DOSEN PENGAMPU :
Segala puji syukur Kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
petunjuk dan Ridho-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat Kami selesaikan dengan baik.
Tak lupa Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini, khususnya Ibuk Dr. Ratih Kusumastuti, S.E., M.M. M.Si., AK., CA.,
CIQnR. selaku dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Keperilakuan. Sehingga Kami dapat
menyelesaikan Makalah Akuntansi Keprilakuan yang berjudul “FILOSOFI RISET
AKUNTANSI KEPRILAKUAN”. Makalah ini Kami susun berdasarkan pengetahuan yang Kami
peroleh dari jurnal, artikel dan media internet, dengan harapan orang yang membaca dapat
memahami tentang isi makalah ini.
Terlepas dari itu semua, Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna, baik aspek kualitas maupun aspek kuantitas dari materi yang disajikan. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka Kami menerima segala saran dan kritik yang bersifat membangun dari
berbagai pihak guna memperbaiki makalah ini agar menjadi lebih baik kedepannya
Terakhir semoga dengan segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan, Makalah ini
dapat bermanfaat untuk semua orang guna mengetahui lebih jauh tentang Filosofi Riset
Akuntansi Keprilakuan. Demikian makalah ini Kami susun dalam waktu yang telah di
rencanakan. Kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun sangat Kami harapkan agar
penyusunan makalah selanjutnya dapat lebih baik.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Filsafat
Kata filosofi (philosophy) berasal dari bahasa Yunani “philos” (suka, cinta) dan “sophia”
(kebijaksanaan). Filsafat dapat didefinisikan dalam beragam istilah. Pertama, filsafat adalah
sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara
tidak kritis. Kedua, filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan
sikap yang sangat dijunjung tinggi. Problematik filsafat tidak dapat dipecahkan dengan sekadar
mengumpulkan fakta. Untuk mencapai tujuan tersebut, metode dasar untuk penyelidikan filsafat
adalah metode dialektika.
Filsafat ilmu merupakan cabang dari filsafat yang banyak digunakan sebagai batu pijakan
dalam mengembangkan ilmu. Jadi, filsafat ilmu adalah jaringan cabang ilmu sedemikian rupa
sedingga ilmu pengetahuan dapat ditelusuri sampai ke induk filsafatnya. Filsafat ilmu dapat
dikelompokkan menjadi :
a. Ontologi, mempertanyakan hakikat ilmu atau mempertanyakan hal yang akan dikaji oleh
pengetahuan itu.
b. Epistemologi, mempertanyakan cara pengetahuan diperoleh.
c. Aksiologi, mempertanyakan tujuan penggunaan dari pengetahuan yang dimaksud.
2) Paradigma Interpretif
Paradigma ini juga disebut interaksionis subjektif (subjective interactionist). Pendekatan
alternatif pendekatan alternatif ini berasal dari filsuf jerman yang menitikberatkan pada peranan
bahasa, interprestasi dan pemahaman dalam ilm sosial. Sementara itu menurrut Burrel dan
Morgan paradigma ini menggunakan cara pandang para nominalis yang melihat realitas sosial
sebagai sesuatu yng hanya merupakan label, nama atau konsep yang digunakan untuk
membangun realitas. Hal itu bukanlah sesuatu yang nyata, melainkan hanyalah penamaan atas
seseuatu yang diciptakan oleh manusia atau merupakan produk manusia itu sendiri. dengan
demikian realitas sosial merupakan sesuatu yang berada dalam diri manusia itu sendiri sehingga
bersifat subjektif, bukan objektif sebagaimana yang dipahami oleh paradigma fungsionalis.
Pendekatan ini berfokus pada sifat subjektif dunia sosial dan berusaha memahami kerangka
berfikir objek yang sedang dipelajarinya. Fokusnya ada pada diri individu dan persepsi manusia
terhadap realitas, bukan pada realitas independen di luar mereka.
