Anda di halaman 1dari 6

Nama : Sugeng Widiantoro

Nim : F1D020106

Mata Kuliah : Politik dan Pemerintah Desa

Prodi : Ilmu Politik (Program Permata 2020)

BAB I

PENDAHULUAN

Undang-undang merupakan ketetapan hukum bersifat mengikat untuk semua masyarakat


yang disahkan oleh badan legislatif (DPR) dengan adanya persetujuan bersama presiden.
Undang-undang dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman, karena tidak semua undang-
undang dapat diterapakan sepanjang zaman. Demikian pula dengan undang-undang pemerintah
daerah yang mengalami dua kali perubahan sejak dimulainya era reformasi.

Undang-undang yang membahas tentang pemerintah daerah yaitu undang-undang Nomor


22 Tahun 1999, terdiri dari 16 Bab dan 134 pasal yang kemudian mengalami perunbahan
menjadi UU. No 32 Tahun 2004 terdiri dari 16 Bab dan 240 pasal kemudian kembali berubah
menjadi UU. No 06 Tahun 2014 yang terdiri dari 16 Bab dan 112 pasal. Makalah ini dibuat
untuk melihat perbandingan antar ketiga undang-undang ini.

Menuerut Dr. Kausar AS, M.Si. (2010) dalam tabloidnya menjelaskan didalam UU No.
22 Tahun 1999 menerangkan bahwa Pemerintah Daerah terdiri dari Kepala Daerah dan
perangkat Daerah; DPRD berada di luar Pemerintah Daerah berfungsi sebagai Badan legislatif
Daerah yang mengawasi jalannya pemerintahan. Otonomi daerah tetap dititik beratkan pada
kabupaten atau kota akan tetapi kepala daerah (Bupati/Walikota) tidak bertindak sebagai wakil
dari pemerintah daerah, fungsi ini diambil alih oleh gubernur yang bertindak sebagai bagian dari
Integrated Prefectoral System dan secara eksplisit undang-undang ini juuga tidak menyebutkan
adanya hubungan hirarkhis antara kabupaten dan provinsi. Selanjutnya UU No. 22 Tahun 1999
mengalami perubahan kembali, dengan munculnya UU No. 32 Tahun 2004, dalam UU ini
dijelaskan bahwa pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia memasuki babak
baru dengan terbitnya UU No. 32 Tahun 2004 yang secara substansial mengubah  beberapa pola
paradigma penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dalam UU No. 22 Tahun 1999. Salah satu
desentralisasi dan dekonsentrasi dipandang sebagai sesuatu yang bersifat kontinum bukan
bersifat dikotomis. Kemudian UU No. 32 Tahun 2004 kembali mengalami perubahan menjadi
UU No. 06 Tahun 2014 yang merupakan penyempurnaan dari undang-undang sebelumnya.
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah, mengatur hal yang sama yaitu
urusan pemerintah serta kewenangannya, akan tetapi tidak tertera dengan jelas pembagian antara
pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah dan termasuk hak dan kewajibanya, sedangkan
pada undang- undang no 23 Tahun 2014 terdapat penjelasan tentang urusan dan kewenangan
pemerintah daerah (Pratama et al, 2014).
BAB II
PERBANDINGAN
No Tentang UU No. 22 Tahun 1999 UU No. 32 Tahun 2004 UU No. 6 Tahun 2014
1 Pengertian desa Didalam Bab I pasal I point O desa Desa atau yang memeiliki Desa merupakan kesatuan masyarakat
merupakan satu kesatuan masyarakat penyebutan lain, selanjutnya disebut hukum yang memiliki batas wilayah yang
hukum yang memiliki kewenangan desa, merupakan kesatuan berwenang untuk mengatur dan mengurus
untuk mengatur dan mengurus masyarakat hukum yang memiliki urusan pemerintahan, kepentingan
kepentingan masyarakat batas-batas wilayah yang masyarakat setempat berdasarkan
setempat berdasarkan asal-usul dan berwenang untuk mengatur dan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
adat istiadat setempat yang diakui mengurus kepentingan masyarakat dan/atau hak tradisional yang diakui dan
dalam sistem Pemerintahan Nasional setempat, berdasarkan asal-usul dan dihormati dalam sistem pemerintahan
dan berada di Daerah Kabupaten. adat istiadat setempat yang diakui Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan dihormati dalam sistem (Bab I pasal I ayat I).
Pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (Bab I pasal I
ayat 12).
2 Kewenangan Kewenangan desa sudah diatur Wewenang desa diatur dalam Bab Pada Bab IV tentang Kewenangan desa
pemerintah dalam Bab XI pasal 99 yang XI Pasal 206. Urusan pemerintahan terdapat pada pasal 19 yang meliputi: (1)
desa mencakup :(1) kewenangan yang yang menjadi kewenangan desa kewenangan berdasarkan hak asal usul;
sudah ada berdasarkan hak asal-usul mencakup :(1) urusan pemerintahan (2) kewenangan lokal berskala Desa; (3)
Desa, (2) kewenangan yang oleh yang sudah ada berdasarkan hak kewenangan yang ditugaskan oleh
peraturan perundang-undangan yang asal-usul desa; (2) urusan Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,
berlaku belum dilaksanakan oleh pemerintahan yang menjadi atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
Daerah dan Pemerintah; dan (3) kewenangan kabupaten/kota yang dan (2) kewenangan lain yang ditugaskan
Tugas Pembantuan dari Pemerintah, diserahkan pengaturannya kepada oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah
Pemerintah Propinsi, dan/atau desa; (3) tugas pembantuan dari Provinsi, atau Pemerintah Daerah
Pemerintah Kabupaten. Pemerintah, pemerintah provinsi, Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan
dan pemerintah kabupaten/kota; (4) peraturan perundang-undangan.
urusan pemerintahan lainnya yang
oleh peraturan perundang-
perundangan
diserahkan kepada desa.
3 Otonomi Otonomi Daerah adalah kewenangan Didalam UU No. 32 Tahun 2004 Pada UU No. 6 Tahun 2014 merupakan
daerah Daerah Otonom untuk mengatur dan dijelaskan bahwa otonomi daerah penyempurnaan dari UU sebelumnya.
mengurus kepentingan masyarakat adalah hak, wewenang, dan Pada (Bab I pasal I ayat 14) Pemerintah
setempat menurut prakarsa sendiri kewajiban daerah otonom untuk Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat
berdasarkan aspirasi masyarakat mengatur dan mengurus sendiri Daerah yang menyelenggarakan urusan
sesuai dengan peraturan perundang- urusan pemerintahan dan pemerintahan menurut asas otonomi dan
undangan. (Bab I pasal I point h) kepentingan masyarakat setempat tugas pembantuan dengan prinsip
sesuai dengan peraturan otonomi yang seluas-luasnya dalam
perundangundangan (Bab I pasal I sistem dan prinsip Negara Kesatuan
ayat 5) Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
4 Masa jabatan Dalam Bab XI pasal 96 dijelaskan Dalam Bab XI pasal 204 dijelaskan Dalam penjelasan undang-undang, “UU
kepala desa bahwa masa jabatan Kepala Desa bahwa masa jabatan kepala desa No. 6 Tahun 2014” menjelaskan bahwa
paling lama sepuluh tahun atau dua adalah 6 (enam) tahun dan dapat Kepala Desa dipilih secara langsung oleh
kali masa jabatan terhitung sejak dipilih kembali hanya untuk 1 (satu) dan dari penduduk Desa warga negara
tanggal ditetapkan. kali masa jabatan berikutnya. Republik Indonesia yang memenuhi
persyaratan dengan masa jabatan 6
(enam) tahun terhitung sejak tanggal
pelantikan selanjutnya Kepala Desa dapat
menjabat paling banyak 3 (tiga) kali masa
jabatan secara berturut-turut atau tidak
secara berturut-turut.
KESIMPULAN

Undang-undang No. 06 tahun 2014 merupakan penyempurnaan dari undang-undang


sebelumnya dengan pembagian tugas, wewenang dan penjelasan yang lebih terperinci. Selain itu
dengan adanya desentralisasi dan diberikan wewenang yang lebih besar kepada pemerinta daerah
menciptakan peluang peluang pemerintah daerah untuk mengelola sumber daya yang dimiliki
pada daerah masing-masing.

Referens

https://inspirasitabloid.wordpress.com/2010/03/19/perjalanan-kebijakan-desentralisasi-di-
indonesia/

https://ojs.unud.ac.id/index.php/Kerthanegara/article/view/13088/8764

http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2014_6.pdf

Anda mungkin juga menyukai