Anda di halaman 1dari 11

PN

Y DPD

NE

UNIVERSITAS TERBUKA
Tugas 3
Nama : Julita
Mata Kuliah : Administrasi Pemerintahan Daerah
NIM : 041478804
Asal : Ranai-Kabupaten Natuna
UPBJJ : 13/ Batam

Program Studi

Dosen Tutor

: Ilmu Administrasi Negara

: Mesy Faridah Hendiyani, S.STP.,MPA


Tugas.3

Untuk tugas tutorial 3, anda diminta untuk membuat tulisan dengan tema: “Analisa
Pelayananan Publik dalam Penyelenggaraan Pemerintah Daerah dalam Kerangka Good
Governance”.

Tugas ini disesuaikan dengan rumusan capaian pembelajaran umum yang dinyatakan
dalam

BMP ADPU4333 Administrasi Keuangan.

Beberaga Fekenbug dalamyuksan ini adalah :

- Tentukan satu pemerintah daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) sebagai studi kasus.


- Pelajari terlebih dahulu BMP ADPU 4440 Administrasi Pemerintahan Daerah,
Materi 7, Modul 9.

Minimal isi makalah meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Bab 1 Pendahuluan : Berisi mengenai permasalahan dalam praktik pengawasan


penyelenggaraan pemerintahan daerah yang anda pilih sebagai studi kasus.
(permasalahan dapat permasalahan positif atau permasalahan negative)

2. Bab 2 Kajian Pustaka : Berisi mengenai :

2.1 Kajian teori mengenai Pemerintahan Daerah (anda dapat menggunakan BMP atau
teori

2.2 uar B M5lirKonsep Pengawasan Pemerintahan Daerah


2.32 Kajian Good Governance

Bab 3 Pembahasan : Berisi mengenai analisis anda. Dalam pembahasan ini, anda
diminta
untuk menganlisa praktek layanan publik dari pemerintah daerah yang anda pilih
sebagai
studi kasus, lalu bandingkan dengan terori/konsep pada bab 2.

1. Bab 4 Kesimpulan : Berisi mengenai hasil analisis anda, yaitu apakah praktek
pelayanan publik yang anda pilih telah sesuai dengan ketentuan, ataukah kurang
sesuai dengan ketentuan.

2. Daftar Pustaka

Kriteria penilaian dalam tugas ini adalah : . ll.

- Isi dan format makalah disusun sesuai dengan ketentuan yang telah diberikan

- Pergunakan BMP, teori dari sumber lain, materi pengayaan, dan prinsip-prinsip
Good
Governance.

- Terdapat praktek pengawasan daerah suatu pemerintah daerah sebagai studi kasus
(dapat diambil dari berbagai sumber, dengan mencantumkan sumbernya)

- Keterkaitan yang runut dan logis antar setiap bab dalam makalah

- Mencantumkan daftar pustaka

- Copy paste tidak akan diberikan penilaian


Selamat mengerjakan tugas, perhatikan batas waktu pengiriman tugas, pastikan bahwa
tugas

anda sudah tersubmitted, dan file tugas dalam bentuk doc/docx hanya diunggah pada
tempat

unggah tugas pada Tuton ini.

Salam sukses
Jawaban,

PELAYANAN PUBLIK DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH


DALAM KERANGKA GOOD GOVERNANCE
DI KABUPATEN NATUNA

BABI
PENDAHULUAN

Berbicara tentang pelayanan publik, sesuai dengan Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik dinyatakan bahwa Pelayanan Publik
merupakan kegiatan atau rangkaian dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang,
jasa, dan/ atau pelayanan administratif yang disediakan penyelenggara pelayanan
publik.
Berdasarkan pengertian tersebut, kegiatan pelayanan publik telah diatur
pemenuhannya

berdasarkan regulasi yang dibuat oleh pemerintah dengan tujuan utamanya untuk
memenuhi
kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat.

Partisipasi masyarakat di dalam setiap proses pembuatan kebijakan publik merupakan


hal penting sebagai cermin asas demokrasi di suatu negara. Hal ini menjadi sangat
tepat ketika
partisipasi publik kemudian diangkat menjadi salah satu prinsip yang harus
dijalankan oleh
pemerintah dalam upaya mewujudkan good governance (kepemerintahan yang baik).
Prinsip
partisipasi dalam upaya mewujudkan good governance yang dilakukan melalui pelayanan
publik sangat sejalan dengan pandangan baru yang berkembang di dalam upaya
meningkatkan
pelayanan publik dengan cara melihat masyarakat tidak hanya sebagai pelanggan
melainkan

sebagai warga negara yang memiliki negara sekaligus pemerintahan yang ada di
dalamnya.

Praktek good governance juga mensyaratkan adanya transparansi dalam proses


penyelenggaraan pemerintahan secara keseluruhan. Transparansi merupakan konsep yang
sangat penting dan menjadi semakin penting sejalan dengan semakin kuatnya keinginan
untuk
mengembangkan praktek good governance. Terselenggaranya good governance merupakan
prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan
cita-cita
bangsa dan negara. Dalam rangka hal tersebut, diperlukan pengembangan dan penerapan
sistem partisipasi, transparansi dan akuntabilitas yang tepat, jelas dan nyata
sehingga
penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Natuna dapat berlangsung secara berdaya
guna,

berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori mengenai Pemerintah Daerah

Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah,


Pemerintah Daerah merupakan Kepala Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan
Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah
otonom.

UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam penjelasan Undang-Undang


Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintah Daerah, pemerintah daerah berwenang untuk
mengatur dan mengurusi sendiri urusan pemerintahan menurut tugas pembantuan.
Pemerintah
daerah meliputi gubemur, bupati, walikota dan perangkat daerah sebagai
penyelenggara
pemerintahan daerah. Peran pemerintah daerah adalah segala sesuatu yang dilakukan
dalam
bentuk pelaksanaan otonomi daerah sebagai suatu hak, wewenang dan kewajiban
pemerintah
daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan
masyarakat
setempat menurut undang-undang.

Tujuan pemerintahan daerah menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014


sebagaimana yang tercantum dalam bagian menimbang Undang-Undang tersebut adalah
terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan,
dan
peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan
prinsip
demokrasi, pemerataan, keadilan, dan kekhasan suatu daerah dalam sistem Negara
Kesatuan
Republik Indonesia. Tujuan pemerintah daerah dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 dianggap sudah sesuai dengan salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
yang tercantum dalam alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 yaitu memajukan kesejahteraan umum.

B. Kajian Teori/ Konsep Pengawasan Pemerintah Daerah

Pengawasan adalah kegiatan penilaian terhadap organisasi atau kegiatan dengan


tujuan
agar organisasi atau kegiatan tersebut melaksanakan fungsinya dengan baik dan dapat
memenuhi tujuannya yang telah ditetapkan. Hadibroto (dalam Irham Fahmi,2012).
Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses penentuan, apa yang harus dicapai
yaitu

standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan
apabila perlu
dilakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu
selaras
dengan standar. G. R. Terry (dalam Irham Fahmi, 2012). Menurut Situmorang dan Juhir
(1994) bahwa tujuan pengawasan adalah untuk:

1. Menjamin ketetapan pelaksanaan sesuai dengan rencana, kebijaksanaan dan


perintah.

2. Menertibkan koordinasi kegiatan-kegiatan

3. Mencegah pemborosan dan penyelewengan

4. Menjamin terwujudnya kepuasan masyarakat atas barang atau jasa yang dihasilkan

5. Membina kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan organisasi.

Pengawasan keuangan daerah dilakukan oleh Inspektorat Daerah, selain itu juga
dilakukan
oleh masyarakat, Aparat Penegak Hukum, Badan Pemeriksa Keuangan serta Komisi
Pemberantasan Koruspsi (KPK). Berlapisnya pengawasan tersebut tidak perlu membuat
kekhawatiran bagi pelaksana pembangunan. Pengawasan akan lebih mempunyai makna jika
dapat mencegah terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan program dan kegiatan,
sehingga

dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

C. Kajian Good Governance


Good governance merupakan tata kelola dalam suatu pemerintahan yang meliputi

penggunaan wewenang dalam hal ekonomi, politik, serta administrasi dalam hal
pengelolaan
suatu negara pada semua tingkat. Sedangkan menurut United Nations Development
Program
(UNDP) dalam Mardiasmo (2009:18) mendefinisikan good governance sebagai praktik
penerapan kewenangan pengelolaan berbagai urusan penyelenggaraan negara secara
politik,
ekonomi, dan administratif di semua tingkatan. Dalam konsep ini, good governance
memiliki
3 pilar penting, yaitu:
1. Economic governance (kesejahteraan rakyat)
2. Political governance (proses pengambilan keputusan)
3. Administrative governance (tata laksana pelaksanaan kebijakan).
Selain itu good governance memiliki 3 domain dalam proses memaknai peran kunci
stakeholders (pemangku kepentingan) yaitu sebagai berikut:
1. Pemerintah, berperan menciptakan iklim politik dan hukum yang kondusif
2. Sektor Swasta, berperan menciptakan lapangan pekerjaan dan pendapatan serta
penggerak di bidang ekonomi
3. Masyarakat, berperan mendorong interaksi sosial, ekonomi, politik, dan mengajak

seluruh anggota masyarakat berpartisipasi.


Menurut Mardiasmo (2009:18) dari sembilan karakteristik tersebut terdapat tiga
pilar
yang saling berkaitan untuk mewujudkan good governance yaitu transparansi,
partisipasi, dan
akuntabilitas, serta terdapat satu elemen lagi yang dapat mewujudkan good
governance yaitu
value for money (ekonomi, efisiensi, dan efektivitas).

1. Transparansi Transparansi, diartikan sebagai keterbukaan lembaga-lembaga sektor


publik
dalam memberikan informasi dan disclosure yang diberikan harus dapat dipahami dan
dimonitor oleh masyarakat. Transparansi mewajibkan adanya sistem informasi yang
terbuka, tepat waktu, serta jelas dan dapat diperbandingkan yang menyangkut keadaan
keuangan, pengelolaan perusahaan dan kepemilikan perusahaan. Transparansi atau
keterbukaan dapat dilihat dari tiga aspek, yakni:

(1) adanya kebijakan yang terbuka terhadap pengawasan,

(2) adanya akses informasi sehingga masyarakat dapat menjangkau setiap segi
kebijakan
pemerintah,

(3) berlakunya prinsip check and balance antar lembaga eksekutif dan legislatif.

Ada beberapa indikator dari transparansi yaitu sebagai berikut:

a) Penyediaan informasi yang jelas tentang prosedur-prosedur, biaya-biaya dan


tanggung
jawab.

b) Kemudahan akses informasi.

c) Menyusun mekanisme pengaduan jika ada peraturan yang dilanggar atau permintaan
uang suap.

d) Meningkatkan arus informasi melalui kerjasama dengan media massa dan lembaga
non pemerintah.

2. Partisipasi (Participation), Keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan


baik
secara langsung maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat
menyalurkan aspirasinya. Partisipasi tersebut dibangun atas dasar kebebasan
berasosiasi
dan berbicara serta berpartisipasi secara konstruktif. Ada beberapa indikator dari
partisipasi yaitu sebagai berikut:

a. Adanya forum untuk menampung partisipasi masyarakat yang representatif, jelas


arahnya, dan bersifat terbuka.
b. Kemampuan masyarakat untuk terlibat dalam proses pembuatan keputusan.
3. Akuntabilitas Akuntabilitas adalah sebagai bentuk kewajiban
mempertanggungjawabkan

keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan

sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya, melalui suatu media pertanggungjawaban


yang dilaksanakan secara periodik. Ada beberapa indikator dari akuntabilitas yaitu
sebagai berikut:

a) Proses pembuatan keputusan yang dibuat tertulis, tersedia bagi yang membutuhkan,
memenuhi standar etika dan nilai-nilai yang berlaku, sesuai dengan prinsip-prinsip
administrasi yang benar.

b) Kejelasan dari sasaran kebijakan yang sudah sesuai dengan visi dan misi
organisasi
serta standar yang berlaku.

4. Ekonomi, Efisiensi, Efektifitas (Value for money) Value for money merupakan
konsep
pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasar pada tiga elemen utama yaitu
ekonomis, efisiensi, dan efektifitas. Ekonomi, pemerolehan input dengan kualitas
dan
kuantitas tertentu pada harga yang terendah. Ekonomi merupakan perbandingan input
dengan input value yang dinyatakan dalam satuan moneter. Efisiensi, pencapaian
output
yang maksimum dengan input tertentu untuk pengguaan input yang terendah untuk
mencapai output tertentu. Efisiensi merupakan perbandingan output/input yang
dikaitkan
dengan standar kinerja atau target yang telah ditetapkan. Efektivitas, tingkat
pencapaian
hasil program dengan target yang ditetapkan. Secara sederhana efektivitas merupakan
perbandingan outcome dengan output. Ada beberapa indikator dari value for money
yaitu
sebagai berikut:

a. Meminimalkan input dan memaksimalkan output (penggunaan sumber daya finansial


secara maksimal).

b. Rasio antara output dan input.

c. Keberhasilan organisasi (tujuan tercapai dan program/kegiatan telah dilakukan

dengan benar).

BAB III
PEMBAHASAN

Penerapan Prinsip Good Governance pada Kabupaten Natuna.

Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pemerintahan daerah, prinsip good


governance dalam prakteknya adalah dengan menerapkan prinsip penyelenggaraan yang
baik
dalam setiap pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan serta tindakan yang
dilakukan
oleh birokrasi pemerintahan daerah di Kabupaten Natuna dalam pelaksanaan fungsi
pelayanan

publik, dimana dengan memperhatikan Prinsip dari good governance yaitu:


Penerapan Prinsip Partisipasi.

Keberhasilan penyelenggaraan otonomi daerah juga tidak terlepas dari partisipasi


aktif
anggota masyarakatnya. Masyarakat Daerah, baik secara kesatuan sistem maupun
sebagai
individu, merupakan bagian integral yang sangat penting dari sistem pemerintahan
daerah, karena secara prinsip penyelenggaraan otonomi daerah ditujukan guna
mewujudkan masyarakat yang sejahtera di daerah yang bersangkutan. Oleh karena itu
tanggung jawab penyelenggaraan pemerintahan daerah tidak saja di tangan kepala
daerah,
DPRD, aparat pelaksananya, tetapi juga di tangan masyarakat daerah tersebut (Kaho :
120).

Penerapan prinsip partisipasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten


Natuna di Sekretariat Daerah Bagian Tata Pemerintahan, masih belum optimal.
Masyarakat kurang dilibatkan dalam proses penyusunan kebijakan maupun program-
program yang akan ditempuh oleh Pemerintah Daerah.

Penerapan Prinsip Transparansi.

Dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk mengetahui berbagai


informasi mengenai penyelenggaraan pemerintahan, maka dapat mempermudah upaya
masyarakat dalm menilai keberpihakan pemerintah terhadap kepentingan publik
(Dwiyanto : 224). Penerapan prinsip transparansi merupakan salah satu poin penting
dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik. Dengan melakukan wawancara tentang
penerapan prinsip transparansi pada Pemerintah Daerah khususnya pada Sekretariat
Daerah Kabupaten Natuna Bagian Tata Pemerintahan, didapati bahwa Di Kabupaten
Natuna penerapan prinsip transparansi belum berjalan secara optimal. Hal ini dapat
dilihat dari sosialisasi yang dilakukan aparatur pemerintah kepada masyarakat
terhadap
kebijakan yang akan dilaksanakan, informasi melalui media juga tidak terlalu
efektif
karena tidak semua masyarakat mengkonsumsi media cetak maupun media online.
Pandangan yang ditemukan dari wawancara informan bahwa hak warga untuk
mengetahui anggaran yang kebijakan yang dlaksanakan masih semu, hal ini dapat
dilihat
banyak kebijakan publik yang berupa peraturan maupun kebijakan yang ditentukan
sepihak. Selain itu juga ada tender-tender yang diberikan masih belum transparan.

. Penerapan Prinsip Akuntabilitas.

Pada prinsipnya akuntabilitas dalam proses penyelenggaraan pemerintahan selalu di


tuntut dalam semua tahap, baik itu dalam proses penyusunan program kegiatan,

pembiayaan, pelaksanaan, evaluasi maupun hasil dan dampaknya. Adanya laporan


kepada DPRD dan Pemerintah Pusat menjadi bukti bahwa adanya pertanggungjawaban
pemerintah terhadap seluruh kegiatan maupun kebijakan yang dibuat dan telah
dilaksanakan. Namun, laporan tersebut tidak semuanya sesuai dengan apa yang ada
dilaporkan Begitu pula yang diteliti pada Sekretariat Daerah Kabupaten Natuna
Bagian
Tata Pemerintahan, akuntabilitas belum berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan
dengan
pertanggungjawaban penggunaan anggaran oleh pemerintah daerah masih semu atau

tidak dilaporkan secara rinci yang mengakibatkan keraguan atau ketidakperayaan


masyarakat terhadap laporan tersebut.

