Anda di halaman 1dari 17

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

KELAS B

“Auditor Sektor Publik”

Kelompok 3

Fahmy Ulum 19013010137

Isnin Yulia A. R. 19013010181

Julian Adib D. 19013010185

Hanif Respati S. 19013010189

Ilvia Azhari S. 19013010190

Haris Novianto 19013010276

Fauzi Ardiansyah 19013010283

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya kami dapat
menyusun makalah ini dengan sebaik mungkin. Makalah ini merupakan sebuah tugas dalam
mata kuliah “Akuntansi Sektor Publik” yang merupakan mata kuliah dalam semester IV di
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Dengan adanya makalah ini kami berharap agar dapat lebih mudah memahami tentang
auditor sektor publik sehingga kita sebagai mahasiswa dapat mengetahui auditor sektor
publik secara lebih mendalam.

Jawa Timur, 3 Mei 2021

Kelompok 3
1. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Audit adalah pemeriksaan formal akun keuangan, baik itu individu, bisnis, ataupun
organisasi untuk menghasilkan suatu produk berupa laporan audit. Dalam laporan
hasil audit tercantum detail dari arus keuangan dan pendapat auditor terkait
kesesuaian penyusunan dan penyajian dengan Standar Akuntansi Keuangan yang
diterapkan.
Salah satu alasan untuk melakukan audit adalah menjaga kepatuhan baik itu bagi
perusahaan itu sendiri ataupun bagi pemerintah. Selain itu dengan dilakukannya
audit, maka suatu perusahaan atau organisasi dapat lebih dipercaya oleh para
pemegang saham atau stakeholder lainnya.
Audit juga merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh perusahaan besar
dengan omst lebih dari 4,8 M setiap tahunnya. Hal ini guna mengurangi angka
korupsi yang dapat merugikan berbagai pihak. Oleh karenanya audit harus benar-
benar diterapkan dan dilaksanakan dengan baik.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan audit sektor publik?
2. Apa karakteristik audit sektor publik?
3. Apa saja tujuan dan jenis dalam audit sektor publik?
4. Bagaimana standar audit sektor publik dan perbedaan pengawasan dan
pemeriksaan?
5. Apa itu auditor eksternal pemerintah?
6. Apa itu auditor internal pemerintah?
7. Bagaimana laporan hasil audit?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui pengertian dari audit sektor publik.
2. Mengetahui karakteristik audit sektor publik.
3. Mengetahui tujuan dan jenis audit sektor publik.
4. Memahami standar audit sektor publik dan perbedaan pengawasan dan
pemeriksaan.
5. Mengetahui auditor eksternal pemerintah.
6. Mengatahui auditor internal pemerintah.
7. Mengetahui laporan hasil audit.
2. Pembahasan

2.1 PENGERTIAN AUDIT SEKTOR PUBLIK


Audit sektor publik adalah audit yang dilakukan terhadap pemerintah baik
pemerintah daerah maupun pemerintah pusat serta BUMN, dan BUMD lainnya
yang seluruh sumber pembiayaannya berasal dari pajak masyarakat. Audit sektor
publik ini dilakukan untuk memeriksa kebenaran pelaporan yang dibuat dengan
kondisi real yang terjadi apakah instansi pemerintah telah melaksanakan tugasnya
secara bertanggung jawab dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Audit sektor publik di Indonesia dikenal sebagai audit keuangan negara. Audit
keuangan negara ini diatur dalam Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara. Undang-
undang ini merupakan pengganti ketentuan warisan Belanda, yaitu Indische
Comptabiliteitswet dan Instructie en verdere bepalingen voor de Algemene
Rekenkamer, yang mengatur prosedur audit atas akuntabilitas pengelolaan
keuangan oleh pemerintah. Audit sektor publik dimaksudkan untuk memberikan
keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan yang diperiksa telah mematuhi
prinsip akuntansi berterima umum, peraturan perundang-undangan dan
pengendalian intern serta kegiatan operasi entitas sektor publik dilaksanakan
secara efisien, ekonomis, dan efektif. Audit tetap perlu dilakukan dalam
keterbatasan yang ada agar tercipta akuntabilitas publik yang lebih transparan.
2.2 KARAKTERISTIK AUDIT SEKTOR PUBLIK

Tidak ada perbeedan jika dilihat dari proses dan tekniknya, antara audit sektor
public dan swasta. Dikarenakan manajemen sector public berkaitan dengan
kebijakan dan pertimbangan politik serta ketentuan perundang-undangan, sehingga
auditor sector publik harus memperhatikan hal hal tersebut.

