Anda di halaman 1dari 9

Lex Administratum, Vol. III/No.

8/Okt/2015

PENATAAN DAERAH DALAM MEWUJUDKAN dua nilai dasar, yaitu nilai unitaris dan nilai
EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN desentralisasi teritorial. Nilai dasar unitaris
PEMERINTAHAN DAERAH YANG BERKAITAN diwujudkan dalam pandangan negara Kesatuan
DENGAN PASAL 31 UNDANG-UNDANG Republik Indonesia tidak akan mempunyai
NOMOR 23 TAHUN 20141 kesatuan pemerintah lain di dalamnya yang
Oleh : Arianti Singal2 bersifat negara, Artinya kedaulatan yang
melekat pada rakyat, bangsa dan negara
ABSTRAK Republik Indonesia tidak akan terbagi di antara
Tujuan dilakukanya penelitian ini adalah Untuk kesatuan pemerintahan, sementara itu, nilai
mengetahui bagaimanakah manfaat penataan dasar desentralisasi territorial diwujudkan
daerah sebagai pelaksanaan asas desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan di
dan Untuk mengetahui bagaimanakah daerah dalam bentuk otonomi.3
penataan daerah dalam mewujudkan Dari perspektif hubungan struktur
efektivitas penyelenggaraan pemerintahan kelembagaan pemerintahan implikasi politik
daerah sesuai dengan Pasal 31 Undang-Undang dari kewenangan urusan pemerintahan adalah
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 adanya divergensi atau pembagian urusan yang
tentang Pemerintahan Daerah. Metode yang kemudian urusan yang dibagi ini menjadi
digunakan dalam penyusunan Skripsi ini, yaitu kewenangan dari setiap struktur pemerintahan.
metode penelitian hukum normatif Prosedur Filosofi yang mendasari diperlukan adanya
identifikasi dan inventarisasi bahan hukum yang pembagian atau pemencaran urusan
mencakup bahan hukum primer, yaitu pemerintahan adalah karena wilayah negara
peraturan perundang-undangan mengenai terlalu luas untuk diurus oleh pemerintah pusat
pemerintahan daerah. Bahan hukum sekunder, saja, oleh karena itu diperlukan desentralisasi
yaitu literatur dan karya ilmiah hukum yang dengan pembentukan daerah otonom dan
membahas materi berkaitan dengan penulisan pembagian urusan. Di samping itu dengan
Skripsi ini. Bahan hukum tersier, terdiri dari; pembagian kerja antarberbagai susunan
kamus hukum. Bahan-bahan hukum yang telah pemerintahan dapat menciptakan sinergi
dikumpulkan, dianalisis secara kualitatif. antarlembaga, efisiensi dan efektivitas
Kata Kunci : Penataan, Pemerintahan Daerah. pelayanan serta partisipasi masyarakat,
sehingga ketentraman, ketertiban dan
PENDAHULUAN kesejahteraan dapat tercapai.4
A. LATAR BELAKANG Eksistensi pemerintah daerah sebagai bagian
Undang-Undang Dasar Negara Republik dari pemerintahan nasional dalam konteks
Indonesia Tahun 1945, Pasal 18 ayat (2) dan kesejahteraan masyarakat adalah sangat
ayat (5) menyatakan bahwa Pemerintahan penting. Sebagaimana termaksud dalam Pasal
Daerah berwenang untuk mengatur dan 18 (a) UUD 1945 yang memberikan makna
mengurus sendiri Urusan Pemerintahan bahwa pemerintah pusat, provinsi dan
menurut Asas Otonomi dan Tugas Pembantuan kabupaten/kota berkewajiban dan mempunyai
dan diberikan otonomi yang seluas-luasnya. kewenangan untuk menciptakan ketentraman
Negara Republik Indonesia sebagai negara dan ketertiban serta kesejahteraan masyarakat.
kesatuan menganut asas desentralisasi dalam Dalam kerangka ini ketiga struktur
penyelenggaraan pemerintahan di daerah pemerintahan tersebut wajib bersinergi untuk
dengan memberikan kesempatan dan mencapai efektivitas dan efisiensi tujuan
keleluasaan kepada daerah untuk pemerintahan.5 Dari urgensi pemerintahan
menyelenggarakan otonomi. Pelaksanaan daerah tersebut di atas dapat disimpulkan
desentralisasi yang menghasilkan otonomi
3
tersebut dijalankan dan dikembangkan dalam Hari Sabarno, (Untaian Pemikiran Otonomi Daerah)
Memandu Otonomi Daerah Menjaga Kesatuan Bangsa,
Edisi 1. Cetakan Kedua, Sinar Grafika. Jakarta, 2008, hal. 3.
1 4
Artikel skripsi. Pembimbing skripsi: Toar N. Palilingan, J. Kaloh, Mencari Bentuk Otonomi Daerah, Suatu Solusi
SH.,MH; Dr. Donna Okthalia Setiabudi. SH, MH Dalam Menjawab Kebutuhan Lokal dan Tantangan Global,
2
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi. Cetakan Kedua. PT. Rineka Cipta. Jakarta. 2007. hal. 168.
5
NIM: 120711600. Ibid, hal. 168.

