OLEH:
NIM : A1A619009
KENDARI
2020
Kata pengantar
Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa karena penulis dapat diberikan
kesempatan untuk membuat makalah Akuntansi Sektor Publik mengenai
Perkembangan Akuntansi Sektor di Indonesia.
Penulis berharap bahwa makalah ini dapat menjadi acuan dan pembelajaran
bagi mahasiswa/i lain untuk terus memahami dan mengetahui tentang mata kuliah
Akuntansi Sektor Publik. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak
sangat penulis harapkan demi perbaikan-perbaikan kedepannya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kesimpulan ………………………………………………………………….. 19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan kegiatan pemerintahan atau dikenal akuntansi sektor publik
dan organisasi non-laba terus meningkat sejalan dengan perkembangan kegiatan
pembangunan, globalisasi dan era informasi. Dalam melaksanakan kegiatan yang
semakin rumit, informasi memegang peranan semakin penting. Salah satu informasi
yang dibutuhkan adalah informasi akuntansi sektor publik, baik untuk tujuan
pertanggungjawaban maupun manajerial.
Sebelum era Reformasi, peran Akuntansi Sektor Publik di Indonesia dinilai
kurang berkembang. Akibatnya sektor publik menjadi kurang efisien dan jauh
tertinggal dari sektor privat (swasta). Setelah era reformasi tuntutan peningkatan
kinerja sektor publik semakin berorientasi pada terciptanya ”good public and
corporate governance
Akuntansi sektor publik memiliki kaitan yang erat dengan penerapan dan
perlakuan akuntansi pada domain publik. Domain publik sendiri memiliki wilayah
yang relatif luas dan kompleks dibandingkan dengan sektor swasta/bisnis. Peranan
akuntansi sektor publik ditujukan untuk memberikan pelayanan publik dalam rangka
memenuhi kebutuhan publik. Beberapa tugas dan fungsi sektor publik sebenarnya
dapat juga dilakukan swasta. Akan tetapi, untuk peranan dan tugas tertentu
keberadaan sektor publik tidak dapat diganti oleh sektor swasta. Dalam beberapa hal,
akuntansi sektor publik berbeda dengan akuntansi pada sektor swasta. Perbedaan sifat
dan karakteristik akuntansi sektor publik dan sektor swasta disebabkan karena adanya
perbedaan lingkungan yang mempengaruhi. Perbedaan sifat dan karakteristik sektor
publik dengan sektor swasta dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu: tujuan organisasi,
iv
sumber pembiayaan, pola pertanggungjawaban, struktur kelembagaan, karakterisik
anggaran, stakeholder yang dipengaruhi, sistem manajemen/akuntansi.
Saat ini, sektor publik dituntut untuk memperhatikan kualitas dan
profesionalisme serta Value for Money dalam menjalankan aktivitasnya. Value for
Money merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan
pada tiga elemen utama, yaitu: ekonomi, efisiensi, dan efektivitas. Selain itu, tuntutan
yang lain adalah perlunya akuntabilitas publik dan Good Governace.
Agar dapat berjalan dengan baik, Good Governance didukung oleh tiga pilar
utama, yaitu pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Ketiga pilar ini mempunyai
interaksi yang sangat kuat antara satu dengan yang lainnya. Sektor pemerintah
mempunyai peranan sebagai regulator yang mengatur agar sumber daya yang ada
dapat teralokasi secara optimal. Sektor swasta berperan mengeksplorasi dan
memberikan nilai tambah terhadap sumber daya sehingga dapat Dikonsumsi atau
dinikmati oleh masyarakat. Di sisi lain, masyarakat selaku konsumer utama
dari Public Goods mengharapkan agar sumber daya yang ada dapat diperoleh dengan
mudah dan dengan harga yang terjangkau.
Tiga prinsip utama yang mendasari penerapan Good Governance adalah
partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas. Ketiga prinsip dasar ini merupakan
prinsip yang berlaku secara universal. Secara ringkas dapat diuraikan bahwa
partisipasi mendorong keterlibatan dari sektor swasta dan masyarakat dalam
pengambilan keputusan publik dan penyerahan jasa dan barang kepada para pemakai.
Transparansi merupakan keterbukaan informasi atas penyelenggaraan pemerintahan,
sedangkan akuntabilitas menunjukkan adanya kewajiban untuk melaporkan secara
akurat dan tepat waktu informasi yang terkait dengan pertanggunggungjawaban
penyelenggaraan pemerintahan.
Dari persepektif ilmu ekonomi, sektor publik dapat dipahami sebagai suátu
entitas yaitu aktivitasnya berhubungan dengan usaha untuk menghasilkan barang dan
pelayanan publik dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hak publik. Sejalan dengan
v
perspektif ilmu ekonomi tersebut, tujuan akuntansi sektor publik adalah untuk
memberikan pelayanan publik dalam rangka memenuhi kebutuhan public
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan organisai public dalam sudut pandang
akuntansi?
2. Bagaimana akuntansi sektor public versus akuntansi pemerintahan?
3. Apa saja ruang lingkup akuntansi sektor public
4. Bagaimana perkembangan akuntansi sektor public?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Bagaimana perkembangan organisai public dalam
sudut pandang akuntansi?
2. Untuk mengetahui Bagaimana akuntansi sektor public versus akuntansi
pemerintahan?
3. Untuk mengetahui Apa saja ruang lingkup akuntansi sektor public
4. Untuk mengetahui Bagaimana perkembangan akuntansi sektor public?
vi
BAB II
PEMBAHASAN
vii
Dimasa Roma, praktik akuntansi untuk mendukung mekanisme pajak
dilakukan oleh semua pejabat. Dipertengahan akhir abad 14, praktik pencatatan
transaksi keuangan di Genoa adalah berupa bukti transaksi keuangan antar
pemerintahan yang berkuasa dan rakyat.
Pada saat yang sama, dibelahan dunia lain, gereja memasuki era peranan
gereja dalam pemerintahan. Proses administrasi pencatatan keuangan gereja telah
dilakukan secara rapi. Orientasi politik mendasari kebijakan administrasi adalah
perlawanan kaum gereja terhadap kaum kapitalistik yang berorientasi mencari
keuntungan pribadi.
Pada awal abad 15, kekuatan perekonomian bergeser dari Italia ke Inggris,
dimana filosofi ekonomi mercantilisme bertahan selama dua abad berikutnya.
Sistem Mercantilisme dimana pemerintah pusat mengendalikan dan mengatur
semua tahap perdagangan. Proses pelaporan dikembangkan lebih rinci terutama
untuk informasi tenaga kerja, metode produksi, tipe dan kualitas barang yang
diproduksi, harga penjualan, dan metode pemasaran.
Pada akhir abad 18, terjadi perubahan mendasar dalam aturan bisnis.
Inisiatif individu menjadi lebih dihargai dan diberi peluang seluas - luasnya.
Akibatnya, revolusi industri muncul di Inggris. Kejadian ini menunjukkan bahwa
pengembangan akuntansi keuangan dan biaya perusahaan lebih dipicu oleh
perkembangan praktik akuntansi sektor publik.
viii
menyamakan akuntansi sektor publik sebagai proses pencatatan penarikan pajak
yang dipungut pihak pemerintah. Satu-satunya perkembangan di masa itu adalah
dimulainya praktik audit atas dana pemerintah. Pada tahun 1832, dibentuklah
komisi audit yang melaporkan ke Dewan perwakilan Rakyat tentang pelaksanaan
pengeluaran dana.
ix
3. Ruang lingkup akuntansi sektor publik
x
e) Akuntansi Pendidikan dan Kesehatan puskesmas, rumah sakit, dan
sekolah.
f) Akuntansi Tempat peribadatan.
