Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

“PERKEMBANGAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


DI INDONESIA”

OLEH:

NAMA : SEPTIAN SADILA

NIM : A1A619009

PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020
Kata pengantar

Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa karena penulis dapat diberikan
kesempatan untuk membuat makalah Akuntansi Sektor Publik mengenai
Perkembangan Akuntansi Sektor di Indonesia.

Penulis berharap bahwa makalah ini dapat menjadi acuan dan pembelajaran
bagi mahasiswa/i lain untuk terus memahami dan mengetahui tentang mata kuliah
Akuntansi Sektor Publik. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak
sangat penulis harapkan demi perbaikan-perbaikan kedepannya.

Kendari , 20 Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………….……. ii

Daftar Isi …………………………………………………………….…… iii

Bab I: Pendahuluan …………………….……………………….…… 1

A. Latar Belakang …………………………………………….….… 1


B. Rumusan Masalah ………………………………………….…….… 3
C. Tujuan ………………………………………………………..… 3

Bab II : Pembahasan …………………………..……………………… 4

1. Perkembangan Organisasi Sektor Public Dari Sudut Akuntansi …. 4


2. Akuntansi Sektor Public Versus Akuntansi Pemerintah …………. 6
3. Ruang Lingkup Akuntansi ………………………………………….. 7
4. Perkembangan Akuntansi Sektor Public …………….……………. 8
 Pengembangan Akuntansi Sektor Public ………………………….. 9
 Titik Kritis Praktik Akuntansi Sektor Public …………………. 13
 Isu Isu Akuntansi Sektor Public Di Indonesia …………………. 14

Bab III: Penutup ………………………………………………………….. 19

Kesimpulan ………………………………………………………………….. 19

Daftar Pustaka …………………………………………………………. 20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan kegiatan pemerintahan atau dikenal akuntansi sektor publik
dan organisasi non-laba terus meningkat sejalan dengan perkembangan kegiatan
pembangunan, globalisasi dan era informasi. Dalam melaksanakan kegiatan yang
semakin rumit, informasi memegang peranan semakin penting. Salah satu informasi
yang dibutuhkan adalah informasi akuntansi sektor publik, baik untuk tujuan
pertanggungjawaban maupun manajerial.
Sebelum era Reformasi, peran Akuntansi Sektor Publik di Indonesia dinilai
kurang berkembang. Akibatnya sektor publik menjadi kurang efisien dan jauh
tertinggal dari sektor privat (swasta). Setelah era reformasi tuntutan peningkatan
kinerja sektor publik semakin berorientasi pada terciptanya ”good public and
corporate governance
Akuntansi sektor  publik memiliki kaitan yang erat dengan penerapan dan
perlakuan akuntansi pada domain publik. Domain publik sendiri memiliki wilayah
yang  relatif luas dan kompleks dibandingkan dengan sektor swasta/bisnis. Peranan
akuntansi  sektor publik ditujukan untuk memberikan pelayanan publik dalam  rangka
memenuhi  kebutuhan publik.  Beberapa tugas dan fungsi sektor publik sebenarnya
dapat juga dilakukan swasta. Akan tetapi, untuk peranan dan tugas tertentu
keberadaan sektor publik tidak dapat diganti oleh sektor swasta. Dalam beberapa hal,
akuntansi sektor publik berbeda dengan akuntansi pada sektor swasta. Perbedaan sifat
dan karakteristik akuntansi sektor publik dan sektor swasta disebabkan karena adanya
perbedaan lingkungan yang mempengaruhi. Perbedaan sifat dan karakteristik sektor
publik dengan sektor swasta dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu: tujuan organisasi,

