Anda di halaman 1dari 9

Nama : Nazilatul Asyura

Nim : 210210066
Kelas : 5B Administrasi Publik
Mk : Otonomi Daerah

Perbedaan Pelaksanaan Otonomi Daerah di Indonesia


Sentralisasi Desentralisasi
No Karakteristik
UU no 5 thn 1974 UU no 22 thn 1999 UU no 32 thn 2004 UU no 23 thn 2014
1 Dasar Hukum Pasal 18 UUD NRI Tap MPR NO.XV/MPR/ UU NO. 22 tahun 1999 UU no 23 tahun 2004
1998 pasal 18 ayat 1dan 2
2 Pembagian wilayah Memberikan wewenang Undang-Undang Nomor Pemerintahan Daerah la Pemerintahan Daerah yang mengatur langsung te
yang signifikan kepada 22 Tahun 1999 tentang ngsung yang mengatur t ntang pemerintahan daerah di Indonesia. UU ini
pemerintah pusat (peme Pemerintahan Daerah ad entang desentralisasi Me adalah perubahan dari Undang- Undang Nomor
rintah negara) dalam me alah undang-undang yan skipun UU tersebut tida 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, ya
ngatur dan mengendalik g penting dalam konteks k secara rinci membahas ng telah saya sebutkan sebelumnya.
an berbagai aspek pemer desentralisasi dan pemb pembagian wilayah seca
intahan di daerah. agian wilayah di Indone ra langsung, namun UU
sia. UU ini mengatur ber tersebut memberikan da
bagai aspek terkait peme sar hukum yang kuat unt
rintahan daerah dan me uk pelaksanaan otonomi
mberikan dasar hukum b daerah, yang juga menc
agi pelaksanaan otonom akup pengaturan pemba
i daerah di Indonesia. gian wilayah administrat
if di Indonesia.
3 Bentuk otonomi Pemerintahan lebih men Undang-Undang yang p Wewenang penuh kepad Pemerintahan Daerah yang mengatur pemerintah
cerminkan sentralisasi d enting dalam konteks de a pemerintah daerah dal an daerah di Indonesia. UU ini adalah perubahan
aripada desentralisasi. In sentralisasi dan otonomi am konteks desentralisa dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tent
i berarti bahwa UU ini daerah di Indonesia. UU si dan otonomi daerah di ang Pemerintahan Daerah dan telah mengalami b
memberikan wewenang ini mengatur berbagai as Indonesia. UU ini meng eberapa amendemen. Berikut adalah beberapa ke
yang signifikan kepada pek terkait pemerintaha atur berbagai aspek terk terangan penting terkait UU No. 23 Tahun 2014
pemerintah pusat dalam n daerah dan memberika ait pemerintahan daerah adalah salah satu instrumen hukum yang penting
mengatur dan mengenda n dasar hukum bagi pela dan memberikan dasar h dalam mengatur pemerintahan daerah di Indones
likan berbagai aspek pe ksanaan otonomi daera ukum bagi pelaksanaan ia dan mendorong prinsip otonomi daerah serta p
merintahan di daerah. B h. Ini berarti pemerintah otonomi daerah. embagian kewenangan antara pemerintah pusat d
anyak keputusan pentin daerah memiliki kewena utama yang memberikan an pemerintah daerah.
g dan wewenang tetap d ngan dalam mengatur da dasar hukum yang lebih
i tangan pemerintah pus n mengelola urusan loka rinci dan kuat untuk pel
at. Hal ini mencerminka l di wilayah administrati aksanaan otonomi daera
n kontrol yang lebih kua f mereka sendiri. Ini me h.
t dari pemerintah pusat t mberikan dasar bagi pe
erhadap pemerintahan d mbagian wilayah admini
aerah. stratif di Indonesia.

