Anda di halaman 1dari 9

Hengky Primana : 2106674254

Jurusan/Prodi : Ilmu Politik

REVIEW JURNAL I

Judul Penjabaran Prinsip Demokrasi Dalam Pembentukan Kebijakan


Daerah
Jurnal Penelitian Hukum
Volume & Halaman Vol. 28 / No. 1
Tahun Januari /2019
Penulis Anak Agung Istri Ari Atu Dewi, Luh Nila Winarni
Reviewer Hengky Primana
Tanggal 10 April 2020

Latar Belakang Latar belakang membahas tentang Indonesia merupakan negara


hukum yang demokratis yang bersumberkan dari konsep kedaulatan
hukum dan kedaulatan rakyat. Prinsip-prinsip pokok tersebut secara
tegas menyatakan bahwa suatu negara dibangun berdasarkan
hukum dan demokrasi. Negara hukum yang demokratis merupakan
pola bernegara yang diidealkan. Hal ini mempunyai makna bahwa
hukum yang berlaku dalam suatu negara haruslah dirumuskan
secara demokratis yaitu suatu hukum yang dikehendaki oleh rakyat.
Rumusan Masalah Rumusan masalah yang terdapat dalam jurnal ini adalah
1. Menelaah makna prinsip demokrasi dalam pembentukan
kebijakan daerah Kabupaten Badung.
2. Apakah dalam penormaan pasal dalam kebijakan daerah
dimaksud sudah menjabarkan prinsip demokrasi
Subjek Penelitian Kabupaten Badung
Tujuan Penelitian Bertujuan untuk mengetahui secara umum perwujudan akses
keadilan dan menganalisis hambatan-hambatan serta menganalisis
pengintegrasian akses keadilan kedalam hukum acara yang
fluralistik. Dan hasilnya dapat disumbangkan untuk pengembangan
ilmu hukum, khususnya ilmu Hukum Acara Perdata.
Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat terhadap perkembangan ilmu hukum
terkait dengan penjabaran prinsip demokrasi dalam pembentukan
kebijakan daerah dan bermanfaat bagi kalangan praktisi terutama
para perancang hukum yang terlibat dalam pembetukan kebijakan
daerah.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian normatif. Metode Penelitian Normatif adalah
penelitian hukum yang mengkaji hukum tertulis dari berbagai aspek,
yaitu aspek teori, sejarah, filosofis, lingkup dan materi, konsistensi,
penjelasan umum dan pasal demi pasal, formalitas, dan kekeuasan
mengikat suatu Undang-undang, serta bahasa hukum yang
digunakan
Hasil Penelitian Hasil penelitian ini adalah

1. Bahwa makna dari penjabaran prinsip demokrasi dalam


pembentukan kebijakan daerah dipahami pelibatan
masyarakat dalam pembentukan kebijakan daerah. Pelibatan
masyarakat dalam konteks legal formal disebut partisipasi
masyarakat yang wajib terlibat dalam setiap tahapan
pembentukan kebijakan daerah.

2. Penjabaran prinsip demokrasi yang dimaknai sebagai


partisipasi masyarakat dalam pembentukan kebijakan daerah
dilakukan pada setiap proses pembentukan kebijakan daerah.
Mulai dari tahap perencanaan, penyusunan, pembahasan,
penetapan dan pengundangan kebijakan hukum daerah serta
penjabaran prinsip demokrasi juga dituangkan dalam
subtansi kebijakan hukum daerah.

Kekuatan Telah dipaparkan secara lengkap mulai dari pendahuluan atau latar
belakang hingga hasil dan pembahasannya. Ditambah dengan tabel-
tabel yang memudahkan melihat penjabaran prinsip demokrasi
dalam peraturan perundang-undangan. Sehingga pembaca mudah
dalam memahaminya.
Kelemahan -
Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh adalah
1. Pinsip Demokrasi merupakan pencerminan asas
keterbukaan. Demikian pula dalam pembentukan Peraturan
Daerah Kabupaten Badung Nomor 15 Tahun 2013 tentang
Perlindungan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan dan
Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 26 Tahun 2013
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Badung
Tahun 2013 - 2033 juga melalui pentahapan konsultasi
publik, dimana melibatkan partisipasi masyarakat dalam
proses pembentukan perda dimaksud yang merupakan
cerminan dari asas keterbukaan.
2. Penjabaran prinsip demokrasi berarti implementasi prinsip
demokrasi dalam proses pembentukan kebijakan daerah.
Dalam Partisipasi langsung, bahwa masyarakat terlibat
langsung dalam proses pembentukan Kebijakan daerah.
Dengan diaturnya secara normative tentang partisipasi
masyarakat akan lebih melegalkan komitmen pemerintah
dengan masyarakat terkait dengan penerapan kebijakan
daerah (Perda) untuk mewujudkan good governance.
REVIEW JURNAL II