Paradigma interpretif memasukkan aliran etnometodologi (ethnomethodology) dan
interaksionisme simbolis fenomenologis (phenomenological symbilic interactionism) yang
didasarkan pada aliran sosiologis, hermenetis, dan fenomonologis. Tujuan pendekatan interpertif
ini adalah menganalisis realitas sosial dan cara realitas sosial tersebut terbentuk
8
.Berikut dua aliran dengan pendekatan interpretif ini.
a. Tradisonal, yng menekankan pada penggunaan studi kasus, wawancara lapangan dan
analisis historis.
b. Metode Foucauldian, yang menganut teori sosial dari Michael Foucault sebagai
pengganti konsep tradisonal historis yang disebut “ahistorical’ atau “antiquarian”.
9
5) Paradigma Posmodernisme
Posmodernisme menyajikan suatu wacana sosial yang sedang muncul yang meletakkan
dirinya diluar paradigma modern. Jadi jika tidak tepat wacana ini masukkan dalam skema
paradigma yang telah dibahas sebelumnya. Bahkan dapat dikatakan bahwa paradigma
posmodernisme ini merupakan oposisi dari paradigma modern.Tujuan metode arkeologis ini
adalah menetapkan serangkaian dskusi, yaitu sistem wacana, serta menentukan suatu rangakaian
dari awal sampai akhir bagi pemikiran Foucault. Wacana global dan universal tyang dibentuk
oleh paradigma modern merupakan bentuk logosentrisme yng memiliki kuasa yang dapat
menciptakan kegagalan dalam kehidupan manusai serta menyebabkan timbulnya rasisme,
diskriminasi, pengangguran dan stagnasi.
Berikut ciri-ciri utama logosentrisme:
a. Pola pikir oposisi biner (dualistik dikotomis) yang hierarkis seperti esensi-esensi bahasa
lisan tulisan, konsep metefora, jiwa badan, makna bentuk.
b. Aspek keilmuan. Ilmu-ilmu positif produk modernisme banyak menekankan pada aspek
praktis dan fungsi dan sebaliknya melecehkan aspek nilai (etika). Hal ini terlihat dari
pernyataan ilmu-ilmu positif yang mengklaim bahwa ilmu pengetahuan hars netral dan
bebas dari nilai.
c. Aspek praktis, yaitu bentuk standar dan praktik akutansi yang mengklaim bahwa paraktik
akutansi harus berlaku secara universal atau internasional. Klaim ini diwujudkan dengan
gerakan yang disebut harmonisasi akutansi.
Bagi pemikiran Foucault, wacana global dan universal tersebut memiliki hubungan timbal
balik antara kuasa dan pengetahuan.
2) Akuntansi Manajemen
Analisis ini menunjukkan bahwa riset akuntansi keperilakuan dalam bidang akuntansi
manajemen merupakan pertimbangan yang lebih luas dibandingkan dengan riset yang sama
dalam akuntansi keuangan, dan memungkinkan pencerminan tradisi lama yang berbeda dari riset
akuntansi keperilakuan dalam bidang audit. Sistem pengawasan akuntansi tidak dapat dipelajari
secara terpisah, melainkan harus dipertimbangkan dalam konteks variabel ini pengawasan
organisasional yang lain. Riset ini telah mengakui interdepedensi antara variabel lingkungan,
organisasional, dan perilaku yang dapat menawarkan pengetahuan mengenai minat riset
terhadapa audit dalam hubungannya dengan pengujian teknologi dan inovasi organisasional di
kantor akuntan.
Riset akuntansi keperilakuan dalam bidang akuntansi manajemen cenderung fokus pada
15
variabel lingkungan dan organisasional yang mengandalkan teori agensi, seperti insentif dan
varibael asimetri informasi. Pengakuan riset akuntansi keperilakuan dalam bidang akuntansi
manajemen dengan variabel-variabel tersebut yang meliputi interaksi dengan variabel kognitif.