Faktor penghambat penerapan Prinsip good governance dalam penyelnggaraan


Pemerintah Daerah di Kabupaten Natuna.

Keberhasilan penyelenggaraan otonomi daerah tidak terlepas adanya partisipasi aktif


anggota masyarakatnya. Salah satu wujud dari tanggung jawab masyarakat. Masyarakat
daerah, baik kesatuan sistem maupun sebagai individu, merupakan integral yang
sangat dari
sistem pemerintahan daerah, karena secara prinsip penyelenggaraan otonomi daerah
ditujukan
guna mewujudkan masyarakat yang sejahtera di daerah yang bersangkutan.

Tentu bukan perkerjaan yang mudah untuk mewujudkan ketiga prinsip good
governance yaitu partisipasi, transparansi dan akuntabiltas dalam praktik
pemerintahan sehari-
hari di Indonesia. Di Kabupaten Natuna khususnya di Sekretariat Daerah Bagian Tata
Pemerintahan masih dijumapi faktor-faktor yang menghambat jalannya ketiga prinsip
good
governance tersebut.

Adapun Adapun faktor-faktor tersebut adalah penjaringan aspirasi masyarakat yang


tidak merata, biasanya yang diundang dalam jaring aspirasi bersifat elitis,
kurangnya
kesadaran masyarakat terhadap partisipasi mereka terhadap pembuatan kebijakan atau
program-program. Kemudian dalam penerapan transparansi, pemerintah kurang
memberikan
informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat sehingga masyarakat tidak mengetahui sama
sekali kebijakan maupun peraturan daerah yang akan dibuat pemerintah. Kalau
penerapan
akuntabilitas pemerintahan juga kurang melaksanakan pertanggungjawabannya kepada
masyarakat, hal ini ditandai dengan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban yang
ditujukan

kepada DPRD terkadang tidak sesuai dengan program-program yang sudah dilaksanakan.

BAB IV
KESIMPULAN

Penerapan prinsip partisipasi dalam proses pembuatan kebijakan ataupun program-


program yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Natuna,
Bagian Administrasi Pemerintahan masih kurang optimal. Dimana keterlibatan atau
partisifasi
masyarakat masih kurang, akibatnya kebijakan atau program yang ditempuh oleh
pemerintah
daerah tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Meskipun prinsip transparansi merupakan salah satu prinsip good governance, namun
prinsip ini masih belum berjalan secara efektif pada Pemerintah Daerah Kabupaten
Natuna,
hal ini terlihat jelas dari kurangnya sosialisasi aparatur pemerintah kepada
masyarakat
terhadap kebijakan yang akan ditempuh.

Penerapan prinsip akuntabilitas yang merupakan salah satu prinsip good governance
masih belum berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan dimana terlihat dari laporan
pertanggungjawaban peraturan maupun kebijakan yang ditempuh pemerintah daerah
terkadang masih belum sesuai dengan apa yang dilaporkan aparatur pemerintah
tersebut.

Kemudian dalam penerapan transparansi, pemerintah kurang memberikan informasi


yang dibutuhkan oleh masyarakat sehingga masyarakat tidak mengetahui sama sekali
kebijakan maupun peraturan daerah yang akan dibuat pemerintah. Kalau penerapan
akuntabilitas pemerintahan juga kurang melaksanakan pertanggungjawabannya kepada
masyarakat, hal ini ditandai dengan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban yang
ditujukan

kepada DPRD terkadang tidak sesuai dengan program-program yang telah dilaksanakan.

Daftar Pustaka

Hanif Nurcholis, Enceng.2019.Administrasi Pemerintahan Daerah (BMP).Tangerang


Selatan: Universitas Terbuka.

Moenta Pangerang & Pradana Anugrah, Pokok-Pokok Hukum Pemerintahan Daerah, PT


Raja Grafindo Persada, Makassar, 2017

Sarundajang S. H. 2011. Birokrasi dalam Otonomi Daerah (Upaya Mengatasi Kegagalan).


Kata Hasta Pustaka. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai