Anda di halaman 1dari 4

Bagian Pak Rozi:

Apa itu biosentrisme.??

Etika lingkungan Biosentrisme adalah etika lingkungan yang lebih menekankan


kehidupan sebagai standar moral.

Biosentrisme adalah teori etika lingkungan yang menganggap bahwa setiap ciptaan
yang ada pada alam ini memiliki nilai intrinsik dan keberadaannya memiliki relevansi moral.

Biosentrisme menolak argumen antroposintrisme, artinya tidak benar bahwa hanya


manusia yang memiliki nilai. Alam juga memiliki nilai pada dirinya sendiri lepas dari
kepentingan manusia, sehingga pantas mendapat pertimbangan dan kepedulian moral.

Pusat perhatian teori ini adalah “kehidupan, setiap kehidupan di muka bumi ini
mempunyai nilai moral yang sama sehingga harus dilindungi dan diselamatkan. Dengan
demikian, etika tidak lagi dipahami secara terbatas dan sempit sebagai hanya berlaku pada
komunitas manusia saja, melainkan juga berlaku bagi seluruh komunitas biotis, termasuk
komunitas manusia dan mahkluk hidup lainnya.

Untuk memahami lebih jauh teori ini, akan kita bahas beberapa versi dari teori ini:

1. Teori Lingkungan Hidup yang Berpusat pada Kehidupan


2. Etika Bumi
3. Anti – Spesiesisme

1. Teori Lingkungan Hidup yang Berpusat pada Kehidupan


Albert schweitzer mengemukakan bahwa inti dari teori ini adalah manusia
mempunyai kewajiban moral terhadap alam, beliau juga menyatakan bahwa etika ini
bersumber pada kesadaran bahwa kehidupan adalah hal sakral dan menginginkan
kehidupan yang tetap hidup. Kesadaran ini mendorong manusia berusaha
mempertahankan kehidupan dan memperlakukan kehidupan dengan sikap hormat yang
sedalam-dalamnya.
Manusia adalah pelaku moral yang mempunyai kewajiban dan tanggung jawab atas
tindakannya kepada subyek moral. Menurut paul taylor, biosentrisme didasarkan pada
empat keyakinan:
1) Manusia dan mahkluk lain di bumi adalah anggota dari komunitas yang sama.
2) Spesies manusia dan spesies lain adalah bagian dari sistem yang bergantung.
3) Setiap organisme adalah unik dalam mengejar kepentingannya sendiri sesuai dengan
caranya sendiri.
4) Manusia tidak lebih unggul dari makhluk lain.
Selain itu, menurut tylor perlu adanya pembedaan antara pelaku moral dan subyek
moral untuk memahami teori biosentrisme. Bagi Taylor kewajiban utama manusia
sebagai pelaku moral adalah menghargai dan menghormati alam (respect for nature)
sebagai subyek moral.

Bagian Sugeng:

2. Etika Bumi

Aldo leopold sebagi seorang ahli dan manajer konservasi hutan melontarkan teori
etika lingkungan hidup yang disebutnya sebagai the land ethic atau etika bumi. Menurut aldo
leopold konservasi bukan sekedar suatu kegiatan teknis, namun sebuah perwujudan cara
pandang dan sikap tertentu terhadap alam, bumi dan tanah. Inti dari etika bumi ada dua
prinsip:

1) Prinsip yang pertama adalah gagasan yang mendobrak cara pandang manusia
dalam melihat bumi hanya sebagai objek untuk dimanipulasi dan dieksploitasi
demi kepentingan ekonomis. Bumi dan segala isinya adalah subyek moral yang
harus dihargai.

2) Prinsip yang kedua adalah gagasan untuk memperluas etika komunitas moral tidak
hanya manusia namun mencakup komunitas biotis seluruhnya.

Menurut Leopold, etika bumi ini ingin membangkitkan sikap hormat manusia terhadap
mahkluk lainnya sebagai sesama anggota komunitas biotis. Etika Bumi disebut juga etika
holisme, yang prioritas moralnya berfokus pada bumi, komunitas biotis, bukan individu
spesies dan makhluk hidup di dalamnya.

Etika Bumi dari Leopold merubah cara pandang dan sikap baru terhadap alam
semesta dan bumi, berbeda dari cara pandang sebelumnya yang melihat alam hanya bernilai
ekonomi. Dalam Teori Etika Bumi, salah satu faktor penting yang perlu perhatian dan tidak
lagi diabaikan adalah manusia sebagai pelaku moral harus prioritas dalam melakukan
pertimbangan moral dan justifikasi mengenai integritas, stabilitas, dan keindahan komunitas
biotis.

4. Anti – Spesiesisme
Teori Anti – Spesiesisme oleh Peter Singer dan James Rachels ini menyatakan
penolakan terhadap antroposentrisme yang dianggap sebagai spesiesisme karena menilai
spesies manusia lebih tinggi kedudukannya dari spesies lain sehingga selalu bersikap
diskriminatif terhadap spesies atau makhluk hidup lain.

Dengan kata lain, anti-spesiesisme adalah sikap yang membela kepentingan dan
kelangsungan hidup semua spesies di bumi ini karena mempunyai hak hidup yang sama dan
pantas mendapatkan perhatian dan perlindungan yang sama seperti spesies manusia.

Manusia dalam hal emosional dan intelektual lebih canggih daripada binatang, namun
keduanya mempunyai kemampuan yang sama untuk merasa sakit, sedih, gembira dan
seterusnya sehingga manusia dan binatang mempunyai kepentingan yang sama untuk tidak
disakiti. Argumen ini sebagai salah satu upaya untuk membangkitkan kesadaran dan
kepedulian moral pada diri manusia terhadap kepentingan makhluk hidup lainnya.

Pertanyaan sesi 1:

Pak Rozi

1. berdasarkan yang sudah dijelaskan oleh kelompok 2 terkait Teori Lingkungan Hidup yang
Berpusat pada Kehidupan, saya ingin bertanya apa yang dimaksud dengan pelaku moral dan
subyek moral.?

Jawaban: Pelaku moral adalah mahkluk yang memiliki kemampuan yang dapat
digunakannya untuk bertindak secara moral, sehingga mempunyai kewajiban dan tanggung
jawab dan bisa dituntut untuk bertanggung jawab atas tindakkannya. Subyek moral adalah
mahkluk yang bisa diperlakukkan secara baik atau buruk.

Sugeng

2. Dari contoh suku baduy pada gambar di slide yang saudara tampilkan, maka bagaimana
penerapan teori ini sehingga tetap eksis hingga saat ini.

Jawaban: Komunitas Baduy telah menempatkan kearifan lokal (Local wisdom) sebagai etika
dan moral dalam keseharian interaksi mereka dengan alam. Maka, itulah hakekat
biosentrisme yang sebenarnya.

Pertanyaan sesi 2:

Sugeng

1. nah tadi sudah dijelaskan bahwa pelaku moral dan subyek moral itukan dalam tanda petik
komponen biotik, sedangkan komponen abiotik itu tidak termasuk didalamnya, yang saya
ingin tanyakan apakah boleh kita mengexploitasi SDA (komponen abiotis) secara besar-
besaran, toh itu juga untuk menunjang kehidupan komponen biotik.??

Jawaban: ya, memang komponen abiotic seperti (batu, air dan tanah dan lainya) bukan
merupakan subyek moral/pelaku moral. Akan tetapi kita tetap memperlakukkan komponen
abiotic ini secara baik dan etis, karena keberadaanya menentukkan kelangsungan hidup
subyek moral.

Pak Rozi

2. siapa sih yang menjadi pelaku moral dalam konteks biosentrisme dan mengapa bisa dia
yang menjadi pelaku moral

Jawaban: yang menjadi pelaku moral adalah manusia, kenapa manusia,,? Karena manusia
memiliki kemampuan untuk bertindak secara moral dan tentunya karena manusia memiliki
akal yang dianugrahkan oleh tuhan yang maha esa.

Anda mungkin juga menyukai