Anda di halaman 1dari 13

Modul 8

OTONOMI DAERAH

Berbicara otonomi daerah sudah sering oleh kalangan


politisi,birokrsi mahasiswa (PT)pemerintah,lembaga
suadaya masyarakat bhakan msyaRakat umum.Pelaksanaan otinoimi daerah ini sudah
tersirat dalam UUD 1945 bab IV pasal 18. Didalam UUD
sementara juga dinyatakan hal itu
Pada bab IV pasal 31 ;pembagian daerah Indonesia atas
daerah besar dan kecil yang berhak mengurus rumah
tangganya sendiri (otonomi).
1. Otonomi daerah yang pertama dinamakan otonomi
daerah buatan
(Artificial autonomy)spt daerah provinsi kabupaten,kota
madya yang se
Muanya dibenuk berdasarkan UU dan diberikan
kewenangan oleh pusat.
2.Otonomi yang kedua aotonomi asli,seperti bekas
kerajaan,swapraja

PENGERTIAN OTONOMI DAERAH

Difinisi tentang desentrallisasi dan otonomi daerah


diutarakan oleh para
Pakar berdasarkan sudut pandang masing-masing sehingga
sulit mencari
Devinisi atau penegertian yanbg tepat.
Bryant (1987) ada 2 bentuk desentralisasi yaitu yang bersfa
:
1. administraktif.
2. Politik.
Beryant ,Rondinelli (1988) ia memaparkan konsep
desentralisasi
a.Deconsentrasi
b.Delegation to semi to semi outnonous and prasstatal
agencies
c.Devolution to local govermat and non governent

A. PERBEDAAN KONSEP DAN PARADIGMA OTONOMI DAERAH


1. Perbedaan konsep
Perbedaan otonomi daerah ini terdapat perbedaan persepsi oleh para
cedikiawan dan pejabat birokrasi ada yang memepersepsikan otonomi
Daerah sebagi prinsip kehormatan terhadap kehidupan masyarakat sesui
Riwayat adat istiadat dan sifatnya dalam kontek negara kesatuan ada pula
Mempersepsikan otonomi daerah sebagai upaya berperpektif ekonomi
,politik dimana daerah memberikan peluang untuk berdemokrasi.setelah
Berlakunya UU No 22 th 1999 aksi berbagai pihak sangat beragam ,sebagai
Akibat dari perbedaan inpirasi istilah otonomi,ada yang betranggapan
sebagi pemberian otoritas kewenangan dalam mengambil keputusan sesua
dengan kepentingan dan aspirasi masyarakat lokal,sebenarnya ke
Wenangan yng diberiak untuk mengatur,mengurus kepentingan masyaraKat lokal ,pembagian kewenangan untuk mengatur bidang pemerintahan
Kecuali dibidang pertahanan dan keamanan peradilan ,moneter dan fiskal
Agama,politik uar negari serta kewenangan dibidang lain,yakni
perencanaan nasional dan pembangunan nasional.

riasi interprestasi konsep otonomi tersebut adanya perbedaan referensi teo


is :secara teori menimbulkan berbagai interpresatsi:
Mary paker follet th 1920 an >mengindentifikasikan otonomi dengan Independence .
Pselzerick 1957 dan Terry 1995 >otonomi yang dimaksudkaan adalah
kuasa
an yang relatif cukup mungkinuntuk birokrasi publik.UU no 22 th 1999
aca UU otonomi daerah)muncul semangat federallisme yang diceminkan
ri pola dibatasi kekuasaan /kewenangan pusat,semangat terdapat 991
wenangan,sangat berbeda dengan UU no 5 th 1975 ttg pemerintah daerah
dlam UU ini tercermin kekuasaan desentralisasi numun isinya asalah
ntralisasi.Malangnya UU no 22 th 1999 membatasi didri sendiri dengan
mbuat tenggat waktu (daedline) yaitu UU tersebut penerapan secara efekt
lambat-lambatnya 2th sejak diundangkan Presiden ab.j Habibie menendata
ani UU ini pada tgl 4 Mei 1999 maka pada tanggal 5 Mei 2001 UU otonomi
erah ini berlaku resmi.selama 2th ini terjadi perubahan besar,kementrian
da dihilangkan ,diuru kabinet repormasi bubar.

.PERBEDAAN PARADIGMA
menurut paradigma politik,otonomi birokrasi publik tidak mungkin ada dan
erkembang karena adanya kepentingan politik rezim yang berkuasa .
ebebasan birokarat level bawah dalam membuat keputusan sendiri,daerah
kabupatyen, kota )merupakan subordinasi pemerintah pusat teoretis
ubordinasi dan otonomi bertentangan.dengan kata lain paradigma
rganisasi melihat bahwa harus ada otonomi agar suatu birokrasi dapat
umbuh dan berkembang menjaga kualitasnya sehingga dapat memberikan
ang terbaik bagi masyatrakat.
.KUATNYA PARADIGMA BIROKRASI
aradigma birokrasi yang sentralistik telah terbina menjadi kepribadian
eberapa aparat kunci intansi pemerintah daerah.
. LEMAHNYA KONTROL WAKIL RAKYAT DAN MASAYARAKAT
2 th wakil rakyat dalam mengontrol esekutif sangat tidak efektif karena
erkooptasi oleh elit eksekutif.(sehuingga kebabalasan)dan wakil rakyat
asih ada yang dari wakil rakyat yang kurang mampu melaksanakan
ugasnya melakukan kontrol terhadap pemerintahan dan ketidak mampuan
ni memberikan peluang bagi eksekutif untukj bertindak leluasa,dan leislatif
ertindak ngawur mengorbankan kepentingan publik.

D. KESALAHAN STRATEGI
UU no 22 th 1999 tentang otonomi daerah berlaku pada saat pemerinTahan sedang lemah,ketidak siapan dan ketidak mampuan daerahn yang
Dulu dipakai sebagai alasan menunda otonomi daerah,sehingga muncul
Masalah baru spt konflik antara masyarakat lokal dengan pemerintah
Dapat berdampak sngat buruk pada integritas lembaga pemerintahan.
Kelemahan dari UU no 22 th 1999 tentang otonomi daerah
1,paradigma Keparadikama baru .
2.UU ini merupakan suatu reformasi dalam sisitem pemerintahandaerah
3.Sistempemerintahan sentrallistik berorentasi pada struktural
efficiency ,berubah model kearah desentralistik,yang lebih cenderung
localDemocratic model yaitu lebih menekan pada prinsip demokarsi .the
founding father Moh Hatta bahwa memberikan otonomi daerah tidak saja
bearti melaksanakan demokrasi ,tetapi mendorong berkembangnya
Auto activiteit artinya tercapailah apa yang dimaksud dengan demokrasi
Yaitu pemerintahan yang dilaksanakan oleh rakyat untuk rakyat.

GOOD GOVERNANCE KUNCI MEWUJUDKAN OTONOMI DAERAH


salah satu kelemahan yang dihadapi adalah standar penilaian kenirja
Pemerintahan,orientasi teoritis paradidmatis pada birokrasi klasik.
Konsep good governace yang ditulis oleh K.J.S.Edralin 1974 Dimana
governance merupakan terminologi yang digunakan untuk mengganti
Kan governance istilah ini secara hkusus menggambarkan perubahan
Pran pemerintah dari pemberi pelayanan (provider)kepadfa enbler atau
Fasilisator dn perubahan kdpemilikan dari milik negara menjadi milik
Rakyat.
Dalam rangka otonomi daerah nilai good governance dapat diketahui
Sebagai kunci utama karena nilai terkandung dalam menekan >
1.Visi strategi .
apakah kabupaten memiliki visi misi yang jelas.
2.transparansi(menyediakan impormasi kepublik secara terbuka sehingga
publik dapat bertanya mengapa suatu keputusan itu dibuat.
3.Responsi vitas.pemerintah kabupaten atau kota dapat tanggap
terhadap masalah ,kebutuhan,dan aspirasi masyarakat yang mereka
layani.

