Anda di halaman 1dari 16

PEMEKARAN DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR

23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

HERMAN KOMBUNO D 101 10 101


ABSTRAK
Tulisan ini mengangkat tentang ³3HPHNDUDQ 'DHUDK %HUGDVDUNDQ 8QGDQJ-
8QGDQJ 1RPRU 7DKXQ 7HQWDQJ 3HPHULQWDKDQ 'DHUDK´ GHQJDQ
identifikasi masalah sebagai berikut, (1) Bagaimanakah prosedur pemekaran
daerah berdasarkan UU No. 23 Tahun 2014?, dan (2) Bagaimanakah solusi
pengaturan bagi daerah pemekaran yang gagal melaksanakan otonomi daerah?.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimanakah prosedur pemekaran
daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah, serta untuk mengetahui dan memahami tindak lanjut
daerah otonom baru hasil pemekaran yang gagal menyelenggarakan otonomi
daerah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah, penelitian yuridis normatif.
Selain itu, juga digunakan penelitian yuridis historis dan penelitian yuridis
komparatif.
Hasil dari penulisan ini adalah, pertama, prosedur pemekaran sedikit mengalami
perbedaan dengan diberlakukanya UU No. 23 Tahun 2014. Dimana UU No. 23
Tahun 2014 hanya menentukan 2 (dua) persyaratan untuk memekarkan satu
daerah. selain itu UU No. 23 Tahun 2014 menentukan bahwa apabila satu daerah
akan dimekarkan, maka daerah tersebut harus melalui tahapan daerah persiapan.
Kedua, selama ini pemerintah hanya terfokus pada pembentukan daerah
(pemekaran) dan telah mengabaikan salah satu ketentuan dalam undang-undang
pemerintahan daerah yang menjadi solusi bagi daerah yang gagal melaksanakan
otonomi daerah.

Kata kunci : Prosedur, Pemekaran Daerah

1
I. PENDAHULUAN pemerintahan daerah, yang
A. Latar Belakang diatur dengan Undang-
Secara historis, The Founding Undang.
Fathers1, telah menetapkan Pasal 18 (2) Pemerintahan daerah
Undang-Undang Dasar Tahun 1945 provinsi, daerah kabupaten,
(selanjutnya disebut UUD 1945) dan kota mengatur dan
sebagai dasar hukum pemerintahan mengurus sendiri urusan
daerah di Indonesia. Pasal 18 pemerintahan menurut asas
(perubahan Kedua) UUD 1945 otonomi dan tugas
menentukan bahwa: pembantuan.
(1) Negara Kesatuan Republik (3) Pemerintahan daerah
Indonesia dibagi atas daerah- provinsi, daerah kabupaten,
daerah provinsi dan daerah dan kota memiliki Dewan
provinsi itu dibagi atas Perwakilan Rakyat Daerah
kabupaten dan kota, yang yang anggota-anggotanya
tiap-tiap provinsi, kabupaten, dipilih melalui pemilihan
dan kota itu mempunyai umum.
(4) Gubernur, Bupati dan
1
Yang dimaksud dengan The Founding Walikota masing-masing
Fathers adalah; para pendiri bangsa yang
secara teknis berperan aktif, nyata, dan sebagai Kepala Pemerintah
terbukti menyusun struktur Negara Republik
Indonesia menjelang datangnya hari Daerah Provinsi, Kabupaten
kemerdekaan . Inilah nama-nama The
Founding Fathers : Soekarno, Mohamad dan Kota dipilih secara
Hatta, Ahmad Soebardjo, Radjiman
Wediodiningrat, Soetardjo demokratis.
Kartohadikoesoemo, Iwa Kusumantri,
Abikoesno Tjokorosoejoso, Buntaran (5) Pemerintah daerah
Matoatmodjo, Otto Iskandardinata, Raden
Soepomo, KI Hajar Dewantara, Soekardjo menjalankan otonomi seluas-
Wirjosandjojo, Ki Bagus Hadikoesoemo,
Johanes Laturhahary, I Gusti Ktut Pudja, luasnya, kecuali urusan
Samsi Sastrawidagda, Mohamad Amin,
GSSJ. Ratulangi, Teuku Mohamad Hasan, pemerintahan yang oleh
Abdul Abas, Anang Abdul Hamidhan, A.
Rivai, Andi Pangeran Pettarani, Soediro, undang-undang ditentukan
Harsono Tjokroamonoto, Soekarni, Andi
Sultan Daeng Radha, Chaerul Saleh, sebagai urusan Pemerintah
Burhanidin Muhamad Diah, Sajuti Melik,
Semaun Bakri. Pusat.
http;//www. Siapa Pendiri Bangsa
Indonesia.go.id. diunduh pada tanggal 10
Februari 2014, pukul 11:33 WITA.

2
(6) Pemerintahan daerah berhak dimana wilayah NKRI akan dibagi-
menetapkan peraturan daerah bagi kedalam bentuk daerah-daerah.
dan peraturan- peraturan lain Ketentuan yang terdapat dalam
untuk melaksanakan otonomi Pasal 18 UUD 1945 yang
dan tugas pembantuan. menentukan NKRI dibagi atas
(7) Susunan dan tata cara daerah-daerah provinsi, kabupaten,
penyelenggaraan pemerintah dan kota mempunyai pemerintahan
daerah diatur dalam Undang- sendiri yang diatur dengan Undang-
Undang. Undang. Dengan adanya perkataan
dibagi atas, maka hubungan antara
Pasal tersebut di atas mengatur pemerintah pusat dengan pemerintah
tentang pemerintahan daerah dalam daerah (provinsi, kabupaten, dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia kota) bersifat Hierarki-vertikal.
(selanjutnya disebut NKRI) dengan Berdasarkan ketentuan Pasal 18
maksud untuk melancarkan jalanya UUD 1945 yang telah diubah,
pemerintahan dan sarana untuk memperjelas bahwa NKRI akan
mencapai tujuan bernegara dalam dibagi-bagi meliputi daerah provinsi,
mewujudkan kesatuan bangsa. kabupaten, dan kota, dan juga adanya
Berkaitan dengan pembentukan perubahan sistim. yang mana
daerah otonom, maka menafsirkan sebelumnya sentralistik kemudian
UUD 1945 tidak cukup dengan menjadi desentralisasi, di mana
hanya terfokus pada Pasal 18 UUD pemerintah memberikan keleluasaan
1945 saja, melainkan harus sitematis kepada daerah untuk
dengan Pasal 1 Ayat (1) UUD 1945 menyelenggarakan otonomi daerah.
yang menentukan bahwa Negara Pasal 18 Ayat (5) menentukan
Indonesia adalah Negara Kesatuan bahwa pemerintahan daerah
yang berbentuk Republik,2 yang menjalankan otonomi seluas-luasnya,
kecuali urusan pemerintahan yang

2
oleh undang-undang ditentukan
Rustam Paula Mentemas, Pemekaran
Daerah (Implementasi Dan Prosedur
Menurut UU No. 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah), LP2HKP, Palu, 2011,
hlm. 1.

3
sebagai urusan pemerintah pusat.3 penggabungan beberapa daerah atau
Penyelenggaraan otonomi daerah bagian daerah yang
sebagaimana diamanatkan secara bersanding/pemekaran dari satu
jelas di dalam UUD 1945, ditujukan daerah menjadi dua daerah atau
untuk menata sistem pemerintahan lebih. Sedangkan Pasal 1 Angka 7
daerah dalam kerangka NKRI. Peraturan Pemerintah Nomor 78
Pelaksanaan dilakukan dengan Tahun 2007 Tentang Tata Cara
memberikan keleluasaan kepada Pembentukan, Penghapusan, Dan
daerah untuk menyelenggarakan Penggabungan Daerah (selanjutnya
kewenangan pemerintahan di tingkat disebut PP No. 78 Tahun 2007)
daerah. 4 menentukan Bahwa pembentukan
Otonomi yang diberikan kepada daerah adalah pemberian status pada
daerah kabupaten dan kota wilayah tertentu sebagai daerah
dilaksanakan dengan memberikan provinsi atau daerah kabupaten/kota.
kewenangan yang luas, nyata, dan Pasal 32 Ayat (1) Undang-
bertanggung jawab epada pemerintah Undang Nomor 23 Tahun 2014
daerah secara proporsional. Artinya (selanjutnya disebut UU No 23
pelimpahan tanggungjawab akan Tahun 2014) menentukan bahwa
diikuti oleh pengaturan pembagian, pembentukan daerah berupa
pemanfaatan sumber daya nasional pemekaran daerah dan
yang berkeadilan, serta perimbangan penggabungan daerah. berkaitan
keuangan pusat.5 dengan pemekaran daerah, Pasal 33
Pasal 4 ayat (3) Undang-Undang Ayat (1) UU No. 23 Tahun 2014
Nomor 32 Tahun 2004 (selanjutnya menentukan bahwa pemekaran
disebut UU No. 32 Tahun 2004) daerah adalah pemecahan daerah
menentukan bahwa pembentukan provinsi atau daerah kabupaten/kota
daerah otonom dapat berupa menjadi dua atau lebih daerah baru