iv
sumber pembiayaan, pola pertanggungjawaban, struktur kelembagaan, karakterisik
anggaran, stakeholder yang dipengaruhi, sistem manajemen/akuntansi.
Saat ini, sektor publik dituntut untuk memperhatikan kualitas dan
profesionalisme  serta Value for Money dalam menjalankan aktivitasnya. Value for
Money merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan
pada tiga elemen utama, yaitu: ekonomi, efisiensi, dan efektivitas. Selain itu, tuntutan
yang lain adalah perlunya akuntabilitas publik dan Good Governace.
Agar dapat berjalan dengan baik, Good Governance didukung oleh tiga pilar
utama, yaitu pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Ketiga pilar ini mempunyai
interaksi yang sangat kuat antara satu dengan yang lainnya. Sektor pemerintah
mempunyai peranan sebagai regulator yang mengatur agar sumber daya yang ada
dapat teralokasi secara optimal. Sektor swasta berperan mengeksplorasi dan
memberikan nilai tambah terhadap sumber daya sehingga dapat Dikonsumsi atau
dinikmati oleh masyarakat. Di sisi lain, masyarakat selaku konsumer utama
dari Public Goods mengharapkan agar sumber daya yang ada dapat diperoleh dengan
mudah dan dengan harga yang terjangkau.
Tiga prinsip utama yang mendasari penerapan Good Governance adalah
partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas.  Ketiga prinsip dasar ini merupakan
prinsip yang berlaku secara universal. Secara ringkas dapat diuraikan bahwa
partisipasi mendorong keterlibatan dari sektor swasta dan masyarakat dalam
pengambilan keputusan publik dan penyerahan jasa dan barang kepada para pemakai.
Transparansi merupakan keterbukaan informasi atas penyelenggaraan pemerintahan,
sedangkan akuntabilitas menunjukkan adanya kewajiban untuk melaporkan secara
akurat dan tepat waktu informasi yang terkait dengan pertanggunggungjawaban
penyelenggaraan pemerintahan.
Dari  persepektif  ilmu ekonomi, sektor publik dapat dipahami sebagai suátu
entitas yaitu aktivitasnya berhubungan dengan usaha untuk menghasilkan barang dan
pelayanan publik dalam  rangka memenuhi kebutuhan dan hak publik. Sejalan dengan

v
perspektif ilmu ekonomi tersebut, tujuan akuntansi sektor publik adalah untuk
memberikan pelayanan publik dalam rangka memenuhi kebutuhan public

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan organisai public dalam sudut pandang
akuntansi?
2. Bagaimana akuntansi sektor public versus akuntansi pemerintahan?
3. Apa saja ruang lingkup akuntansi sektor public
4. Bagaimana perkembangan akuntansi sektor public?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Bagaimana perkembangan organisai public dalam
sudut pandang akuntansi?
2. Untuk mengetahui Bagaimana akuntansi sektor public versus akuntansi
pemerintahan?
3. Untuk mengetahui Apa saja ruang lingkup akuntansi sektor public
4. Untuk mengetahui Bagaimana perkembangan akuntansi sektor public?

vi
BAB II
PEMBAHASAN

1. Perkembangan Organisasi Sektor Public Dari Sudut Akuntansi

awal 1990-an, paradigma pemerintahan diberbagai negara bergeser dari


pemerintahan formal (rulling government), munuju ke tata pemerintahan yang
baik (good governance), dalam rangka menempatkan administrasi pemerintahan
menjadi lebih efektif, efisien, dan berkeadilan bagi setiap warga masyarakat.
Aparat pemerintahan berubah menjadi tanggap akan tuntutan lingkungan,
sehingga pelayanan yang diberikan yang terbaik dengan prosedur yang transparan
dan berakuntabilitas. Keberadaan praktik akuntansi sektor publik sudah ada sejak
ribuan tahun sebelum masehi. Praktik tersebut pada umumnya berbentuk
pemerintahan - organisasi sektor publik yang diklasifikasikan dalam:
1) Semangat kapitalisasi (Capitalistic spirit).
2) Peristiwa politik dan ekonomi (economic and politic events).
3) Inovasi teknologi (technology inovation).

Bukti sejarah mengindikasikan bahwa praktik sistem pencatatan telah ada


sejak zaman mesir kuno. Saat itu, pemerintahan Mesir tersusun atas distrik -
distrik yang dipimpin seorang gubernur yang bertugas menyimpan catatan
kekayaan setiap distrik sebagai dasar pemungutan pajak.
Dimasa Yunani, pemerintahan yang berkuasa membagi secara adil
berbagai sumber pendapatan yang diterima. Phartenon merupakan sebutan bagi
organisasi kementrian yang bertugas.

vii
Dimasa Roma, praktik akuntansi untuk mendukung mekanisme pajak
dilakukan oleh semua pejabat. Dipertengahan akhir abad 14, praktik pencatatan
transaksi keuangan di Genoa adalah berupa bukti transaksi keuangan antar
pemerintahan yang berkuasa dan rakyat.

Pada saat yang sama, dibelahan dunia lain, gereja memasuki era peranan
gereja dalam pemerintahan. Proses administrasi pencatatan keuangan gereja telah
dilakukan secara rapi. Orientasi politik mendasari kebijakan administrasi adalah
perlawanan kaum gereja terhadap kaum kapitalistik yang berorientasi mencari
keuntungan pribadi.