Riset akuntansi keperilakuan dalam bidang akuntansi manajemen hanya merupakan
subbidang akuntansi yang telah memperluas pengujian dari pengaruh fungsi akuntansi terhadap
perilaku. Riset ini menemukan hubungan yang signifikan antara ketidakpastian tugas, partisipasi
anggaran, penekanan anggaran, dan kinerja serta antara gaya evaluasi kinerja atasan dengan
bawahan. Riset ini juga mempunyai implikasi terhadap audit yang secara luas telah difokuskan di
tingkat organisasi perusahaan atau di tingkat tugas individu.
4) Perpajakan
Riset akuntansi keperilakuan dalam bidang perpajakan telah memfokuskan diri pada
kepatuhan (tax compliance) dengan melakukan pengujian variabel psikologi dan lingkungan.
Alma (1991) menyebutkan pengujian teori alternatif dari perilaku kepatuhan pajak menghasilkan
kegagalan atas ekspektasi teori utilitas untuk menjelaskan keputusan kepatuhan secara lengkap.
Riset akuntansi keperilakuan dalam bidang perpajakan saat ini telah membentuk bermacam-
macam perilaku pengetahuan dari riset akuntansi keperilakuan dalam bidang audit.
Dengan mendasarkan pada teori agensi, riset menemukan bahwa subjek memilih sendiri
16
kontrak pekerjaan menurut faktor yang sesuai dengan kompensasi yang diharapkan. Wajib
pajak dapat memengaruhi kemungkinan audit secara efektif melalui keputusan pelaporannya.
Potensi lain untuk riset akuntansi keperilakuan dalam bidang perpajakan dan audit merupakan
studi perilaku yang jarang dilakukan. Audit oleh kantor pajak jarang dilakukan untuk wajib
pajak, tidak seperti audit atas laporan keuangan oleh auditor.
2.5. Teori Keprilakuan Tentang Perusahaan dan Wawasan Untuk Masa Depan
1) Teori Keprilakuan Tentang Perusahaan
Teori organisasi modern berkaitan dengan perusahaan sebagai suatu kesatuan terhadap
pemahaman kegiatan perusahaan dan alasan anggotanya. Tanpa mempedulikan besar
kecilnya, dapat dipastikan bahwa biasanya dapat dipandang sebagai milik dari pemegang
saham yang peerhatiannya lebih terfokus pada dimensi-dimensi keuangan yang berputar di
sekitar harga saham dan berada di ruang lingkup keputusan. Pandangan yang dihimpun
17
secara lengkap dari tujuan suatu perusahaan memungkinkan para akuntan untuk menyiapkan
laporan kuangan yang mencerminkan hasil operasional tahunan perusahaan untuk
didistribusikan ke pemegang saham dan publik melalui laporan keuangan. Laporan in
menyiratkan keberadaan penetapan suatu tujuan yang hampir bisa dipasatikan meliputi tujuan
biaya dan pendapatan dalam wujud cita-cita mengenai pertumbuhan, laba, penguasaan
penjualan di pasar, produksi, persediaan, tingkat pengembalian, overhead pabrik, bauran
produk, karyawan, dan sebagainya.
Agar lebih spesifik, teori modren perusahaan terkait dengan arah tujuan prilaku yang
dipastikan berkaitan dengan tujuan, motivasi, dan karakteristik menvelesaikan masalah
anggota-anggotanya. Tujuan oraganisasi akan dipandang, sebagai berikut:
1. Hasil pengaruh dari permulaan proses antar peserta organisasi.
2. Penentu batas pengambil keputusan perusahaan dan penyelesaian masalah aktivitas.
3. Perannya di dalam sistem pengawasan internal adalah untuk memotivasi peserta, di
mana derajat tingkat keputusan kerja anggotanya akan diuraikan dalam kaitannya
dengan tujuan pribadinya yang saling tumpang tindih dengan tujuan organisasi, dan
sampai sejauh mana kariawan memandang perusahaan sebagai hal yang membantu
penerimaan tujuan pribadi mereka.
Model Motivasional dari Perilaku Manajerial
Sejumlah tori yang ada mencoba untuk menguraikan motivasi manusia secara umum.