3
atau penggabungan bagian daerah
Mahmud MD, Perdebatan Hukum Tata
Negara, Raja Grafindo Persada, Jakarta, dari daerah yang bersanding dalam
2011, hlm. 53.
4
Busrizalti, Hukum Pemda (Otonomi satu daerah provinsi menjadi satu
Daerah Dan Implikasinya), Total Media,
Yogyakarta, 2013, hlm. 2. daerah baru.
5
Ibid., hlm. 4.

4
Berkaitan dengan pemekaran masyarakat. Namun berdasarkan
daerah, secara filosofis, bahwa tujuan evaluasi KEMENDAGRI tahun 2012
pemekaran daerah ada dua dari tahun 2007 sampai dengan 2009
kepentingan, yakni pendekatan diperoleh gambaran bahwa tidak satu
pelayanan umum pemerintahan pun DOB yang berkriteria baik, dan
kepada masyarakat, dan untuk terdapat 4 (empat) daerah yang
peningkatan kesejahteraan termasuk kurang layak atau tidak
6
masyarakat setempat , serta memenuhi persyaratan pemekaran
memperpendek rentang kendali daerah. oleh karena itu, berdasarkan
pemerintahan. pemaparan di atas tersebut, maka
Pemekaran daerah merupakan penulis tertarik untuk melakukan
fenomena yang mengiringi penelitian hukum dalam bentuk
penyelenggaraan pemerintahan penulisan hukum yang berjudul
daerah di indonesia. Ini terlihat dari ³Pemekaran Daerah Berdasarkan
peningkatan jumlah Daerah Otonom Undang-Undang Nomor 23 Tahun
Baru (selanjutnya disebut DOB) di 2014 Tentang Pemerintahan
wilayah Negara Kesatuan Republik 'DHUDK´.
Indonesia (selanjutnya disebut B. Rumusan Masalah
NKRI) selama tahun 2003 sampai
Berdasarkan judul penelitian
2009, terdapat 510 DOB, dan saat ini
tersebut maka akan diidentifikasi
indonesia memiliki 511 DOB yang
permasalahan seperti sebagai berikut
terdiri dari 34 provinsi, 414
:
kabupaten dan 97 kota. Hadirnya
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1. Bagaimanakah prosedur
2014 Tentang Pemerintahan Daerah pemekaran daerah otonom dalam
(selanjutnya disebut UU No. 23 wilayah Negara Kesatuan
Tahun 2014), diharapkan otonomi Republik Indonesia berdasarkan
daerah mampu meningkatkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
pelayanan dan kesejahteraan bagi 2004 Tentang Pemerintahan

6
Daerah?
Siswanto Sunarno, Hukum
Pemerintahan Daerah Di Indonesia, Sinar
Grafika, Jakarta, 2012, hlm. 15.

5
2. Bagaimanakah solusi pengaturan daya saing daerah dan daya saing
bagi daerah otonom yang baru nasional, dan memelihara keunikan
dimekarkan tetapi dinyatakan adat istiadat, tradisi, dan budaya
gagal dalam melaksanakan daerah. 7
otonomi daerah berdasarkan Pasal 32 UU No. 23 Tahun
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 menentukan bahwa
2014 Tentang Pemerintahan pembentukan daerah berupa
Daerah? pemekaran daerah dan
penggabungan daerah. Berdasarkan
II. PEMBAHASAN
ketentuan pasal tersebut, maka dapat
1. Prosedur Pemekaran Daerah diketahui bahwa pembentukan
Berdasarkan Undang-Undang daerah dapat dilakukan dengan
Nomor 23 tahun 2014 Tentang pembentukan daerah melalui
Pemerintahan Daerah. pemekaran daerah, dan pembentukan
daerah melalui penggabungan
UU No. 23 Tahun 2014 daerah.
menentukan bahwa dalam Berkaitan dengan pemekaran
pelaksanaan desentralisasi dilakukan daerah, Pasal 33 Ayat (1) UU No. 23
penataan daerah. Pasal 31 Ayat (3) Tahun 2014 menentukan bahwa
UU No. 23 Tahun 2014 menentukan pemekaran daerah berupa pemecahan
bahwa penataan daerah terdiri atas daerah provinsi atau daerah
pembentukan daerah dan kabupaten/kota untuk menjadi 2
penyesuaian daerah. Adapun tujuan (dua) daerah atau lebih daerah baru
dilakukanya penataan daerah adalah atau penggabungan bagian daerah
mewujudkan efektifitas dari daerah yang bersanding dalam
penyelenggaraan pemerintahan 1(satu) daerah provinsi menjadi satu
daerah, mempercepat peningkatan daerah. Adapun untuk memekarkan
kesejahteraan masyarakat, satu daerah provinsi maupun
mempercepat peningkatan pelayanan
7
publik, meningkatkan kualitas tata Untuk lebih jelasnya lihat Pasal 31 Ayat
(1) sampai dengan Ayat (4) Undang-Undang
kelolah pemerintahan, meningkatkan Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah.

6
kabupaten/kota UU No. 23 Tahun 1) Geografi,
2) Demografi,
2014 menentukan bahwa daerah
3) Keamanan,
yang akan dimekarkan harus melalui 4) Sosial politik, adat
istiadat, dan tradisi,
tahapan daerah persiapan selama 3
5) Potensi ekonomi,
(tiga) tahun, dengan tujuan agar 6) Keuangan daerah,
7) Kemampuan
nantinya daerah baru yang akan
penyelenggaran
dimekarkan ketika menjadi satu pemerintahan. 9
daerah baru benar-benar siap dalam
Persyaratan kedua yang harus
mengurus dan mengatur kepentingan
dipenuhi untuk pembentukan daerah
daerahnya dan tidak membebani
persiapan adalah persyaratan
daerah induknya.
administratif, yang dimana dalam
Secara umum, pembentukan
persyaratan administratif terbagi lagi
daerah persiapan sebagaimana yang
atas persyaratan administratif untuk
dimaksud dalam Pasal 33 Ayat (1)
pembentukan daerah persiapan
UU No. 23 tahun 2014, harus
provinsi dan pembentukan daerah
memenuhi 2 (dua) persyaratan, yaitu
persiapan kabupaten/kota. Adapun
persyaratan pertama, persayaratan
persyaratan administratif untuk
dasar yang dimana persyaratan dasar
pembentukan daerah persiapan
terbagi atas persayaratan dasar
provinsi adalah sebagai berikut:
kewilayahan yang meliputi luas
1) Persetujuan bersama DPRD
wilayah minimal, jumlah penduduk
kabupaten/kota yang akan
minimal, batas wilayah, cakupan menjadi cakupan wilayah
daerah persiapan,
wilayah, batas usia minimal daerah
2) Persetujuan bersama DPRD
provinsi, daerah kabupaten/kota, dan provinsi induk dan
gubernur daerah provinsi
kecamatan.8
induk.10
Persayaratan dasar kedua
yang harus dipenuhi adalah
persyaratan kapasitas daerah yang
9
meliputi: Untuk lebih jelasnya lihat Pasal 36
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
Tentang Pemerintahan Daerah.
8 10
Untuk lebih jelasnya lihat Pasal 35 Pasal 37 huruf a Undang-Undang
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Tentang Pemerintahan Daerah. Pemerintahan Daerah.

7
Sedangkan persyaratan administratif penilaian tersebut disampaikan oleh
untuk pembentukan daerah persiapan pemerintah pusat kepada DPR RI
kabupaten/kota meliputi: untuk mendapat persetujuan. Dalam
1) Keputusan musyawarah desa hal DPR RI menyetujui usulan
yang akan menjadi cakupan
pembentukan daerah persiapan
wilayah daerah
kabupaten/kota, tersebut pemerintah pusat
2) Persetujuan bersama DPRD
membentuk Tim Kajian Independen
kabupaten/kota induk dengan
bupati/walikota daerah induk, untuk melakukan kajian terhadap
3) Persetujuan bersama DPRD
persyaratan dasar kapasitas daerah.
provinsi dengan gubernur
dari daerah provinsi yang selanjutnya hasil kajian Tim
akan mencakupi daerah
Independen disampaikan kepada
persiapan kabupaten/kota
yang akan dibentuk.11 pemerintah pusat. Selanjutnya oleh
pemerintah pusat dikonsultasikan
Berkaitan dengan prosedur
kepada DPR RI. Berdasarkan hasil
pemekaran daerah persiapan satu
konsultasi tersebut dijadikan dasar
daerah sebagaimana dimaksud dalam
pertimbangan oleh pemerintah pusat
pasal 33 Ayat (2), daerah persiapan
dalam menentapkan kelayakan
diusulkan oleh gubernur kepada
pembentukan satu daerah persiapan,
pemerintah pusat, DPR RI, dan
dan perlu diketahui bahwa untuk
DPRD RI dengan melampirkan
menetapkan satu daerah persiapan,
persyaratan dasar kewilayahan dan
ditetapkan dengan Peraturan
persyaratan administratif yang telah
Pemerintah.12
dipenuhi sebagai syarat pembentukan
Berkaitan dengan ditetapkan
daerah persiapan provinsi maupun
satu daerah persiapan dengan
kabupaten/kota. Berdasarkan usulan
peraturan pemerintah, maka selama
tersebut, pemerintah pusat
daerah persiapan menjalani tahapan
melakukan penilaian terhadap
daerah persiapan, UU No.23 Tahun
pemenuhan syarat-syarat yang telah
2014 menentukan bahwa pemerintah
disebutkan sebelumnya, hasil

12
Untuk lebih jelasnya lihat Pasal 38
11
Ibid., huruf b Undang-Undang Nomor Ayat (1) sampai dengan Ayat (7) dan Pasal
23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan 39 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 23
daerah. Tahun 2014 Tentang Pemerintahan daerah.

8
pusat wajib melakukan pengawasan, undang pembentukan daerah. Dan
pembinaan, dan mengevaluasi daerah apabila daerah tersebut tidak layak,
persiapan tersebut dan maka statusnya sebagai daerah
menyampaikan hasil pengawasan, persiapan dicabut dengan peraturan
pembinaan dan hasil evaluasi pemerintah dan dikembalikan ke
tersebut kepada DPR RI. Berkaitan daerah induknya.14
dengan lembaga negara di atas, UU B. Solusi Pengaturan Daerah
No. 23 Tahun 2014 juga menentukan Pemekaran Yang Dianggap Gagal
wajib melakukan pengawasan pada Dalam Melaksanakan Otonomi
daerah persiapan yang telah Daerah.
terbentuk.13 Berbicara mengenai solusi
Berdasarkan penjelasan pengaturan bagi daerah yang
sebelumnya, diketahui bahwa jangka dianggap gagal dalam melaksanakan
waktu yang harus dilalui oleh satu otonomi daerah, maka secara
daerah persiapan untuk dibentuk otomatis ada hal yang menyebabkan
menjadi satu daerah baru adalah 3 satu daerah tersebut gagal. Untuk itu
(tiga) tahun dan paling lama 5 (lima) sebelum lebih jauh membahas solusi
tahun, oleh karena itu UU No. 23 pengaturan terhadap daerah yang
Tahun 2014 menentukan bahwa dinyatakan gagal, terlebih dahulu
setelah satu daerah persiapan melalui harus diketahui penyebab terjadinya
jangka waktu yang ditentukan, maka satu daerah dimekarkan dan
pemerintah pusat wajib melakukan penyebab gagalnya satu daerah
evaluasi akhir dalam hal ini untuk pemekaran melaksanakan otonomi
menentukan apakah daerah persiapan daerah. Adapun penyebab satu
tersebut layak atau tidak untu daerah dimekarkan secara umum
dijadikan satu daerah baru. Apabila dapat dipetakan sebagai berikut:
daerah persiapan tersebut dinyatakan 1. Keadaan wilayah yang luas
serta jumlah penduduk. Luas
layak, maka pembentukan daerah
daerah dan bentuk geografis
tersebut ditetapkan dengan undang- indonesia yang merupakan

13 14
Untuk lebih jelasnya lihat Pasal 42 Untuk lebih jelasnya lihat Pasal 43
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
Tentang Pemerintahan Daerah. Tentang Pemerintahan daerah.