Pada awal abad 15, kekuatan perekonomian bergeser dari Italia ke Inggris,
dimana filosofi ekonomi mercantilisme bertahan selama dua abad berikutnya.
Sistem Mercantilisme dimana pemerintah pusat mengendalikan dan mengatur
semua tahap perdagangan. Proses pelaporan dikembangkan lebih rinci terutama
untuk informasi tenaga kerja, metode produksi, tipe dan kualitas barang yang
diproduksi, harga penjualan, dan metode pemasaran.

Pada akhir abad 18, terjadi perubahan mendasar dalam aturan bisnis.
Inisiatif individu menjadi lebih dihargai dan diberi peluang seluas - luasnya.
Akibatnya, revolusi industri muncul di Inggris. Kejadian ini menunjukkan bahwa
pengembangan akuntansi keuangan dan biaya perusahaan lebih dipicu oleh
perkembangan praktik akuntansi sektor publik.

Praktik akuntansi sektor publik dapat dikatakan berkembangan lebih


lambat di abad ke 19 dan 20. Karena interpretasi yang salah muncul dengan

viii
menyamakan akuntansi sektor publik sebagai proses pencatatan penarikan pajak
yang dipungut pihak pemerintah. Satu-satunya perkembangan di masa itu adalah
dimulainya praktik audit atas dana pemerintah. Pada tahun 1832, dibentuklah
komisi audit yang melaporkan ke Dewan perwakilan Rakyat tentang pelaksanaan
pengeluaran dana.

2. Akuntansi sektor public versus akuntansi pemerintah dari sudut


akuntansi

Pemerintahan Persepsi yang disebarkan dalam pengajaran akuntansi


pemerintahan Indonesia adalah akuntansi pemerintahan pengganti akuntansi
sektor publik. Alasan lain yang dikembangkan oleh pendukung akuntansi
pemerintahan adalah karakter akuntansi sebagai penyedia jasa yang relevan untuk
berbagai jenis individu dan organisasi. Karakter ini memisahkan akuntansi dari
perspektif makro. Namun dilain pihak, perspektif ini membuka peluang untuk
mengadopsi teknik ekonomi dan statistik. Akibatnya, akuntansi pemerintahan
cenderung didefinisikan sebagai sistem pengukuran kinerja pemerintah. Dengan
kata lain, akuntansi mendukung pemerintah dalam mempertanggungjawabkan
terhadap keputusan sumber daya apa serta kebutuhan kelompok sipil, diperlukan
sumber daya dan pengetahuan yang rasional. Jadi praktik akuntansi pemerintahan
yang benar mendapatkan dukungan yang luas dalam orde reformasi.

ix
3. Ruang lingkup akuntansi sektor publik

Pemahaman akan pentingnya akuntansi sektor publik baru muncul akhir -


akhir ini. Keluasan pembahasan bidang akuntansi sebagai satu sisi lain dari
akuntansi mulai dirasa penting dalam pengajaran akuntansi di perguruan tinggi.
Peranan sektor publik dalam bentuk pemerintahan dan usaha-usaha yang
dilakukan telah terbukti menjadi tulang punggung perekonomian negara selama
lebih dari lima puluh tahun ini. Sehingga pembatasan pembahasan akuntansi
sektor publik pada pemerintahan akan berdampak kosongnya pengaturan praktik
praktik akuntansi di sektor publik itu sendiri.

Sebagai langkah awal, penataan kembali akuntansi sektor public tentunya


perlu dilakukan. Salah satu hal yang amat substansial adalah konsesus akan ruang
lingkup akuntansi sektor publik. Akuntansi sektor publik merupakan bidang
akuntansi yang mempunyai ruang lingkup lembaga-lembaga tinggi negara dan
departemen-departemen dibawahnya, pemerintahan daerah, yayasan, partai
politik, perguruan tinggi, dan organisasi-organisasi, nonprofit lainnya. Dari
beberapa diskusi mengenai ruang lingkup akuntansi sektor publik didapat :
1) Organisasi sektor publik dibatasi dengan organisasi-organisasi yang
menggunakan dana masyarakat, sehingga perlu melakukan
pertanggungjawaban ke masyarakat. Di Indonesia, Akuntansi Sektor
Publik mencakup beberapa bidang utama, yakni :
a) Akuntansi Pemerintah Pusat.
b) Akuntansi Pemerintah Daerah.
c) Akuntansi Parpol dan LSM.
d) Akuntansi Yayasan.

x
e) Akuntansi Pendidikan dan Kesehatan puskesmas, rumah sakit, dan
sekolah.
f) Akuntansi Tempat peribadatan.
2) Aktivitas yang mendekatkan diri ke pasar tidak pernah ditujukan untuk
memindahkan organisasi sektor publik ke sektor swasta.

4. Perkembangan akuntansi sektor publik

Perkembangan Akuntansi Sektor Publik Beberapa tahun terakhir ini,


masayarakat Indonesia mengalami perubahan yang cukup mendasar dan besar,
yang ditandai dengan meningkatnya keinginan akan akuntabilitas dan transparansi
kinerja terhadap pengelolaan sektor publik. Istilah reformasi merupakan cetusan
untuk mendudukan kembali keseimbangan antara pembangunan fisik dan
pembangunan nilai. Sehingga reformasi menjadi lebih menekankan pembangunan
nilai yang diungkap dalam goog governance.

Ungkapan pemerintahan yang bersih dapat diinterpretasikan sebagai


perwujudan indikator kejujuran pemerintah. Dimasa yang lalu, kejujuran
pemerintah lebih diartikan sebagai stabilitas pemerintah. Sedangkan di masa
reformasi, kejujuran diartikan sebagai pemerintah yang bersih. Sehingga,
mekanisme manipulasi yang dipraktekkan dimasa lalu harus di ganti dengan
mekanisme transparansi. Perubahan politik dan krisis ekonomi telah menyebabkan
munculnya kesadaran baru dikalangan masyarakat Indonesia. Fungsi akuntansi
saat ini, diharapkan menjadi turunan dari perkembangan tuntutan masyarakat
terhadap bidang akuntansi untuk memajukan sektor publik.

xi
Penegakan etika pemeriksa saat ini menjadi suatu hal yang mendesak.
Tuntutan dibatasi hanya oleh profesi, dalam artian sepanjang aturan profesi
dipenuhi maka akuntan dianggap sudah memenuhi kewajiban dengan baik secara
profesi maupun kemasyarakatan. Hal ini dinilai tidak wajar, sebab masyarakat
menuntut agar akuntan bisa dituntut dijalur hukum. Profesionalisme profesi, hal
ini terkait dengan kejujuran keahlian dan pribadi, telah dituntut untuk dapat
dibawa sebagai kredibilitas profesi dimata prosedur hukum masyarakat. Akuntan
sebagai suatu profesi diminta untuk terlibat secara aktif, terkait dengan
pelaksanaan transparansi ekonomi.

Akuntansi sektor publik diharapkan lebih ditekankan pada sistem dan


pemeriksaan akuntansi. Sistem akuntansi sektor publik yang selama ini
dikembangkan lebih melayani karakteristik persaingan swasta. Ini tentunya
merupakan kesalahan besar karena karakter dan evaluasi kinerja publik amat
berbeda dengan yang ada di swasta. Pengukuran prestasi dan kinerja sektor publik
merupakan titik berat pengembangan akuntansi sektor publik. Penekanan terhadap
efisiensi keuangan dan efektivitas manajemen akan menjadi dua titik awal fokus
pengembangan bidang akuntansi manajemen sektor publik ini.

 Pengembangan Akuntansi sektor publik

Pengembangan akuntansi sektor publik, tanpa mengabaikan pentingnya


pemahaman teknik-teknik akuntansi di organisasi pemerintahan, pengajaran
akuntansi ektor publik dikembangkan dalam kondisi yang berbeda. Pertama, di
tahun 1952, frase sektor publik untuk pertama kalinya diajarkan di dunia
akademis (Kamus Inggris Oxford, edisi kedua, 1989, hal 779). Seorang
ekonom, Suranyi-Unger, yang menghabiskan hidupnya di Hongaria, tetapi

xii
menulis di Amerika Serikat, menyajikan perbandingan sistem ekonomi dan
mensintesisnya menjadi tiga kelompok, yaitu negara seperti Amerika Serikat yang
menerapkan ekonomi liberal (kebebasan ekonomi), negara seperti Rusia yang
mengadopsi ekonomi terpusat, serta negara seperti Inggris dan Perancis yang
menerapkan kebebasan ekonomi barat secara tradisional, tetapi dalam dua
dekade terdahulu telah beralih melaksanakan kompromi antara kebebasan dan
perencanaan ekonomi sektor publik dengan persetujuan negara-negara tertentu
yang menggunakan perencanaan ketimuran. Sektor publik negara pembentuk
tidak hanya lebih kecil, tetapi juga berbeda kualitasnya. Sebagian besar
negara-negara ini merencanakan tenaga kerja bagi ekonomi pemerintah dengan
maksud membantu sektor swasta yang ditinggalkan (Brown & Jackson, 1982).

Kedua, karakter organisasi sektor publik menunjukkan variasi sosial,


ekonomi, politik, dan karakteristik menurut undang- undang. Masing-masing
memiliki perbedaan kekuatan dan tanggung jawab serta memperlihatkan contoh
perbedaan pertanggungjawaban. Masing-masing berbeda tujuannya baik dalam
hal keuangan maupun struktur organisasi. Perbedaan tersebut melukiskan betapa
sektor publik berkembang sesuai dengan tekanan yang ada terhadap latar
belakang sejarah yang dimiliki dan sumber dayanya, jadi memahami kinerja
sektor publik sebaiknya dimulai bukan dari sisi teknis namun pada konsep dasar
organisasi tersebut. Slogan Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI), yang
selalu digunakan dalam argumentasi debat di kelas, yaitu abdi rakyat atau pelayan
masyarakat (sekarang merupakan organisasi pegawai negeri sipil yang berdiri
sendiri) mencoba menggambarkan organisasi yang pada saat ini telah
memperoleh pengakuan di Indonesia, serta bagaimana perbedaannya dengan
pemerintah. Argumen yang biasanya digunakan untuk menetralisir pendapat ini
adalah kemurahan hati. Inti dari kemurahan hati adalah kontribusi individu

xiii
untuk kebutuhan publik sebagai bantuan terpenting dalam bentuk pajak.
Substansi sukarela belum dapat diterima secara luas.

Ketiga, aktivitas organisasi sektor publik amat beraneka ragam. Sebagai


contoh, mulai dibukanya sektor public berkompetisi dalam mekanisme pasar yang
paling nyata, yaitu privatisasi, telah menyebabkan kebutuhan utama seperti gas,
listrik, air, dan kepemilikan publik dilepaskan ke swasta (tetapi publik yang
mengatur). Selain itu, aktivitas yang terus bertambah sekarang ini menghendaki
keputusan didasarkan pada penawaran yang kompetitif dengan sektor swasta.
Persaingan antara kontraktor dengan organisasi sektor publik untuk
menyediakan. Hal tersebut dimulai dari persiapan anggaran sampai
membersihkan perusahaan.

Empat, kondisi organisasi sektor publik amat mandiri, atau lepas dari
mekanisme murni pasar, pemikir yang dominan saat ini masih berpihak pada
pembatasan kompetisi terbuka. Sehingga terjadi pemisahan mekanisme
manajemen kompetisi dan pasar ini, maka dengan penyedian jasa yang
dipisahkan dengan konsumsi jasa tersebut. Sebagai contoh, pelayanan kesehatan
dimana pemeliharaan rumah sakit menyediakan perawatan kesehatan yang paling
murah bagi masyarakat. Akibatnya, program perubahan kepemilikan akan
mengakibatkan pertentangan pasar dan mekanisme konsumsi produk organisasi
sektor publik yang bersangkutan.
Kelima, fokus kesuksesan penyelenggaraan aktivitas publik adalah
kompetensi manajemen, jiwa akuntansi sangatlah berperan dalam hal ini. Secara
prinsip, akuntansi akan menjadi alat pengendali dari manajer, memunculkan
konsistensi seorang manajer bertanggung jawab tidak hanya untuk aktivitas

xiv
tersebut, tetapi juga untuk manajemen keuangan dari aspek pengecualian
anggaran belanja. Misalnya, dalam manajemen sekolah negeri di daerah, kepala
sekolah diberikan anggaran belanja operasi berdasarkan jumlah siswa yang belajar
kemudian menjalankannya di sekolah serta mengendalikan anggaran belanja
mereka. Begitu pula di pemerintahan pusat, banyak fungsi menteri yang
membawahi departemen diberi wewenang untuk mengusulkan rencana anggaran
yang diperlukan untuk menjalankan program departemen dan bertanggung
jawab terhadap fungsi dan operasional yang terbatas dalam suatu anggaran
belanja tertentu. Jadi fokus pengajaran dikembangkan dari teknis pencatatan ke
analisis kebijakan manajemen sektor publik.

Keenam, kondisi proses pertanggungjawaban yang dilakukan oleh


badan-badan sektor publik masih bersifat umum. Kompetensi khusus dialihkan
ke wakil rakyat di DPR/DPRD, sebagai penentu kualitas pertangjawaban
manajemen organisasi sektor publik. Dalam proses penanggungjawaban berbagai
variasi formal dan informal jaringan kerja berdampak secara langsung ke alur
aktivitas organisasi sektor publik. Sebagai contoh, proses kerja menteri di
pemerintah pusat, pelayanan umum, pemilihan anggota di daerah, penunjukkan
panitia, lembaga swadaya masyarakat, pers, kelompok oposisi, dan lainnya.
Mekanisme yang terjadi amat tergantung pada struktur organisasi kelompok
secara umum dan proses dinamika komunikasi yang terjadi. Oleh sebab itu,
pengelola organisasi sektor publik harus selalu mempunyai kesadaran terhadap
jalan perubahan dan siap untuk mengubah tanggapan mereka terhadap perubahan
tersebut.

xv
Enam alasan di atas telah berkembang, sehingga kecenderungan perubahan
ke akuntansi sektor publik menjadi lebih pasti.

 Titik kritis dalam praktik akuntansi sektor publik

Melihat pentingnya reformasi akuntansi, penerapan perspektif organisasi


atau yang dikenal dengan menemukan kembali pemerintahan, harus dilandasi
dengan menemukan kembali peranan akuntansi. Praktik akuntansi sektor publik
(Penlebury, 1992) di Indonesia mempunyai empat titik kritis sebagai berikut :
(1) Praktik Pertanggungjawaban Akuntansi yang Layak Prosedur penghasilan
dan pembayaran dari pusat pertanggungjawaban organisasi sektor publik
dapat dilakukan dengan pemenuhan otorisasi, baik dari DPR / DPRD atau
komisaris. Kadangkala proses otorisasi ini dihasilkan dari proses
demokrasi melalui pengambilan suara / voting.
(2) Prinsip Bruto Seluruh penghasilan dibayarkan bruto, dan biaya yang terjadi
dibebankan sebagai pengurang penghasilan dan harus dilaporkan secara
lengkap ke setiap pusat pertanggungjawaban yang terkait.
(3) Periodikal Semua pengeluaran harus dipertanggungjawabkan per periode,
sehingga otorisasi pengeluaran akan dinilai berdasarkan prestasi periode
terkait. Kelebihan dana di atas pengeluaran dapat diketahui dan
dikembalikan ke manajemen pusat pertanggungjawaban.
(4) Spesifikasi Pengeluaran untuk tujuan khusus harus dilandasi oleh
persetujuan DPR / DPRD atau komisaris. Konsep by exception /
pengecualian ini harus diatur dalam peraturan tersendiri tanpa
mengabaikan tingkat pencapaian prestasi manajemen organisasi sektor
publik yang terkait.

xvi
 Isu isu akuntansi sektor public di Indonesia

Tantangan profesi akuntan Indonesia menuju tahun 2020


Akuntan Indonesia kini menghadapi berbagai tantangan baru, baik
tantangan yang datang dari dalam profesi maupun dari luar profesi. Dari dalam
profesi tantangannya berupa banyaknya standar-standar baru yang harus
diterapkan. Sejalan dengan konvergensi IFRS dan ISA, serta pronouncement
lainnya yang diterbitkan IFAC, maka organisasi akuntan Indonesia terus menerus
melakukan adopsi standar-standar tersebut, melakukan pendidikan kepada
akuntan, serta . melakukan sosialisasi kepada masyarakat, perguruan tinggi,
industri, dsb.
Tantangan dari luar profesi datang dari berbagai pihak, mencakup
tantangan meningkatnya tuntutan governance dari pihak pemakai jasa akuntan,
regulasi yang lebih ketat oleh pemerintah, serta tantangan menjaga kepercayaan
pemerintah ditengah-tengah masih sedikitnya jumlah akuntan publik di Indonesia.
Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini, semakin banyak
investasi ditempatkan di Indonesia, baik oleh investor dalam negeri maupun luar
negeri. Demikian juga kredit perbankan tumbuh secara positif.

Pada saat investasi dan kredit perbankan bergerak positif maka semakin
tinggi tuntutan kepada akuntan untuk menegakkan governance. Akuntan dipadang
sebagai salah satu pihak yang sangat kompeten untuk menjaga risiko investasi dan
perkreditan dari investor atau kreditur. Kemudian, masih sejalan dengan tuntutan
governance tersebut, pemerintah Indonesia kini aktif membuat peraturan untuk
profesi akuntan publik. Pembatasan rangkap jabatan dan pemberian jasa, aturan
quality control dan independensi sengaja dibuat untuk memenuhi tuntutan

xvii
governance di satu sisi, namun disisi lain menjadikan profesi akuntan penuh
dengan aturan.

Di sisi lain, tantangan juga timbul dari kepercayaan pemerintah pada


akuntan publik yang merencanakan pada masa datang laporan audit diakui sebagai
dasar perhitungan pajak oleh dirjen pajak. Tentu saja jika wacana ini dilaksanakan
maka akan semakin besar peluang pasar jasa akuntan publik di Indonesia.
Tantangan dari wacana pemerintah ini adalah jumlah akuntan publik masih
sedikit. Saat ini jumlah akuntan publik baru 1100 orang dan jumlah KAP baru 400
kantor. Tentu jumlah ini sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah perusahaan
sebanyak 16.000 dan penduduk Indonesia 240 Juta jiwa.

“Satu hal yang paling diperlukan oleh Indonesia saat ini adalah menambah
jumlah akuntan,” kata Manajer Manajemen Keuangan Kawasan Asia Timur dan
Pasifik Bank Dunia Samia Msadek di Jakarta, Senin, dalam peluncuran “Report
on the Observance of Standards and Codes” (ROSC) di Indonesia dari Bank
Dunia.

Per 31 Juli 2010, menurut data Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), ada 8.832
anggota perorangan organisasi tersebut, 1.407 di antaranya adalah akuntan publik
sementara 3.680 adalah akuntan yang bekerja di sektor publik. Saat ini Indonesia
sedang mempersiapkan sistem laporan keuangan perusahaan yang berkiblat pada
standar internasional atau International Financial Reporting Standards (IFRS)
yang akan diberlakukan mulai Januari 2012.
Pertama, pemerintah perlu memperhatikan dan mengusahakan pendidikan
bagi akuntan dan menambah jumlah akuntan secara berkelanjutan demi menjaga

xviii
sistem akuntansi yang ditetapkan. “Pendidikan yang diberikan perlu disesuaikan
dengan perkembangan sistem akuntansi, termasuk bagaimana meningkatkan
kemampuan para akuntan yang sudah bekerja saat ini mengingat standar akuntasi
dan pemeriksaan keuangan terus berubah,” kata Samia.Kedua, menerapkan aturan
akuntansi, sesuai dengan Undang-undang yang disahkan, khususnya bagi
perusahaan publik dan perusahaan yang tercatat dalam pasar modal. Rekomendasi
ketiga adalah pengawasan implementasi aturan, mengingat proses konvergensi
sistem laporan keuangan lama menjadi sistem IFRS perlu dipahami oleh
manajemen perusahaan dan badan pengawas laporan keuangan yaitu Bank
Indonesia dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-
LK).

Standar akuntansi internasional pacu investasi RI


Bank Dunia (World Bank) menyatakan pelaporan keuangan yang sesuai
dengan standar internasional meningkatkan iklim investasi di Indonesia.“Dengan
selarasnya standar-standar audit dan pelaporan finansial Indonesia dengan
standar-standar internasional, para investor asing dapat memperloleh laporan
keuangan yang lebih kokoh dari perusahaan-perusahaan Indonedia. Hal ini akan
mendorong peningkatan iklim investasi di Indonesia,” jelas Kepala Perwakilan
Bank Dunia untuk Indonesia Stefan Koeberle di Jakarta, Senin (14/11).

Lebih jauh Stefan mengatakan, sebagai salah satu negara anggota G-20,
Indonesia selalu menjadi perhatian dunia. “Penerapan kode-kode dan standar-
standar yang diakui internasional, termasuk standar pelaporan keuangan
internasional, akan memperkuat arsitektur finansial Indonesia,” tukasnya. Laporan
tersebut merekomendasikan beberapa hal untuk makin meningkatkan infrastruktur

xix
audit dan akuntasi, antara lain pembaruan kerangka kebijakan dan penyelarasan
sepenuhnya dengan standar-standar audit dan kauntansi internasional.

Selain itu, membangun kapasitas Ikatan Akuntansi Indonesia dan Institut


Akuntan Publik Indonesia, membangun kapasitas praktik audit skala kecil dan
menengah serta membangun kapasitas Bapepam-LK dan Bank Indonesia dalam
meninjau laporan-laporan keuangan. Laporan Bank Dunia yang baru menyatakan
bahwa kerangka akuntansi dan audit Indonesia telah meningkat secara signifikan
pada lima tahun terakhir.

Laporan akuntan publik di 2011 telah memberikan landasan hukum yang


kuat bagi profesi akuntan. Laporan tersebut juga menyoroti bahwa Standar
Akuntansi Nasional yang lebih besar jumlahnya kini selaras dengan standar-
standar pelaporan keuangan Internasional Bank Dunia mengatakan bahwa
kerangka akuntansi dan audit Indonesia telah meningkat secara signifikan dalam
lima tahun terakhir dan telah selaras dengan standar pelaporan keuangan
internasional.

“Selarasnya standar-standar audit dan pelaporan keuangan Indonesia


dengan standar internasional, membuat para investor asing dapat memperoleh
laporan keuangan yang lebih kokoh dari perusahan-perusahaan Indonesia,” kata
Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Stefan Koeberle, di Jakarta,
Senin.
Selain standar pelaporan keuangan internasional, katanya, standar
akuntansi nasional yang lebih besar jumlahnya kini juga telah selaras dengan
undang-undang akuntan publik 2011 yang telah memberikan landasan hukum

xx
yang kuat bagi profesi akuntan. Adapun laporan tersebut, menurut dia,
merekomendasikan beberapa hal untuk makin meningkatkan infrastruktur audit
dan akuntansi, antara lain pembaruan kerangka kebijakan, penyelarasan
sepenuhnya dengan standar-standar audit dan akuntansi international.

Selain itu juga membangun kapasitas ikatan akuntansi Indonesia dan


institut akuntan publik Indonesia, membangun kapasitas praktik audit skala kecil
dan menengah dan membangun kapasitas Bapepam-LK dan Bank Indonesia
dalam meninjau laporan-laporan keuangan, kata Koeberle. Ia menambahkan
sebagai salah satu negara anggota G-20, kondisi ekonomi Indonesia selalu
menjadi perhatian dunia. “Hal ini akan mendorong peningkatan iklim investasi di
Indonesia,” katanya.

Sementara Regional Manager, Financial Management Bank Dunia untuk


Kawasan Asia Timur dan Pasifik, Samia Msadek, mengatakan rekomendasi
tersebut dapat digunakan untuk menyiapkan suatu rencana aksi negara yang
komprehensif yang bertujuan untuk memperkuat kerangka kelembagaan audit dan
akuntansi. “Secara ideal, pengembangan berikutnya jangan sampai mengganggu
kemajuan yang telah dicapai oleh kerangka yang telah ada,” katanya. Menurut
Samia, penerapan rekomendasi-rekomendasi tersebut sebaiknya merupakan proses
kolaboratif antarbadan-badan pengatur sektor keuangan, profesi akuntansi dan
mitra-mitra pembangunan internasional.

xxi
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Perkembangan akuntansi keuangan sektor publik khususnya di


pemerintahan telah ditandai dengan adanya standar akuntansi pemerintahan.
Keberadaan standar akuntansi pemerintahan mendorong penerapan akuntansi
keuangan kearah perubahan yang lebih baik. Standar akuntansi pemerintahan akan
menjadi pedoman bagi para pihak yang berkepentingan terhadap pelaporan
keuangan pemerintah dalam menilai dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
suatu entitas pemerintah. Selain itu, bagi manajemen penerapan standar akuntansi
akan memberikan kemudahan dalam menjalankan fungsi perencanaan,
pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas dana
pemerintah untuk kepentingan masyarakat. Penerapan standar akuntansi
pemerintahan akan mendorong berfungsinya akuntansi sektor publik sebagai
media untuk mewujudkan pertanggungjawaban (akuntabilitas) ke publik terutama
masyarakat dan lembaga perwakilan.

xxii
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/ajengpipit/ akuntansi-sektor-publik-80516701

https://www.researchgate.net/publication/336885315_Perkembangan_Peneliti
an_Akuntansi_Sektor_Publik_di_Indonesia

PERSEPSI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK VERSUS AKUNTANSI


PEMERINTAHAN Jurnal JIBEKA Volume 11 No1 Agustus 2017
http://bambangkesit.wordpress.com/2011/12/24/tantangan-profesi-akuntan-
indonesia-menuju-tahun-2020/
http://core.ac.uk/download/pdf/12217709.pdf

xxiii

Anda mungkin juga menyukai