Perbedaan yang paling mendasar antara audit sector public dan swasta adalah
pada pertimbangan kebijakan politik. Di akhir proses audit, auditor akan
menggunakan objektivitas terbaiknya dan rekomendasi secara menyeluruh. Auditor
yang kurang berpengalaman biasanya akan merekomendasi hal yang kontroversial,
seperti meningkatkan harga untuk mengimbangi kenaikan beban.

Auditor publik biasanya lebih mengutamakan kepentingan politik daripada


rasionalitas ekonomi, setidaknya dalam jangka pendek.

2.3 TUJUAN AUDIT SEKTOR PUBLIK

Informasi yang diperlukan dari hasil audit pada sektor publik dapat digunakan oleh
pihak internal (entitas yang diaudit) untk melaksanakan perbaikan internal. Di
samping itu, hasil audit juga diperlukan oleh pihak eksternal (diluar entitas yang
diaudit) apakah:
1. Sektor publik mengelola sumber daya publik dan menggunakan
kewenangannya secara tepat dan sesuai dengan ketentuan dan peraturan.
2. Program yang dilaksanakan mencapai tujuan dan hasil yang diinginkan
3. Pelayanan publik diselenggarakan secara efektif, efisien, ekonomis, etis dan
berkeadilan.

Tujuan audit sektor publik dipertegas dalam UU No. 15 Tahun 2004 tentang
pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Pemeriksaan
ini berfungsi untuk mendukung keberhasilan upaya pengelolaan keuangan negara
secara tertib dan taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Jenis Audit Sektor Publik

Terdapat tiga jenis audit keuangan Negara yakni:


1. Audit Keuangan
Adalah audit atas laporan keuangan yang bertujuan untuk memberikan
keyakinan yang memadai (reasonable assurance), apakah laporan keuangan
disajikan secara wajar, dalam semua hal material sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2. Audit Kinerja
Adalah audit yang dilakukan secara objektif dan sistematis terhadap berbagai
macam bukti untuk menilai kinerja entitas yang diaudit dalam hal ekonomi,
efisiensi dan efektivitas, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja dan entitas
yang diaudit dan meningkatkan akuntabilitas publik.
3. Audit dengan Tujuan Tertentu
Adalah audit khusus, di luar audit keuangan dan audit kinerja yang bertujuan
untuk memberikan simpulan atas hal yang diaudit. Audit dengan tujuan tertentu
dapat bersifat eksaminasi (examination), reviu (review) atau prosedur yang
disepakati (aggred-upon procedurs). Audit dengan tujuan tertentu mencakup
audit atas hal-hal lain di bidang keuangan, audit investigatif, dan audit atas
sistem pengendalian internal.

Selain membutuhkan waktu yang cukup lama dan menyerap sumber daya yang
cukup besar, pelaksanaan audit tersebut tidak akan memberikan nilai tambah yang
besar sehingga hasil yang diperoleh tidak seimbang dengan sumber daya yang
dikeluarkan.

2.4 STANDAR AUDIT SEKTOR PUBLIK: PERBEDAAN PENGAWASAN DAN


PEMERIKSAAN

Auditing adalah sebuah istilah teknis professional. Secara teknis professional,


pemeriksaan APBN/APBD hanya dapat dilakukan oleh institusi yang memiliki
wewenang dan keahlian untuk melakukan audit. Sedangkan berbagai cara yang
dilakukan oleh pihak-pihak lain sehubungan dengan pelaksanaan fungsi
pengawasan APBN/APBD, dilihat sebagai bagian dari proses pengawasan yang
dapat dilakukan oleh pihak internal maupun eksternal. Pengawasan dari internal
dilakukan oleh pimpinan, sedangkan pengawasan dari eksternal dilakukan oleh
lembaga legislatif dan masyarakat.

