Anda di halaman 1dari 42

TEORI ETIKA

LINGKUNGAN HIDUP
• Sebuah kritik atas etika yang selama ini dianut oleh
manusia (manusia dengan manusia), tetapi juga
merupakan refleksi kritis atas norma-norma dan
prinsip atau nilai moral juga diterapkan dalam
komunitas biotis atau komunitas ekologis.
• Tidak berbicara tentang perilaku manusia terhadap
alam, tetapi juga hubungan antara semua
kehidupan alam semesta, yaitu antara manusia
dengan manusia yang mempunyai dampak pada
alam dan antara manusia dengan mahluk hidup lain
atau dengan alam secara keseluruhan.
TEORI ETIKA LINGKUNGAN HIDUP

1. Shllow Environmental Ethics (Antroposentrisme)


2. Intermediate Environmental Ethics (Biosentrisme)
3. Deep Environmental Ethics (Ekosentrisme)
4. Hak Asasi Alam
5. Ekofeminisme
6. Prinsip-prinsip Etika Lingkungan Hidup
1. Antroposentrisme
• Antroposentrisme adalah teori etika lingkungan
hidup yang memandang manusia sebagai pusat dari
sistem alam semesta;
• Kewajiban dan tanggung jawab terhadap alam
hanya merupakan perwujudan kewajiban dan
tanggung jawab moral terhadap sesama manusia,
bukan karena tanggung jawab moral manusia
terhadap alam itu sendiri.
Sifat Antroposentrisme
• Bersifat instrumentalistik atau alam hanya
sebagai alat bagi kepentingan manusia;
• Bersifat egoistis karena hanya
mengutamakan kepentingan manusia.

Etika lingkungan hidup yang


dangkal dan sempit
(Shallow environmental Ethics)
• Immanuel Kant, karena hanya manusia yang
merupakan makhluk rasional manusia
diperbolehkan secara moral untuk
menggunakan makhluk nonrasional lainnya
untuk mencapai tujuan hidup manusia,
2. Biosentrisme
• Teori ini menilai setiap kehidupan dan mahluk
hidup mempunyai nilai dan berharga pada
dirinya sendiri.
• Alam perlu diperlakukan secara moral, tanpa
mempertimbangkan ia bernilai bagi manusia
atau tidak
• Teori ini berdasarkan moralitas pada
keluhuran kehidupan, entah pada manusia
atau pada mahluk hidup lainnya  dilindungi
Pilar utama teori lingkungan hidup
(Biosentrisme)
i. Teori lingkungan hidup berpusat pada
kehidupan
ii. Etika Bumi (Land Ethics of Aldo Leopold)
iii. Anti spesiesisme
i. Teori lingkungan hidup berpusat pada
kehidupan (Biosentrisme)
“Manusia mempunyai kewajiban moral terhadap alam”
Tokoh Biosentrisme:
• Albert Schweitzer (dokter dan filusuf): hormat
sedalam-dalamnya terhadap kehidupan
(reverene for life);
• Paul Taylor: kewajiban dan tanggung jawab
terhadap kehidupan karena mereka memiliki
kehidupan sendiri yg bermartabat, krn itu
manusia harus melindungi dan
melestarikannya.
Biosentrisme memiliki empat keyakinan
1) Manusia adalah anggota komunitas
kehidupan di bumi;
2) Spesies manusia bersama dengan semua
spesies lain adalah bagian dr sistem yg saling
tergantung;
3) Setiap organisme adalah pusat kehidupan yg
mempunyai tujuan sendiri;
4) Manusia pada dirinya sendiri tidak lebih
unggul dr mahluk hidup lain.
Teori biosentrisme membedakan:
• Pelaku moral (moral agents): mahluk yg memiliki
kemampuan (akal budi, kebebasan dan kemauan) yg
dpt digunakan untuk bertindak secara moral, shg
mempunyai kewajiban dan tanggung jawab dan bisa
dituntut untuk bertanggung jawab atas tindakannya
(accountable being)  hanya manusia, tp tdk semua
manusia (bayi dan anak, orang gila dan cacat mental)
• Subyek moral (moral subjects): mahluk yang bisa
diperlakukan secara baik atau buruk, dan pelaku
moral berkewajiban dan bertanggung jawab moral
terhadapnya. Subyek moral adalah semua organisme
hidup dan kelompok organisme tertentu
Kewajiban manusia sebagai pelaku moral terhadap
alam sebagai subyek moral:
1. Kewajiban untuk tidak melakukan tindakan yang merugikan alam dan
segala isinya; manusia dituntut untuk menahan diri untuk tidak melakukan
sesuatu yg negatif dan destruktif merugikan dan merusak alam semesta
serta segala isinya;
2. Kewajiban untuk tidak mencampuri, terdiri dari : a) kewajiban untuk tidak
membatasi dan menghambat kebebasan organisme untuk berkembang dan
hidup secara leluasa di alam sesuai dg hakekatnya, mis: dikurung, tidak
tersedia makan dan minum, disemprot bahan kimia dan rekayasa genetik, ;
b) kewajiban untuk membiarkan organisme berkembang sesuai dg
hakekatnya, mis: tidak memindahkan mereka dr habitat aslinya.
3. Kesetiaan: kewajiban untuk setia terhadap janji terhadap binatang liar
untuk tidak memperbaya, menjebak dan menjerat;
4. Kewajiban restitutif atau keadilan retributif: kewajiban untuk memulihkan
kembali kesalahan yg pernah dibuatnya shg menyebabkan kerugian
terhadap alam dlm bentuk kerusakan atau pencemaran lingkungan hidup.
ii. Etika Bumi (Land Ethics of Aldo Leopold)
• Manusia bukan penguasa, anggota komunitas paling
unggul, paling superior dr mahluk lain;
• Manusia adalah salah satu anggota komunitas biotis
yg saling tergantung dan terkait satu sama lainnya.

Prinsip utama Etika Bumi (Land Ethics of Aldo Leopold)


• “A thing is right when it tends to preserve the
integrity, stability, and beauty of the biotic
community. It is wrong when it tends otherwise”
• Gagasan perluasan pemberlakuan etika agar
mencakup pula bumi ini.
iii. Anti-Spesiesisme

• Penolakan terhadap antroposentrisme


(spesiesisme)
• Anti-spesiessisme: sikap yg membela
kepentingan dan kelangsungan hidup semua
spesies di bumi krn mempunyai hak hidup yg
sama dan pantas mendapatkan perhatian dan
perlindungan yang sama seperti spesies
manusia.
TERIMA KASIH
3. Ekosentrisme
• Kelanjutan dari teori etika biosentrisme,
namun lebih memperluas pemberlakuan etika
pd seluruh komunitas ekologi yg saling
berinteraksi (yg hidup dan yg tidak hidup)
• Ekosentrisme lebih populer dengan Deep
Ecology (DE) yg pertama diperkenalkan oleh
Arne Naess filosof Norwegia, 1973:
membedakan antara shallow ecological
movement (SEM) dan deep ecological
movement (DEM=DE)
DE berfokus pada dua hal baru
1. DE memusatkan perhatian pada keseluruhan
biosphere untuk kepentingan jangka panjang
(kepentingan seluruh komu nitas ekologis).
2. DE dirancang sebagai sebua etika praktis atau
sebuah gerakan. Prinsip-prinsip moral etika
lingkungan hidup harus diterjemahkan dalam
aksi nyata dan konkret.
Ada tiga topik utama
teori Arne Naess
1) Platform Aksi
2) Prinsip-prinsip gerakan lingkungan hidup
3) Sikap DE terhadap beberapa isu lingkungan
hidup
1) Platform aksi
1. Kesejahteraan dan perkembangan kehidupan manusia dan
mahluk lain di bumi ini mempunyai nilai pada dirinya sendiri.
Nilai-nilai ini tdk bergantung pd apakah dunia di luar manusia
mempunyai kegunaan atau tidak bagi kehidupan manusia;
2. Kekayaan dan keanekaragaman bentuk kehidupan
mempunyai sumbangsih bagi perwujudan nilai-nilai tsb dan
juga mempunyai nilai pada dirinya sendiri dan mempunyai
sumbangsih bg perkembangan manusia dan bukan manusia di
bumi ini;
3. Manusia tdk punya hak untuk mereduksi kekayaan dan
keanekaragaman ini kecuali untuk memenuhi kebutuhan vital;
4. Perkembangan kehidupan manusia dan kebudayaannya
berjalan seiring dengan penurunan yg cukup berarti dari
jumlah penduduk
Lanjutan..........

5. Campur tangan manusia dewasa ini terhadap dunia di luar


manusia sudah sangat berlebihan, dan situasi ini semakin
memburuk;
6. Perlu ada perubhan kebijakan, sehingga mempengaruhi
sistem ekonomi. Teknologi dan ideologi;
7. Perubahan ideologi terutama menyangkut penghargaan
terhadap kualitas kehidupan dan bukan bertahan pd standar
kehidupan yg semakin meningkat;
8. Orang-orang yg menerima pokok-pokok pemikiran itu
mempunyai kewajiban secara langsung atau tdk langsung
untuk ikut ambil bagian mewujudkan perubahan-perubahan
yg sangat diperlukan.
2) Prinsip-prinsip gerakan lingkungan hidup
I. Prinsip Biospheric egalitariasm-in principle, yaitu: pengakuan
bahwa semua organisme dan mahluk hidup adalah anggota yg
sama statusnya dari suatu keseluruhan yg terkait sehingga
mempunyai martabat yg sama;
II. Prinsip Non-antroposentrisme, yaitu: manusi adalah bagian dari
alam, bukan di atas atau terisah dari alam;
III. Prinsip Self-realization (realisasi diri), yaitu: manusia
merealisasikan dirinya dengan mengembangkan potensi dirinya;
IV. Pengakuan dan penghargaan terhadap keanekaragaman dan
kompleksitas ekologis dalam suatu hubungan simbiosis;
V. Perlu perubahan dalam politik menuju ecopolitics, yg memiliki
sasaran utama mencapai keberlanjutan ekologi secara luas yg
berjangkauan jauh ke depan di tingkat daerah, nasional, regional
dan global.
3)Sikap DE terhadap beberapa isu lingkungan hidup
No SEM DE

1 Mencari teknologi untuk membersihkan limbah air Mengevaluasi pencemaran dari sudut biopheric, jadi tidak hanya
dan udara yg semakin memperluas lingkup memusatkan perhatian pada dampak pencemaran hanya pd kesehatan
pencemaran dan membuat Undang-Undang untuk manusia, tapi pada kehidupan secara keseluruhan, termasuk kondisi-
membatasi pencemaran sampai batas yg kondisi kehidupan dari setiap spesies dan sistem.
diperbolehkan.

2 Perhatian utamanya: Lebih mementingkan Perhatian utamanya: SDA dan habitat bagi semua bentuk kehidupan.
pentingnya SDA bagi manusia, khususnya generasi Alam semesta beserta isinya dipandang dalam perspektif lebih luas. Jadi
sekarang tidak hanya nilai dan fungsi ekonomi, tapi juga nilai dan fungsi budaya
sosial, spiritual dan religius, medis dan biologis.
3 Ledakan Jumlah penduduk: masalah negara Faktor utama adalah ledakan penduduk di negara-negara industri, maka
sedang berkembang pengurangan penduduk di negara tersebut menjadi prioritas.
4 Keragaman budaya dan teknologi tepat guna: Melindungi keragaman budaya dari invasi masyarakat industri maju dan
negara maju sebagai model yg harus ditiru oleh dampak teknologi barat terhadap negara sedang berkembang harus
negara sedang berkembang dibatasi dan mengembangkan teknologi tepat guna yg sesuai dg budaya
setempat.
5 Tanah dan laut: adalah milik individu dan Bumi bukan milik manusia, hanya mendiaminya dg memanfaatkan SDA
kelompok atau negara, yg dikembangkan dan yg ada untuk memenuhi kebutuhan vitalnya.
dimanfaatkan dalam kerangka analisis keuntungan
dan kerugian (ekonomi saja)
6 Pendidikan dan penelitian ilmiah: teknologi Seandainya kebijakan adalah ramah lingkungan, pendidikan akan
manipulatif untuk mengelola bumi ini, ketika diarahkan peningkatan kepekaan thdp lingkungan hidup, kesadaran
pertumbuhan ekonomi global membuat degradasi untuk menggunakan barang-barang tidak konsumtif dan pengembangan
lingkungan hidup semakin parah. Prioritas: ilmu- modal sosial untuk bersama-sama menata kehidupan, termasuk
ilmu keras: fisika dan kimia. kehidupan ekonomi yg ramah lingkungan hidup. Prioritas ilmu-ilmu
lunak: budaya, filsafat, dan etika
4. Hak Asasi Alam
1. Mengapa alam dianggap memiliki Hak Asasi ?
2. Macam-macam hak asasi alam
1. Mengapa alam dianggap memiliki Hak Asasi ?
Alasannya:
• Pertama, Biosentrisme dan ekosentrisme memperluas cakupan etika yg
tidak berfokus kemanusia tetapi juga komunitas biotis dan keseluruhan
ekologis
• Kedua, Bayi, orang gila, pasien yg koma dan cacat mental tidak memiliki
hak asasi.
• Ketiga, kecendrungan dan dorongan alamiah untuk bertahan hidup dan
tetap ada.
• Keempat, alam memiliki hak legal (diakui dan diatur dalam hukum) dan
hak moral (diakui sah berdasarkan prinsip moral)
2. Macam-macam hak asasi alam (hak kolektif)
• Hak atas kehidupan: merupakan hak yg diberikan sejak lahir dan paling
mendasar krn dengan memiliki kehidupan, dimungkinkan untuk memiliki
hak lainnya. Hak ini termasuk hak atas tubuh, yg tidak boleh disiksa secara
fisik dan penindasan. Tidak boleh dirampas oleh siapapun kecuali yg
menciptakan (Tuhan yg maha kuasa)
• Hak atas kebebasan: bebas bergerak secara fisik, yaitu untuk
menggunakan fisik sesuai dg dorongan nalurinya. Jadi pembatasan fisik
spt: kurungan, gangguan thdp habitat, siksaan fisik dan pemindahan dari
lokasi alamiah merupakan pelanggaran hak asasi mahluk hidup tersebut.
Taylor menyebutkan: 1) alam memilliki hak untuk tidak diganggu dan
dirugikan; 2) manusia mempunyai kewajiban untuk membiarkan
organisme berkembang sesuai dengan hakekatnya
• Hak asasi atas ekosistem atau habitatnya: tanpa ekosistem dan habitat
yang nyaman dan kondusif sesuai dengan hakekatnya masing-masing,
mahluk hidup tidak akan bertahan hidup dan bia berkembang secara baik.
Terima Kasih
5. EKOFEMINISME
• Ekofeminisme: bentuk telaah lingkungan hidup yg menggugat
dan mendobrak cara pandang dominan yg berlaku di
masyarakat modern dan sekaligus menawarkan cara pandang
dan prilaku baru untuk mengatasi krisis lingkungan hidup.
• Ekofeminisme: dilontarkan pertama kali pada tahun 1974
oleh feminis Perancis Francoise d’Eaubonne dalam bukunya Le
Feminisme ou La Mort. Beliau menggugah kesadaran manusia
khususnya kaum perempuan, akan potensi perempuan untuk
melakukan sebuah refolusi ekologis untuk menyelamatkan
lingkungan hidup.
Aspek yang dibahas

1. Feminisme : Revolusi Cara Pandang


2. Logika dominasi
3. Etika Kepedulian
1). Feminisme : Revolusi Cara Pandang
• Feminisme: aliran filsafat yg mempersoalkan ,
mempertanyakan, dan menggugat cara
pandang dominan dan umum berlaku dalam
era modern yg pertama-tama diwarnai oleh
cara pandang maskulin, patriakis, hierarkis.
• Aliran feminisme (Alison Jaggar, 1983):
1) Feminisme liberal,
2) Feminisme Marxis,
3) Feminisme radikal dan
4) Feminisme sosialis
2) Logika dominasi
• Ekofeminisme melawan androsentrisme (teori
etika lingkungan yg berfokus pada laki-laki, spt
ekosentrisme (DE).
• Logika dominasi: struktur dan cara pandang yg
cendrung membenarkan dominasi atau
subordinasi
Perbedaan
F. Liberal F. Marxis
antar aliran
F. Radikal
feminisme
F. Sosialis
Menolak perbedaan Perempuan ditindas Menentang pandangan Menolak analisis kelas
laki-laki dan karena berada pd dominasi karena oleh Marxis dan
perempuan dg sektor domestik yi perbedaan biologi dan menegaskan bahwa
memandang laki-laki rumah tangga (tdk seksual, yg digunakan dibalik penindasan
dan perempuan bernilai ekonomi), sbg dasar dari dominasi thd perempuan ada
memiliki harkat dan pada hal atas dan penindasan oleh rangkaian relasi yg
martabat yg sama pengorbanannya shg laki-laki thdp kompleks (ekonomi,
laki-laki dapat bekerja perempuan dan pola-pola peran
di luar rumah dan identitas gender
yg sdh menjadi tradisi
budaya). Mendobrak
tradisi budaya
TERIMA KASIH
PRINSIP-PRINSIP ETIKA
LINGKUNGAN HIDUP
• Berdasarkan biosenrisme, ekosentrisme, teori hak asasi alam
dan ekofeminisme, dapat dirumuskan prinsip moral yang
relevan dengan lingkungan hidup.
• Dapat menjadi pegangan dan tuntunan bagi prilaku kita dalam
berhadapan dengan alam, baik berhadapan dengan alam
secara langsung maupun terhadap sesama manusia yang
berakibat tertentu terhadap alam.
• Prinsip ini juga sebagai pedoman untuk melakukan perubahan
kebijakan sosial, politik dan ekonomi untuk lebih pro
lingkungan hidup dan dalam rangka mengatasi krisis ekologi
saat ini.
Prinsip etika lingkungan hidup terutama
bertumpu pada dua teori etika yaitu biosentrisme
dan ekosentrisme, yaitu:
1. Komunitas moral tidak dibatasi pada
komunitas sosial, tapi juga komunitas ekologis.
2. Hakikat manusia bukan hanya sebagai mahluk
sosial, tapi juga mahluk ekologis.
Kedua unsur pokok ini mewarnai seluruh prinsip
etika lingkungan hidup
9 prinsip etika lingkungan hidup
1. Sikap hormat terhadap alam (respect for nature)
2. Prinsip tanggung jawab (moral responsibility for nature)
3. Solidaritas Kosmis (cosmic solidarity)
4. Prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap alam (caring
for nature)
5. Prinsip No Harm
6. Prinsip hidup sederhana dan selaras dengan alam
7. Prinsip keadilan
8. Prinsip demokrasi
9. Prinsip integritas moral
1. Sikap hormat terhadap alam(respect for nature)
• Berdasarkan pada komunitas ekologis adalah komunitas
moral, maka setiap anggota komunitas – manusia atau bukan-
mempunyai kewajiban moral untuk salaing menghormati.
• Secara khusus manusia sebagai pelaku moral, manusia
mempunyai kewajiban moral untuk menghormati kehidupan
(manusia dan mahluk lainnya bahkan benda-benda non
hayati). Karena semua benda di alam semesta memiliki hak
yang sama untuk berada, hidup dan berkembang.
• Hormat terhadap alam merupakan prinsip dasar bagi manusia
sebagai bagia dari alam semesta. Alam mempunyai hak untuk
dihormati, bukan hanya karena manusia bergantung pada
alam, tetapi karena manusia adalah bagian integral dari alam,
manusia adalah anggota komunitas ekologis.
Prinsip tanggung jawab (moral
responsibility for nature)
• Karena manusia adalah bagian integral dari alam, manusia
memiliki tanggung jawab moral terhadap alam semesta
seluruhnya dan integritasnya, maupun terhadap keradaan dan
kelestarian setiap bagian dan benda di alam semesta ini,
khususnya mahluk hidup.
• Manusia bertanggung jawab untuk menjaganya, bukan secara
individu saja tetapi juga kolektif. Manusia harus mengambil
prakarsa, usaha, kebijakan dan tindakan bersama secara
bersama untuk menjaga alam semesta dengan segala isinya.
Solidaritas Kosmis (cosmic
solidarity)
• Prinsip solidaritas kosmik muncul karena manusia adalah bagian
integral alam semesta. Manusia mempunyai kedudukan yang
sederajat dengan alam dan semua mahluk hidup di alam ini.
Kenyataan inilah yang membangkitkan dalam diri manusi
perasaan solider, perasaan sepenanggungan dengan alam dan
dengan sesama mahluk lain. Manusia bisa merasakan apa yang
dirasakan oleh mahluk lain di alam semesta. Bisa merasa sedih
dan sakit ketika berhadapan dengan kenyataan memilukan
berupa rusak dan punahnya mahluk hidup tertentu.
• Prinsip solidaritas kosmik mendorong manusia untuk
menyelamatkan LH, mengambil kebijakan yang pro-alam, pro-LH
atau menentang setiap tindakan yang merusak alam.
Prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap
alam (caring for nature)
• Sebagai komunita ekologisyang setara,
manusia digugah untuk mencintai,
menyayangi dan peduli kepada alam dan
seluruh isinya tanpa diskriminasi dan
dominasi.
• Prinsip ini adalah prinsip moral satu arah
menuju yang lain, tanpa mengharapkan
balasan.
Prinsip No Harm
• Manusia mempunyai kewajiban moral dan tanggung
jawab terhadap alam, sehingga manusia tidak akan
mau merugikan alam.
• Lebih konkritnya, manusia tidak akan mau menyakiti
binatang, tidak menyebabkan musnahnya species
tertentu, tidak menyebabkan matinya ikan di
laut/sungai, tidak menyebabkan keanekaragamman
hayati di hutan musnah karena kebakaran hutan,
tidak membuang limbah seenaknya.
Prinsip hidup sederhana dan
selaras dengan alam
• Prinsip ini menekankan nilai, kualitas, cara
hidup yang baik (mutu kehidupan yang baik),
dan bukan kekayaan , sarana dan standar
material
Prinsip keadilan
• Semua kelompok dan anggota masyarakat memiliki
akses yang sama untuk ikut menentukan kebijakan
pengelolaaan SDA dan pelestarian alam, dan ikut
menikmati pemanfaatan SDA.
• Prinsip keadilan telah masuk pada wilayah politik
ekologi, dimana pemerintah harus memberiakses
dan peluang yang sama untuk ikut menentukan
kebijakan publik khususnya di bidang LH.
Prinsip demokrasi
• Memberi tempat seluas-luasnya bagi
perbedaan, keanekaragaman dan pluralitas.
Prinsip integritas moral

Anda mungkin juga menyukai