Judul Kedudukan Musyawarah Dan Demokrasi Di Indonesia

Jurnal Cita Hukum

Volume/Nomor & Vol.1/No.2 & 206-212


Halaman

Tahun 2013

Penulis Muhammad Hanafi

Reviewer Hengky Primana

Tanggal 10 April 2020

Latar Belakang Latar belakang membahas tentang pengkajian mengenai musyawarah dan
demokrasi. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai
Negara Kebangsaan yang bangsanya dulu terlahir baru membentuk
negaranya kemudian, telah menetapkan prinsip musyawarah, mufakat,
perwakilan sebagai landasan pelaksanaan kehidupan berbangsa dan
bernegara bangsa Indonesia untuk tegaknya kedaulatan rakyat. Hal ini
sesuai dengan sifat kehidupan masyarakat asli Indonesia yang telah
ada sejak dahulu kala. Sementara demokrasi yang terbangun dari Barat
sebagai sistem negara demokrasi tidak sesuai dengan kehidupan rakyat
Indonesia.

Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kedudukan musyawarah dan demokrasi di


Indonesia ?

2. Bagaimana perjuangan Bangsa Indonesia dan sistem


mula NKRI sebagai negara kebangsaan harus dilakukan ?
Tujuan Penelitian Tujuan penulis membuat jurnal ini adalah agar kedudukan
musyawarah dan demokrasi di Indonesia beserta pelaksanaanya yang
berdasarkan kepada kebenaran lintasan sejarah perjuangan Bangsa
Indonesia dan sistem mula NKRI sebagai negara kebangsaan harus
dilakukan.

Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif

Hasil Penelitian Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah cara bermusyawarah,
lembaga permusyawaratan yang perlu dibentuk, cara pengambilan
keputusan, cara pelaksanaan keputusan musyawarah, dan aspek-aspek
tatalaksana lainnya diserahkan kepada kelompok manusia
bersangkutan untuk mengaturnya.

Kekuatan Telah dipaparkan pembahasan yang lengkap dan jelas termasuk


kejelasan bahasa sehingga memudahkan dalam memahami isi jurnal
tersebut.

Kelemahan -

Kesimpulan Berdasarkan kajian teori, hasil penelitian dan pembahasan maka dapat
disimpulkan bahwa musyawarah dan demokrasi memegang peranan
penting sebagai perisai rakyat, kerena ia merupakan wahana bagi
rakyat dalam menyampaikan kehendak dan pemikirannya, dan
musyawarah, dapat menghindarkan pemimpin dari sikap semena-
mena.
REVIEW JURNAL III

Judul Demokrasi indonesia : dari masa ke masa


Jurnal Administrasi publik
Volume & Halaman Vol. 3 / No. 2
Tahun 2004
Penulis Hartuti purnaweni
Reviewer Devi permata sari
Tanggal 10 April 2020

