Oeh:
(https://www.bengkulunews.co.id/diduga-mencemarkan-udara-dewan-benteng-minta-
dlh-tindak-pt-pms)
b. Polusi udara akibat transportasi.
Proses pembakaran yang tidak sempurna dari aktivitas transportasi menyebabkan
emisi gas buangan berupa; timbal (Pb), nitrogen oksida (NOx), sulfur dioksida (SO2),
hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO) (BPLH DKI Jakarta, 2013), selain dari
proses pembakaran yang tidak sempurna terjadi pula emisi karbon dioksida (CO 2) dan
uap air (H2O) yang dihasilkan dari proses pembakaran yang berlangsung secara
sempurna, namun pembakaran sempurna pada kendaraan jarang sekali terjadi
(Ismiyati et al, 2014).
(https://alamendah.org/2009/09/23/tingkat-pencemaran-udara-di-indonesia/comment-
page-3/)
c. Polusi udara akibat pertanian.
Kegiatan pertanian turut menyumbang polusi udara sehingga kualitas udara juga
semakin menurun. Pada umumnya pestisida seperti organoklorin yang
penggunaannya secara disemprot dapat menyebar melalui udara sehingga akan
berdampak pada kesehatan petani dan orang-orang yang berada pada wilayah tersebut
(Prananditya dan Oginawati, 2016). Zat kimia yang terkandung dalam pestisida
organoklorin yaitu aldrin, dieldrin, endosulfan, dan heptaklor (Yunike dan Vina,
2009). Aktivitas peternakan juga menyumbang polusi udara seperti pelepasan gas
metan atau (CH4) yang pada umumnya berasal dari kotoran ternak ruminansia besar.
(https://airpollution2014.weebly.com/sumber-pencemaran-udara)
d. Polusi udara rumah tangga.
Aktivitas rumah tangga yang paling sering terjadi dan menimbulkan pencemaran
udara adalah pembakaran sampah. Pembakaran sampah rumah tangga di ruang
terbuka akan menghasilkan gas yang secara langsung dilepaskan ke udara ambien
(Bestar, 2012). Gas yang dilepaskan dari pembakaran sampah secara terbuka adalah
karbon monoksida (CO) dan metan (CH4) (Octavia, 2015).
(https://www.idntimes.com/health/medical/alfonsus-adi-putra-2/dampak-bakar-
sampah-pada-kesehatan-dan-lingkungan)
e. Polusi udara akibat gunung meletus.
Letusan gunung yang menyemburkan abu vulkanik dapat menimbulkan pencemaran
udara. Material yang dikeluarkan pada saat terjadi letusan gunung berapi mengandung
unsur-unsur berbahaya seperti sulfur dioksida (SO2), hidrogen (H2), hidrogen sulfida
(H2S), hidrogen klorida (HCl), karbon dioksida (CO2), hidrogen florida (HF),
hidrogen (H2) dan helium (He) yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan apabila
terhirup (Suryani, 2014)
(https://m.tribunnews.com/regional/2016/07/04/erupsi-sinabung-picu-penemaran-
udara-di-kota-medan)
f. Polusi udara akibat kebakaran hutan.
Kebakaran hutan yang sering terjadi menimbulkan dampak pada penurunan kualitas
udara pada suatu kawasan. Unsur-unsur yang dapat mencemari udara pada saat terjadi
kebakaran hutan adalah partikulat (PM10), karbon monoksida (CO), sulfur dioksida
(SO2), nitrogen dioksida (NO2,), dan ozon (O3) (Siregar, 2010).
Polusi udara yang terjadi baik dari perbuatan tangan manusia maupun terjadi secara
alami memberikan berbagai dampak terhadap lingkungan, antara lain adalah terjadinya
peningkatan suhu bumi disebabkan oleh gas karbon dioksida (CO 2) dan metan (CH4) yang
menahan panas permukaan bumi sehingga terjadilah pemanasan global; selain itu, banyaknya
komponen gas seperti karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2), dan nitrogen dioksida
(NO2,), dapat menyebabkan terbentuknya hujan asam; polusi udara yang terjadi juga
berdampak pada kerusakan ekosistem, karena dapat menggangu keseimbangan biotik dan
abiotik (Prabowo dan muslim, 2018).
(https://www.medcom.id/nasional/peristiwa/Wb7M87MK-presiden-cabut-izin-
perusahaan-pembakar-hutan-8206)
Aktivitas manusia dewasa ini selain dapat menyebabkan pencemaran udara juga dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran air. Menurut (PP NO. 82-2001) yang dimaksud dengan
pencemaran air adalah masukknya mahkluk hidup, energi, atau unsur-unsur lainnya ke dalam
air dari proses yang dilakukan oleh manusia, kemudian menyebabkan kualitas air menurun
sampai pada level tertentu sehingga air tidak dapat digunakan sesuai dengan fungsinya.
