Anda di halaman 1dari 11

“Sumber-Sumber Pencemaran Tanah, Dampak dan Solusinya”

Disusun Oleh :

Nama : Sugeng Widiantoro


NPM : E2A021010
Mata Kuliah : Pencemaran Lingkungan
Dosen Pengampuh : Prof. Dr. Ir. Riwandi, M.S

Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam


Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
202
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Tujuan..........................................................................................................................1

1.3 Ruang Lingkup............................................................................................................1

1.4 Batasan Telaah.............................................................................................................2

BAB II ISI..................................................................................................................................3

BAB III PENUTUP....................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebelum membahas tentang pencemaran tanah, dampak dan solusi ada baiknya kita
mengetahui pengertian tanah terlebih dahulu. Pengertian tanah dapat berbeda-beda,
tergantung dari sudut pandang seseorang memaknai tanah itu sendiri. Seorang petani
memaknai tanah adalah sebagai media tempat tumbuhnya tanaman, sedangkan pengerajin
batu bata memaknai tanah sebagai bahan baku produksi, dan ada pula yang memaknai tanah
sebagai tempat untuk berpijak. Secara umum dalam perda Tanjung Jabung Timur No. 17-
2017 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup “Tanah adalah salah satu
komponen lahan, berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan organik serta
mempunyai sifat fisik, kimia, biologi dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan
manusia dan mahkluk hidup lainnya”. Fungsi-fungsi tanah yang ada dapat terganggu bila
telah mengalami pencemaran.

Pencemaran tanah merupakan hilangnya fungsi tanah sesuai peruntukannya karena


masuknya komponen-komponen tertentu ke dalam tanah baik dari aktivitas manusia atau
aktivitas alami (Riawati, 2015). Aktivitas-aktivitas manusia yang dapat menyebabkan
terjadinya pencemaran tanah dapat berupa pembuangan sampah an-organik, penggunaan
pestisida, industri, maupun transportasi sedangkan aktivitas alami yang menyebabkan
pencemaran tanah seperti semburan abu vulkanik yang menutupi bagian lapisan tanah dari
aktivitas gunung berapi (PSPK, 2017). Limbah an-organik seperti tumpukan plastik, serat,
kaleng, beton-beton bekas bangunan menjadi penyebab tanah berkurang tingkat
kesuburannya, selain itu limbah cair seperti oli, tinja, deterjen, pestisida dapat meresap ke
dalam tanah sehingga tanah menjadi tercemar, gas buangan kendaraan yang terperangkap di
udara juga dapat menjadi penyebab pencemaran tanah melalui hujan asam (Muadifah, 2019)

1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan artikel ini adalah sebagai pemenuhan tugas mata kuliah
“Pencemaran Lingkungan” Program Pasca Sarjana Pengelolaan Sumber Daya Alam Fakultas
Pertanian Universitas Bengkulu. Selain itu juga bertujuan untuk mengidentifikasi sumber-
sumber pencemaran tanah, dampak dan solusinya.

1
1.3 Ruang Lingkup
Fokus utama yang akan dibahas dalam tulisan ini meliputi pengertian tanah, fungsi tanah,
sumber penyebab terjadinya pencemaran tanah, dampak yang ditimbulkan dan solusi yang
bisa dijadikan alternatif untuk mengatasi pencemaran tanah.

1.4 Batasan Telaah


Batasan telaah meliputi informasi yang berkaitan dengan isu penemaran tanah, sumber
pencemaran tanah, dampak dan solusi dalam mengatasi pencemaran tanah.
BAB II ISI
2.1 Pengertian Tanah
Tanah (soil) dalam bahasa Prancis kuno sekaligus turunan dari bahasa latin (solum)
memiliki arti lantai atau dasar (Foth, 1994). Pengertian tanah dapat berbeda-beda sesuai
dengan keahlian sesorang. Para ahli pertambangan mengartikan tanah sebagai barang yang
tidak berguna karena dapat menutupi potensi material tambang yang dicarinya, sedangkan
ahli kontruksi jalan memaknai tanah sebagai permukaan bumi yang lunak sehingga perlu
ditambahkan bebatuan di atas permukaannya agar menjadi kuat, dan ada pula yang memaknai
tanah sebagai wilayah daratan dimana terdapat berbagai aktivitas usaha seperti pertanian,
peternakan, bangunan, serta lainya (Puspawati dan Haryono, 2018). Tanah diartikan juga
sebagai kumpulan benda-benda alam di permukaan bumi yang terdiri dari beberapa lapisan
dan tersusun dari mineral, bahan organik, air serta udara sebagai media tumbuhnya tanaman
(Hardjowigeno, 2003).

