Tugas Pemda : Perkembangan UU yang mengatur pemerintahan pusat dengan daerah
No. UU Sentralisasi/Desentralisasi Keterangan
1. UU No. 1 Sentralistik 1. Terbentuk komite untuk mempersiapkan tahun 1945 pemilihan umum. KND terdapat pada beberapa tingkatan daerah, seperti Kabupaten, Kota, dan Keresidenan. KND diharapkan menjadi BPRD (Badan Perwakilan Rakyat Daerah) yang setara dengan DPRD 2. KND menjadi Badan Eksekutif yang bersama dengan kepala daerah menjalankan kewajiban untuk mengatur rumah tangga di daerahnya. 3. Namun pemerintah pusat masih dapat mengintervensi pemerintah daerah. 4. Adanya pejabat yang diperbolehkan menjabat 2 rangkap jabatan dalam eksekuti maupun legislative. 2. UU No. 22 Sentralisasi 1. Pasal 15 menunjukan awal adanya Tahun 1948 otonomi daerah, bahwa DPRD yang menjadi penguasa membuat pedoman untuk DPD untuk mengatur cara menjalankan kekuasaan dan kewajibannya 2. Pasal 23 mencantumkan ketentuan bahwa segala urusan rumah tangga daerah diselenggarakan oleh pemerintah daerah dan apabila terdapat urusan yang belum diatur oleh pemerintah pusat atau pemerintah yang lebih tinggi wewenangnya dapat diatur oleh pemerintah daerah. Ketentuan ini merupakan awal dari berlakunya otonomi daerah. 3. Namun ada pengawasan secara preventif dan represif. Pejabat daerah boleh menjabat dengan dua rangkap jabatan yaitu di pemerintah daerah dan pusat. 3. UU No. 44 Desentralisasi 1. mengatur perihal terkait Pokok-pokok Tahun 1950 pemerintahan daerah bagian Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara. UU ini merupakan pengaturan lebih lanjut dari UU No. 22 tahun 1948. 2. UU ini disebutkan bahwa terdapat tiga tingkatan daerah otonomi di wilayah NIT, yaitu Daerah (tingkat I), Daerah Bagian (Tingkat II), dan Daerah Anak Bagian. 4. UU No. 1 Desentralisasi 1. Dalam Pemeritah daerah tersusun oleh tahun 1957 DPRD dan DPD, Kepala Daerah menjadi ketua sekaligus anggota DPD 2. Dalam urusan otonomi daerah, pasal 31 Menyebutkan bahwa DPRD mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri kecuali urusan yang diatur dalam uu yang diserahkan ke penguasa 5. UU No. 19 Sentralisasi 1. mengatur tentang desa praja sebagai tahun 1965 bentuk peralihan untuk mempercepat terbentuknya daerah tingkat III di seluruh wilayah Indonesia 2. desapraja yaitu, kesatuan masyarakat hukum yang tertentu batas daerahnya, berhak untuk mengurus rumah tangganya sendiri, memilih siapa pemimpinnya, dan memilik harta benda sendiri. 3. Adanya demokrasi terpimpin, yang membuat semua daerah diuniform kan 6. UU No. 5 Sentralisasi 1. pasal 7 mengatur terkait dengan tahun 1974 otonomi daerah, Namun untuk pelaksanaan desentralisasi, dibentuk Daerah Tingkat I dan II, terlihat masih tidak adanya keluasan atau kebebasan otonomi di seluruh daerah dan merasa terlalu sempit sehingga dengan itu otonomi bisa ditarik kembali oleh UU setingkat, dan pelaksanaan otonomi daerah masih diatur dalam peraturan PerUUan 2. mengatur salah satu aspek dalam asas desentralisasi yaitu penambahan penyerahan urusan kepada daerah ditetapkan melalui peraturan 3. namun, dalam pasal 9 disebutkan bahwa urusan atau kewenanga dari daerah bisa ditarik kembali oleh pemerintah pusat. Tentu masih adanya intervensi dari pemerintah pusat, sehingga asas dalam menjalankan otonomi seluas luasnya belum ada. 7. UU No. 5 Desentralisasi 1. mengharapkan kedudukan pemerintahan tahun 1979 desa dapat diseragamkan dengan tetap mengindahkan keragaman kondisi desa dan ketentuan adat istiadat yang masih berlaku 2. memperkuat pemerintahan desa sehingga semakin mampu untuk menggerakkan masyarakat dalam partisipasinya mencapai tujuan pembangunan nasional dan melaksanakan administrasi desa yang semakin meluas dan efektif. 3. Namun UU ini merupakan turunan otonomi daerah namun bukan menjadi dasar adanya otonomi desa, namun adanya pengakuan terhadap kearifan local desa 8. UU No. 22 Desentralisasi 1. UU ini dalam pasal 7 menjadi bukti tahun 1999 adanya system desentralisasi, namun kewenanagan daerah masih sangat terbatas. 2. UU ini menyatukan kembali urusan kewenangan antara pemerintahan daerah dan desa
9. UU No. 32 Desentralisasi 1. pasal 10 menjadi dasar dalam
tahun 2004 penyelenggaraan otonomi daerah sesuai dengan asas otonomi dan tugas pembantuan. 2. memperhatikan segala prinsip demokrasi, keadilan, pemerataan, kekhususan dan keistimewaan suatu daerah dalam lingkup negara kesatuan Republik Indonesia. 10. UU No. 23 Desentralisasi 1. penegasan pada pasal 4 yang Tahun 2014 menyebutkan bahwa UU ini menggunakan asas desentralisasi. 2. Pasal 9 menekankan otonomi daerah terkait dengan urursan kewenangan yang dimiliki pemerintah pusat dan daerah menjadi 3 urusan. Ayat 4, menjadi dasar bahwa adanya otonomi daerah.