Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Sri Rahayu, S.E., M.S.A., A.k. CA
RONALDO (C1C021108)
KINANTI KUSUMA WARDANI (C1C021112)
MOCHAMAD BADAR RANU WIDAKSO (C1C021113)
Kelompok 9
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
BAB III....................................................................................................................7
PENUTUP...............................................................................................................7
3.1 KESIMPULAN.............................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
2. Reformasi 1998: Pada tahun 1998, Indonesia mengalami reformasi politik dan
jatuhnya rezim otoriter Orde Baru. Peristiwa ini menciptakan peluang untuk
memperbaiki sistem pengawasan dan pemeriksaan sektor publik yang sebelumnya
terpengaruh oleh otoritarianisme.
1
8. Kewajiban Internasional: Indonesia adalah anggota berbagai organisasi
internasional yang mendorong praktik good governance, seperti Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) dan G20. Oleh karena itu, Indonesia harus memenuhi
standar internasional dalam hal pengawasan dan pemeriksaan sektor publik.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dalam Penyelenggaraan Negara.
5. Keppres RI No. 42 tahun 2002 tentang Pedoman
Pelaksanaan APBN serta penjelasannya.
4
pemerintahan yang dalam melakukan pengawasannya secara
mandiri dan terlepas dari pengaruh dan kekuasaan pemerintah,
namun bukan merupakan lembaga tersebut lebih tinggi
kedudukannya dalam pemerintahan.
5
serta membuat perjanjian internasional lain yang menimbulkan
akibat luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat terkait dengan
beban keuangan negara atau pembentukan undang-undang;
(15) Menyerap, menghimpun, menampung, dan menindaklanjuti
aspirasi masyarakat;
(16) Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang ditentukan undang-
undang.
6
penyempurnaan RAPBN yang termasuk tugasnya bersama
dengan pemerintah;
(3) Mengadakan pembahasan laporan keuangan negara dan
pelaksanaan APBN termasuk pemeriksaan BPK yang terkait
dengan lingkup tugasnya;
(4) Menyampaikan hasil pembicaraan pendahuluan,
sebagaimana pembicaraan yang telah dilakukan.
7
IRUTAMA Perencana, Analisa, Evaluasi dan Pelaporan,
(IRUTAMA RENALEV) dan IRUTAMA Intern dan Khusus
(IRUTAMA WANINSUS).
IRUTAMA RENALEV bertugas menyusun rencana kerja,
analisa dan evaluasi hasil pemeriksaan atas tanggung jawab
pemerintah tentang keuangan negara, serta pelaksanaan
penelitian dan pengembangan sistem, metode, dan teknik
pemeriksaan keuangan negara.
IRUTAMA WANINSUS bertugas melakukan pengawasan
atas pelaksanaan kegiatan satuan kerja pelaksana BPK dan
melakukan pemeriksaan khusus atas temuan pemeriksaan,
LAPIP, dan pengaduan masyarakat yang menimbulkan
kerugian negara.
(3) Auditor Utama Keuangan Negara (AUDITAMA KEUANGAN
NEGARA). Mempunyai tugas; melaksanakan pemeriksaan
atas tanggung jawab pemerintah tentang pelaksanaan
APBN/APBD, BUMN/BUMD dan melaksanakan
pemeriksaan atas penguasaan dan pertanggungjawaban
kekayaan negara.
8
keuangan;
- Pemeriksaan atas ketaatan pada peraturan
perundangan yang berlaku;
- Pemeriksaan atas penghematan dan efisiensi dalam
penggunaan keuangan negara;
- Pemeriksaan atas efektivitas pencapaian tujuan.
Pengawasan Masyarakat
UUD 1945 pasal 1 ayat 2 menyatakan bahwa kedaulatan berada di
tangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-undang. Artinya
setiap penyelenggara negara wajib menjalankan tugas dan
fungsinya berdasarkan aspirasi rakyat. Landasan yang memuat
pengawasan masyarakat dalam rangka mewujudkan negara yang
bersih dan bebas dari kolusi, korupsi, dan nepotisme adalah:
6. Tap MPR No. XI/MPR/1998 tanggal 13 November 1998
tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas
KKN.
7. Tap MPR No. IV/MPR/1999 tanggal 19 Oktober 1999
tentang GBHN Tahun 1999-2004.
8. UU No. 28 tahun 1999 19 Mei 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari KKN.
9. PP No. 68 tahun 1999 tanggal 14 Juli tentang Tatacara
Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat Dalam Penyelenggaraan
Negara.
10. Keppres RI No. 42 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan
APBN serta penjelasannya.
9
8. Hak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan
hak- hak tersebut diatas.
Selanjutnya dalam pasal 72 Keppres RI No. 42 tahun 2002
dinyatakan bahwa Inspektur Jenderal Departemen/Pimpinan Unit
Pengawasan Lembaga, Kepala BPKP, Unit Pengawasan
Daerah/Desa wajib menindaklanjuti pengaduan masyarakat
mengenai pelaksanaan APBN.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sistem dan institusi yang bertugas mengawasi dan memeriksa sektor publik
di Indonesia memiliki peran sentral dalam menjaga akuntabilitas, transparansi, dan
integritas dalam pengelolaan dana dan penyediaan layanan publik. Indonesia,
dengan latar belakang sejarah korupsi dan penyalahgunaan dana publik, serta
komitmen pada prinsip-prinsip good governance, telah mengembangkan dan
menerapkan lembaga-lembaga seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), Ombudsman, dan lainnya untuk mencegah
tindakan korupsi, memastikan penggunaan dana publik yang efisien, dan
melaksanakan kebijakan publik dengan baik.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
13