9
kepulauan membutuhkan adalah pembentukan daerah
rentang kendali yang melalui penggabungan
panjang, 15 serta jumlah maupun pemekaran daerah
penduduk yang banyak akan dimaksudkan sebagai jalan
mengakibatkan pelayanan keluar untuk mewujudkan
terhadap masyarakat tidak bentuk identitas yang berbeda
efektif dan efesien, sehingga atau sebagai akibat reaktif
pemerintah perlu perlakuan daerah induk yang
memperpendek rentang tidak adil, untuk memperoleh
kendali pemerintahan tersebut Dana Alokasi Umum (DAU),
dengan cara memekarkan Sehingga tuntutan tuntutan
satu daerah dengan tujuan pemekaran daerah seakan-
memperpendek rentang akan dimaknai sebagai hak
kendali pemerintah dan asasi daerah untuk
masyarakat. menentukan identitasnya. 16
2. Perbedaan etnis (budaya) Berkaitan dengan solusi
dalam satu wilayah
pengaturan bagi daerah yang gagal
pemerintahan.
3. Untuk mendapatkan keadilan. melaksanakan otonomi daerah, UU
4. Timpangnya pemerataan
No. 23 tahun 2014 menentukan
pembangunan.
5. Untuk mendapatkan status bahwa suatu daerah hasil pemekaran
kekuasaan.
apabila tidak mampu
Adapun faktor-faktor yang
menyelenggarakan otonomi daerah,
menyebabkan satu daerah gagal
maka daerah tersebut dapat
melaksanakan otonomi daerah adalah
digabungkan kembali dengan daerah
sebagai berikut:
induknya ataupun dengan daerah
1. Kinerja aparatur
pemerintahan daerah (SDM). lain. Ketentuan tentang daerah
2. Usia penyelenggaraan
dapat digabungkan apabila tidak
pemerintahan satu daerah
yang akan dimekarkan. dapat menyelenggarakan otonomi
3. Longgarnya peraturan
daerah bukan hanya terdapat dalam
perundang-undangan yang
mengatur tentang ketentuan UU No. 23 Tahun 2014
pemerintahan daerah.
saja, melainkan undang-undang
4. Motivasi pembentukan
daerah melalui pemekaran pemerintahan daerah sebelum UU
yang salah.
No. 23 Tahun 2014 telah
Pemahaman yang keliru
dikalangan para elit daerah menentukan bahwa daerah yang

15
tidak dapat menyelenggarakan
Hari Sabarno, Memandu Otonomi
Daerah Menjaga Kesatuan Bangsa, Sinar
16
Grafika, Jakarta, 2008, hlm. 117. Ibid., hlm. 190.

10
otonomi daerah dapat dihapus dan mengimplementasikan ketentuan dari
digabungkan dengan daerah lain. Pasal 47 Ayat (1) UU No. 23 Tahun
Namun, jika kita melihat sejarah 2014 yang dimana dikatakan bagi
pemerintahan negara indonesia dan daerah yang tidak mampu
sejarah pemerintahan daerah dari menyelenggarakan otonomi daerah,
tahun 1945 sampai sekarang ini, maka daerah tersebut harus
dapat diketahui bahwa pemerintah digabungkan dengan kembali dengan
Negara Indonesia belum pernah daerah induknya atau dengan daerah
melakukan penggabungan daerah lain. Ketiga, dari segi pembinaan
sebagaimana yang dimaksud dalam dan pengawasan. Seharusnya
UU No.23 Tahun 2014 tersebut atau pemerintah lebih mengefesienkan
undang-undang pemerintahan daerah pembinaan dan pengawasan dari
sebelumnya. Sehingga terkesan tahap daerah persiapan sampai pada
bahwa pemerintah selama ini hanya tahap pemekaran daerah dengan
terfokus melakukan pemekaran membentuk satu lembaga yang
daerah provinsi dan pemekaran berwenang melakukan pengawasan
kabupaten/kota. Maka berdasarkan serta memberikan pembinaan kepada
penjelasan sebelumnya maka solusi daerah-daerah pemekaran, dan
yang ditawarkan oleh penulis adalah bertanggung jawab kepada presiden.
sebagai berikut: Keempat, sebaiknya pengajuan
Pertama, dari segi peraturan usulan pemekaran daerah sebaiknya
perundang-undangan yang mengatur dilakukan melalui satu pintu yakni
tentang pemekaran daerah yaitu UU pemerintah.
No. 23 Tahun 2014 maupun aturan Berdasarkan penjelasan di atas,
pelaksana dari UU No. 23 Tahun maka langkah-langkah yang harus
2014, seharusnya mencantumkan dilakukan oleh pemerintah adalah
tentang sanksi yang tegas bagi sebagai berikut :
pengusul pemekaran daerah yang 1) Dalam peraturan perundang-
undangan pemerintahan
data-datanya tidak sesuai dengan
daerah mencantumkan sanksi
kondisi yang ada di daerah. Kedua, yang tegas bagi yang
mengusulkan pemekaran
seharusnya pemerintah
daerah yang data-data yang

11
dicantumkan dalam pihak-pihak tertentu dalam
persyaratan pemekaran daerah atau pimpinan
daerah tidak sesuai dengan pemerintahan daerah dan
kondisi daerah yang aparatur birokrasi, serta
sebenarnya. masyarakatnya daerah
2) Segera melakukan induknya.
penggabungan daerah bagi Berdasarkan tindak lanjut yang
daerah yang dinyatakan gagal
telah disebutkan di atas, maka
melaksanakan otonomi
daerah, dengan dasar Pasal 47 menurut penulis salah satu faktor
Ayat (1) UU No. 23 Tahun
yang perlu mendapat perhatian
2014.
3) Menutup pintu DPR dan DPD khusus dari pemerintah adalah dari
dalam hal pengajuan
segi motivasi melakukan pemekaran
permohonan untuk
memekarkan daerah, menjadi daerah, untuk itu penulis
satu pintu yaitu pemerintah
menawarkan kepada pemerintah agar
pusat.
4) Memperkuat fungsi kontrol sesering mungkin untuk melakukan
terhadap pemerintah daerah
sosialisasi kepada masyarakat, secara
yang dilakukan oleh
masyarakat, pemerintah pusat khusus kepada elit politik dan
dan lembaga legislatif daerah,
penguasa daerah tentang tujuan
meningkatkan mutu
pendidikan sehingga pemekaran daerah, akibat dari
memunculkan sumber daya
pemekaran daerah, serta sesuatu
manusia yang berkualitas
(berkaitan dengan kinerja yang menyebabkan terjadinya
aparatur pemerintah daerah),
pemekaran daerah. Sehingga ketika
dalam memahamani asas-asas
umum pemerintahan yang elit politik dan penguasa daerah
baik meliputi:
menawarkan pemekaran daerah
a. Asas persamaan
b. Asas Kepercayaan kepada masyarakat, setidaknya
c. Asas Kepastian Hukum
masyarakat sudah mempunyai
d. Asas Kecermatan
e. Asas Pemberian Alasan gambaran umum tentang pemekaran
f. Asas Larangan
daerah dan akibat dari pemekaran
bertindak kesewenang-
wenangan daerah.
5) Membentuk netralitas tim
independen yang memberikan
penilaian atas pemekaran III. PENUTUP
daerah, untuk menghindari
kemungkinan perbenturan A. Kesimpulan.
pandangan politik antara

12
1. Prosedur pemekaran berdasarkan mengatur pemekaran daerah,
UU No. 32 Tahun 2004 dan PP namun sampai saat ini aturan
No. 78 Tahun 2007 diawali pelaksana dari UU No. 23 Tahun
dengan penjaringan sebagian 2014 belum ada.
besar aspirasi masyarakat, 2. Ketentuan yang mengatur tentang
selanjutnya usulan tentang daerah yang gagal dalam
pemekaran daerah tersebut menyelenggarakan otonomi
disampaikan kepada provinsi dan daerah sesungguhnya telah diatur
daerah provinsi menyampikan dalam UU No. 22 Tahun 1999,
usulan tersebut kepada pemerintah UU No. 32 Tahun 2004, dan UU
pusat. Adapun persyaratan yang No. 23 Tahun 2014. Di mana
ditentukan oleh UU No. 32 Tahun dalam Pasal 6 Ayat (1) UU No. 22
2004 dan PP No. 78 Tahun 2007 Tahun 1999 dan UU No. 32
untuk memekarkan satu daerah Tahun 2004, serta Pasal 47 Ayat
adalah 3 persyaratan yaitu (1) UU No. 23 Tahun 2014 secara
persyaratan administratif, teknis, eksplisit menentukan bahwa
dan persyaratan fisik apabila satu daerah dinyatakan
kewilayahan. Berkaitan dengan tidak mampu menyelenggarakan
persyaratan untuk memekarkan otonomi daerah, maka daerah
satu daerah, sedikit mengalami tersebut harus digabungkan
perubahan dengan diundangkanya dengan daerah lain. Hanya saja,
UU No. 23 Tahun 2014 yang sampai saat ini belum ada
hanya menentukan 2 persyaratan Peraturan Pemerintah yang
yaitu persyaratan dasar dan mengatur tentang penggabungan
persyaratan administratif. Selain daerah dan mekanisme
itu UU No. 23 Tahun 2014 juga penggabunganya.
menentukan bahwa apabila satu
daerah akan dimekarkan, maka B. Saran.
daerah tersebut harus melalui 1. Patut diakui bahwa UU No. 23
tahapan daerah persiapan. UU No. Tahun 2014 cukup ketat dalam
23 Tahun 2014 sangat ketat dalam mengatur pemekaran daerah.

13
Namun untuk mengantisipasi dinyatakan gagal melakukan
terjadinya manipulasi data-data otonomi daerah, seperti halnya
tentang kesiapan daerah dalam hal yang dilakukan oleh negara
ini berkaitan dengan pemenuhan Jepang dan Australia dengan
indikator-indikator yang dasar Pasal 47 Ayat (1) UU No 23
tercantum dalam persyaratan Tahun 2014. Serta menutup 2
pemekaran daerah, maka (dua) pintu pengajuan proposal
sebaiknya UU No. 23 Tahun 2014 pemekaran daerah (pemerintah
maupun aturan pelaksana dari UU Dan DPR), menjadi satu pintu
No. 23 Tahun 2014 nantinya yakni pemerintah pusat. Untuk
mencantumkan sanksi yang tegas mengantisipasi daerah yang gagal
bagi pengusul pemekaran daerah melalui pintu pemerintah dapat
yang data-datanya tidak sesuai mengusulkan kembali melalui
dengan kondisi daerah yang pintu DPR ataupun sebaliknya.
sebenarnya, karena tidak menutup Karena tidak menutup
kemungkinan hal demikian akan kemungkinan hal seperti ini akan
terjadi. terjadi apabila pengajuan proposal
2. Segera melakukan penggabungan pemekaran daerah tetap dilakukan
daerah bagi daerah-daerah yang oleh 2 pintu.

14
DAFTAR PUSTAKA

Buku
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada,
Cetakan Pertama, Jakarta, 1997.
Busrizalti, Hukum Pemda (Otonomi Daerah), Total Media, Cetakan Pertama,
Yogyakarta, 2013.
Hari Sabarno, Memandu Otonomi Daerah Menjaga Kesatuan Bangsa, Sinar
Grafika, Jakarta, 2008.
Kementrian Dalam Negeri, Desain Besar Penataan Daerah Di Indonesia Tahun
2010-2025, Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan, Jakarta, 2010.
Lukman Santoso, Mengurangi Problematika Daerah Pasca Reformasi,
Totalmedia, Yogyakarta, 2013.
Mahmud, Perdebatan Hukum Tata Negara Pasca Amandemen Konstitusi,PT Raja
Grafindo Persada, cetakan Ke-dua, Jakarta, 2011.
Rustam Paula Mentemas,Pemekaran Daerah ( Implementasi Dan Prosedur
Menurut UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah), LP2HKP,
Cetakan Pertama, Palu, 2011.
6XSULQ 1D¶D Memahami Negara Dan Teori Negara, Refika Aditama, Cetakan
pertama, Bandung, 2009.
Soehino, Hukum Tata Negara Perkembangan Otonomi Daerah, BPFE,
Yogyakarta, 2004.
Sunarno Siswanto, Hukum Pemerintahan Daerah, Sinar Grafika, Jakarta,2012.

Internet
http;//www. Siapa Pendiri Bangsa Indonesia.go.id.

Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan daerah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2007 Tentang Tata
Cara Pembentukan, Penghapusan, Dan Penggabungan Daerah.

15
BIODATA

Nama : HERMAN KOMBUNO

TTL : TOMATA 19 JUNI 1986

Agama : KRISTEN PROTESTAN

Alamat : Jl. Dewisartika Blok D No. 8

No. Telp : 085756430091

Alamat E-mile : hermankombuno11@gmail.com

16

Anda mungkin juga menyukai