1
Universitas Nusa Putra, Sukabumi, Jawa Barat - dewi.hasniati_hk20@nusaputra.ac.id,
2
Universitas Nusa Putra, Sukabumi, Jawa Barat - siti.mardiati_hk20@nusaputra.ac.id,
3
Universitas Nusa Putra, Sukabumi, Jawa Barat - erik_hk20@nusaputra.ac.id.
Abstrak
Otonomi daerah dalam Peraturan Perundang-undangan dari segi penyelenggaraan pemerintahan nya
tidak terlepas dengan proses penerapan Asas Desentralisasi, Asas Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
(Medebewind). Undang-Undang dasar 1945 pasal 18, 18 A dan B, dimana pembagian daerah ini
diberikan hak otonomi untuk mengurusi rumah tangganya sendiri. Pembagian daerah akan berkaitan
dengan geografi dan potensi di wilayahnya masing-masing yang tidak berimbang. Penerapan asas
otonomi daerah dalam rangka menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia antara pemerintahan pusat
dan pemerintahan daerah. Oleh karena itu, persoalannya adalah bagaimana penerapan asas otonomi
daerah dapat meningkatkan kesejahteraan dan kerjasama antardaerah secara nasional dengan kondisi
potensi wilayah yang tidak berimbang seperti keadaan geografi dan sumber daya manusianya. Otonomi
daerah sebagai salah satu instrumen untuk mewujudkan kesejanteraan dalam bentuk kerjasama yang
ideal.
1
B. Hestu Cipto Handoyo, Otonomi Daerah, Daerah, cetakan pertama, Penerbit Irma Jaya,
titik berat otonomi dan Urusan Rumah Tangga Yogyakarta. 1998, 9-10
2
Ibid, hlm.13
1 | Vol. 1| No. 3| 2019
JURNAL RECHTEN: RISET HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
penyediaan atau pemenuhan kebutuhan seperti yang digunakan adalah metode kualitatif.
kesehatan, kebersihan, dan sebagainya. “Metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur
Instrumen secara tertulis dalam yang kita gunakan untuk mendekati problem dan
melaksanakan otonomi daerah telah diatur dalam mencari jawaban”metode penelitian kualitatif
Undang Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang merupakan suatu penelitian yang digunakan untuk
Pemerintahan Daerah yang mengatur bahwa meneliti pada objek yang alamiah dimana peneliti
hakekat dari otonomi daerah adalah untuk adalah sebagai instrumen kunci, teknik
kesejahteraan masyarakat serta terlaksananya pengumpulan data dilakukan secara gabungan,
kerjasama dalam pembangunan antar daerah, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian
maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini kualitatif lebih menekankan makna daripada
adalah bagaimana konstruksi konsepsional generalisasi. Penelitian kualitatif bertujuan
otonomi daerah sebagai salah satu instrumen mempertahankan bentuk dan isi perilaku manusia
peningkatan lajunya pertumbuhan kesejahteraan dan menganalisis kualitas-kualitasnya, alih-alih
masyarakat di Indonesia dan Bagaimana format mengubahnya menjadi entitas-entitas kuantitatif.
ideal kerjasama pembangunan antar daerah di
Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor Sumber data dalam penelitian ini berupa
32 Tahun 2004. Bahan hukum primer, seperti UUD 1945,
Menurut H, Zainuddin Ali, bahwa pada UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
dasarnya melakukan penelitian itu adalah suatu Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah RI
upaya pencarian, yang menimbulkan pertanyaan Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara
apakah yang dicari itu, yang dicari adalah Pelaksanaan Kerjasama Daerah, Peraturan
pengetahuan atau pengetahuan yang benar, (H. Pemerintah RI Nomor 7 Tahun 2008 Tentang
Zainuddin Ali,: 1) senada dengan hal tersebut Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. Bahan
menurut Bambang Sunggono bahwa penelitian hukum sekunder,
itu merupakan suatu usaha pencarian, melalui seperti pandangan dan pendapat para ahli,
suatu proses atau prosedur dan tata cara yang akademisi, praktisi, buku-buku maupun literatur
sistematis atau metoda untuk mendapatkan data, lainnya. Bahan hukum tersier, seperti kamus,
mengolah dan menyimpulkan yang dapat ensiklopedia, jurnal dan data dari internet.