Pada bagian ini, akan dikembangkan suatu pandangan dasar mengenai motivasi suatu
prilaku manejerial serta mengevaluasi dengan hubungan dalam keterangan empiris dan
laporan tinjauan literatur. Model pandangan manejer tentang motivasi manajerial yang
diperkenalkan adalah manejer termotivasi untuk mencapai dua tujuan sekaligus, yaitu tujuan
pribadinya dan tujuan perusahaan. Tujuan pribadi dihubungkan secara langsung dengan
pendapatan, status, pengendalian deskosioner, atas alokasi sumber daya, dan jaminan kerja.
Untuk mencapai kedua tujuan in manejer tersebut menutupi slack (rentang/jarak
ketidaksesuaian) dari lingkungan orasionalnya. Oleh karena itu, menciptakan dan
mengendalikan slack dari sumberdaya yang dihadapi berarti menjamin bahwa manejer dapat
mencapai tujuan organisasi dan tujuan pribadinya.
Secara umum, pandangan prilaku individu mengarah pada tujuan prinsip prilaku umum
18
dari teori kebutuhan. Tujuan perilaku biasanya mengarah pada pemunculan kebuthan
karakteristik psikologis. Selain itu, ketidakmampuan untuk mencapai suatu tujuan dapat
menggeser perhatian dari satu tujuan ketujuan lain. Contoh adalah arah tujuan prilaku
organisasi yang mengarah pada pengejaran hanya satu tujuan pada waktu yang sama dan
persentasi suatu tujuan dapat terjadi jika penyelesaian masalah dapat diperoleh.
19
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Kata filosofi (philosophy) berasal dari bahasa Yunani “philos” (suka, cinta) dan “sophia”
(kebijaksanaan). Filsafat dapat didefinisikan dalam beragam istilah. Pertama, filsafat adalah
sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara
tidak kritis. Kedua, filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan
sikap yang sangat dijunjung tinggi. Problematik filsafat tidak dapat dipecahkan dengan sekadar
mengumpulkan fakta. Untuk mencapai tujuan tersebut, metode dasar untuk penyelidikan filsafat
adalah metode dialektika. Paradigma riset akuntansi keperilakuan ada paradigma
fungsionalisme/positivistik, paradigma interpretif, paradigma strukturalisme radikal, paradigma
humanis radikal, paradigma posmodernisme, paradigma akuntansi kritis. Masalah utama di masa
mendatang adalah pendanaan untuk riset ini akan berkurang jumlahnya. Oleh karena riset
keperilakuan saat ini cenderung menjadi lebih mahal dibandingkan dengan usaha akuntan, maka
akan terasa lebih sulit melakukan pekerjaan tersebut. Tidak ada cara yang lebih baik untuk
meningkatkan pemahaman seseorang terhadap satu fenomena, kecuali dengan melakukan riset
dan menulis tentang fenomena tersebut kepada orang lain dan melakukan berbagai perbaikan.
Adanya penghargaan seperti penghargaan akademis (academic rewards), baik terhadap riset
maupun kegiatan pengajaran yang secara tidak langsung akan mendorong pengembangan riset,
merupakan suatu keuntungan guna mengangkat dan menganalisis masalah terbaru.
3.2. Saran
Tentunya penulis menyadari jika dalam penyusunan makalah ini masih banyak ada
kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan segera melakukan
perbaikan susunan makalah ini dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik
yang bisa membangun dari para pembaca. Semoga dengan segala bantuan dan dukungan yang
telah diberikan, Makalah ini dapat bermanfaat untuk semua orang guna mengetahui lebih jauh
tentang Filosofi Riset Akuntansi Keprilakuan.
20
DAFTAR PUSTAKA
Gu, J., Wu, J., Gu, D., Zhang, M., & Shi, L. (2012). k D ; i k D ; i. 20(4), 760–764.
https://www.scribd.com/document/467129964/pdf
https://id.scribd.com/document/460439390/makalah-akt-keperilakuan-bab-6-docx
https://www.scribd.com/doc/134840394/Filosofi-Riset-dalam-Bidang-Akuntansi-
Keperilakuan-doc
21