Secara operasional, antara pengawasan dan pemeriksaan sulit dipisahkan. Dalam


rangka fungsi pengawasan oleh pimpinan misalnya, pemeriksaan selalu menyertai
pengawasan. Pengawasan merupakan tindakan untuk membandingkan antara
yang seharusnya terjadi dengan yang sebenarnya terjadi atau untuk menjamin
pencapaian tujuan tertentu secara optimal. Sama halnya dengan pengawasan,
pemeriksa keuangan dibagi menjadi dua jenis, yaitu pemeriksaan keuangan yang
dilakukan secara internal dan eksternal. Pemeriksaan keuangan secara internal
oleh instansi tertentu yang berfungsi untuk melakukan pemeriksaan sebagai bentuk
fungsi pengawasan dari pimpinan. Sementara itu, pelaksanaan pemeriksaan
keuangan secara eksternal dijalankan oleh Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK)
yang menjalankan amanat konstitusi untuk memeriksa pertanggungjawaban
keuangan pemerintah terhadap DPR/DPRD dan masyarakat. Sebagai bagian dari
pelaksanaan fungsi pengawasan dari pimpinan, pemeriksaan keuangan secara
internal tidak bisa lepas dari keharusan untuk melakukan pengawasan, yaitu
membandingkan hasil yang seharusnya terjadi dengan yang benar-benar terjadi.

Pengawasan yang dilakukan pihak luar eksekutif lebih menekankan evaluasi


terhadap seorang pemimpin untuk memastikan bahwa pemimpin tersebut telah
menjalankan tugasnya sesuai dengan yang diamanatkan; sementara pengawasan
secara internal lebih berupa pengendalian internal dan pengendalian manajemen,
yang berada dibawah kendali eksekutif (pemerintah daerah) dan dilakukan untuk
memastikan strategi dijalankan dengan baik sehingga tujuan tercapai. Audit
dilakukan oleh badan yang memiliki kompetensi dan independensi untuk mengukur
apakah kinerja eksekutif sudah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

2. 5 AUDITOR EKSTERNAL PEMERINTAH

Tanggung jawab auditor eksternal adalah untuk Laporan keuangan perusahaan


dirancang untuk menentukan apakah penyajiannya wajar Situasi keuangan dan
kinerja perusahaan saat ini. Mereka juga Memastikan bahwa laporan keuangan
disiapkan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP/ Generally
Accepted Accounting Principles) dan konsisten dengan tahun-tahun sebelumnya
untuk memastikan keamanan aset.

Tugas Auditor Eksternal


1. Membagikan opini atas laporan yang sudah dikerjakan.
2. Review dicoba secara periodik/ tahunan.
3. Melaksanakan evaluasi apakah telah cocok dengan prinsip yang berlaku
ialah PSAK/ SAK.
4. Auditor eksternal wajib bertanggung jawab kepada pemegang saham serta
berkewajiban kepada industri buat melaksanakan kerja handal dalam
melaksanakan audit.

Kedudukan dari Auditor Eksternal


1. Auditor eksternal berfungsi berarti buat dan memiliki kepentingan bersama
dalam perihal daya guna organisasi.
2. Mengenali pengetahuan luas seputar dunia bisnis, industri, serta resiko yang
di hendak dialami perusahan ataupun organisasi.

Ketentuan yang Wajib Dipadati Seseorang Auditor Eksternal


1. Mempunyai latar balik ataupun pembelajaran di bidang Akuntansi
2. Mempunyai kemampuan serta pelatihan teknis yang lumayan selaku auditor
3. Mempunyai independen dalam tiap perikatan yang dicoba dengan klien
4. Memakai kemampuan profesionalnya dengan teliti serta seksama selaku
seseorang auditor

Kegunaan dari Keberadaan Auditor Eksternal

Auditor Eksternal memiliki akuntabilitas ke owner suatu saham serta berkewajiban


kepada industri buat melaksanakan pekerjaan audit secara handal. Auditor
eksternal idealnya wajib direkomendasikan oleh komite audit yang independen
serta auditor eksternal tersebut setelah itu ditunjuk oleh dewan ataupun owner
saham selaku aplikasi tata kelola yang baik selaku klarifikasi kalau auditor eksternal
memiliki akuntabilitas kepada pemegang saham tersebut.
Fungsi lain berdasarkan Auditor eksternal sebagai berikut:
● Evaluasi objektif menurut risiko dan kerangka pengendalian internal yg
terdapat di perusahaan
● Analisis sistematis dari proses bisnis dan pengendalian terkait
● Review dari keberadaan & nilai aset;
● Sumber kabar terkait major fraud and irregularities

Poin-poin yang membedakan Auditor Eksternal


● Fokus pada ketepatan dan kemudahan pemahaman dari kejadian masa lalu
yang dinyatakan dalam laporan keuangan.
● Sekali-sekali memperhatikan pencegahan dan pendeteksian kecurangan
secara umum, namun akan memberikan perhatian lebih bila kecurangan
tersebut akan mempengaruhi laporan keuangan secara material.
● Independen terhadap manajemen dan dewan direksi baik dalam kenyataan
maupun secara mental.
● Menelaah catatan-catatan yang mendukung laporan keuangan secara
periodik-biasanya sekali setahun.
● Laporan auditor eksternal berisi opini mengenai kewajaran laporan keuangan,
selain itu berupa management letter, yang berisi pemberitahuan kepada
manajemen mengenai kelemahan-kelemahan dalam pengendalian intern
beserta saran-saran perbaikannya.
● Auditor eksternal mendapat audit fee atas jasa yang diberikannya.

KAP Terbesar di Indonesia

Para auditor eksternal dalam umumnya bekerja dalam firma-firma Akuntansi yang
disebut Kantor Akuntan Publik. Para Kantor Akuntan Publik (KAP) sudah
mempunyai struktur & kapabilitas yg memungkinkan mereka mengaudit klien-klien
besar. Selain itu, adanya KAP mengklaim bahwa kualitas auditor yg mereka naungi
sudah memadai buat melakukan audit yg berkualitas.

Umumnya KAP ini dibagi berdasarkan jumlah auditor, klien, dan pendapatannya ke
dalam kelas-kelas tertentu, yakni first tier, second tier, dan third tier. Di Indonesia,
KAP first tier disebut jua menggunakan Big Four yang terdiri berdasarkan
PricewaterhouseCoopers (PWC), Deloitte, EY, & KPMG. Selain itu, masih ada
KAP-KAP lain selain Big Four yang menyusun kategori Big Ten atau sepuluh KAP
terbesar, yaitu BDO, Grant Thornton, RSM, Baker Tilly, Crowe Howard, dan Nexia.

2.6 AUDITOR INTERNAL PEMERINTAH

Auditor internal pemerintah, yang biasa dikenal sebagai Aparat Pengendalian Intern
Pemerintah (APIP), terdiri atas BPKP, Itjen Departemen Pengawasan LPND, dan
Satuan Pengawasan Intern BUMN. Tujuanya untuk mendukung kelancaran dan
ketrpatan pelaksanaan kegiatan pemerintah dan pembangunan. Ruang lingkup
pemeriksaannya adlh pemeriksaan operasional dan pemeriksaan komprehensif.
Pembentukan badan pengawas ini sesuai dengan Inpres No. 15 tahun 1983
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan.

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

BKPK dibentuk berdasarkan Keppres No. 31 tahun 1983. BKPK berkedudukan


sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen dan bertanggung jawab kepada
presiden. BKPK melakukan pengawasan thdp pelaksaan anggaran negara dan
menindaklanjuti pengaduan masyarakat mengenai pelaksanaan APBN.

Fungsi-fungsi BKPK:
1. Pengkaji dan penyusun kebijakan nasional di bidang pengawasan keuangan
dan pembangunan.
2. Perumus dan pelaksana kebijakan di bidang pengawasan pengawasan dan
keuangan dan pembangunan.
3. Pemantau serta pemberi bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan
pengawasan keuangan dan pembangunan.
4. Penyelenggara, pembina, dan pelayan administrasi umum di bidang
perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana,
kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandingan, perlengkapan, dan rumah
tangga.
5. Koordinator kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BKPK.

Kewenangan BKPK:
1. Menyusun rencana nasional secara makro di bidang pengawasan keuangan
dan pembangunan.
2. Merumuskan kebijakan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan
untuk mendukung pembangunan secara makro.
3. Menetapkan sistem informasi di bidang pengawasan keuangan dan
pembangunan.
4. Membina dan mengawasi penyelenggaraan otoda, meliputi pemberian
pedoman, bimbingan, pelatihan, dan supervisi di bidang pengawasan
keuangan dan pembangunan.
5. Menetapkan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi
tenaga ahli serta persyaratan jabatan di bidang pengawasan keuangan dan
pembangunan.

Inspektorat Jenderal (Itjen) Departemen/Unit Pengawasan LPND

Bertugas melaksanakan pengawasan fungsional di lingkungan Departemen


Keuangan terhadap pelaksaan tugas semua unsur berdasarkan kebijakan yang
ditetapkan menteri dan peraturan perundangan yang berlaku. Itjen melakukan
pengawasan atas pelaksanaan enggaran negara yang dilakukan oleh satker dalam
lingkungan lembaga yang bersangkutan. Hasil pengawasan kemudian disampaikan
ke pimpinan lembaga/menteri yang membawahi satker yang bersangkutan dengan
tembusan disampaikan kepada Kepala BPKP.

Fungsi Itjen:
1. Perumus kebijakan, rencana, dan program pengawasan.
2. Pemeriksa, penguji, penilai, dan pengusut pelaksanaan tugas, pengaduan,
penyimpangan, dan penyalahgunaan wewenang oleh unsur-unsur
departemen.
3. Pembina dan pengembang sistem dan prosedur serta teknis pelaksanaan
pengawasan.
4. Penyampai hasil pengawasan, pemantauan, dan penilaian penyelesaian
tindak lanjut hasil pengawasan.
5. Pelaksana urusan administrasi Itjen.

Badan Pengawasan Daerah

Badan Pengawasan Daerah berperan sebagai aparat pengawasan intern


pemerintah di suatu daerah provinsi/kabupaten/kota sesuai Pasal 222 UU tentang
Pemerintah Daerah yang berbunyi:

1. Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintah daerah secara


nasional dikoordinasikan oleh Mendagri.
2. Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintah daerah untuk
kabupaten.kota dikoordinasikan oleh Gubernur.
3. Pembinaan dan pemgawasan penyelenggaraan pemerintah desa
dikoordinasikan oleh Bupati/Walikota.
4. Bupati dan walikota dalam pembinaan dan pengawasan dapat
melimpahkannya kepada camat.

2.7 LAPORAN HASIL AUDIT

Laporan audit adalah laporan yang berisi opini audit oleh auditor independen
setelah dilakukannya pemeriksaan laporan keuangan entitas dan laporan terkait.
Pemeriksaan tersebut meliputi kesesuaian penyusunan dengan standar akuntansi
(IFRS, PABU, atau PSAK). Laporan yang diperiksa adalah laporan keuangan, akun
manajemen, laporan manajemen, dan laporan pendukung lainnya.

Fungsi Laporan Audit


1. Investor : untuk menilai kinerja keuangan dan posisi keuangan entitas
sebagai peluang investasi
2. Pemerintah : untuk menilai kelengkapan dan keakuratan laporan pajak
3. Stakeholder : untuk menilai integritas manajemen dan transparansi laporan
keuangan

Tahapan Membuat Laporan Audit

1. Meminta dokumen keuangan


Auditor akan meminta dokumen yang tercantum dalam daftar periksa
pendahuluan audit, meliputi : laporan audit sebelumnya, laporan bank asli,
kuitansi, dan buku besar. Selain itu, auditor meminta bagan organisasi
lengkap dengan risalah dan juga salinan anggaran rumah tangga serta
peraturan yang tetap

2. Mempersiapkan rencana audit


Setelah dilakukan pemeriksaan kemudian ditemukan adanya identifikasi
masalah yang ada untuk kemudian menyusun rencana audit.

3. Menjadwalkan rapat terbuka


Auditor mengundang manajemen senior dan staf administrasi untuk
pertemuan terbuka dimana disajikan runag lingkup audit yang meliputi
kerangka waktu dan jadwal wawancara.

4. Melakukan kerja lapangan di lokasi


Setelah melakukan wawancara kemudian auditor kemudian menilai dan
meninjau prosedur dan proses untuk menguji kepatuhan akan kebijakan dan
prosedur. Auditor kemudian mengontrol internal untuk dievaluasi agar
memadai dan melakukan tindak lanjut dengan perusahaan atau organisasi.

5. Menyusun laporan
Auditor menyiapkan laporan yang menjelaskan temuan audit, seperti
kesalahan matematika, masalah posting, pembayaran yang belum dibayar,
dan lainnya. Selain itu, auditor juga merekomendasikan solusi atas temuan
tersebut.

6. Menyiapkan pertemuan penutupan


Auditor meminta tanggapan dari manajemen terkait persetujuan atas masalah
dalam laporan juga solusi yang direkomendasikan serta tanggal penyelesaian
yang telah diproyeksikan.
Jenis Opini Audit

1. Unqualified Opinion (Wajar tanpa pengecualian)

Opini ini menunjukkan bahwa auditor tidak menemukan kesalahan penyajian


material setelah menguji mereka. Laporan tersebut menunjukkan bahwa laporan
keuangan entitas disusun dan disajikan dengan benar dan wajar serta sesuai
dengan kerangka akuntansi yang digunakan.

Opini ini menunjukkan bahwa perusahaan atau organisasi tersebut benar-benar


bersih dan jujur dalam melaporkan dan memliki integritas yang tinggi kepada
pemegang saham.

2. Qualified Opinion (Wajar dengan pengecualian)

Opini ini dikeluarkan karena:


• Adanya bukti yang tepat dan cukup untuk menyatakan adanya kesalahan
penyajian secara individual ataupun agregasi.
• Tidak adanya bukti yang tepat dan cukup untuk mendukung opini auditor
sehingga auditor hanya melakukan penyimpulan adanya kesalahan penyajian
yang tidak terdeteksi pada laporan keuangan.

3. Modified Unqualified Opinion (Wajar tanpa pengecualian dengan paragraf


penjelasan)

Opini ini didasarkan pada:


• Adanya beberapa pendapat dari auditor diambil dari pendapat auditor
independen lainnya.
• Tidak ada aturan jelas terkait laporan keuangan sehingga dapat menyimpang
dari SAK.
• Adanya pengaruh dari ketidakpastian keadaan masa yang akan datang serta
hasil yang tidak terprediksi.

4. Adverse Opinion (Opini tidak wajar)

Opini ini dikeluarkan apabila auditor menemukan bukti yang tepat dan cukup untuk
menyatakan adanya kesalahan penyajian, baik itu secara individual atau secara
agregasi.

5. Disclaimer of Opinion (Opini tidak menyatakan pendapat)


Pada opini ini auditor tidak melakukan penyimpulan terhadap pengaruh penyajian
kesalahan material yang terdeteksi pada laporan keuangan, jikapun ada opini pasti
itu bersifat preventif dan material.

3. Kesimpulan

Pengertian Audit menurut Mulyadi (2002) merupakan suatu proses sistematik


untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-
pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan menetapkan
tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang
ditetapkan dan juga pemakai yang berkepentingan. Oleh karena itu audit
terhadap sektor sangat dibutuhkan terutama di instansi pemerintah yang rentan
akan permasalahan korupsi, kolusi, serta rendahnya tingkat efisiensi dan
efektivitas yang mampu ditunjukkan pemerintah. Dalam hal itu untuk menghindari
masalah ini perlu untuk meningkatkan standar akuntansi yang jelas, tegas, serta
memiliki kesadaran dan kepatuhan yang tinggi yang diterapkan oleh instansi-
intansi pemerintah.

Pengawasan terhadap pelaksanaan audit sektor publik ini juga harus lebih
ditingkatkan supaya memperoleh perbaikan dalam kualitas audit dan juga dapat
meningkatkan kualitas pelaporan keuangan pemerintah yang bertanggung jawab.
KASUS

Deputi Sekjen Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Apung Widadi
mendesak dilakukannya audit ulang opini wajar tanpa pengecualian (WTP) yang diterima
oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes
PDTT). Hal ini terkait terungkapnya kasus pemberian commitment fee kepada auditor Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK).

Lewat keterangan tertulis yang diterima, Apung, ada tiga alasan soal perlunya audit ulang.
Menurut Apung, Kemendes PDTT sudah dua kali mendapatkan predikat wajar dengan
pengecualian (WDP). Kementerian ini juga mempunyai dana desa yang besar tahun ini.

"Setidaknya, ada 3 alasan perlunya audit ulang. Pertama, dua kali berturut-turut Kemendes
PDTT mendapat predikat WDP. Kedua, indikasi kuat kementerian baru tersebut buruk dalam
tata kelola anggaran dan birokrasi, terutama terkait pengadaan dan belanja perjalanan
dinas. Ketiga, kementerian desa menjadi contoh pemerintahan desa dengan dana desa Rp
40 triliun tahun ini," kata Apung, Selasa (30/5/2017)

Dia mengatakan, audit ulang harus dilakukan oleh auditor yang berintegritas. Selain itu audit
dilakukan dengan berkolaborasi bersama pihak lain, misalnya akuntan publik atau penyelidik
atau penyidik KPK yang berlatar belakang auditor.