memecahkan suatu masalah 3 Metode pengumpulan datanya berupa kajian
Pada penelitian ini digunakan metode pustaka, sedangkan analisis datanya adalah secara
deskriptif analitis melalui pendekatan yuridis kualitatif yang hasilnya disajikan dalam bentuk
normatif dengan melakukan kajian terhadap kalimat yang tersusun secara sistematis, jelas, rinci,
kaidah-kaidah hukum atau peraturan perundang- sehingga memudahkan dalam pemberian arti,
undangan yang berkaitan dengan otonomi daerah dalam mengolah dan menganalisa data dilakukan
sebagai pendorong laju pertumbuhan dengan analisa kualitatif berdasarkan sajian
kesejahteraan masyarakat dan peningkatan konstruksi data (pengkajian hasil penelitian)
kerjasama pembangunan antar daerah di bersifat deskriptif 4
Indonesia.
B. METODE PENELITIAN
3 4
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Soeryono Soekanto, Pengantar Penelitian
Hukum. PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta. Hukum. UI Press, Cetakan ketiga, Jakarta. ,
2009: 27 1986,hlm. 6
2 | Vol. 1| No. 3| 2019
JURNAL RECHTEN: RISET HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
5 7
Soehino,Ilmu Negara. Penerbit Liberty, (Soehino, 2000: 24)
8
Yogyakarta. 2000,hlm. 24 (Syamsudin Haris, 2006: 68
6
Titik Tri Wulantutik, Pokok-Pokok Hukum
Tata Negara. Cetakan Satu, Prestasi Pustaka,
Jakarta.2006, hlm.177-178).
3 | Vol. 1| No. 3| 2019
JURNAL RECHTEN: RISET HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
mewujudkan apa yang disebut dengan political Pasal 57 menerangkan bahwa penyelenggaraan
equality. Ini berarti, melalui pelaksanaan pemerintahan daerah provinsi dan kabupaten
desentralisasi diharapkan akan lebih membuka terdiri dari atas kepala daerah dan DPRD dibantu
kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi oleh perangkat daerah. Konsep Otonomi Daerah
dalam berbagai aktifitas politik di tingkat lokal. diberlakukan sejak awal Kemerdekaan dan pada
Kedua, desentralisasi dari sisi kepentingan masa kolonial Belanda. Pembahasan dalam
Pemerintah Daerah adalah local accountability. penelitian ini berdasarkan pada Undang-Undang
Maksudnya, melalui pelaksanaan desentralisasi Nomor 22 Tahun 1999 dan Undang-Undang
diharapkan akan dapat tercipta peningkatan Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
kemampuan Pemerintah Daerah dalam Daerah.
memperhatikan hak-hak dari komunitasnya, yang
meliputi hak untuk ikut serta dalam proses konsep otonomi daerah juga paling tepat
pengambilan keputusan dan implementasi dalam kerangka pelaksanaan Pemerintahan Negara
kebijakan di daerah, serta hak untuk mengontrol Kesatuan, hanya persoalannya adalah bagaimana
pelaksanaan Pemerintah Daerah itu sendiri. dalam negara kesatuan ini untuk meringankan
Penyelenggara pemerintahan daerah adalah tugas-tugas pemerintahan pusat dapat mendorong
Pemerintah Daerah dan DPRD. Penyelenggaraan lajunya pertumbuhan kesejahteraan masyarakat
Pemerintahan Daerah, kepala daerah dibantu oleh atau peningkatan kerjasama pembangunan antar
perangkat daerah. Perangkat daerah terdiri dari daerah di Negara Kesatuan Republik Indonesia,
unsur staf yang membantu dalam penyusunan dengan kondisi geografi, potensi wilayah dan SDM
kebijakan dan koordinasi, diwadahi lembaga yang berbeda, konsep dan format ideal yang
sekretariat, unsur pendukung kepala daerah dalam bagaimana yang baik berdasarkan Undang-Undang
penyusunan dan pelaksanaan urusan daerah Nomor 32 Tahun 2004 dalam penerapan asas
diwadahi dalam lembaga dinas daerah. Desentralisasi, Dekonsentrasi serta Tugas
Penyelenggaraan urusan pemerintahan, Pembantuan yang diatur dalam undang-undang
Pemerintah menyelenggarakan sendiri atau dapat tersebut.
melimpahkan sebagian urusan kepada perangkat Otonomi substansinya kewenangan
pemerintahan atau wakil pemerintahan di daerah mengatur urusan rumah tanganya sendiri,
atau dapat menugaskan kepada pemerintah sedangkan daerah otonom adalah kesatuan
daerah dan/atau pemerintahan desa. Di samping masyarakat hukum yang mempunyai batas
itu penyelenggaraan urusan pemerintahan yang wilayah. Menurut Moh. Kusnadi dan Bintan R.
menjadi kewenangan pemerintah di luar urusan Saragih bahwa istilah otonomi secara etimologi
pemerintah, pemerintah dapat menyelenggarakan dari Bahasa Yunani, yaitu Auto (sendiri) dan
sendiri sebagian urusan pemerintahan, atau Nomos (peraturan) atau Undang-Undang9.
melimpahkan sebagian urusan pemerintahan menurut Muslim bahwa a "otonomi" diartikan
kepada gubernur selaku wakil pemerintah, atau sebagai pemerintahan sendiri 10 kemudian menurut
menugaskan sebagian urusan kepada pemerintah Fernandez adalah pemberian hak, wewenang dan
daerah dan/atau pemerintahan desa berdasarkan kewajiban kepada daerah yang memungkinkan
asas tugas pembantuan daerah tersebut mengatur dan mengurus rumah
Dalam Bab VII Pasal 57 dan Pasal 58 tangganya sendiri untuk meningkatkan daya guna
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan
Pemerintahan Daerah, bagian pertama mengatur dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan
mengenai penyelenggaraan pemerintahan daerah.
9
Dharma Setyawan Salam, Otonomi Daerah Sumber Daya. Cetakan Dua, Djambatan,
Dalam Perspektif Lingkungan, Nilai dan Bandung.2004 : 88
10
Pengantar otonomi daerah dan desa hlm35.
4 | Vol. 1| No. 3| 2019
JURNAL RECHTEN: RISET HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
pelaksanaan pembangunan11 Wewenang di sini tidak ada wilayah administratif dalam daerah
merupakan substansi daerah otonom yang kabupaten dan daerah kota;
diselenggarakan secara konseptual oleh 6. Lebih meningkatkan peran dan fungsi Badan
pemerintah daerah, menurut Joeniarto bahwa Legislatif Daerah;
dalam negara kesatuan semua urusan negara 7. Asas Dekonsentrasi diletakkan pada daerah
menjadi wewenang sepenuhnya pemerintah provinsi dalam kedudukanny sebagai wilayah
(pusat) nya, kalau negara yang bersangkutan administrasi untuk melaksanakan pemerintahan
mempergunakan asas Desentralisasi di mana di tertentu yang dilimpahkan kepada Gubernur
daerah-daerah dibentuk pemerintah lokal yang sebagai wakil pemerintah;
berhak mengatur dan mengurus rumah tangga
sendiri, kepadanya dapat diserahkan urusan Pelaksanaan asas Tugas Pembantuan
tertentu untuk diurus sebagai urusan rumah dimungkinkan tidak hanya dari pemerintah kepada
tangganya sendiri12. daerah, tapi juga dari pemerintah dan daerah
kepada desa. Penerapan Undang-Undang yang
Pemahaman tentang Negara Kesatuan berkaitan dengan otonomi daerah dalam
menurut Moh. Kusnadi dan Bintan R. Siragih implementainya termasuk Undang-Undang No. 2
bahwa yang disebut Negara Kesatuan apabila Tahun 1999, terdapat permasalahan dalam
kekuasaan Pemerintah Pusat dan Pemerintah pembangunan nasional Indonesia yang tidak dapat
Daerah tidak sama dan tidak sederajat dan dihindari adanya jurang antara sikaya dan si miskin
kewenangan pembentukan adalah kewenangan sehingga kesejahteraan yang diharapkan tidak
Legislatip pusat. Kemudian kekuasaan di daerah dapat tercapai, hal ini karena akibat terbatasnya
bersifat Derevatif (tidak langsung) dan dalam peraturan pelaksanaan sebagai juklak dan juknis
bentuk otonom yang luas 13. serta akibat asas-asas otonomi daerah di abaikan
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dapat menghambat usaha pembangunan di
menganut prinsip otonomi daerah yang luas, daerah .14
nyata, dan bertanggung jawab, untuk mengatur Regulasi yang mengatur tata penyelenggaraan
dan mengurus kepentingan masyarakat menurut pemerintah daerah saat ini sebagai hukum positif
prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat. (J.B. Dalio, 2001: 7)15 adalah UU Nomor 32 Tahun
Adapun Prinsip-prinsip yang dianut dalam 2004 juncto UU Nomor 3 Tahun 2005 juncto UU
UndangUndang Nomor 22 Tahun 1999: Nomor 8 Tahun 2005 juncto UU Nomor 8 Tahun
2008 tentang Perubahan atas Undang Undang
1. Penyelenggaraan menitikberatkan pada aspek Nomor 32 tahun 2004.
demokrasi, keadilan, pemerataan, serta Pelaksanaan otonomi daerah sangat
potensi dan keanekaragaman daerah; dipengaruhi juga oleh faktor-faktor kemampuan si
2. Berdasarkan pada otonomi luas, nyata dan pelaksana, kemampuan dalam keuangan,
bertanggung jawab; ketersediaan alat dan bahan, faktor potensi dan
3. Diletakkan otonominya pada daerah geografi, dan kemampuan dalam berorganisasi.
kabupaten dan daerah kota; Secara garis besarnya, pelaksanaan otonomi daerah
4. Berdasarkan pada konstitusi; ini hanya meliputi pada prinsip demokrasi,
5. Meningkatkan kemandirian daerah otonom
11 14
Dharma Setyawan Salam, Op.Cit. Lihat CFG. Sunaryati Hartono, Hukum
12
(Titik Tri Wulantutik,Op.Cit Ekonomi Pembangunan Indonesia. Cetakan
13
Ibid Kedua, Bina Cipta, Bandung.1998,hlm 76-79
15
J.B. Dalio, Pengantar Hukum Indonesia. PT.
Prenhallindo, Jakarta. Josef 2001, hlm. 7
5 | Vol. 1| No. 3| 2019
JURNAL RECHTEN: RISET HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
16 18
Josef Riwu Kaho, Prospek Otonomi di Ade Maman Suherman dalam tantangan
Indonesia. Fisipol UGM, Yogyakarta Indonesia masa mendatang (2002:33)
2003,hlm. 65
17
Sebagaimana yang dikemukakan Ade Maman
Suherman dalam tantangan Indonesia masa
mendatang (2002:33).
6 | Vol. 1| No. 3| 2019
JURNAL RECHTEN: RISET HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
19
Dharma Setyawan Salam, Op.cit,hlm.108) Daerah, cetakan pertama, Penerbit Irma Jaya,
20
Ibid Yogyakarta.1998; hlm.7-8.
21 22
B. Hestu Cipto Handoyo, Otonomi Daerah, Dharma Setyawan Salam, Loc.Cit
titik berat otonomi dan Urusan Rumah Tangga
7 | Vol. 1| No. 3| 2019
JURNAL RECHTEN: RISET HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
23 24
Ade Maman Suherman. Aspek Hukum Dalam Ibid
Ekonomi Global. Ghalia Indonesia, cetakan I,
Jakarta. 2002, hlm33
8 | Vol. 1| No. 3| 2019
JURNAL RECHTEN: RISET HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
25
Dharma Setyawan Salam, Op.Cit, hlm.108
9 | Vol. 1| No. 3| 2019
JURNAL RECHTEN: RISET HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA