Anda di halaman 1dari 20

[Jurnal Hukum

[UNIVERSITAS MATARAM]
JATISWARA]

KEWENANGAN DAERAH OTONOM DALAM MENJALANKAN


FUNGSI PEMERINTAHAN DI INDONESIA

Sarkawi1
Fakultas Hukum Universitas Mataram

ABSTRAK
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui kewenangan daerah otonom
dalam menjalankan fungsi pemerintahan di Indonesia. Hasil dan kesimpulan dalam penulisan
ini adalah kewenangan daerah otonom dalam menjalankan fungsi pemerintahan di Indonesia
adalah dalam bentuk kewenangan urusan pemerintahan konkuren yang diatur di dalam
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan Daerah. Urusan pemerintahan
konkuren tersebut terdiri atas Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan.
Urusan Pemerintahan Wajib terdiri atas Urusan Pemerintahan yang berkaitan dengan
Pelayanan Dasar dan Urusan Pemerintahan yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar.
Sedangkan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar adalah
Urusan Pemerintahan Wajib yang sebagian substansinya merupakan Pelayanan Dasar.
Kata Kunci: kewenangan, daerah, otonom, pemerintahan.

ABSTRACT
AUTONOMIC REGIONAL AUTHORITY IN RUN GOVERNMENT FUNCTION
IN INDONESIA

The purpose of writing this article is to determine the autonomous regional authority in
carrying out the functions of government in Indonesia . Results and conclusions in this paper
is the autonomous regional authority in carrying out the functions of government in Indonesia
is in the form of government affairs concurrent authority regulated in Law Number 23 Year
2014 concerning regional governments. The concurrent administration affairs consisting of
Government Affairs and Government Affairs Mandatory options. Mandatory Government
Affairs consisting of Government Affairs with regard to Basic Services and Government
Affairs that are not related to the Basic Service. While the Mandatory Government Affairs
relating to Basic Services are partially Mandatory Government Affairs substance is a Basic
Service .
Keywords: authority, regions, autonomous, government.

Pokok Muatan
KEWENANGAN DAERAH OTONOM DALAM MENJALANKAN FUNGSI
PEMERINTAHAN DI INDONESIA .................................................................................... 493
A. PENDAHULUAN........................................................................................................... 494
B. PEMBAHASAN ............................................................................................................. 498
1. Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia ................................... 498
1 Dosen Tetap Fakultas Hukum Universitas Mataram.
[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA 493
[Jurnal Hukum
[FAKULTAS HUKUM]
JATISWARA]
2. Kewenangan Daerah Otonom dan Pembagian Urusan Pemerintahan di Indonesia. 501
3. Kewenangan pemeritah Daerah di dalam Negara Kesatuan .................................... 505
C. PENUTUP ....................................................................................................................... 510

A. PENDAHULUAN Amanat Pasal 18 tersebut


menegaskan bahwa, Indonesia sebagai
Di dalam Undang-undang Dasar
negara kesatuan memberikan kewenangan
Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
kepada pemerintah daerah untuk mengatur
yakni dalam Pasal 18 diatur bahwa bentuk
dan mengurus sendiri urusan pemerin-
Negara1 Kesatuan Republik Indonesia
tahannya menurut asas otonomi dan tugas
(NKRI)2 dibagi menjadi pelbagai daerah-
pembantuan. Ini berarti bahwa dalam
daerah provinsi dan daerah provinsi
penyelenggaraan pemerintahan di daerah
tersebut dibagi lagi menjadi daerah
harus dilaksanakan dengan prinsip otonomi
kebupaten dan Kota. Masing-masing
seluas-luasnya dalam sistem dan bingkai
daerah pemerintahannya mengatur dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
mengurus sendiri urusan pemerintahannya
Keutuhan dan kepentingan Negara
menurut prinsip3 atau asas otonomi dan
Kesatuan merupakan pembatasan umum5
tugas pembantuan.4
dalam pemberian otonomi seluas-lusanya
oleh pemerintah pusat kepada pemerintah
1 Negara merupakan organisasi politik yang