Namun, menurutnya, sebelum audit dilakukan perlu ada pemeriksaan terhadap predikat
WTP yang terindikasi beli tersebut. Hal ini untuk mengetahui bagaimana pengambilan
keputusan tersebut bisa dapat diambil.

"Sebelum dilakukan audit perlu terlebih dahulu dieksaminasi publik laporan WTP yang
terindikasi beli tersebut. Agar publik tahu, bagaimana metodologi, sampling hingga
pengambilan kesimpulan. Sehingga terjawab kenapa kok bisa WTP, sampling mana yang
tidak audit padahal bermasalah. Dan apakah tindaklanjut dari laporan WDP sebelumnya
sudah ditindaklanjuti," paparnya.

Catatan FITRA, dari tahun 2014-2015 terdapat 11 temuan BPK, 36 rekomendasi, sementara
17 di antara rekomendasi hingga saat ini belum ditindaklannjuti. Ini membebani tata kelola
dan menjadi catatan audit. Dari temuan-temuan di atas, indikasi korupsi kemungkinan cukup
banyak karena tidak dapat ditindaklanjuti setelah audit.

Apung mencatat, ada beberapa sebab predikat WDP didapatkan Kemendes pada tahun
2015. Pertama ada utang sebesar Rp 378,46 miliar dari pihak ketiga yang bermasalah,
dokumen tak tersedia. Kedua, Aset Barang Milik Negara (BMN) sebesar Rp 2,54 triliuun
tidak didukung dengan rincian sehingga tidak dapat ditelusuri keberadaannya. Ketiga,
akumulasi aset tanah, peralatan dan barang pengadaan senilai Rp 2,55 triliun tidak
didukung rincian dan tidak diketahui keberadaannya. Terakhir, saldo persediaan barang
senilai Rp 3,32 triliun tidak terinventarisir dengan baik, tidak terdapat bukti yang cukup.

Link : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20180926072123-78-333248/kasus-snp-
finance-dua-kantor-akuntan-publik-diduga-bersalah

OPINI

Adanya kemungkinan kecurangan pada proses audit kinerja Kemendes PDTT mungkin akan
menjadi perkara yang besar, karena bukan hanya ada indikasi suap tetapi juga tidak adanya
profesionalitas dari pihak BPK, karena FITRA juga mendapatkan informasi bahwa setengah
dari rekomendasi yang diterima BPK belum juga ditindaklanjuti.

Fokus FITRA adalah audit ulang pada Kemendes PDTT karena statusnya yang dulu
menerima WDP (Wajar dengan pengecualian) tiba-tiba menjadi WTP (Wajar tanpa
pengecualian), dan mereka berasumsi hal itu tidak wajar.

Menurut kami, tanggapan FITRA untuk audit ulang ada benarnya, dalam mengaudit
Kemendes PDTT mungkin dibutuhkan laporan tidak hanya dari pihak BPK saja, sehingga
perlu bantuan dari pihak lain seperti akuntan publik dan auditor KPK.

Kemendes PDTT juga termasuk kementerian yang baru, yang mungkin saja kebijakan tata
Kelola anggarannya masih mengalami “trial and error”, dapat dilihat dari didapatkannya
status WDP yang dikarenakan tidak adanya dokumen dan bukti pendukung atas laporan
keuangan Kemendes PDTT.

Dengan demikian, audit kinerja terhadap Kemendes PDTT bisa saja menjadi kesalahan BPK
yang tidak professional dalam melakukan audit atau kesalahan Kemendes PDTT dalam
kebijakannya dalam pengelolaan anggaran.
Daftar Referensi

CNN Indonesia. Kasus SNP Finance, Dua Kantor Akuntan Publik Diduga Bersalah. 2018.
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20180926072123-78-333248/kasus-snp-
finance-dua-kantor-akuntan-publik-diduga-bersalah

Halim, Abdul dan Syam Kusufi. 2012. Akuntansi Sektor Publik: Teori, Konsep, dan Aplikasi.
Salemba Empat: Jakarta.

Priono, Hero, dkk. 2019. Akuntansi Sektor Publik. UPN Press: Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai