Alert, Rp 250.000 Biaya percetakan
dan Traffic light
Penataan ulang
penyimpanan obat di
4 - -
Apotek dan Gudang
farmasi
5 Evaluasi hasil Rp 150.000 Pembuatan
kegiataan dan
pelaporan
Laporan
3.6 JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
No Kegiatan Tahap September – Oktober Keteran
. kegiatan 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 3 4 gan
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
1. Berkonsu Menyiap
ltasi kan
kepada bahan
Pimpinan konsultas
terkait i
rancanga Mengatu
n r jadwal
aktualisas konsultas
i yang i dengan
akan pimpinan
dilaksana /
kan. mentor

Melakuk
an
Konsulta
si dengan
pimpinan
/ mentor
Meminta
persetuju
an
pelaksan
aan
aktualisa
si
2. Membuat Melakuk
daftar an
obat koordinas
Yang i dengan
Mendeka apoteker
ti terkait
Tanggal dengan
Kadaluw kegiatan
arsa, Menyusu
Obat n daftar
LASA, obat yang
dan Obat tersedia
High di
Alert Puskesm
yang ada as
di Menentu
Apotek kan jenis
dan obat
Gudang termasuk
dalam
High
Alert dan
LASA
serta
obat
yang
mendeka
ti
kadaluw
arsa
yang ada
di
Puskesm
as.
3. Membuat Melakukan
diskusi
label
dengan
LASA , Apoteker
untuk
High
menetukan
Alert, design
label.
dan
Membuat
Traffic desain
light label obat.
Mencetak
label
4. Penataan Melakuka
ulang n diskusi
penyimp dengan
anan obat Apoteker
di untuk
Apotek menetukan
dan design
Gudang label.
farmasi Menyusu
n obat
sesuai
dengan
daftar
jenis
obat.
Memasa
ng label
LASA,
High
Alert,
dan
Traffic
Light
untuk
obat
mendeka
ti
kadaluar
sa 1
tahun
kebawa
5. Mela Mengola
h data
Evaluasi
dan
hasil mengana
lisis
kegiataan
Melakuk
dan an
pelaporan konsultas
i hasil
kegiatan
pada
pimpinan
/ mentor
Membuat
laporan
hasil
kegiatan
BAB IV
PENUTUP

Isu prioritas pada rancangan aktualisasi ini adalah Belum mengoptimalisasikan


penyimpanan obat dengan penandaan Look a Like Sound a Like (LASA), High Alert, dan Traffic
Light di UPTD Puskesmas Lampeapi.yang rencana akan diaktualisasikan pada tanggal 5 September
– 4 Oktober 2022 bertempat di Puskesmas Bahari Kabupaten Buton Selatan dengan 5 jumlah
kegiatan yaitu:
1. Melakukan konsultasi dengan pimpinan
2. Membuat kartu stok
3. Melakukan persiapan edukasi
4. Melakukan edukasi pengelolaan obat
5. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan keseluruhan kegiatan
Nilai nilai ASN yang diaktualisasikan adalah Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif dalam setiap kegiatan serta harus terkait dengan mata
pelatihan Agenda III yaitu Manajemen ASN dan Smart ASN.

77
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Berorientasi Pelayanan: Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta. Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Akuntabel: Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta. Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. K o m p o t e n : Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta. Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Harmonis: Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta. Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Loyal: Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil Golongan III. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Adaptif: Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil Golongan III. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Kolaboratif: Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta. Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Manajemen ASN: Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Undang – Undang RI No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
Peraturan Lembaga Administrasi Negara RI No. 1 Tahun 2021 Tentang Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil
Permenkes No. 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
Permenkes No. 74 Tahun 2016 Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas
Permenkes No. 72 Tahun 2016 Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit
Permenpan RB No. 8 Tahun 2008 Jabatan Fungsional Asisten Apoteker dan Angka
Kreditmya.

78
79

Anda mungkin juga menyukai