4.Keadilan ,apakah kesempatan yang sama dalam meningkatkan


atau memperbaiki kesejahteraan.
5.Konsensus.apakah kebupaten kota menjembatani
Aspirasi masayarakat guna nmencapai tujuan bersama.
6.Efektivitas dan efisiensi .pemerintah kabupaten kota
memenuhi kebutuhan masyarakat ,dengan memanpaat sumber
daya yang baik dll.
CAPACITY BUILDING SEBAGAI AKSELERATOR GOOD GOVERNANCE
UNTUK MEWUJUDKAN DAERAH OTONOMI
UU no 22 th 1999 tentang otonomi daerah waktunya kurang tepat
lebih
Banyak pertimbanganpolitis dari pada pertimbangan
teknis,persepsi terhadap konsep paradigma otonomi daerah
kuatnya paradigma birokarsi
kapasditas birokrasi ,kapasitas wakil rakyat belum
memadai.Dengan capa
Citu building kita akan lebih mempercepat terwujudnya good
governance
Diera otonomi daerah.

A.Penegertian capacity building


Sebagi serangkaian strategi yang ditujukan untyuk
meingkatkan efisiensi,efektivitas,dan responsivitas dari
kinerja pemerintahan dengan memusatkan perhatian
kepada pengembangan dimensi sumber daya manusia
,penguatan organisasi dan reformasi ke
Lembagaan atau lingkungan.beberapa dimensi kapasi
Tas building bagi pemerintahan al:
1.Pengenbangan sumberdaya manusia.2.penguatan
organisasi menejemen 3. penyediaan sumberdaya
sarana dan prasarana4.netwok.5.lingkungan 6. mandat
kemampuan fiskal dan frogram .
Untuk mewujudkan otonomi daerah pada saat diperlukan
persiapan yang berkenaan dengan:
1.Penentuan secara jelas visi dan misi daerah dan lembaga
peepmrintahan daerah.2.;perbaikan kebijakan publuki
didaerah
3.Perbaikan stuktur organisasi pemerintahan daerah.

4.Perbaikan kemampuan manajerial dan kepemimpi pemerintahan


daerah.5.Pengembangan sitem akuntabilitas internal dan eksternal pePemerintah daerah 6.perbaikan budaya organisasi pemerintahandaerah.
7.Peningkatan SDM aparat pemerintah daerah.8.penegmbangan sistem
jaeringan antar kabupaten kota dengan pihak lain 9.pengembangan peMampaatan dan pemeliharaan lingkungan pemerintah daerah yang
Kondusif.
B.ELEMEN-ELEMEN CAPASITY BUILDING
Perludilakukan dalam pengembangan kelembagaan meliputi
1.Pengembangan kebijakan
2.pengembanganorganisasi3.pengembangan
manajemen 4.pengembangan akuntabilitas publik 5.pengembangan
Budaya organisasi .
Pengembangan SDM Aparat pemerintahan .Bidang-bidang strategis
Dalam rencana strategis harus mentukan jenis ,jumlah dan kualitas SDM.

Modul 9
PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA
INDFONESIA.

Konflik dan perang


Suatu bangsa dan negara mengharapkan damai dan aman namun tidak
Semua negara mengharapkan demikian yang memicu pemberotakan
Persengketaan dalam negeri ada kalanya dikendalikan ,diperuncing oleh
Kekuatan luar negeri baik langsung maupun tidak langsung .konfik atau
Pertentangan merupakan suatu peristiwa satu kandungan yang dialami
Oleh umat manusia ,ianya bersumber dari genus atau kepentingan.
Menurut Quincy Wright (1941) dfalam bukunya A study of war volume
Mengatakan,penyebab perang:
1.Dunia yang mengkerut . Akibat dari kemajuan teknoligi ,transportasi
komunikasi orang merasa dunia ini sempit.
2.Percepatan jalanya sejarah .kemajuan ilmu pengetahuan teknologi
telekomunikasi menyebabkan ide pendapat umum /opini mempercepat perubahan sosial
3.Pembaharuan senjata angkatan perang .akibat kemajuan teknik persenjataan perang menjadi total sasaran penghancuran tidak hanya intalasi
militer tetapi semua yang ada.

Anda mungkin juga menyukai