menjalankan kekuasaan berdaulat. Unsur dari adanya


di daerah kabupaten dan kota.
suatu negara adalah penduduk, wilayah, pemerintah, dan Oleh karena itu untuk melaksanakan
kemampuan mengadakan hubungan dengan negara lain.
Lihat Dossy Iskandar Prasetyo & Bernard L. Tanya, Ilmu amanat Pasal 186 Undang-Undang Dasar
Negara, Srikandi Surabaya, 2005, hlm. 65-66.
2 Pernyataan ini termuat dalam UUD Negara peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi
Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 1 ayat (1) yang dan tugas pembantuan; (7) Susunan dan tata cara
selengkapnya berbunyi sebagai berikut: (1) Negara penyelenggaraan pemeritahan daerah diatur dalam
Indonesia ialah Negara kesatuan yang berbentuk undang-undang.
5 Pembatasan umum terhadap pemberian otonomi
Republik; (2) Kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar; (3) Negara seluas-luasnya antara lain: a) memberikan wewenag
Indonesia adalah negara hukum. kepada pusat untuk setiap saat menentukan urusan-urusan
3 Pengertian prinsip dalam Kamus Lengkap pemerintah yang akan menjadi wewenang; b)
Bahasa Indonesia Adalah Asas, kebenaran yang menjadi memberikan wewenag kepada pusat untuk menarik
pokok dasar orang berfikir, bertindak dansebagainya; kembali atau mengalihkan rumah tangga daerah menjadi
(Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Muhammad Ali, urusan pusat; c) memberikan wewenang untuk menolak
Pustaka Amni, Jakarta, Tanpa Tahun) hasrat suatu pemernitah Daerah (otonomi) untuk
4 Pernyataan ini terdapat dalam ayat-ayat pada mengurus urusan pemeritah tertentu; d) memberikan
Pasal 18 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 wewenang kepada pusat untuk melakukan pengawasan
yang selengkapnya berbunyi sebagai berikut: (1) Negara terhadap jalanya pemerintahan Daerah baik preventif,
kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah represif maupun dalam bentuk pengawas lainya.36
6 Bunyi ketentuan yang dituangkan dalam Pasal
provinsi dan daerah Provinsi itu dibagi atas kabupaten
dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota itu 18 UUDN RI Tahun 1945 BAB VI tersebut sebagai
mempunyai pemerintah daerah, yang diatur dengan berikut:
undang-undang; (2) Pemerintah daerah provinsi, daerah Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas
kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas
urusan pemerintah menurut asa otonomi dan tugas kabupaten/kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan
pembantuan; (3) Pemerintah daerah provinsi, daerah kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur
kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat dengan undang-undang.
daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui Pemerintah daerah provinsi, daerah kabupaten,
pemilihan umum; (4) Gubernur, Bupati, dan Walikota dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan
masing-masing sebagai kepala pemeritah daerah provinsi, pemerintahan menurut azas otonomi dan tugas
kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis; (5) pembantuan.
Pemeritah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, Pemerintah daerah provinsi, daerah kabupaten,
kecuali urusan pemerintah yang oleh undang-undang dan kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
ditentukan sebagi urusan pemerintah pusat; (6) Pemeritah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan
daerah berhak menetapkan peraturan daerah, dan umum.
494 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]
[Jurnal Hukum
[UNIVERSITAS MATARAM]
JATISWARA]
Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut, pemerintahan daerah. Selanjutnya silih
dibentuklah undang-undang tentang berganti terbitlah undang-undang yang
pemerintahan daerah, dan yang berlaku mengatur penyelenggaraan pemerintahan
saat ini adalah Undang-Undang Nomor 23 daerah adalah UU No. 22 Tahun 1948
Tahun 2014 tentang pemerintahan Daerah. tentang Pokok Pemerintahan Daerah, UU
Undang-undang ini sebagai pengganti No. 44 Tahun 1950 tentang Pemerintahan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 20047, Daerah Indonesia Timur, UU No. 1 Tahun
dikenal juga sebagai undang-undang 1957 tentang Pokok-pokok Pemerintahan
otonomi daerah karena undang-undang ini Daerah, UU No. 18 Tahun 1965 tentang
mempertegas dan menindaklanjuti prinsip Pokok-pokok Pemerintahan Daerah, UU
otonomi daerah yang telah diisyaratkan No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
oleh Undang-undang Dasar. Pemerintahan di Daerah, UU No. 22 Tahun
1999 tentang Pemerintahan Daerah, UU
Di Indonesia telah terjadi 8 (delapan)
No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
kali perubahan perundang-undangan yang
Daerah dan saat ini berlaku UU No. 23
mengatur tentang penyelenggaraan
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
pemerintahan daerah, namun saat ini masih
Setiap undang-undang tersebut mengatur
terjadi multi interpretasi baik di tingkat
otonomi daerah, namun cenderung
lokal/daerah maupun di tingkat
berbeda-beda sesuai dengan kondisi social
pusat/antardepartemen. Hal tersebut dapat
politik yang terjadi pada saat penyusunan
dilihat melalui berbagai permasalahan
undang-undang tersebut.
yang timbul akibat perbedaan penafsiran
terhadap undang-undang tentang Salah satu persoalan (dari beberapa
pemerintahan daerah, maupun terbitnya persoalan sebagaimana disebutkan di atas)
peraturan perundangan yang bertentangan yang saat ini masih mengganjal adalah
dengan penyelenggaraan pemerintahan berkaitan dengan kewenangan daerah
daerah yang berbasis pada asas otonom dalam menjalankan fungsi
desentralisasi dan otonomi yang nyata, luas pemerintahannya.
dan bertanggungjawab. Di dalam Undang-Undang Nomor 1
Setelah kemerdekaan, Pemerintah Tahun 1945 tentang Komite Nasional
menerbitkan Undang-undang Nomor 1 Daerah, ada beberapa hal yang dapat
Tahun 1945 sebagai undang-undang dipetik khususnya mengenai pemerintahan
pertama yang mengatur tentang daerah yakni di samping sifat dualistik
penyelenggaraan pemerintahan daerah, dalam lingkungan pemerintahan daerah
meskipun secara formal undang-undang otonom, juga masalah yang mendasar
tersebut bukan undang-undang tentang adalah ketidakjelasan tugas, wewenang dan
tanggungjawab daerah otonom ini
Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing menyebabkan tidak terwujudnya otonomi
sebagai kepala pemerintah daerah provinsi, kabupaten,
dan kota dipilih secara demokratis. Indonesia yang berdasarkan kedaulatan
Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas- rakyat.
luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-
undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat. Sedangkan di dalam Undang-undang
Pemerintah daerah berhak menetapkan peraturan No. 22 Tahun 1999 terdapat klausul yang
daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan
otonomi dan tugas pembantuan.
menyatakan bahwa Provinsi bukan
Susunan dan tata penyelenggaraan pemerintahan merupakan Pemerintah atasan dari Daerah
daerah diatur dalam undang-undang.
7 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Kabupaten/Daerah Kota, dan hubungan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
antara Provinsi dengan Daerah Kabupaten/
Indonesia Nomor Tahun 2004, Tambahan Lembaran Daerah Kota bukan merupakan hubungan
Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA 495
[Jurnal Hukum
[FAKULTAS HUKUM]
JATISWARA]
hierarkis. Pemutusan hierarki antara sebagai eigen huishouding yaitu
provinsi dan kabupaten/kota dalam menjalankan pemerintahan sendiri.8
kapasitas-nya sebagai daerah otonom Pemerintah menerapkan prinsip
bukan tanpa masalah karena pada otonomi daerah adalah dengan tujuan agar
implementasi-nya para bupati/walikota pemerintah di daerah dapat meningkatkan
tidak dapat memisahkan antara fungsi pelayanan, pemberdayaan, dan peranserta
gubernur sebagai kepala daerah otonom masyarakat, serta peningkatan daya saing
dan sebagai wakil pemerintah pusat. daerah masing-masing dengan mem-
Hal ini mendorong munculnya pertimbangkan prinsip demokrasi,
euphoria pada Daerah Kabupaten/ Daerah pemerataan, keadilan, keistimewaan, dan
Kota terhadap kewenangan yang kekhususan suatu daerah dalam sistem
dimilikinya, sehingga seringkali Negara Kesatuan Republik Indonesia.
mengabaikan dan menafi kan eksistensi Dalam Pasal 1 ayat (2) dan (3)
lembaga Provinsi maupun Gubernur Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
sebagai wakil Pemerintah Pusat di daerah. tentang Pemerintahan Daerah dinyatakan
Kecenderungan semacam ini pada bahwa: 9
gilirannya akan membawa dampak yang
kurang baik dalam proses penyelenggaraan “Pemerintahan Daerah adalah
pemerintahan daerah sebagai subsistem penyelenggaraan urusan
pemerintahan negara. pemerintahan oleh pemerintah
daerah dan dewan perwakilan rakyat
Pemahaman yang keliru terhadap daerah menurut asas otonomi dan
esensi Otonomi Daerah maupun adanya tugas pembantuan dengan prinsip
keinginan untuk kembali kepada Undang-
otonomi seluas-luasnya dalam sistem
undang No. 22 tahun 1999. Persoalan dan prinsip Negara Kesatuan
tersebut muncul bukan karena tanpa sebab, Republik Indonesia sebagaimana
karena sampai hampir satu dasawarsa era dimaksud dalam Undang-Undang
desentralisasi dan otonomi daerah, Dasar Negara Republik Indonesia
Pemerintah Pusat belum menerbitkan Tahun 1945. “
satupun peraturan pelaksana yang menjadi
payung hukum bagi pengaturan “Pemerintah Daerah adalah kepala
kewenangan dan tugas Gubernur selaku daerah sebagai unsur penyelenggara
Wakil Pemerintah Pusat di Daerah. Pemerintahan Daerah yang
Berkaitan dengan hal tersebut, maka memimpin pelaksanaan urusan
diperlukan upaya untuk melakukan pemerintahan yang menjadi
reposisi terhadap kewenangan Gubernur kewenangan daerah otonom.”
melalui penerbitan regulasi yang mengatur Berdasarkan Pasal 1 ayat (2) dan (3)
tentang kedudukan dan peran Gubernur Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 di
maupun kedudukan keuangan Gubernur atas, penyelenggaraan otonomi daerah
dan Pemerintah Provinsi sebagai pejabat sangat menekankan pada prinsip-prinsip
dan institusi kepanjangan tangan demokrasi, peran serta masyarakat,
Pemerintah Pusat di Daerah. pemerataan keadilan serta memperhatikan
Otonomi daerah, selain mengandung
arti membuat Peraturan (zelfwetgeving), 9 Vanderplot dalam Agusalim Andi Gadjong,
juga mencakup makna pemerintahan Op.cit, hlm. 90
9 Pasal 1 ayat (2) dan (3) Undang-Undang
sendiri (zelfbestuur). Oleh sebab itu Van Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
der pot memahami konsep otonomi daerah Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244)
496 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]
[Jurnal Hukum
[UNIVERSITAS MATARAM]
JATISWARA]
potensi dan keanekaragaman daerah. dominan untuk mengendalikan pemerintah
Disamping itu, penyelenggaraan otonomi daerah otonom agar berjalan sesuai dengan
daerah juga dilaksanakan dengan kebijaksanaan pusat. Begitu juga dengan
memberikan kewenangan yang seluas- dipersatukannya pimpinan pemerintah
luasnya kepada daerah secara profesional otonom dalam diri Kepala Daerah
yang diwujudkan dengan pengaturan, ditambah ketidakjelasan urusan rumah
pembagian dan pemanfaatan sumber daya tangga daerah sehingga akan mewujudkan
nasional yang berkeadilan, keuangan pusat kecendrungan penyelenggaraan pe-
dan daerah. merintahan sentralaistik dan memudarkan
unsur-unsur desentralisasi.
Oleh karena itu konsekuensi otonomi
daerah saat ini berdasarkan Undang- Dalam rangka meningkatkan
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang efesiensi dan efektivitas penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah adalah diserahkan- otonomi daerah, pemerintah daerah perlu
nya urusan-urusan pemerintahan pusat memperhatikan hubungan antara susunan
kepada pemerintahan daerah berdasarkan pemerintahan dan antar pemerintahan
asas desentralisasi, dekonsentrasi dan asas daerah, potensi dan keanekaragaman
pembantuan (Medebewind). Hal ini berarti daerah. Prinsip otonomi daerah
bahwa segala urusan pemerintahan di menggunakan prinsip otonomi seluas-
daerah menjadi wewenang dan luasnya dalam arti daerah diberikan
tanggungjawab pemerintah daerah kewenangan mengurus dan mengatur
sepenuhnya, baik yang menyangkut semua urusan pemerintahan yang
penentu kebijakan, perencanaan, dilimpahkan kepada daerah. Sehingga
pelaksanaan maupun yang menyangkut kewenangan pemerintah daerah semakin
segi-segi pembiayaannya di luar yang luas termasuk membuat kebijakan daerah
menjadi urusan pemerintah pusat yang untuk memberikan pelayanan, peningkatan
telah ditetapkan dalam Undang-Undang peran serta, prakarsa, dan pemberdayaan
Nomor 23 Tahun 2014. Demikian pula masyarakat yang bertujuan untuk
terhadap perangkat-perangkat pemerintah- kesejahteraan rakyat.
an daerah itu sendiri, yaitu dinas-dinas Sejalan dengan perkembangan
daerah dan perangkat daerah lainnya.
penyelenggaraan otonomi daerah,
Pemerintahan daerah merupakan penerapan asas dekonsentrasi dan
subsistem dalam penyelenggaraan desentralisasi di tingkat provinsi, dalam
pemerintahan negara, maka untuk implementasinya terdapat berbagai
mengupayakan terwujudnya keserasian persoalan dalam hubungannya dengan
penyelenggaraannya diperlukan pembinaan pemerintahan otonom di kabupaten dan
dan pengawsasan dalam rangka menjaga kota.10
tetap utuhnya wilayah dan tegaknya negara Apabila dilihat substansi dan spirit
kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena yang terkandung di dalamnya, kebijakan
itu pengawasan terhadap segala kegiatan
pemerintah daerah dalam menjalankan 10 Implikasi diterapkannya asas dekonsentrasi dan
pemerintahannya merupakan akibat mutlak desentralisasi adalah; menempatkan wilayah provinsi
dari adanya negara kesatuan. menjadi wilayah administrasi sekaligus sebagai daerah
otonom.Kedudukan provinsi selaku wilayah administrasi
Kepala Daerah sebagai pejabat pusat menerima dan menjalankan kebijakan politik dari
di daerah, selain sebagai kepala badan pemerintah, sedangkan selaku daerah otonom,
pemerintahan daerah provinsi menyelenggarakan urusan
eksekutif daerah/KND dan badan eksekutif pemerintahan yang menjadi kewenangannya, dengan
daerah mempunyai kedudukan yang sangat prinsip otonomi yang seluas-luasnya dalam sistem dan
prinsip NKRI.
[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA 497
[Jurnal Hukum
[FAKULTAS HUKUM]
JATISWARA]
otonomi daerah merupakan salah satu Menurut Fered Isjwara Negara
instrument yang digunakan untuk kesatuan ialah
mewujudkan kesejahteraan masyarakat “Negara kesatuan (unitary state)
melalui peningkatan kualitas pelayanan bentuk negara dimana wewenag
publik, maupun mengembangkan budaya legislatiaf tertinggi dipusatkan pada
demokrasi di tingkat daerah. satu badan legislatif nasional/
Oleh karena itu, sampai tahun 2013 pusat.11 selanjutnya dikemukakan
ini, implementasi desentralisasi dan bahwa negara kesatuan adalah
perubahan paradigma otonomi daerah, bentuk negara kesatuan yang paling
yang secara legal formal diatur oleh kokoh, jika dibandingkan dengan
peraturan perundang-undang tentang federansi (negara serikat) atau
penyelenggaraan pemerintahan daerah konfederasi (serikat negara).
yang diuraikan di atas sebagaimana sebuah Dalam negara kesatuan terdapat, baik
produk hukum yang pada proses persatuan (union) maupun kesatuan
penyusunan sarat dengan nuansa politik, (unity).12 dilihat dari segi susunan
masih menyisakan berbagai polemik yang negara, negara kesatuan, maka
cukup hangat untuk menjadi bahan kajian,
negara kesatuan bukan negara
antara lain berkaitan dengan hubungan tersusun dari beberapa negara
pusat dan daerah, pemilihan kepala melainkan negara tunggal.
daerah/wakil kepala daerah, pembentukan
daerah otonom baru (pemekaran daerah), Abu Daud Burson memaparkan :
penetapan batas daerah, penyusunan “…negara kesatuan adalah negara
peraturan daerah yang seringkali yang tidak tersusun daripada
bertentangan dengan undang-undang, beberapa, seperti halnya dalam
kualitas pelayanan publik yang belum negara federasi (atau negara serikat,
optimal dan lain sebagainya yang apabila penulis), melainkan negaraitu
tidak segera dilakukan evaluasi maupun sifatanya tunggal artinya hanya ada
pembaharuan sikap akan dapat satu negara, tidak ada negara di
mengakibatkan terjadinya konflik yang dalam negara. Jadi dengan demikian,
lebih besar dalam masyarakat. di dalam negara kesataun itu juga
Berdasarkan latar belakang masalah hanya ada satu pemerintahan pusat
sebagaimana diuraikan di atas, maka isu yaitu pemerintahan pusat yang
hukum (legal issue) yang dapat mempunyai Kekuasaan atau
dikemukakan dalam tulisan jurnal ini wewenang tertinggi dalam terakhir
adalah; bagaimanakah kewenangan daerah dan tertinggi dapat memutusk segala
otonom dalam menjalankan fungsi sesuatu dalam negara tersebut.13
pemerintahan di Indonesia. Menurut moh. Kusnandi dam
B. PEMBAHASAN Harmaily Ibraraham:
1. Sistem Pemerintahan Negara “Dengan istilah Negara kesatuan itu
Kesatuan Republik Indonesia dimaksud, bahwa susunan Negaranya
hanya terdiri atas satu Negara saja
Pada Pasal 1 ayat 1 undang-undang
Dasar Negara Republik Indonesia 1945
menegaskan bahwa: “Negara Indonesia 11 Fred isjwara, pengantar Ilmu politik, Binacipta,