23
Lex Administratum, Vol. III/No. 8/Okt/2015

bahwa pemerintahan daerah mempunyai untuk mempercepat terwujudnya


kewenangan-kewenangan yang memungkinkan kesejahteraan masyarakat disamping sebagai
mereka dapat menghasilkan public goods dan sarana pendidikan politik di tingkat lokal.
public regulation yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.6 B. PERUMUSAN MASALAH
Tujuan dikembangkannya sistem 1. Bagaimanakah manfaat penataan daerah
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah ini sebagai pelaksanaan asas desentralisasi?
adalah untuk mendorong terciptanya 2. Bagaimanakah penataan daerah dalam
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah mewujudkan efektivitas penyelenggaraan
sebagai salah satu prasyarat untuk terciptanya pemerintahan daerah sesuai dengan
pemerintahan yang baik dan terpercaya, Pasal 31 Undang-Undang Republik
sedangkan sasaran yang ingin dicapai adalah: Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang
1. Menjadi instansi yang akuntabel Pemerintahan Daerah?
sehingga dapat beroperasi secara
efisien, efektif dan responsif terhadap C. METODE PENELITIAN
aspirasi masyarakat dan lingkungannya; Metode yang digunakan dalam penyusunan
2. Terwujudnya transparansi instansi Skripsi ini, yaitu metode penelitian hukum
pemerintah; normatif Prosedur identifikasi dan inventarisasi
3. Terwujudnya partisipasi masyarakat bahan hukum yang mencakup bahan hukum
dalam pelaksanaan pembangunan primer, yaitu peraturan perundang-undangan
nasional; mengenai pemerintahan daerah. Bahan hukum
4. Terpeliharanya kepercayaan sekunder, yaitu literatur dan karya ilmiah
masyarakat kepada pemerintah.7 hukum yang membahas materi berkaitan
Instansi pemerintah diwajibkan menyusun dengan penulisan Skripsi ini. Bahan hukum
Rencana Strategi dan program-program yang tersier, terdiri dari; kamus hukum. Bahan-bahan
akan dilaksanakan dalam waktu 1 sampai 5 hukum yang telah dikumpulkan, dianalisis
tahun yang mencakup uraian tentang: secara kualitatif.
1. Visi, misi, strategi dan faktor-faktor
kunci keberhasilan organisasi; PEMBAHASAN
2. Tujuan, Sasaran dan aktivitas A. MANFAAT PENATAAN DAERAH SEBAGAI
organisasi; PELAKSANAAN ASAS DESENTRALISASI
3. Cara mencapai tujuan dan sasaran Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara
tersebut.8 Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor bahwa Negara Indonesia adalah negara
23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah. kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi
Pasal 31 Ayat (1) Dalam pelaksanaan logis sebagai Negara kesatuan adalah
Desentralisasi dilakukan penataan Daerah. dibentuknya pemerintah Negara Indonesia
Penataan Daerah dilakukan untuk mendukung sebagai pemerintah nasional untuk pertama
penyerahan urusan pemerintahan oleh kalinya dan kemudian pemerintah nasional
pemerintah pusat kepada daerah otonom tersebutlah yang kemudian membentuk Daerah
berdasarkan asas otonomi, agar dapat sesuai ketentuan peraturan perundang-
meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam undangan.
penyelenggaraan pemerintahan daerah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
sehingga kesejahteraan masyarakat dapat 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah,
terwujud. Penataan daerah tentunya dilakukan Pasal 31 Ayat (1) Dalam pelaksanaan
Desentralisasi dilakukan penataan Daerah. Ayat
6
Ibid, hal. 139. (3) Penataan Daerah sebagaimana dimaksud
7
Hj.Sedarmayanti, Good Governance (Kepemerintahan pada ayat (1) terdiri atas Pembentukan Daerah
Yang Baik) Bagian Kedua Membangun Sistem Manejemen
Kinerja Guna Meningkatkan Produktivitas Menuju Good
dan Penyesuaian Daerah. Ayat (4)
Governance (Kepemerintahan Yang Baik), Cetakan l. Pembentukan Daerah dan Penyesuaian Daerah
Mandar Maju Bandung, 2004, hal. 56. sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat
8
Ibid, hal. 56.

24
Lex Administratum, Vol. III/No. 8/Okt/2015

dilakukan berdasarkan pertimbangan setempat dalam sistem Negara Kesatuan


kepentingan strategis nasional. Republik Indonesia.
Pasal 1 angka 8: Desentralisasi adalah Pasal 1 angka 7: Asas Otonomi adalah
penyerahan Urusan Pemerintahan oleh prinsip dasar penyelenggaraan Pemerintahan
Pemerintah Pusat kepada daerah otonom Daerah berdasarkan Otonomi Daerah.
berdasarkan Asas Otonomi. Desentralisasi Otonomi daerah itu sendiri berarti hak,
dalam pemeritahan adalah penyerahan wewenang dan kewajiban suatu pemerintahan
sebagian urusan dari pemerintah pusat kepada daerah untuk mengatur dan mengurus rumah
pemerintah daerah untuk mengurus dan tangganya sendiri. Fungsi mengatur diberikan
mengatur rumah tangganya sendiri. Kata kepada aparat legislatif, yaitu DPRD. Itulah
“sebagian urusan” dimaksudkan karena tidak sebabnya DPRD pada masing-masing daerah
semua urusan dapat diserahkan kepada daerah dapat membuat Peraturan Daerah (Perda)
contoh di negara Kesatuan Republik Indonesia masing-masing ketentuan yang berlaku,
ini adalah sebagai berikut: Apabila diserahkan sedangkan fungsi mengurus diserahkan kepada
urusan pertahanan keamanan maka tinggi eksekutif daerah yaitu kepala daerah dan dinas-
kemungkinan pemerintah daerah yang hendak dinas otonomya.11
separatis memiliki kekuatan militer untuk Pemberlakuan otonomi daerah sebenarnya
melawan pemerintah pusat. Apabila diserahkan merupakan suatu pilihan politis sebagai
urusan moneter kepada pemerintah daerah dampak penerapan bentuk negara kesatuan
maka akan muncul ketimpangan dan dengan cirri terpusatnya kekuasaan. Akibatnya
kesenjangan antara pemerintah daerah, karena tuntutan aspirasi masyarakat di daerah tidak
tidak sedikit pemerintah daerah di Negara terpenuhi dan lambat laun menumbuhkan
Kesatuan Republik Indonesia ini yang memiliki kekecewaan. Ketika kondisi telah matang,
penghasilan sangat minim.9 tercipta momentum yang menggerakkan arus
Pelaksanaan desentralisasi yang balik. Jika dulu dari daerah ke pusat dan kini
menghasilkan otonomi tersebut dijalankan dan pusat ke daerah. Penerapan otonomi daerah
dikembangkan dalam dua nilai dasar, yaitu nilai juga dimaksudkan sebagai upaya mewujudkan
unitaris dan nilai desentralisasi teritorial. Nilai terciptanya pusat-pusat kota baru yang bersifat
dasar unitaris diwujudkan dalam pandangan metropolitan, kosmopolitan sebagai sentra-
negara Kesatuan Republik Indonesia tidak akan sentra perdagangan, bisnis dan industri selain
mempunyai kesatuan pemerintah lain di Jakarta. Hal ini sebagai pencerminan bahwa
dalamnya yang bersifat negara, Artinya otonomi daerah mampu membuka semangat
kedaulatan yang melekat pada rakyat, bangsa untuk berkompetisi sekaligus bekerjasama dan
dan negara Republik Indonesia tidak akan bukan sebaliknya. Membangun ekonomi harus
terbagi di antara kesatuan pemerintahan, tumbuh dari perdagangan dan bukan pinjaman
sementara itu, nilai dasar desentralisasi atau bantuan. Oleh karena itu DPR, perintah
teritorial diwujudkan dalam penyelenggaraan MPR agar dikembangkan sistem ekonomi
pemerintahan di daerah dalam bentuk kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme
otonomi.10 pasar yang berkeadilan menyadarkan bahwa
Pasal 1 angka 6: Otonomi Daerah adalah sistem ekonomi yang diterapkan selama 32
hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom Tahun Orde Baru cenderung tidak berpihak
untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan kepada kepentingan rakyat banyak dan telah
Pemerintahan dan kepentingan masyarakat mengabaikan nilai-nilai keadilan.12
Agar otonomi daerah itu dapat dilaksanakan
9
H. Inu Kencana Syafiie, Etika Pemerintahan: Dari sejalan dengan tujuan yang hendak dicapai,
Keseimbangan Good Governance Dengan Clean pemerintah wajib melakukan pembinaan yang
Government Sampai Pada State of The Art Ilmu berupa pemberian pedoman, seperti dalam
Pemerintahan Dalam Mengubah Pemerintah Biadab penelitian, supervisi, pengendalian koordinasi,
Menjadi Pemerintah Beradab, Edis Revisi PT. Rineka Cipta,
Jakarta, 2011, hal. 191.
pemantauan dan evaluasi. Bersamaan itu,
10
Hari Sabarno, (Untaian Pemikiran Otonomi Daerah)
11
Memandu Otonomi Daerah Menjaga Kesatuan Bangsa, H. Inu. Kencana Syafiie, Op.Cit, 2011, hal, 64.
12
Edisi 1. Cetakan Kedua, Sinar Grafika. Jakarta, 2008, hal. 3. J. Kaloh, Op.Cit. hal. 66-67.