Gunawan et al., (2020) menyebutkan bahwa tanah terdiri dari beberapa lapisan (horizon)
antara lain adalah horizon O, horizon A, horizon E, horizon B, horizon C dan horizon R yang
memiliki keterangan berbeda-beda:
 Horizon O adalah lapisan tanah yang memiliki bahan organik lebih tinggi.
 Horizon A merupakan lapisan tanah yang terletak di bawah laipisan horizon O dan
umumnya memiliki salah satu sifat berikut, (a) adalah akumulasi bahan organik halus
yang sudah tercampur mineral serta tidak didominsi sifat horizon E atau B, (b)
merupakan bagian tanah hasil pengolahan tanah atau pengembalaan.
 Horizon E adalah bagian lapisan tanah yang telah mengalami proses leaching dan
dicirikan memiliki warna yang lebih terang daripada horizon B.
 Horizon B terbentuk dibawah horizon A, E atau O dan sudah mengalami perkembangan
horizon, sehingga dicirikan dengan hilangnya sebagian atau seluruhnya daru struktur
batuan asli.
 Horizon C merupakan lapisan-lapisan bahan induk.
 Horizon R merupakan lapisan dasar yang terbentuk dari batuan induk seperti granit, batu
pasir, batu gamping, basalt dan lainnya.
Dari beberapa pengertian tanah yang disebutkan diketahui bahwa tanah memiliki peran
penting bagi manusia dan mahkluk hidup lainya (Rayes, 2020). Oleh sebab itu sudah
selayaknya tanah menjadi perhatian khusus demi menjaga keberlangsungan mahkluk hidup
yang ada di bumi.
2.2 Fungsi Tanah
Puspawati dan haryono (2018) menyebutkan bahwa fungsi tanah berbeda-beda menurut
cara pandang atau keahlian sesorang. Pertama, tanah dianggap sebagai tempat berpijak,
manusia tentu menyadari bahwa tanah adalah landasan untuk melakukan rangkaian aktivitas
dan bertempat tinggal. Selain manusia ada pula mahkluk hidup lainya yang bergantung pada
tanah. Seolah-olah apabila tidak ada tanah maka tidak ada pula tempat yang dapat menjadi
pijakan bagi mahkluk hidup. Fungsi tanah yang lain adalah sebagai media tumbuhnya
tanaman, tanah tidak dapat dipisahkan seutuhnya dari aktvitas pertanian. Diketahui bahwa
99% sumber makanan diproduksi oleh tanah, sehingga kualitas tanah yang baik dapat
menjaga keberlangsungan banyak mahkluk yang hidup di atasnya. Keberlangsungan hidup
tumbuhan seperti rumput, semak belukar, tanaman pangan, tanaman sayur, perkebunan
hingga hutan sangat membutuhkan tanah. Selain itu, tanah juga menjadi pemasok unsur-
unsur hara yang dibutuhkan dalam menunjang keberlangsungan tanaman seperti K, Ca, Fe,
Cu, N, P, S dan B. Tanah juga berfungsi sebagai bahan baku industri pembuatan batu bata,
genting, penimbunan rumah, dan bahan baku pembuat kerajian tangan. Dari fungsi-fungsi
tersebut dikmetahui bahwa tanah memiliki peran penting dalam menjaga keberlangsungan
semua mahkluk hidup yang ada diatasnya.
2.3 Pencemaran Tanah
Pencemaran lingkungan terjadi karena masuknya suatu zat ataupun unsur berbahaya
lainya ke dalam lingkungan baik sengaja atau tidak disengaja yang telah melampaui ambang
batas maksimum (UU No 32-2009). Pencemaran tanah diartikan sebagai suatu keadaan
dimana adanya berbagai bahan substansi kimia yang masuk ke dalam lapisan tanah sehingga
mengubah struktur dan lingkungan di dalam tanah (Hardjowigeno, 2003). Terjadinya
pencemaran tanah disebabkan oleh masuknya komponen pencemar yang melebih daya
dukung tanah sehingga tanah mengalami pergeseran fungsinya (Puspawati dan Haryono,
2018). Pencemaran terjadi karena adanya zat pencemar, zat pencemar dapat didefenisikan
sebagai zat kimia (cair, padat ataupun gas), baik yang berasal dari alam yang kehadiranya
dipicu oleh aktivitas manusia ataupun dari aktivitas alamiah yang telah diidentifikasi
mengakibatkan efek yang buruk bagi kehidupan mahkluk hidup maupun lingkungan
(Notodarmojo, 2005)
Terjadinya pencemaran tanah dapat mengakibatkan kerusakan dalam jangka waktu
pendek atau dalam jangka waktu panjang, sehinggaa terjadilah penurunan kualitas tanaman,
ternak, dan menggangu kesehatan lingkungan serta kesehatan manusia (Havugimana et al.
2017). Jenis-jenis pencemaran tanah dapat berupa bahan-bahan kimiawi, mikroorganisme
atau bahan pencemaran yang terlarut dalam air kemudian mengalami kontak langsung
dengan tanah.