Bandung, 1974,h.187-188.
ialah Negara kesatuan yang berbentuk 12 Ibid
Republik”. 13 Abu Daud Burson, Ilmu Negara, Cetakan

Pertama, PT . Bumi Aksara,Jakarta, 1990,h.64-65


498 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]
[Jurnal Hukum
[UNIVERSITAS MATARAM]
JATISWARA]
dan tidak dikenal adanya negara di antara pemerintah pusat dan pemerintah
dalam negara seperti halnya pada daerah pada negara kesatuan Al Chaidar
suatu negara fedral (Negara Zulfikar Herdi Sahrasad mengemukakan:
14
serikat). “negara kesatuan (Eenheidstaat atau
Didasarkan pada letak kekuasaan unitari) berbicara tentang suatu
tertinggi (kedaulatan) pemerintahan- negara berdaulat dengan satu
pemerintahan neagara, Thorsten v.kalijarvi konstitusi. Konstitusi negara
lebih melihat pada negara kesatuan sebagai kesatuan menentukan batas-batas
negara dengan sentralisasi kekuasaan. wewenag dan kekuasaan daerah,
sedangkan kekuasaan yang tidak
Dengan merumuskan :
diatur tidak dianggap sebagai
“Negara kesatuan atau negara dengan kekuasaan milik pusat (residu
sentralisasi kekuasaan ialah negara- power)”17.
negara dimana seluruh kekuasaan
Berkaitan dengan negara kesatuan
dipusatkan pada satu atau beberapa
kekuasaan pemerintah Bonar
organ pusat, tampa pembagian
simorangkir menyatakan:
kekuasaan antara pemerintah pusat
dengan pemerintah bagian-bagian “Dalam negara kesatuan dengan
negara itu. Pemerintah bagian-bagian jelas disebutkan bahwa penyeleng-
negara itu hanyalah bagian garaan kekuasaan negara, dimana
pemerintah pusatyang bertindak kekuasaan pemerintahan hanya satu
sebagia wakil-wakil pemerintah dan membawahi segala kekuasaan
pusat untuk menyelenggarakan yang ada di wilayah negara itu,
administrasi setempat.15 bersipat totalitas serta tidak ada
kesamaan derajat kekuasaan,”18
Dalam hubungan dengan negara
kesatauan tidak terdiri atas beberapa Negara Republik Indonesia yang
daerah bersetatus negara bagian, Ernst merupakan negara kesatuan dimana tidak
utrecht mengajukan batasan: ada negaradalam negara (negara bagian)
dan kekuasaan tertinggi berada di pusat.
“…suatu negara kesatuan ialah suatu
Kewenangan pada dasarnya milik
negara yang tidak terdiri atas
pemerintah pusat. Batas-batas Kewenagan
beberapa daerah yang bersetatus
daerah diatur dalam konstitusi yakni dalam
negara bagian (deelsttat) dengan
Undang Undang Dasar Republik Indonesia
undang-undang dasar sendiri, biasa-
Tahun 1945 dan lebih lanjut diatur dalam
nya juga dengan kepada negara
Undang-Undang.
sendiri dan mentri-mentri-sendiri,
serta merdeka dan berdaulat”16. Selanjutnya berdasarkan ketentuan
Pasal 18 undang-undang Dasar Republik
Dalam kaitanya dengan penentuan
Indonesia Tahun 1945 menegaskan;
batas-batas wewenang dan kekuasaan