Menurunnya kualitas air pada suatu kawasan akan berdampak terhadap keberlangsungan
mahkluk hidup yang ada di kawasan tersebut.
Pada umumnya pencemaran air dibedakan menjadi dua kategori yaitu pencemaran
langsung dan pencemaran tidak langsung. Pencemaran langsung adalah pencemaran yang
berasal dari masuknya limbah cair hasil industri ke badan air tanpa adanya proses
penyaringan (Sarminingsih et al, 2014). Sedangkan pencemaran tidak langsung adalah
pencemaran yang berasal dari kegiatan pertanian dan rumah tangga (Irsanda et al, 2014).
Terjadinya penurunan kualitas air yang paling sering kita jumpai disebabkan oleh limbah
cair industri, rumah tangga, maupun pertanian (Warlina, 2004).
(https://www.gramedia.com/literasi/limbah-industri/)
b. Limbah cair rumah tangga.
Pencemaran air yang disebabkan dari rumah tangga dapat berupa deterjen dan limbah
wc yang tidak termanajemen dengan baik (Widiyanto et al, 2015). Limbah cair
tersebut dapat mencemari air tanah pada suatu kawasan dan berpotensi menyebabkan
penularan penyakit (Haryani dan Konsukartha, 2007)
(https://www.youtube.com/watch?v=I6YPyJaEyEM)
c. Limbah cair pertanian.
Aktivitas pertanian turut berperan dalam memperburuk kualitas air. Hal ini sering
terjadi ketika petani menggunakan pestisida pada saat pemeliharaan tanaman yang
dibudidayakannya, sehingga aliran air yang bersumber dari areal pertanian turut
terkontaminasi oleh zat kimia.
(https://banten.suara.com/read/2020/09/21/193654/diduga-tercemar)
Indikator suatu perairan yang telah mengalami penurunan kualitas dapat dilihat dari
sifat fisik, kimia dan biologi (Irianto, 2015). Sifat fisik air dapat dilihat dari suhu, warna, rasa
dan tingkat kekeruhan air serta padatan yang tersuspensi secara utuh (Efendi, 2003), sifat
kimia air dapat dilihat dari nilai pH, BOD, COD, DO, ammonia, dan karbon dioksida (CO2)
(Rukaesih, 2004), sedangkan parameter biologi dapat dilihat dari coliform dan hewan-hewan
makrobentos lainnya (Rao dan Mamatha, 2004). Bila pencemaran air terjadi secara terus-
menerus tanpa ada pengendalian, maka akan menimbulkan krisis air bersih.
Tidak hanya sampai pada pencemaran udara dan pencemaran air saja tetapi kegiatan
manusia dapat juga menimbulkan pencemaran tanah. Pencemaran tanah adalah keadaan
dimana adanya berbagai bahan substansi kimia yang masuk ke dalam lapisan tanah sehingga
mengubah struktur dan lingkungan di dalam tanah (Harjdjowigeno, 2003). Berdasarkan
jenisnya pencemaran pada tanah terbagi atas empat golongan.
(https://inovasi-indonesia.id/pencemaran-tanah/)
c. Pencemaran tanah akibat sampah organik
Keberadaan sampah organik tidak lepas dari kegiatan manusia sendiri. Di pasar-pasar
yang menjual mahkluk hidup seperti ayam dan lainya, juga menjadi sumber
pencemaran tanah.
(https://jatengprov.go.id/beritadaerah/kembangkan-biogas-dari-kotoran-ternak-ayam/)
d. Pencemaran tanah akibat deterjen
Limbah deterjen umumnya dibuang ke badan air secara langsung tanpa adanya
pengelolaan, sehingga terjadi pencemaran air yang selanjutnya terakumulasi pada
tanah.
(https://www.timesindonesia.co.id/read/news/335656/cegah-dampak-limbah-deterjen-
ini-saran-ecoton-ke-pemprov-jatim-dan-pemkot-surabaya)
Pencemaran tanah yang terjadi dapat memberikan dampak buruk bagi manusia dan
lingkungan. Terjadinya kasus-kasus pencemaran tanah memberikan gambaran nyata bahwa
bahayanya dampak yang ditumbulkan. Dampak yang ditimbulkan berupa gangguan
kesehatan manusia, ketidak seimbangan ekologi dan merusak areal pertanian.
Secara garis besar pencemaran udara, air dan tanah memiliki dampak buruk baik
terhadap kesehatan manusia maupun keadaan bumi. Sehingga perlu adanya tindakan yang
perlu dilakukan agar dapat menekan kerusakan lingkungan yang terjadi.
BAB II. TEORI
a. Limbah anorganik.
Limbah anorganik merupakan limbah yang tidak dapat mengalami pembusukan dan
sangat sulit terurai oleh mikroorganisme pengurai. Apabila limbah ini masuk ke
dalam air maka dapat mengakibatkan peningkatan jumlah ion logam pada air
sehingga menjadikan air tersebut bersifat sadah karena mengandung ion kalsium (Ca)
dan ion magnesium (Mg). Air yang telah terkontaminasi limbah anorgnik juga
berbahaya karena mengandung timbal (Pb), Arsen (As) dan air raksa (Hg) yang
berbahaya bagi kesehatan manusia.
b. Limbah organik
Limbah organik merupakan limbah yang dapat membusuk atau mudah terurai oleh
mikroorganisme, hal ini dapat mengakibatkan berkembangnya mikroorganisme dan
mikroba pathogen secara cepat sebagai sumber bibit penyakit.
c. Limbah zat kimia
Limbah zat kimia yang dapat mencemari kualitas air dapat berupa deterjen, pestisida,
pewarna tekstil, zat radioaktif dan laruta penyamak kulit. Zat kimia ini bila masuk ke
dalam air akan menjadi racun dan mengganggu kehidupan di dalam air.
Tanah yang telah mengalami pencemaran dapat berdampak pada kesehatan manusia,
mengganggu keseimbangan ekosistem dan merusak lahan-lahan pertanian. Secara umum,
manusia dapat terpapar kontaminan yang berasal tanah melalui konsumsi tumbuhan atau
ternak yang mengakumulasi sebagaian besar polutan tanah (Khan et al. 2015). Terjadinya
peruabahan kimia tanah juga dapat menggangu keseimbangan mikroorganisme endemik dan
antropoda pada suatu lahan (Muslimah, 2015). Pencemaran tanah juga berdampak pada
kerusakan tanaman yang ditanam sehingga menyebabkan gagal panen (Ramadhan, 2018).
Pengendalian pencemaran akibat aktivitas transportasi saat ini mulai dilakukan yang
salah satunya adalah penciptaan kendaraan bertenaga listrik sehingga emisi yang dihasilkan
dari asap kendaraan dapat ditekan. Dikutip dari berita Investor.id Indonesia menargetkan net
zero emission di tahun 2060 mendatang. Program prioritas yang dilakukan pemerintah dalam
menangani menangani emisi dari transportasi adalah: pemanfaatan energi terbarukan untuk
transportasi dan fasilitas transportasi (terminal, stasiun, pelabuhan, bandara), akselerasi
pengembangan trasnportasi masal dan kendaraan pribadi berbahan gas, akselerasi
penggunaan listrik untuk transportasi, pengembangan sistem angkutan umum masal,
membangun sistem tol laut dan membangun freen sea-sport (Kementerian Perhubungan dan
Perpres Nomor 22 Tahun 2017 Tentang RUEN).
Pengendalian pencemaran air secara garis besar dapat dilakukan melalui taiga cara
yaitu; cara admistratif, teknologi, dan edukasi (Tangahu, 2019)
Dengan adanya langkah-langkah tersebut diharapkan dapat menjadi rem dari pesatnya
pencemaran air.
.http://lelyria.lecture.ub.ac.id/files/2015/09/P3.-Pencemaran-udara.pdf
Bestar, N. 2012. Studi dan Kuantifikasi Emisi Pencemar Udara Akibat Pembakaran Sampah
Rumah Tangga Secara Terbuka di Kota Depok. Jawa Barat. Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
https://www.gaikindo.or.id/wp-content/uploads/2021/11/03.-DEN_20211118-bahan-SWY-
untuk-acara-Gaikindo-final.pdf
Irianto, K. I. 2015. Buku Bahan Ajar Pencemaran Lingkungan. Bali. Universitas Warmadewa
Ismiyati, I., Marlita, D., & Saidah, D. 2014. Pencemaran udara akibat emisi gas buang
kendaraan bermotor. Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik, 1(3), 241-248.
Nababan, M. 2019. Analisis Pencemaran Udara Gas Buang Cerobong Asap pada Industri di
Kota Medan dengan Menggunakan Analisis Cluster. Universitas Sumatera Utara
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2010. Tentang Pelaksanaan
Pengendalian Pencemaran Udara Di Daerah
Ramadhan N, I. 2018. Pengaturan Tindak Pidana Pencemaran Lingkungan di Indonesia Studi
Pencemaran Tanah di Brebes. Jawa Barat.
Sarudji, D. 2010. Kesehatan Lingkungan Cetakan Pertama. Bandung. Karya Putra Darwati