4 Azas otonomi Azas otonomi pada dasa UU ini memberikan das UU ini mengatur berbag UU ini merupakan perubahan dari Undang-Unda
rnya mencerminkan prin ar hukum bagi pelaksan ai aspek terkait pemerint ng Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
sip bahwa pemerintah d aan otonomi daerah dan ahan daerah dan membe Daerah dan telah mengalami beberapa amendem
aerah memiliki kewenan berfokus pada prinsip-pr rikan dasar hukum bagi en. Pemerintah daerah memiliki kewenangan ya
gan untuk mengatur dan insip otonomi dalam sist pelaksanaan otonomi da ng lebih besar dalam mengatur urusan lokal mer
mengelola urusan lokal em pemerintahan. Beber erah. Meskipun pemerin eka. Hal ini mencerminkan prinsip otonomi daer
di wilayah administratif apa keterangan penting t tah pusat tetap memiliki ah dalam mengatur urusan mereka sendiri.
mereka sendiri. UU No. erkait dengan azas otono kewenangan tertentu, pe
5 Tahun 1974 kurang m mi dalam UU No. Ini m merintah daerah memili
enekankan azas otonomi emberikan dasar bagi pe ki kewenangan yang leb
ini dan lebih menekanka mbagian wilayah admini ih besar dalam pengatur
n kendali pemerintah pu stratif di Indonesia. an urusan lokal. Hal ini
sat atas pemerintahan di mencerminkan prinsip o
daerah. Ini mencerminkan azas tonomi daerah dalam me
bahwa pemerintah daera ngatur urusan mereka se
h memiliki wewenang d ndiri.
alam bidang tertentu. ser
ta mendorong azas oton
omi yang lebih kuat.
Kedudukan kepala daerah Pemerintahan di Daerah Pemerintahan daerah ya Lebih mendukung desen Kepala daerah dipilih oleh warga daerah setempa
mengatur kedudukan ke ng mengatur pemerintah tralisasi yang lebih kuat t melalui pemilihan umum, yang mencerminkan
pala daerah dalam keran an daerah di Indonesia. dan otonomi yang lebih prinsip demokrasi dalam penentuan kepala daera
gka pemerintahan di Ind Artinya, kepala daerah d besar bagi pemerintah d h.
onesia. *Kewenangan P ipilih oleh warga daerah aerah, termasuk kedudu Prinsip ini mencerminkan azas otonomi daerah d
emecatan setempat melalui pemili kan kepala daerah, an desentralisasi. Mereka memiliki peran pentin
UU ini juga memberika han umum. UU NO 32 Tahun 2004 g dalam mengambil kebijakan dan mengelola su
n kewenangan kepada p Pemerintah pusat tetap menekankan prinsip des mber daya di daerah tersebut. Hal ini mencakup
emerintah pusat untuk m memiliki peran dalam p entralisasi yang lebih ku wewenang dalam mengeluarkan peraturan daera
encopot kepala daerah y engawasan dan kerja sa at, yang mengakibatkan h dan mengatur kebijakan di tingkat daerah itu s
ang diangkat. Ini berarti ma dengan pemerintah d pemerintah daerah mem endiri
bahwa pemerintah pusat aerah. Mereka memiliki iliki otonomi yang lebih
memiliki kendali atas pe peran penting dalam me besar dalam mengambil
mecatan kepala daerah. ngambil kebijakan dan keputusan dan mengatur
Hal ini mempengaruhi k mengelola sumber daya urusan lokal mereka. ke
emampuan kepala daera di daerah tersebut. bijakan di tingkat daera
h dan pemerintah daerah Hal ini mencakup wewe h.
dalam mengelola keuan nang dalam mengeluark
gan mereka sendiri. an peraturan daerah dan
mengatur kebijakan di ti
ngkat daerah.
6 Keuangan daerah Pengelolaan keuangan d Undang- Undang ini me Undang- Undang ini me Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
aerah dilakukan sangat s mberikan kewenangan k ngatur mengenai Dana Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nom
entralistik, epada pemerintah daera Alokasi Umum (DAU) or 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
daerah tidak diberikan a h untuk mengelola keua yang merupakan sumber adalah dua undang-undang yang signifikan dala
kses yang luas untuk me ngan daerah mereka ses pendapatan bagi pemeri m konteks desentralisasi pemerintahan di Indone
ngelola sendiri uai dengan prinsip otono ntah daerah. Dana ini di sia. Perubahan antara dua undang-undang terseb
keuangannya, peran Inpr mi. Hal ini mencakup ke berikan oleh pemerintah ut mencerminkan upaya pemerintah Indonesia u
es (Instruksi Presiden) wenangan dalam meren pusat ke pemerintah dae ntuk terus meningkatkan desentralisasi dan oton
menjadi sarana canakan, mengelola, dan rah untuk mendukung p omi pemerintah daerah. UU No. 23 Tahun 2014 l
kebijakan yang terpusat mengontrol keuangan da enyelenggaraan pemerin ebih menekankan pada efisiensi dan akuntabilita
untuk mendikte daerah, erah. tahan dan pelayanan pub s pengelolaan keuangan daerah serta peningkata