14 Moh. 17 Al Chaidar Zulfikar Salahudin Herdi Sahrasad,


Kusnardi dan Harmaily Ibrahim,
Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia,Cetakan Federasi atau Disintegrasi Telaah Wacana Unitaris
kelima, Pusat Studi Hukum Tata Negara FH. UI dan CV. Versus Federalis dalam Perspektif Islam Nasionalisme,
Sinar Bakti, Jakarta,1983, h.249. dan Sosial Demokrasi, Cetakan Pertama, Madani
15 Lihat Thorsten V.Kalijarvi, loc.cit, dalam Fred Press,Jakarta,2000,h.61
18 Bonar Simorangkir, Otonomi atau Federalisme
Isjwara, op.cit.h.179
16 Ernst Utrecht, pengantar Dalam Hukum Dampaknya Terhadap Perekonomian, Cetakan Pertama,
Indonesia, Cetakan Kelima, PT .Ichtiar Baru kerjasama Pustaka Sinar Harapan dan Harian Suara
dengan Sinar Harapan, Jakarta, 1983, h.342. Pembaruan,Jakarta,200, h.13-14
[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA 499
[Jurnal Hukum
[FAKULTAS HUKUM]
JATISWARA]
Pasal 18 Indonesia Sebagai Negara Kesatuan
memberikan kewenangan kepada
(1) Negara kesatuan Republik
pemerintah Daerah untuk mengatur dan
Indonesia dibagi atas daearh-
mengurus sendiri urusan pemerintahanya
daerah provensi dan daerah
menurut asas otonomi dan tugas
Provensi itu dibagi atas
pembantuan.
kabupaten dan kota, yang tiap-
tiap provensi, kabupaten dan Dalam penyelenggaraan urusan
kota itu mempunyai pemerintah pemerintah didaerah dilaksanakan dengan
daerah, yang diatur dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam
undang-undang. sistem dan prinsip Negara Kesatuan
(2) Pemerintah daerah provensi, Republik Indonesia. Keutuhan dan
daerah kabupaten, dan kota kepentingan Negara Kesatuan merupakan
mengatur dan mengurus sendiri batas umum pemberian otonomi seluas-
urusan pemerintah menurut asa lusanya kepada Daerah. Pembatsan
otonomi dan tugas pembantuan. terhadap pemberian otonomi seluas-
(3) Pemerintah daerah provensi, luasnya akan mejelma dalam peraturan
daerah kabupaten, dan kota yang:
memiliki Dewan Perwakilan a. Mengatur memberikan wewenag
Rakyat daerah yang anggota- kepada pusat untuk setiap saat
anggotanya dipilih melalui menentukan urusan-urusan
pemilihan umum. pemerintah yang akan menjadi
(4) Gubernur, Bupati, dan Walikota wewenang;
masing-masing sebagai kepala b. Memberikan wewenag kepada
pemeritah daerah provensi, pusat untuk menarik kembali atau
kabupaten, dan kota dipilih mengalihkan rumah tangga
secara demokratis. daerah menjadi urusan pusat;
(5) Pemeritah daerah menjalankan c. Memberikan wewenang untuk
otonomi seluas-luasnya, kecuali menolak hasrat suatu pemernitah
urusan pemerintah yang oleh Daerah (otonomi) untu mengurus
undang-undang ditentukan urusan pemeritah tertentu;
sebagi urusan pemerintah pusat. d. Memberikan wewenang kepada
(6) Pemeritah daerah berhak pusat untuk melakukan
menetapkan peraturan daerah, pengawasan terhadap jalanya
dan peraturan-peraturan lain pemerintahan Daerah baik
untuk melaksanakan otonomi preventif, represif maupun dalam
dan tugas pembantuan.
bentuk pengawas lainya.19
(7) Susunan dan tata cara
penyelenggraan pemeritahan Untuk melaksanakan amanat Pasal
daerah diatur dalam undang- 18 Undang-Undang Dasar Republik
undang. Indonesia Tahun 1945 tersebut di atas
maka dibentuk undang-undang pemerintah
Sesui dengan Pasal tesebut Negara daerah yang saat ini berlaku adalah
Indonesia sebagai Negara kesatuan dibagi Undang-Undang No. 23 Tahun 2014
atas daerah-daerah provinsi dan daerah tentang pemerintahan Daerah.
provinsi dibagi atas daerah Kabupaten/
kota yang masing masing mempunyai
pemerintahan sendiri. Lebih lanjut amanat
Pasal tersebut menegaskan bahwa, 19 Bagir Manan, loc.cit
500 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]
[Jurnal Hukum
[UNIVERSITAS MATARAM]
JATISWARA]
2. Kewenangan Daerah Otonom dan tertentu.20 yakni suatu tidakan yang dapat
Pembagian Urusan Pemerintahan di menimbulkan akibat hukum. Semetara
Indonesia. wewenag pemerintahan diartikan sebagai
kemampuan untuk melaksanakan hukum
a. Ruang Lingkup Kewenangan Daerah
positif, dan dengan begitu, dapat
otonom.
diciptakan hubungan hukum antara
Telah disebutkan bahwa secara pemerintah dengan warga Negara.21 dalam
institusional Daerah Otonom di Indonesia Negara hukum wewenang pemerintahan
adalah organ kenegaraan tingkat lebih itu berasal dari peraturan perundang-
rendah yang lahir dari prinsip pemencaran undangan yang berlaku.
kekuasaan (spreding van machten), se-
Organ pemerintahan tidak dapat
dangkan secara fungsional Daerah Otonom
menganggap bahwa ia memiliki sendiri
lahir dari prinsip pemencaran wewenang
wewenang pemerintahan. Kewenangan
pemrintahan (spreding van overheids-
hanya diberikan oleh undang-undang.22 hal
bvoegdheden) yang berarti hanya
ini terkandung makna bahwa setiap
menjalankan urusan pemerintahan atau
perbuatan hukum pemerintah terhadap
administrasi negara.
rakyaat harus mendapatkan legitmasi dari
Pemberian wewenang pada Daerah rakyat melalui wakilnya di parlemen.
Otonom yang terbatas pada bidang
Daerah Otonom sebagai satuan
pemerintahan atau administrasi negara ini
jabatan pemerintahan diberikan dan
sejalan dengan semangat UUD Negara
memiliki wewenang untuk melakukan
Republik Indonesia 1945 yang tidak
perbuatan hukum, Dalam Keputusan
menghendaki “Negara”di atas Negara, dan
Hukum Administrasi, wewenang itu
sesuai dengan konsepsi Negara kesatuan
diperoleh melalui tiga cara, pertama,
yang menganut desentralisasi dalam
secara atribusi yaitu penyerahan
penyelenggaraan pemerintahan.
wewenang pemerintahan oleh pembuat
Salah satu prinsip Negara hukum undang-undang kepada organ pemerintah-
adalah bahwa setiap penyelenggaraan an.23
urusan pemerintahan itu baik di tingkat
Dengan kata lain, wewenag ini
pusat maupun Daerah harus di dasarkan
diperoleh langsung dari undang-undang
pada peraturan perundang-ndangan atau
atau perda; kedua, secara delegasi yaitu
harus didasarkan pada kewenangan yang
pelimpahan wewenang oleh organ
diberikan oleh peraturan perundang-
pemerintahan kepada organ lainnya.24
undangan (wetmatigheid van bestuur).
wewenag delegasi ini terjadi ketika Daerah
Dengan kata lain setiap penyelenggaraan
melaksankan urusan yang berasal dari
kenegaraan dan pemerintahan harus
tugas pembantuan; ketiga, wewenang yang
memiliki legitmasi yaitu kewenangan yang
diberikan oleh peratuaran perundang- 20 P. Nicolai, et al, Bestuurecht, Amsterdam,
undangan. Tampa kewenangan, pemerintah 1994, h.24-26
tidak dapat melakukan tindakan yang dapat 21 F.P.C.I Tonnnaer, Legal Besture;Het
mempengaruahi hak dan kewajiban warga legaliteitsbeginsel, Toetssteen of Struikelblok,
22 R.J.H.M. Huisman, Algemeen Bestuursrecht,
Negara. Een Inleiding, Kobra,Amsterdam
23 H.D. Van Wijk/Wwillem Konijnenbelt,
Dalam konsep hukum, wewenang Hoofstukken Van Administratief Recht, Uitgeverij lemma
mengandung arti kemampuan untuk BV,Utrecht, 1995, h.129
24 ABAR (Agemene Bepalingen van Aministratief
melakukan tindakan-tindakan yang hukum
Recht) Rapport van de Commissie inzake Algemene
Bepalingen van Administratief Recht, Samson HD.
Tjeenk Willink, Alphen aan den Rijn, 1984, h.27.
[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA 501
[Jurnal Hukum
[FAKULTAS HUKUM]
JATISWARA]
muncul dari prakarsa dan inisiatif sendiri pemerintah federal, dan biasanya secara
dari masing-masing Daerah, sering dengan eksplisit tercantum dalam konstitusi negara
kebebasan dan kemandirian yang fedral. Kewenangan pemerintah pusat
dimilikinya dan sesuai dengan potensi serta menjadi tebatas atau limitatif dan daerah
kekhasan daerah. Urusan yang menjadi memiliki kewenangan yang luas (general
kewenanagan Daerah jenis ini disebut competence).
sebagai urusan pemerintahan yang bersifat Prinsip pembagian kekuasaan atau
pilihan. kewenangan pada Negara kesatuan adalah:
b. Pembagian Urusan pemerintahan di 1. Kekuasaan atau kewenangan
Indonesia pada dasarnya milik pemerintah
Menurut kajian Strong, dari sisi pusat, daerah diberikan hak dan
kedaulatan mengemukakan, bahwa dalam kewajiban mengelola dan
Negara kesatuan tedak terdapt pembagian menyelenggarakan sebagai
kedaulatan karena kekuasaan pemerintah kewenangan pemerintah yang
pusat tidak dibatasi oleh pemerintah dilimpahi atau diserahkan. Jadi
Daerah serta pembentuk undang-undang proses penyerahan atau
hanya berada dalam tingkat pusat yang pelimpahan.
memiliki supremasi sebagai legislatif 2. Pemerintah pusat dan pemerintah
pusat. Terdapat 2 (dua) ciri dalam Negara- Daerah tetap memiliki garis
negara kesatuan, yaitu the supremacy of komando dan hubungan
the central parlianment dan the absence hierarkhis. Pemerintah sebagai
of subsidiary sovereign bodies. Dengan sub ordinasi pemerintah pusat,
demikian dalam Negara kesatuan terdapat namun hubungan yang dilakukan
hanya suatu badan legislative (legislature). tidak untuk mengintervensi dan
Kekuasaan pemerintah sunsional dalam mendikte pemerintah daerah
Negara kesatua diberi oleh pemerintah dalam berbagai hal.
pusat dengan undang-undang. 3. Kewenagan atau kekuasaan yang
dialihkan atau diserahkan kepada
Berkaitan dengan pembagian
daerah dalam kondisi tertentu,
kekuasaan atau kewenangan pada Negara
dimana daerah tidak mampu
kesatuan, bahwa pada dasarnya
menjalankan dengan baik, maka
kewenangan berada atau dimiliki oleh
kewenagan yang dilimpahkan
pemerintah pusat yang kemudian
dan diserahkan tesebut dapat
diserahkan atau dilimpahkan kepada
ditarik kembali ke pemerintah
Daerah. Penyerahan atau pelimpahan
pusat sebagai pemilik kekuasaan
kewenangan di Negara kesatuan biasanya
atau kewengan tesebut.
dibuat secara eksplisit (ultravires). Di sini
daerah memiliki kewenangan tebatas atau Indonesia sebagai Negara kesatuan
lmitaly. pada dasarnya menganut sistem ke-
wenangan secara ultravaries dan
Disamping ultravires, di kenal pula
campuran. Hal ini didasarkan pada
general competence dan campuran.
ketentuan dalam Undang-Undang No. 23
General competence pada dasarnya dianut
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
oleh Negara fedral, pada Negara fedral
Pasal 09, diatur kewenangan daerah
kekuasaan atau kewenangan bersal dari
provinsi dan kabupaten/kota telah
bawah atau dari Daerah/Negara bagian
ditentukan secara eksplisit, yang meliputi
yang bersepakat untuk menyerahkan
sebagian kewenangannya kepada urusan absolut dan konkuren, dan urusan

502 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]


[Jurnal Hukum
[UNIVERSITAS MATARAM]
JATISWARA]
pemerintahan umum yang mengatuar dan Urusan Pemerintahan yang tidak
urusan pemerintahan menjadi urusan berkaitan dengan Pelayanan Dasar.
pemerintah daerah. 25 Sedangkan Urusan Pemerintahan Wajib
yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar
Urusan pemerintahan absolut adalah
adalah Urusan Pemerintahan Wajib yang
Urusan Pemerintahan yang sepenuhnya
sebagian substansinya merupakan
menjadi kewenangan Pemerintah Pusat.
Pelayanan Dasar.
Sedangkan urusan pemerintahan bersifat
konkuren adalah Urusan Pemerintahan Urusan Pemerintahan Wajib yang
yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan berkaitan dengan Pelayanan Dasar
Daerah provinsi dan Daerah meliputi: 27
kabupaten/kota. Urusan pemerintahan a. pendidikan;
konkuren yang diserahkan ke Daerah
b. kesehatan;
menjadi dasar pelaksanaan Otonomi c. pekerjaan umum dan penataan ruang;
Daerah. d. perumahan rakyat dan kawasan
Lain halnya derngan Urusan permukiman;
pemerintahan umum, dimana urusan e. ketenteraman, ketertiban umum, dan
pemerintahan umum adalah urusan pelindungan masyarakat; dan
pemerintahan yang menjadi kewenangan f. sosial.
Presiden sebagai kepala pemerintahan.
Sedangkan Urusan Pemerintahan
Dengan demikian urusan pemerintah Wajib yang tidak berkaitan dengan
daerah yang menjadi kewenangan daerah Pelayanan Dasar meliputi:
menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang pemerintahan Daerah, adalah a. tenaga kerja;
Urusan Pemerintahan Konkuren.26 b. pemberdayaan perempuan dan
pelindungan anak;
Urusan pemerintahan konkuren yang c. pangan;
menjadi kewenangan Daerah terdiri atas d. pertanahan;
Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan e. lingkungan hidup;
Pemerintahan Pilihan. Urusan Pemerintah- f. administrasi kependudukan dan
an Wajib terdiri atas Urusan Pemerintahan pencatatan sipil;
yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar g. pemberdayaan masyarakat dan Desa;
h. pengendalian penduduk dan keluarga
25 Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang berencana;
Pemerintahan Daerah Pasal 9 selngkapnya berbunyi
(1) Urusan Pemerintahan terdiri atas urusan
i. perhubungan;
pemerintahan absolut, urusan pemerintahan j. komunikasi dan informatika;
konkuren, dan urusan pemerintahan umum. k. koperasi, usaha kecil, dan menengah;
(2) Urusan pemerintahan absolut sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) adalah Urusan Pemerintahan yang
k. penanaman modal;
sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat. l. kepemudaan dan olah raga;
(3) Urusan pemerintahan konkuren sebagaimana m. statistik;
dimaksud pada ayat (1) adalah Urusan Pemerintahan
yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah n. persandian;
provinsi dan Daerah kabupaten/kota. o. kebudayaan;
(4) Urusan pemerintahan konkuren yang diserahkan ke p. perpustakaan; dan
Daerah menjadi dasar pelaksanaan Otonomi Daerah.
(5) Urusan pemerintahan umum sebagaimana dimaksud q. kearsipan.
pada ayat (1) adalah Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Presiden sebagai kepala
pemerintahan.
26 Pasal 11 Undang-Undang Nomor 23/2014 27 Pasal 12 Undang-Undang Nomor 23/2014

tentang pemerintahan Daerah tentang pemerintahan Daerah


[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA 503
[Jurnal Hukum
[FAKULTAS HUKUM]
JATISWARA]
Urusan Pemerintahan Pilihan
meliputi: Jenis kewenangan/
No Keterangan
a. kelautan dan perikanan; urusan
b. pariwisata; 1 Politik luar negri Kewenangan
c. pertanian; 2 Pertahanan pemerintah
d. kehutanan; 3 Keamanan menurut Pasal
e. energi dan sumber daya mineral; 4 Yustisi (2) PP
f. perdagangan; 5 Moneter dan fiscal No.38/2007
g. perindustrian; dan nasional
h. transmigrasi. 6 Agama
1 Pendidikan Urusan yang
Kewenangan pemerintah daerah wajib yang
2 Kesehatan
tersebut di atas, berbeda dengan menjadi
3 Lingkungan hidup
kewenangan pemerintah pusat yang kewenangan
4 Pekerjaan umum
menyelenggarakan urusan pemerintahan pemerintahan
yang bersifat absolut yaitu: 28 5 Penataan Ruang
6 Perencanaan Daerah
a. politik luar negeri; pembangunan provinsi dan
b. pertahanan; 7 Perumahan kanbupaten/kot
c. keamanan; 8 Kepemudaan dan a menurut
d. yustisi; olahraga Pasal 7 (1) (2),
e. moneter dan fiskal nasional; dan 9 Penanaman modal PP No.38/2007
f. agama. 10 Koperasi dan usaha
kecil dan menengah
Dalam menyelenggarakan urusan
11 Kependudukan dan
pemerintahan absolut tersebut, Pemerintah
catatan sipi
Pusat dapat: melaksanakan secara sendiri
12 Ketenagakerjaan
atau melimpahkan wewenang kepada
Instansi Vertikal yang ada di Daerah atau 13 Ketahanan pangan
gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat 14 Pemberdayaan
berdasarkan asas Dekonsentrasi. perempuan dan
perlidungan anak
Sementara itu kewenangan/urusan 15 Keluarga berencana
pemerintahan pusat dan pemerintahan dan keluarga
daerah menurut PP No. 38 Tentang sejahtera
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara 16 Perhubungan
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi 17 Komunikasi dan
Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ informatika
Kota dapat dilihat dalam tabel beriktu ini: 18 Pertanahan
Tabel. 1 19 Kesatuan bangsa
Kewenangan/urusan pemerintahan pusat dan poilitik dalam
dan pemerintahan daerah menurut PP No. negeri
38 Tentang Pembagian Urusan 20 Otonomi Derah,
Pemerintahan Antara Pemerintah, pemerintahan
Pemerintah Daerah Provinsi Dan umum,
Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota Administrasi
keuangan Daerah,
28 Undang-Undang Nomor 23/2014 tentang perangkat Daerah,
pemerintahan Daerah, Pasal 10 kepegawaian, dan
504 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]
[Jurnal Hukum
[UNIVERSITAS MATARAM]
JATISWARA]

persandian Demikian pula dengan Negara


21 Pemberdayaan Kesatuan Republik Indonesia, urusan
masyarakat dan desa pemeritahan di daerah berdasarkan
22 Sosial ketentuan Undang-Undang Nomor 23
23 Kebudayaan tahun 2014 tentang Perintahan Daerah
24 Statistik dilaksanakan berdasarkan asas
25 Kearsipan desentralisasi, asas dekonsentrasi dan tugas
26 Perpustakaan pembantuan. Pelaksanaan urusan
1 Kelautan dan Urusan pilihan pemerintah di daerah dengan berdasarkan
perikanan yang menjadi asas-asas tersebut sebenarnya bukan hanya
2 Pertanian kewenangan karena makin kompleksnya urusan
3 Kehutanan pemerintahan pemerintahan, jumlah penduduk yang
4 Energi dan sumber Daerah bertambah dan heterogen semata, tetapi
daya mineral provinsi dan hakekat yang ingin dicapai adalah segara
kabupaten mewujudkan kesejahteraan masyarakat
5 Periwisata
Pasal 7 (3) (4) melalui peningkatan, pelayanan,
6 Industry
PP No.38/2007 pemberdayaan, dan peran serta
7 Perdagangan
masyarakat, serta peningkatkan daya saing
8 Ketransmigrasian
daerah dengan memperhatikan prinsip
9 Urusan pilihan lain demokrasi, pemerataan, keadilan,
Yang dimaksud keistemewaan dan kehususan suatu daerah
urusan pilihan dalam sistem Negra Kesatuan Republik
:urusan yang secara Indonesia.
nyata ada dan
berpotensi untuk Dalam pelaksanan asas dekosentrasi
meningkatkan melirkan pembagian wilayah Negara di
kesejahteraan dalam wialyah-wilayah administratif
masyarakat sesuai beserta pemerintahan wilayahnya.
kondisi, kekhasan Sedangkan pelaksanaan asas desentralisasi
dan potensi melahirkan atau dibentuknya daerah-
unggulan daerah daerah otonomi.
yang bersangkutan. a. Desentralisasi
Sumber data: PP No.38/2007 tentang Van Der pot mengartiakn
pembagian urusan pemernitahan antara desentralisasi sebagai:
pemerintah,pemerintahan Daerah provinsi
dan pemeritahan Daerah kabupaten/kota. “…dat regeling en bestuur niet
uitsluitend van uit het centrum
3. Kewenangan pemeritah Daerah di worden gevoerd, maar Plaatsvinden
dalam Negara Kesatuan door het rijk en door een veelheid
Dalam perkembangannya, urusan van andere autonome lichamen,
pemerintah menjadi semakin kompelek daarbij dient te worden
rumit, jumlah penduduk bertambah banyak onderscheiden tussen territoriale en
dan heterogen. Maka beberapa negara- fuctionale decentralisatie, deerste tot
negara di dunia ini dalam rangaka uitdrukking komend in het bestaan
pelaksanaan pemerintah di daerahnya van gebieds, de tweede in dat van
dilakukan dengan asas dekonsentrasi dan
desentralisasi.

[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA 505


[Jurnal Hukum
[FAKULTAS HUKUM]
JATISWARA]
doel-corporation” .29 alternately… under a centralist
regime, of cours, there is hardly, if
Desentralisasi teritorial menjelma
any local autonomy, central control
dalam bentuk badan yang didasarkan pada
stifles any initiative, discretion or
wilayah (gebiedscorporaties), sedang de-
self reliance that to begin with their
sentralisasi fungsional menjelma dalam
identity having been suppressed by
bentuk badan-badan hukum yang
the dominance or primancy of the
didasarkan pada tujuan-tujuan tertentu
central government32.
(doelcorporaties).
The decentralization interprets as a
Di bagian lain Van Der Pot
bargainig process between
menyatakan
centraland sub-nation government
“Vooral ten aanzien van provincie and in their report. The world Bank
en gemeent wordt vanouds describes that one of primary
onderscheiden tuusen twee vormen objectives of decentralization is to
van decentralisatie, autonomie en maintain political stability in tfe face
medebewind (ook wel als zelfbestuur of fressure for localization. Then it is
aangeduid). Het waterschap kent acknowldged that when a country
vooral de autonomie, terwij bij de finds itself deeply divided, especially
bedrijfsorganisaties voor van along geographic or etnic lines,
medebewind sprake is.30 decentralization provides an
Desetralisasi teritorial berbentuk institutional mechanism for briging
otonomi dan tugas pembantuan. Otonomi opposition grops into a formal, rule-
mengandung arti kemandirian untuk bound bargaining process33
mengatur dan mengurus urusan (rumah Desentralisasi dalam hal ini bukan
tangganya) sendiri. Sedangkan tugas sekedar pemencaran wewenang (spreading
pembantuan adalah tugas untuk membantu van bevoegdheid), tetapi juga mengandung
apabila diperlukan melaksanakan peraturan pembagian kekuasan (scheiding van
perundang-undangan yang lebih tinggi machten) untuk mengatur dan mengurus
(undang-undang dan peraturan pemerintahan Negara antara pemerintah
pemerintah).31 pusat dan satuan-satuan pemerintah tingkat
Hakekat desentralisasi : lebih rendah.

Decentralization and local autonomy Karena desentralisasi berkaitan


may be better understood against the dengan setatus mandiri atau Otonomi,
opposite tendency of decentra- maka setiap mempersoalkan desentralisasi
lization. Excessive centralization or berarti juga mempersoalkan Otonomi.
centralism is by definition bad foor Desentralisasi atau Otonomi
any organism and organization. mengandung berbagai segi positif dalam
Decentralization is also a natural penyelenggaraan pemerintah, baik dari
tendency that may occur with sudut politik, ekonomi, sosial budaya,
centralism, simultaneously or bahkan pertahanan keamanan.
29 C.W. Van Der Pot (et al), Handboek van

Nederlandse Staatrecht, 11druk, W.E.J. Tjeenk Willink-


Zwolle, 1983,
30 Ibid
31A.D. Belifante, Beginselen van Nederlands 32Romeo B, Ocampo in perfecto L, Padilla,1992
33
Staatsrecht, 9 druk,Samson, Alhen aan den Rijn, 1083, The world Bank Report 1999-2000,
h.139 Decentralization Rethingking Government
506 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]
[Jurnal Hukum
[UNIVERSITAS MATARAM]
JATISWARA]
Dilihat dari pelaksanaan fungsi Pentingnya lekaksanaan asas
pemeritahan, desentralisasi atau Otonomi desentralisasi menurut The Liag Gie
menunjukkan : berikut:
1. satuan-satuan desentralisasi a. Dari segi politik, desentralisasi
(Otonom) lebih fleksibel dalam dimaksudkan untuk mencegah
memenuhi berbagai perubahan penumpukankekuasaan pada
yang terjadi dengan cepat, suatu pihak yang pada satu pihak
2. satuan-satuan desentralisasi akhirnya dapat menimbulkan
(Otonom) dapat melaksanakan tirani;
tugas lebih efektif sanefisien, b. Dari segi demokrasi, penyeleng-
3. satuan-satuan desentralisasi garaan desentralisasi dianggap
(Otonom) lebih inopaif, sebagai tindakan pendemokrasian
4. satuan-satuan desentralisasi untuk menarik rakyat ikut serta
(Otonom) mendorong tumbuhnya dalam pemerintahan dan melatih
sikap moral yang lebih tinggi, diri dalam mengunakan hak-hak
komitmen yang lebih tinggi dan demokrasi;
lebih produktif.34 c. Dari segi teknis organisatoris,
desentralisasi adalah semata-mata
Menurut Pasal 1 angka 8 Undang
untuk mencapai suatu peme-
Undang No.23 Tahun 2014 tentang
rintahan yang efisien;
pemerintahan Daerah, desentralisasi adalah
d. Dari segi kultural merupakan
penyerahan wewenag pemerintah kepada
pula sebab diselenggarakannya
daerah otonom untuk mengatur dan
desentralisasi. Khususan pada
mengurus urusan pemeritah dalam sitem
suatu daerah seperti corak
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
geografis, keadaan penduduk,
Pasal 1 angka 6 Undang Undang kegitan ekonomi, watak kebu-
No.23 Tahun 2014 tentang pmerintah dayaan, atau latar belakang
Daerah, Daerah otonom, selanjutnya sejarah, mengharuskan diadakan-
disebut daerah, adalah kesatuan nya penguasa setempat guna
masyarakat hukum yang mempunyai batas- memperhatikan semua itu;
batas wilayah yang berwenang mengatur e. Dari segi kepentingan pem-
dan mengurus urusan pemerintah dan bangunan ekenomi, desentralisasi
kepentingan masyarakat setempat menurut diperlukan karena pemerintah
prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi dianggap sebagai suatu instansi
masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan yang dapat membantu pem-
Republik Indonesia. bangunan itu.35
Berdasarkan Pasal ini, Indonesia Disampin itu ada beberapa
menganut desentralisasi teritorial dalam keuntungan dengan dianutnya desentra-
penyelenggaraan pemerintah yang berarti lisasi dalam penyelenggaraan pemerin-
ada dua bentuk kewenangan yaitu tahan di daerah, yakni:
kewenangan untuk mengatur dan
a. Mengurangi bertumpuk-tumpuk-
kewenangan mengurus.
nya pekerjaan di pusat
pemerintah;

34 35
Yuswanto, Politik Hukum Otonomi Daerah, The liang Gie, Pertumbuhan Pemeruntahan
Materi Kuliah Hukum Otonomi Daerah Program Daerah di Negara Republik, Jilid III, Gunung Agung,
Pascasarjana Ilmu Hukum Fak Hukum Univ.Lampung Jakarta,1968, h.135-41
[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA 507
[Jurnal Hukum
[FAKULTAS HUKUM]
JATISWARA]
b. Dalam menghadapi masalah- karena besarnya organ-organ pemeritahan,
masalah yang sangat mendesak maka struktur pemeritahan bertambah
yang membutuhkan tindakan kompleks, hal mana mempersulit
cepat, daerah tidak perlu koordinasi.
menunggu intruksi dari a. Keseimbangan dan keserasian
pemerintah pusat. serta bermacam-macam ke-
c. Dapat mengurangi birokrasi pentingan. Daerah dapat lebih
dalam arti buruk, karena setiap mudah terganggu.
keputusan, pelaksanaanya dapat b. Khusus mengenai dekonsentrasi
segera diambil. teritorial dapat mendorong
d. Dalam sisitem desentralisasi timbulnya apa yang disebut
dapat diadakan pembedaan-
daerahisme dan propinsialisme.
pembedaan (diferensiasi-diferen- c. Keputusan yang diambil
siasi) dan pengkhususan-peng- memerlukan yang lama karena
khususan yang berguna bagi membutuhkan perundingan-
kepentingan-kepentigan tertentu, perundingan yang lama.
khususnya desentralisasi d. Dalam penyelenggaraan
teritorial, dapat lebih mudah desentralisasi, diperlukan biaya
menyelsaikan diri kepada yang lebih banyak dan sulit untuk
kebutuhan-kebutuhan dan memperoleh keseragaman dan
keadaan-keadaan daerah. kesederhanaan.37
e. Dengan adanya desentralisasi
teritorial, maka Daerah Otonomi b. Dekonsentrasi
dapat merupakan semacam Pendelegasian wewenang pada
laboratorium dalam hal-hal yang dekosentrasi hanya bersifat menjalankan
berhubungan dengan pemeritahan atau melaksanakan peraturan-peraturan dan
dan dapat bermanpaat bagi keputusan-keputusan yang lainya yang
seluruh negara. Hal-hal yang tidak berbentuk peraturan, yang tidak dapat
ternyata baik, dapat diterapkan di berprakarsa menciptakan peraturan atau
seluruh negara, sedangkan hal- membuat keputusan bentuk lainya untuk
hal yang kurang baik dapat kemudian dilaksanakannya sendiri pula.
dilokalisir/dibatasi pada suatu
daerah tertentu saha dan oleh Pendelegasian dalam dekosentrasi
karena itu dapat lebih mudah berlangsung antara petugas perorngan
sitiadakan. pusat di pemerintah pusat kepada petugas
f. Mengurangi kemungkinan perorangan pusat di pemerintahan Daerah.
campur tangan dari pemeritah Sedangkan menurut Laica Marzuki,
pusat. dekosentrasi merupakan ambtelijka
g. Lebih memberikan kepuasa bagi decentralisastie atau delegatie van
daerah-daerah karena sifatnya bevoegdheid, yakni pelimpahan
lebih langsung.ini merupakan kewenangan dari alat pelengkap negara di
factor psiologis.36 pusat kepada instansi bawahan, guna
Selain terdapat keuntungan, melaksanakan pekerjaan tertentu dalam
desentralisasi ada kelemahannya, yaitu penyalenggaraan pemerintah. Pemerintah
pusat tidak kehilangan kewenangan karena
36 Josef Riwu Kaho, Analisa Hubungan
Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesaia, Bina
37
Aksara, Jakarta, 1982, h.12-13 Ibid
508 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]
[Jurnal Hukum
[UNIVERSITAS MATARAM]
JATISWARA]
instansi bahwa melaksanakan tugas atas pengambilan/pembuatan keputusan itu dan
nama pemerintah pusat. isi dari yang akan diambil/dibuat itu; (4)
pejabat yang menyerahkan kewenangan itu
Suatu”delegatie van bevoegdheid”
(betul) dapat mengganti keputusan yang
bersifat instruktif. Pelimpahan kewenangan
pernah diambil/dibuat oleh pejabat yang
(delegation of authority) dalam
diserahi kewenangan itu dengan keputusan
staatskundige decentralisate berkibat
sendiri, dan pejabat yang menyerahkan
beralihnya kewenangan pemerintah pusat
kewenangan itu (betul) dapat mengganti
secara tetap kepada pemerintah Daerah.
pejabat yang diserahi kewenangan dengan
Sementara, Maddick38 memaparkan yang lain menurut pilihan sendiri dengan
bahwa dekosentrasi merupakan “delega- bebas.
tion of authority adequate for the
Menurut Pasal 1 angka 9 Undang-
discharge of specified fuction to staff a
Undang Republik Indonesia No.23 Tahun
central depertment who are situated
2014 tentang pemerintahan Daerah,
outside the headquarters”. Secara singkat,
dekosentrasi adalah pelimpahan wewenang
dekosentrasi menciptakan local state
pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil
government atau field administration.
pemerintah dan/atu kepada instansi vartical
Menurut kartasapoetra,39 dekon- di wilayah tertentu.
sentrasi ialah pelimpahan wewenang dari
Berdasarkan ketentuan Pasal tersebut
pemerintah atau kepala wilayah atau juga
desentralisasi di Indonesia adalah pelimpah
kepala instansi vartical tingkat atas kepada
kewenangan secara fungsional dari pejabat
pejabat-pejabat g jabatan yang merupakan
atasan atau dari pemerintah pusat kepada
tugas jabatan yang diserahkan kepada
pejabat daerah. Pemeritah pusat tidak
pemerintah Daerah Otonom Tingkat
kehilangan kewenangannya karena instansi
Provinsi, kabupaten dan kotamadya, serta
bahwa melaksanakan tugas atas nama
kepada Badan perusahaan Negara sebagai
pemerintah pusat. Dapat dikatakan
“public cooperation”.
desentralisasi disini merupakan suatu
Bulthuis40 mengertikan dekosentrasi delegatie van bevoedgheid bersipat
sebagai (1) kewenangan untuk mengambil instruktif.
keputusan yang diserahkan kepada dari
pejabat administrasi/pemerintah yang satu c. Tugas pembantuan
kepada yang lain; (2) pejabat yang Tugas pembantuan yaitu pemberian
menyerahkan kewenangan itu mempunyai kemungkinan kepada pemerintah pusat
lingkungan pekerjaan yang lebih luas atau pemerintah daerah yang tingkatnya
daripada pejabat yang kepada siapa lebih atas untuk minta bantuan kepada
kewenangan itu diserahkan; (3) pejabat pemerintah daerah atau daerah yang
yang menyerahkan kewenangan itu (betul) tingkatnya lebih rendah di dalam
dapat memberikan perintah kepada pejabat menyelenggarakan tugas-tugas atau
yang diserahi kewenangan mengenai kepentingan-kepentingan yang termasuk
dalam urusan rumah tangga daerah yang
38 Sodjuangon Situmorang, Model Pembagian
dimintai bantuan tersebut.41
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Provinsi,dan Artinya untuk urusan pusat yang
Kabupaten/Kota. Disertasai,PPS FISIP UI, Jakarta,2002,
h,20 memerlukan pelaksanaan di daerah dapat
39 Kartasapoetra, RG. Sistematika Hukum Tata diserahkan pelaksanaannya kepada satuan
Negara, Jakarta, Bina Aksara, 1987,h.87 & 98.
40 Anteng 41 Ridwan, Hukum Administrasi di daerah,
Sjafruddin, Pasang Surut Otonomi
Daerah, Bandung, Binacipta, 1985, h.4 FH.UII.Press, Yogyakarta, 2009, h.24
[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA 509
[Jurnal Hukum
[FAKULTAS HUKUM]
JATISWARA]
pemeritahan otonomi melaui tugas Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
pembantuan42. pemerintahan Daerah. Urusan pemerintah-
an konkuren tersebut terdiri atas Urusan
Amrah muslimin mengertikan
Pemerintahan Wajib dan Urusan
medebewind sebagai kewenangan
Pemerintahan Pilihan. Urusan Pemerintah-
pemerintah Daerh menjalankan sendiri
an Wajib terdiri atas Urusan Pemerintahan
aturan-aturan dari pemerintah Daerah yang
yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar
lebih tinggi tingkatnya. Kewenangan ini
dan Urusan Pemerintahan yang tidak
mengenai tugas melaksanakan sendiri
berkaitan dengan Pelayanan Dasar.
(zelffuitvoering) atas biaya dan tanggung
Sedangkan Urusan Pemerintahan Wajib
jawab terakhir dari pemerintah tingkat
yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar
atasan yang bersangkutan.43
adalah Urusan Pemerintahan Wajib yang
Dapat pula dikatakan bahwa pada sebagian substansinya merupakan
otonomi itu tugas dan kewenangan Pelayanan Dasar.
pemerintah daerah didasarkan pada
Urusan Pemerintahan Wajib yang
undang-undang Dasar dan undang-undang
berkaitan dengan Pelayanan Dasar
pemerintah daerah, sedangkan pada
meliputi; (a) pendidikan; (b) kesehatan; (c)
medebewind tugas dan kewenangan organ
pekerjaan umum dan penataan ruang; (d)
pemerintahan daerah itu didasarkan pada
perumahan rakyat dan kawasan
undang-undang lain, yakni undang-undang
permukiman; (e) ketenteraman, ketertiban
khusus.44
umum, dan pelindungan masyarakat; dan
Dalam ketentuan Pasal 1 angka 11 (f) sosial.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
Sedangkan Urusan Pemerintahan
tentang pemerintahan Daerah disebutkan
Wajib yang tidak berkaitan dengan
bahwa: tugas pembantuan adalah
Pelayanan Dasar meliputi; (a) tenaga kerja;
penugasan dari pemerintah kepada Daerah
(b) pemberdayaan perempuan dan
dan/atau Desa dari pemerintah provinsi
pelindungan anak; (c) pangan; (d)
kepada kabupaten/kota dan/desa serta dari
pertanahan; (e) lingkungan hidup; (f)
pemerintah kabupaten/kota kepada Desa
administrasi kependudukan dan pencatatan
untuk melaksanakan tugas tertentu. Dalam
sipil; (g) pemberdayaan masyarakat dan
tugas pembantuan disini lebih bersifat
Desa; (h) pengendalian penduduk dan
pendelegasian kewenangan, daerah hanya
keluarga berencana; (i) perhubungan; (j)
mempunyai kewenangan untuk mengurus
komunikasi dan informatika; (k) koperasi,
saja.
usaha kecil, dan menengah; (l) penanaman
C. PENUTUP modal; (m) kepemudaan dan olah raga; (n)
Kewenangan daerah otonom dalam statistik; (o) persandian; (p) kebudayaan;
menjalankan fungsi pemerintahan di (q) perpustakaan; dan (r) kearsipan.
Indonesia adalah dalam bentuk Urusan Pemerintahan Pilihan
kewenangan urusan pemerintahan meliputi; (a) kelautan dan perikanan; (b)
konkuren yang diatur di dalam Undang- pariwisata; (c) pertanian; (d) kehutanan; (e)
42
energi dan sumber daya mineral; (f)
Bagirmanan, Menyongsong Fajar Otonomi
Daerah, Pusan Studi Hukum (PSH) Fakultas Hukum UII,
perdagangan; (g) perindustrian; dan (h)
Yogyakarta, 2001, h.25 transmigrasi.
43 Amrah Muslimin, Aspek-Aspek Hukum
Otonomi Daerah, Alumni,Bandung, 1978, h.5.
44 Willem Konijnenbelt, Rechtsregels Voor

Locale Bestuur, dalam Locale Bestuur in Nederland,


h.59.
510 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]
[Jurnal Hukum
[UNIVERSITAS MATARAM]
JATISWARA]
DAFTAR PUSTAKA F.P.C.I Tonnnaer, Legal Besture;Het
legaliteitsbeginsel, Toetssteen of
Struikelblok,
A. Buku-Buku
Fred isjwara, pengantar Ilmu politik,
A.D. Belifante, Beginselen van Nederlands Binacipta, Bandung, 1974.
Staatsrecht, 9 druk,Samson, Alhen H.D. Van Wijk/Wwillem Konijnenbelt,
aan den Rijn, 1083. Hoofstukken Van Administratief
Abu Daud Burson, Ilmu Negara, Cetakan Recht, Uitgeverij lemma
Pertama, PT . Bumi Aksara,Jakarta, BV,Utrecht, 1995.
1990. Josef Riwu Kaho, Analisa Hubungan
Al Chaidar Zulfikar Salahudin Herdi Pemerintah Pusat dan Daerah di
Sahrasad, Federasi atau Indonesaia, Bina Aksara, Jakarta,
Disintegrasi Telaah Wacana 1982.
Unitaris Versus Federalis dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,
Perspektif Islam Nasionalisme, dan Muhammad Ali, Pustaka Amni,
Sosial Demokrasi, Cetakan Jakarta, Tanpa Tahun
Pertama, Madani
Kartasapoetra, RG. Sistematika Hukum
Press,Jakarta,2000.
Tata Negara, Jakarta, Bina Aksara,
Amrah Muslimin, Aspek-Aspek Hukum 1987.
Otonomi Daerah,
Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim,
Alumni,Bandung, 1978.
Pengantar Hukum Tata Negara
Anteng Sjafruddin, Pasang Surut Otonomi Indonesia,Cetakan kelima, Pusat
Daerah, Bandung, Binacipta, 1985. Studi Hukum Tata Negara FH. UI
Bagirmanan, Menyongsong Fajar Otonomi dan CV. Sinar Bakti, Jakarta,1983.
Daerah, Pusan Studi Hukum (PSH) P. Nicolai, et al, Bestuurecht, Amsterdam,
Fakultas Hukum UII, Yogyakarta, 1994.
2001.
R.J.H.M. Huisman, Algemeen
Bonar Simorangkir, Otonomi atau Bestuursrecht, Een Inleiding,
Federalisme Dampaknya Terhadap Kobra,Amsterdam
Perekonomian, Cetakan Pertama,
Ridwan, Hukum Administrasi di daerah,
Pustaka Sinar Harapan dan Harian
FH.UII.Press, Yogyakarta, 2009.
Suara Pembaruan,Jakarta,200.
Romeo B, Ocampo in perfecto L,
C.W. Van Der Pot (et al), Handboek van
Padilla,1992
Nederlandse Staatrecht, 11druk,
W.E.J. Tjeenk Willink-Zwolle, Sodjuangon Situmorang, Model
1983, Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Provinsi,dan
Dossy Iskandar Prasetyo & Bernard L.
Kabupaten/Kota. Disertasai,PPS
Tanya, Ilmu Negara, Srikandi
FISIP UI, Jakarta, 2002.
Surabaya, 2005.
The liang Gie, Pertumbuhan
Ernst Utrecht, pengantar Dalam Hukum
Pemeruntahan Daerah di Negara
Indonesia, Cetakan Kelima, PT
Republik, Jilid III, Gunung Agung,
.Ichtiar Baru kerjasama dengan
Jakarta,1968.
Sinar Harapan, Jakarta, 1983.
[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA 511
[Jurnal Hukum
[FAKULTAS HUKUM]
JATISWARA]
Willem Konijnenbelt, Rechtsregels Voor
Locale Bestuur, dalam Locale
Bestuur in Nederland.
Yuswanto, Politik Hukum Otonomi
Daerah, Materi Kuliah Hukum
Otonomi Daerah Program
Pascasarjana Ilmu Hukum Fak
Hukum Univ.Lampung
B. Perundang-undangan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004


tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor Tahun 2004,
Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437)
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 244).

512 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

Anda mungkin juga menyukai