2.4 Penyebab Pencemaran Tanah

a. Pencemaran tanah yang disebabkan oleh pestisida


Kegiatan di bidang pertanian sangat erat kaitannya dengan penggunaan pestisida.
Penggunaan pestisida yang secara terus-menerus dapat berdampak pada penurunan
kualitas tanah. Hal ini karena unsur-unsur yang terdapat pada pestisida berupa Asam
Kokadilin (As), Natrium Borat (B), Klordan (Cl), Timbal Arsenat (Pb), Magnesium
Fluoslikat (Mg), dan Organosfosfat (P) (Dewara dan Danhas, 2018)
b. Pencemaran tanah oleh sampah anorganik
Dewasa ini pencemaran tanah akibat sampah anorganik banyak disebabkan oleh
limbah domestik. Semakin meningkatnya jumlah penduduk dunia juga turut
berdampak pada peningkatan jumlah sampah, khususnya di kota-kota besar.
c. Pencemaran tanah akibat sampah organik
Keberadaan sampah organik tidak lepas dari kegiatan manusia sendiri. Di pasar-pasar
yang menjual mahkluk hidup seperti ayam dan lainya, juga menjadi sumber
pencemaran tanah.
d. Pencemaran tanah akibat deterjen
Limbah deterjen umumnya dibuang ke badan air secara langsung tanpa adanya
pengelolaan, sehingga terjadi pencemaran air yang selanjutnya terakumulasi pada
tanah.

2.5 Dampak Pencemaran Tanah


Pencemaran tanah yang terjadi dapat memberikan dampak buruk bagi manusia dan
lingkungan. Terjadinya kasus-kasus pencemaran tanah memberikan gambaran nyata bahwa
bahayanya dampak yang ditumbulkan. Dampak yang ditimbulkan berupa gangguan
kesehatan manusia, ketidak seimbangan ekologi dan merusak areal pertanian.

Tanah yang telah mengalami pencemaran dapat berdampak pada kesehatan manusia,
mengganggu keseimbangan ekosistem dan merusak lahan-lahan pertanian. Secara umum,
manusia dapat terpapar kontaminan yang berasal tanah melalui konsumsi tumbuhan atau
ternak yang mengakumulasi sebagaian besar polutan tanah (Susanto et al. 2015). Terjadinya
peruabahan kimia tanah juga dapat menggangu keseimbangan mikroorganisme endemik dan
antropoda pada suatu lahan (Muslimah, 2015). Pencemaran tanah juga berdampak pada
kerusakan tanaman yang ditanam sehingga menyebabkan gagal panen (Ramadhan, 2018).

2.6 Solusi

Dalam mengantisipasi pencemaran tanah yang lebih meluas perlu adanya tindakan
pencegahan dan penanggulangan. Muslimah (2015) menyatakan bahwa upaya pencegahan
dan penanggulangan pencemaran limbah dapat dilakukan melalui beberapa cara sesuai
dengan jenis pencemaran yang terjadi, secara umum langkah yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut:

Pencegahan.
Pencegahan merupakan suatu tindakan yang dilakukan sebelum terjadinya pencemaran
sebagai upaya melindungi lingkungan, seperti:
a. Melakukan pengomposan sisa buangan yang dapat diurai oleh mikroorganisme. Hal yanng
dapat dilakukan adalah dengan mengubur sisa buangan atau sampah kedalam lubang dan
menutup dengan beberapa cm lapisan tanah untuk mengurangi bau yang ditimbulkan dari
gas sewaktu penguraian oleh mikroorganisme.
b. Melakukan pembakaran secara tertutup bahan organik dan anorganik yang sulit terurai
seperti plastik dan lain-lain. Sedangkan sampah yang tidak dapat dibakar dilakukan
pemotongan atau penggilingan sampai ukuran menjadi kecil, lalu dilakukan penguburan.
c. Melakukan pengolahan limbah industri yang mengandung logam berat, sebelum dibuang
ke lingkungan. sebelum dibuang limbah industri harus dilakukan pemurnian terlebih
dahulu.
d. Melakukan penyimpanan limbah-limbah yang mengandung zat radioaktif dalam jangka
waktu yang panjang sampai tidak berbahaya barulah dibuang ke tempat yang jauh dari
permukiman.
e. Menggunakan pupuk pestisida sesuai aturan dan tidak berlebihan, bahkan lebih baik lagi
mengalihkan penggunan pupuk pestisida ke penggunaan pupuk kompos.
f. Menggunakan detergen yang mengandung senyawa orgaanik sehingga dapat diurai melalui
mahkluk hidup pengurai (mikroorganisme).

Penanggulangan
Penanggulangan merupakan aktivitas yang dilakukan setelah terjadinya pencemaran seperti:
a. Remidiasi
Remidiasi merupakan tindakan yang dilakukan untuk membersihkan bagian tanah yang
telah tercemar. Remidiasi dilakukan dengan dua cara yaitu in-situ dan ex-situ.
Pemberisahan tanah dengan cara in-situ dilakukan dengan cara pembersihan tanah,
kemudian dilakukan injeksi dan selanjutnya dilakukan bioremidiasi. Sedangkan remidiasi
secara ex-situ dilakukan dengan cara menggali tanah yang tercemar, kemudian
dipindahkan ke daerah yang jauh dari permukiman, setelah itu tanah dibersihkan dari zat
pencemar dengan cara menyimpan tanah pada tangki yang kedap, barulah kemudian zat
pembersih dipompa menuju tangki dan air yang timbul akibat kegiatan ini diolah melalui
instalasi pengelolaan air limbah. Cara ini tentu memakan biaya yang lebih besar.
b. Bioremidiasi
Bioremidiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk membersihkan tanah dari zat
pencemar melalui penggunaan mikroorganisme (jamur atau bakteri). Kegiatan ini
bertujuan untuk mendegradasi bahan pencemar menjadi zat yang kurang berbahaya atau
bahkan menjadi tidak berbahaya.
c. Fitoremidiasi
Merupakan salah satu teknologi yang digunakan untuk membersihkan atau mengurangi
bahan pencemar dengan menggunakan bantuan tanaman yang mampu menyerap bahan-
bahan pencemar.
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pencemaran tanah merupakan suatu kondisi dimana masuknya bahan pencemar baik sengaja
maupun tidak disengaja yang telah melampaui batas toleran. Tercemarnya tanah disebabkan
karena masuk berbagai limbah ke dalam tanah seperti pestisida, sampah anorganik, sampah
organik, dan sebagai akibat dari adanya limbah deterjen. Proses pencegahan sebagai
antisipasi terjadinya pencemaran tanah dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti
pengomposan sisa buangan, pembakaran sampah anorganik secara tertutup, melakukan
pengolahan limbah industri, menyimpanan limbah-limbah yang mengandung zat radioaktif,
menggunakan pupuk pestisida sesuai aturan dan enggunakan detergen yang mengandung
senyawa organik agar dapat diurai oleh mikroorganisme. Penanggulangan dilakukan sebagai
langkah dalam mengatasi pencemaran tanah yang telah terjadi seperti melakukan remidiasi,
bioremidiasi, fitoremidiasi. Proses penanggulangan tentu memakan biaya dan membutuhkan
waktu yang lebih lama sehingga melakukan tindakan pencegahan lebih baik daripada
menanggulangi.
DAFTAR PUSTAKA

Foth, H. 1994. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta. Erlangga

Gunawan J, R. Hazriani, R. Y. Mahardika. 2020. Buku Ajar Morfologi dan Klasifikasi


Tanah. Kalimantan Barat. Universitas Tanjungpura

Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Jakarta. Akademika Pressindo

Havugimana E, B. Bhople, K. Anil, E. Byiringiro, JP. Mugabo, A. Kumar. 2017. Soil


pollution-major sources and types of soil pollutants. Environmental Science and
Engineering. 11: 53–8

Khumairah, F. H. 2021. Pengantar Ilmu Tanah. Jakarta. Tanesa.

Muadifah A. 2019. Pengendalian Pencemaran Lingkungan. Malang. Media Nusa Creative


(MNC Publishing).

Muslimah. 2015. Dampak Pencemaran Tanah dan Langkah Pencegahan. Aceh.


AGRISAMUDRA. Jurnal Penelitian. 2 (1); 11-20

Notodarmojo. 2005. Kesehatan Lingkungan, Edisi Revisi. Penerbit Graha Ilmu.

PSPK.2017.https://pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/2017_kpdl_pencemaran
%20lingkungan.pdf

Puspawati C, P. Haryono. 2018. Penyehatan Tanah. Jakarta. Kementerian Kesehatan


Republik Indonesia.

Ramadhan N, I. 2018. Pengaturan Tindak Pidana Pencemaran Lingkungan di Indonesia Studi


Pencemaran Tanah di Brebes. Jawa Barat.

Riawati. 2015. http://lelyria.lecture.ub.ac.id/files/2015/09/P4.-Pencemaran_tanah.pdf

Sutanto, Rachman. 2015. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta. Kanisius.

Undang-Undang Republik Indonesia No 32 Tahun 2009. Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup

Anda mungkin juga menyukai