Paradoks masa orla Persoalan demokrasi adalah semata mata merupakan penciptaan
manusia, yang disatu sisi mencerminkan keterbatasan kan
keharmonisan obyektif diluar diluar diri manusia. Soekarno
mmencoba sistemdemokrasi terpimpin, yang katanya menjadi
demokrasi khas indonesia. Sekalipun Soekarno mengatakan bahwa
pemerintahannya menganut demokrasi, namun praktis yang luas
dalam kehisupan bangsa dan negara justru adalah kekuasaan yang
serba terpusat (sentralistrik) pada diri soekarno. Bumh Karno selaku
presiden bahkan melakukan pemerintahan diktator dengan
membubarkan konstituante, psi, dan masyumi serta meminggirkan
lawan lawan politiknya yang kritis. Kekuasaan yang anti otoriter
demokrasi pada orde lama ini akhirnya tumbang pada tahun 1965.
Masa orba Seiring dengan kegagalan pembumian demokrasi pada masa Orde
Lama tersebut, unsurunsur "di luar" masyarakat secara perlahan-
lahan tumbuh dan berkembang menjadi wahana tumbuhnya logika
dan penjabaran baru budaya bangsa Indonesia. Pada masa Orde
Baru, diinterpretasikan bahwa budaya politik dijabarkan sedemikian
rupa sehingga negara bertindak sebagai aktor tunggal dan sentral.
Logika penempatan negara sebagai aktor tunggal ini terartikulasi
melalui pengesahan secara tegas dan mutlak bagi sentralitas negara
dengan seluruh perangkat birokrasi dan militernya demi
kepentingan pembangunan ekonomi dan politik. Stabilitas
pembangunan ekonomi lantas diidentikkan dengan stabilitas
nasional. Perlahanlahan konsep stabilitas nasional diperluas menjadi
logika anti-kritik dan anti konsep. Sebagai logika anti-kritik,
stabilitas nasional dikaitkan dengan masalah-masalah security dan
banyak berfungsi untuk membantu penyelenggaraan mekanisme
kekuasaan negara. Sebagai logika anti konsep, stabilitas nasional
dikaitkan dengan masalah legitimasi dan banyak berfungsi untuk
mendukung seni mengelola otoritas kekuasaan negara
ERA REFORMASI Indonesia sedang mengalami saat yang demokratis. Inisiatif politik
yang dimotori oleh Amien Rais mendorong reformasi terus bergulir.
Reformasi yang gegap gempita tersebut memberikan secercah
harapan akan munculnya tata kehidupan yang benar-benar
demokratis, yang ditandai dengan booming munculnya banyak
parpol baru, kebebasan berserikat, kemerdekaan berpendapat,
kebebasan pers, dan sebagainya, yang merupakan ciri-ciri
demokrasi. Muncul tuntutan-tuntutan terhadap reformasi politik
karena adanya optimisme perbaikan implementasi demokrasi.
FENOMENA perilaku para elit politik khususnya mengaburkan batasbatas
PILKADA wilayah konflik antara kekuatan-kekuatan proto demokratik dan
kekuatan-kekuatan pro status quo di front yang pertama, dan
wilayah konflik antara kekuatan-kekuatan proto demokratik satu
sama lain di front kedua. Sumbernya selain karena ketidakmampuan
kekuatan-kekuatan proto demokratik untuk membangun lembaga-
lembaga demokrasi, adalah juga karena ketiadaan dan makin
tipisnya etika serta kesantunan politik yang diperlihatkan oleh elit-
elit politik dalam melakukan kompetisi politik demi
memperjuangkan kepentingan politik masing-masing.
RIDING THE TIGER kehadiran UU No.32 tentang Pemda tahun 2004 di satu sisi telah
memberikan peluang baru bagi proses demokratisasi, khususnya di
tingkat politik lokal, tetapi di sisi lain juga mengundang banyak
masalah dengan banyaknya persoalan gramatikal perumusan
berbagai pasal. Misalnya dalam pasal yang menunjukkan pada
persoalan persyaratan. Perumusan pasal tersebut mempunyai
kesalahan gramatikal yang menyebabkan ia tidak mempunyai
makna yang jelas. polarisasi antar kekuatan politik yang berbasis
aliran ataupun kekuatan politik yang pro-reformasi dan yang status
quo sangat memberikan peluang bagi berkembangnya political split
sehingga konflik horizontal akan bersemai di dalamnya.
MEMBANGUN Membangun institusi-institusi demokratik adalah prasyarat penting
DEMOKRASI bagi peletakan sistem politik demokratis. upaya kita agar
terbangunnya etika dan moralitas politik baru, khususnya di
kalangan para elit dan tokoh politik, yang sebangun dengan tuntutan
sistem politik demokratik.
Kekuatan Telah dipaparkan pembahasan yang lengkap dan jelas termasuk
kejelasan bahasa sehingga memudahkan dalam memahami isi jurnal
tersebut.
Kelemahan -
Kesimpulan Dapat disimpulkan bahwa penulis ingin memaparkan perbedaan
antara orba dan orla sehingga membuat pembaca sangat memahami
apa saja yang ditulis oleh penulis jurnal ini

Anda mungkin juga menyukai