25
Lex Administratum, Vol. III/No. 8/Okt/2015

pemerintah wajib memberikan fasilitas-fasilitas yang sering merupakan penjabaran dari asas
yang berupa pemberian peluang kemudahan hukum umum.19
bantuan dan dorongan kepada daerah agar Amanat konstitusi diimplementasikan diatur
dalam melaksanakan otonomi dapat dilakukan oleh peraturan perundang-undangan tentang
secara efisien dan efektif sesuai dengan pemerintahan daerah dan terakhir diatur dalam
peraturan perundang-undangan.13 UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Asas-asas umum penyelenggaraan negara, Pemerintahan Daerah yang mengatur
antara lain: pemerintahan local yang bersifat otonom (local
1. Asas kepastian hukum; outonomous government) sebagai pencerminan
2. Asas tertib penyelenggaraan negara; dilaksakannya asas desentralisasi di bidang
3. Asas kepentingan umum; pemerintahan.20 Keberadaan pemerintahan
4. Asas keterbukaan; lokal yang bersifat otonom di atas ditandai oleh
5. Asas proporsionalitas; pemberian wewenang yang sekaligus menjadi
6. Asas profesionalitas; kewajiban bagi daerah untuk mengatur dan
7. Asas akuntabilitas; mengurus urusan rumah tangganya sendiri
8. Asas efisiensi; sesuai dengan peraturan perundang-undangan
9. Asas efektivitas.14 yang berlaku. Hak dan kewajiban untuk
Asas-asas penyelenggaraan pemerintahan mengurus urusan rumah tangga sendiri inilah
bagi pemerintah pusat menggunakan:15 yang disebut dengan otonomi.21 Dalam politik
1. Asas desentralisasi; desentralisasi terkandung juga masalah
2. Asas tugas pembantuan; pengaturan sumber-sumber pembiayaan bagi
3. Asas dekosentrasi. daerah otonom (keuangan daerah). Oleh sebab
Asas-asas penyelenggaraan pemerintah itu sumber-sumber keuangan bagi daerah-
bagi pemerintahan daerah meggunakan: daerah otonom dipandang essensial untuk
1. Asas otonomi; mengembangkan potensi daerah yang
2. Asas tugas pembantuan.16 bersangkutan. Perhatian yang mendasar
Asas hukum umum: norma dasar yang terhadap keuangan daerah juga dibebani
dijabarkan dari hukum positif dan yang oleh kewajiban untuk melaksanakan berbagai
ilmu hukum tidak dianggap berasal dari aturan- kepentingan pemerintah pusat yang terdapat di
aturan yang lebih umum.17 Asas Hukum daerah-daerah.22
menurut P. Scholten, yaitu: Kecenderungan- Secara esensial sebenarnya dalam
kecenderungan yang disyaratkan oleh penyelenggaraan desentralisasi terdapat dua
pandangan kesusilaan kita pada hukum dan elemen penting yang saling berkaitan, yaitu
merupakan sifat-sifat umum dengan pembentukan daerah otonom dan penyerahan
keterbatasannya sebagai pembawaan yang kekuasaan secara hukum dari pemerintah pusat
umum itu, tetapi harus ada.18 Asas hukum ke pemerintah daerah untuk mengatur dan
khusus: asas hukum yang berfungsi dalam menangani urusan pemerintah tertentu yang
bidang yang lebih sempit seperti dalam bidang diserahkan. Peraturan perundang-undangan,
hukum perdata, hukum pidana dan sebagainya khususnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah yang
merupakan perubahan Undang-Undang Nomor
22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah,
13
telah secara limitatif menentukan urusan
Bambang Trisantono Soemantri, Pedoman
pemerintahan yang tidak diserahkan kepada
Penyelenggaraan Pemerintah Desa (Suatu Pengantar
Tugas Bagi Penyelenggara Pemerintahan Desa Secara pemerintah pusat. Hal ini menunjukkan adanya
Normatfi dan Komprehensif), Fokusmedia, Bandung. 2011, penyerahan kekuasaan yang dilandasi hukum.23
hal. hal. 9.
14
Ibid, hal. 135.
15 19
Ibid. Ibid, hal. 32.
16 20
Ibid, hal. 136. Faisal Akbar Nasution, Op.Cit, hal. 2.
17 21
Anonim, Kamus Hukum, Penerbit Citra Umbara, Ibid, hal. 2.
22
Bandung, 2008, hal. 33. Ibid, hal. 2.
18 23
Ibid, hal. 32. Hari Sabarno, 2008, Op.Cit, hal. 3-4.

26
Lex Administratum, Vol. III/No. 8/Okt/2015

Dengan demikian desentralisasi jelas teritorial diwujudkan dalam penyelenggaraan


merupakan sarana untuk mencapai tujuan pemerintahan di daerah dalam bentuk
bernegara dalam mewujudkan kesatuan bangsa otonomi.27
(national unity) yang demokratis. Undang- Pemberian otonomi kepada pemerintahan
Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 daerah haruslah nyata, dinamis dan
sebagai konstitusi negara selalu menekankan bertanggung jawab, nyata dalam arti
konsepsi negara tersebut sebagai bentuk desentralisasi pemerintahan karena harus
keseimbangan antara kebutuhan menerapkan didasarkan pada faktor-faktor perhitungan-
otonomi daerah dan kebutuhan memperkuat perhitungan dan tindakan-tindakan atau
persatuan nasional.24 kebijaksanaan yang benar-benar dapat
Ilmu pemerintahan merupakan ilmu terapan menjamin daerah tersebut mampu mengurus
karena mengutamakan segi penggunaan dalam rumah tangganya sendiri. Bertanggung jawab
praktek yaitu dalam hal hubungan antara yang dalam arti sentralistis pemerintahan karena
memerintah (penguasa) dengan yang harus sejalan dengan tujuan yaitu melancarkan
dieprintah (rakyat). Dalam hal ini harus pembangunan yang tersebar di pelosok negara
dibedakan antara rakyat, masyarakat dan dan serasi atau tidak bertentangan dengan
penduduk. Rakyat lebih diartikan sebagai pengarahan-pengarahan yang telah diberikan,
keseluruhan dari warga suatu negara yang serasi dengan pembinaan politik dan kesatuan
mempunyai hak pilih. Masyarakat adalah yang bangsa, menjamin hubungan yang serasi antara
harus dibina dan dilayani oleh adminsitrasi pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.
28
setempat, sedangkan penduduk adalah
penghuni daripada negeri tertentu yang harus Penataan daerah dalam mewujudkan
diinventarisir.25 efektivitas penyelenggaraan pemerintahan
Pemerintahan adalah suatu ilmu dan seni, daerah menurut diatur dala Pasal 31 Undang-
dikatakan sebagai seni karena berapa banyak Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
pemimpin pemerintahan yang tanpa Pemerintahan Daerah, merupakan pelaksanaan
pendidikan pemerintahan, mampu berkiat serta desentralisasi yakni penyerahan Urusan
dengan kharismatik menjalankan roda pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada
pemerintahan. Sedangkan dikatakan sebagai daerah otonom berdasarkan asas otonomi.
suatu disiplin ilmu pengetahuan, adalah karena
memenuhi syarat-syaratnya yaitu dapat B. PENATAAN DAERAH DALAM
dipelajari dan diajarkan, memiliki objek, baik MEWUJUDKAN EFEKTIVITAS
objek material maupun formal, universal PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
sifatnya, sistematis serta spesifik (khas).26 DAERAH MENURUT PASAL 31 UNDANG-
Pelaksanaan desentralisasi yang UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014
menghasilkan otonomi tersebut dijalankan dan TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
dikembangkan dalam dua nilai dasar, yaitu nilai Salah satu aspek dalam Penataan Daerah
unitaris dan nilai desentralisasi teritorial. Nilai adalah pembentukan Daerah baru.
dasar unitaris diwujudkan dalam pandangan Pembentukan Daerah pada dasarnya
negara Kesatuan Republik Indonesia tidak akan dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan
mempunyai kesatuan pemerintah lain di publik guna mempercepat terwujudnya
dalamnya yang bersifat negara, Artinya kesejahteraan masyarakat disamping sebagai
kedaulatan yang melekat pada rakyat, bangsa sarana pendidikan politik di tingkat lokal. Untuk
dan negara Republik Indonesia tidak akan itu maka Pembentukan Daerah harus
terbagi di antara kesatuan pemerintahan, mempertimbangkan berbagai faktor seperti
sementara itu, nilai dasar desentralisasi kemampuan ekonomi, potensi Daerah, luas

24 27
Ibid, hal. 4. Hari Sabarno, (Untaian Pemikiran Otonomi Daerah)
25
H. Inu. Kencana, Syafiie, Pengantar Ilmu Pemerintahan, Memandu Otonomi Daerah Menjaga Kesatuan Bangsa,
2011.Op.Cit, hal. 38. Edisi 1. Cetakan Kedua, Sinar Grafika. Jakarta, 2008, hal. 3.
26 28
H. Inu Kencana Syafiie, Sistem Pemerintahan Indonesia, H. Inu Kencana Syafiie, Sistem Pemerintahan Indonesia,
2011. Op.Cit, hal. 8. 2011, Op.Cit, hal. 65.

27
Lex Administratum, Vol. III/No. 8/Okt/2015

wilayah, kependudukan, dan pertimbangan dari ratio legis bagi dibentuknya suatu norma
aspek sosial politik, sosial budaya, pertahanan hukum. Demikian pula sebaliknya norma
dan keamanan, serta pertimbangan dan syarat hukum itu harus dapat dikembalikan kepada
lain yang memungkinkan Daerah itu dapat asas hukumnya. Jangan sampai lahir norma
menyelenggarakan dan mewujudkan tujuan hukum yang bertentangan dengan asas
dibentuknya Daerah. Pembentukan Daerah hukumnya sendiri. Norma hukum tidak lain
didahului dengan masa persiapan selama 3 adalah perwujudan dari asas hukumnya.31
(tiga) tahun dengan tujuan untuk penyiapan Pengertian daerah otonom adalah kesatuan
Daerah tersebut menjadi Daerah. Apabila masyarakat hukum yang mempunyai batas-
setelah tiga tahun hasil evaluasi menunjukkan batas wilayah yang berwenang mengatur dan
Daerah Persiapan tersebut tidak memenuhi mengurus urusan pemerintahan dan
syarat untuk menjadi Daerah, statusnya kepentingan masyarakat setempat menurut
dikembalikan ke Daerah induknya. Apabila prakarsa sendiri, berdasarkan aspirasi
32
Daerah Persiapan setelah melalui masa masyarakat dalam sistem NKRI.
pembinaan selama tiga tahun memenuhi syarat Pelayanan dalam pemerintahan adalah sama
untuk menjadi Daerah, maka Daerah Persiapan apa yang diinginkan oleh rakyat dengan apa
tersebut dibentuk melalui undang-undang yang diberikan oleh pemerintah, jadi kalau
menjadi Daerah.29 rakyat menginginkan pelayanan itu dengan
Desentralisasi pemerintahan yang biaya murah dengan waktu pengerjaan cepat
pelaksanaannya diwujudkan dengan pemberian dan dengan mutu yang bagus, maka
otonomi kepada daerah-daerah ini bertujuan pemerintah tidak seharusnya mengeluarkan
untuk memungkinkan daerah-daerah ini berbagai surat izin seperti SIM, KTP, IMB. Akta
bertujuan untuk memungkinkan daerah-daerah Kelahiran dengan biaya mahal, pengerjaan yang
tersebut meningkatkan daya guna dan hasil tidak pernah selesai dan mutu yang buruk.
guna penyelenggaraan pemerintahan dalam Tetapi sudah barang tentu tidak seluruh
rangka pelayanan terhadap masyarakat dan permintaan masyarakat harus dilayani seperti
pelaksanaan pembangunan. Dengan demikian keinginan untuk hidup bebas, pernikahan
daerah perlu diberi wewenang untuk sejenis, prostitusi, perjudian dan lain-lain
melaksanakan berbagai urusan pemerintahan dekadensi moral, karena akan menimbulkan
sebagai urusan rumah tangganya, serta yang namanya fasiq. Jadi pelayanan hanya
sekaligus memiliki pendapatan daerah seperti boleh ditujukan kepada masyarakat yang baik
pajak-pajak daerah, retribusi daerah dan lain- dan benar agar positif akhirnya misalnya
lain pemberian.30 pemerintah membuat departemen sosial untuk
Pasal 1 angka 7. Asas Otonomi adalah melayani anak yatim piatu, orang tua jompo
prinsip dasar penyelenggaraan Pemerintahan dan para gelandangan yang tidak memiliki
Daerah berdasarkan Otonomi Daerah. Untuk rumah (tuna wisma).33
mempelajari norma hukum, harus mengetahui Pengelolaan keuangan daerah menjadi
asas-asas hukumnya. Dengan perkataan lain, instrumen yang sangat penting dalam
norma hukum itu lahir tidak dengan sendirinya. penyelenggaraan otonomi daerah, utamanya
Ia lahir dilatarbelakangi oleh dasar-dasar filosofi dalam rangka melihat kinerja pengelolaannya
tertentu. Itulah yang dinamakan dengan asas dikaitkan dengan peningkatan kesejahteraan
hukum. Semakin tinggi tingkatannya, asas
hukum ini semakin abstrak dan umum sifatnya 31
Usman, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia.
serta mempunyai jangkauan kerja yang lebih
Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2001. hal. 12.
luas untuk menaungi norma hukumnya. Dengan 32
Siswanto Sunarno, Hukum Pemerintahan Daerah di
demikian asas hukum itu merupakan dasar atau Indonesia, Cetakan Ketiga. Sinar Grafika. Jakarta. 2009,
hal. 6.
33
Inu Kencana Syafiie, Etika Pemerintahan: Dari
29
Penjelasan Atas Undang-Undang Negara Republik Keseimbangan Good Governance Dengan Clean
Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Government Sampai Pada State of The Art Ilmu
Daerah. I. Umum. Pemerintahan Dalam Mengubah Pemerintah Biadan
30
H. Inu Kencana Syafiie, Sistem Pemerintahan Indonesia, Menjadi Pemerintah Beradab, Edis Revisi PT. Rineka Cipta,
Edisi Revisi. Rineka Cipta. Jakarta. 2011, hal. 57. Jakarta, 2011, hal. 167.

28
Lex Administratum, Vol. III/No. 8/Okt/2015

rakyat sebagi ruh dari otonomi. Kinerja tersebut ketundukkan masyarakat kepada pemerintah,
dapat dilihat dari proses APBD, pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan kebijakan
dan penerapannya serta bagaimana yang dibuat oleh pemerintah. Ketaatan,
pertanggungjawaban penggunaannya. kepatuhan dan ketundukan masyarakat, sering
Kedudukan APBD dalam penyelenggaraan muncul atau ditemukan karena pemerintah
otonomi sangat penting, karena disitulah dapat menggunakan “otoritas kekuasaan” yang
dilihat keseriusan daerah dalam meningkatkan mereka miliki.38
kesejahteraan rakyat dan penuntasan krisis Langkah akhir untuk memperkuat Otonomi
ekonomi. APBD menjadi tolok ukur kinerja Daerah adalah adanya mekanisme pembinaan,
pengelolaan keuangan dari pemerintah daerah pengawasan, pemberdayaan, serta sanksi yang
dalam satu tahun periode.34 Dalam sudut jelas dan tegas. Adanya pembinaan dan
pandang keuangan negara, otonomi daerah pengawasan serta sanksi yang tegas dan jelas
memberikan kewenangan yang luas kepada tersebut memerlukan adanya kejelasan tugas
daerah untuk menyelenggarakan roda pembinaan, pengawasan dari Kementerian
pemerintahan dan mengelola sumber-sumber yang melakukan pembinaan dan pengawasan
keuangan. Pengelolaan keuangan daerah harus umum serta kementerian/lembaga pemerintah
dilaksanakan secara transparan dan akuntabel nonkementerian yang melaksanakan
sesuai dengan prinsip-prinsip.35 pembinaan teknis. Sinergi antara pembinaan
Tatkala substansi UUD 1945, hasil dan pengawasan umum dengan pembinaan
amandemen yang terkait dengan “hal dan pengawasan teknis akan memberdayakan
keuangan” ditelusuri, terlihat bahwa hukum Daerah dalam penyelenggaraan Pemerintahan
keuangan negara memiliki kaidah hukum yang Daerah. Untuk pembinaan dan pengawasan
tertulis, yang berarti tidak mengenal terhadap Daerah kabupaten/kota memerlukan
keberadaan kaidah hukum tidak tertulis. Bila peran dan kewenangan yang jelas dan tegas
demikian halnya, kaidah hukum tertulis dari gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat
seyogianya dimunculkan dalam suatu rumusan untuk melaksanakan tugas dan fungsi
atau pengertian terhadap hukum keuangan pembinaan dan pengawasan terhadap Daerah
negara.36 Dalam penyelenggaraan kabupaten/kota.39
kepemerintahan yang baik (good governance)
menghendaki adanya akuntabilitas, PENUTUP
transparansi, keterbukaan dan rule of law, A. KESIMPULAN
sementara pemerintahan yang bersih 1. Tujuan dan manfaat adanya penataan
menuntut terbebasnya praktek yang daerah sebagai pelaksanaan desentralisasi
menyimpang (mal-administration) dari “etika yakni penyerahan urusan pemerintahan
administrasi negara” sedangkan pemerintah oleh pemerintah pusat kepada daerah
yang berwibawa menuntut adanya otonom berdasarkan asas otonomi untuk
ketundukkan, ketaatan dan kepatuhan mewujudkan efektivitas penyelenggaraan
(complence) rakyat terhadap undang-undang, Pemerintahan Daerah; mempercepat
pemerintah dan kebijakan pemerintah,37 peningkatan kesejahteraan masyarakat;
sedangkan pemerintahan yang berwibawa mempercepat peningkatan kualitas
berkaitan dengan “ketaatan, kepatuhan dan pelayanan publik; meningkatkan kualitas
tata kelola pemerintahan; meningkatkan
34
daya saing nasional dan daya saing Daerah;
H. Bachrul Amiq, Aspek Hukum Pengawasan
dan memelihara keunikan adat istiadat,
Pengelolaan Keuangan Daerah (Dalam Perspektif
Penyelenggaraan Negara Yang Bersih) laksBang tradisi, dan budaya Daerah. Penataan
PREssindo, Yogyakarta, 2010, hal. 24. Daerah terdiri atas pembentukan daerah
35
Sonny Sumarsono, Manajemen Keuangan dan penyesuaian daerah yang dapat
Pemerintahan, Edisi Pertama. Cetakan Pertama, Graha
Ilmu, Yogyakarta, 2010, hal. 51
36 38
Muhammad Djafar Saidi, Hukum Keuangan Negara, Ed. Ibid, hal. 17.
39
1. Rajawali Pers, PT.RajaGrafindo Persada, Jakarta. 2008, Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia
hal. 2. Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. I.
37
Hj. Sedarmayanti, Op.Cit, hal. 17. Umum.

29
Lex Administratum, Vol. III/No. 8/Okt/2015

dilakukan berdasarkan pertimbangan diatur dalam Pasal 18 (a) UUD 1945


kepentingan strategis nasional. Penataan memberikan makna bahwa pemerintah
daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk pusat, provinsi dan kabupaten/kota
meningkatkan pelayanan publik guna berkewajiban dan mempunyai kewenangan
mempercepat terwujudnya kesejahteraan untuk menciptakan ketentraman dan
masyarakat disamping sebagai sarana ketertiban serta kesejahteraan masyarakat.
pendidikan politik di tingkat lokal. Untuk itu Pemerintah pusat, provinsi dan
maka Pembentukan Daerah harus kabupaten/kota dalam kerangka ini ketiga
mempertimbangkan berbagai faktor seperti tersebut wajib bersinergi untuk mencapai
kemampuan ekonomi, potensi Daerah, luas efektivitas dan efisiensi tujuan
wilayah, kependudukan, dan pertimbangan pemerintahan.
dari aspek sosial politik, sosial budaya,
pertahanan dan keamanan, serta B. SARAN
pertimbangan dan syarat lain yang 1. Agar supaya tujuan dan manfaat adanya
memungkinkan Daerah itu dapat penataan daerah sebagai pelaksanaan
menyelenggarakan dan mewujudkan tujuan desentralisasi dapat tercapai, maka
dibentuknya Daerah. diperlukan adanya peningkatan kerjasama
2. Penataan daerah dalam mewujudkan antarlembaga pemerintah pusat dan daerah
efektivitas penyelenggaraan pemerintahan serta partisipasi masyarakat dalam rangka
daerah sesuai dengan Pasal 31 Undang- menyusun strategi dan program
Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun penyelenggaran pemerintahan daerah yang
2014 tentang Pemerintahan Daerah, efektif dan efisien khususnya berkaitan
dimaksudkan penataan daerah melalui dengan aspek pelayanan publik di bidang
Pembentukan Daerah berupa: pemekaran sosial, ekonomi, politik, hukum dan
Daerah dan penggabungan Daerah, serta pemerintahan.
penyesuaian Daerah berdasarkan 2. Penataan daerah dalam mewujudkan
pertimbangan kepentingan strategis efektivitas penyelenggaraan pemerintahan
nasional, ditinjau dari perspektif hubungan daerah sesuai dengan Pasal 31 Undang-
struktur kelembagaan pemerintahan dan Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
implikasi politik dari kewenangan urusan 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
pemerintahan adalah adanya divergensi memerlukan dukungan semua pihak melalui
atau pembagian urusan yang dibagi menjadi upaya pemantauan, evaluasi dan pelaporan,
kewenangan dari setiap struktur mengenai perkembangan pelaksanaan
pemerintahan. Filosofi yang mendasari penataan daerah terhadap efektivitas
diperlukan adanya pembagian atau penyelenggaraan pemerintahan yang akan
pemencaran urusan pemerintahan adalah memberikan manfaat bagi peningkatan
karena wilayah negara terlalu luas untuk hubungan antara pemerintah pusat dengan
diurus oleh pemerintah pusat saja, oleh daerah dan antardaerah, serta pengelolaan
karena itu diperlukan desentralisasi dengan dan pengembangan potensi dan
pembentukan daerah otonom dan keanekaragaman daerah, dalam
pembagian urusan. Di samping itu dengan menghadapi tantangan persaingan global
pembagian kerja antarberbagai susunan dalam kesatuan sistem penyelenggaraan
pemerintahan dapat menciptakan sinergi pemerintahan negara.
antarlembaga, efisiensi dan efektivitas
pelayanan serta partisipasi masyarakat, KEPUSTAKAAN
sehingga ketentraman, ketertiban dan Anonim, Kamus Hukum, Penerbit Citra Umbara,
kesejahteraan dapat tercapai. Adanya Bandung, 2008.
penataan daerah akan membantu eksistensi Amiq Bachrul H., Aspek Hukum Pengawasan
pemerintah daerah sebagai bagian dari Pengelolaan Keuangan Daerah (Dalam
pemerintahan nasional dalam konteks Perspektif Penyelenggaraan Negara Yang
kesejahteraan masyarakat, sebagaimana

30
Lex Administratum, Vol. III/No. 8/Okt/2015

Bersih) laksBang PREssindo, Yogyakarta, Pengantar Tugas Bagi Penyelenggara


2010. Pemerintahan Desa Secara Normatfi dan
Hj.Sedarmayanti, Good Governance Komprehensif), Fokusmedia, Bandung. 2011.
(Kepemerintahan Yang Baik) Bagian Kedua Sumarsono Sonny, Manajemen Keuangan
Membangun Sistem Manejemen Kinerja Pemerintahan, Edisi Pertama. Cetakan
Guna Meningkatkan Produktivitas Menuju Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2010.
Good Governance (Kepemerintahan Yang Sunarno Siswanto, Hukum Pemerintahan
Baik), Cetakan l. Mandar Maju Bandung, Daerah di Indonesia, Cetakan Ketiga. Sinar
2004. Grafika. Jakarta. 2009.
Jeddawi Murtir H., Negara Hukum Good Syafiie Inu Kencana H., Sistem Pemerintahan
Governance dan Korupsi di Daerah, Total Indonesia, Edisi Revisi. Rineka Cipta. Jakarta.
Media, Yogyakarta, 2011. 2011.
Kaho Riwu Josef, Prospek Otonomi Daerah di -------------------------------, Pengantar Ilmu
Negara Republik Indonesia (Identifikasi Pemerintahan, Cetakan Ketujuh, PT. Refika
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aditama. 2011.
Penyelenggaraan Otonomi Daerah). Edisi 1. -------------------------------, Etika Pemerintahan:
PT. RadjaGrafindo Persada. Jakarta. 2007. Dari Keseimbangan Good Governance
Kaloh J., Mencari Bentuk Otonomi Daerah, Dengan Clean Government Sampai Pada
Suatu Solusi Dalam Menjawab Kebutuhan State of The Art Ilmu Pemerintahan Dalam
Lokal dan Tantangan Global, Cetakan Kedua. Mengubah Pemerintah Biadab Menjadi
PT. Rineka Cipta. Jakarta. 2007. Pemerintah Beradab, Edis Revisi PT. Rineka
Minarno Basuki Nur, Penyalahgunaan Cipta, Jakarta, 2011.
Wewenang Dalam Pengelolaan Keuangan Usman, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di
Daerah, (Yang Berimplikasi Tindak Pidana Indonesia. Penerbit Gramedia Pustaka
Korupsi), Edis 1. Cetakan. 3. Laksbang Utama. Jakarta. 2001.
Mediatama, Yogyakarta, 2010. Widjaja Gunawan, Pengelolaan Harta Kekayaan
Nasution Akbar Faisal, Pemerintahan Daerah Negara (Suatu Tinjauan Yuridis), (Seri
dan Sumber-Sumber Pendapatan Asli Kuangan Publik). Ed. 1. Cet. 1.
Daerah, Cetakan Pertama, PT. Sofmedia, PT.RajaGrafindo Persada, Jakarta. 2002.
Jakarta, 2009. Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983
Pipin Syarifin dan Dedah Jubaedah, tentang Badan Pengawas Keuangan
Pemerintahan Daerah di Indonesia (Di Pembangunan (BPKP).
Lengkapi Undang-Undang No. 32 Tahun Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
2004), Cetakan 1. Pustaka Setia, Bandung, Nomor 8 Tahun 2003 Tentang Pedoman
2006. Organisasi Perangkat Daerah.
Sabarno Hari, (Untaian Pemikiran Otonomi Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007
Daerah) Memandu Otonomi Daerah Organisasi Perangkat Daerah (Inspektorat).
Menjaga Kesatuan Bangsa, Edisi 1. Cetakan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Kedua, Sinar Grafika. Jakarta, 2008. Indonesia Tahun 1945
Saidi Djafar Muhammad, Hukum Keuangan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang
Negara, Ed. 1. Rajawali Pers, Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD
PT.RajaGrafindo Persada, Jakarta. 2008. dan DPRD yang menempatkan lembaga
Sarman dan Mohammad Taufik Makarao, Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan DPRD
Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia, (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) sebagai
PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2011. pengawas APBD
Sibuea P. Hotma, Asas Negara Hukum, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Peraturan Kebijakan & Asas-Asas Umum Pemerintahan Daerah
Pemerintahan Yang Baik, Erlangga, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang
Jakarta. 2010. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Soemantri Trisantono Bambang, Pedoman Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23
Penyelenggaraan Pemerintah Desa (Suatu Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

31

Anda mungkin juga menyukai