Anda di halaman 1dari 2

Pencemaran Udara

Pencemaran udara telah menjadi masalah besar di seluruh dunia karena dampaknya bukan hanya
terhadap perubahan iklim, tetapi juga terhadap kesehatan manusia dan hewan. Terlebih lagi, baik di
negara maju maupun negara berkembang, terjadi peningkatan pencemaran udara akibat
meningkatnya aktivitas manusia pada bidang transportasi dan industrialisasi. Bahan cemar di udara
memiliki perbedaan sifat fisika dan kimia, yang menjelaskan perbedaan kapasitas masingmasing
polutan untuk menghasilkan dampak yang berbahaya. Sebagai contoh, senyawa aerosol memiliki
toksisitas lebih besar disbanding senyawa berwujud gas karena ukuran senyawa aerosol sangat kecil
di atmosfer, sehingga kemampuan untuk menembus jaringan, menyebabkan kerusakan paru-paru dan
masuk ke aliran darah, hingga menyebabkan banyak kasus kematian dini setiap tahunnya.
Pencemaran udara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pencemaran udara dalam ruangan (indoor air
pollution) dan pencemaran udara luar ruangan (outdoor air pollution). Sementara itu, polutan yang
paling umum di udara adalah Particulate Matter (PM). Kelompok populasi yang harus berhati-hati
terhadap pencemaran udara dalah anak-anak, lansia, pasien diabetes mellitus, juga orang dengan
riwayat penyakit jantung dan paru, terutama asma. Dampak yang dapat terjadi mulai dari
ketidaknyamanan dalam jangka waktu singkat dan sementara, misalnya iritasi pada mata, hidung,
kulit, tenggorokan, mengi, batuk dan sesak nafas, hingga yang lebih serius seperti asma, pneumonia,
bronkitis, serta gangguan jantung dan paru. Paparan singkat terhadap cemaran di udara juga dapat
menyebabkan sakit kepala, pusing, dan mual. Gangguan kesehatan ini bisa makin parah seiring
dengan pertambahan lama waktu paparan, dan tentu saja berbahaya bagi sistem saraf, reproduksi,
dan respirasi. Bahkan dampaknya bisa menyebabkan kanker dan kematian. Mengetahui bahayanya
pencemaran udara terhadap kesehatan, masalah pencemaran udara harus segera diatasi. Kolaborasi
dan kerjasama antara pemerintah dengan lembaga social dan kesehatan, serta upaya edukasi
masyarakat perlu dilakukan, agar masalah pencemaran ini dapat diatasi dengan baik.

Pencemaran Air
Air merupakan sumber daya alam dan komponen yang sangat penting bagi kehidupan. Dalam
melakukan aktivitas, manusia membutuhkan air, baik untuk dikonsumsi maupun digunakan dalam
banyak kegiatan, seperti memasak, mencuci, dalam bidang agrikultur maupun industri. Sayangnya,
banyak terjadinya pencemaran air menyebabkan kualitas sumberdaya air mengalami penurunan.
Penelitian yang dilakukan oleh Rusydi et al. (2015) menyimpulkan bahwa terdapat pencemaran pada
air tanah bebas di Kabupaten Bandung. Kontaminasi pada kasus tersebut berupa pencemar solid dari
limbah domestik, senyawa nitrat dari kegiatan pertanian yang sudah berlangsung lebih dari seratus
tahun di lingkungan itu, ammonium dari limbah domestik berupa urin dan feses yang ada di sekitar
sumur, juga coliform yang berasal dari tinja manusia dan hewan berdarah panas yang terdapat dalam
tangki septik dan saluran air terbuka yang digunakan sebagai toilet. Di Teluk Jakarta, terjadi
pencemaran akibat air limbah domestik masyarakat Jakarta. Air limbah tersebut engandung detergen
yang menyebabkan tingginya beban pencemaran sehingga BOD meningkat dan oksigen terlarut
(DO) menipis. Akibat kondisi ini, beberapa tahun ini terjadi fenomena kematian massal ikan di Teluk
Jakarta.
Air dapat berperan dalam terjadinya berbagai macam penyakit karena air dapat menjadi media untuk
hidup mikroba patogen dan vektor penyakit. Air yang tidak cukup banyak juga membuat manusia
tiak dapat membersihkan diri, menyebabkan sanitasi rendah, dan bisa meningkatkan risiko terjadinya
penyakit. Mikroba patogen yang ada dalam air tercemar dapat menyebar ke masyarakat dan
menyebabkan penyakit. Penyakit yang menyebar melalui perantara air, disebut juga water borne
disease. Contoh dari water borne disease ini adalah diare, kolera, tifoid, disentri, dan kecacingan.
Pencemaran air oleh senyawa anorganik yang banyak mengandung unsur logam juga dapat
menyebabkan keracunan bahkan kematian pada manusia.
Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah banyak disebabkan oleh limbah domestik, tetapi juga bisa disebabkan oleh limbah
industri dan limbah pertanian. Limbah domestik ada yang berwujud padat dan cair. Limbah berwujud
padat ini umumnya menjadi sumber pencemaran tanah/ daratan. Contoh limbah berwujud cair adalah
tinja, deterjen, oli, cat. Jika meresap kedalam tanah, deterjen, oli, dan cat dapat merusak kandungan
air tanah dan bisa membunuh mikro-organisme di dalam tanah. Padatan maupun lumpur hasil
pengolahan limbah buangan industri sering mengalami reaksi kimia, menghasilkan gas, mencemari
tanah, dan menimbulkan bau tidak sedap. Pupuk dan pestisida yang digunakan terusmenerus
menyebabkan penurunan unsur hara dalam tanah, mencemari lingkungan, dan mengakibatkan hama
kebal terhadap pestisida.
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung dari jalur masuk, kerentanan populasi, dan
tipe polutan. Kromium dan berbagai pestisida bersifat karsinogenik. Timbal dapat menyebabkan
kerusakan otak dan ginjal. Paparan benzene yang terus-menerus dan terjadi dalam jangka waktu yang
lama dapat meningkatkan risiko penyakit leukemia. Merkuri dapat menyebabkan kerusakan ginjal,
dan organofosfat menyebabkan gangguan pada sistem saraf. Gejala ringan dari gangguan kesehatan
akibat pencemaran tanah dapat berupa iritasi mata dan ruam kulit, sakit kepala, pusing dan letih.
Apabila paparan terjadi dalam waktu yang lebih lama dengan dosis yang lebih besar, bukan tidak
mungkin, pencemaran tanah menyebabkan terjadinya kematian.

Islam, F. (2021). Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan. In Program Studi Kesehatan Masyarakat,


Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana,.

Anda mungkin juga menyukai