kebanyakan lik di tingkat daerah. Da n kualitas pelayanan public.
program – program di d n mengatur tentang Dan
aerah diatur langsung m a Alokasi Khusus (DA
elalui APBN K), yang merupakan dan
dengan berbagai bentuk a tambahan yang diberik
sarana kebijakan disamp an oleh pemerintah pusa
ing Inpres, t kepada daerah untuk pr
juga dipraktekkan prinsi oyek-proyek tertentu, se
p dekosentrasi dan tugas perti pembangunan infra
perbantuan struktur atau program kh
yang menjadikan keuan usus.
gan daerah tidak maksi
mal.
7 Peranan pusat di daerah konsep di mana pemerin UU ini mengatur pemba UU Nomor 32 Tahun 20 UU ini memberikan pemerintah daerah otonomi
tah pusat memiliki wew gian kewenangan antara 04 tentang Pemerintaha yang lebih besar dalam mengatur urusan- urusan
enang yang lebih besar pemerintah pusat dan da n Daerah adalah hukum mereka sendiri. Ini mencakup pengelolaan aset d
dalam mengendalikan p erah otonom. Pemerinta yang mengatur pemerint aerah, pengelolaan keuangan daerah, perencanaa
emerintahan di daerah. h pusat memiliki kewen ahan daerah di Indonesi n pembangunan, dan lainnya
Beberapa peranan pusat angan dalam urusan nasi a dan meneruskan refor
dalam UU tersebut yang onal, sedangkan daerah masi desentralisasi yang
mencerminkan sentralis memiliki kewenangan d dimulai dengan UU No
asi adalahPenetapan dan alam urusan local. UU i mor 22 Tahun 1999. Be
pembentukan daerah oto ni memberikan pemerint berapa aspek peran pusa
nom, Pengawasan terha ah pusat kewenangan un t terhadap daerah dalam
dap daerah, Pengangkat tuk memberikan kewena UU ini mencakup Menet
an dan pemecatan kepal ngan tambahan kepada d apkan kebijakan nasiona
a daerah aerah dalam beberapa ur l dalam bidang pertahan
usan tertentu, seperti pe an dan keamanan, Mene
ndidikan, kesehatan, dan tapkan kebijakan nasion
pengelolaan sumber day al dalam bidang politik l
a alam. Dan Pemerintah uar negeri.
pusat dapat memberikan
bantuan teknis dan keua
ngan kepada daerah unt
uk mendukung pelaksan
aan tugas dan fungsi me
reka.
8 Hirarki pemerintahan UU Nomor 5 Tahun 197 Undang-Undang Nomor Undang-Undang Nomor Undang – undang dengan penekanan yang lebih
4 masih mencerminkan 22 Tahun 1999 tentang 32 Tahun 2004 tentang besar pada peran desa dalam mengatur urusan-ur
model sentralisasi yang Pemerintahan Daerah ad Pemerintahan Daerah te usan mereka sendiri dan memberikan lebih bany
kuat, pemerintah pusat y alah hukum yang pentin rus memperkuat prinsip ak kewenangan kepada daerah otonom. Undang-
ang memiliki kontrol be g dalam konteks desentr desentralisasi pemerinta Undang Nomor 23 Tahun 2014 adalah upaya leb
sar terhadap pemerintah alisasi di Indonesia. Dal han di Indonesia. Dalam ih lanjut dalam memperkuat desentralisasi dan ot
an daerah. am hierarki pemerintaha hierarki pemerintahan y onomi daerah di Indonesia. Contohnya dana des
ang diatur oleh UU terse a, otonomi khusus dan otonomi daerah.
n yang diatur oleh UU te
but Dalam UU tersebut,
rsebut, strukturnya adala
desentralisasi dan otono
h sebagai berikut: Peme mi daerah lebih ditekank
rintah pusat tetap ada di an, dengan memberikan
puncak hierarki pemerin wewenang yang lebih be
tahan, yang mencakup p sar kepada daerah dalam
residen, menteri-menter mengatur urusan mereka
i, dan lembaga-lembaga sendiri. Hal ini mencer
eksekutif pusat. minkan semangat desent
ralisasi yang kuat dan m
Provinsi tetap menjadi u eningkatkan keterlibatan
nit pemerintahan di baw masyarakat di tingkat lo
ah pemerintah pusat. Set kal dalam pengambilan
iap provinsi dipimpin ol keputusan pemerintaha
eh seorang gubernur. Pr n. Hierarki pemerintaha
ovinsi memiliki Dewan n ini memungkinkan pe
Perwakilan Rakyat Daer nerapan otonomi yang le
ah (DPRD) yang merup bih besar di tingkat daer
akan badan legislatif di t ah.
ingkat propinsi. Di bawa
h propinsi, terdapat kab
upaten dan kota. Setiap
kabupaten dipimpin ole
h seorang bupati, semen
tara setiap kota dipimpin
oleh seorang wali kota.
Masing-masing kabupat
en/kota memiliki DPRD
Kabupaten/Kota. Dan
Kecamatan tetap menjad
i unit administratif di ba
wah kabupaten/kota dan
dikepalai oleh seorang c
amat. Desa/Kelurahan,
Di tingkat terendah hier
arki, terdapat desa (di pe
desaan) atau kelurahan
(di perkotaan). Desa/kel
urahan dipimpin oleh se
orang kepala desa atau l
urah. Di tingkat ini, terja
di perubahan signifikan
dalam UU Nomor 22 Ta
hun 1999 dengan memb
erikan otonomi yang leb
ih besar kepada desa dal
am mengelola urusan-ur
usan mereka sendiri.

9 Anggaran daerah Penetapan Anggaran: U Penetapan Anggaran: Pe Dalam Undang-Undang UU ini merupakan perubahan dari Undang-Und
U ini memberikan wewe merintah daerah memili Nomor 32 Tahun 2004 t ang Nomor 32 Tahun 2004 tentang memberikan
nang kepada pemerintah ki kewenangan untuk m entang Pemerintahan Da lebih banyak kewenangan kepada pemerintah da
pusat untuk menetapkan enetapkan anggaran dae erah, desentralisasi keua erah dalam mengelola anggaran sesuai dengan k
anggaran daerah, dan pe rahnya sendiri, termasuk ngan daerah adalah sala ebijakan pembangunan daerahnya. Ini termasuk
merintah daerah hanya d proses perencanaan, pen h satu poin yang cukup penentuan prioritas anggaran dan alokasi sumber
apat mengajukan usulan yusunan, dan penetapan menonjol dalam hal ang daya
anggaran. anggaran. garan daerah. Beberapa
poin yang lebih meneka
Persetujuan Anggaran: Dana Bagi Hasil: UU in nkan aspek anggaran da
Anggaran daerah harus i juga mengatur mekanis erah dalam UU tersebut
disetujui oleh pemerinta me pembagian dana bag meliputi: Pembagian Pe
h pusat sebelum dijalank i hasil pajak antara pem ndapatan dan Sum. Pend
an. Sentralisasi ini menc erintah pusat dan pemeri apatan Daerah, Dana Ba
erminkan pengawasan k ntah daerah, sehingga pe gi Hasil (DBH, Dana Al
etat dari pemerintah pus merintah daerah dapat m okasi Umum (DAU), P
at terhadap pengeluaran endapatkan sumber pen enyusunan dan Pelaksan
pemerintah daerah. dapatan tambahan. aan Anggaran Daerah.