2) Aktivitas yang mendekatkan diri ke pasar tidak pernah ditujukan untuk
memindahkan organisasi sektor publik ke sektor swasta.
xi
Penegakan etika pemeriksa saat ini menjadi suatu hal yang mendesak.
Tuntutan dibatasi hanya oleh profesi, dalam artian sepanjang aturan profesi
dipenuhi maka akuntan dianggap sudah memenuhi kewajiban dengan baik secara
profesi maupun kemasyarakatan. Hal ini dinilai tidak wajar, sebab masyarakat
menuntut agar akuntan bisa dituntut dijalur hukum. Profesionalisme profesi, hal
ini terkait dengan kejujuran keahlian dan pribadi, telah dituntut untuk dapat
dibawa sebagai kredibilitas profesi dimata prosedur hukum masyarakat. Akuntan
sebagai suatu profesi diminta untuk terlibat secara aktif, terkait dengan
pelaksanaan transparansi ekonomi.
xii
menulis di Amerika Serikat, menyajikan perbandingan sistem ekonomi dan
mensintesisnya menjadi tiga kelompok, yaitu negara seperti Amerika Serikat yang
menerapkan ekonomi liberal (kebebasan ekonomi), negara seperti Rusia yang
mengadopsi ekonomi terpusat, serta negara seperti Inggris dan Perancis yang
menerapkan kebebasan ekonomi barat secara tradisional, tetapi dalam dua
dekade terdahulu telah beralih melaksanakan kompromi antara kebebasan dan
perencanaan ekonomi sektor publik dengan persetujuan negara-negara tertentu
yang menggunakan perencanaan ketimuran. Sektor publik negara pembentuk
tidak hanya lebih kecil, tetapi juga berbeda kualitasnya. Sebagian besar
negara-negara ini merencanakan tenaga kerja bagi ekonomi pemerintah dengan
maksud membantu sektor swasta yang ditinggalkan (Brown & Jackson, 1982).
xiii
untuk kebutuhan publik sebagai bantuan terpenting dalam bentuk pajak.
Substansi sukarela belum dapat diterima secara luas.
Empat, kondisi organisasi sektor publik amat mandiri, atau lepas dari
mekanisme murni pasar, pemikir yang dominan saat ini masih berpihak pada
pembatasan kompetisi terbuka. Sehingga terjadi pemisahan mekanisme
manajemen kompetisi dan pasar ini, maka dengan penyedian jasa yang
dipisahkan dengan konsumsi jasa tersebut. Sebagai contoh, pelayanan kesehatan
dimana pemeliharaan rumah sakit menyediakan perawatan kesehatan yang paling
murah bagi masyarakat. Akibatnya, program perubahan kepemilikan akan
mengakibatkan pertentangan pasar dan mekanisme konsumsi produk organisasi
sektor publik yang bersangkutan.
Kelima, fokus kesuksesan penyelenggaraan aktivitas publik adalah
kompetensi manajemen, jiwa akuntansi sangatlah berperan dalam hal ini. Secara
prinsip, akuntansi akan menjadi alat pengendali dari manajer, memunculkan
konsistensi seorang manajer bertanggung jawab tidak hanya untuk aktivitas
xiv
tersebut, tetapi juga untuk manajemen keuangan dari aspek pengecualian
anggaran belanja. Misalnya, dalam manajemen sekolah negeri di daerah, kepala
sekolah diberikan anggaran belanja operasi berdasarkan jumlah siswa yang belajar
kemudian menjalankannya di sekolah serta mengendalikan anggaran belanja
mereka. Begitu pula di pemerintahan pusat, banyak fungsi menteri yang
membawahi departemen diberi wewenang untuk mengusulkan rencana anggaran
yang diperlukan untuk menjalankan program departemen dan bertanggung
jawab terhadap fungsi dan operasional yang terbatas dalam suatu anggaran
belanja tertentu. Jadi fokus pengajaran dikembangkan dari teknis pencatatan ke
analisis kebijakan manajemen sektor publik.
xv
Enam alasan di atas telah berkembang, sehingga kecenderungan perubahan
ke akuntansi sektor publik menjadi lebih pasti.
xvi
Isu isu akuntansi sektor public di Indonesia
Pada saat investasi dan kredit perbankan bergerak positif maka semakin
tinggi tuntutan kepada akuntan untuk menegakkan governance. Akuntan dipadang
sebagai salah satu pihak yang sangat kompeten untuk menjaga risiko investasi dan
perkreditan dari investor atau kreditur. Kemudian, masih sejalan dengan tuntutan
governance tersebut, pemerintah Indonesia kini aktif membuat peraturan untuk
profesi akuntan publik. Pembatasan rangkap jabatan dan pemberian jasa, aturan
quality control dan independensi sengaja dibuat untuk memenuhi tuntutan
xvii
governance di satu sisi, namun disisi lain menjadikan profesi akuntan penuh
dengan aturan.
“Satu hal yang paling diperlukan oleh Indonesia saat ini adalah menambah
jumlah akuntan,” kata Manajer Manajemen Keuangan Kawasan Asia Timur dan
Pasifik Bank Dunia Samia Msadek di Jakarta, Senin, dalam peluncuran “Report
on the Observance of Standards and Codes” (ROSC) di Indonesia dari Bank
Dunia.
Per 31 Juli 2010, menurut data Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), ada 8.832
anggota perorangan organisasi tersebut, 1.407 di antaranya adalah akuntan publik
sementara 3.680 adalah akuntan yang bekerja di sektor publik. Saat ini Indonesia
sedang mempersiapkan sistem laporan keuangan perusahaan yang berkiblat pada
standar internasional atau International Financial Reporting Standards (IFRS)
yang akan diberlakukan mulai Januari 2012.
Pertama, pemerintah perlu memperhatikan dan mengusahakan pendidikan
bagi akuntan dan menambah jumlah akuntan secara berkelanjutan demi menjaga
xviii
sistem akuntansi yang ditetapkan. “Pendidikan yang diberikan perlu disesuaikan
dengan perkembangan sistem akuntansi, termasuk bagaimana meningkatkan
kemampuan para akuntan yang sudah bekerja saat ini mengingat standar akuntasi
dan pemeriksaan keuangan terus berubah,” kata Samia.Kedua, menerapkan aturan
akuntansi, sesuai dengan Undang-undang yang disahkan, khususnya bagi
perusahaan publik dan perusahaan yang tercatat dalam pasar modal. Rekomendasi
ketiga adalah pengawasan implementasi aturan, mengingat proses konvergensi
sistem laporan keuangan lama menjadi sistem IFRS perlu dipahami oleh
manajemen perusahaan dan badan pengawas laporan keuangan yaitu Bank
Indonesia dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-
LK).
Lebih jauh Stefan mengatakan, sebagai salah satu negara anggota G-20,
Indonesia selalu menjadi perhatian dunia. “Penerapan kode-kode dan standar-
standar yang diakui internasional, termasuk standar pelaporan keuangan
internasional, akan memperkuat arsitektur finansial Indonesia,” tukasnya. Laporan
tersebut merekomendasikan beberapa hal untuk makin meningkatkan infrastruktur
xix
audit dan akuntasi, antara lain pembaruan kerangka kebijakan dan penyelarasan
sepenuhnya dengan standar-standar audit dan kauntansi internasional.
xx
yang kuat bagi profesi akuntan. Adapun laporan tersebut, menurut dia,
merekomendasikan beberapa hal untuk makin meningkatkan infrastruktur audit
dan akuntansi, antara lain pembaruan kerangka kebijakan, penyelarasan
sepenuhnya dengan standar-standar audit dan akuntansi international.
xxi
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
xxii
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/ajengpipit/ akuntansi-sektor-publik-80516701
https://www.researchgate.net/publication/336885315_Perkembangan_Peneliti
an_Akuntansi_Sektor_Publik_di_Indonesia
xxiii