Kewajiban Laporan: Pe Kewenangan Legislatif:


merintah daerah diwajib Anggaran daerah juga h
kan untuk memberikan l arus disetujui oleh lemb
aporan secara berkala ke aga legislatif daerah, sep
pada pemerintah pusat t erti DPRD, yang mencer
entang pelaksanaan ang minkan proses pengamb
garan, yang juga menunj ilan keputusan yang lebi
ukkan k*rol yang ketat h demokratis
dari pemerintah pusat
Analisis Perbedaan Pelakasanaan Otonimu Daerah Di Indonesia

Dalam analisis perbedaan pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia, terdapat beberapa aspek yaitu :
Pertama, perbedaan dapat dilihat dari perubahan undang-undang yang mengatur pemerintahan daerah. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 memberikan dasar hukum untuk pemekaran wilayah
dan pembentukan pemerintahan daerah, Hal ini menunjukkan adanya keinginan untuk memberikan otonomi yang lebih luas kepada daerah dalam mengatur urusan lokal mereka. sementara Undan
g-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 lebih menekankan pada efisiensi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah serta peningkatan kualitas pelayanan public. Hal ini menunjukkan adanya perubaha
n fokus dalam pelaksanaan otonomi daerah, di mana pemerintah daerah diharapkan dapat mengelola keuangan dengan lebih efisien dan memberikan pelayanan publik yang lebih baik kepada masy
arakat.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 memberikan kekuatan dan otonomi yang lebih besar bagi pemerintah daerah. . Hal ini mencerminkan adanya upaya untuk memperkuat prinsip desentralisa
si pemerintahan di Indonesia, di mana pemerintah daerah memiliki kewenangan yang lebih besar dalam mengambil keputusan dan mengatur urusan lokal mereka.
Kedua, perbedaan juga terlihat dalam pengaturan program-program di daerah melalui APBN dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Program-program di daerah diatur melalui APBN dengan berbagai
bentuk sarana kebijakan yang disampingkan dalam Inpres. Selain itu, prinsip dekosentrasi dan tugas perbantuan juga mempengaruhi pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia. Dan perubahan und
ang-undang tersebut juga mencerminkan semangat desentralisasi pemerintahan di Indonesia. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 memperkuat prinsip desentralisasi pemerintahan dengan mem
berikan lebih banyak kewenangan kepada pemerintah daerah dalam mengelola anggaran sesuai dengan kebijakan pembangunan daerahnya. Hal ini juga menunjukkan peningkatan keterlibatan mas
yarakat di tingkat lokal dalam pengambilan keputusan.

Analisis ini menunjukkan bahwa perbedaan pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia terjadi karena adanya perubahan undang-undang yang mengatur pemerintahan daerah serta pengaturan progra
m-program di daerah melalui APBN dan DAK. Perubahan undang-undang tersebut memberikan kekuatan dan otonomi yang lebih besar bagi pemerintah daerah, sementara pengaturan program-pr
ogram di daerah melalui APBN dan DAK mempengaruhi pelaksanaan otonomi daerah. Dan juga Perubahan tersebut mencerminkan pergeseran fokus dalam pelaksanaan otonomi daerah, dari pem
ekaran wilayah dan pembentukan pemerintahan daerah menjadi lebih menekankan pada efisiensi pengelolaan keuangan daerah dan peningkatan kualitas pelayanan publik. Selain itu, perubahan un
dang-undang juga memberikan kekuatan dan otonomi yang lebih besar bagi pemerintah daerah

Anda mungkin juga menyukai